TUGAS AKHIR
PENGONTROLAN TEMPERATUR DALAM BUDIDAYA
IKAN KERAPU BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51
Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1)
Disusun Oleh :
Nama : Ide Setio Oetomo
NIM : 41406110067
Jurusan : Teknik Elektro Peminatan : Teknik Elektronika Pembimbing : Yudhi Gunardi, ST. MT
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA
JAKARTA
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama : Ide Setio Oetomo
NIM : 41406110067
Jurusan : Teknik Elektro Fakultas : Teknologi Industri
Judul Skripsi : Pengontrolan Temperatur Dalam Budidaya Ikan Kerapu Berbasis Mikrokontroler AT89S51.
Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan Skripsi yang telah saya buat ini merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata dikemudian hari penulisan Skripsi ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan sekaligus bersedia menerima sanksi berdasarkan aturan tata tertib di Universitas Mercu Buana.
Demikian, pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak dipaksakan.
Penulis,
LEMBAR PENGESAHAN
PENGONTROLAN TEMPERATUR DALAM BUDIDAYA
IKAN KERAPU BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51
Disusun Oleh :
Nama : Ide Setio Oetomo
NIM : 41406110067
Program Studi : Teknik Elektro Peminatan : Teknik Elektronika
Menyetujui,
Pembimbing Koordinator TA
(Yudhi Gunardi, ST. MT) ( Yudhi Gunardi, ST. MT )
Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Elektro
ABSTRAKSI
PENGONTROLAN TEMPERATUR DALAM BUDIDAYA IKAN KERAPU BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51
.
Indonesia memiliki wilayah perairan yang berpotensi sebagai pengembangan budidaya perikanan yang besar. Luasnya yang mencakup 2/3 dari luas wilayah Indonesia, memungkinkan banyaknya sumber daya perikanan yang bisa dijadikan komoditas ekspor sekaligus sumber devisa negara. Salah satu ikan laut komersil yang sekarang banyak dibudidayakan dan dijadikan sebagai komoditas ekspor adalah ikan Kerapu. Ikan kerapu merupakan ikan air laut yang dihargai cukup tinggi khususnya untuk konsumsi restoran-restoran besar di dalam maupun di luar negeri. Ikan kerapu biasa diekspor dalam keadaan hidup ke beberapa negara seperti Singapura, Jepang, Hongkong, Taiwan, Malaysia dan Amerika Serikat.
Habitat ikan kerapu memiliki temperatur antara 27-32°C. Ikan kerapu dapat berkembang dengan baik jika temperatur air dipertahankan sesuai habitatnya. Sehingga diperlukan suatu alat/sistem untuk mengontrol temperatur air tersebut. Tugas Akhir ini merancang alat/sistem untuk melakukan pengaturan pemanas secara kontrol ON/OFF pada sistem pengaturan temperatur dalam budidaya ikan kerapu berbasis mikrokontroler AT89S51 sebagai pemroses data. Kontroler jenis on/off merupakan kontroler yang tepat untuk aplikasi pengaturan temperatur sederhana. On/off kontroler memiliki sensifitas yang sering disebut juga sebagai Deadband atau Hysteresis yang didesain dalam pengaturan aktuator antara keadaan ON hingga keadaan OFF. Hal ini dilakukan untuk menghindari perubahan kontroler terlalu cepat yang dapat mengakibatkan kerusakan atau berkurangnya life time dari output device ataupun aktuator itu sendiri.
Kata kunci:
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah S.W.T, karena atas berkat dan rahmatNya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penyusunan skripsi dengan judul Pengontrolan Temperatur dalam Budidaya Ikan Kerapu Berbasis MikrokontrolerAT89S51 dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Strata Satu Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, baik dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Yudhi Gunardi, ST. MT selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan petunjuk dan saran dalam menyelesaikan laporan skripsi ini.
2. Kedua orang tua, semua kakak yang telah membantu dengan do a dan dukungan moral dalam menyelesaikan skripsi ini dan selalu menunjukkan pintu menuju kedewasaan sikap dan pikiranku..
3. Mijn schatje, ade, Nurlita chabel Widyasari. u r my shinning star. Thanks 4 program satu jam sehari -nya. je suis amoureux de toi... 4. Teman-teman Teknik Elektro Universitas Mercubuana, serta rekan
kerja di PT Sanyo Electronics Indonesia atas dukungan moralnya dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis hanya bisa mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya mudah-mudahan semua yang telah diberikan oleh rekan-rekan dibalas dengan kebaikan oleh Allah S.W.T. Amin.
