• Tidak ada hasil yang ditemukan

Daftar Isi. Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenisjenis Utang, Landasan Hukum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Daftar Isi. Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenisjenis Utang, Landasan Hukum"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Daftar Isi

Bagian 1

Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang,

Jenis-jenis Utang, Landasan Hukum

1.

Latar Belakang (1)

Bagian 3

Portofolio Utang (Outstanding Utang, Profil Jatuh

Tempo Utang, Perkembangan SBN dan Pinjaman Luar

Negeri)

15

P i i O t t di Ut

P

i t h 2001 2010

1.

Latar Belakang (1)

2.

Latar Belakang (2)

3.

Tujuan dan Kebijakan Pengelolaan Utang

4.

Jenis-jenis Utang (1)

15.

Posisi Outstanding Utang Pemerintah 2001-2010

16.

Outstanding Utang Pemerintah 1998-2010

(Grafik)

17.

Profil Jatuh tempo Utang per 31 Januari 2010

(G fik)

5.

Jenis-jenis Utang (2)

6.

Landasan Hukum Pengelolaan Utang

Bagian 2

APBN, Perkembangan Defisit dan Pembiayaan APBN

(Grafik)

18.

Posisi Surat Berharga Negara Desember 2007 –

31 Januari 2010

19.

Proporsi Pinjaman Luar Negeri Berdasarkan

N

/L

b

K dit

1998 2010

APBN, Perkembangan Defisit dan Pembiayaan APBN

7.

APBN 2009 & APBN 2010

8.

Defisit dan Pembiayaan APBN 1999-2010

9.

Defisit Global di berbagai Negara 2007-2010

h l

b

Negara/Lembaga Kreditor 1998-2010

20.

Proporsi Pinjaman Luar Negeri Berdasarkan

Negara Kreditor, 2001-2010 (Grafik)

21.

Proporsi Utang Pemerintah

B d

k M t U

2001 2010

10.

Cashflow Pembiayaan 2005-2010

11.

Perkembangan Pembiayaan melalui Utang

1998-2010

12.

Realisasi Penerbitan SBN 2010

Berdasarkan Mata Uang, 2001-2010

22.

Proporsi Utang Pemerintah

Berdasarkan Mata Uang, 2000-2010 (Grafik)

23.

Proporsi Penarikan Pinjaman Luar Negeri

B d

k J

i P

bi

2005 2010

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

13.

Pinjaman Program 2010

14.

Penarikan Pinjaman Luar Negeri

Berdasarkan Tujuan Pembiayaan, 2005-2010

Berdasarkan Jenis Pembiayaan, 2005-2010

(3)

Daftar Isi

Bagian 4

Kinerja Pengelolaan Portofolio Utang (Berbagai

Rasio Utang dan perbandingan antar negara,

Pemanfaatan Pinjaman Luar Negeri, Reprofiling

Struktur Jatuh Tempo SUN)

35.

Rasio Pembayaran Kewajiban Pinjaman Luar

Negeri terhadap Cadangan Devisa 1999-2009

36.

Rasio Utang thd PDB di berbagai Negara 2008

dan perubahannya 2003-2008

Struktur Jatuh Tempo SUN)

24.

Perkembangan Rasio Utang Indonesia

terhadap PDB, 1998-2010

25.

Rasio Utang terhadap PDB Indonesia dan

berbagai Negara 1998 2007

37.

Rasio Utang Luar negeri/External Debt thd PDB

2008 dan perubahannya 2003-2008

38.

Utang per Kapita di berbagai Negara 2001-2007

39.

Utang per Kapita di berbagai Negara 2008 dan

berbagai Negara, 1998-2007

26.

Rasio Utang thd. PDB di Beberapa Negara,

2008-2014

27.

Jatuh Tempo (tradable) SBN akhir 2001 & 31

Januari 2010

perubahannya 2003-2008

40.

Rasio Utang thd Pendapatan 2008 di berbagai

Negara dan perubahannya 2003-2008

41.

Rasio Pembayaran Bunga Utang thd PDB di

Januari 2010

28.

Program Debt Switching dan Buyback SBN

29.

Pengurangan Utang melalui Skema Debt Swap

30.

Restrukturisasi 2003

berbagai Negara 1998-2007

Bagian 5

Biaya-biaya berbagai instrumen utang (Rasio Biaya

Utang, Yield Curve, Biaya Pinjaman Luar Negeri)

31.

Restrukturisasi 2006

32.

Restrukturisasi Tahun 2008 : Restrukturisasi

Tingkat Bunga SU-002 dan SU-004

33.

Pemanfaatan Pinjaman Luar Negeri 1997-31

42.

Rasio Bunga Utang thd Pendapatan dan Belanja

2000-2010

43.

Rasio Utang terhadap Total Utang 2000-2010

44.

Biaya Pinjaman Program

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

j

g

Januari 2010

34.

External Debt Service 2008 dan perubahannya

2003-2008

45.

