• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN 1.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Gorontalo, Kota Gorontalo waktu penelitian dilaksanakan di mulai pada bulan Oktober 2013 sampai bulan Desember 2013 mulai dari persiapan hingga pelaksanaan penelitian dan penyusunan laporan.

3.2 Desain Penelitian

Penelitian ini untuk melihat efek dari penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual terhadap hasi belajar siswa. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan desain yang menggunakan Pre-test dan post-test dengan memiliki kelompok yang tidak di acak (Cluster random sampling). Metode ini digunakan, agar dalam penelitian ini penyebaran siswa untuk setiap kelas dilihat dari segi intelektual tidak jauh berbeda dan kedua kelas itu ada yang berperan sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hanya saja dalam penentuan kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan secara random.

Penelitian dilakukan di sekolah, untuk melihat perbedaan yang konkrit dari siswa pada kelas yang menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual dalam kegiatan pembelajaran, dengan siswa pada kelas yang menggunakan pendekatan pembelajaran langsung.

Pelaksanaan penelitian pada kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual, sedangkan untuk kelas kontrol dibelajarkan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran langsung. Sebelum kedua kelas ini diberikan perlakuan yang berbeda, maka terlebih dahulu guru melakukan tes awal (Pre-test) mengenai materi yang di ajarkan. Hal ini dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana penguasaan siswa terhadap materi tersebut. kemudian yang akan dilakukan adalah memberikan perlakuan kegiatan pembelajaran.

(2)

Untuk kelas eksperimen menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual sedangkan untuk kelas kontrol menggunakan pendekatan pembelajaran langsung.

Desain atau rancangan eksperimen yang digunakan seperti terlihat pada Tabel 2 berikut.

Tabel 2. Desain atau Rancangan Eksperimen yang digunakan

Kelompok Pra –Tes Perlakuan Pasca- Test E P Y1 Y1 X _ Y2 Y2 Keterangan : E = Group eksperimen P = Group kontrol

Y1 = Tes kemampuan awal

X = Perlakuan dengan menggunakan pendekatan pembelajarankontekstual - = Perlakuan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran langsung Y2 = Tes hasil belajar

(Furchan, 2007: 356)

Kelompok A (eksperimen) maupun B (kontrol) memiliki karakteristik yang sama atau homogen, karena diambil atau dibentuk secara acak (random) dari populasi yang homogen pula. Kelompok demikian diberi nama kelompok acak atau random (R). dalam desain ini kedua kelompok diberi tes awal (pre-test) dengan tes yang sama. Kemudian kelompok A sebagai kelompok eksperimen diberi perlakuan khusus yaitu dengan menerapkan pendekatan kontekstual, alasan penggunaan pendekatan kontekstual dalam kelas eksperimen adalah sebagian besar waktu belajar sehari-hari di sekolah masih didominasi kegiatan penyampaian pengetahuan oleh guru, sementara siswa “dipaksa” memperhatikan dan menerimanya, sehingga tidak menyenangkan dan memberdayakan siswa.

Materi pembelajaran bersifat abstrak-teoritis-akademis, tidak terkait dengan masalah-masalah yang dihadapi siswa sehari-hari di lingkungan keluarga, masyarakat, alam sekitar dan dunia kerja. Penilaian hanya dilakukan dengan test yang menekankan pengetahuan, tidak memiliki kualitas dan kemampuan belajar siswa yang eutentik pada situasi yang eutentik. Sumber belajar masih terfokus pada guru dan buku lingkungan sekitar belum dimanfaatkan secara optimal.

(3)

Keunggulan dari pendekatan kontekstual ini pembelajarannya merupakan pembelajaran dunia nyata (Real world learning), mengutamakan pengalaman nyata, berfikir tingkat tinggi, berpusat pada siswa, siswa aktif, kritis dan kreatif, pengetahuan bermakna dalam kehidupan, dekat dengan kehidupan nyata, perubahan perilaku, siswa praktek bukan mengahafal, pembelajaran (Learning) bukan pengajaran (teaching), pendidikan bukan pengajaran, pembentukan manusia, memecahkan masalah, siswa aktif, guru mengarahkan, hasil belajar diukur dengan berbagai cara bukan hanya dengan test (Djumadi, 2003: 2). sedangkan kelompok B diberi perlakuan dengan menggunakan pendekatan konvensional.