Jakarta, Juni 2008
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...i Lembar Pernyataan...ii Lembar Pengesahan...iii Abstraksi...iv Kata Pengantar...v Daftar Isi...vi Daftar Gambar...viii Daftar Tabel...ix BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Tujuan Penelitian...1 1.3 Batasan Masalah...21.4 Metodologi Penyelesaian Masalah...2
1.5 Sistematika Penulisan ...3
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Ikan Kerapu...4
2.2 Keypad matriks 3×4 ...5
2.3 Transistor ...6
2.4 ADC0804 (Analog to Digital Converter tipe 0804)...7
2.5 Mikrokontroler AT89S51 ...8
2.6 Liquid Crystal Display (LCD) .11 2.7 Sensor dan Transduser .11 2.7.1 Sensor Temperatur ...14
2.8 On/Off Controller .15 BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Deskripsi Sistem...16
3.1.1. Cara Kerja Sistem...17
3.3. Indikator Alarm...18 3.4. Buzzer Alarm...20 3.5. Bagian ADC0804...23 3.6. Mikrokontroler AT89S51...25 3.7. Bagian Display LCD...27 3.8. Perancangan Software...30
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengujian ADC0804...31
4.1.1 Deskripsi Pengujian .31 4.1.2 Prosedur Pengujian . .31 4.1.3 Data hasil Pengujian . ...32
4.1.4 Analisa Data ...34
4.2 Pengujian Sistem Pengontrolan Temperatur...34
4.2.1 Deskripsi Pengujian .34 4.2.2 Prosedur Pengujian . .35 4.2.3 Data dan analisa hasil Pengujian .. ...36
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan...38
5.2 Saran...38
DAFTAR PUSTAKA...39
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Ikan Kerapu...4
Gambar 2.2 Format pad...6
Gambar 2.3 Konfigurasi keypad...6
Gambar 2.4 Transistor sebagai inverter ... . . ...6
Gambar 2.5 Konfigurasi pin ADC0804 .... ... ...8
Gambar 2.6 Konfigurasi pin AT89S51 .. ... ... .8
Gambar 2.7 Rangkaian oscilator... .. ... ....10
Gambar 2.8 Konfigurasi pin LCD 2×16 karakter... . ...10
Gambar 2.9 Gambar aplikasi dasar LM45... ... .13
Gambar 2.10 Grafik respon suhu pada cairan...14
Gambar 2.11 Hysteresis kurva transfer dari on/off controller...15
Gambar 3.1 Diagram blok pengontrolan temperatur... .16
Gambar 3.2 Rangkaian Keypad... ...17
Gambar 3.3 Rangkaian indikator LED... ... ..18
Gambar 3.4 Rangkaian buzzer alarm... ... 20
Gambar 3.5 Bagian rangkaian ADC0804...24
Gambar 3.6 Bagian rangkaian mikrokontroler AT89S51...26
Gambar 3.7 Bagian rangkaian display...27
Gambar 4.1 Gambar konfigurasi pengukuran ADC0804... .31
Gambar 4.2 Grafik tampilan output terhadap tegangan input ... ...33
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Fungsi Alternatif Port 1...9
Tabel 2.2 Keuntungan dan kerugian sensor temperatur ...13
Tabel 3.1 Konfigurasi pin ISP...26
Tabel 4.1 Daftar Alat Pengujian ADC0804 ... .31
Tabel 4.2 Data hasil pengujian ADC0804... .. .. ...33
Tabel 4.3 Daftar Alat Pengujian Pengontrolan Temperatur ... ... 35
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Wilayah perairan Indonesia yang memiliki luas hampir 2/3 dari luas wilayah Indonesia, memiliki potensi pengembangan dan budidaya perikanan yang besar. Terdapat banyak sumber daya perikanan yang dapat dijadikan komoditas ekspor andalan sebagai sumber penghasil devisa negara. Salah satu ikan laut komersil yang sekarang banyak dibudidayakan dan merupakan komoditas ekspor yaitu ikan Kerapu.
Habitat ikan kerapu memiliki temperatur antara 27-32°C. Ikan kerapu dapat berkembang dengan baik jika temperatur air dipertahankan sesuai habitatnya. Sehingga diperlukan suatu alat/sistem untuk mengontrol temperatur air tersebut. Tugas Akhir ini merancang alat/sistem untuk melakukan pengaturan pemanas secara kontrol ON/OFF pada sistem pengaturan temperatur dengan menggunakan mikrokontroler AT89S51 sebagai pemroses data.
1.2 Tujuan
Tujuan Tugas Akhir ini adalah mensinergikan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja penulis untuk merancang, membangun dan menganalisa pengontrol temperatur dalam hal pembuatan perangkat lunak dan perangkat keras berbasis mikrokontroler AT89S51.
1.3 Batasan Masalah
Dalam penulisan Tugas Akhir ini, penulis memberikan batasan pada pembahasan masalah, yaitu :
1. Obyek pengaturan adalah temperatur akuarium dengan kisaran ukur antara 27°C hingga 32°C
2. Aplikasi alat yang dibuat hanya untuk proses pemanasan. 3. Instrumen pengatur berupa sistem minimum berbasis AT89S51
4. Pengujian instrumen hanya dilakukan pada plant akuarium dengan dimensi 13cm×13cm×9,5cm dan volume air 1,6 liter.
5. Tidak memperhitungkan efek perpindahan panas yang terjadi dari sistem ke lingkungan atau sebaliknya.
6. Tidak memperhitungkan perubahan volume dalam jumlah besar.
7. Aplikasi alat hanya mengontrol temperatur plant sehingga tidak memperhitungkan unsur lain seperti kadar oksigen, kadar keasaman dan kecepatan arus air.
1.4 Metodologi Penyelesaian Masalah
Metode penulisan yang akan di lakukan adalah dengan menelusuri literatur tertulis maupun elektronik, merencanakan rangkaian dengan menggunakan program PROTEL DXP 2004, melakukan implementasi dan pengujian, serta melakukan konsultasi dengan pembimbing dan dosen yang terkait. Untuk penulisan Tugas Akhir ini, data diperoleh dari pengukuran temperatur pada plant akuarium.
1.5 Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah penulisan laporan ini, maka dibagi menjadi beberapa bab, yaitu :
Bab I PENDAHULUAN
Menjelaskan tentang latar belakang masalah penulisan, pembatasan masalah penulisan, tujuan penulisan, metodologi penulisan dan sistematika penulisan.
Bab II LANDASAN TEORI
Menguraikan teori-teori yang menunjang dalam penulisan Tugas Akhir.
Bab III METODE PENELITIAN
Merupakan uraian tentang metode pengukuran dan pengambilan data yang dilakukan.
Bab IV DATA DAN ANALISA
Merupakan uraian tentang data hasil pengukuran yang diperoleh dari workshop, dan analisa data hasil pengukuran.
Bab V PENUTUP
Merupakan penutup dari penulisan Tugas Akhir ini yang berisi tentang kesimpulan dan saran-saran.
BAB II
TEORI DASAR
Dalam bab ini akan dibahas tentang dasar teori yang menunjang dalam pembuatan tugas akhir Pengontrolan Temperatur Dalam Budidaya Ikan Kerapu Berbasis Mikrokontroler AT89S51 . Penulis akan membahas teori dasar tentang keypad 3×4, Analog to Digital Converter (ADC), mikrokontroller, LCD dot
matrix 2×16 karakter, sensor temperatur, dan komponen atau rangkaian
pendukung lainnya.