Rasio Pembayaran Bunga Utang thd Pendapatan

2008 di berbagai Negara dan perubahannya

2003-2008

(4)

Daftar Isi

46.

Kurva Imbal hasil/Cost of Fund SBN Rupiah

47.

Pergerakan Kurva imbal hasil (Yield Curve) SUN

Valas

Bagian 7

Rating, Opini BPK, HIPICs, Kesimpulan

56.

Perkembangan Credit Rating Indonesia

57

Peningkatan Performa Sovereign Rating

Bagian 6

Kinerja Pasar Sekunder SBN (Aktifitas Perdagangan,

Kepemilikan SBN oleh Investor)

48.

Perdagangan rata-rata Harian Surat Utang

57.

Peningkatan Performa Sovereign Rating

Indonesia

58.

Opini BPK tentang Laporan Keuangan 2008

59.

GDP per Capita dari Higly Indebted Poor

Countries (HIPCs) yang Mendapat Penghapusan

48.

Perdagangan rata rata Harian Surat Utang

Negara Rupiah di Pasar Sekunder per 25

Februari 2010

49.

Posisi Kepemilikan SBN Bank dan Non Bank per

24 Februari 2010

Countries (HIPCs) yang Mendapat Penghapusan

Utang

60.

Kesimpulan

50.

Posisi Kepemilikan SBN Domestik oleh Berbagai

Jenis Investor

51.

Posisi Kepemilikan SBN Domestik oleh Berbagai

Jenis Investor (dalam persentase)

(

)

52.

Kepemilikan SUN oleh Asing berdasarkan Tenor

(tahun jatuh tempo)

53.

Spread terhadap UST- 5 tahun

54

Spread terhadap UST- 10 tahun

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

54.

Spread terhadap UST 10 tahun

55.

Spread terhadap UST- 30 tahun

(5)

B gi 1

Bagian 1

Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang,

Jenis-jenis Utang Landasan Hukum

Jenis jenis Utang, Landasan Hukum

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

(6)

Latar Belakang (1)

„

Utang merupakan

bagian dari Kebijakan Fiskal (APBN)

yang menjadi bagian dari Kebijakan Pengelolaan

Ekonomi secara keseluruhan

Ekonomi secara keseluruhan.

„

Tujuan Pengelolaan Ekonomi adalah:

™Menciptakan kemakmuran rakyat dalam bentuk:

™Menciptakan kemakmuran rakyat dalam bentuk:

¾

Penciptaan kesempatan kerja.

¾

Mengurangi kemiskinan.

¾

Menguatkan pertumbuhan ekonomi

.

™Menciptakan keamanan

.

„

Utang adalah

konsekuensi

dari postur APBN (yang

mengalami defisit), dimana Penerimaan Negara lebih

kecil daripada Belanja Negara

1

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

kecil daripada Belanja Negara

.

(7)

Latar Belakang (2)

„

Pembiayaan APBN melalui utang merupakan bagian dari pengelolaan keuangan negara yang lazim

dilakukan oleh suatu negara:

†

Utang merupakan instrumen utama pembiayaan APBN untuk menutup defisit APBN, dan untuk

membayar kembali utang yang jatuh tempo (debt refinancing);

†

R fi

i dil k k d

t

&

diti

(bi

d i ik ) t

b

l bih b ik

†

Refinancing dilakukan dengan terms & conditions (biaya dan risiko) utang baru yang lebih baik.

„

Kenaikan jumlah nominal utang Pemerintah berasal dari:

†

Akumulasi utang di masa lalu (legacy debts) yang memerlukan refinancing yang cukup besar;

†

Dampak krisis ekonomi tahun 1997/1998:

®

Depresiasi Rupiah terhadap mata uang asing;

®

BLBI dan Rekapitalisasi Perbankan;

®

Sebagian setoran BPPN dari asset-recovery digunakan untuk APBN selain untuk melunasi utang/obligasi rekap.

†

Pembiayaan defisit APBN merupakan keputusan politik antara Pemerintah dan DPR-RI antara lain untuk

:

®

M

j g ti

l fi k l

l l i

i l

b g

i f

t kt

t i d

gi d

k

d t

®

Menjaga stimulus fiskal melalui misalnya pembangunan infrastruktur, pertanian dan energi,dan proyek padat

karya;

®

Pengembangan peningkatan kesejahteraan masyarakat misalnya PNPM, BOS,

Jamkesmas,Raskin, PKH,Subsidi;

®

Mendukung pemulihan dunia usaha termasuk misalnya insentif pajak;

®

Mempertahankan anggaran pendidikan 20%;

®

Peningkatan anggaran Alat Utama Sistem Pertahanan (Alutsista);

®

Melanjutkan reformasi birokrasi.

„

Akses terhadap pinjaman luar negeri dengan persyaratan sangat lunak dari lembaga keuangan

multilateral bagi Indonesia dibatasi oleh:

2

†

Status Indonesia yang tidak lagi tergolong sebagai low income country;

†

Batas maksimum pinjaman yang dapat disalurkan ke suatu negara (country limit).

