• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Air

2.1.1. Pengertian Air

Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta makhluk hidup yang lain.

Air menutupi sekitar 70% permukaan bumi,dengan jumlah sekitar 1.368 juta km3. Air terdapat dalam berbagai bentuk, Misalnya uap air es, cairan, dan salju. Air tawar terutama terdapat di sungai, danau, air, tanah (ground water), dan gunung es (glacier). (Effendi. 2003).

Suatu perairan merupakan suatu ekosistem yang kompleks sekaligus merupakan habitat dari berbagai jenis makhluk hidup, baik yang berukuran besar seperti ikan dan berbagai jenis makhluk hidup berukuran kecil seperti mikroba yang hanya dapat dilihat dengan bantuan mikroskop. Perairan alami mempunyai sifat yang dinamis dan aliran energi yang kontinyu selama sistem didalamnya tidak mengalami ganguan ataupun hambatan, antara lain dalam bentuk pencemaran (Nugroho. 2006).

2.1.2. Sumber-sumber Air 1.Air laut

Mempunyai sifat asin, karena mengandung garam NaCl. Kadar garam NaCl dalam air laut 3%. Dengan keadaan ini maka air laut tak memenuhi syarat untuk air minum.

(2)

2.Air atmosfer, air meteriologik (air hujan )

Dalam keadaan murni, sangat bersih, karena dengan adanya pengotoran udara oleh debu maupun asap industri maka air ini menjadi tercemar dan hal ini juga dapat meyebabkan air hujan mempunyai sifat agresif terutama terhadap

benda-benda yang terbuat dari besi yaitu menyebabkan korosi dan menyebabkan air menjadi lunak dan boros pemakaian sabun.

3.Air permukaan

Adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada umumnya air permukaan ini akan mendapat pengotoran selama pengalirannya, misalnya oleh lumpur, batang-batang kayu, daun-daun, kotoran industri, dan lain-lain. Air permukaan terdiri dari air sungai, air rawa, atau danau.

4.Air tanah

Air tanah ini adalah air yang bersumber dari dalam tanah. Biasanya manusia menggunakan sumber air ini sebagai sumber air untuk sumur yang digunakan untuk kehidupan sehari-hari, misalnya mandi, mencuci, irigasi, bahkan juga digunakan sebagai sumber atau air untuk industri.

Air tanah terbagi atas : 1. air tanah dangkal 2. air tanah dalam

3. mata air (Sutrisno, C.T. 1996).

2.1.3. Kegunaan Air Bagi Tubuh Manusia

Tubuh manusia sebagian terdiri dari air, kira-kira 60-70%. Kegunaan air bagi tubuh manusia antara lain untuk proses pencernaan, metabolisme, mengangkut zat-zat makanan dalam tubuh,mengatur keseimbangan suhu tubuh, dan menjaga jangan

(3)

sampai tubuh kekeringan. Apabila tubuh kehilangan banyak air ,maka akan mengakibatkan kematian. Sebagai contoh penderita penyakit kolera.

Untuk menjaga kebersihan tubuh, diperlukan juga air. Mandi dua kali sehari dengan menggunakan air yang bersih, diharapkan orang akan bebas dari penyakit seperti kudis, dermatitis dan penyakit lainnya. (Sutrisno, C. T. 1996)

2.1.4. Parameter Uji Kualitas Air

Untuk mengetahui apakah perairan tercemar atau tidak dapat diperlukan serangkaian tahap pengujian untuk menentukan tingkat pencemaran tersebut. Beberapa parameter uji yang umumnya harus diketahui, yaitu:

a) Nilai Keasaman (pH) dan alkalinitas

Umumnya air yang normal memiliki pH sekitar netral, berkisar antara 6 - 8. Air limbah ataupun air yang tercemar memiliki pH cenderung basa, tergantung dari jenis limbah dan komponen pencemarannya.

b) BOD / COD

BOD (Biologycal Oxygen Demand) menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan dalam air untuk menguraikan atau mengoksidasi bahan-bahan pencemar di dalam air. Nilai BOD tidak menunjukkan jumlah bahan organik yang sebenarnya, tetapi hanya mengukur secara relatif jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan-bahan pencemar tersebut.

