• Tidak ada hasil yang ditemukan

1 Juknis Musrenbang 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "1 Juknis Musrenbang 2013"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

WALIKOTA SURAKARTA

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA

NOM OR 1 8 -A TAHUN 2 0 1 2

TENTANG

PEDOM AN PENYELENGGARAAN DAN PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN

M USYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN

KOTA SURAKARTA TAHUN 2 0 1 3

(2)

ii Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur pada Tuhan Yang Maha Esa, bahwa Buku “PEDOMAN PENYELENGGARAAN DAN PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN KOTA SURAKARTA TAHUN 2013” ini telah disusun melalui tahapan penyempurnaan dan legalisasi.

Buku ini merupakan pedoman umum untuk pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kota Surakarta Tahun 2013. Penyempurnaan telah dilakukan secara optimal dengan merujuk pada peraturan perundangan yang berlaku, best practise pelaksanaan Musrenbang, aspirasi dan masukan unsur Pemerintah Daerah, tokoh masyarakat maupun stakeholders kota serta hasil evaluasi pelaksanaan Musrenbang tahun 2012 oleh Fasilitator Kelurahan dan Tim Monitoring dan Evaluasi DPK se-Kota Surakarta.

Penyempurnaan Pedoman Penyelenggaraan Dan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kota Surakarta Tahun 2013 dititik beratkan pada optimalisasi penyelenggaraan Musyawarah Lingkungan (RT/RW) dan partisipasi Forum Anak Kelurahan dalam Musrenbangkel, sehingga diharapkan Musrenbang dapat menghasilkan kegiatan inovatif di lingkungan masyarakat dengan mengembangkan potensi wilayah.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa upaya optimal yang telah kami lakukan belum bisa menjadi jaminan bahwa buku ini terhindar dari kekurangan, namun kami percaya hal tersebut tidak akan mengurangi makna dan kualitas pelaksanaan dan hasil Musrenbang Kota Surakarta dan akan memacu kita semua untuk lebih baik ke depan dengan kearifan, kecerdasan, improvisasi, dan inovasi dari semua pelaku pembangunan di Kota Surakarta.

Semoga Buku ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya pada kegiatan Musrenbang Kota Surakarta.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Surakarta, 25 September 2012

KEPALA BAPPEDA KOTA SURAKARTA

Drs. ANUNG INDRO SUSANTO, M.M. Pembina Utama Muda

(3)

iii

Halaman

1 Lembar Judul ... i

2 Kata pengantar ... ii

3 Daftar Isi ... iii

4 Peraturan Walikota Surakarta Nomor 18-A Tahun 2012 tentang Pedoman Penyelenggaraan dan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Musrenbangkel, Musrenbangcam, Forum SKPD dan Musrenbangkot ... 1 5 Lampiran I Peraturan Walikota Surakarta Nomor 18-A Tahun 2012: Persiapan Pelaksanaan Musrenbang ... 16

6 Lampiran II Peraturan Walikota Surakarta Nomor 18-A Tahun 2012: Petunjuk Teknis Pelaksanaan Musrenbangkel ... 19

7 Lampiran III Peraturan Walikota Surakarta Nomor 18-A Tahun 2012: Petunjuk Teknis Pelaksanaan Musrenbangcam ... 31

8 Lampiran IV Peraturan Walikota Surakarta Nomor 18-A Tahun 2012: Petunjuk Teknis Pelaksanaan Forum SKPD ... 38

9 Lampiran V Peraturan Walikota Surakarta Nomor 18-A Tahun 2012: Petunjuk Teknis Pelaksanaan Musrenbangkot ... 44

10 Lampiran VI Peraturan Walikota Surakarta Nomor 18-A Tahun 2012: Bagan Mekanisme Persiapan Pelaksanaan Musrenbang ... 49

11 Lampiran VII Peraturan Walikota Surakarta Nomor 18-A Tahun 2012: Bagan Mekanisme Musrenbangkel ... 50

12 Lampiran VIII Peraturan Walikota Surakarta Nomor 18-A Tahun 2012: Bagan Mekanisme Musrenbangcam ... 51

13 Lampiran IX Peraturan Walikota Surakarta Nomor 18-A Tahun 2012: Bagan Mekanisme Forum SKPD ... 52

14 Lampiran X Peraturan Walikota Surakarta Nomor 18-A Tahun 2012: Bagan Mekanisme Musrenbangkot ... 53

15 Kelengkapan Teknis Jadwal Proses Perencanaan Tahunan Daerah ... 54

Alur Form ... 55

Form-Form ... 45

Indikator DSP ... 72

Pembidangan Sidang Komisi ... 74

Perubahan Juknis Musrenbang Kota Surakarta Tahun 2013 ... 75

(4)

W A L I K O T A S U R A K A R T A

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA

NOMOR 18-A TAHUN 2012

TENTANG

PEDOMAN PENYELENGGARAAN DAN PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN

KOTA SURAKARTA TAHUN 2013

WALIKOTA SURAKARTA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Surakarta sebagaimana diamanatkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional perlu dilaksanakan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kelurahan, Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kecamatan, Forum Satuan Kerja Perangkat Daerah dan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kota Tahun 2013;

b. bahwa pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kelurahan, Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kecamatan, Forum Satuan Kerja Perangkat Daerah dan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kota Tahun 2013 diharapkan dapat berjalan secara efektif dan efisien;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan b, maka perlu menetapkan Peraturan Walikota tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kelurahan, Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kecamatan, Forum Satuan Kerja Perangkat Daerah dan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kota Tahun 2013;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kota Besar dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomot 45);

(5)

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

7. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 61 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846); 8. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan Dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4090);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4405);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang

(6)

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4576); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang

Kelurahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 159, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4588);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang

Laporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663);

18. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4693);

19. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

20. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negera Republik Indonesia Nomor 4741); 21. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang

(7)

22. Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan;

23. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa Tengah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2006 Nomor 8 Seri E Nomor 1);

24. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 4 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah (Lembaran Daerah Kota Surakarta tahun 2008 Nomor 4);

25. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta (Lembaran Daerah Kota Surakarta 2008 Nmor 6) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 14 tahun 2011 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta (Lembaran Daerah Kota Surakarta Tahun 2011 Nomor 14);

26. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 4 Tahun 2009 tentang Kelurahan (Lembaran Daerah Kota Surakarta Tahun 2009 Nomor 5);

27. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 2 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Surakarta Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kota Surakarta Tahun 2010 Nomor 2);

28. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 7 Tahun 2010 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kota Surakarta Tahun 2010 Nomor 7);

29. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 12 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Surakarta Tahun 2010-2015 (Lembaran Daerah Kota Surakarta Tahun 2010 Nomor 12);

30. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 11 Tahun 2011 tentang Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan (Lembaran Daerah Kota Surakarta Tahun 2011 Nomor 9);

(8)

2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 36 Tahun 2007 tentang Pelimpahan Urusan Pemerintahan Kabupaten/Kota kepada Lurah;

3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 42 Tahun 2010 tentang Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Provinsi dan Kabupaten/Kota;

4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2013.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG PEDOMAN

PENYELENGGARAAN DAN PETUNJUK TEKNIS

PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN

PEMBANGUNAN KOTA SURAKARTA TAHUN 2013.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan : 1. Pemerintah daerah adalah Pemerintah Kota Surakarta. 2. Walikota adalah Walikota Surakarta.

3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang selanjutnya disingkat DPRD adalah DPRD Kota Surakarta.

4. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, yang selanjutnya disingkat BAPPEDA adalah BAPPEDA Kota Surakarta.

5. Kecamatan adalah Wilayah Kerja Camat sebagai Perangkat Daerah.

6. Kelurahan adalah Wilayah Kerja Lurah sebagai Perangkat Daerah dalam wilayah kerja Kecamatan.

7. Camat adalah Kepala Kecamatan. 8. Lurah adalah Kepala Kelurahan.

9. Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disingkat SKPD adalah Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Badan, Dinas, Kantor, Kecamatan, dan Kelurahan di lingkungan Pemerintah Kota yang mempunyai tugas mengelola anggaran dan barang daerah.

(9)

dan inovasi masyarakat dalam upaya penanggulangan kemiskinan yang berkelanjutan.

11.Lembaga Keswadayaan Masyarakat, yang selanjutnya disingkat LKM adalah lembaga pimpinan kolektif masyarakat warga/penduduk suatu kelurahan yang terdiri dari tokoh masyarakat yang disepakati bersama dan dapat mewakili masyarakat dalam berbagai kepentingan khususnya terkait pelaksanaan PNPM Mandiri.

12.Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan yang selanjutnya disingkat LKK adalah LPMK, TP PKK Kelurahan, RW, RT, Karang Taruna dan Lembaga Kemasyarakatan lainnya.

13.Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan, yang selanjutnya disebut LPMK adalah Lembaga atau wadah yang dibentuk atas prakarsa masyarakat sebagai mitra Lurah dalam menampung dan mewujudkan aspirasi serta kebutuhan masyarakat di bidang pembangunan.

14.Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga Kelurahan, yang selanjutnya disingkat TP PKK Kelurahan adalah lembaga kemasyarakatan sebagai mitra kerja pemerintah dan organisasi kemasyarakatan lainnya, yang berfungsi sebagai fasilitator, perencana, pelaksana, pengendali dan penggerak pada masing-masing jenjang pemerintahan untuk terlaksananya program PKK.