2.1 Ikan Kerapu
Ikan kerapu merupakan ikan air laut yang dihargai cukup tinggi khususnya untuk konsumsi restoran-restoran besar di dalam maupun di luar negeri. Ikan kerapu biasa diekspor dalam keadaan hidup ke beberapa negara seperti Singapura, Jepang, Hongkong, Taiwan, Malaysia dan Amerika Serikat. Harga ikan kerapu di tingkat lokal Rp 140.000 per kg hidup. Dengan asumsi ikan kerapu yang diekspor 300 ton per tahun, nilai ekspor ikan kerapu mencapai Rp 42 miliar per tahun.1
Ikan kerapu di Indonesia terdiri atas 7 genus, yaitu Aethaloperca,
Anyperodon, Cephalopholis, Chromileptes, Epinephelus, Plectropomus, dan Variola. Ikan kerapu sunuk atau kerapu merah (Plectrocopomus leopardus) dan
ikan kerapu lumpur jenis Epinephelus suillus banyak dibudidayakan karena jenis
1
ikan ini pertumbuhannya lebih cepat daripada jenis ikan kerapu lainnya. Contoh gambar ikan kerapu yang dibudidaya dapat dilihat pada gambar 2.1
Ikan kerapu dapat hidup dengan baik pada air laut yang memiliki salinitas 30 - 33 ppt (part per thousand), temperatur perairan berkisar antara 27 32 C, kadar oksigen dari habitat ikan kerapu sendiri adalah sebesar ± 5 ppm. Untuk kadar keasaman (pH) air laut yang menjadi habitat ikan kerapu adalah 7. Sedangkan besarnya kecepatan arus air yang ideal adalah sekitar 15 sampai 20 cm/detik.2
Gambar 2.1 Ikan Kerapu
2.2 Keypad Matrik 3×4
Keypad digunakan sebagai input pengaturan temperatur yang diinginkan. Keypad ini terdiri dari 3 kolom dan 4 baris. Letak tombol-tombol, baris, dan kolom sesuai dengan gambar 2.2. Jika kita menekan tombol 5 maka lajur baris 2 terhubung
2
Diakses dari http://www.dkp.go.id/content.php?c=1820pada tanggal 10 Februari 2008 pukul 13.52
dengan lajur kolom 2, demikian juga dengan tombol yang lain. Konfigurasi keypad dapat dilihat pada gambar 2.3
1 7 6 5 4 3 2 1 4 5 7 6 3 2 8 9 0 # *
Gambar 2.2 Format pad Gambar 2.3 Konfigurasi Keypad
2.3 Transistor
Transistor adalah komponen semikonduktor yang terdiri dari tiga buah lapisan yaitu dua lapisan tipe n- dan satu lapisan tipe p- atau satu lapisan tipe n- dan dua lapisan tipe p-.
Gambar 2.4 memperlihatkan penggunaan sebuah transistor sebagai rangkaian inverter pada berbagai rangkaian pengendali, dapat dilihat bahwa tegangan output (Vc) akan berlawanan atau berkebalikan dengan basis atau terminal input.
Gambar 2.4 Transistor sebagai inverter
Pada saat terminal input mendapat logik 1 transistor akan bias maka arus yang akan langsung mengalir ke ground sehingga tegangan output akan berlogik 0. Sebaliknya saat terminal input mendapat logik 0 maka transistor akan off
sehingga arus akan mengalir menuju beban dan output akan berlogik 1. Besarnya arus kolektor pada saat saturasi dapat dihitung dengan persamaan :
Rc Vcc
IcSat ...(2.1)
Dari persamaan (2.1) dapat diperoleh :
Sat
Ic Vcc
Rc ...(2.2)
dan pada saat saturasi ini, kita harus memastikan bahwa persamaan
dc Sat C B I I
dapat terpenuhi. Dari gambar 2.4 untuk mencari nilai dari IB didapat persamaan :
B B R V Vi I 0,7 ...(2.3) B B I V Vi R 0,7 ...(2.4)
2.4 ADC 0804 (Analog to Digital Converter tipe 0804)
Analog to Digital Converter merupakan suatu perangkat yang dapat
mengubah masukan data yang berupa tegangan analog menjadi keluaran dalam bentuk binary (digital). Keluaran ADC dapat berupa data 4 bit, 8 bit atau 12 bit.
ADC0804 merupakan konverter jenis successive approximation (SAR) yang paling banyak digunakan. IC ini memiliki 2 input analog yaitu VIN(+) dan VIN(-) sehingga masukan analognya adalah:
VIN VIN( ) VIN( ) ...(2.5) Apabila masukannya berupa saluran tunggal maka VIN(-) dihubungkan ke ground.
Untuk mendapatkan nilai resolusi dapat menggunakan persamaan berikut.
1 -2
Resolusi Vrefn ...(2.6)
dimana: Vref = Tegangan referensi ; n = jumlah bit
Gambar 2.5 Konfigurasi pin ADC0804
2.5 Mikrokontroler AT89S51
Mikrokontroler keluarga MCS-51 dikembangkan dan dibuat oleh Intel Corporation. Perusahaan IC yang lain hanya bertindak sebagai sumber kedua dalam penyediaan keluarga MCS-51.
Mikrokontroler yang digunakan pada antarmuka digital ini adalah AT89S51 buatan Atmel. Fitur fitur yang dimiliki adalah:
4Kb ROM Dual DPTR 4 port 8-bit I/O 2 timer 16-bit Serial interface
32 Programmable I/O Line 6 sumber interrupt
Gambar 2.6 Konfigurasi Pin AT89S51 Deskripsi Pin
a) Port 0 adalah port dual purpose pada pin 32-39.
b) Port 1 adalah port I/O dua arah dengan internal pull-ups yang terletak pada pin 1-8. Port 1 memiliki fungsi alternatif yang digunakan dalam ISP
(In-System Programming).
Tabel 2.1 Fungsi Alternatif Port 1
c) Port 2 adalah port I/O dua arah dengan internal pull-ups yang terletak pada pin 21-18.
d) Port 3 adalah port I/O dua arah dengan internal pull-ups yang terletak pada pin 10-17.
e) RST (Reset) terletak pada pin 9. Ketika sinyal pada keadaan high selama dua siklus mesin, internal register akan diisi dengan nilai yang sesuai. f) ALE (Address Latch Enable) terletak pada pin 30, biasanya digunakan
untuk demultiplexing alamat dan data bus.
g) PSEN (Program Store Enable) adalah sinyal output pada pin 29. PSEN merupakan sinyal kontrol yang mengaktifkan program memori eksternal. Biasanya dihubungkan ke Output Enable (OE) dari EPROM agar bisa membaca byte program.
h) EA (External Access) adalah sinyal input pada pin 31. EA harus berlogik 1 untuk mengeksekusi program dari ROM internal.
i) On-chip Oscillator Inputs disediakan oleh kristal yang dihubungkan pada pin 18 dan 19. Nominal frekuensi kristal adalah 12MHz.
