Daftar Isi
Bagian 1
Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang,
Jenis-jenis Utang, Landasan Hukum
1.
Latar Belakang (1)
Bagian 3
Portofolio Utang (Outstanding Utang, Profil Jatuh
Tempo Utang, Perkembangan SBN dan Pinjaman Luar
Negeri)
15
P i i O t t di Ut
P
i t h 2001 2010
1.
Latar Belakang (1)
2.
Latar Belakang (2)
3.
Tujuan dan Kebijakan Pengelolaan Utang
4.
Jenis-jenis Utang (1)
15.
Posisi Outstanding Utang Pemerintah 2001-2010
16.
Outstanding Utang Pemerintah 1998-2010
(Grafik)
17.
Profil Jatuh tempo Utang per 31 Januari 2010
(G fik)
5.
Jenis-jenis Utang (2)
6.
Landasan Hukum Pengelolaan Utang
Bagian 2
APBN, Perkembangan Defisit dan Pembiayaan APBN
(Grafik)
18.
Posisi Surat Berharga Negara Desember 2007 –
31 Januari 2010
19.
Proporsi Pinjaman Luar Negeri Berdasarkan
N
/L
b
K dit
1998 2010
APBN, Perkembangan Defisit dan Pembiayaan APBN
7.
APBN 2009 & APBN 2010
8.
Defisit dan Pembiayaan APBN 1999-2010
9.
Defisit Global di berbagai Negara 2007-2010
h l
b
Negara/Lembaga Kreditor 1998-2010
20.
Proporsi Pinjaman Luar Negeri Berdasarkan
Negara Kreditor, 2001-2010 (Grafik)
21.
Proporsi Utang Pemerintah
B d
k M t U
2001 2010
10.
Cashflow Pembiayaan 2005-2010
11.
Perkembangan Pembiayaan melalui Utang
1998-2010
12.
Realisasi Penerbitan SBN 2010
Berdasarkan Mata Uang, 2001-2010
22.
Proporsi Utang Pemerintah
Berdasarkan Mata Uang, 2000-2010 (Grafik)
23.
Proporsi Penarikan Pinjaman Luar Negeri
B d
k J
i P
bi
2005 2010
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
13.
Pinjaman Program 2010
14.
Penarikan Pinjaman Luar Negeri
Berdasarkan Tujuan Pembiayaan, 2005-2010
Berdasarkan Jenis Pembiayaan, 2005-2010
Daftar Isi
Bagian 4
Kinerja Pengelolaan Portofolio Utang (Berbagai
Rasio Utang dan perbandingan antar negara,
Pemanfaatan Pinjaman Luar Negeri, Reprofiling
Struktur Jatuh Tempo SUN)
35.
Rasio Pembayaran Kewajiban Pinjaman Luar
Negeri terhadap Cadangan Devisa 1999-2009
36.
Rasio Utang thd PDB di berbagai Negara 2008
dan perubahannya 2003-2008
Struktur Jatuh Tempo SUN)
24.
Perkembangan Rasio Utang Indonesia
terhadap PDB, 1998-2010
25.
Rasio Utang terhadap PDB Indonesia dan
berbagai Negara 1998 2007
37.
Rasio Utang Luar negeri/External Debt thd PDB
2008 dan perubahannya 2003-2008
38.
Utang per Kapita di berbagai Negara 2001-2007
39.
Utang per Kapita di berbagai Negara 2008 dan
berbagai Negara, 1998-2007
26.
Rasio Utang thd. PDB di Beberapa Negara,
2008-2014
27.
Jatuh Tempo (tradable) SBN akhir 2001 & 31
Januari 2010
perubahannya 2003-2008
40.
Rasio Utang thd Pendapatan 2008 di berbagai
Negara dan perubahannya 2003-2008
41.
Rasio Pembayaran Bunga Utang thd PDB di
Januari 2010
28.
Program Debt Switching dan Buyback SBN
29.
Pengurangan Utang melalui Skema Debt Swap
30.
Restrukturisasi 2003
berbagai Negara 1998-2007
Bagian 5
Biaya-biaya berbagai instrumen utang (Rasio Biaya
Utang, Yield Curve, Biaya Pinjaman Luar Negeri)
31.
Restrukturisasi 2006
32.
Restrukturisasi Tahun 2008 : Restrukturisasi
Tingkat Bunga SU-002 dan SU-004
33.
Pemanfaatan Pinjaman Luar Negeri 1997-31
42.
Rasio Bunga Utang thd Pendapatan dan Belanja
2000-2010
43.
Rasio Utang terhadap Total Utang 2000-2010
44.