15.Rukun Warga, yang selanjutnya disingkat RW adalah bagian dari wilayah kerja Lurah dan merupakan lembaga yang dibentuk melalui musyawarah pengurus RT di wilayah kerjanya yang ditetapkan oleh Lurah.

16.Rukun Tetangga, yang selanjutnya disingkat RT adalah lembaga yang dibentuk melalui musyawarah masyarakat setempat dalam rangka pelayanan pemerintahan dan kemasyarakatan yang ditetapkan oleh Lurah.

17.Karang Taruna adalah Lembaga Kemasyarakatan yang merupakan wadah pengembangan generasi muda yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran dan rasa tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat terutama generasi muda di wilayah kelurahan atau komunitas adat sederajat dan terutama bergerak di bidang usaha kesejahteraan sosial.

18.Lembaga Kemasyarakatan lainnya adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra Lurah dalam pelaksanaan urusan pemerintahan, pembangunan, sosial kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat, di luar LPMK, TP PKK Kelurahan, RW, RT dan Karang Taruna.

19.Musyawarah perencanaan pembangunan yang selanjutnya disingkat Musrenbang adalah forum antar pemangku kepentingan pembangunan dalam rangka menyusun rencana pembangunan daerah.

20.Fasilitasi adalah fungsi pendampingan masyarakat dalam proses perencanaan partisipatif/Musrenbang Kelurahan yang dilakukan oleh LPMK dan pihak-pihak lain yang memiliki kapasitas dan kemampuan pendampingan.

21.Fasilitator Kelurahan adalah pihak yang melakukan pendampingan masyarakat atau tenaga terlatih/berpengalaman dalam memfasilitasi dan memandu diskusi kelompok/konsultasi publik yang memiliki kualifikasi dan kompentesi teknis serta keterampilan dalam penerapan berbagai teknik dan instrumen untuk menunjang proses perencanaan partisipatif/Musrenbang Kelurahan.

(10)

23.Pemangku Kepentingan Pembangunan adalah pihak yang berkepentingkan untuk mengatasi permasalahan dan langsung atau tidak langsung mendapatkan manfaat atau dampak dari perencanaan dan pelaksanaan pembangunan daerah, meliputi unsur masyarakat dan kelompok-kelompok didalamnya.

24.Komunitas sektoral adalah kumpulan orang yang mengikatkan diri atas dasar kepentingan dan kegiatan yang sejenis dan atau sama, yang berbasis wilayah administrasi kota.

25.Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, yang selanjutnya disingkat SPPN adalah satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM), dan Rencana Kerja Pembangunan (RKP) Pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

26.Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, yang selanjutnya disingkat RPJMD adalah dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Surakarta tahun 2010-2015.

27.Rencana Kerja Pemerintah Daerah, yang selanjutnya disingkat RKPD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode satu tahun dan merupakan bagian dari SPPN.

28.Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disingkat Renstra SKPD adalah dokumen perencanaan pembangunan dari masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta untuk periode 5 (lima) tahun yang merupakan penjabaran dari RPJM Daerah sesuai masing-masing tugas pokok dan fungsi dari SKPD.

29.Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disingkat Renja SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode satu tahun, mengacu pada Renstra SKPD.

30.Persiapan Pelaksanaan Musrenbang adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan sebelum pelaksanaan Musrenbang Kelurahan, Musrenbang Kecamatan, Forum SKPD dan Musrenbang Kota.

31.Diskusi Kelompok Terbatas (focus group discussion), yang selanjutnya disingkat DKT adalah musyawarah antara SKPD dengan komunitas sektoral/pihak – pihak yang terkait langsung dengan fungsi SKPD untuk menyepakati Rancangan Awal Renja SKPD, kecuali Kecamatan dan Kelurahan.

32.Musyawarah Lingkungan, yang selanjutnya disingkat Musling adalah forum musyawarah perencanaan pembangunan tahunan di tingkat kelurahan yang dilaksanakan secara demokratis di tingkat RT dan atau RW untuk menyepakati rencana kegiatan pembangunan.

33.Musyawarah Lembaga Kemasyarakatan, yang selanjutnya disingkat MLK adalah forum musyawarah perencanaan pembangunan tahunan di tingkat kelurahan yang dilaksanakan secara demokratis oleh Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan, di luar RT dan RW, berdasarkan unsur/jenisnya, untuk menyepakati rencana kegiatan pembangunan. 34.Musrenbang Kelurahan, yang selanjutnya disingkat Musrenbangkel

adalah forum musyawarah perencanaan pembangunan tahunan di tingkat kelurahan yang dilaksanakan secara demokratis antara Pemangku Kepentingan Pembangunan untuk menyepakati rencana kegiatan tahun anggaran berikutnya, yang dilaksanakan secara demokratis berbasis masyarakat kelurahan.

(11)

kegiatan pembangunan dari kelurahan serta menyepakati kegiatan lintas kelurahan dalam wilayah kecamatan disinergikan dengan Rancangan awal Renja SKPD.

36.Forum SKPD adalah Forum musyawarah antara Pemangku Kepentingan Pembangunan untuk membahas rumusan kegiatan pembangunan hasil Musrenbangcam dan rumusan kegiatan komunitas sektoral/Pemangku Kepentingan Pembangunan dalam rangka menyepakati Daftar Skala Prioritas Kegiatan dalam Rancangan Renja SKPD.

37.Musrenbang Kota, yang selanjutnya disingkat Musrenbangkot adalah forum musyawarah perencanaan pembangunan tahunan yang dilaksanakan secara demokratis antara Pemangku Kepentingan Pembangunan dalam rangka menyempurnakan rancangan awal RKPD Kota.

38.Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, yang selanjutnya disingkat APBD adalah APBD Kota Surakarta.

39.Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi, yang selanjutnya disingkat APBD Provinsi adalah APBD Provinsi Jawa Tengah.

40.Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional, yang selanjutnya disingkat APBN adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja yang bersumber dari Pemerintah Pusat.

41.Kerangka regulasi SKPD adalah rencana kegiatan melalui pengaturan yang mendorong partisipasi masyarakat maupun lembaga terkait lainnya untuk mencapai tujuan pembangunan kota.

42.Kerangka Anggaran SKPD adalah rencana kegiatan pengadaan barang maupun jasa yang perlu dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota untuk mencapai tujuan pembangunan kota.

43.Dana Pembangunan Kelurahan, yang selanjutnya disingkat DPK adalah hibah Pemerintah daerah yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Surakarta ditujukan kepada masyarakat melalui Panitia Pembangunan Kelurahan untuk digunakan membiayai kegiatan pembangunan kelurahan, sesuai prioritas yang ditetapkan dalam Musrenbangkel tahun sebelumnya, meliputi Biaya Pelaksanaan Kegiatan dan Biaya Operasional Kegiatan.

44.Panitia Pembangunan Kelurahan, yang selanjutnya disingkat PPK adalah panitia pengelola DPK di tingkat kelurahan yang dipilih pada Sidang Musrenbangkel, meliputi Ketua, Sekretaris, Bendahara, dan Tim Kegiatan Pembangunan, yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Bersama antara Lurah dan Ketua LPMK.

45.Bantuan Langsung Masyarakat Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri, yang selanjutnya disingkat BLM PNPM Mandiri adalah dana stimulan keswadayaan yang diberikan kepada kelompok masyarakat untuk membiayai sebagian kegiatan yang direncanakan oleh masyarakat dalam rangka pelaksanaan PNPM Mandiri.

46.Coorporate Social Responsibility, yang selanjutnya disingkat CSR adalah dana yang bersumber dari dana sosial perusahaan/organisasi masyarakat, diperuntukkan bagi masyarakat.

47.Rencana Strategis Masyarakat, yang selanjutnya disingkat Renstra Masyarakat adalah dokumen perencanaan pembangunan jangka menengah di tingkat Kelurahan, mengacu pada RPJM Daerah, yang pendanaannya bersumber dari dana DPK/SKPD/BLM PNPM Mandiri/CSR/Swadaya Masyarakat.

(12)

pemerintahan daerah/SKPD atas dasar perhitungan yang rasional dan bersifat tidak kaku.

49.Daftar Skala Prioritas Kegiatan adalah Daftar Rancangan Kegiatan yang diurutkan menurut bobot dan atau tingkat kepentingannya sesuai indikator yang disepakati bersama oleh peserta musrenbang.

50.Rumusan Kegiatan Pembangunan adalah usulan kegiatan untuk menangani permasalahan pembangunan yang akan diusulkan dalam rancangan Renja SKPD.

51.Kegiatan unggulan adalah kegiatan berbasis potensi lokal yang berkarakter khusus, berdampak positif bagi kegiatan produktif masyarakat dan atau memberikan penguatan pada pencitraan kota, yang pelaksanaannya didukung dengan alokasi biaya pelaksanaan kegiatan DPK secara rasional dan proporsional.

BAB II

KEDUDUKAN DKT, MUSRENBANGKEL, MUSRENBANGCAM, FORUM SKPD, DAN MUSRENBANGKOT

Bagian Kesatu DKT

Pasal 2

DKT berkedudukan sebagai forum sinkronisasi aspirasi dan usulan komunitas sektoral dan atau Pemangku Kepentingan Pembangunan dengan rancangan awal Renja SKPD.

Bagian Kedua Musrenbangkel

Pasal 3

Musrenbangkel berkedudukan sebagai forum tahunan Pemangku Kepentingan Pembangunan di tingkat kelurahan dalam penyusunan dan penetapan rumusan kegiatan serta Daftar Skala Prioritas kegiatan pembangunan yang sesuai dengan RPJM Daerah dan disinkronkan dengan Prioritas Pembangunan Daerah, sebagai rujukan bahan penyelenggaraan Musrenbangcam dan kegiatan pembangunan tahun berikutnya.