Pembelajaran konvensional merupakan suatu pembelajaran dalam konteks klasikal dimana sifatnya berpusat pada guru sehingga pelaksanaannya kurang memperhatikan keseluruhan situasi belajar. Pendekatan konvensional menekankan kepada guru sebagai pusat informasi dan siswa sebagai penerima informasi secara pasif. Guru lebih mendominasi dalam menetukan semua kegiatan pembelajaran. Banyaknya materi yang diajarkan, urutan materi pelajaran, kecepatan guru mengajar dan sebagainya sepenuhnya ada ditangan guru.

Pembelajaran konvensional pada umumnya akan menciptakan iklim pembelajaran pasif, hal ini disebabkan karena kegiatan pembelajaran didominasi oleh guru, sehingga yang tercipta hanyalah transfer ilmu dari guru ke siswa. Hal ini tentunya akan menghambat kreativitas belajar siswa. Pada proses pembelajaran konvensional, pertemuan antara pengajar dan peserta belajar dilakukan secara langsung dalam suatu kelas. Tatap muka dari guru dapat dirasakan sebagai perhatian, teguran, maupun pengawasan (Surianto dalam Alatas, 2010: 16).

Setelah beberapa saat kedua kelompok dites dengan tes yang sama sebagai tes akhir (post-test). Hasil kedua tes akhir diperbandingkan (diuji perbedaannya), demikian juga antara hasil tes awal dengan tes akhir pada masing-masing kelompok. Perbedaan yang berarti (signifikan) antara kedua tes akhir, dan antara tes awal dan akhir pada kelompok eksperimen menunjukkan pengaruh dari perlakuan yang diberikan Syaodih (2011: 20).

(4)

3.3 Variabel Penelitian 3.3.1 Variabel Bebas

Variabel bebas (variabel independen) adalah variabel yang menjadi sebab terjadinya atau terpengaruhnya variabel dependen (Umar, 2009: 32). Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu penggunaan pendekatan pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran kimia yang akan diterapkan pada kelas eksperimen yaitu kelas IPA XIBI. Variabel ini akan diberi perlakuan untuk mendapatkan dampak dari hasil eksperimen. Dampak yang dimaksudkan, yaitu untuk meningkatkan hasil belajar.

3.3.2 Variabel Terikat

Variabel terikat atau variabel dependen adalah variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel dependen (Umar, 2009: 48). Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu hasil belajar kimia yang merupakan data yang diambil dari rekapitulasi hasil post-tes.

Dalam penelitian ini, indikator yang dilihat melalui tes hasil belajar siswa adalah pengetahuan, pemahaman, penerapan, dan aplikasi. Pengetahuan yaitu kemampuan untuk menjelaskan kembali materi yang telah diajarkan. Pemahaman adalah kemampuan untuk memberikan solusi dari permasalahan yang ada. Penerapan yaitu kemampuan untuk menerapkan kemampuan yang ada, di kehidupan nyata. Aplikasi yaitu mampu mengaplikasikan dikehidupan sehari-hari siswa.

3.4 Populasi dan Sampel 3.4.1 Populasi

Populasi dalam penelitian dibedakan menjadi dua, yaitu populasi secara umum, dan populasi target. Populasi secara umum adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sugiyono (2010: 29).

Populasi target adalah populasi yang menjadi sasaran kesimpulan penelitian (Nana Syaodih, 2011:250). Populasi secara umum dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa yang ada di SMA Negeri 1 Kota Gorontalo. Sedangkan, populasi

(5)

target dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa SMA Negeri 1 Kota Gorontalo yang berada di bangku kelas XI. Untuk lebih jelasnya, populasi dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 3 di bawah ini.

