• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Telaah Literatur 2.1.1 Kewirausahaan

Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan (ability), dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup dan cara memperoleh peluang denngan berbagai risiko yang mungkin dihadapinya (Suryana, 2014). Kewirausahaan adalah suatu proses menciptakan sesuatu yang berbeda dengan mengabdikan seluruh waktu dan tenaganya disertai dengan menanggung resiko keuangan, kejiwaan, sosial, dan menerima balas jasa dalam bentuk uang dan kepuasan pribadinya.

Wirausaha adalah mereka yang melakukan usaha-usaha kreatif dan inovatif dengan mengembangkan ide dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang dan perbaikan hidup (Suryana, 2011). Adapun ciri-ciri umum kewirausahaan menurut Suryana (2014) dapat dilihat dari berbagai aspek kepribadian seperti jiwa,watak, sikap dan perilaku seseorang. Ciri-ciri kewirausahaan meliputi enam komponen penting yaitu percaya diri, berorientasi pada hasil, berani mengambil risiko, kepemimpinan, keorisinalitasan dan berorientasi pada masa depan. Ciri-ciri tersebut dapat dilihat dari beberapa indikator sebagai berikut :

1. Penuh percaya diri, indikatornya adalah penuh keyakinan, optimis, berkomitmen, disiplin dan bertanggung jawab

(2)

2. Memiliki inisiatif, indikatornya adalah penuh energy, cekatan dalam bertindak dan aktif

3. Memiliki motif berprestasi, indikatornya adalah berorientasi pada hasil dan wawasan ke depan

4. Memiliki jiwa kepemimpinan, indikatornya adalah berani tampil beda, dapat dipercaya dan tanggung jawab dalam bertindak

5. Berani mengambil risiko dengan penuh perhitungan dan oleh karena itu menyukai tantangan

2.1.2 Minat Berwirausaha

Minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh (Djaali, 2009). Minat merupakan suatu keinginan yang cenderung menetap pada diri seseorang untuk mengarahkan pada suatu pilihan tertentu sebagai kebutuhannya,kemudian dilanjutkan untuk diwujudkan dalam tindakan nyata dengan adanya perhatian pada objek yang diinginkannya itu untuk mencari informasi sebagai wawasan bagi dirinya (Djaali, 2008).

Minat adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan dengan sikap individu yang berminat terhadap suatu obyek akan mempunyai kekuatan atau dorongan untuk melakukan serangkaian tingkah laku untuk mendekati atau mendapatkan objek tersebut (Simamora, 2003).

Minat berwirausaha adalah keinginan, ketertarikan, serta kesediaan untuk bekerja keras atau berkemauan keras untuk berusaha secara maksimal untuk

(3)

memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa merasa takut dengan resiko yang akan terjadi, serta berkemauan keras untuk belajar dari kegagalan (Fuadi, 2009).

Menurut Alma (2007) menyatakan terdapat 3 faktor kritis yang berperan dalam minat berwirausaha tersebut yaitu:

1. Personal

yaitu menyangkut aspek-aspek kepribadian seseorang. David Mcceland dalam (Alma, 2007) dalam bukunya The achieving society menyatakan bahwa seorang wirausaha adalah seseorang yang yang memilki keinginan berprestasi yang sangat tinggi dibandingkan orang yang tidak berwirausaha.

Juga Alma (2007) menyatakan dalam suatu penelitian di inggris menyatakan bahwa minat dan motivasi seseorang membuka bisnis adalah 50% ingin mempunyai kebebasan dengan berbisnis sendiri, hanya 18% menyatakan ingin memperoleh uang dan 10% menyatakan jawaban membuka bisnis untuk kesenangan, hobi, tantangan atau kepuasan pribadi dan melakukan kreatifitas.

2. Sociological

yaitu menyangkut masalah hubungan dengan family dan hubungan social lainya. Masalah hubungan family ini dapat di lihat dari orang tua, pekerjaan, dan status sosial. Faktor sosial yang berpengaruh terhadap minat berwirausaha ialah masalah tanggung jawab terhadap keluarga. Selain itu terhadap pekerjaan orang tua seringkali terlihat bahwa ada pengaruh dari orang tua yang bekerja sendiri, dan memiliki usaha sendiri cenderung anaknya jadi pengusaha pula. Keadaan ini seringkali memberi

(4)

inspirasi pada anak kecil (Alma, 2007).