Bagian Ketiga Musrenbangcam

Pasal 4

(13)

Bagian Keempat Forum SKPD

Pasal 5

Forum SKPD dan atau Forum Gabungan SKPD berkedudukan sebagai forum sinkronisasi dan sinergitas antara rancangan Renja SKPD dengan prioritas permasalahan dan kegiatan pembangunan hasil Musrenbangcam serta diikuti komunitas sektoral dan atau Pemangku Kepentingan Pembangunan.

Bagian Kelima Musrenbangkot

Pasal 6

Musrenbangkot berkedudukan sebagai forum musyawarah Pemangku Kepentingan Pembangunan di tingkat kota dalam rangka penyempurnaan rancangan RKPD berdasarkan prioritas dan kebijakan pembangunan kota.

BAB III

TUJUAN DKT, MUSRENBANGKEL, MUSRENBANGCAM, FORUM SKPD, DAN MUSRENBANGKOT

Bagian Kesatu DKT

Pasal 7

DKT bertujuan untuk memaduserasikan aspirasi dan usulan kelompok sektoral dan atau Pemangku Kepentingan Pembangunan dengan rancangan awal Renja SKPD.

Bagian Kedua Musrenbangkel

Pasal 8

Musrenbangkel bertujuan untuk menyusun dan menetapkan Daftar Skala Prioritas Kegiatan Pembangunan maupun kegiatan unggulan tahunan tingkat kelurahan. Hasil Musrenbangkel akan dibiayai dengan alokasi anggaran dalam DPK, BLM PNPM Mandiri, swadaya dan atau CSR, serta rumusan kegiatan pembangunan yang akan diajukan untuk dibahas pada Musrenbangcam yang sesuai dengan RPJM Daerah dan disinkronkan dengan Prioritas Pembangunan Daerah.

Bagian Ketiga Musrenbangcam

Pasal 9

(14)

Bagian Keempat Forum SKPD

Pasal 10

Forum SKPD bertujuan untuk menyusun dan menetapkan Daftar Skala Prioritas kegiatan dalam Rancangan Renja SKPD melalui proses sinkronisasi prioritas pembangunan hasil Musrenbangcam dan hasil DKT, dengan memperhatikan RPJM Daerah, Prioritas Pemerintah Atasan (Pusat dan Provinsi Jawa Tengah), Evaluasi Kinerja SKPD tahun sebelumnya, Pokok-Pokok Pikiran DPRD dan Pagu indikatif pendanaan masing-masing urusan pemerintahan daerah yang akan dituangkan dalam rancangan RKPD.

Bagian Kelima Musrenbangkot

Pasal 11

Musrenbangkot bertujuan untuk menyempurnakan rancangan awal RKPD yang memuat Prioritas dan garis besar kebijakan pembangunan daerah, merumuskan rancangan kebijakan pengalokasian DPK serta menginformasikan usulan kegiatan untuk didanai dengan APBD Provinsi Jawa Tengah dan APBN.

BAB IV

TAHAPAN MUSRENBANG

Bagian Kesatu

Persiapan Pelaksanaan Musrenbang

Pasal 12

Persiapan Pelaksanaan Musrenbang dilakukan sebelum dijalankannya seluruh tahapan Musrenbang pada semua tingkatan.

Bagian Kedua Musrenbangkel

Pasal 13

Musrenbangkel terdiri atas Musling, MLK, Musrenbangkel dan pasca Musrenbangkel.

Bagian ketiga Musrenbangcam

Pasal 14

(15)

Bagian Keempat Forum SKPD

Pasal 15

Forum SKPD terdiri atas DKT Tingkat Kota, Persiapan Forum SKPD dan Forum SKPD.

Bagian Kelima Musrenbangkot

Pasal 16

Musrenbangkot terdiri atas Persiapan Musrenbangkot, Musrenbangkot dan Pasca Musrenbangkot.

BAB V

KEPANITIAAN DAN PENYELENGGARAAN

Bagian Kesatu Kepanitiaan

Pasal 17

(1) DKT diselenggarakan oleh SKPD.

(2) Musrenbangkel, Musrenbangcam, dan Musrenbangkot diselenggarakan oleh kepanitiaan di tingkatan masing-masing yang terdiri dari :

a. Panitia Pengarah (Steering Committee); b.Panitia Pelaksana (Organizing Committee).

(3) Forum SKPD diselenggarakan oleh Panitia Penyelenggara yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala BAPPEDA.

(4) Pembentukan panitia di masing-masing tingkatan dilaksanakan pada tahapan Persiapan Pelaksanaan Musrenbang.

Bagian Kedua Penyelenggaraan

Pasal 18

Persiapan Pelaksanaan Musrenbang, Musrenbangkel, Musrenbangcam, Forum SKPD, dan Musrenbangkot diselenggarakan pada masing-masing tingkatan dengan berpedoman pada Peraturan Walikota ini.

BAB VI

PESERTA DKT, MUSRENBANGKEL, MUSRENBANGCAM, FORUM SKPD, DAN MUSRENBANGKOT

Bagian Kesatu Peserta DKT

Pasal 19

(16)

(2) Keterlibatan peserta sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam DKT dilakukan dengan cara mendaftar kepada dan atau diundang oleh SKPD. (3) Peserta DKT memiliki hak suara mengusulkan dan menyepakati

rancangan awal Renja SKPD melalui pembahasan bersama.

Bagian Kedua Peserta Musrenbangkel

Pasal 20

(1) Peserta Musrenbangkel meliputi perwakilan semua unsur masyarakat yang berdomisili di kelurahan setempat.

(2) Keikutsertaan peserta sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan cara mendaftar kepada dan atau diundang oleh Panitia Pelaksana.

(3) Tata cara pendaftaran dan undangan calon peserta ditetapkan oleh Panitia Pelaksana.

(4) Peserta Musrenbangkel memiliki hak pengambilan keputusan dalam Musrenbangkel melalui pembahasan yang disepakati bersama.

Bagian Ketiga Peserta Musrenbangcam

Pasal 21

(1) Peserta Musrenbangcam meliputi delegasi Musrenbangkel dan organisasi kemasyarakatan maupun pengusaha yang operasional kegiatannya pada lingkup kecamatan setempat, anggota DPRD yang berasal dari daerah pemilihan setempat.

(2) Keikutsertaan peserta sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan cara mendaftar kepada dan atau diundang oleh Panitia Pelaksana.

(3) Tata cara pendaftaran dan undangan calon peserta ditetapkan oleh Panitia Pelaksana.

(4) Peserta Musrenbangcam memiliki hak pengambilan keputusan dalam Musrenbangcam melalui pembahasan yang disepakati bersama.

Bagian Keempat Peserta Forum SKPD

Pasal 22

(1) Peserta Forum SKPD terdiri dari SKPD, delegasi Musrenbangcam, perwakilan komunitas sektoral, dan atau Pemangku Kepentingan Pembangunan yang telah ditetapkan dalam DKT.

(2) Keikutsertaan peserta sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan cara mendaftar kepada dan atau diundang oleh Panitia Pelaksana.

(3) Tata cara pendaftaran dan undangan calon peserta ditetapkan oleh Panitia Pelaksana.

(17)

Bagian Kelima Peserta Musrenbangkot

Pasal 23

(1) Peserta Musrenbangkot adalah SKPD, delegasi dari Musrenbangcam, delegasi DKT, delegasi dari Forum SKPD dan Pemangku Kepentingan Pembangunan lainnya.

(2) Peserta sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat mengikuti Musrenbangkot berdasarkan undangan dari Panitia Pengarah.

(3) Tata cara mengundang peserta sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh Panitia Pengarah.

(4) Peserta Musrenbangkot memiliki hak pengambilan keputusan dalam Musrenbangkot melalui pembahasan yang disepakati bersama.

BAB VII

PEMBIAYAAN DKT, MUSRENBANGKEL, MUSRENBANGCAM, FORUM SKPD, DAN MUSRENBANGKOT

Pasal 24

(1) DKT dibiayai melalui APBD Kota Surakarta yang dialokasikan pada rekening Anggaran SKPD masing-masing.

(2) Musrenbangkel dibiayai melalui APBD Kota Surakarta yang dialokasikan pada rekening Anggaran Kelurahan, Partisipasi Masyarakat, dan sumber lain yang sah dan tidak mengikat.

(3) Musrenbangcam dibiayai melalui APBD Kota Surakarta yang dialokasikan pada rekening Anggaran Kecamatan, Partisipasi Masyarakat, dan sumber lain yang sah dan tidak mengikat.

(4) Forum SKPD dan Musrenbangkot dibiayai melalui APBD Kota Surakarta yang dialokasikan pada rekening Anggaran SKPD BAPPEDA dan sumber lain yang sah dan tidak mengikat.

BAB VIII

PELAPORAN DAN INFORMASI

Pasal 25

(1) Lurah wajib melaporkan hasil Musrenbangkel kepada Walikota melalui BAPPEDA dengan tembusan kepada Camat, selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah pelaksanaan kegiatan.

(2) Camat wajib melaporkan hasil Musrenbangcam kepada Walikota Surakarta melalui BAPPEDA selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah pelaksanaan kegiatan.