Tabel 3. Distribusi Unit Populasi Kelas Jumlah Siswa Total Wanita Pria XIBI XIB2 XIB3 XIB4 XIB5 XIB6 Jumlah 15 22 22 15 24 22 120 10 8 10 9 10 11 58 25 30 32 24 34 33 178

(Sumber : Buku Daftar Siswa SMA Negeri 1 Gorontalo pada tahun ajaran 2012/2013)

3.4.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono,2010: 62). Pengambilan sampel dalam penelitian ini secara probability sampling yaitu dengan menggunakan simple random sampling (pengambilan sampel secara acak). Dari enam kelas, akan dipilih secara acak satu kelas yang akan digunakan sebagai kelas kontrol dan satu kelas lagi digunakan untuk kelas eksperimen. Pemilihan sampel ini didasarkan pada pencabutan undian. Pencabutan undian yang pertama yaitu kelas yang dipilih sebagai kelas eksperimen. dan pencabutan kedua yang dipilih sebagai kelas kontrol. Dari hasil pecabutan undian tersebut, yang terpilih pada pencabutan pertama yaitu kelas XIBI, dan yang terpilih pada pengundian kedua yaitu kelas XIB4.

3.5 Teknik Pengumpulan Data 3.5.1 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian diartikan sebagai alat yang dapat menunjang sejumlah data yang diasumsikan dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dan menguji hipotesis penelitian. Instrumen yang digunakan dalam

(6)

penelitian ini berupa tes objektif berjumlah 20 soal, dengan penskoran jika benar diberi skor 1 dan jika salah diberi skor 0.

Hasil belajar yang diukur adalah aspek kognitif yang meliputi pengetahuan atau ingatan (C1), pemahaman (C2), aplikasi atau penerapan (C3), analisis (C4) untuk mengukur tingkat pemahaman konsep kimia siswa pada pokok materi Laju reaksi dan 10 butir kuisioner untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual.

Dalam hal ini soal tes objektif awal dan tes objektif akhir keduanya dibuat sama untuk kedua kelompok. Hal ini dimaksudkan agar perubahan pengetahuan dan pemahaman yang terjadi benar-benar diakibatkan oleh kedua aspek itu. Sementara untuk kuisioner hanya diberikan pada kelompok eksperimen di akhir pertemuan.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam penyusunan instrumen penelitian adalah sebagai berikut:

1. Menentukan konsep dan sub konsep berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan untuk tingkat SMA/MA

2. Membuat kisi-kisi instrumen penelitian 3. Membut soal berdasarkan kisi-kisi

4. Instrumen yang telah dibuat kemudian dikonsultasikan ke dosen pembimbing

5. Melaksanakan uji coba instrumen

Adapun Instrumen Tes Hasil Belajar dapat dilihat pada Tabel 4 berikut:

Indikator

Tingkat Kognitif dan No soal

C1 C2 C3 C4

- Menganalisis konsentrasi (kemolaran) larutan

1, 2, 3, 4 5

- Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi (konsentrasi, luas permukaan, suhu, dan katalis)

6,13 7, 10 11 8, 9, 12

- Menafsirkan grafik dari data percobaan tentang faktor-faktror yang mempengaruhi laju reaksi

(7)

- Menjelaskan pengaruh konsentrasi, luas permukaan bidang sentuh, dan suhu terhadap laju reaksi berdasarkan teori tumbukan

- Menentukan orde reaksi, persamaan laju reaksi - Menjelaskan pengertian dan

peranan katalis dan energi

pengaktifan dengan menggunakan diagram

20 19

3.5.2 Uji Validitas Tes

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuai instrumen, dengan kata lain validitas berhubungan dengan sejauh mana suatu alat penilaian mampu mengukur apa yang seharusnya diukur.

Cara yang digunakan untuk menentukan validasi adalah dengan menggunakan indeks korelasi biserial. Korelasi biserial ditentukan dengan persamaan: qi pi St X Xi rbis t   Dimana:

rbis = Koefisien korelasi biserial antara skor butir soal nomor i dengan skor total

Xi = rata-rata skor total respnden yang menjawab benar butir soal nomor i Xt = rata-rata skor total semua responden

St = standar deviasi skor total semua responden

Pi = proprsi jawaban yang benar untuk butir soal nomor i qi = proporsi jawaban yang salah untuk butir soal nomor i

(Taruh, 2008: 18) Berdasarkan tabel (dapat dilihat pada lampiran 6) uji validitas untuk jumlah siswa sebanyak 30 orang dengan menggunakan rumus korelasi biserial, hasil yang diperoleh dari 35 item soal yang diuji cobakan hanya 20 item soal yang dinyatakan valid. Valid atau tidaknya setiap item soal yang diberikan dapat diketahui dengan cara membandingkan nilai rhitung dan rtabel. Jika rhitung ≥ rtabel

(8)

maka item soal tersebut valid. Sebaliknya jika Jika rhitung ≤ rtabel maka item soal tersebut tidak valid.