Gambar 2.7 Rangkaian Oscillator
j) Catu daya AT89S51 menggunakan suplai tegangan tunggal yaitu +5V. Vcc dihubungkan pada pin 40 dan Vss (ground) dihubungkan pada pin 20.
2.6 Liquid Crystal Display (LCD)
Liquid Crystal Display (LCD) merupakan salah satu jenis display yang paling
sering digunakan. LCD mampu menampilkan karakter-karakter tertentu yang tidak bisa ditampilkan oleh jenis display seven segment.
E 6 V + B L 1 5 V -B L 1 6 D B 0 7 V ss 1 V cc 2 V cc 3 R S 4 R /W 5 D B 1 8 D B 2 9 D B 3 1 0 D B 4 1 1 D B 5 1 2 D B 6 1 3 D B 7 1 4 LCD DOT MATRIK 2 x 16 KARAKTER
Gambar 2.8 Konfigurasi Pin LCD 2×16 karakter
2.7 Sensor dan Transduser
Transduser adalah komponen yang mengkonversi atau merubah energi dari satu bentuk ke bentuk energi lain. Sensor adalah suatu komponen yang digunakan untuk mendeteksi atau mengindera, dan juga sering digunakan untuk mengukur besaran sesuatu. Sensor-sensor ini adalah suatu tipe transduser yang digunakan untuk mengkonversi mekanik, magnetik, thermal, optik dan kimia ke dalam tegangan listrik atau arus.
Sensor mempunyai terminologi yang harus dimengerti sebelum sensor tersebut digunakan. Hal ini berkaitan dengan performance dari sebuah sensor.
Performance sebuah sensor diklasifikasikan dalam dua spesifikasi yaitu
hubungan antara masukan-masukan fisika dan keluaran kelistrikan. Contoh spesifikasi statik adalah sebagai berikut:3
a. Accuracy
b. Absolute error
c. Resolution
d. Repeability
e. Hysterisis and linearity
Spesifikasi dinamis menggambarkan kecepatan keluaran dalam merespon terhadap pengubahan masukan. Contoh spesifikasi dinamik adalah sebagai berikut:4
a. Rise time
b. Time constant
c. Dead time
d. Damping coefficient and resonant frequency
e. Frequency response
f. Settling time
g. Percent overshoot.
Pengontrolan temperatur ini akan menggunakan sensor temperatur sebagai pendeteksi temperatur aktual pada plant. Sensor temperatur ada empat macam, yaitu: Termokopel, RTD, Thermistor, dan IC Sensor. Masing-masing sensor mempunyai keuntungan dan kerugian. Keuntungan dan kerugian macam-macam sensor temperatur dapat dilihat pada tabel 2.2
3
Jacob, J. Michael. Industrial Control Electronics. (Prentice-Hall.Inc: United State of America). 1989, hlm. 60
4
Tabel 2.2 Tabel keuntungan dan kerugian sensor temperatur
Keuntungan Kerugian T er m o k o p el
o Tidak membuthkan suplly dari luar o Sederhana o Tidak datar o Tidak mahal o Jangkauan temperaturnya lebar o Tidak linier o Tegangannya rendah o Membutuhkan referensi o Kestabilannya kecil o Sensitivnya kecil R T D o Paling stabil o Paling akurat
o Lebih linier dibandingkan termokopel
o Mahal
o Membutuhkan sumber arus o R nya kecil o absolut resistansinya rendah o self heating T h er m is tor o Keluarannya tinggi o Cepat
o Pengukuran dua kabel
o Tidak linear
o Range temperatur terbatas o Mudah pecah
o Membutuhkan sumber arus o Self-heating IC S en sor o Paling linear o Keluaran tertinggi o Tidak mahal o T < 200 °C o Membutuhkan Power supply o Lambat o Self-heating o Konfigurasi terbatas
2.7.1 Sensor Temperatur
Dari keempat macam sensor temperatur yang terdapat dipasaran, yang sesuai untuk digunakan pada alat ini adalah IC sensor. Jenis IC sensor yang dipilih yaitu tipe LM35 series.
LM35 series merupakan IC sensor temperatur yang sangat presisi. Sensor LM35 mempunyai tegangan output yang berubah secara linier terhadap perubahan temperatur dalam derajat Celcius (°C). LM35 tidak memerlukan kalibrasi eksternal ataupun pengaturan untuk mendapatkan tingkat akurasi sebesar ±1 4°C dalam temperatur ruangan dan ±3 4°C dalam kisaran temperatur -55°C sampai dengan +150°C.
Aplikasi dasar sensor temperatur LM35 dapat dilihat pada gambar 2.7.1 dengan tegangan output sebesar 10mV/°C. Sumber tegangan yang dapat digunakan pada LM35 berkisar dari 4V sampai dengan 30V.
Gambar 2.9 Aplikasi dasar LM35 Gambar 2.10 Respon suhu pada cairan
2.8 On/off controller
On/off controller mempunyai dua keadaan keluaran yaitu sepenuhnya on atau
sepenuhnya off.
Sensitifitas dari on/off controller biasa disebut sebagai deadband atau hysteresis. Kurva transfer on/off controller yang menunjukan deadband atau hysteresis dapat dilihat pada gambar 2.9. Ketika error bernilai negatif, proses variabel bernilai lebih besar dari set point sehingga menyebabkan keadaan
controller off. Setelah error berubah menjadi positif, proses variabel bernilai lebih
kecil dari set point sehingga menyebabkan keadaan controller on.
Nilai error tidak akan pernah mencapai 0 (nol). Untuk memperkecil nilai residual error kita harus menurunkan deadband sehingga didapatkan sistem yang presisi. Dalam sistem on/off controller akan selalu muncul undershoot dan
overshoot. Besar kecilnya keadaan ini tergantung dari karakteristik sistem secara
keseluruhan.
Gambar 2.11 Hysteresis Kurva transfer dari on/off controller
- E + E c 0 b g a d f e Error Controller output
BAB III
PERANCANGAN ALAT
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perencanaan dari "Pengontrolan Temperatur Dalam Budidaya Ikan Kerapu Berbasis Mikrokontroler AT89S51". Pembahasan berkisar pada analisa dan cara kerja rangkaian dari setiap blok pada sistem pengendali temperatur, serta pemilihan komponen utama dan komponen pendukung pada sistem.