Biaya Pinjaman Program
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
j
g
Januari 2010
34.
External Debt Service 2008 dan perubahannya
2003-2008
45.
Rasio Pembayaran Bunga Utang thd Pendapatan
2008 di berbagai Negara dan perubahannya
2003-2008
Daftar Isi
46.
Kurva Imbal hasil/Cost of Fund SBN Rupiah
47.
Pergerakan Kurva imbal hasil (Yield Curve) SUN
Valas
Bagian 7
Rating, Opini BPK, HIPICs, Kesimpulan
56.
Perkembangan Credit Rating Indonesia
57
Peningkatan Performa Sovereign Rating
Bagian 6
Kinerja Pasar Sekunder SBN (Aktifitas Perdagangan,
Kepemilikan SBN oleh Investor)
48.
Perdagangan rata-rata Harian Surat Utang
57.
Peningkatan Performa Sovereign Rating
Indonesia
58.
Opini BPK tentang Laporan Keuangan 2008
59.
GDP per Capita dari Higly Indebted Poor
Countries (HIPCs) yang Mendapat Penghapusan
48.
Perdagangan rata rata Harian Surat Utang
Negara Rupiah di Pasar Sekunder per 25
Februari 2010
49.
Posisi Kepemilikan SBN Bank dan Non Bank per
24 Februari 2010
Countries (HIPCs) yang Mendapat Penghapusan
Utang
60.
Kesimpulan
50.
Posisi Kepemilikan SBN Domestik oleh Berbagai
Jenis Investor
51.
Posisi Kepemilikan SBN Domestik oleh Berbagai
Jenis Investor (dalam persentase)
(
)
52.
Kepemilikan SUN oleh Asing berdasarkan Tenor
(tahun jatuh tempo)
53.
Spread terhadap UST- 5 tahun
54
Spread terhadap UST- 10 tahun
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
54.
Spread terhadap UST 10 tahun
55.
Spread terhadap UST- 30 tahun
B gi 1
Bagian 1
Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang,
Jenis-jenis Utang Landasan Hukum
Jenis jenis Utang, Landasan Hukum
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Latar Belakang (1)
Utang merupakan
bagian dari Kebijakan Fiskal (APBN)
yang menjadi bagian dari Kebijakan Pengelolaan
Ekonomi secara keseluruhan
Ekonomi secara keseluruhan.
Tujuan Pengelolaan Ekonomi adalah:
Menciptakan kemakmuran rakyat dalam bentuk:
Menciptakan kemakmuran rakyat dalam bentuk:
¾
Penciptaan kesempatan kerja.
¾
Mengurangi kemiskinan.
¾
Menguatkan pertumbuhan ekonomi
.
Menciptakan keamanan
.
Utang adalah
konsekuensi
dari postur APBN (yang
mengalami defisit), dimana Penerimaan Negara lebih
kecil daripada Belanja Negara
1
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
kecil daripada Belanja Negara
.
Latar Belakang (2)
Pembiayaan APBN melalui utang merupakan bagian dari pengelolaan keuangan negara yang lazim
dilakukan oleh suatu negara:
Utang merupakan instrumen utama pembiayaan APBN untuk menutup defisit APBN, dan untuk
membayar kembali utang yang jatuh tempo (debt refinancing);
R fi
i dil k k d
t
&
diti
(bi
d i ik ) t
b
l bih b ik
Refinancing dilakukan dengan terms & conditions (biaya dan risiko) utang baru yang lebih baik.
Kenaikan jumlah nominal utang Pemerintah berasal dari:
Akumulasi utang di masa lalu (legacy debts) yang memerlukan refinancing yang cukup besar;
Dampak krisis ekonomi tahun 1997/1998:
®
Depresiasi Rupiah terhadap mata uang asing;
®
BLBI dan Rekapitalisasi Perbankan;
®
Sebagian setoran BPPN dari asset-recovery digunakan untuk APBN selain untuk melunasi utang/obligasi rekap.
Pembiayaan defisit APBN merupakan keputusan politik antara Pemerintah dan DPR-RI antara lain untuk
:
®
M
j g ti
l fi k l
l l i
i l
b g
i f
t kt
t i d
gi d
k
d t
®
Menjaga stimulus fiskal melalui misalnya pembangunan infrastruktur, pertanian dan energi,dan proyek padat
karya;
®
Pengembangan peningkatan kesejahteraan masyarakat misalnya PNPM, BOS,
Jamkesmas,Raskin, PKH,Subsidi;
®
Mendukung pemulihan dunia usaha termasuk misalnya insentif pajak;
®
Mempertahankan anggaran pendidikan 20%;
®
Peningkatan anggaran Alat Utama Sistem Pertahanan (Alutsista);
®
Melanjutkan reformasi birokrasi.