Lingkugan dalam bentuk “role model” juga berpengaruh terdapat minat berwirausaha. Role model ini biasanya melihat kepada orang tua, saudara, keluarga yang lain (kakek, paman, bibi, anak), teman-teman, pasanga, atau pengusaha sukses yang diidolakanya. Dorongan teman cukup berpengaruh terhadap semangat berwirausaha,karena kita dapat berdiskusi dengan bebas, dibandingkan orang lain, teman biasa memeberi dorongan, pengertian, bahkan bantuan, tidak perlu takut terhadap kritikan, di samping ini ada lagi faktor sosial lainya yang berpengaruh.

3. Environmental

yaitu menyangkut hubungan dengan lingkungan. Faktor yang berasal dari lingkungan di antaranya adalah model peran, peluang, aktivitas, selain itu di pengaruhi juga oleh pesaing, sumber daya, dan kebijakan pemerintah (Suryana, 2008). Seperti yang di contohkan bahwa ada beberapa lokasi atau daerah yang banyak wiausahanya, seperti di daerah silicon valley di amerika serikat di mana dijumapi banyak pengusaha-pengusaha besar, di daerah tersebut dijumpai kegiatan wirausaha membeli dan menjual barang, transportasi, pergudangan, perbankan, dan berbagai jasa konsultan. Suasana macam ini sangat berpengaruh kepada masyarakat untuk menumbuhkan minat berwirausaha oleh (Alma, 2007).

2.1.3 Faktor-faktor Pendorong Keberhasilan Kewirausahaan

Menurut Suryana (2014), keberhasilan dalam kewirausahaan ditentukan oleh tiga faktor, yaitu yang mencakup hal-hal berikut:

(5)

1. Kemampuan dan kemauan

Orang yang tidak memiliki kemampuan, tetapi banyak kemauan dan orang yang memeliki kemauan, tetapi tidak memiliki kemampuan, keduanya tidak akan menjadi wirausahawan yang sukses. Sebaliknya, orang yang memiliki kemauan dan dilengkapi dengan kemampuan akan menjadi orang yang sukses.

2. Tekad yang kuat dan kerja keras

Orang yang tidak memiliki tekad yang kuat, tetapi memiliki kemauan untuk bekerja keras dan orang yang suka bekerja keras, tetapi tidak memiliki tekad yang kuat, keduannya tidak akan menadi wirausahawan yang sukses.

3. Kesempatan dan peluang

Ada solusi ada peluang, sebaliknya tidak ada solusi tidak akan ada peluanng. Peluang ada jika kita menciptakan peluang itu sendiri, bukan mencari-cari atau menunggu peluang yang datang kepada kita.

2.1.4 Faktor-faktor Penghambat Keberhasilan Kewirausahaan

Beberapa faktor yang menyebabkan kegagalan dalam berwirausaha menurut Zimmerer dalam (Suryana, 2014) sebagai berikut:

1. Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha. Keberhasilan usaha harus dilandasi dari kemampuan dan pengetahuan tentang bisnis yang akan dijalankan, karena ini merupaka dasar dalam membangun sebuah usaha

(6)

2. Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan teknik, kemampuan memvisualisasikan usaha, kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan. Faktor lain yang menjadi salah satu ukuran keberhasilan sebuah usaha adalah pengalaman, kurangnya pengalaman berdampak pada kemampuan dalam mengatur POAC dengan baik dalam usahanya karena pengalaman menjadi modal dalam menumbuhkembangkan usaha

3. Kurang dapat mengendalikan keuangan, faktor yang paling utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas, mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Keahlian dalam pengendalian keuangan merupakan salah satu fondasi dari bisnis. Ketidakmampuan dalam pengendalian bisnis menjadi penyebab tidak berjalannya rencana pada bisnis tersebut karena sumber daya modal.

4. Gagal dalam perencanaan.

Sebuah usaha wajib memiliki sebuah perencanaan. Perencanaan yang baik adalah perencanaan yang menjadi tujuan utama bisnis tersebut. Berhasil atau tidaknya sebuah usaha sangat bergantung pada pengelolaan perencanaan yang baik yang didukung oleh kemampuan dalam mengatur rencana tersebut.Biasanya gagalnya usaha karena kurang matangnya rencana yang dibuat.