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

(8)

Tujuan dan Kebijakan Pengelolaan Utang

„

Tujuan

Tujuan umum pengelolaan utang dalam jangka panjang adalah meminimalkan biaya utang dengan

tingkat risiko yang semakin terkendali.

„

Kebijakan

†

Tidak ada agenda politik yang dipersyaratkan oleh pihak kreditor;

†

Persyaratan lunak (jangka panjang, biaya relatif ringan), terutama dari multilateral dan kreditor

bilateral (G to G);

bilateral (G to G);

†

Tambahan pinjaman luar negeri neto dianggarkan negatif sejak 2004, artinya jumlah pembayaran

kembali utang

dianggarkan

lebih besar dibanding dengan jumlah penarikan pinjaman luar negeri

baru;

†

Mengutamakan penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) Rupiah di pasar dalam negeri

†

Mengutamakan penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) Rupiah di pasar dalam negeri

®

Mewujudkan kemandirian dalam pembiayaan APBN;

®

Mendukung pengembangan pasar modal dengan memperluas basis investor melalui diversifikasi

berbagai instrumen investasi bagi masyarakat;

®

Membantu pengelolaan likuiditas pasar misalnya melalui penerbitan instrumen pasar uang

®

Membantu pengelolaan likuiditas pasar, misalnya melalui penerbitan instrumen pasar uang

(SPN).

†

Membuka akses sumber pembiayaan di pasar internasional (global bond, global sukuk, samurai bond)

untuk meningkatkan posisi tawar Pemerintah sebagai peminjam (upper-hand borrower)

3

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

(9)

Jenis-jenis Utang (1)

Pinjaman

terdiri dari pinjaman luar negeri dan pinjaman dalam negeri :

‰

Pinjaman Luar Negeri

World Bank, Asian Development Bank, Islamic Development Bank dan kreditor

bilateral (Jepang Jerman Perancis dll) serta Kredit Ekspor

bilateral (Jepang, Jerman, Perancis dll), serta Kredit Ekspor.

‰

Pinjaman Program:

Untuk budget support dan pencairannya dikaitkan dengan pemenuhan Policy Matrix

di bidang kegiatan untuk mencapai MDGs (pengentasan kemiskinan, pendidikan,

pemberantasan korupsi), pemberdayaan masyarakat, policy terkait dengan climate

pemberantasan korupsi), pemberdayaan masyarakat, policy terkait dengan climate

change dan infrastruktur.

‰

Pinjaman proyek :

Untuk pembiayaan proyek infrastruktur di berbagai sektor (perhubungan, energi,

dll); proyek-proyek dalam rangka pengentasan kemiskinan (PNPM).

); p y

p y

g

p

g

(

)

‰

Pinjaman Dalam Negeri

‰

Peraturan Pemerintah (PP) No.: 54 Tahun 2008 Tentang Tata Cara Pengadaan dan

Penerusan Pinjaman Dalam Negeri oleh Pemerintah :

‰

Berasal dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN); Pemerintah Daerah,dan Perusahaan

‰

Berasal dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN); Pemerintah Daerah,dan Perusahaan

Daerah;

‰

Untuk membiayai kegiatan dalam rangka pemberdayaan industri dalam negeri dan

pembangunan infrastruktur untuk pelayanan umum; kegiatan investasi yang

menghasilkan penerimaan.

4

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

(10)

Jenis-jenis Utang (2)

„

Surat Berharga Negara (SBN)

dalam Rupiah dan valuta

asing, tradable & non-tradable, fixed & variable :

‰

Surat Utang Negara (SUN)

‰

Surat Utang Negara (SUN)

‰

Surat Perbendaharaan Negara

(SPN/T-Bills): SUN jangka pendek

(s.d. 12bln);

‰

Obligasi Negara

(> 1 thn)

‰

Obligasi Negara

(> 1 thn)

Ä

Coupon Bond

Ä

Tradable: ORI, FR/VR bond, Global bond

Ä

Non tradable: SRBI untuk BLBI, dan Surat Utang/SU ke BI

,

g

untuk penyehatan dan restrukturisasi perbankan

Ä

Zero coupon

‰

Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)/Sukuk Negara

dalam

Rupiah dan valuta asing dengan berbagai struktur, misalnya

Ijarah, Musyarakah, Istisna dll

‰

SBSN jangka pendek (Islamic T-Bills);

‰

SBSN j

k

j

(IFR/Ij

h Fi d R t Gl b l S k k

5

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

‰

SBSN jangka panjang (IFR/Ijarah Fixed Rate; Global Sukuk;

SDHI/Sukuk Dana Haji Indonesia).

