• Tidak ada hasil yang ditemukan

INVENTARISASI PENYEBARAN VARIETAS UNGGUL PADI SAWAH DI LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "INVENTARISASI PENYEBARAN VARIETAS UNGGUL PADI SAWAH DI LAMPUNG"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

69

INVENTARISASI PENYEBARAN VARIETAS UNGGUL PADI SAWAH DI LAMPUNG

Rr. Ernawati dan Bariot Hafif

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung Jl. Z.A. Pagar Alam No. 1ª – Bandar lampung

E-mail: ernawati 5903@yahoo.co.id

ABSTRAK

Upaya peningkatan produksi padi dengan penggunaan varietas unggul telah dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian dengan melepas banyak varietas unggul padi, namun penyebarannya tidak terkontrol. Provinsi Lampung termasuk salah satu wilayah penyebaran yang mengadopsi berberapa varietas unggul padi yang perlu digali informasi data sebarannya. Kegiatan ini dilakukan untuk menginventarisasi penyebaran varietas unggul padi di Lampung. Penelitian bersifat survey di tingkat petani dan dilakukan pada tahun 2011, terhadap 10 Kabupaten sampel (Metro, Lampung Tengah, Lampung Timur, Lampung Utara, Way Kanan, Tulang Bawang, Tulang Bawang Barat,Mesuji, Lampung Barat, dan Lampung Selatan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebaran varietas unggul padi di Lampung cukup beragam, dan petani lebih banyak menggunakan varietas unggul dibandingkan penggunaan varietas lokal. Tertinggi yaitu rata-rata sekitar 74% petani masih menggunakan varietas Ciherang, sedangkan varietas lokal hanya kurang dari 2%. Kabupaten yang paling banyak menggunakan varietas unggul Ciherang adalah Metro yaitu (100%), menyusul (81%) adalah Lampung Tengah dan Tulang Bawang Barat, Way Kanan (74%), sedangkan Lampung Timur dan Tulang Bawang (71%), dan empat Kabupaten lainnya (Lampung Selatan, Lampung Utara, Lampung Barat, dan Mesuji) rata-rata di bawah 70%.

Kata kunci: inventarisasi, padi, sebaran, varietas unggul

ABSTRACT

INVENTORY DISTRIBUTION OF RICE SUPERIOR VARIETY

IN LAMPUNG. Efforts to increase rice production with the use of high yielding

varieties has been done Agricultural Research and Development Agency to release many rice varieties, but the outbreak was controlled. Lampung province including one deployment area another adopt improved rice varieties need to be explored data information spreading. This activity is conducted to inventory the spread of high yielding varieties of rice in Lampung. Research is at the farm level and the survey conducted in 2011, the 10 sample districts (Metro, Central Lampung, East Lampung, North Lampung, the Right Way, Tulang Bawang, West Tulang Bawang, Mesuji, West Lampung, Lampung and South). The results showed that the spread of high yielding varieties of rice in Lampung is quite diverse, and more farmers using improved varieties compared to the use of local varieties. Rated an average of about 74% of farmers still use Ciherang, while the local varieties only less than 2%. Districts that use the most varieties Ciherang is the Metro (100%), followed by (81%) is Central Lampung and West Tulang Bawang,Way Kanan (74%), while East Lampung and Tulang Bawang 71%,and four other district average below 70%.

(2)

70

PENDAHULUAN

Berbagai upaya peningkatan produksi padi terus dilakukan seperti adanya program P2BN, diseminasi teknologi dengan memperkenalkan beberapa varietas unggul baru melalui model PTT memberikan peningkatan hasil yang nyata, dan terus dikembangkan melalui program Peningkatan Produktivitas Padi Terpadu (P3T).