Akses terhadap pinjaman luar negeri dengan persyaratan sangat lunak dari lembaga keuangan
multilateral bagi Indonesia dibatasi oleh:
2
Status Indonesia yang tidak lagi tergolong sebagai low income country;
Batas maksimum pinjaman yang dapat disalurkan ke suatu negara (country limit).
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Tujuan dan Kebijakan Pengelolaan Utang
Tujuan
Tujuan umum pengelolaan utang dalam jangka panjang adalah meminimalkan biaya utang dengan
tingkat risiko yang semakin terkendali.
Kebijakan
Tidak ada agenda politik yang dipersyaratkan oleh pihak kreditor;
Persyaratan lunak (jangka panjang, biaya relatif ringan), terutama dari multilateral dan kreditor
bilateral (G to G);
bilateral (G to G);
Tambahan pinjaman luar negeri neto dianggarkan negatif sejak 2004, artinya jumlah pembayaran
kembali utang
dianggarkan
lebih besar dibanding dengan jumlah penarikan pinjaman luar negeri
baru;
Mengutamakan penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) Rupiah di pasar dalam negeri
Mengutamakan penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) Rupiah di pasar dalam negeri
®
Mewujudkan kemandirian dalam pembiayaan APBN;
®
Mendukung pengembangan pasar modal dengan memperluas basis investor melalui diversifikasi
berbagai instrumen investasi bagi masyarakat;
®
Membantu pengelolaan likuiditas pasar misalnya melalui penerbitan instrumen pasar uang
®
Membantu pengelolaan likuiditas pasar, misalnya melalui penerbitan instrumen pasar uang
(SPN).
Membuka akses sumber pembiayaan di pasar internasional (global bond, global sukuk, samurai bond)
untuk meningkatkan posisi tawar Pemerintah sebagai peminjam (upper-hand borrower)
3
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Jenis-jenis Utang (1)
Pinjaman
terdiri dari pinjaman luar negeri dan pinjaman dalam negeri :
Pinjaman Luar Negeri
World Bank, Asian Development Bank, Islamic Development Bank dan kreditor
bilateral (Jepang Jerman Perancis dll) serta Kredit Ekspor
bilateral (Jepang, Jerman, Perancis dll), serta Kredit Ekspor.
Pinjaman Program:
Untuk budget support dan pencairannya dikaitkan dengan pemenuhan Policy Matrix
di bidang kegiatan untuk mencapai MDGs (pengentasan kemiskinan, pendidikan,
pemberantasan korupsi), pemberdayaan masyarakat, policy terkait dengan climate
pemberantasan korupsi), pemberdayaan masyarakat, policy terkait dengan climate
change dan infrastruktur.
Pinjaman proyek :
Untuk pembiayaan proyek infrastruktur di berbagai sektor (perhubungan, energi,
dll); proyek-proyek dalam rangka pengentasan kemiskinan (PNPM).
); p y
p y
g
p
g
(
)
Pinjaman Dalam Negeri
Peraturan Pemerintah (PP) No.: 54 Tahun 2008 Tentang Tata Cara Pengadaan dan
Penerusan Pinjaman Dalam Negeri oleh Pemerintah :
Berasal dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN); Pemerintah Daerah,dan Perusahaan
Berasal dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN); Pemerintah Daerah,dan Perusahaan
Daerah;
Untuk membiayai kegiatan dalam rangka pemberdayaan industri dalam negeri dan
pembangunan infrastruktur untuk pelayanan umum; kegiatan investasi yang
menghasilkan penerimaan.
4
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Jenis-jenis Utang (2)
Surat Berharga Negara (SBN)
dalam Rupiah dan valuta
asing, tradable & non-tradable, fixed & variable :
Surat Utang Negara (SUN)
Surat Utang Negara (SUN)
Surat Perbendaharaan Negara
(SPN/T-Bills): SUN jangka pendek
(s.d. 12bln);
Obligasi Negara
(> 1 thn)
Obligasi Negara
(> 1 thn)
Ä
Coupon Bond
Ä
Tradable: ORI, FR/VR bond, Global bond
Ä
Non tradable: SRBI untuk BLBI, dan Surat Utang/SU ke BI
,
g
untuk penyehatan dan restrukturisasi perbankan
Ä
Zero coupon
Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)/Sukuk Negara
dalam
Rupiah dan valuta asing dengan berbagai struktur, misalnya
Ijarah, Musyarakah, Istisna dll
SBSN jangka pendek (Islamic T-Bills);
SBSN j
k
j
(IFR/Ij
h Fi d R t Gl b l S k k
5
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
SBSN jangka panjang (IFR/Ijarah Fixed Rate; Global Sukuk;
SDHI/Sukuk Dana Haji Indonesia).