(11)

Landasan Hukum Pengelolaan Utang

„

Ketentuan Perundang-undangan:

†

Undang-Undang No 19/2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara

†

U d

U d

N 24/2002

S

U

N

†

Undang-Undang No 24/2002 tentang Surat Utang Negara

†

Peraturan Pemerintah No 2/2006 tentang Tatacara Pengadaan

Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri dan Penerusan Pinjaman

d /

Hib h L

N

i

dan/atau Hibah Luar Negeri

„

Mengatur a.l, prinsip-prinsip

good governance

:

†

Pengadaan/penerbitan utang melalui mekanisme APBN/mendapatkan

†

Pengadaan/penerbitan utang melalui mekanisme APBN/mendapatkan

persetujuan DPR

†

Koordinasi Pemerintah (Kementerian Keuangan, Kementrian

PPN/Bappenas), dan BI dalam

perencanaan dan pengelolaan utang

PPN/Bappenas), dan BI dalam

perencanaan dan pengelolaan utang

†

Pengawasan perdagangan SBN di pasar sekunder oleh otoritas pasar

modal

†

Pertanggungjawaban pengelolaan utang dan publikasi data & informasi

6

†

Pertanggungjawaban pengelolaan utang dan publikasi data & informasi

utang

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

(12)

Bagian 2

Bagian 2

APBN, Perkembangan Defisit

dan Pembiayaan APBN

y

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

(13)

APBN 2009 & APBN 2010

APBN

APBN

Dok. Stimulus

APBN-P

APBN-Realisasi

% thd.

APBN-P

A P

d

t

N

d

Hib h

985 7

848 6

871 0

868 9

99 8%

949 7

APBN 2009

APBN

2010

A. Pendapatan Negara dan Hibah

985.7

848.6

871.0

868.9

99.8%

949.7

I. Penerimaan Dalam Negeri

964.8

847.6

870.0

867.8

99.8%

948.1

1. Penerimaan Perpajakan

725.8

661.8

652.0

641.4

98.4%

742.7

2. Penerimaan Bukan Pajak

258.9

185.9

218.0

226.4

103.9%

205.4

II. Hibah

0.9

0.9

1.0

1.1

110.9%

1.5

B. Belanja Negara

1,037.1

988.1

1,000.8

956.4

95.6%

1,047.7

I. Belanja Pemerintah Pusat

716.4

685.0

691.5

647.8

93.7%

725.2

1. Belanja K/L

322.3

333.7

314.7

304.0

96.6%

340.1

2. Belanja Non K/L

394.1

351.4

376.8

343.8

91.2%

385.1

diantaranya:

B

Ut

101 7

110 6

109 6

93 8

85 6%

115 6

a. Bunga Utang

101.7

110.6

109.6

93.8

85.6%

115.6

- Dalam Negeri

69.3

70.1

70.7

63.7

90.1%

77.4

- Luar Negeri

32.3

40.6

38.9

30.1

77.4%

38.2

b. Subsidi

166.7

123.5

158.1

159.5

100.9%

157.8

II. Transfer ke Daerah

320.7

303.1

309.3

308.6

99.8%

322.4

C Keseimbangan Primer

50 3

(28 9)

(20 3)

6 4

-31 4%

17 6

C. Keseimbangan Primer

50.3

(28.9)

(20.3)

6.4

-31.4%

17.6

D. Surplus / (Defisit) Anggaran (A-B)

(51.3)

(139.5)

(129.8)

(87.4)

67.3%

(98.0)

% Defisit thd. PDB

-1.0%

-2.5%

-2.4%

-1.6%

-1.6%

E. Pembiayaan (I + II + III)

51.3

139.5

129.8

125.8

96.9%

98.0

I. Pembiayaan Dalam Negeri

60.8

109.5

142.6

142.6

100.0%

107.9

7

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

y

g

II. Pembiayaan Luar Negeri (neto)

(9.4)

(14.5)

(12.7)

(16.8)

132.2%

(9.9)

III. Tambahan Pembiayaan Utang

-

44.5

-

-

-Kelebihan / (Kekurangan) Pembiayaan

-

-

-

38.3

-

(14)

-Defisit dan Pembiayaan APBN 1999-2010

99

104

5

6

7

100

120

140

[ % thd. PDB ]

[ Triliun Rupiah ]

„

Sejak tahun 2005 SBN menjadi instrumen utama pembiayaan APBN

„

Kenaikan SBN periode 2005-2010, antara lain

untuk refinancing utang lama

yang jatuh tempo, dan refinancing dilakukan dengan utang baru yang

i t

&

diti

l bih b ik

3

6

57

86

38

42

43

4.0

2.4

3

4

5

60

80

100

mempunyai terms & conditions yang lebih baik.