3.1 Deskripsi Sistem
Nama Sistem : Pengontrolan Temperatur Dalam Budidaya Ikan Kerapu Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Fungsi Sistem : Untuk mengontrol suhu pada plant dengan menggunakan sensor temperatur LM35
Catu daya : +5VDC ±10%, +15VDC ±10% Temperatur : 20 s/d 100°C
Mikrokontroler : AT89S51 Display : LCD Sistem kontrol : ON/OFF
Diagram Blok :
Gambar 3.1 Diagram Blok Pengontrolan Temperatur
3.1.1 Cara Kerja Sistem
Suhu yang diinginkan dimasukan melalui input keypad yang akan ditampilkan pada LCD. LM35 akan mendeteksi panas yang dihasilkan oleh heater kemudian akan menghasilkan tegangan yang menjadi input pada ADC0804.
Pada ADC, input analog tersebut akan diubah menjadi besaran digital untuk ditampilkan pada LCD melalui mikrokontroler. Alarm akan bekerja apabila suhu aktual melebihi suhu target dengan toleransi +2°C. Suhu target yang telah dimasukan sebelumnya, akan dijadikan set point sebagai data acuan temperatur.
Set point tersebut akan dibandingkan dengan data digital yang diperoleh dari
keluaran ADC. Jika temperatur berubah maka keluaran ADC pun ikut berubah.
Heater akan aktif ketika temperatur aktual lebih kecil daripada nilai set point.
Sebaliknya, heater tidak akan aktif jika temperatur aktual mempunyai nilai lebih besar dari nilai set point.
3.2 Keypad 3×4
Keypad matriks 3×4 digunakan sebagai input setting suhu yang diinginkan. Keypad ini dihubungkan ke port 3.0 sampai dengan port 3.6 pada mikrokontroler. Kondisi logik pada pin-pin keypad diatur dari mikrokontroler. Lajur kolom diberikan logik 0 maka jika ada tombol yang ditekan akan terjadi perubahan data pada port 3. Perubahan data ini yang akan diproses oleh mikrokontroler.
Gambar 3.2 Rangkaian Keypad
3.3 Indikator alarm
3.3.1 Fungsi : Sebagai lampu tanda besarnya suhu aktual 3.3.2 Spesifikasi :
Catu daya : +5 VDC ±10% Jenis : LED standar 5mm Warna : Merah dan hijau
Range suhu : Normal ( 27ºC-32ºC ) Maksimum (> setpoint ) 1 4 5 7 6 3 2 8 9 0 # * Keypad 3x4 P3.0-P3.6
3.3.3 Perancangan
Rangkaian indikator alarm yang digunakan seperti pada gambar 3.3
Hijau +5v NORMAL 220 R_h Merah MAKSIMUM 220 R_m
Gambar 3.3 Rangkaian indikator LED
Untuk membatasi arus yang melewati led maka dipasang resistor secara seri. Nilai resistansinya dapat dihitung menggunakan persamaan berikut:
...(3.1)
Ditentukan bahwa VLED sebesar 2 V dan ILED (arus pada saat led menyala terang) sebesar 10 mA. Dengan menggunakan persamaan (3.1) dan nilai-nilai di atas maka mA V V Rled 10 2 5
300 Rled Rled 270
Besarnya arus yang mengalir melalui led adalah :
Rled V IF CC LED LED CC LED I V V R
270 5V IF mA IF 18,5
dan daya yang didisipasikan pada RLED adalah :
VxI P
mA Vx P 5 18,5
mW P 92,5
Jadi nilai RLED yang dipergunakan adalah RLED = 270 ± 1%, ¼ Watt
3.4 Buzzer Alarm
3.4.1 Fungsi : Sebagai alarm jika terjadi kegagalan pada sistem. 3.4.2 Spesifikasi :
Catu daya : +5 VDC ±10% Jenis : On-board buzzer 3.4.3 Perancangan
Buzzer akan berbunyi secara terus menerus selama suhu aktual berada di atas suhu target. Buzzer dihubungkan ke port 2.1 pada mikrokontroler dan aktif jika diberi logik 1. Untuk men-drive buzzer digunakan sebuah transistor NPN 2N2222A. Rangkaian buzzer alarm dapat dilihat pada gambar 3.4
ALARM Buzzer 2N222 Q4 Rb Rc +5V
Gambar 3.4 Rangkaian Buzzer alarm
Untuk mengaktifkan transistor 2N2222A dibutuhkan arus sebesar 15 mA sehingga besarnya resistor yang harus dipasang pada RB adalah :
B BE B I V Vcc R sat
mA V V RB 15 6 , 0 5
33 , 293 B R 270 B R
dengan memasukan nilai RB yang ada, maka nilai IB :
270 6 , 0 5V V IB mA IB 16,3
dan daya yang didisipasikan pada RB adalah :
VxI P
mA Vx P 5 16,3
mW P 81.5
Pada saat saturasi, IC transistor 2N2222A harus sekitar 20 mA (untuk menyalakan buzzer) sehingga besarnya resistor yang dipasang pada kolektor adalah : Sat C Ic Vcc R
mA V RC 20 5
250 C R 270 C R
Dengan memasukan nilai RC, didapat nilai IF :
C CC F R V I
270 5V IF mA IF 18,5
dan daya yang didisipasikan pada RC adalah :
VxI P
mA Vx P 5 18,5
mW P 92,5
Jadi nilai R yang dipergunakan adalah RC = 270 ± 1%, ¼ Watt
Saat saturasi persamaan berikut harus terpenuhi.
dc Sat C B I I 40 20 15mA mA mA mA 0,5 15 Persamaan terpenuhi.
3.5 Bagian ADC 0804
3.5.1 Fungsi : Mengubah data analog berupa tegangan dari sinyal kondisi menjadi data digital (binary).
3.5.2 Spesifikasi :
Catu daya : +5 VDC ±10% Input : 0 - 5 VDC Tegangan referensi : 2.5 VDC 3.5.3 Rangkaian ADC 0804
ADC 0804 hanya mampu menerima tegangan input analog maksimum sebesar 0-5V, apabila melebihi batas ukur tegangan tersebut maka data keluaran akan tetap menunjukkan FFHEX.
Untuk memperoleh jangkauan input sebesar 0 5 V maka penulis membuat rangkaian pembagi tegangan untuk mendapatkan Vref/2 sebesar 1.75 V yang dihubungkan ke pin 9 dari ADC 0804. Nilai tersebut didapat dari persamaan
...(3.2) Pada rangkaian ini digunakan nilai R_adc2 dan R_adc3 sebesar 4,7 k . Resolusi ADC 0804 dapat dihitung menggunakan persamaan (2.4) sebagai berikut.