Landasan Hukum Pengelolaan Utang
Ketentuan Perundang-undangan:
Undang-Undang No 19/2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara
U d
U d
N 24/2002
S
U
N
Undang-Undang No 24/2002 tentang Surat Utang Negara
Peraturan Pemerintah No 2/2006 tentang Tatacara Pengadaan
Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri dan Penerusan Pinjaman
d /
Hib h L
N
i
dan/atau Hibah Luar Negeri
Mengatur a.l, prinsip-prinsip
good governance
:
Pengadaan/penerbitan utang melalui mekanisme APBN/mendapatkan
Pengadaan/penerbitan utang melalui mekanisme APBN/mendapatkan
persetujuan DPR
Koordinasi Pemerintah (Kementerian Keuangan, Kementrian
PPN/Bappenas), dan BI dalam
perencanaan dan pengelolaan utang
PPN/Bappenas), dan BI dalam
perencanaan dan pengelolaan utang
Pengawasan perdagangan SBN di pasar sekunder oleh otoritas pasar
modal
Pertanggungjawaban pengelolaan utang dan publikasi data & informasi
6
Pertanggungjawaban pengelolaan utang dan publikasi data & informasi
utang
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Bagian 2
Bagian 2
APBN, Perkembangan Defisit
dan Pembiayaan APBN
y
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
APBN 2009 & APBN 2010
APBN
APBN
Dok. Stimulus
APBN-P
APBN-Realisasi
% thd.
APBN-P
A P
d
t
N
d
Hib h
985 7
848 6
871 0
868 9
99 8%
949 7
APBN 2009
APBN
2010
A. Pendapatan Negara dan Hibah
985.7
848.6
871.0
868.9
99.8%
949.7
I. Penerimaan Dalam Negeri
964.8
847.6
870.0
867.8
99.8%
948.1
1. Penerimaan Perpajakan
725.8
661.8
652.0
641.4
98.4%
742.7
2. Penerimaan Bukan Pajak
258.9
185.9
218.0
226.4
103.9%
205.4
II. Hibah
0.9
0.9
1.0
1.1
110.9%
1.5
B. Belanja Negara
1,037.1
988.1
1,000.8
956.4
95.6%
1,047.7
I. Belanja Pemerintah Pusat
716.4
685.0
691.5
647.8
93.7%
725.2
1. Belanja K/L
322.3
333.7
314.7
304.0
96.6%
340.1
2. Belanja Non K/L
394.1
351.4
376.8
343.8
91.2%
385.1
diantaranya:
B
Ut
101 7
110 6
109 6
93 8
85 6%
115 6
a. Bunga Utang
101.7
110.6
109.6
93.8
85.6%
115.6
- Dalam Negeri
69.3
70.1
70.7
63.7
90.1%
77.4
- Luar Negeri
32.3
40.6
38.9
30.1
77.4%
38.2
b. Subsidi
166.7
123.5
158.1
159.5
100.9%
157.8
II. Transfer ke Daerah
320.7
303.1
309.3
308.6
99.8%
322.4
C Keseimbangan Primer
50 3
(28 9)
(20 3)
6 4
-31 4%
17 6
C. Keseimbangan Primer
50.3
(28.9)
(20.3)
6.4
-31.4%
17.6
D. Surplus / (Defisit) Anggaran (A-B)
(51.3)
(139.5)
(129.8)
(87.4)
67.3%
(98.0)
% Defisit thd. PDB
-1.0%
-2.5%
-2.4%
-1.6%
-1.6%
E. Pembiayaan (I + II + III)
51.3
139.5
129.8
125.8
96.9%
98.0
I. Pembiayaan Dalam Negeri
60.8
109.5
142.6
142.6
100.0%
107.9
7
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
y
g
II. Pembiayaan Luar Negeri (neto)
(9.4)
(14.5)
(12.7)
(16.8)
132.2%
(9.9)
III. Tambahan Pembiayaan Utang
-
44.5
-
-
-Kelebihan / (Kekurangan) Pembiayaan
-
-
-
38.3
-
-Defisit dan Pembiayaan APBN 1999-2010
99
104
5
6
7
100
120
140
[ % thd. PDB ]
[ Triliun Rupiah ]
Sejak tahun 2005 SBN menjadi instrumen utama pembiayaan APBN
Kenaikan SBN periode 2005-2010, antara lain
untuk refinancing utang lama
yang jatuh tempo, dan refinancing dilakukan dengan utang baru yang
i t
&
diti
l bih b ik
3
6
57
86
38
42
43
4.0
2.4
3
4
5
60
80
100
mempunyai terms & conditions yang lebih baik.