3.5.3 Uji Reliabilitas Tes

Reliabilitas bermakna keterpercayaan, keterandalan, atau konsistensi. Sejauh ini dapat diartikan hasil suatu pengukuran yang dapat dipercaya. Tinggi rendahnya reabilitas ditunjukkan oleh suatu angka yang disebut koefisien reliabilitas, berkisar 0 sampai 1.

Reliabilitas dapat dihitung dengan menggunakan rumus KR-20 sebagai berikut:          

2 2 ) 1 ( t i i t i s q p s k k r Keterangan : ri = Reabilitas tes

Σp.q = Jumlah hasil perkalian p dan q k = Jumlah item dalam instrument

pi = Proporsi banyaknya sumbjek yang menjawab benar pada item qi = Proporsi subjek yang menjawab item yang salah (1-pi)

St2 = Varians total

Sebagai tolak ukur interprestasi reliabilitas adalah r sebagai berikut: Antara 0,81-1,00 = Sangat tinggi

Antara 0,61- 0,80 = Tinggi Antara 0,41- 0,60 = sedang Antara 0,21-0,40 = Rendah Antara 0,00-0,20 = sangat rendah

(Taruh, 2008:24)

Setelah dilakukan uji coba instrumen kepada siswa di luar sampel dilakukan dengan menggunakan rumus KR-20, maka diperoleh hasil nilai reliabilitas sebesar 0,919448. Hal ini menunjukkan bahwa soal instrumen yang digunakan untuk memperoleh data pada penelitian ini berada dalam kriteria reliabilitas sangat tinggi, sehingga dapat digunakan sebagai instrumen pada penelitian ini yang diberikan pada saat Pre-test, pos-test. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 7

(9)

3.5.4 Tingkat Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang dibuat terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk berfikir lebih tinggi dalam memecahkannya, sebaliknya soal yang terlalu sukar menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mau mencobanya lagi. Untuk mencari tingkat kesukaran soal tes digunakan rumus:

T B P

Keterangan :

P = Tingkat Kesukaran Soal

B = Jumlah Peserta tes yang menjawab benar T = Jumlah seluruh peserta tes

(Taruh 2008: 13) Berdasarkan uji coba tes kesukaran soal dilakukan perhitungan dengan menggunakan rumus tingkat kesukaran tes. Berdasarkan uji coba kesukaran tes kriteria tingkat kesukaran soal itu bernilai mudah dan sedang. Hal ini berarti soal tersebut dapat diselesaikan oleh siswa dari yang mempunyai kemampuan rendah sampai kepada siswa yang mempunyai kemampuan yang tinggi dalam menyelesaikan soal-soal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 10. 3.6 Teknik analisis data

3.6.1 Uji normalitas data

Uji normalitas adalah pengujian terhadap normal tidaknya sebaran data yang akan dianalisis. Teknik yang digunakan untuk menguji normalitas dalam penelitian ini adalah Chi- Kuadrat.

Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: a. Menghitung panjang rentang(R)

R = Data terbesar – Data terkecil b. Menentukan banyaknya kelas Interval (K)

K = 1 + 3,3 log n

c. Menentukan panjang kelas Interval Frekuensi No Kelas

Interval

(10)

Jumlah ∑

i = - - ∑

i.fi ∑

i2.fi d. Menghitung Nilai Rata-rata ( ̅)

i i i f x f X   

e. Menghitung simpangan baku

1

2 2 2   

n n x f x f n S i i i i

f. Membuat daftar frekuensi

Pengujian normalitas data dalam penelitian ini didasarkan pada hipotesis statistik berikut.

Ho : Data skor tes hasil belajar siswa untuk kelas eksperimen atau kelas kontrol terdistribusi normal.

H1 : Data skor tes hasil belajar siswa untuk kelas eksperimen atau kelas kontrol tidak terdistribusi normal.

2

hitung≤

2

(1-α) (k-1), dengan

2

(1-α) (k-1) diperoleh dari daftar distribusi nilai persentil untuk dk = (k-1) dan taraf α = 0,05.