Dalam usaha meningkatkan produktivitas padi nasional, peran inovasi teknologi varietas unggul sangat besar.. Sejak tahun 2005 hingga 2009, Badan Litbang Pertanian melalui Balai Besar Penelitian Padi telah melepas 20 varietas unggul baru, yaitu Ciasem (2005), Sarinah Sibundong (2006), HIPA 5 Ceva dan HIPA 6 Jete (2007), Inpari 1, Inpari 2, Inpari 3, Inpari 4, Inpari 5, Inpari 6 JETE, Inpara 1, Inpara 2, Inpara 3(2008) serta inpari 7, Inpari 8, Inpari 9, Inpari 10 LAEYA dan HIPA 8. Sejak tahun 2007 nama HIPA diberikan untuk varietas padi hibrida, INPARI untuk padi sawah irigasi,INPAGO untuk padi gogo dan INPARA untuk padi rawa. Varietas-varietas tersebut memiliki keunggulan spesifik, seperti tahan hama dan penyakit utama padi,berumur genjah maupun sangat genjah, dan super genjah, sehingga dapat dimanfaatkan dalam program penanaman padi empat kali (IP Padi 400), demikian cukup banyak alternative penggunaan varietas unggul yang bisa dipilih oleh petani, sehingga tidak selalu sama dari musim ke musim maupun tahun ke tahun hanya menanam varietas yang sama secara terus menerus, hal ini dapat mengakibatkan penurunan hasil atau gagal panen (Ardjasa et.al. 2002). Menurut Wirajaswadi (2008), salah satu faktor utama yang menghambat kelancaran adopsi VUB adalah karena kurangnya pengujian dan demonstrasi VUB sehingga petani cenderung mempertahankan varietas yang lama dan yang telah populer seperti Ciherang, bahkan ada yang masih menggunakan IR64. Untuk dapat mengaktualisasikan dan mengembangkan potensi genetik yang dimiliki oleh VUB, perlu diupayakan secara intensif dengan mensosialisasikan varietas unggul baru tersebut terutama ke daerah sentra penanaman padi, termasuk daerah Lampung. Luas tanaman padi di Lampung adalah sekitar 606.097 ha, membutuhkan benih padi unggul sebanyak 15.152 ton dengan perhitungan kebutuhan benih 25kg/ ha Menurut Imran dan Suriany (2006) berdasarkan hasil kajian usahatani secara intensif terhadap VUB padi yang dikaji dapat menunjukkan keunggulan yang nyata, masyarakat akan cepat dan dapat dengan mudah mengadopsi VUB tersebut.

(3)

71

Penyebaran varietas unggul sangat beragam dan tidak terkontrol, diduga hal ini menjadi salah satu faktor yang menghambat peningkatan produktivitas dan perbaikan kualitas tanaman dan beras. Untuk itu dilakukan inventarisasi penyebaran varietas unggul padi sawah di Lampung. Manfaatnya dapat memberikan informasi mengenai luas penyebaran dan penggunaan varietas unggul padi di Lampung, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan evaluasi rencana kegiatan kedepan.

Tujuan kegiatan ini adalah untuk menginventarisasi luas penyebaran verietas unggul padi di Lampung.

METODOLOGI

Penelitian ini bersifat survey di tingkat petani dan dilakukan pada 10 Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Lampung, yaitu Lampung Selatan, Lampung Utara, Kota Metro, Lampung Timur, Lampung Tengah, Lampung Barat, Way Kanan, Tulang Bawang Barat, Tulang Bawang, dan Mesuji. Kegiatan dilaksanakan pada bulan November- Desember 2011, untuk pengumpulan data tanam Oktober 2010-Maret 2011 s/d april-September 2011. Adapun tahapan dalam penelitian ini adalah:

a) Pengumpulan data sekunder dengan metoda desk study melalui Dinas Pertanian dan Badan Pusat Statisti (BPS) setempat berupa luas lahan sawah dan luas tanam padi per Kabupaten sampel.

b) Identifikasi sebaran varietas, pada tahap survey untuk pengumpulan data primer dengan cara wawancara mengenai komponen yang berkaitan dengan sebaran varietas padi di wilayahnya.kepada 10 orang penyuluh pertanian (petugas lapang) sebagaI responden dalam Kabupaten sampel. c) Analisis data dilakukan pada akhir kegiatan, dengan analis statistik sederhana berupa nilai rata-rata yang didapat, dan disajikan dalam bentuk grafik atau tabel.

HASIL DAN PEMBAHASAN Luas Lahan dan Luas Tanam Padi Sawah

Total luas lahan dan luas tanam khususnya untuk padi sawah per Kabupaten sampel disajikan pada Tabel 1. Penanaman padi sawah selama satu tahun (Oktober 2010 – Maret 2011, s/d april- September 2011 menunjukkan

(4)

72

bahwa rata-rata diatas 90% dari luas lahan yang tersedia, tercapai luas tanam pada hampir semua Kabupaten sampel., kecuali untuk lokasi Lampung Utara adalah yang terendah hanya tercapai 83% dari luas lahan yang tertanami padi sawah. Hal ini terjadi karena ada lahan yang kekeringan sehingga dibiarkan tidak tanam padi sawah, sedangkan untuk Kota Metro (99%) hampir 100% tercapai tanam padi sawah (Tabel 1).