44
-
16
-
40
-
24
35
24
14
29
50
4
87
98
(2
)
(3)
7
23
3
29
10
10
7
1
)
14
6
30
19
38
(1)
20
9
17
2
1.2
1.3
1.7
1.1
0.5
0.9
1.3
0.1
1.6 1.6
-1
2
-20
40
(
(2
8
)
(1
0
)
(2
7
)
(24)
(1
8
)
(1
7
)
(9
)
(2)
(1)
(40)
(20)
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009+
2010++
Defisit (Surplus) APBN
SBN - neto
Pinjaman DN & LN - neto
Non-Utang - neto
Defisit APBN, % thd. PDB (RHS)
Sumber: Kementerian Keuangan
Catatan:
APBN 1999 2008 d l h gk PAN/LKPP A dit d
8
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia Kementerian Keuangan – Republik Indonesia Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
APBN 1999-2008 adalah angka PAN/LKPP-Audited
+ APBN-Realisasi 2009, Rev.1
Defisit Global di berbagai Negara 2007-2010
(dalam % thd. PDB)
2007
2008
2009
2010
Global
(0.7)
(2.6)
(8.1)
(6.4)
Developed
(1.0)
(3.1)
(9.3)
(7.4)
US
(1 2)
(3 2)
(10 6)
(8 3)
US
(1.2)
(3.2)
(10.6)
(8.3)
Japan
(2.5)
(6.4)
(13.5)
(6.7)
Euro Area
(0.6)
(1.9)
(5.7)
(6.3)
UK
(2.6)
(6.2)
(13.0)
(13.1)
Emerging Market
g
g
0.5
(0.8)
(
)
(
(3.9)
)
(2.9)
(
)
Latin America
(0.2)
-
(2.7)
2.4
Brazil
(2.2)
(1.5)
(2.7)
(3.0)
Mexico
-
-
(2.5)
(2.5)
Emerging Asia
0.8
(1.4)
(3.7)
(2.6)
China
0 6
(0 4)
(3 0)
(2 0)
China
0.6
(0.4)
(3.0)
(2.0)
Indonesia
(1.3)
(0.1)
(2.4)
(1.6)
CEEMA
0.6
-
(5.4)
(4.2)
Hungary
(5.0)
(3.3)
(3.8)
(3.5)
Poland
(2.0)
(3.9)
(5.0)
(4.0)
R
ssia
5 4
4 1
(7 6)
(5 0)
Defisit Indonesia relatif lebih rendah dibandingkan dengan defisit di negara
lain.
b
d f
l
d
Russia
5.4
4.1
(7.6)
(5.0)
9
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Sumber: JPMorgan per Juni 2009
UU No 17/2003 ttg Keuangan Negara membatasi defisit nasional 3% dari PDB,
dengan demikian tambahan utang untuk pembiayaan defisit juga dibatasi.