3.6.2 Uji homogenitas varians

Pengujian homogenitas varians ini bertujuan untuk mengetahui keseragaman kelas eksperimen dan kelas kontrol yang dijadikan sebagai objek penilaian. Pengujian homogenitas varians ini diuji dengan menggunakan uji Barlet Statistik chi-kuadrat di uji dengan menggunakan persamaan berikut:

 2 1 2 log ) 1 ( ) 10 (Ln B ni S

...(2) Dengan : (Sudjana, 2010: 263) ni = Ukuran sampel; S12 = Varians; i = Menyatakan kelas

(11)

Dengan taraf nyata α, tolak hipotesis Ho jika

  

1

1

,

2 2

k

dimana

  

1

1

2

k

didapat dari daftar distribusi chi- kuadrat dengan peluang

1

dan dk

k1

. Ho :

:

2 2 2 1

data berasal dari populasi yang homogen H1 :

:

2 2 2

1

data berasal dari populasi yang tidak homogen

Jika harga

2hitung lebih kecil atau sama dengan harga

2tabel, maka HO diterima, dan jika

2hitung lebih besar dari harga

2tabel, maka harga HO ditolak.

3.6.3 Pengujian Hipotesis

Untuk mengetahui tingkat kontekstual pengaruhnya terhadap hasil belajarkimia pokok bahasan laju reaksi digunakan teknikstatistika Uji-trumus sebagaiberikut:

Hasil uji normalitas dan homogenitas menimbulkan beberapa kemungkinan yaitu:

a. Jika data terdistribusi normal dan kedua kelompok data homogen, maka dalam pengujian hipotesis statik digunakan adalah uji t.

2 1 2 1 1 1 n n S X X t    2 ) 1 ( ) 1 ( 2 1 2 2 2 2 1 1 2       n n S n S n S Keterangan:

X1 = nilai rata-rata kelas eksperimen X2 = nilai rata-rata kelas kontrol S1 = standar deviasi kelas eksperimen S2 = standar deviasi kelas kontrol

S = standar deviasi gabungan n1 = jumlah siswa kelas eksperimen n2 = jumlah siswa kelas kontrol

( Sugiyono, 2010 : 239) Hipotesis statistik untuk kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut:

(12)

Ho : µ1 = µ2 : tidak terdapat perbedaan antara hasil belajar siswa yang menggunakan pendekatan pembelajaran Kontekstual dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran langsung metode ceramah dalam kegiatan pembelajaran

H1 : µ1 ≠ µ2 : terdapat perbedaan antara hasil belajar siswa yang menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran langsung metode ceramah dalam kegiatan pembelajaran.

Kriteria pengujian :

Terima Ho jika

(

t

11/2

t

hitung

t

11/2

)

dengan derajat kebebasan n1+n2-2 dan peluang (1-1/2α), untuk harga t hitung lainnya Ho ditolak

Referensi

Dokumen terkait

Ginjal bisa kehilangan fungsinya sehingga tidak bisa mengeluarkan zat-zat sisa metabolisme dari dalam tubuh, bahkan zat-zat yang masih bisa dipergunakan tubuh seperti glukosa

Mannan, Abdul, 2012, Aspek Hukum Dalam Penyelenggaraan Investasi Di Pasar Modal Syariah Indonesia, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.. Nastangin,

1) Pasien datang ke Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama Semarang dengan digolongkan berdasarkan jenis pasien yaitu pasien baru atau lama. 2) Pasien mendaftar ke loket

Sedangkan yang menjadi sumber data sekunder adalah literatur baik berupa buku atau tulisan-tulisan tokoh lain yang didalamnya terdapat uraian tentang pemikiran HAMKA

produk yang sama baikknya dengan metode lain,yang tidak terlalu produk yang sama baikknya dengan metode lain,yang tidak terlalu banyak memerlukan biaya tambahan (bahan pembantu,

Trauma thorax adalah luka atau cedera mengenai rongga thorax yang dapat menyebabkan kerusakan pada dinding thorax ataupun isi dari cavum thorax yang disebabkan

Permata Niaga II No. 73 Taman Royal I Tangerang, Telp./Fax.. WAHANA TRANS UTAMA sebagai perusahaan jasa transportasi terdepan di Indonesia yang didukung dengan pengelolaan