COD (Chemical Oxigen Demand) merupakan uji yang lebih cepat daripada uji BOD, yaitu suatu uji berdasarkan reaksi kimia tertentu untuk dapat menentukan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bahan oksidan (misalnya kalium dikhromat) untuk mengoksidasi bahan-bahan organik yang terdapat di dalam air.

(4)

c) Suhu

Kenaikan suhu air tersebut akan mengakibatkan menurunnya oksigen terlarut didalam air, meningkatnya kecepatan reaksi kimia, terganggunya kehidupan ikan dan hewan air lainnya. Naiknya suhu air yang relatif tinggi seringkali ditandai dengan munculnya ikan-ikan dan hewan air lainnya kepermukaan air pada suhu normal, lama kelamaan dapat menyebabkan kematian pada ikan dan hewan lainnya.

d) Warna, rasa dan bau

Air yang normal tampak jernih, tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau. Air yang tidak jernih seringkali merupakan petunjuk awal terjadinya polusi di suatu perairan. Rasa air seringkali dihubungkan dengan bau air. Bau air dapat disebabkan oleh bahan-bahan kimia terlarut, ganggang, plankton, tumbuhan air dan hewan air, baik yang masih hidup maupun yang mati.

e) Jumlah padatan

Padatan yang dapat mencemari air, berdasarkan ukuran partikel dan sifat-sifat lainnya dapat dikelompokkan menjadi padatan terendap, padatan tersuspensi dan padatan yang terlarut. Padatan yang mengendap terdiri dari partikel-partikel yang berukuran relatif besar dan berat sehingga dapat mengendap dengan sendirinya. Padatan tersebut terbenuk biasanya merupakan akibat erosi. Padatan tersuspensi adalah padatan yang menyebabkan kekeruhan air, tidak terlarut dan tidak dapat mengendap langsung. Padatan tersuspensi berukuran lebih kecil dan lebih ringan daripada padatan terendap. Padatan terlarut terdiri dari senyawa-senyawa anorgaik dan organik yang larut dalam air seperti gula dan garam-garam mineral hasil buangan industri kimia.

(5)

Air merupakan habitat berjenis-jenis mikroba, seperti alga, protozoa, dan bakteri. Dari sekian banyak jenis mikroba yang bersifat patogen atau merugikan manusia, ada beberapa jenis mikroba yang sangat tidak dikehendaki kehadirannya karena mikroba tersebut berasal dari kotoran manusia dan hewan berdarah panas lainnya. Mikroba tersebut dapat berperan sebagai bioindikator kualitas perairan.

g) Kandungan minyak dan lemak

Meskipun minyak mengandung senyawa volatil yang mudah menguap, namun masih ada sisa minyak yang tidak dapat menguap. Karena minyak tidak dapat larut dalam air, maka sisa minyak akan tetap mengapung di air, kecuali minyak tersebut terdampar ke pantai atau tanah di sekeliling sungai. Minyak yang menutupi permukaan air akan menghalangi penetrasi sinar matahari kedalam air. Selain itu, lapisan minyak juga dapat mengurangi konsentrasi oksigen terlarutdalam air karena fiksasi oksigen bebas menjadi terhambat. Akibatnya, terjadi ketidakseimbanganrantai makanan di dalam air.

h) Kandungan bahan radio aktif

Meskipun jarang terjadi, namun pada perairan yang dekat dengan industri peleburan dan pengolahan logam sering kali ditemukan bahan-bahan radio aktif seperti thorium-230 dan radium-226. Komponen-komponen tersebutdapat terlarut dalam air hujan dan masuk ke sumber-sumber air yang ada. Komponen radioaktif dapat masuk kedalam tubuh manusia melalui berbagai cara. Semua radio aktif menimbulkan efek dan dampak negatif bagi kesehatan manusia, diantaranya dapat menyebabkan gangguan pada fungsi saraf, gangguan dalam pembelahan sel yang menyebabkan kanker serta ganguan dalam pembentukan sel-sel darah yang menyebabkan anemia.