(3) Kepala BAPPEDA wajib melaporkan hasil Musrenbangkot kepada Walikota Surakarta selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari setelah pelaksanaan kegiatan.

(18)

BAB IX

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 26

Petunjuk Teknis Persiapan Musrenbang, Musrenbangkel, Musrenbangcam, Forum SKPD dan Musrenbangkot sebagaimana tercantum dalam Lampiran peraturan ini dan merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari peraturan ini.

BAB X

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 27

Pada saat Peraturan Walikota ini mulai berlaku, maka Peraturan Walikota Surakarta Nomor 15 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyelenggaraan dan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kota Surakarta Tahun 2012 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi.

Pasal 28

Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Surakarta.

Ditetapkan di Surakarta

pada tanggal 27 September 2012

WALIKOTA SURAKARTA,

JOKO WIDODO Diundangkan di Surakarta

Pada tanggal 1 Oktober 2012

SEKRETARIS DAERAH KOTA SURAKARTA

BUDI SUHARTO

(19)

LAMPIRAN I : PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR : 18-A Tahun 2012

TANGGAL : 27 September 2012 TENTANG :

PEDOMAN PENYELENGGARAAN DAN PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN

MUSYAWARAH PERENCANAAN

PEMBANGUNAN KOTA SURAKARTA TAHUN 2013

PERSIAPAN PELAKSANAAN MUSRENBANG

A. ORGANISASI PENYELENGGARA

Organisasi penyelenggara Persiapan Pelaksanaan Musrenbang adalah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) bersama SKPD lain dan Pemangku Kepentingan Pembangunan terkait.

B. KEGIATAN PERSIAPAN MUSRENBANG

1. Penetapan agenda pelaksanaan Musrenbang;

2. Sosialisasi ketentuan peraturan perundang-undangan, kebijakan, dan teknis pelaksanaan kegiatan oleh BAPPEDA untuk ditindaklanjuti oleh masyarakat;

3. Penyampaian Surat Edaran Kepala BAPPEDA kepada SKPD dan Pemangku Kepentingan Pembangunan tentang persiapan pelaksanaan Musrenbang, selambat-lambatnya minggu ke-IV bulan Oktober 2012;

4. Penyampaian Surat Edaran Lurah kepada RT/RW/Pemangku Kepentingan Pembangunan Kelurahan tentang pelaksanaan Musling dan MLK yang selambat-lambatnya harus sudah diselenggarakan pada minggu ke-I bulan Nopember 2012; 5. Penyampaian Surat Edaran Kepala BAPPEDA kepada Lurah,

Camat dan LPMK tentang Prioritas Pembangunan serta arahan kegiatan tahun berikutnya, selambat-lambatnya minggu ke-II bulan Desember 2012;

6. Pembentukan Panitia Musrenbang (Panitia Pengarah dan Panitia Pelaksana) pada masing-masing tingkatan sebelum pelaksanaan tahapan Musrenbang, dengan ketentuan sebagai berikut:

a. pembentukan Panitia Musrenbangkel, difasilitasi oleh Pemerintah Kelurahan, LPMK, dan Fasilitator Kelurahan, serta ditetapkan dengan Keputusan Lurah;

b. pembentukan Panitia Musrenbangcam, difasilitasi oleh Pemerintah Kecamatan dan dibantu oleh perwakilan LPMK di wilayah kecamatan setempat dan ditetapkan dengan Keputusan Camat;

(20)

7. Penyusunan Rancangan Awal Renja SKPD oleh masing-masing SKPD, mengacu pada Renstra SKPD;

8. Pengiriman Rancangan Awal Renja SKPD sebagaimana dimaksud pada angka 6 (enam) kepada BAPPEDA, sebagai bahan Musrenbangcam selambat-lambatnya akhir bulan Januari 2013;

9. Identifikasi komunitas sektoral dan lembaga/organisasi sesuai jenis kegiatan dan spesifikasinya yang memiliki keterkaitan langsung dengan kegiatan SKPD, dilakukan masing-masing SKPD kecuali Kecamatan dan Kelurahan, selambat-lambatnya akhir bulan Desember 2012;

10. Pengiriman hasil identifikasi komunitas sektoral dan lembaga/organisasi sesuai pengelompokan sebagaimana dimaksud pada angka 8 (delapan), dilakukan masing-masing SKPD kepada BAPPEDA selambat-lambatnya minggu ke-I bulan Januari 2013;

11. Penyampaian Surat Edaran Kepala SKPD kepada Pemangku Kepentingan Pembangunannya oleh masing-masing SKPD dengan tembusan Kepala BAPPEDA tentang pelaksanaan DKT Internal komunitas sektoral dan lembaga/organisasi selambat-lambatnya akhir bulan Desember 2012;

12. DKT Internal komunitas sektoral dan lembaga/organisasi menurut pengelompokan sebagaimana dimaksud pada angka 8 (delapan), untuk merumuskan dan menyiapkan usulan kegiatannya selambat-lambatnya minggu ke-II bulan Januari 2013;

13. Komunitas sektoral mengirimkan dan atau mengkoordinasikan hasil DKT sebagaimana dimaksud pada angka 11 (sebelas) kepada SKPD pelaksana terkait, dengan tembusan kepada BAPPEDA, selambat-lambatnya minggu ke-II bulan Januari 2013.

C. KELUARAN/OUTPUT

1. Jadwal Pelaksanaan Musrenbang pada setiap tingkatan; 2. Panitia Musrenbang (SC/OC) pada setiap tingkatan; 3. Panitia Forum SKPD;

4. Rancangan awal Renja SKPD sebagai bahan Musrenbangcam dan DKT Tingkat Kota;

(21)

D. JADWAL PENYELENGGARAAN

Persiapan Musrenbang dilaksanakan selambat-lambatnya pada minggu ke-II bulan Januari 2013.

WALIKOTA SURAKARTA,

(22)

LAMPIRAN II : PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR : 18-A Tahun 2012

TANGGAL : 27 September 2012 TENTANG :

PEDOMAN PENYELENGGARAAN DAN PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN

MUSYAWARAH PERENCANAAN

PEMBANGUNAN KOTA SURAKARTA TAHUN 2013

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN MUSRENBANGKEL

A. ORGANISASI PENYELENGGARA

Musrenbangkel diselenggarakan oleh Panitia Ad Hoc yang ditetapkan dengan Keputusan Lurah, pada tahapan Persiapan Pelaksanaan Musrenbang.

Panitia Musrenbangkel terdiri dari:

1. Panitia Pengarah (Steering Committee/ SC) a. Susunan Keanggotaan

Susunan keanggotaan Panitia Pengarah terdiri dari unsur LPMK, unsur tokoh masyarakat, unsur Pemerintah Kelurahan dan Fasilitator yang telah dilatih oleh BAPPEDA. Diupayakan keterwakilan perempuan sebesar 30 % dari jumlah keanggotaan panitia.

b. Tugas dan Fungsi Panitia Pengarah

Panitia Pengarah mempunyai tugas dan fungsi untuk: 1) mengikuti pelaksanaan agenda persiapan Musrenbang

yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota;

2) menyusun dan menetapkan jadwal, agenda, rancangan tata tertib, dan tempat Musrenbangkel;

3) mengarahkan proses Musrenbangkel agar pelaksanaannya berjalan lancar dan dapat mencapai sasaran dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku;

4) memimpin Persiapan Musrenbangkel II; 5) memimpin Sidang Pleno Musrenbangkel; dan

6) menyerahkan hasil Musrenbangkel kepada Panitia Pelaksana.

2. Panitia Pelaksana (Organizing Committee/ OC) a. Susunan Keanggotaan

Susunan keanggotaan Panitia Pelaksana terdiri dari anggota masyarakat selain yang telah duduk di Panitia Pengarah (Steering Committee). Diupayakan keterwakilan perempuan sebesar 30% (tiga puluh persen) dari jumlah panitia.

b. Tugas dan Fungsi Panitia Pelaksana

Panitia Pelaksana mempunyai tugas dan fungsi untuk: 1) melaksanakan proses Musrenbangkel sesuai dengan

arahan Panitia Pengarah;

(23)

3) menerima pendaftaran dan atau mengundang peserta Musrenbangkel.

B. NARASUMBER

1. Unsur Narasumber

Narasumber terdiri dari: Lurah (selaku kepala wilayah dan kepala SKPD), Unsur LPMK, Camat dan aparat kecamatan, Kepala Sekolah, Kepala Puskesmas, Pejabat Instansi yang ada di Kelurahan, LKM, dan LSM.

2. Tugas Narasumber:

a. menyampaikan dan memberikan informasi yang perlu diketahui peserta sebagai bahan dalam proses pengambilan keputusan Musrenbangkel, meliputi potensi kelurahan, analisa prioritas permasalahan dan evaluasi pembangunan kelurahan tahun sebelumnya;

b. Lurah selain menyampaikan hal yang sebagaimana dimaksud pada huruf a, juga menyampaikan program/kegiatan prioritas dari Rancangan Renja Kelurahan (khususnya kegiatan Urusan Pemerintahan Daerah).

C. FASILITASI

1. Pelaksana fungsi fasilitasi adalah Fasilitator yang telah dilatih oleh BAPPEDA dan dibantu pihak-pihak lain yang ditetapkan oleh Lurah.