44

-

16

-

40

-

24

35

24

14

29

50

4

87

98

(2

)

(3)

7

23

3

29

10

10

7

1

)

14

6

30

19

38

(1)

20

9

17

2

1.2

1.3

1.7

1.1

0.5

0.9

1.3

0.1

1.6 1.6

-1

2

-20

40

(

(2

8

)

(1

0

)

(2

7

)

(24)

(1

8

)

(1

7

)

(9

)

(2)

(1)

(40)

(20)

1999

2000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009+

2010++

Defisit (Surplus) APBN

SBN - neto

Pinjaman DN & LN - neto

Non-Utang - neto

Defisit APBN, % thd. PDB (RHS)

Sumber: Kementerian Keuangan

Catatan:

APBN 1999 2008 d l h gk PAN/LKPP A dit d

8

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia Kementerian Keuangan – Republik Indonesia Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

APBN 1999-2008 adalah angka PAN/LKPP-Audited

+ APBN-Realisasi 2009, Rev.1

(15)

Defisit Global di berbagai Negara 2007-2010

(dalam % thd. PDB)

2007

2008

2009

2010

Global

(0.7)

(2.6)

(8.1)

(6.4)

Developed

(1.0)

(3.1)

(9.3)

(7.4)

US

(1 2)

(3 2)

(10 6)

(8 3)

US

(1.2)

(3.2)

(10.6)

(8.3)

Japan

(2.5)

(6.4)

(13.5)

(6.7)

Euro Area

(0.6)

(1.9)

(5.7)

(6.3)

UK

(2.6)

(6.2)

(13.0)

(13.1)

Emerging Market

g

g

0.5

(0.8)

(

)

(

(3.9)

)

(2.9)

(

)

Latin America

(0.2)

-

(2.7)

2.4

Brazil

(2.2)

(1.5)

(2.7)

(3.0)

Mexico

-

-

(2.5)

(2.5)

Emerging Asia

0.8

(1.4)

(3.7)

(2.6)

China

0 6

(0 4)

(3 0)

(2 0)

China

0.6

(0.4)

(3.0)

(2.0)

Indonesia

(1.3)

(0.1)

(2.4)

(1.6)

CEEMA

0.6

-

(5.4)

(4.2)

Hungary

(5.0)

(3.3)

(3.8)

(3.5)

Poland

(2.0)

(3.9)

(5.0)

(4.0)

R

ssia

5 4

4 1

(7 6)

(5 0)

„

Defisit Indonesia relatif lebih rendah dibandingkan dengan defisit di negara

lain.

b

d f

l

d

Russia

5.4

4.1

(7.6)

(5.0)

9

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Sumber: JPMorgan per Juni 2009

„

UU No 17/2003 ttg Keuangan Negara membatasi defisit nasional 3% dari PDB,

dengan demikian tambahan utang untuk pembiayaan defisit juga dibatasi.

(16)

Cashflow Pembiayaan 2005-2010

[Mili

R

i h]

[Miliar Rupiah]

2005

2006

2007

2008

2009*

2010**

Kebutuhan Pembiayaan

(83,722)

(89,970)

(144,129)

(99,420)

(163,062)

(234,776)

Defisit

(14,408)

(29,141)

(49,844)

(4,121)

(87,433)

(98,010)

Pembayaran Utang

(61,569)

(77,741)

(100,705)

(103,768)

(113,331)

(129,384)

Pembayaran Utang

(61,569)

(77,741)

(100,705)

(103,768)

(113,331)

(129,384)

Jatuh Tempo dan Buyback Surat Berharga Negara

(24,456)

(25,060)

(42,783)

(40,333)

(45,300)

(70,541)

Pembayaran Cicilan Pokok Pinjaman Luar Negeri

(37,112)

(52,681)

(57,922)

(63,435)

(68,031)

(58,843)

Lain-Lain

(7,745)

16,913

6,420

8,470

37,702

(7,381)

Perbankan Dalam Negeri

(2,550)

18,913

8,420

16,159

55,562

7,129

Dana Invest. Pmrth & Restruk. BUMN

(5,195)

(2,000)

(2,000)

(2,500)

(12,085)

(3,903)

Dana Kontinjensi dan Cadangan Pembiayaan

(1 964)

Dana Kontinjensi dan Cadangan Pembiayaan

-

-

-

-

-

(1,964)

Penerusan Pinjaman

-

-

-

(5,189)

(5,775)

(8,644)

Sumber Pembiayaan

80,435

90,244

136,742

179,370

201,390

234,776

Utang

73,871

87,160

134,025

176,468

201,700

233,576

Penerbitan Surat Berharga Negara, bruto

47,031

61,046

99,955

126,249

144,742

174,970

Pinjaman Program

12,265

13,580

19,607

30,100

28,565

24,443

Pinjaman Proyek

14,576

12,535

14,463

20,118

22,639

24,519

Pinjaman Dalam Negeri

-

-

-

-

-

1,000

Penerusan Pinjaman

-

-

-

-

5,755

8,644

Non Utang

6,564

3,084

2,717

2,902

(310)

1,200

Privatisasi

-

400

304

82

-

-Pengelolaan Asset

6,564

2,684

2,413

2,820

(310)

1,200

Kelebihan / (Kekurangan) Pembiayaan

(3,287)

274

(7,388)