1 2 55 . 2 Resolusi 8 V 255 55 . 2 V Vcc adc R adc R adc R Vref 3 2 2 _ _ _ 1 2 Resolusi Vrefn
0.01V m solusi 10 Re V
Frekuensi clock dihasilkan dengan mengkonfigurasikan komponen R dan C. Untuk mendapatkan frekuensi tersebut kita dapat menggunakan persamaan.
...(3.3) Nilai R yang digunakan sebesar 10 k dan nilai C sebesar 150 pF.
Input analog yang digunakan adalah tegangan positif sehingga VIN(-) dihubungkan ke ground, jadi VIN = VIN(+). Untuk pin-pin kontrol seperti WR, INTR, dan RD dihubungkan ke port 1.0 port 1.2 mikrokontroler. Sedangkan CS ADC digabungkan dengan Output Enable IC 74LS244 kemudian dihubungkan ke pin 13 IC 74LS138.
3.5.4 Rangkaian Buffer
IC 74LS244 mempunyai dua buah output enable yang digabungkan dengan chip select ADC 0804. Output enable tersebut dihubungkan ke output Y2 dari demultiplexer. Sehingga ADC 0804 dan buffer 74LS244 bekerja ketika mendapat logik 0. C R f 1 , 1 1
a b c d e f g h 0.1uF C ADC A 1 B 2 C 3 OE2A 4 OE2B 5 OE1 6 Y7 7 8 Y6 9 Y5 10 Y4 11 Y3 12 Y2 13 Y1 14 Y0 15 1 6 74LS138 +5V +5V Enable LCD Chip Select DAC +5V 1 2 SINYAL KONDISI +5V 150pF C_adc 0V-5V 1OE 1 1A1 2 1A2 4 1A3 6 1A4 8 GND 10 1Y4 12 1Y3 14 1Y2 16 1Y1 18 V C C 2 0 2Y4 3 2Y3 5 2Y2 7 2Y1 9 2A1 11 2A2 13 2A3 15 2A4 17 2OE 19 U2 SN74LS244N a b c d e f g h a b c d e g h f CS 1 RD 2 WR 3 INTR 5 DB7 11 DB6 12 DB5 13 DB4 14 DB3 15 DB2 16 DB1 17 DB0 18 V C C 2 0 VIN+ 6 VIN -7 AGND 8 VREF/2 9 DGND 10 CLK IN 4 CLK R 19 U1 ADC0804LCN +5V ADC RD WR INTR 10K R_adc1 4K7 R_adc3 10K R_adc2 C B JALUR DATA
Gambar 3.5 Bagian Rangkaian ADC 0804
3.6 Mikrokontroler AT89S51
3.6.1 Fungsi : Sebagai unit pemroses data dan pengatur perangkat input dan output.
3.6.2 Spesifikasi :
Catu daya : +5 VDC ±10% Memori : 4 Kb
Kristal : 12 MHz
3.6.3 Perancangan
AT89S51 dapat diaktifkan dengan menggunakan beberapa komponen eksternal seperti kristal sebesar 12 MHz sebagai sumber clock. Mikrokontroler menerima input dari keypad yang dihubungkan ke port 3.0 sampai port 3.6 dan input data dari bagian ADC di port 0. Penggunaan port 0 dilakukan secara bergantian antara ADC dan LCD sehingga diperlukan sebuah IC demultiplexer.
Untuk kemudahan dalam melakukan download program ke mikrokontroler, maka pada sistem disediakan sebuah konektor berbasis AT89S ISP (In System
Programming). Software yang digunakan untuk men-download program adalah
"AEC_ISP.EXE" dari Electronics Ltd. Pada PCB digunakan konektor 5 pin yang digunakan untuk dihubungkan ke komputer (PC) melalui port paralel. Konfigurasi pin ISP pada mikrokontroler dengan printer port pin dapat dilihat pada tabel 3.1
1 2 12MHz XTAL 30pF C1 30pF C2 +5V +5V a b c d e g h f RS ADC A 1 B 2 C 3 OE2A 4 OE2B 5 OE1 6 Y7 7 G N D 8 Y6 9 Y5 10 Y4 11 Y3 12 Y2 13 Y1 14 Y0 15 V C C 1 6 U6 DM74LS138N +5V +5V LCD DAC +5V a b c d e f g h CB BACKLIGHT MINIMUM NORMAL ALARM MAKSIMUM C B RD WR INTR 10uF C3 Reset +5V 1 2 3 4 5 ISP 10K R1 1K5 R_isp 1 2 3 4 5 6 7 8 16 15 14 13 12 11 10 9 10K Rpack 40 2 0 RST 9 X1 19 X2 18 PSEN 29 ALE 30 P0.0 39 P0.1 38 P0.2 37 P0.3 36 P0.4 35 P0.5 34 P0.6 33 P0.7 32 P1.0 1 P1.1 2 P1.2 3 P1.3 4 P1.4 5 P1.5/MOSI 6 P1.6/MISO 7 P1.7/SCK 8 P2.0 21 P2.1 22 P2.2 23 P2.3 24 P2.4 25 P2.5 26 P2.6 27 P2.7 28 P3.0/RXD 10 P3.1/TXD 11 P3.2/INT0 12 P3.3/INT1 13 P3.4/T0 14 P3.5/T1 15 P3.6/WR 16 P3.7/RD 17 EA 31 AT89S51 IC6 JALUR DATA KEYPAD
Gambar 3.6 Bagian Rangkaian Mikrokontroler AT89S51
3.7 Bagian Display
3.7.1 Fungsi : Menampilkan suhu aktual termokopel dan suhu target yang diinginkan
3.7.2 Spesifikasi :
Catu daya : +5 VDC ±10%
Tipe : Dot matriks 2×16 karakter
Backlight : Biru
3.7.3 Perancangan :
Jalur data LCD dihubungkan ke port 0 pada mikrokontroler. Penggunaan port 0 dilakukan secara bergantian dengan ADC. Sehingga pin enable LCD harus
dihubungkan ke pin 11 IC 74LS138. Pin 5 LCD (R/W) dihubungkan ke ground. Sedangkan pin 4 (RS) dihubungkan ke port 1.3 mikrokontroler.