2. Tugas Fasilitator:

a. membantu Panitia Pengarah Musrenbangkel dalam mengarahkan proses musrenbangkel;

b. memfasilitasi dan memberikan asistensi kepada masyarakat dan peserta sidang dalam proses pelaksanaan Musrenbangkel;

c. membantu kompilasi hasil eksplorasi kebutuhan dasar di tingkat RW dan melaporkannya kepada BAPPEDA;

d. melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan musyawarah di tingkat RW;

e. melakukan evaluasi terhadap proses pelaksanaan Musrenbangkel dan melaporkannya kepada BAPPEDA; f. Menginformasikan hasil Musrenbangkel kepada

masyarakat, jika diperlukan.

D. PENDAMPINGAN

Pendampingan untuk tahapan pelaksanaan Musrenbang dilakukan oleh Pemerintah Kota Surakarta, dengan kegiatan antara lain:

(24)

2. memberikan penjelasan hal-hal yang diperlukan terkait Prioritas Pembangunan Daerah;

3. melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan Musrenbang.

E. PESERTA

1. Peserta Persiapan Musrenbangkel

Peserta Persiapan Musrenbangkel terdiri dari unsur: a. Pemerintah Kelurahan;

b. Panitia; c. LPMK; d. LKM;

e. Perwakilan Pengurus RT/RW; f. Tokoh Masyarakat;

g. Tokoh Agama;

h. Perwakilan Organisasi Kemasyarakatan tingkat kelurahan (pemuda, perempuan, anak, dan lainnya);

i. Pelaku usaha. 2. Peserta Musrenbangkel

Peserta musrenbangkel terdiri dari unsur: a. Pemerintah Kelurahan;

b. LPMK;

c. Pengurus RT dan RW (utusan yang mewakili unsur ini dibekali surat tugas serta berita acara hasil musyawarah perencanaan pembangunan setempat);

d. TP PKK;

e. Karang Taruna; f. LKM;

g. Tokoh Masyarakat/agama;

h. Wakil Organisasi Sosial/Kesenian/Olahraga/Kerohanian/ Pemuda/Perempuan dan Organisasi Kemasyarakatan lainnya di Tingkat Kelurahan;

i. Wakil Pengurus Forum Anak Kelurahan; j. Pelaku usaha.

3. Keterwakilan unsur perempuan diupayakan sebesar 30% (tiga puluh persen) dari jumlah peserta.

F. DELEGASI MUSRENBANGKEL

1. Delegasi Musrenbangkel ke Musrenbangcam, dipilih dalam Musrenbangkel dan disahkan oleh Pimpinan Sidang Pleno sebanyak-banyaknya 7 (tujuh) orang, (diupayakan keterwakilan perempuan sebesar 30% (tiga puluh persen) dari jumlah delegasi), terdiri dari:

(25)

c. Ketua Tim Penyempurna Rumusan. 2. Tugas Delegasi Musrenbangkel:

a. mewakili Kelurahan dalam Musrenbangcam; b. mengikuti Musrenbangcam;

c. menyampaikan Prioritas Kegiatan Pembangunan Kelurahan pada forum Musrenbangcam.

G. MEKANISME MUSRENBANGKEL 1. Musyawarah Lingkungan

a. Musyawarah RT

1) Musyawarah RT dipimpin oleh Ketua RT.

2) Dalam Musyawarah RT dilakukan kegiatan sebagai berikut:

a) mengidentifikasi dan mencatat permasalahan tingkat RT beserta cara pemecahan masalahnya;

b) penggalian swadaya masyarakat; c) membuat daftar hadir peserta.

3) Musyawarah RT dilaksanakan pada pertemuan warga tingkat RT, selambat-lambatnya akhir bulan Nopember 2012.

4) Keluaran (output) dari Musyawarah RT adalah: a) Daftar Permasalahan Tingkat RT (Form I);

b) Berita Acara Musyawarah RT yang ditanda tangani oleh Ketua Musyawarah dan perwakilan peserta musyawarah RT sebanyak 2 (dua) orang dengan diketahui Ketua RT.

b. Musyawarah RW

1) Musyawarah RW dipimpin oleh Ketua RW.

2) Dalam Musyawarah RW dilakukan kegiatan sebagai berikut:

a) Membahas hasil identifikasi permasalahan tingkat RT;

b) Melakukan eksplorasi kebutuhan dasar, yang meliputi: Pendidikan (PAUD), Kesehatan (PHBS), Pemukiman dan Sanitasi, Ekonomi Masyarakat, Infrastruktur (Jalan/Saluran), serta Kebudayaan dan Kesenian;

c) Merumuskan Daftar Skala Prioritas Tingkat RW sebanyak –banyaknya 6 (enam) usulan;

d) membuat daftar hadir peserta.

3) Musyawarah RW dilaksanakan pada pertemuan warga tingkat RW, selambat-lambatnya akhir bulan Desember 2012.

(26)

d) Berita Acara Musyawarah RW yang ditanda tangani oleh Ketua Musyawarah dan perwakilan peserta musyawarah RW sebanyak 2 (dua) orang dengan diketahui Ketua RW.

2. Musyawarah Lembaga Kemasyarakatan (MLK)

a. Musyawarah Lembaga Kemasyarakatan di tingkat Kelurahan dipimpin oleh Ketua Kelompok Masyarakat. b. MLK dilaksanakan oleh LPMK, TP PKK, Karang Taruna dan

Lembaga Kemasyarakatan Lainnya di tingkat kelurahan, antara lain Forum Anak Kelurahan, Kelompok Keagamaan, Paguyuban Kuliner.

c. Dalam Musyawarah Lembaga Kemasyarakatan dilakukan kegiatan sebagai berikut:

1) mengidentifikasi prioritas permasalahan dan potensi pemecahan masalahnya;

2) perumusan Daftar Skala Prioritas Pemangku Kepentingan Pembangunan sesuai kebutuhan utamanya;

3) membuat daftar hadir peserta.

d. Musyawarah Lembaga Kemasyarakatan dilaksanakan pada Pertemuan Rutin Kelompok/lembaga, selambat-lambatnya Minggu kedua bulan Desember 2012.

e. Keluaran (output) dari Musyawarah Lembaga Kemasyarakatan adalah:

1) Daftar Skala Prioritas Pemangku Kepentingan Pembangunan (Form III);

2) Berita Acara Musyawarah Lembaga Kemasyarakatan di tingkat kelurahan ditanda tangani oleh Ketua Musyawarah dan perwakilan peserta musyawarah sebanyak 2 (dua) orang dengan diketahui Ketua Kelompok/Lembaga.

3. Persiapan Musrenbangkel I

a. Persiapan Musrenbangkel I dipimpin oleh Lurah bersama LPMK.

b. Dalam Persiapan Musrenbangkel I dilakukan kegiatan sebagai berikut:

1) Membentuk Panitia Pengarah dan Panitia Pelaksana Musrenbangkel;

2) Membagi tugas panitia Musrenbangkel; 3) menyusun anggaran Musrenbangkel;

4) menetapkan jadwal, agenda, dan tempat Musrenbangkel.

(27)

d. Panitia Pelaksana mengumpulkan Daftar Skala Prioritas Tingkat RW dan Pemangku Kepentingan Pembangunan (kelompok masyarakat) selambat– lambatnya 1 (satu) minggu setelah kepanitiaan terbentuk;

e. Keluaran (output) dari Persiapan Musrenbangkel I adalah Kepanitiaan, jadwal, agenda dan tempat Musrenbangkel. 4. Persiapan Musrenbangkel II

a. Persiapan Musrenbangkel II dipimpin oleh Panitia Pelaksana.

b. Dalam Persiapan Musrenbangkel II dilakukan kegiatan sebagai berikut:

1) menyusun/merevisi konsep tata tertib Musrenbangkel; 2) menyampaikan hasil Evaluasi pelaksanaan

pembangunan DPK tahun sebelumnya beserta rekomendasinya secara tertulis oleh Tim Monitoring dan Evaluasi;

3) menyampaikan hasil Evaluasi pelaksanaan tahun sebelumnya dan tahun berkenaan serta perencanaan tahun berikutnya program PNPM Mandiri oleh LKM; 4) mengkompilasi hasil Musyawarah Lingkungan dan

Musyawarah Lembaga Kemasyarakatan serta merumuskan sumber pendanaannya;

5) penyusunan Prioritas Musrenbangkel, terdiri dari:

a) Rumusan Kegiatan pembangunan untuk diusulkan ke Musrenbangcam dan akan dilaksanakan oleh SKPD termasuk Kelurahan;

b) Prioritas Kegiatan pembangunan kelurahan yang akan didanai oleh:

(1) Dana Pembangunan Kelurahan (DPK) dan atau swadaya masyarakat;

(2) BLM PNPM Mandiri didukung swadaya masyarakat;

(3) CSR/Sumber dana lainnya selain dana sebagaimana dimaksud pada angka (1) dan (2). 6) mengumumkan jadwal Musrenbangkel 4 (empat) hari

sebelum pelaksanaan;

7) membuka pendaftaran dan atau mengundang calon peserta Musrenbangkel.

c. Keluaran (output) dari Persiapan Musrenbangkel II adalah Bahan Musrenbangkel (Isian rencana kegiatan pada: Form IV A, Form IVB, Form IVC dan Form IV D), termasuk didalamnya rancangan kegiatan unggulan Kelurahan. 5. Musrenbangkel

(28)

b. Penyelenggaraan Musrengbangkel diupayakan dilaksanakan pada waktu dan tempat yang memungkinkan semua peserta dapat terlibat secara optimal.

c. Persidangan dalam Musrenbangkel meliputi: Sidang Pleno dan Sidang Komisi.