79,950

38,328

0

Cash Flow Surat Berharga Negara Neto

22,575

35,985

57,172

85,916

99,442

104,429

Cash Flow Pinjaman Luar Negeri Neto

(10,272)

(26,566)

(23,852)

(13,217)

(16,848)

(1,238)

Cash Flow Pinjaman Dalam Negeri

-

-

-

-

-

1,000

10

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Cash Flow Non Utang

(1,181)

19,997

9,137

11,372

37,392

(6,181)

Catatan:

APBN 2005-2008 PAN/LKPP - Audited

(17)

Perkembangan Pembiayaan melalui Utang 1998-2010

[T ili

R

i h]

[Triliun Rupiah]

1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009* 2010**

Surat Berharga Negara (neto)

-

-

-

-

-1.9

-3.1

6.9

22.6

36.0

57.2

85.9

99.4

104.4

Penerbitan, bruto

-

-

-

-

2.0

11.3

32.3

47.0

61.0 100.0 126.2

144.7

175.0

Domestik

-

-

-

-

2.0

11.3

23.4

22.5

42.6

86.4

86.9

97.8

130.0

Valas

-

-

-

-

0.0

0.0

9.0

24.5

18.5

13.6

39.3

47.0

45.0

Pembayaran Pokok dan Pembelian Kembali

-

-

-

-

-3.9 -14.4 -25.5 -24.5 -25.1 -42.8 -40.3

-45.3

-70.5

Pembiayaan Pinjaman (neto)

21.0

29.4

10.2

10.3

6.6

0.5 -28.1 -10.3 -26.6 -23.9 -18.4

-16.8

-8.9

Penarikan Pinjaman Luar Negeri, bruto

51.0

49.6

17.8

26.2

18.9

20.4

18.4

26.8

26.1

34.1

50.2

57.0

57.6

Pinjaman program

24.9

25.2

0.8

6.4

7.2

1.8

5.1

12.3

13.6

19.6

30.1

28.6

24.4

Pinjaman proyek

26.1

24.4

17.0

19.7

11.7

18.6

13.4

14.6

12.5

14.5

20.1

28.4

33.2

Pembayaran Cicilan Pokok

-30.0 -20.2

-7.6 -15.9 -12.3 -19.8 -46.5 -37.1 -52.7 -57.9 -68.6

-73.8

-67.5

Penarikan Pinjaman Dalam Negeri, bruto

j

g ,

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

1.0

Total Pembiayaan Utang

21.0

29.4

10.2

10.3

4.7

-2.6 -21.2

12.3

9.4

33.3

67.5

82.6

95.5

Catatan:

APBN 2005-2008 PAN/LKPP - Audited

*) APBN-Realisasi 2009 Rev.1

**) APBN 2010

„

Tambahan Pinjaman Luar Negeri Neto NEGATIF sejak 2004

„

Total pembiayaan melalui utang tahun 2003 dan 2004 negatif, karena

) APBN Realisasi 2009 Rev.1 ) APBN 2010

11

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

sumber pembiayaan APBN mengandalkan Penjualan Aset Negara melalui

privatisasi BUMN dan pelepasan aset ex BPPN/bank rekap

(18)

Realisasi Penerbitan SBN 2010

(Per 25 Februari 2010)

Target APBN

Realisasi

% realisasi

SBN jatuh tempo 2010

67,540,415,022,752

15,169,581,361,929

22.46%

SBN N tt (APBN)

104 429 100 000 000

33 939 278 638 071

32 50%

SBN Netto (APBN)

104,429,100,000,000

33,939,278,638,071

32.50%

Rencana Buyback

3,000,000,000,000

0.00%

Kebutuhan Penerbitan 2010

174,969,515,022,752

49,108,860,000,000

28.07%

SUN

,

40,125,000,000,000

,

,

,

SUN Domestik

21,575,000,000,000

- ON

15,825,000,000,000

- ZC

SPN

5 750 000 000 000

- SPN

5,750,000,000,000

- ORI

-SUN Valas

18,550,000,000,000

SBSN

8,983,860,000,000

SBSN Domestik

950,000,000,000

SBSN Ritel

8,033,860,000,000

SDHI

SBSN Valas

12

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

SBSN Valas

Catatan:

*)

- Rencana penerbitan menggunakan asumsi kurs APBN 2010 Rp10.000 /USD

(19)

Pinjaman Program 2010

(d l

)

(dalam Juta USD)

APBN

RAPBN‐P

1,700

2,463

Non Sektoral

No

Lender

Nama Program

2010 (rencana)

1,700

      

       

2,463

1

JICA

Climate Change Program Loan III

      

300

      

300

Total

      

300

      

300

2

ADB

Development Policy Support Program VI

      

200

      

200

Cuntercyclical Support Facility (CSF)

      

500

Non Sektoral

y

pp

y (

)

Total

      

200

      

700

3

WB

Seventh Development Policy Loan 

      

600

      

600

Fourth Infrastructure Development Policy Loan

      

200

      