(7)

5. Lokasi yang kurang memadai.

Salah satu faktor penentu dalam berbisnis adalah lokasi. Operasional usaha sangat bergantung pada penempatan lokasi usaha, jika kurang strategis maka akan menjadi penghambat kegiatan usaha tersebut.

6. Kurangnya pengawasan peralatan.

Setiap wirausaha wajib melakukan pengendalian dan pengawasan terhadap peralatan dan perlengkapan yang dimiliki, hal ini wajib dilakukan untuk memperlancar proses produksi usaha. Monitoring dan evaluasi peralatan dan perlengkapan yang buruk akan berdampak pada penurunan kualitas produk atau jasa yang akan diciptakan.

7. Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha.

Ketekunan wirausaha dalam menjalankan bisnis merupakan salah satu modal awal untuk menjalankan usahanya. Jika usaha yang dijalnkan tidak ditekuni maka akan berdampak buruk bagi perkembangan usahanya. 8. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan.

Kebanyakan wirausaha melakukan berubahan berbisnis lebih dari satu kali, biasanya hal tersebut terjadi karena ketidakmampuan atau kurang berkompeten di bidang usaha tersebut. Peralihan atau transisi dari satu bisnis ke bisnis lain akan berdampak pada komitmen kerja yang akan dilaksanakan, terutama bagi para wirausaha baru yang belum memiliki banyak pengalaman, tentunya peralihan atau transisi dari satu usaha ke usaha lain atau bahkan dari jenis pekerjaan yang berbeda akan menyulitkan wirausaha untuk beradaptasi.

(8)

Menurut Moko (2005) membagi faktor kegagalan menjadi faktor internal dan eksternal sebagai berikut:

1. Faktor Internal

a. Kurang pandai dalam beberapa hal tertentu, karena kurang belajar dan berlatih

b. Kurang pengalaman

c. Kurang baik mengatur waktu d. Kurang berani mengambil resiko e. Kurang pandai menyakinkan orang f. Kurang cepat bertindak

g. Kurang mampu melihat dan memanfaatkan peluang h. Tidak menepati janji

i. Tidak jujur cepat merasa puas 2. Faktor Eksternal

a. SDM yang tidak memadai, kualitas dan kuantitasnya b. Komitmen pihak lain yang tidak terbukti

c. Kenaikan harga barang yang tidak sesuai d. Perubahan ekonomi global

e. Kebijakan pemerintah

f. Krisis ekonomi, politik, dan hukum g. Perkembangan IPTEK

(9)

2.1.5 Teknik Pengembangan Usaha

Menurut Suryana (2001) di buku kewirausahaan mengemukakan ada dua teknik untuk mengembangkan usaha yaitu teknik skala ekonomi dan teknik perluasan cakupan usaha.

1. Perluasan Skala Ekonomi

Cara ini dapat dilakukan dengan menambah skala produksi, tenaga kerja, teknologi, sistem distribusi, dan tempat usaha. Ini dilakukan bila perluasan usaha atau peningkatan output akan menurunkan biaya jangka panjang, yang berarti skala usaha yang ada ekonomis.

2. Perluasan Cakupan Usaha

Cara ini bisa dilakukan dengan cara menambah jenis usaha baru, produk, dan jasa baru yang berbedadari yang sekarang diproduksi (diversifikasi), serta dengan teknologi berbeda.

2.2 Hasil Penelitian Sebelumnya

Dalam melakukan penelitian ini penulis memiliki beberapa referensi dari hasil kajian empiris terdahulu yang telah ada. Untuk hasil kajian empiris dapat dilihat pada tabel 2.1 sebagai berikut:

Tabel 2.1

Hasil Penelitian Sebelumnya

No Judul/Pengarang/Tahun Variabel Kesimpulan 1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha Budidaya Lele Sangkuriang 1. Motivasi Keberhasilan Diri 2. Toleransi Akan Risiko

Dari analisis tersebut dapat disimpulkan :

Terdapat hubungan antara faktor motivasi keberhasilan diri, toleransi akan risiko dan

(10)

Adeline, 2011

3. Kebebasan Dalam Bekerja

kebebasan dalam bekerja terhadapat minat berwirausaha lele sangkuriang.