Tabel 1. Luas Sawah dan Luas Tanam Padi Sawah pada Oktober 2010 s/d September 2011 di 10 Kabupaten/Kota wilayah Provinsi Lampung . Kabupaten/Kota Wilayah Provinsi Lampung Luas Sawah (ha) Luas Tanam (ha) % Lampung Selatan 48.032 47.044 97,9 Lampung Utara 16.863 14.512 83,8 Kota Metro 3.167 3.136 99,0 Lampung Timur 62.341 58.427 93,3 Lampung Tengah 62.291 58.270 93,1 Lampung Barat 20.815 19.309 92,2 Way Kanan 15.013 13.799 91,2 Tulang Bawang 16.931 15.065 91,5

Tulang Bawang Barat 9.438 8.580 90,0

Mesuji 16.938 15.356 89,7

Luas sawah yang tersedia untuk tanam padi sawah, Kota Metro paling sedikit dibanding Kabupaten lainnya, sehingga lebih intensif untuk pelaksaan tanam padi. Rata-rata topografi wilayah kota Metro dominan datar, berbeda dengan wilayah Kabupaten Lampung Utara yang kebanyakan bertopografi berbukit dan bergelombang, Menurut Sukarman (2001) topografi yang bergelombang pada bagian yang tinggi akan kerng terlebih dahulu, kemungkinan banyak sawah di Lampung Utara yang terdapat pada bagian ini sehingga banyak yang kekeringan dan hanya tercapai 83% dari luas sawah yang dapat tertanami. Selain itu keadaan iklim suatu daerah juga banyak mempengaruhi pola pertanian daerah tersebut, namun data iklim tidak tersaji dalam makalah ini, sehingga informasi tidak tercapainya 100% luas tanam dari luas sawah yang tersedia sangat terbatas.

Sebaran Varietas Unggul Padi Sawah di Lampung

Luas sebaran varietas unggul padi sawah yang ada di Lampung dihitung dari bagian luas tanam padi per Kabupaten/Kota dalam bentuk persentase luas

(5)

73

sawah yang ditanami masing-masing varietas unggul padi (Tabel 2). Hasil inventarisasi terdapat lebih dari 20 varietas yang terkumpul, namun yang ditampilkan hanya 8 varietas yang banyak dijumpai, seperti varietas Ciherang yang mendominasi, yaitu rata-rata mencapai diatas 74% atau menyebar pada 187.588 ha pada wilayah Provinsi Lampung, tertinggi di Kota Metro 100% menggunakan varietas Ciherang, ,menyusul Lampung Tengah dan Tulang Bawang Barat (81%), kemudian Way Kanan (74%), Lampung Timur dan Tulang Bawang (71%), sedangkan 4 Kabupaten lainnya (Lampung Selatan, Lampung Utara, Lampung Barat, dan Mesuji sudah dibawah 70% (Tabel 2).

Tabel 2. Luas Sawah dan Luas Tanam Padi Sawah pada Oktober 2010 s/d September 2011 di 10 Kabupaten/Kota wilayah Provinsi Lampung . Kabupaten/ Kota Wilayah Provinsi Lampung Luas Tanam (ha))

Sebaran Varietas Padi Unggul (%) Cihe rang Cili wung Mun cul IR64 Situ. Bage ndit Meko ngga Cigeu lis inpa ri Lo kal L Selatan 47.044 64 6 6 4 3 2 2 10 1 L Utara 14.512 62 4 4 - - - - 5 7 Kota Metro 3.136 100 - L. Timur 58.427 71 6 6 4 2 4 2 1,8 0,7 L. Tengah 58.270 81 3 3 1 3 3 2 2 1 L.Barat 19.309 67 1 1 10 - - 10 3 - Way Kanan 13.799 74 6 6 4 1 2 2 - - T. Bawang 15.065 71 10 10 4 - 2 2 2 1 Tuba Barat 8.580 81 6 6 4 - 1 1 2 1 Mesuji 15.356 69 10 10 6 - 2 1 2 2 Rata-rata(%) 74 7 5 4 1 2,5 2,5 3,2 0,8

Di Metro, 100 % atau seluas 3.136 ha masyarakat petani hanya menggunakan varietas Ciherang dalam beberapa nama dagang, antara lain Ciherang Dempo,Ciherang Bandul Besi, Ciherang GALUR(Gawean Lare Punggur), maupun Ciherang lainnya, petani hanya menanam varietas yang sama secara turun temurun walau dengan nama dagang yang berbeda. Penggunaan varietas unggul seperti Ciherang pada suatu hamparan secara terus menerus dari musimke musim dan dari tahun ke tahun, memberikan hasil yang cenderung makin rendah (Ardjasa et.al. 2002).