200

Local Government DAK Support

      

200

       

BOS KITA R fi

i

2

163

BOS‐KITA Refinnancing 2

       

      

163

Climate Change Program Loan

       

      

300

Total

       

1,000

      

1,263

4

France

Climate Change Program Loan II

      

200

      

200

Total

200

200

Total

      

200

      

200

744

       

       

744

1

WB

PNPM Refinancing

      

744

      

744

Sektoral

13

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Total

      

744

      

744

(20)

Penarikan Pinjaman Luar Negeri

Berdasarkan Tujuan Pembiayaan, 2005-2010

Nominal

% thd. Pagu

APBN

2008

2010

APBN

2009

Realisasi s.d. 31 Jan 2010

JENIS PINJAMAN

2005

2006

2007

APBN

12.21

13.53

19.90

30.28

28.57

24.44

-

0.0%

ekuivalen dlm miliar US$

1.24

1.50

2.11

2.77

3.04

2.44

-W

ld B

k

3 93

5 42

5 65

12 59

14 65

17 44

0 0%

1. Pinjaman Program

a. World Bank

3.93

5.42

5.65

12.59

14.65

17.44

-

0.0%

b. A D B

7.37

5.41

8.48

9.09

5.06

2.00

-

-c. JEPANG

0.90

0.89

3.89

6.41

6.07

3.00

-

0.0%

d. PERANCIS

-

-

-

2.19

2.79

2.00

-

-e. IDB

-

1.80

1.88

-

-

-

-

-f. Lain-Lain

-

-

-

-

-

-

-

-38.95

19.81

19.54

25.28

22.64

24.52

1.15

4.7%

2. Pinjaman Proyek

ekuivalen dlm miliar US$

3.96

2.20

2.07

2.31

2.41

2.45

0.12

TOTAL

51.16

33.34

39.44

55.56

51.20

48.96

1.15

2.4%

ekuivalen dlm miliar US$

5.20

3.70

4.19

5.07

5.45

4.90

0.12

14

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Catatan:

(21)

Bagian 3

Bagian 3

Portofolio Utang

(Outstanding Utang, Profil Jatuh Tempo

(

g

g,

p

Utang, Perkembangan SBN dan Pinjaman

Luar Negeri)

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

(22)

Posisi Outstanding Utang Pemerintah, 2001-2010

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

+

2009

++

Jan'10

+++

a. Pinjaman (dlm. miliar US$)

58.90

63.74

68.91

68.59

63.09

62.02

62.25

66.69

65.02

65.36

Bilateral *)

35.16

40.37

46.19

46.48

42.16

41.07

41.03

44.28

41.27

40.55

Multilateral **)

20.68

20.61

19.98

19.48

18.78

18.84

19.05

20.34

21.53

21.43

Komersial ***)

2 41

2 20

2 19

2 17

1 82

2 01

2 08

1 98

2 15

3 31

Komersial

)

2.41

2.20

2.19

2.17

1.82

2.01

2.08

1.98

2.15

3.31

Suppliers ***)

0.48

0.39

0.37

0.29

0.17

0.11

0.08

0.09

0.07

0.06

Lain-Lain ***)

0.17

0.17

0.17

0.17

0.17

-

-

-

-

-b. Surat Berharga Negara (dlm. miliar US$)

63.52

73.30

76.64

71.29

70.51

82.34

85.26

82.78

107.44

104.20

Denominasi Valas

-

-

-

1.00

3.50

5.50

7.00

11.20

15.23

17.24

Denominasi Rupiah

73.30

63.52

76.64

70.29

67.01

78.26

76.84

71.58

88.97

90.20

Total Utang Pemerintah Pusat

(dlm. miliar US$)

137.04

122.42

145.55

139.88

133.60

144.36

147.51

149.47

169.22

172.80

Total Utang Pemerintah Pusat

1,273.18

1,225.15

1,232.04

1,299.50

1,313.29

1,302.16

1,389.41

1,636.74

1,590.66

1,618.24

(ekuivalen dlm. triliun Rupiah)

diantaranya SBN Denominasi Rupiah

(dlm. triliun Rupiah)

660.65

655.31

648.75

653.03

658.67

693.12

737.13

783.86

836.31

844.71

Nilai Tukar Rupiah (IDR/US$1)

8,940

10,400

8,465

9,290

9,830

9,020

9,419

9,400

10,950

9,365

PDB (dlm. triliun Rupiah)

1,646.32

1,821.83

2,013.68

2,295.83

2,774.28

3,339.48

3,949.32

4,954.03

5,613.44

5,981.37

Catatan:

+ Angka Sementara

++ Angka Sangat Sementara

+++ Angka Sangat-Sangat Sementara , per Januari 2010,

Rasio Utang terhadap PDB

77%

67%

61%

57%

47%

39%

35%

33%

28%

27%

15

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

g a Sa gat Sa gat Se e ta a , pe

Ja ua

0 0,

menggunakan PDB asumsi APBN 2010

* Termasuk semi commercial

** Beberapa termasuk semi concessional

*** Seluruhnya termasuk commercial

(23)