(6)

i) Kandungan logam berat

Logam berat (heavy metals) atau logam toksik (toxic metals) adalah terminologi yang umumnya digunakan untuk menjelaskan sekelompok elemen-elemen logam yang kebanyakan tergolong berbahaya bila masuk kedalam tubuh makhluk hidup. Logam berat yang terdapat baik didalam lingkungan maupun di dalam tubuh manusia dalam konsentrasi yang sangat rendah disebut juga dengan trace metals. Trace metals seperti Kadmium (Cd), Timbal (Pb), dan Merkuri (Hg) yang mempunyai berat jenis sedikitnya 5 kali lebih besar daripaad air. Logam-logam berat yang sering dijumpai dalam lingkungan perairan yang tercemar limbah industri adalah merkuri (Hg), nikel (Ni), kromium (Cr), kadmium (Cd), arsen (As), dan timbal (Pb). Logam-logam tersebut dapat mengumpul didalam jangka waktu lama sebagai racun yang terakumulasi. Selanjutnya menurut sifat toksisitasinya unsur-unsur dapat dikelompokkan kedalam 3 golongan, yaitu :

I. Unsur-unsur yang tidak bersifat toksik, yaitu : Na, k, Mg, Ca, H, N, O, C, P , Fe, Cl, Br, F, Li, Rb, Sr, Al dan Si

II. Sangat toksik dan mudah dijumpai yaitu: Be, Co, Ni, Cu, Zn, Sn, As, Cd, Pt, Au, Ti, Pb, Jb, dan Bi

III. Sangat toksik tetapi tidak larut dan sukar dijumpai, yaitu : Ti, Ht, Zr, W, Nb, Ta, Re, Ga, La, Os, Rh, Ir, Ru, dan Br.

j) Fosfat

Kandungan fosfat yang tinggi akan menyebabkkan suburnya alga dan organisme lainnya apa yang dikenal dengan eutrofikasi. Fosfat banyak banyak berasal dari bahan pembersih yang mengandung fosfat. Dalam industri

(7)

penggunaan phosphat terdapat pada ketel uap untuk mencegah kesadahan. (Nugroho. 2006)

2.2. Klorin 2.2.1. Desinfeksi

Kegunaan desinfeksi pada air adalah untuk mereduksi konsentrasi bakteri secara umum dan menghilangkan bakteri patogen. Penghilangan bakteri patogen tersebut terutama harus benar-benar dilakukan untuk air yang akan diminum untuk mencegah timbulnya penyakit. Program desinfeksi ini telah digunakan secara luas sejak awal tahun 1900 untuk menangani air yang akan digunakan secara luas.

Mikroba dalam hal ini berarti bakteri patogen pada umumnya dapat tahan selama beberapa hari pada permukaan air yang tergantung juga dari kondisi lingkungannya. Beberapa faktor yang mempengaruhi ketahanan tersebut antara lain pH, suhu, gizi yang tersedia, kompetisinya dengan mikroba lain, kemampuan membentuk spora dan ketahanannya terhadap senyawa penghambat. Sedangkan kemampuannya untuk menyebabkan penyakit antara lain ditentukan oleh konsentrasi, virulensi dan resistensi.

Penggunaan desinfeksi dapat mengatasi mikroba patogen yang spesifik. Bakteri koliform sebagai bakteri indikator sanitasi adalah salah satu mikroba yang dapat digunakan untuk mengukur efisiensi desinfeksi.