(6)

74

KESIMPULAN

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penyebaran varietas unggul padi di Lampung cukup beragam, dan petani sudah banyak memilih menggunakan varietas unggul dibandingkan varietas padi lokal. Tertinggi yaitu rata-rata sekitar 74% petani masih menggunakan varietas Ciherang, sedangkan varietas lokal hanya kurang dari 2%. Kabupaten yang paling banyak menggunakan varietas unggul Ciherang adalah Metro yaitu (100%), menyusul (81%) adalah Lampung Tengah dan Tulang Bawang Barat, Way Kanan (74%), sedangkan Lampung Timur dan Tulang Bawang (71%), dan empat Kabupaten lainnya (Lampung Selatan, Lampung Utara, Lampung Barat, dan Mesuji) rata-rata di bawah 70%.

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2007. Produksi Benih Sumber Padi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Jakarta. 37p

Ardjasa, W.S., Suprapto, dam B. Sudaryanto. 2002. Komponen teknologi unggulan usahatani padi sawah irigasi di Lampung. Kebijakan Perberasan dan Inovasi Teknologi Padi (III): 653 – 666

Balai Besar Penelitian Padi. 2005. Program Penelitian Padi. http://id.wikipedia.org/wiki/padi. BB padi Sukamandi- Subang Jawa Barat. 8p

Direktorat Perbenihan. 2007. Kebijakan Perbenihan dalam Mendukung Pengembangan Usaha Penangkaran Benih. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Jakarta.p 37p

Imran, A dan Suriany. 2006. Peranan dan penyebaran varietas unggul baru (VUB) dalam peningkatan produktivitas padi di Sulawesi Selatan. Buletin BPTP Sulawesi Selatan. Vol 1(1): 4p

Sukarman. 2001. Evaluasi sumberdaya lahan dan air untuk pengembangan tanaman pangan. Makalah Falsafah Sains (PPs 702). Program pasca Sarjana (S3) Institut Pertanian Bogo. 17 p

Wirajaswadi, L. 2008. Mempercepat adopsi varietas baru (VUB) padi melalui pemilihan varietas serara partisipatif. Buletin BPTP Nusa Tenggara Barat. 5p

Referensi

Dokumen terkait

Varietas Tipe IRxx atau biasa disebut Varietas Tahan Wereng dilepas sejak tahun 1977. Varietas ini dilepas untuk meningkatkan produksi pangan. Gambar 3 memperlihatkan bahwa

Penggunaan varietas unggul baru Inpari 3 dan sistem tanam jajar legowo 2:1 dapat meningkatkan produktivitas hingga 19,97% dibandingkan dengan varietas Mekongga dan

Hasil analisis statistik pada peng- amatan terhadap tinggi tanaman saat panen padi menunjukkan bahwa per- tumbuhan tanaman tertinggi tampak pada varietas unggul baru Conde (108,0

Karakter morfologi padi varietas unggul dengan potensi hasil tinggi yang menggunakan pendekatan konsep idiotipe tanaman pada varietas hibrida super adalah jumlah anakan sedang (270

Berdasarkan permasalahan di atas diperlukan suatu penelitian untuk mengetahui keragaan varietas unggul baru dalam meningkatkan produktivitas tanaman dari segi hasil

Bibit pisang bermutu dihasil- kan dari varietas unggul pisang yang telah dilepas oleh Menteri Pertanian sebagai Varietas Unggul Nasional dan mengguna- kan teknologi

Varietas Sukadame berumur panjang, ta- naman tinggi, rentan terhadap hama dan penyakit utama, namun mempunyai kualitas ketan yang baik, sedangkan Barumun adalah varietas unggul

Produksi Beberapa Varietas Padi Unggul Baru di Bangka Belitung Varietas Produksi kg/ha % peningkatan produksi* Inpari 32 5440 25,9 Inpari 42 5520 27,8 Inpari 43 5120 18,5 Balok 4320