Backlight LCD dapat kita atur kapan akan aktif. Pada sistem ini, backlight
dalam keadaan off ketika sistem dalam mode standby. Backlight akan aktif jika kita menekan tombol bintang (*) pada keypad. Backlight akan off kembali ketika kita memilih mode stand by pada menu utama.
JALUR DATA E 6 V + B L 1 5 V -B L 1 6 D B 0 7 V ss 1 V cc 2 V cc 3 R S 4 R /W 5 D B 1 8 D B 2 9 D B 3 1 0 D B 4 1 1 D B 5 1 2 D B 6 1 3 D B 7 1 4 LCD 2 x 16 a b c d e f g h RS LCD +5V BACKLIGHT Q_lcd Rb Rc R co n tr as t
Gambar 3.7 Rangkaian Bagian Display
Untuk mengaktifkan transistor 2N2222A dibutuhkan arus sebesar 15 mA sehingga besarnya resistor yang harus dipasang pada RB adalah :
B BE B I V Vcc R sat
mA V V RB 15 6 , 0 5
33 , 293 B R 270 B R
dengan memasukan nilai RB yang ada, maka nilai IB :
270 6 , 0 5V V IB IB 16,3mA
dan daya yang didisipasikan pada RB adalah :
VxI P
mA Vx P 5 16,3
mW P 81.5
Jadi nilai R yang dipergunakan adalah RB = 270 ± 1%, ¼ Watt
Pada saat saturasi, IC transistor 2N2222A harus sekitar 20 mA sehingga besarnya resistor yang dipasang pada kolektor adalah :
Sat C Ic Vcc R
mA V RC 20 5
250 C R 270 C R
Dengan memasukan nilai RC, didapat nilai IF :
C CC F R V I
270 5V IF mA IF 18,5
dan daya yang didisipasikan pada RC adalah :
VxI P mA Vx P 5 18,5
mW P 92,5
3.8 Perancangan Software
Perancangan perangkat lunak ini secara garis besar bertujuan untuk mengatur kerja sistem seperti pembacaan hasil sensor, tampilan LCD, pembacaan
keypad, serta proses pengaturan temperatur sistem dengan menggunakan on/off controller yang akan menggerakkan aktuator. Dengan demikian perancangan
perangkat lunak ini meliputi program utama serta beberapa fungsi-fungsi pendukung. Program utama berperan sebagai jantung perangkat lunak yang akan mengatur keseluruhan operasi yang melibatkan fungsi-fungsi pendukung. Sedangkan fungsi-fungsi pendukung akan melakukan kerja khusus sesuai kebutuhan dari program utama
Dari diagram alir program utama pada lampiran 2 dapat terlihat bahwa program dimulai dengan melakukan inisialisasi semua variabel-variabel utama dari proses pengontrolan dan mikrokontroler. Terlihat pula program terbagi dalam 2 menu utama yang memiliki fungsi berbeda. Menu pertama berfungsi untuk memasukkan nilai setpoint. Sedangkan menu kedua berfungsi untuk mematikan sistem.
Setelah nilai setpoint dimasukkan, proses pengontrolan temperatur dengan menggunakan on/off controller dilakukan dengan menekan tombol bintang (*) dan menampilkan hasilnya pada LCD berupa tampilan suhu target (setpoint) dan suhu aktual.
BAB IV
PENGUJIAN DAN ANALISA DATA
4.1 Pengujian ADC0804
4.1.1 Deskripsi Pengujian
a) Tujuan Pengujian : Mengetahui apakah nilai data digital yang dihasilkan oleh ADC0804 sesuai atau tidak dengan kenaikan tegangan yang diinginkan.
b) Target Pengujian : ADC0804 dapat bekerja dengan baik dan sesuai dengan perencanaan
c) Data Lingkungan Pengujian
Lokasi : Trial Room PT.Sanyo Electronics Indonesia Tanggal Pelaksanaan : 3 Juni 2008
Pelaksana : Ide Setio Oetomo 4.1.2 Prosedur Pengujian
a) Daftar Peralatan
Tabel 4.1 Daftar Alat Pengujian ADC0804
No Alat/Bahan Merk/Jenis Simbol Keterangan
1. Power Supply DC PSU 1 buah
2. Multimeter Digital Triplett/4750 DVM 1 buah 3. Resistor Variabel Bourns 3296 VR 1 buah
b) Konfigurasi Pengujian
Gambar 4.1 Konfigurasi Pengujian ADC0804 c) Prosedur Pengujian
Langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut:
1) Mempersiapkan peralatan dan bahan yang digunakan (lihat Tabel 4.1) 2) Membuat konfigurasi pengukuran seperti pada gambar 4.1
3) Mengubah-ubah resistor variabel sebagai pengganti sensor sehingga suhu aktual sesuai tabel 4.2
4) Mencatat Tegangan input ADC aktual pada tabel 4.2 4.1.3 Data Hasil Pengujian
Tabel 4.2 merupakan data hasil pengujian ADC. Data yang kami masukkan pada tabel di bawah hanya sebagai sampel data yang dapat mewakili keseluruhan data.
Tabel 4.2 Tabel data hasil pengujian ADC0804
No Display LCD Vin Aktual Vin Teori Error Resolusi
( °C ) ( mV ) ( mV ) ( % ) ( mV/°C ) 1 21 215 210 2.381% 11 2 22 226 220 2.727% 10 3 23 236 230 2.609% 10 4 24 246 240 2.500% 10 5 25 256 250 2.400% 11 6 26 267 260 2.692% 10 7 27 277 270 2.593% 11 8 28 288 280 2.857% 9 9 29 297 290 2.414% 12 10 30 309 300 3.000% 8 11 31 317 310 2.258% 7 12 32 324 320 1.250% 11 13 33 335 330 1.515% 11 14 34 346 340 1.765% 12 15 35 358 350 2.286% 12 16 36 370 360 2.778% 5 17 37 375 370 1.351% 12 18 38 387 380 1.842% 8 19 39 395 390 1.282% 14 20 40 409 400 2.250% 0 100 200 300 400 500 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Tampilan Output ( °C ) T e g a n g a n In p u t ( m V )
4.1.4 Analisa Data
Sampling data didapatkan dengan mengubah-ubah nilai variabel resistor sehingga suhu aktual yang tertera pada display LCD mencapai suhu sesuai pada tabel 4.2 di atas. Berdasarkan data pengukuran pada tabel 4.2, output binary ADC0804 (display LCD) rata-rata naik 10.21mV/step. Data ini dapat dibandingkan dengan perhitungan secara teori menggunakan rumus
1 2 Resolusi Vrefn
Resolusi ideal dapat dihitung menggunakan rumus diatas sehingga:
1 2 55 . 2 Resolusi 8 V 255 55 . 2 V 0.01V m solusi 10 Re V
Sedangkan resolusi yang didapat dari hasil pengukuran rata-rata adalah:
mV solusi 10.21 Re
% 100 10 10 21 . 10 %kesalahan % 1 . 2 %kesalahan
4.2 Pengujian Sistem Pengontrolan Temperatur
4.2.1 Deskripsi Pengujian
a) Tujuan Pengujian : Mengetahui apakah nilai suhu aktual dapat mencapai suhu target yang telah ditetapkan dalam waktu relatif singkat serta mengetahui apakah seluruh fungsi-fungsi sistem dapat bekerja dengan baik.