Metode desinfeksi telah dikenal secara luas. Desinfeksi dapat dilakukan antara lain dengan berbagai metode dan bahan kimia seperti klorin. Berdasarkan perhitungan ekonomis, efisiensi, dan kemudahan penggunaannya maka penggunaan klorin merupakan metode yang paling umum digunakan. Kebutuhan klorin (chlorine demand) untuk proses desinfeksi tersebut tergantung pada beberapa faktor. Klorin adalah oksidator dan akan bereaksi dengan beberapa komponen termasuk komponen

(8)

organik. Faktor yang mempengaruhi efisiensi desinfeksi atau kebutuhan akan klorin dipengaruhi oleh antara lain jumlah dan jenis atau bentuk klorin yang digunakan, waktu kontak, suhu dan jenis serta konsentrasi mikroba. Klorin akan bereaksi dengan berbagai jenis komponen yang ada pada air dan komponen-komponen tersebut akan berkompetisi dalam penggunaan klorin sebagai bahan untuk desinfeksi. Sehingga pada air yang relatif kotor, sebagian dasar akan bereaksi dengan komponen yang ada dan hanya sebagian kecil saja yang bertindak sebagai desinfektan (Betty. 1993).

2.2.2. Manfaat Klorin Sebagai Desinfektan

Klorinasi merupakan desinfeksi yang paling umum digunakan.klorin yang digunakan dapat berupa bubuk , cairan atau tablet. Bubuk klorin biasanya berisi kalsium hipoklorit, sedangkan cairan klorin berisi natrium hipoklorit. Disenfeksi yang menggunakan gas klorin disebut sebagai klorinasi. Sasaran klorinasi terhadap air adalah penghancuran bakteri melalui germisidal dari klorin terhadap bakteri. Bermacam-macam zat kimia seperti ozon (O3), klor (Cl2), klordioksida (CLO2), dan proses fisik seperti penyinaran sinar ultraviolet, pemanasan dan lain-lain, digunakan sebagai disenfeksi air. Klor adalah zat kimia yang sering dipakai karena harganya murah dan masih mempunyai daya disenfeksi sampai beberapa jam setelah pembubuhannya yaitu yang disebut sebagai residu klorin.

Klor berasal dari gas klor Cl2, NaOCl, Ca(OCL2) (kaporit), atau larutan HOCL (asam hipoklorit). Breakpoint chlorination (khlorinasi titik retak ) adalah jumlah klor yang dibutuhkan sehingga :

i. semua zat yang dapat dioksidasi teroksidasi ii. amoniak hilang sebagai gas N2

(9)

iii. masih ada residu klor aktif terlarut yang konsentrasinya dianggap perlu untuk pembasmi kuman-kuman (Alaerts, G. 1984)

Klorin sering digunakan sebagai disinfektan untuk menghilangkan mikroorganisme yang tidak dibutuhkan, terutama bagi air yang diperuntukkan bagi kepentingan domestik. Beberapa alasan yang menyebabkan klorin sering digunakan sebagai disinfektan adalah sebagai berikut:

1. Dapat dikemas dalam bentuk gas, larutan, dan bubuk. 2. Relatif murah

3. Memiliki daya larut yang tinggi serta dapat larut pada kadar yang tinggi (7000mg/l).

4. Residu klorin dalam bentuk larutan tidak berbahaya bagi manusia, jika terdapat dalam kadar yang tidak berlebihan.

5. Bersifat sangat toksik bagi mikroorganisme,dengan cara menghambat aktivitas metabolisme mikroorganisme tersebut.

Klorin adalah gas klor yang berupa molekul klor (CL2) atau kalsium hipoklorit [Ca(OCL2)]. Penambahan klor secara kurang tepat akan menibulkan bau dan rasa pahit. Klor berperan sebagai oksidator, seperti persamaan reaksi:

H2S + 4 Cl2 + 4 H2O → H2SO4 + 8 HCL

Jika kebutuhan klorin untuk mengoksidasi beberapa senyawa kimia perairan telah terpenuh, klorin yang ditambahkan akan berperan sebagai disinfektan. Gas klor bereaksi dengan air menurut persamaan :