2 Upaya Menumbuhkan Minat Berwirausaha Warga Binaan Melalui Program Bimbingan Keterampilan di Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Wanita Yogyakarta Noor Fitriana Martanti, 2017 1. Minat Berwirausaha 2. Program Bimbingan Keterampilan 3. Faktor Pendukung dan Penghambat

1. Upaya yang dilakukan untuk menumbuhkan minat berwirausaha warga binaan BPRSW yaitu dilakukan dengan upaya menarik perhatian, memberikan rasa senang berwirausaha dan memotivasi warga binaan BPRSW

2. Pengelolaan program bimbingan keterampilan di BPRSW dilakukan dengan 3 aspek yaitu perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi 3. Faktor yang mendukung

upaya menumbuhkan minat berwirausaha warga binaan yaitu faktor kebutuhan masyarakat sekitar yang menjadi peluang untuk berwirausaha dan faktor yang menghambat yaitu faktor kematangan usia warga binaan dan faktor modal mereka.

3 Upaya Menumbuhkan Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa Prodi Manajemen di UBP Karawang.

Citra Savitri dan Wanta

1. Minat

Berwirausaha 2. Faktor

Pendukung

1. Upaya menumbuhkan minat berwirausaha dikalangan mahasiswa merupakan salah satu bentuk keberhasilan perguruan tinggi dalam upaya membantu pemerintah untuk mengurangi pengangguran. Kreativitas dan inovasi merupakan modal awal dalam menumbuhkan minat berwirausaha.

2. Cara dalam menumbuhkan minat berwirausaha pada mahasiswa prodi manjaemen di UPB Karawang antara lain adalah sikap umum terhadap aktivitas,

(11)

kesadaran spesifik untuk menyukai aktivitas, merasa senang dengan aktivitas, aktivitas tersebut mempunyai arti atau penting bagi individu , adanya minat instriksik dalam aktivitas, dan berpartisipasi dalam aktivitas. 4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha (Studi Kasus Mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip).

Paulus Patria Adhitama, 2014 1. Minat Berwirausaha 2. Ekspektasi Pendapatan 3. Lingkungan Keluarga 4. Pendidikan Kewirausahaan

1. Terdapat pengaruh positif ekspektasi pendapatan

terhadap minat

berwirausaha. Artinya semakin tinggi pendapatan maka akan semakin meningkatkan minat berwirausaha.

2. Terdapat pengaruh positif lingkungan keluarga

terhadap minat

berwirausaha. Artinya semakin mendukung lingkungan keluarga maka

akan semakin

meningkatkan minat berwirausaha.

3. Terdapat pengaruh positif pendidikan kewirausahaan

terhadap minat

berwirausaha. Artinya semakin baik pendidikan kewirausahaan maka akan semakin meningkatkan minat berwirausaha.

5 Niat Nelayan Terhadap Budidaya Rumput Laut Di Desa Sarang Tiung Kecamatan Pulau Laut Utara Kabupaten Kotabaru.

Andy Sanjaya, Sidharta Adyatma dan Deasy Arisanty, 2016

1. Minat 2. Nelayan 3. Budidaya

Rumput Laut

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nelayan di Desa Sarang Tiung Kacamatan Pulau Laut Kabupaten Kotabaru mempunyai minat yang tinggi terhadap budidaya rumput laut, hal tersebut dapat dilihat dari kebutuhan hidup keluarga yang terdiri dari kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani harus terus dipenuhi sehingga mendorongnya keinginan

(12)

untuk mencari peluang usaha yang lain, serta ada pengaruh dari lingkungan sekitar seperti sudah adanya keluarga yang membudidayakan rumput laut. 6 Faktor-faktor Penentu Minat Mahasiswa Manajemen Untuk Berwirausaha (Studi Mahasiswa Manajemen FE Universitas Negeri Padang).

Rano Aditia Putra, 2012

1. Faktor Lingkungan 2. Faktor Harga Diri 3. Faktor Peluang 4. Faktor Kepribadian 5. Faktor Visi 6. Faktor Pendapatan dan percaya diri 1. Faktor-faktor yang menentukan minat mahasiswa manajemen untuk berwirausaha ada 6 faktor, yaitu faktor lingkungan, faktor harga diri, faktor peluang, faktor kepribadian,

faktor visi, dan faktor pendapatan dan percaya diri 2. Indikator-indikator yang

mewakili setiap faktor yang menentukan minat mahasiswa manajemen untuk berwirausaha ada 18 variabel dari 25 indikator yang diidentifikasi. Indikator-indikator tersebut yaitu indikator dorongan saudara, pola pikir orang tua, karena praktek lapangan wirausaha dan dorongan dari orang tua mewakili faktor lingkungan. menjaga gengsi, Pekerjaan orang tua, kebanggaan mampu berusaha sendiri dan latar belakang pendidikan orang tua mewakili faktor harga diri. keyakinan meiliki kemampuan

melihat peluang, memiliki akses mudah untuk modal, keyakinan memiliki kemampuan menciptakan peluang, dan kemampuan mencari peluang mewakili faktor peluang, keyakinan meiliki mental wirausaha, memiliki rasa percaya diri akan berhasil berwirausaha,