b) Target Pengujian : Sistem dapat bekerja dengan baik dan sesuai dengan perencanaan
c) Data Lingkungan Pengujian
Lokasi : Trial Room PT.Sanyo Electronics Indonesia Tanggal Pelaksanaan : 3 Juni 2008
Pelaksana : Ide Setio Oetomo 4.2.2 Prosedur Pengujian
a) Daftar Peralatan
Tabel 4.3 Daftar Alat Pengujian Pengontrolan Temperatur
No Alat/Bahan Merk/Jenis Simbol Keterangan
1. Power Supply DC PSU 1 buah
2. Multimeter Digital Triplett/4750 DVM 1 buah b) Konfigurasi Pengujian
c) Prosedur Pengujian
Langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut:
1) Mempersiapkan peralatan dan bahan yang digunakan (lihat Tabel 4.3) 2) Membuat konfigurasi pengukuran seperti pada gambar 4.3
3) Masukan nilai suhu target melalui keypad matriks 3×4 sesuai tabel 4.4 4) Mencatat Tegangan input ADC dan suhu aktual pada tabel 4.4
4.2.3 Data dan Analisa Hasil Pengujian
Tabel 4.4 Hasil Pengujian sistem
Temperatur Temperatur Temperatur Error Target (°C) Aktual LCD (°C) rata-rata (°C) (°C)
25 25-28 26.5 1.5 26 26-29 27.5 1.5 27 27-30 28.5 1.5 28 28-30 29 1 29 29-30 29.5 0.5 30 32-34 33 3 31 31-34 32.5 1.5
Error rata-rata 1.5
Berdasarkan percobaan diatas dapat dilihat bahwa error rata- rata temperatur yang tertera pada LCD adalah 1.5°C. Hal ini terjadi karena kepresisian alat ukur dan toleransi komponen yang digunakan. Tetapi error yang dihasilkan masih dalam batas toleransi spesifikasi. Sistem pengontrolan temperatur ini memiliki
deadband sebesar 3°C.
Prosedur standar pengoperasian sistem secara umum adalah: 1) Membuat konfigurasi rangkaian sesuai gambar 4.3
2) Untuk mengaktifkan sistem, tekan tombol bintang (*) pada keypad selama ±2 detik.
3) Tekan tombol bintang (*) untuk mengaktifkan menu. Ikuti petunjuk yang ada pada display LCD.
4) Pada saat memasukan temperatur target, tekan bintang (*) untuk OK atau tekan pagar (#) untuk CLEAR.
5) Pada main screen terdapat kondisi SUHU AKTUAL dan SUHU TARGET. 6) Jika suhu aktual = suhu target,maka relay akan OFF. Jika suhu aktual <suhu
target maka LED hijau dan relay akan ON. Jika suhu aktual > suhu target, maka LED merah akan berkedip dan buzzer berbunyi.
7) Jika buzzer alarm berbunyi tekan (*) untuk setting ulang.
8) Berdasarkan pengujian yang dilakukan, setting temperatur yang tepat untuk habitat ikan kerapu adalah 29°C.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan perancangan, pengujian dan analisa yang telah dilakukan dalam tugas akhir ini, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut.
a) Sistem pengontrolan temperatur ini secara umum memiliki kinerja yang cukup baik. Seluruh fungsi software maupun hardware dapat dioperasikan dengan baik.
b) Sistem pengaturan yang dibuat dapat bekerja dengan baik dengan
deadband sebesar 3oC.
c) Pemerataan panas yang dihasilkan dalam akuarium sangat diperlukan untuk meningkatkan akurasi pengaturan serta mengurangi pengaruh jarak antara sensor dengan pemanas.
d) Sistem pengaturan temperatur yang dibuat mampu mempertahankan suhu
plant pada suhu 30 oC, sesuai dengan kisaran suhu habitat ikan antara 27
hingga 32 oC.
5.2 Saran
Beberapa hal yang dapat disarankan dari pelaksaan tugas akhir ini adalah:
a) Sebaiknya digunakan sensor yang memiliki keakuratan dan stabilitas yang cukup baik serta sensor khusus untuk medium air.
b) Untuk memperoleh respon sistem yang lebih baik lagi, dapat menggunakan metode pengontrolan lain seperti PID atau fuzzy.
c) Sebaiknya dibuat program komputer untuk proses akuisisi data dari plant secara langsung pada tiap periode samplingnya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Ismet. 2008, Februari 9. Budidaya Kerapu Jaring Pasar China.
Kompas, 23.
Departemen Kelautan dan Perikanan RI. Pemanfaatan Mujair Hidup Untuk Efisiensi Budidaya Kerapu Sederhana di Tambak. Maret 13, 2005.
http://www.dkp.go.id/content.php?c=1820
Floyd. 1996. Electronic Devices. 4 th ed. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall, Inc
Jacob, J. Michael. Industrial Control Electronics. New Jersey : Prentice Hall, Inc.1988
MacKenzie, I Scott , The 8051 Microcontroller, New Jersey: Prentice Hall, 1995.
Tocci, Ronald J. 1991. Digital System. 5 th ed. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall, Inc
Woolard, Barry. 2002. Basic Elctronics, atau Elektronika Praktis, terj. H.Kristono, Jakarta: PT. Pradnya Paramita.