− Jika perairan tidak terdapat amoniak : CL2 + H2O → HCL + HOCL

H+ + Cl- H+ +ClO- (residu bebas)

(10)

− Jika diperairan terdapat amonia: NH4+ + HClO → NH2Cl + H2O + H+ Monokloramin NH2Cl + HClO→ NHCl2 + H2O Dikloroamin NHCl2 + HClO→ NCl3 + H2O Nitrogen triklorida

Reaksi kesetimbangan sangat dipengaruhi oleh pH.Pada pH 2, klor berada dalam bentuk klorin (Cl2), pH 2-7, klor kebanyakan terdapat dalam bentuk HOCl, sedangkan pada pH 7,4 klor tidak hanya terdapat dalam bentuk HOCl tetapi juga dalam bentuk ion OCL- .Pada kadar klor kurang dari 1000 mg/l, semua klor berada dalam bentuk ion klorida (Cl-) dan hipoklorit (HOCl),atau terdisosiasi menjadi H+ dan OCl-. (Effendi. 2003).

Kebutuhan klorin untuk air yang relatif jernih dan pada air yang mengandung suspensi padatan tidak terlampau tinggi biasanya relatif keci. Klorin akan bereaksi dengan berbagai jenis komponen yang ada pada air dan komponen-komponen tersebut akan berkompetisi dalam penggunaan klorin sebagai bahan utama desinfeksi.Sehingga pada air yang relatif kotor, sebagian dasar akan bereaksi dengan komponen yang ada dan hanya sebagian kecil saja yang bertindak sebagai desinfektan. Residu klorin juga merupakan hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan klorin karena kemampuannya sebagai agen penginaktivasi enzim mikroba setelah zat tersebut masuk kedalam sel mikroba. (Betty, 1993)

2.2.3. Dampak Negatif Klorin Bagi Kesehatan Tubuh

Klorin, khlorin atau chlorine merupakan bahan utama yang digunakan dalam proses khlorinasi. Sudah umum pula bahwa khlorinasi adalah proses utama dalam

(11)

proses penghilangan kuman penyakit air ledeng, air bersih atau air minum yang digunakan oleh masyarakat. Proses khlorinasi sangat efektif untuk menghilangkan kuman penyakit terutama dalam pengguanaan air ledeng. Tetapi dibalik keefektifannya klorin juga dapat berbahaya bagi kesehatan. Orang yang meminum air yang mengandung klorin memiliki kemungkinan lebih besar untuk terkena kanker kandung kemih ,dubur ataupun usus besar. Sedangkan bagi wanita hamil dapat menyebabkan melahirkan bayi yang cacat dengan kelainan otak atau saraf tulang belakang ,berat bayi lahir rendah, kelahiran premature atau bahkan dapat mengalami keguguran kandungan. Selain itu pada hasil studi efek klorin pada binatang ditemukan pula kemungkinan kerusakan ginjal dan hati.

(http://aimyaya.com/id).

2.3. pH

2.3.1. Derajat Keasaman (pH)

pH adalah merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan intensitas keadaan asam atau basa sesuatu larutan. Ia merupakan juga satu cara untuk menyatakan konsentrasi ion H+ .Dalam penyediaan air, pH merupakan satu faktor yang harus dipertimbangkan mengingat bahwa derajat keasaman dari air akan sangat mempengaruhi aktivitas pengolahan yang akan dilakukan, misalnya dalam melakukan koagulasi kimiawi, desinfeksi, pelunakan air (water softening) dan dalam pencegahan korosi.Yang sangat penting untuk diketahui yakni bahwa konsentrasi OH- suatu larutan tak akan dapat diturunkan sampai nol, bagaimanapun asamnya larutan, dan bahwa konsentrasi H+ tak akan dapat diturunkan sampai nol, bagaimanapun basanya larutan.(Sutrisno, C.T.1996)

(12)