(13)

keterampilan kepemimpinan mewakili faktor kepribadian,

kemampuan selalu memiliki perencanaan dalam segala kegiatan mewakili faktor visi, keuntungan yang bisa sangat tinggi dan keyakinan usaha yang masih bisa terus dikembangkan mewakili faktor pendapatan dan percaya diri

7 Analisis Minat dan Motivasi Berwirausaha

Mahasiswa di

Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma UNSURYA)

(Studi pada Mahasiswa Mata Kuliah Manajemen Bisnis Ritel, Kelas Reguler

Pagi, Program Studi Akuntansi dan Manajemen Semester 4 Tahun Ajaran 2016/2017) Sari Nalurita, 2017 1. Motivasi Berwirausaha 2. Minat Berwirausaha 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi

rata-rata mahasiswa Unsurya dalam berwirausaha adalah sebesar 66,51 persen dengan

nilai motivasi

terbesar adalah pada indikator ambition for freedom yaitu sebesar 75,71

persen, sedangkan nilai self

realization 48,81 persen,

sedangkan pushing factor dengan nilai sebesar 75 persen.

2. Analisis minat mahasiswa Unsurya dalam berwirausaha adalah sebesar 42,86 persen, sedangkan yang tidak berminat sebanyak 28,57 persen dan yang masih mempertimbangkan

sebanyak 28,57 persen. Hal ini

menunjukkan bahwa minat mahasiswa Unsurya terhadap wirausaha adalah cukup besar. 8 Analisis Fator-faktor yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Kadiri 1. Minat Berwirausaha 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha

Bahwa minat berwirausaha mahasiswa

prodi Manajemen Fakultas Ekoonomi Universitas Kadiri sangat tinggi dan dari hasil uji statistik dari beberapa faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha mahasiswa pada

(14)

Afif Nur Rahmadi dan Budi Heryanto, 2016

mahasiswa adalah faktor inovasi dan kreatiftas serta lingkungan

teknologi. Sedangkan faktor-faktor yang lain seperti lingkungan sosial dan keluarga serta memiliki modal tidak signifkan, karena nilai t-statistiknya dibawah dari nilai kritis ±1,96.

2.3 Alur Pemikiran

Alur Penelitian dapat dilihat pada gambar 2.1 sebagai berikut:

Gambar 2.1 Alur Penelitian

Faktor Pendukung Faktor Penghambat

Analisis atau Interpretasi

Cara Mengembangkan Minat Berwirausaha Analisis Minat Berwirausaha

Gambar

Gambar 2.1  Alur Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini dimungkinkan tidak menyalahi aturan syariah Islam karena dalam fatwa Nomor 04/ DSN-MUI/ IV/ 2000 Tanggal 1 April 2000 tentang murabahah, sebagai landasan

Berdasarkan Tabel 2 pada hari ke-0 setiap perlakuan belum mengalami perubahan susut bobot, pada Tabel 3 seluruh perlakuan mengalami penyusutan bobot pada hari

Ekspor Produk Industri Kehutanan (Berita Negara.. Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 2006) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri

academic buoyancy akan mempengaruhi engagement siswa terhadap aktivitas akademiknya. Oleh karena itu pertanyaan dalam penelitian ini adalah apakah academic

Sisanya terpaksa dieliminasi, baik karena hilal diklaim terlihat saat hasil perhitungan menunjukkan Bulan sudah terbenam, laporan hanya datang dari satu lokasi

Telkom Indonesia dengan Rumah Makan Kampung Sambel sebagai.. konsurnel dalam berlangganan layamn

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan dapat disimpulkan bahwa menurut Al-Maushuly mahar berupa mengajarkan al-Qur’an tidak diperbolehkan, karena mahar tersebut

Pengelola Barang