1) Sidang Pleno I

Dalam sidang pleno I dilakukan kegiatan:

a) Penetapan Panitia Pengarah sebagai Pimpinan Sidang Pleno;

Dalam hal forum Musrenbangkel berkehendak atau sepakat untuk memilih pimpinan sidang secara langsung dari peserta, maka hal tersebut harus disetujui oleh sekurang-kurangnya 50% (lima puluh persen) ditambah 1 (satu) dari jumlah peserta yang hadir.

b) Penyampaian tata tertib oleh Pimpinan Sidang Pleno; c) Lurah memaparkan materi sebagai berikut:

(1) analisa permasalahan dan potensi kelurahan; (2) Penetapan sasaran pembangunan tahunan

Kelurahan;

(3) prioritas pembangunan dan Rancangan kegiatan unggulan Kelurahan;

(4) Rancangan Renja Kelurahan (khususnya Kegiatan Urusan Pemerintahan Daerah).

d) Pembentukan Panitia Pembangunan Kelurahan Tahun 2014;

e) Penetapan Tata Cara penyeleksian rumusan kegiatan pembangunan dan DSP kegiatan;

f) Pembagian sidang komisi menurut pengelompokan urusan pemerintahan daerah atau pengelompokan SKPD. 2) Sidang Komisi

Dalam sidang komisi dilakukan kegiatan, penyusunan, validasi, dan rekapitulasi:

1) DSP kegiatan yang akan didanai dengan alokasi anggaran dalam Dana Pembangunan Kelurahan (DPK), BLM PNPM Mandiri, swadaya masyarakat serta sumber dana lainnya/CSR.

2) Rumusan kegiatan pembangunan yang akan diusulkan pada Musrenbangcam untuk ditangani SKPD (termasuk Kelurahan).

3) Sidang Pleno II

Dalam sidang pleno II dilakukan kegiatan: a) paparan hasil sidang komisi;

(29)

c) penetapan kegiatan unggulan kelurahan; d) pengesahan hasil Sidang Pleno II;

e) pembentukan Tim Penyempurna Rumusan;

f) penentuan delegasi ke Musrenbangcam sebanyak-banyaknya 7 (tujuh)orang, yang terdiri dari unsur: (1) Pimpinan Sidang Pleno;

(2) Perwakilan Sidang Komisi;

(3) Ketua Tim Penyempurna Rumusan.

g) penetapan dan pengesahan perubahan kegiatan yang bersifat khusus untuk pengalihan alokasi DPK Tahun Anggaran 2013 (mekanisme diatur lebih lanjut dalam Peraturan Walikota tentang Pedoman Teknis Pengelolaan DPK Tahun Anggaran 2013); h) penandatanganan Berita Acara hasil Musrenbangkel,

diwakili oleh Pimpinan Sidang Pleno dan Ketua Sidang Komisi;

i) penyerahan hasil Musrenbangkel kepada Panitia Pengarah untuk diteruskan kepada Panitia Pelaksana.

d. Pimpinan Sidang

1) Pimpinan sidang terdiri dari Pimpinan Sidang Pleno dan Pimpinan Sidang Komisi.

2) Pimpinan Sidang Pleno

Pimpinan Sidang pleno adalah Panitia Pengarah, kecuali forum berkehendak/sepakat untuk memilih pimpinan sidang secara langsung dari peserta Musrenbangkel.

Pimpinan Sidang Pleno terdiri dari: a) Ketua;

b) Sekretaris; c) Anggota.

Tugas pimpinan sidang pleno: a) memimpin sidang pleno; b) mengesahkan tata tertib;

c) memimpin pemilihan pimpinan sidang komisi; d) mengesahkan hasil keputusan sidang;

e) menyerahkan hasil Musrenbangkel kepada panitia Pelaksana;

f) menetapkan delegasi Musrenbangkel untuk mengikuti Musrenbangcam;

g) menetapkan Tim Penyempurna Rumusan Kegiatan; h) menetapkan Panitia Pembangunan Kelurahan tahun

(30)

i) menyusun Berita Acara hasil Musrenbangkel yang minimal memuat daftar prioritas kegiatan yang disepakati dan daftar nama delegasi yang terpilih; j) mengesahkan Berita Acara Musrenbangkel.

3) Pimpinan Sidang Komisi

Pimpinan Sidang Komisi terdiri dari: a) Ketua;

b) Sekretaris; c) Anggota.

Tugas pimpinan sidang komisi: a) memimpin sidang komisi;

b) memfasilitasi perumusan dan validasi dalam rangka penyusunan DSP dan rumusan kegiatan pembangunan;

c) menetapkan hasil sidang komisi.

e. Keluaran (output ) dari Musrenbangkel adalah:

1) Dokumen Rencana Kerja Pembangunan Kelurahan yang berisi:

a) Rumusan Kegiatan pembangunan untuk diusulkan ke Musrenbangcam dan akan dilaksanakan oleh SKPD (Form IVA);

b) Rancangan Renja Kelurahan (Form IVB);

c) DSP kegiatan Pembangunan skala kelurahan yang akan didanai oleh alokasi Dana Pembangunan Kelurahan (DPK) (Form IVC) Termasuk di dalamnya kegiatan unggulan Kelurahan;

d) DSP kegiatan Pembangunan skala kelurahan yang akan didanai oleh alokasi BLM PNPM Mandiri (Form IVD);

e) Prioritas kegiatan pembangunan kelurahan yang akan diusulkan untuk didanai dengan sumber dana lainnya/CSR selain dana sebagaimana dimaksud pada angka 1, 2, 3, dan 4 (Form IV E).

2) Susunan Keanggotaan Panitia Pembangunan Kelurahan Tahun 2014;

3) Daftar delegasi untuk mengikuti Musrenbangcam;

4) Susunan Keanggotaan Tim Penyempurna Rumusan Kegiatan;

5) Jika ada, perubahan kegiatan yang bersifat khusus untuk pengalihan alokasi DPK Tahun Anggaran 2013 6) Berita Acara Musrenbangkel.

H. PANITIA PEMBANGUNAN KELURAHAN (PPK)

(31)

terdiri dari Ketua, Sekretaris Bendahara, Seksi Perencana Kegiatan Pembangunan, Seksi Pelaksana Kegiatan Pembangunan, dan Seksi Monitoring Dan Evaluasi Kegiatan Pembangunan dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Ketua

a. tugas utama Ketua adalah menerima pencairan dan bertanggungjawab atas penggunaan DPK serta melaporkannya kepada Lurah dengan tembusan kepada Camat dan Kepala Bagian Pemerintahan Umum;

b. merupakan unsur LPMK atau masyarakat. 2. Sekretaris

a. tugas utama sekretaris adalah melaksanakan penatausahaan administrasi untuk mendukung kelancaran kegiatan DPK;

b. merupakan unsur masyarakat atau Pemerintah Kelurahan. 3. Bendahara

a. tugas utama Bendahara adalah melaksanakan

penatausahaan dan bukti sah pendukung

pertanggungjawaban keuangan DPK; b. merupakan unsur masyarakat.

4. Seksi Perencana Kegiatan Pembangunan

a. tugas utama Seksi Perencana Kegiatan Pembangunan adalah merencanakan kegiatan pembangunan hasil Musrenbangkel tahun 2013 yang akan dibiayai dan dilaksanakan dengan Dana Pembangunan Kelurahan (DPK) dan atau swadaya masyarakat tahun 2014;

b. anggota Seksi Perencana Kegiatan Pembangunan terdiri dari unsur:

1) LPMK;

2) Masyarakat;

3) Pemerintah Kelurahan;

c. keterwakilan unsur perempuan dalam tim diupayakan sebesar 30% (tiga puluh persen).

5. Seksi Pelaksana Kegiatan Pembangunan

a. tugas Seksi Pelaksana Kegiatan Pembangunan antara lain: 3) melaksanakan kegiatan pembangunan hasil

Musrenbangkel tahun 2013 yang dibiayai dengan DPK 2014 berdasarkan rencana kegiatan yang ditetapkan oleh Seksi Perencana Kegiatan Pembangunan;

4) melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan pembangunan kepada Lurah.

b. anggota Seksi Pelaksana Kegiatan Pembangunan terdiri dari unsur:

1) masyarakat;

(32)

c. keterwakilan unsur perempuan dalam tim diupayakan sebesar 30% (tiga puluh persen).

6. Seksi Monitoring Dan Evaluasi Kegiatan Pembangunan

a. tugas Seksi Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Pembangunan antara lain:

1) menerima dan menyimpan hasil Musrenbangkel Tahun 2013 sebagai salah satu bahan Monitoring dan Evaluasi DPK Tahun 2014;

2) melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan sejak Perencanaan hingga pelaksanaan DPK Tahun 2014 hasil Musrenbangkel Tahun 2013;

3) mengawasi pelaksanaan kegiatan hasil Musrenbangkel Tahun 2013 yang akan dibiayai dengan Dana Pembangunan Kelurahan (DPK) Tahun 2014, yang rencana kegiatannya ditetapkan oleh Tim Perencana Kegiatan Pembangunan;

4) menilai tingkat keberhasilan pelaksanaan kegiatan hasil Musrenbangkel Tahun 2013 yang akan dibiayai dengan Dana Pembangunan Kelurahan (DPK) Tahun 2014;

5) melaporkan hasil monitoring dan evaluasi kepada Lurah. b. anggota Seksi Monitoring dan Evaluasi Kegiatan

Pembangunan terdiri dari unsur: 1) LPMK;

2) Masyarakat yang telah dilatih Monitoring dan Evaluasi DPK oleh BAPPEDA;

3) Masyarakat yang faham dan memiliki pengalaman dan komptensi dalam pelaksanaan pembangunan Kelurahan; 4) Pemerintah Kelurahan.

c. Keterwakilan unsur perempuan dalam tim diupayakan sebesar 30% (tiga puluh persen).