Air yang belum terpolusi biasanya berada pada skala pH 6,0 – 8,0. Sebagai contoh, air hujan mempunyai sekitar pH 5,6, air laut pH 8,1 dan pH air dibawah pH 5,0 dinyatakan sebagai air terpolusi. Besar pH dapat diukur dengan pH meter. Air murni dapat memiliki pH 7,5 akan tetapi apabila air telah memiliki pH 7,5 bukan berarti air murni karena dapat saja terjadi proses buffer yaitu kehadiran senyawa kimia seperti fosfat dan karbonat yang menjadikan air menjadi larutan buffer. (Situmorang, M. 2007)

2.3.2. pH Meter

Pengukuran pH dapat dilakukan menggunakan pH meter. Karena meter mengukur potensial dari sel elektrokimia, maka harus distandarisasi supaya pembacaan menunjukkan angka pH yang tepat. Standarisasi dilakukan dengan menggunakan satu atau dua jenis larutan buffer yang diketahui pH nya. Untuk mengkalibrasi pH meter supaya akurat, dibutuhkan dua jenis larutan buffer. Buffer pertama biasanya pH 7,0 dipergunakan untuk menunjukkan titik isotermal 0,0 V pada pH 7,0. Buffer kedua ( yang dekat terhadap skala pH sampel yang akan dianalisis) dipergunakan sebagai pengatur slop untuk mengeset slop mengikuti persamaan Nersnt 59,1 mV per unit pH pada 25o C. (Situmorang, M. 2007)

2.4. Spektrofotometri

Spektrofotometer sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari spektrometer dan fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorpsi. Jadi spektrofotometer digunakan untuk

(13)

mengukur energi secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang.

Kelebihan spektrofotometer dibandingkan fotometer adalah panjang gelombang dari sinar putih dapat lebih terseleksi dan ini diperoleh dengan alat pengurai seperti prisma, grating ataupun celah optis.

Pada fotometer filter, tidak mungkin diperoleh panjang gelombang yang benar-benar monokromatis, melainkan suatu trayek panjang gelombang 30-40 nm. Sedangkan pada spektrofotometer, panjang gelombang yang benar-benar terseleksi dapat diperoleh dengan bantuan alat pengurai cahaya seperti prisma. Suatu spekotrofotometer tersusun dari sumber-sumber spektrum tampak yang kontinyu, monokromator, sel pengabsorpsi, untuk larutan sampel atau blanko ataupun pembanding.

1. Sumber

Sumber yang biasa digunakan pada spektroskopi absorpsi adalah lampu wolfram. Arus cahaya tergantung pada tegangan lampu, I = K Vn , I = arus listrik, V = tegangan , n = eksponen (3-4 pada lampu wolfram), variasi tegangan masih dapat diterima 0,2% pada suatu sumber DC, misalkan baterai. Lampu hidrogen atau lampu deutrium yang digunakan untuk sumber pada daerah UV.

Kebaikan lampu wolfram adalah energi radiasi yang dibebaskan tidak bervariasi pada berbagai panjang gelombang. Untuk memperoleh tegangan yang stabil dapat digunakan transformator.

2. Monokromator

Digunakan untuk memperoleh sumber sinar yang monokromatis. Alatnya dapat berupa prisma ataupun grating. Untuk mengarahkan sinar monokromatis yang diinginkan dari hasil penguraian ini dapat digunakan celah. Jika celah posisinya tetap,

(14)

maka prisma atau gratingnya yang dirotasikan untuk mendapatkan λ yang diinginkan. Ada dua tipe prisma seperti yang ditunjukkan dibawah ini yaitu susunan cornus dan susunan littrow. Secara umum tipe cornus menggunakan sudut 60º, sedangkan tipe littrow menggunakan prisma dimana pada sisinya tegak lurus dengan arah sinar yang berlapis aluminium serta mempunyai sudut optik 30º.