Cashflow Pembiayaan 2005-2010
[Mili
R
i h]
[Miliar Rupiah]
2005
2006
2007
2008
2009*
2010**
Kebutuhan Pembiayaan
(83,722)
(89,970)
(144,129)
(99,420)
(163,062)
(234,776)
Defisit
(14,408)
(29,141)
(49,844)
(4,121)
(87,433)
(98,010)
Pembayaran Utang
(61,569)
(77,741)
(100,705)
(103,768)
(113,331)
(129,384)
Pembayaran Utang
(61,569)
(77,741)
(100,705)
(103,768)
(113,331)
(129,384)
Jatuh Tempo dan Buyback Surat Berharga Negara
(24,456)
(25,060)
(42,783)
(40,333)
(45,300)
(70,541)
Pembayaran Cicilan Pokok Pinjaman Luar Negeri
(37,112)
(52,681)
(57,922)
(63,435)
(68,031)
(58,843)
Lain-Lain
(7,745)
16,913
6,420
8,470
37,702
(7,381)
Perbankan Dalam Negeri
(2,550)
18,913
8,420
16,159
55,562
7,129
Dana Invest. Pmrth & Restruk. BUMN
(5,195)
(2,000)
(2,000)
(2,500)
(12,085)
(3,903)
Dana Kontinjensi dan Cadangan Pembiayaan
(1 964)
Dana Kontinjensi dan Cadangan Pembiayaan
-
-
-
-
-
(1,964)
Penerusan Pinjaman
-
-
-
(5,189)
(5,775)
(8,644)
Sumber Pembiayaan
80,435
90,244
136,742
179,370
201,390
234,776
Utang
73,871
87,160
134,025
176,468
201,700
233,576
Penerbitan Surat Berharga Negara, bruto
47,031
61,046
99,955
126,249
144,742
174,970
Pinjaman Program
12,265
13,580
19,607
30,100
28,565
24,443
Pinjaman Proyek
14,576
12,535
14,463
20,118
22,639
24,519
Pinjaman Dalam Negeri
-
-
-
-
-
1,000
Penerusan Pinjaman
-
-
-
-
5,755
8,644
Non Utang
6,564
3,084
2,717
2,902
(310)
1,200
Privatisasi
-
400
304
82
-
-Pengelolaan Asset
6,564
2,684
2,413
2,820
(310)
1,200
Kelebihan / (Kekurangan) Pembiayaan
(3,287)
274
(7,388)
79,950
38,328
0
Cash Flow Surat Berharga Negara Neto
22,575
35,985
57,172
85,916
99,442
104,429
Cash Flow Pinjaman Luar Negeri Neto
(10,272)
(26,566)
(23,852)
(13,217)
(16,848)
(1,238)
Cash Flow Pinjaman Dalam Negeri
-
-
-
-
-
1,000
10
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Cash Flow Non Utang
(1,181)
19,997
9,137
11,372
37,392
(6,181)
Catatan:
APBN 2005-2008 PAN/LKPP - Audited
Perkembangan Pembiayaan melalui Utang 1998-2010
[T ili
R
i h]
[Triliun Rupiah]
1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009* 2010**
Surat Berharga Negara (neto)
-
-
-
-
-1.9
-3.1
6.9
22.6
36.0
57.2
85.9
99.4
104.4
Penerbitan, bruto
-
-
-
-
2.0
11.3
32.3
47.0
61.0 100.0 126.2
144.7
175.0
Domestik
-
-
-
-
2.0
11.3
23.4
22.5
42.6
86.4
86.9
97.8
130.0
Valas
-
-
-
-
0.0
0.0
9.0
24.5
18.5
13.6
39.3
47.0
45.0
Pembayaran Pokok dan Pembelian Kembali
-
-
-
-
-3.9 -14.4 -25.5 -24.5 -25.1 -42.8 -40.3
-45.3
-70.5
Pembiayaan Pinjaman (neto)
21.0
29.4
10.2
10.3
6.6
0.5 -28.1 -10.3 -26.6 -23.9 -18.4
-16.8
-8.9
Penarikan Pinjaman Luar Negeri, bruto
51.0
49.6
17.8
26.2
18.9
20.4
18.4
26.8
26.1
34.1
50.2
57.0
57.6
Pinjaman program
24.9
25.2
0.8
6.4
7.2
1.8
5.1
12.3
13.6
19.6
30.1
28.6
24.4
Pinjaman proyek
26.1
24.4
17.0
19.7
11.7
18.6
13.4
14.6
12.5
14.5
20.1
28.4
33.2
Pembayaran Cicilan Pokok
-30.0 -20.2
-7.6 -15.9 -12.3 -19.8 -46.5 -37.1 -52.7 -57.9 -68.6
-73.8
-67.5
Penarikan Pinjaman Dalam Negeri, bruto
j
g ,
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1.0
Total Pembiayaan Utang
21.0
29.4
10.2
10.3
4.7
-2.6 -21.2
12.3
9.4
33.3
67.5
82.6
95.5
Catatan:
APBN 2005-2008 PAN/LKPP - Audited
*) APBN-Realisasi 2009 Rev.1
**) APBN 2010
Tambahan Pinjaman Luar Negeri Neto NEGATIF sejak 2004
Total pembiayaan melalui utang tahun 2003 dan 2004 negatif, karena
) APBN Realisasi 2009 Rev.1 ) APBN 2010
11
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