7. Personal yang ditetapkan dalam PPK tidak diperkenankan merangkap jabatan di dalam struktur kepanitiaan tersebut.

I. TIM PENYEMPURNA RUMUSAN KEGIATAN

1. Tim Penyempurna Rumusan Kegiatan ditetapkan dalam sidang pleno II Musrenbangkel.

2. Tugas utama Tim Penyempurna Rumusan Kegiatan adalah: a. menyempurnakan rumusan kegiatan pembangunan hasil

Musrenbangkel dan DSP meliputi editing bahasa, sinkronisasi kegiatan dan penyempurnaan tata naskah. b. mengirimkan hasil Musrenbangkel ke Kecamatan dan

BAPPEDA.

3. Anggota Tim Penyempurna Rumusan Kegiatan terdiri dari unsur:

(33)

b. Pimpinan Sidang Komisi; c. LPMK;

d. Pemerintah Kelurahan; e. Fasilitator;

f. Seksi Perencana Kegiatan Pembangunan; g. LKM.

4. Tugas Tim Penyempurna Rumusan Kegiatan dijalankan pada tahapan Pasca Musrenbangkel.

J. KEGIATAN PASCA MUSRENBANGCAM:

1. Penyempurnaan Rumusan Kegiatan Pembangunan hasil Musrenbangkel;

2. Mengirimkan hasil Musrenbangkel kepada Kecamatan dengan tembusan kepada BAPPEDA.

K. JADWAL PENYELENGGARAAN

Musrenbangkel dilaksanakan selambat-lambatnya pada minggu ke-III bulan Januari 2013.

WALIKOTA SURAKARTA,

(34)

LAMPIRAN III : PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR : 18-A Tahun 2012

TANGGAL : 27 September 2012 TENTANG :

PEDOMAN PENYELENGGARAAN DAN PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN

MUSYAWARAH PERENCANAAN

PEMBANGUNAN KOTA SURAKARTA TAHUN 2013

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN MUSRENBANGCAM

A. ORGANISASI PENYELENGGARA

Musrenbangcam diselenggarakan oleh Panitia Ad Hoc yang ditetapkan oleh Camat, pada tahapan Persiapan Pelaksanaan Musrenbang.

Panitia Musrenbangcam terdiri dari:

1. Panitia Pengarah (Steering Committee/ SC) a. Susunan Keanggotaan

Susunan keanggotaan Panitia Pengarah terdiri dari unsur LPMK, unsur Pemerintah Kecamatan dan Fasilitator yang telah dilatih oleh BAPPEDA. Diupayakan keterwakilan perempuan sebesar 30% (tiga puluh persen) dari jumlah panitia.

b. Tugas dan Fungsi Panitia Pengarah

Panitia Pengarah mempunyai tugas dan fungsi untuk: 1) menyusun jadwal agenda dan tempat Musrenbangcam; 2) mengarahkan proses Musrenbangcam agar

pelaksanaannya berjalan lancar dan dapat mencapai sasaran dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku;

3) memimpin Persiapan Musrenbangcam II dan Sidang Pleno Musrenbangcam;

4) merangkum berita acara hasil Musrenbangcam yang sekurang-kurangnya memuat:

a) rumusan kegiatan pembangunan yang disepakati; b) daftar delegasi yang akan mengikuti Forum SKPD dan

Musrenbangkot.

5) menyampaikan informasi hasil Musrenbangcam kepada anggota DPRD dari wilayah pemilihan kecamatan yang bersangkutan;

6) membantu delegasi kecamatan dalam menjalankan tugasnya di Forum SKPD dan Musrenbangkot.

2. Panitia Pelaksana (Organizing Committee/ OC) a. Susunan Keanggotaan

(35)

b. Tugas dan Fungsi Panitia Pelaksana:

1) Panitia Pelaksana mempunyai tugas dan fungsi untuk melaksanakan Musrenbangcam sesuai dengan arahan Panitia Pengarah;

2) mengumumkan secara terbuka: jadwal, agenda dan tempat Musrenbangcam, paling lambat 4 (empat) hari sebelum kegiatan Musrenbangcam dilaksanakan;

3) menerima pendaftaran dan atau mengundang peserta Musrenbangcam;

4) memimpin pelaksanaan Persiapan Musrenbangcam I.

B. NARASUMBER

1. Unsur Narasumber

Narasumber terdiri dari: Camat, Kepala Kepolisian Sektor, Komandan Rayon Militer, LSM, LKM, para ahli/profesional yang dibutuhkan, BAPPEDA, perwakilan SKPD kota, kepala cabang SKPD di wilayah kecamatan, dan anggota DPRD yang berasal dari daerah pemilihan kecamatan bersangkutan.

2. Tugas Narasumber:

a. menyampaikan dan memberikan informasi yang perlu diketahui peserta sebagai bahan dalam proses pengambilan keputusan hasil Musrenbangcam;

b. Camat menyampaikan program/kegiatan prioritas Renja Kecamatan (Khususnya Kegiatan Urusan Pemerintahan Daerah).

C. PENDAMPINGAN

1. Pendampingan dilakukan oleh Pemerintah Kota Surakarta. 2. Tugas pendamping antara lain:

a. memberikan penjelasan hal-hal yang diperlukan terkait pelaksanaan Musrenbang dan Prioritas Pembangunan Daerah;

b. melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan Musrenbang.

D. PESERTA

1. Peserta Persiapan Musrenbangcam, terdiri dari unsur: a. Pemerintah Kecamatan;

b. Pemerintah Kelurahan; c. BAPPEDA;

d. LPMK;

e. Perwakilan Organisasi/Komunitas di tingkat Kecamatan; f. Tokoh Masyarakat;

(36)

i. Organisasi Pemuda; j. Fasilitator Kelurahan; k. Forum LKM Kecamatan.

2. Peserta Musrenbangcam, terdiri dari unsur: a. SKPD Pemerintah Kota Surakarta;

b. Pejabat struktural Kecamatan; c. Kelurahan;

d. LPMK;

e. TP PKK Kecamatan;

f. Karang Taruna Kecamatan;

g. Forum Komunikasi Antar LKM kecamatan; h. Delegasi Kelurahan hasil Musrenbangkel;

i. Wakil Organisasi Sosial/Kesenian/Olahraga/Kerohanian/ Pemuda/Perempuan dan Organisasi Kemasyarakatan lainnya Tingkat Kecamatan;

j. Wakil Pengurus Forum Anak Kecamatan; k. Fasilitator Kelurahan;

l. Pengusaha Tingkat Kecamatan.

3. Keterwakilan perempuan diupayakan sebesar 30% (tiga puluh persen) dari jumlah peserta.

E. DELEGASI MUSRENBANGCAM

1. Delegasi Musrenbangcam dipilih dalam Musrenbangcam dan disahkan oleh Pimpinan Sidang Pleno sebanyak-banyaknya 11 (sebelas) orang, diupayakan keterwakilan perempuan sebesar 30% (tiga puluh persen) dari jumlah delegasi.

2. Tugas Delegasi Musrenbangcam:

a. mewakili kecamatan di Forum SKPD dan Musrenbangkot; b. memperjuangkan rumusan kegiatan (prioritas)

Musrenbangcam dalam forum SKPD;

c. mengambil inisiatif untuk membahas perkembangan usulan kecamatan dengan delegasi dari kelurahan dan kelompok masyarakat di tingkat kecamatan;

d. mendiskusikan hasil Musrenbangcam dengan anggota DPRD dari daerah pemilihan kecamatan yang bersangkutan.

F. MEKANISME MUSRENBANGCAM

1. Persiapan Musrenbangcam, terdiri dari: a. Persiapan Musrenbangcam I,

dipimpin oleh Ketua Panitia Pelaksana dan Camat, dengan kegiatan sebagai berikut:

1) pembagian tugas panitia Musrenbangcam;

(37)

5) inventarisasi permasalahan tingkat kecamatan. b. Persiapan Musrenbangcam II,

dipimpin oleh Panitia Pengarah, dengan kegiatan sebagai berikut:

1) penyusunan rekapitulasi dan kompilasi hasil Musrenbangkel yang dikelompokkan menurut urusan pemerintah daerah untuk disinkronkan dengan Rancangan Awal Renja SKPD;

2) paparan prioritas, kebijakan dan strategi pembangunan tahun berikutnya oleh BAPPEDA;

3) penyampaian Rancangan Awal Renja SKPD tahun berikutnya (dalam bentuk program, khususnya kegiatan Urusan Pemerintahan Daerah) yang telah disetujui Kepala SKPD, 3 (tiga) hari sebelum pelaksanaan Musrenbangcam oleh BAPPEDA.

c. Keluaran (output) Persiapan Musrenbangcam adalah Materi Musrenbangcam (Form VA, VB dan VI).