3. Sel Absorpsi

Pada pengukuran didaerah tampak kuvet kaca corex dapat digunakan, tetapi untuk pengukuran pada daerah UV kita harus menggunakan sel kuarsa karena gelas tidak tembus cahaya pada daerah ini. Umumnya tebal kuvet adalah 10 mm, tetapi yang lebih kecil ataupun lebih besar dapat digunakan. sel yang biasa yang digunakan berbentuk persegi, tetapi bentuk silinder juga dapat digunakan. Kita harus menggunakan kuvet yang bertutup untuk pelarut organik. Sel yang baik adalah kuarsa atau gelas hasil leburan serta seragam keseluruhannya.

4. Detektor

Peranan detektor penerima adalah memberikan respon terhadap cahaya pada berbagai panjang gelombang. Pada spektrofotometer, tabung pengganda elektron yang digunakan prinsip kerjanya telah diuraikan. (Khopkar. 2002)

Hukum lambert beer

Bila cahaya jatuh pada suatu medium homogen, sebagain dari sinar masuk dipantulkan, sebagai diserap dalam medium itu dan sisanya diteruskan. Lambert sering kali dianggap berjasa dalam menyelidikan serapan cahaya sebagai fungsi ketebalan medium, meskipun sebenarnya ia hanya memperluas konsep yang pada mulannya dikembangkan oleh bouguer. Beer kemudian menerapkan eksperimen serupa pada larutan dengan konsentrasi.

(15)

Yang berlainan dan menerbitkan hasilnya tepat seperti bernart. Kedua hukum yang terpisah yang mengatur absorbsi iu biasanya dikenal sebagai hukum lambert dan hukum beer.

Dimana kedua hukum ini dikenal dengan persamaan :

𝑙𝑜𝑔 𝑝𝑜

𝑝 = 𝑓(𝑐) = 𝑘𝑏𝑐 log𝑝𝑜𝑝 = 𝑓(𝑏) = 𝑘𝑏𝑐

Dimana lambang Po dan p seperti digunakan disini direkombinasikan masing-masing untuk daya tradisi masuk dan diteruskan istilah lo (Po/P) disebut absorbansi dan diberi lambang A. Istilah lain yang digunakan secara sinonim dengan absorbansi dengan mungkin dijumpai adalah ekstinsi, kerapan optik dan absorbansi. Lambang b yaitu panjang medium pejerap yang dinyatakan dalam (cm). Lambang C biasanya dinyatakan dalam konsentarsi zat pelarut yang menyerap dinyatakan dalam gram per liter atau mol per liter. Dalam hukum lambeert beer penggunaan persamaan diatas tergantung pada konsentrasi yang digunakan. Bila konsentrasi dalam gram per liter tetapan itu disebut dengan absorpsivitas dengan lambing a ini ditulis dengan persamaan :

A = abc

Apabila konsentrasi dinyatakan dalam mol/ liter tetapan itu adalah absbsitivitas molar, dengan lambang e, yang ditulis dengan :

A = ebc

Referensi

Dokumen terkait

Command ini juga sangat berfungsi untuk mengetahui jika ada user / folder yang mencurigakan, yang kemungkinan adalah malware, serta untuk melihat user dengan proses

Kejang adalah perilaku yang tidak terkontrol yang sering ditemukan pada neonatus dan anak-anak akibat aktivitas listrik otak yang abnormal Manifestasi ini umum ditemukan pada

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya minat pendidik untuk menggunakan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Tujuan penelitian ini adalah 1) Mengetahui

Target luaran pengabdian adalah meningkatnya jumlah petani di desa Nanggeleng yang menerapkan metode pertanian organik dan terbentuk jaringan antar kelompok petani

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Berbagai upaya penanggulangan kebakaran hutan dan lahan yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Katingan yaitu salah satunya mengefektifkan perangkat hukum

Dengan mengucapkan puji syukur Alhamdulillah penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya serta sholawat selalu tercurahkan

Kelompok I sejumlah 5 buah plat resin akrilik yang direndam pada larutan chitosan 2%, kelompok II sejumlah 5 buah plat resin akrilik yang direndam pada larutan bahan