sumber pembiayaan APBN mengandalkan Penjualan Aset Negara melalui
privatisasi BUMN dan pelepasan aset ex BPPN/bank rekap
Realisasi Penerbitan SBN 2010
(Per 25 Februari 2010)
Target APBN
Realisasi
% realisasi
SBN jatuh tempo 2010
67,540,415,022,752
15,169,581,361,929
22.46%
SBN N tt (APBN)
104 429 100 000 000
33 939 278 638 071
32 50%
SBN Netto (APBN)
104,429,100,000,000
33,939,278,638,071
32.50%
Rencana Buyback
3,000,000,000,000
0.00%
Kebutuhan Penerbitan 2010
174,969,515,022,752
49,108,860,000,000
28.07%
SUN
,
40,125,000,000,000
,
,
,
SUN Domestik
21,575,000,000,000
- ON
15,825,000,000,000
- ZC
SPN
5 750 000 000 000
- SPN
5,750,000,000,000
- ORI
-SUN Valas
18,550,000,000,000
SBSN
8,983,860,000,000
SBSN Domestik
950,000,000,000
SBSN Ritel
8,033,860,000,000
SDHI
SBSN Valas
12
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
SBSN Valas
Catatan:
*)
- Rencana penerbitan menggunakan asumsi kurs APBN 2010 Rp10.000 /USD
Pinjaman Program 2010
(d l
)
(dalam Juta USD)
APBN
RAPBN‐P
1,700
2,463
Non Sektoral
No
Lender
Nama Program
2010 (rencana)
1,700
2,463
1
JICA
Climate Change Program Loan III
300
300
Total
300
300
2
ADB
Development Policy Support Program VI
200
200
Cuntercyclical Support Facility (CSF)
500
Non Sektoral
y
pp
y (
)
Total
200
700
3
WB
Seventh Development Policy Loan
600
600
Fourth Infrastructure Development Policy Loan
200
200
Local Government DAK Support
200
‐
BOS KITA R fi
i
2
163
BOS‐KITA Refinnancing 2
‐
163
Climate Change Program Loan
‐
300
Total
1,000
1,263
4
France
Climate Change Program Loan II
200
200
Total
200
200
Total
200
200
744
744
1
WB
PNPM Refinancing
744
744
Sektoral
13
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia Kementerian Keuangan – Republik IndonesiaTotal
744
744
Penarikan Pinjaman Luar Negeri
Berdasarkan Tujuan Pembiayaan, 2005-2010
Nominal
% thd. Pagu
APBN
2008
2010
APBN
2009
Realisasi s.d. 31 Jan 2010
JENIS PINJAMAN
2005
2006
2007
APBN
12.21
13.53
19.90
30.28
28.57
24.44
-
0.0%
ekuivalen dlm miliar US$
1.24
1.50
2.11
2.77
3.04
2.44
-W
ld B
k
3 93
5 42
5 65
12 59
14 65
17 44
0 0%
1. Pinjaman Program
a. World Bank
3.93
5.42
5.65
12.59
14.65
17.44
-
0.0%
b. A D B
7.37
5.41
8.48
9.09
5.06
2.00
-
-c. JEPANG
0.90
0.89
3.89
6.41
6.07
3.00
-
0.0%
d. PERANCIS
-
-
-
2.19
2.79
2.00
-
-e. IDB
-
1.80
1.88
-
-
-
-
-f. Lain-Lain
-
-
-
-
-
-
-
-38.95
19.81
19.54
25.28
22.64
24.52
1.15
4.7%
2. Pinjaman Proyek
ekuivalen dlm miliar US$
3.96
2.20
2.07
2.31
2.41
2.45
0.12
TOTAL
51.16
33.34
39.44
55.56
51.20
48.96
1.15
2.4%
ekuivalen dlm miliar US$
5.20
3.70
4.19
5.07
5.45
4.90
0.12
14
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Catatan:
Bagian 3
Bagian 3
Portofolio Utang
(Outstanding Utang, Profil Jatuh Tempo
(
g
g,
p
Utang, Perkembangan SBN dan Pinjaman
Luar Negeri)
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Posisi Outstanding Utang Pemerintah, 2001-2010
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
+2009
++Jan'10
+++a. Pinjaman (dlm. miliar US$)
58.90
63.74
68.91
68.59
63.09
62.02
62.25
66.69
65.02
65.36
Bilateral *)
35.16
40.37
46.19
46.48
42.16
41.07
41.03
44.28
41.27
40.55
Multilateral **)
20.68
20.61
19.98
19.48
18.78
18.84
19.05
20.34
21.53
21.43
Komersial ***)
2 41
2 20
2 19
2 17
1 82
2 01
2 08
1 98
2 15
3 31
Komersial
)
2.41
2.20
2.19
2.17
1.82
2.01
2.08
1.98
2.15
3.31
Suppliers ***)
0.48
0.39
0.37
0.29
0.17
0.11
0.08
0.09
0.07
0.06
Lain-Lain ***)
0.17
0.17
0.17
0.17
0.17
-