2. Musrenbangcam

Musrenbangcam diselenggarakan oleh Panitia Pelaksana dan pelaksanaannya diupayakan pada waktu dan tempat yang memungkinkan semua peserta dapat terlibat secara optimal. Dalam Musrenbangcam dilakukan kegiatan sebagai berikut: a. materi Musrenbangcam disampaikan kepada peserta paling

lambat 3 (tiga) hari sebelum pelaksanaan Musrenbangcam. b. persidangan Musrenbangcam terdiri dari Sidang Pleno dan

Sidang Komisi. 1) Sidang Pleno I

Dalam sidang pleno dilakukan kegiatan sebagai berikut: a) penetapan Panitia Pengarah sebagai Pimpinan Sidang

Pleno;

Dalam hal forum Musrenbangcam berkehendak/ sepakat untuk memilih pimpinan sidang secara langsung dari peserta, maka hal tersebut harus disetujui oleh sekurang-kurangnya 50% (lima puluh persen) ditambah 1 (satu) dari jumlah peserta yang hadir;

b) penyampaian tata tertib oleh Pimpinan Sidang Pleno; c) paparan Camat, meliputi:

(1) Prioritas permasalahan tingkat kecamatan; (2) Kegiatan unggulan masing-masing kelurahan; (3) Rancangan Awal Renja Kecamatan (Khususnya

Kegiatan Urusan Pemerintahan Daerah).

d) pembagian sidang komisi terdiri dari 4 (empat) bidang, sebagai berikut:

(38)

(2) Bidang Ekonomi; (3) Bidang Sosial Budaya; (4) Bidang Infrastruktur.

e) pengelompokan SKPD disesuaikan sebagaimana dimaksud pada huruf d) di atas.

2) Sidang Komisi

Dalam sidang komisi dilakukan kegiatan sebagai berikut: a) pemilihan Pimpinan Sidang Komisi;

b) sinkronisasi dan validasi program/kegiatan yang telah dikompilasi pada Persiapan Musrenbangcam II dengan Prioritas, Kebijakan dan strategi pembangunan kota tahun berikutnya;

c) menyusun Daftar Skala Prioritas Permasalahan tingkat kecamatan;

d) menyusun Rumusan Kegiatan Pembangunan sesuai urusan pemerintah daerah berdasarkan kriteria dan prioritas yang telah disepakati;

e) merekomendasikan Usulan Lintas Bidang; f) perumusan hasil sidang komisi;

g) penetapan hasil sidang komisi. 3) Sidang Pleno II

Dalam sidang pleno II dilakukan kegiatan: a) paparan hasil sidang komisi;

b) tanggapan;

c) pengesahan hasil sidang pleno II;

d) pembentukan Tim Penyempurna Rumusan;

e) penentuan delegasi ke Forum SKPD dan Musrenbangkot sebanyak-banyaknya 11 (sebelas) orang, terdiri dari unsur:

(1) Panitia Pengarah; (2) Panitia Pelaksana;

(3) Pimpinan Sidang Pleno Musrenbangcam; (4) Perwakilan Sidang Komisi;

(5) Tim Penyempurna Rumusan.

f) penandatanganan Berita Acara hasil-hasil Musrenbangcam diwakili oleh Pimpinan Sidang Pleno dan Ketua Sidang Komisi;

g) penyerahan hasil Musrenbangcam kepada Panitia Pengarah untuk diteruskan kepada Panitia Pelaksana. c. Pimpinan Sidang

1) Pimpinan sidang terdiri dari Pimpinan Sidang Pleno dan Pimpinan Sidang Komisi.

(39)

Pimpinan Sidang pleno adalah Panitia Pengarah, kecuali forum berkehendak/sepakat untuk memilih pimpinan sidang secara langsung dari peserta Musrenbangcam. Pimpinan Sidang Pleno terdiri dari:

a) Ketua; b) Sekretaris; c) Anggota.

Tugas pimpinan sidang pleno: a) memimpin sidang pleno; b) mengesahkan tata tertib;

c) mengesahkan hasil keputusan sidang; d) menetapkan Tim Penyempurna Rumusan;

e) menetapkan Delegasi Musrenbangcam untuk mengikuti Forum SKPD dan Musrenbangkot;

f) menyerahkan hasil Musrenbangcam kepada panitia Musrenbangcam;

g) menyusun Berita Acara hasil Musrenbangcam yang memuat Daftar Prioritas kegiatan yang disepakati dan daftar nama delegasi yang terpilih;

h) mengesahkan Berita Acara Musrenbangcam;

i) menyampaikan Berita Acara hasil Musrenbangcam kepada Camat;

j) menyampaikan hasil Musrenbangcam kepada anggota DPRD dari wilayah pemilihan kecamatan yang bersangkutan, sebagai referensi pembahasan Panitia Anggaran DPRD.

3) Pimpinan Sidang Komisi, terdiri dari: a) Ketua;

b) Sekretaris; c) Anggota.

Tugas pimpinan sidang komisi: a) memimpin sidang komisi;

b) memfasilitasi perumusan dan validasi dalam rangka penyusunan Rumusan Kegiatan Pembangunan;

c) menetapkan hasil sidang komisi. d. Keluaran (output) Musrenbangcam adalah:

1) prioritas Permasalahan tingkat kecamatan tiap Bidang; 2) rumusan Kegiatan Pembangunan menurut urusan

pemerintahan daerah yang telah disinkronkan dengan Prioritas, Kebijakan dan strategi pembangunan kota tahun berikutnya (Form VII);

(40)

4) daftar nama delegasi kecamatan untuk mengikuti Forum SKPD dan Musrenbangkot;

5) Berita Acara Musrenbangcam.

G. KEGIATAN PASCA MUSRENBANGCAM:

1. Penyempurnaan Rumusan Kegiatan Pembangunan hasil Musrenbangcam;

2. Mengirimkan hasil Musrenbangcam kepada BAPPEDA.

H. JADWAL PENYELENGGARAAN

Musrenbangcam dilaksanakan selambat-lambatnya pada minggu ke-III bulan Pebruari 2013.

WALIKOTA SURAKARTA,

(41)

LAMPIRAN IV : PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR : 18-A Tahun 2012

TANGGAL : 27 September 2012 TENTANG :

PEDOMAN PENYELENGGARAAN DAN PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN

MUSYAWARAH PERENCANAAN

PEMBANGUNAN KOTA SURAKARTA TAHUN 2013

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN FORUM SKPD

A. ORGANISASI PENYELENGGARA

Panitia Penyelenggara Forum SKPD ditetapkan oleh Sekretaris Daerah, pada tahapan Persiapan Pelaksanaan Musrenbang.

1. Susunan keanggotaan Panitia Penyelenggara, meliputi: a. Unsur pimpinan SKPD Pemerintah Kota Surakarta; b. BAPPEDA Kota Surakarta.

2. Tugas Panitia:

a. merekapitulasi hasil Musrenbangcam dan DKT Tingkat Kota;

b. mengumumkan secara terbuka jadwal, agenda pembahasan, dan tempat penyelenggaraan Forum SKPD selambat-lambatnya 4 (empat) hari sebelum pelaksanaan;

c. membuka pendaftaran dan atau mengundang calon peserta Forum SKPD;

d. mempersiapkan bahan/materi dan peralatan serta notulen untuk Forum SKPD;

e. bersama SKPD menyusun hasil pemutakhiran rancangan Renja SKPD berdasarkan hasil Musrenbangcam, DKT Tingkat Kota dan Forum SKPD;

f. merangkum Berita Acara Forum SKPD yang sekurang-kurangnya memuat:

1) prioritas kegiatan yang disepakati;

2) daftar delegasi yang akan mengikuti Musrenbangkot. g. memimpin Sidang Pleno;

h. menyampaikan tata tertib persidangan kepada peserta; i. melaporkan kepada Kepala BAPPEDA hasil pemutakhiran

rancangan Renja SKPD (khususnya kegiatan Urusan Pemerintahan Daerah).

B. NARASUMBER 1. Narasumber

(42)

2. Tugas Narasumber:

menyampaikan dan memberikan informasi yang perlu diketahui peserta untuk proses pengambilan keputusan hasil Forum SKPD;

3. Tugas SKPD:

a. menyelenggarakan DKT Tingkat Kota sesuai dengan pengelompokan komunitas sektoral dan lembaga/organisasi terkait;

b. mengikuti Forum SKPD sampai selesai;

c. menyampaikan evaluasi pelaksanaan kegiatan S

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dari berbagai definisi di atas dapat ditarik benang merah bahwa tanggung jawab sosial perusahaan merupakan kewajiban perusahaan yang harus dipenuhi sebagai

• Pencegahan jenis ikan yang dilarang, dilindungi dan dibatasi melalui pintu pemasukan dan pengeluaran (impor, ekspor, dan antar area dalam wilayah Republik Indonesia)

Memasuki Modus Presentasi, Modus Penampil PDF, Modus Slide, atau Modus Film ketika ada banyak piranti memori yang tersambung ke port USB-A Proyektor Data (beberapa piranti flash drive

Beberapa mikroorganisme seperti bakteri halofilik (bakteri yang tahan hidup pada konsentrasi garam yang tinggi) dapat tumbuh dalam larutan garam yang hampir jenuh,

Karena banyaknya macam cakupan dari Surat Berharga ini, maka dalam pembahasan ini, hanya akan membatasi pada beberapa macam Surat Berharga Komersial yang termasuk

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan skala ratio yang digunakan untuk mengukur data yang berupa hasil belajar siswa dari tes yang diberikan setelah

6 Dana Insentif Daerah yang selanjutnya disingkat DID adalah bagian dari dana TKDD yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara kepada daerah tertentu