Outstanding Utang Pemerintah, 1998-2010

730

611

612

1,400

1,600

[ triliun rupiah ]

Penerbitan SBN/Surat Berharga Negara,terutama di pasar

domestik a.l. Untuk: refinancing utang lama, mengurangi

Pinjaman Luar Negeri, dan untuk mengembangkan pasar

keuangan domestik

438

583

613

570

583

637

620

559

586

730

611

800

1,000

1,200

502

652

661

655

649

662

693

743

803

906

979

1,006

453

438

200

400

600

-200

1998

1999

2000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008+

2009++

Jan

'10+++

Pinjaman Luar Negeri

Surat Berharga Negara

[dalam %]

[dalam %]

Tahun

1998

1999

2000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008+

2009++Jan '10+++

Pinjaman

82%

47%

47%

48%

47%

47%

49%

47%

43%

42%

45%

38%

38%

Surat Berharga Negara

18%

53%

53%

52%

53%

53%

51%

53%

57%

58%

55%

62%

62%

Total Utang Pemerintah Pusat

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

16

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Catatan:

+ Angka Sementara

++ Angka Sangat Sementara

+++ Angka Sangat-Sangat Sementara , per 31 Januari 2010

Kenaikan Pinjaman Luar Negeri, terutama karena volatilitas

nilai tukar Rupiah terhadap berbagai denominasi mata uang

dalam Pinjaman Luar Negeri

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

(24)

[T ili

R

i h]

Profil Jatuh Tempo Utang per 31 Januari 2010

3

120

140

[Triliun Rupiah]

7

49

47

46

48

47

47

36

35 33

80

100

Surat Utang

eks BLBI

kepada BI/SRBI-001

56

62

58

45

48

56 59

12

7

47

48

43 37

36

27

22

17

13 11

1

1

40

60

41

42

45

38 39

48

17

25 21 18 19

14 18

10

15

20

26

13 11

10

8

7

5

4

4

4

2

1

1

1

1

-20

2

010

2

01

1

2

012

2

013

2

014

2

015

2

016

2

017

2

018

2

019

2

020

2

021

2

022

2

023

2

024

2

025

2

026

2

027

2

028

2

029

2

030

2

031

2

032

2

033

2

034

2

035

2

036

2

037

2

038

2

039

2

055

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2040-2

Pinjaman Luar Negeri

Surat Berharga Negara

Tahun

2010

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

2021

2022

2023

2024

Pinjaman Luar Negeri

47%

53%

43%

53%

45%

51%

53%

49%

43%

38%

36%

62%

46%

45%

43%

Surat Berharga Negara

53%

47%

57%

47%

55%

49%

47%

51%

57%

62%

64%

38%

54%

55%

57%

17

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Surat Berharga Negara

53%

47%

57%

47%

55%

49%

47%

51%

57%

62%

64%

38%

54%

55%

57%

Tahun

2025

2026

2027

2028

2029

2030

2031

2032

2033

2034

2035

2036

2037

2038

2039

2040

Pinjaman Luar Negeri

37%

80%

37%

29% 100%

30% 100% 100%

3% 100%

8% 100%

4%

3% 100% 100%

Surat Berharga Negara

63%

20%

63%

71%

0%

70%

0%

0%

97%

0%

92%

0%

96%

97%

0%

0%

Referensi

Dokumen terkait

Keberhasilan dakwah tentunya tidak dapat dicapai tanpa adanya keterlibatan unsure- unsur yang terdapat dalam kegiatan dakwah secara menyeluruh, baik dari kondisi dai

REKAPITULASI DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN BELANJA LANGSUNG MENURUT PROGRAM DAN KEGIATAN SATUAN KERJA PERANGKAT

1) Melalui interaksi dengan anggota kelompok, semua memiliki kesempatan untuk belajar mengemukakan pendapatnya atau memperoleh pengetahuan dari hasil diskusi dengan

Penelitian ini membahas tentang pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial melalui komitmen organisasi dan gaya kepemimpinan sebagai variabel

3) Pembuktian kualifikasi untuk menilai pengalaman yang sejenis dan besaran nilai pekerjaan yang sesuai dengan nilai pekerjaan yang akan dikompetisikan dilakukan dengan melihat

Sehubungan dengan Paket DED Pembangunan Shelter SDN 12 Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman, Pokja Bidang Peralatan dan Bahan Jalan Dinas Prasarana Jalan,

Karena rendahnya kelarutan oksigen dalam air, jumlah oksigen menjadi terbatas karena beton menjadi jenuh dan dapat menyebabkan kontrol katodik, dimana jumlah oksigen yang

Muller Diperkaya Beberapa Variasi Dosis Scott’s Emulsion Pada Kombinasi Kotoran Ayam Broiler, Pupuk Urea dan TSP” telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juni 2013,