-
-
-
-b. Surat Berharga Negara (dlm. miliar US$)
63.52
73.30
76.64
71.29
70.51
82.34
85.26
82.78
107.44
104.20
Denominasi Valas
-
-
-
1.00
3.50
5.50
7.00
11.20
15.23
17.24
Denominasi Rupiah
73.30
63.52
76.64
70.29
67.01
78.26
76.84
71.58
88.97
90.20
Total Utang Pemerintah Pusat
(dlm. miliar US$)
137.04
122.42
145.55
139.88
133.60
144.36
147.51
149.47
169.22
172.80
Total Utang Pemerintah Pusat
1,273.18
1,225.15
1,232.04
1,299.50
1,313.29
1,302.16
1,389.41
1,636.74
1,590.66
1,618.24
(ekuivalen dlm. triliun Rupiah)
diantaranya SBN Denominasi Rupiah
(dlm. triliun Rupiah)
660.65
655.31
648.75
653.03
658.67
693.12
737.13
783.86
836.31
844.71
Nilai Tukar Rupiah (IDR/US$1)
8,940
10,400
8,465
9,290
9,830
9,020
9,419
9,400
10,950
9,365
PDB (dlm. triliun Rupiah)
1,646.32
1,821.83
2,013.68
2,295.83
2,774.28
3,339.48
3,949.32
4,954.03
5,613.44
5,981.37
Catatan:
+ Angka Sementara
++ Angka Sangat Sementara
+++ Angka Sangat-Sangat Sementara , per Januari 2010,
Rasio Utang terhadap PDB
77%
67%
61%
57%
47%
39%
35%
33%
28%
27%
15
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
g a Sa gat Sa gat Se e ta a , pe
Ja ua
0 0,
menggunakan PDB asumsi APBN 2010
* Termasuk semi commercial
** Beberapa termasuk semi concessional
*** Seluruhnya termasuk commercial
Outstanding Utang Pemerintah, 1998-2010
730
611
612
1,400
1,600
[ triliun rupiah ]
Penerbitan SBN/Surat Berharga Negara,terutama di pasar
domestik a.l. Untuk: refinancing utang lama, mengurangi
Pinjaman Luar Negeri, dan untuk mengembangkan pasar
keuangan domestik
438
583
613
570
583
637
620
559
586
730
611
800
1,000
1,200
502
652
661
655
649
662
693
743
803
906
979
1,006
453
438
200
400
600
-200
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008+
2009++
Jan
'10+++
Pinjaman Luar Negeri
Surat Berharga Negara
[dalam %]
[dalam %]
Tahun
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008+
2009++Jan '10+++
Pinjaman
82%
47%
47%
48%
47%
47%
49%
47%
43%
42%
45%
38%
38%
Surat Berharga Negara
18%
53%
53%
52%
53%
53%
51%
53%
57%
58%
55%
62%
62%
Total Utang Pemerintah Pusat
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
16
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Catatan:
+ Angka Sementara
++ Angka Sangat Sementara
+++ Angka Sangat-Sangat Sementara , per 31 Januari 2010
Kenaikan Pinjaman Luar Negeri, terutama karena volatilitas
nilai tukar Rupiah terhadap berbagai denominasi mata uang
dalam Pinjaman Luar Negeri
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia[T ili
R
i h]
Profil Jatuh Tempo Utang per 31 Januari 2010
3
120
140
[Triliun Rupiah]
7
49
47
46
48
47
47
36
35 33
80
100
Surat Utang
eks BLBI
kepada BI/SRBI-001
56
62
58
45
48
56 59
12
7
47
48
43 37
36
27
22
17
13 11
1
1
40
60
41
42
45
38 39
48
17
25 21 18 19
14 18
10
15
20
26
13 11
10
8
7
5
4
4
4
2
1
1
1
1
-20
2
010
2
01
1
2
012
2
013
2
014
2
015
2
016
2
017
2
018
2
019
2
020
2
021
2
022
2
023
2
024
2
025
2
026
2
027
2
028
2
029
2
030
2
031
2
032
2
033
2
034
2
035
2
036
2
037
2
038
2
039
2
055
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2040-2
Pinjaman Luar Negeri
Surat Berharga Negara
Tahun
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
Pinjaman Luar Negeri
47%
53%
43%
53%
45%
51%
53%
49%
43%
38%
36%
62%
46%
45%
43%
Surat Berharga Negara
53%
47%
57%
47%
55%
49%
47%
51%
57%
62%
64%
38%
54%
55%
57%
17
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia Kementerian Keuangan – Republik Indonesia