• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Keuangan yang ditumbuhkan dari peran masyarakat secara luas, tidak ada

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Keuangan yang ditumbuhkan dari peran masyarakat secara luas, tidak ada"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Lembaga Keuangan Syariah yang ruang lingkupnya mikro seperti Baitul Maal Wat Tamwil dan koperasi syariah merupakan Lembaga Keuangan yang ditumbuhkan dari peran masyarakat secara luas, tidak ada batasan ekonomi, sosial bahkan agama, semua komponen masyarakat dapat berperan aktif dalam membangun sebuah sistem keuangan yang lebih adil dan yang lebih penting mampu menjangkau lapisan pengusaha yang terkecil sekalipun.1

Koperasi syariah sebagai penyedia jasa financial terutama sebagai sumber modal bagi masyarakat, lebih mengembangkan usahanya pada sektor keuangan, yakni simpan pinjam, terutama bagi masyarakat yang tidak dapat mengakses lembaga keuangan perbankan, banyak masyarakat yang kekurangan dana untuk mengembangkan usaha mereka, karena semakin tumbuh dan berkembangnya suatu usaha, tentu akan membutuhkan modal yang semakin besar pula, akan tetapi kebutuhan masyarakat akan dana tidak cukup, untuk itu agar dapat memenuhi kebutuhan usahanya, masyarakat harus memperolehnya dengan cara kredit, atau dalam istilah syariahnya disebut dengan pembiayaan yang merupakan salah satu aktivitas dari suatu koperasi syariah. Masyarakat

1

Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wat Tamwil, (Yogyakarta: UII Press, 2004), hlm.73.

(2)

dapat mengajukan permohonan pembiayaan untuk mendapatkan pinjaman, dan wajib mengembalikan pinjaman tersebut beserta bagi hasilnya sesuai yang disepakati diawal perjanjian.

Akan tetapi koperasi syariah tidak dapat menyalurkan begitu saja sejumlah dana kepada nasabah atas dasar kepercayaan, karena selalu ada risiko bahwa pembiayaan yang telah diberikan kepada nasabah tidak dipergunakan sebagaimana mestinya untuk memaksimalkan keuntungan kedua belah pihak, begitu dana dikelola oleh nasabah, maka akses informasi terhadap nasabah menjadi terbatas.2

Koperasi syariah dalam memberikan pembiayaan, wajib mempunyai keyakinan berdasarkan analisis yang mendalam atas itikad3 dan kemampuan serta kesanggupan nasabah untuk melunasi hutangnya atau mengembalikan pembiayaan yang dimaksud sesuai perjanjian.4 Disamping dengan prinsip kehati-hatian, penganalisis atau account officer dalam menganalisis permohonan pembiayaan mereka ditujukan pada pengembangan pola berfikir yang kritis, dinamis dan kreatif dalam proses menganalisis permohonan pembiayaan karena untuk mengendalikan kemungkinan timbulnya risiko pembiayaan.

Penyaluran dana merupakan salah satu kegiatan yang penting karena dana yang dihimpun oleh koperasi syariah tidak boleh dibiarkan

2

Adiwarman A. Karim, Bank Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), hlm.214.

3

Itikad berasal dari bahasa arab, asal kalimat adalah ‘aqada dipindahkan kepada

I’taqada artinya ikatan. Beri’tikad artinya keadaan hati seseorang telah terkait dengan suatu

kepercayaan atau keyakinan.

4

M. Sulhan dan Elli Siswanto, Manajemen Bank Konvensional dan Syariah, (Malang: UIN MALANG PRESS, 2008), hlm. 16.

(3)

mengendap, melainkan disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan dana agar memperoleh pendapatan atas dana yang disalurkannya. Penyaluran dana tersebut salah satunya yaitu dengan pembiayaan musyarakah. Pembiayaan musyarakah adalah pembiayaan yang dilakukan melalui kerjasama usaha tertentu antara dua pihak yakni pihak koperasi syariah dan pihak anggota dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.5

Salah satu contoh Lembaga Keuangan Syariah yang telah menerapkan pembiayaan dengan sistem musyarakah yaitu Koperasi Simpan Pinjam (Kospin) Jasa Syariah Pekalongan yang berdiri pada tanggal 17 Agustus 2004, dengan badan hukum koperasi yang merupakan badan usaha yang berfungsi dan berperan membangun kemampuan ekonomi para anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya dalam rangka meningkatkan kapasitas para pengusaha dibidang permodalan, yang pada tahap selanjutnya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat ekonomi dan sosial.

Kospin Jasa Syariah Pekalongan sebagai Lembaga Keuangan Syariah yang bergerak dibidang simpan pinjam memberikan fasilitas pembiayaan untuk mendorong tumbuhnya usaha anggota dengan cara menyalurkan pembiayaan kepada anggota yang kekurangan modal dan dukungan bagi pengembangan usahanya, salah satu solusinya yaitu dengan

5

Heri Sudarsono, Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah (Deskripsi dan Ilustrasi), (Yogyakarta: EKONISIA, 2008), hlm. 74.

(4)

pembiayaan musyarakah karena pembayarannya yang dilakukan setiap bulan, membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan usaha mereka.

Penulis memilih Kospin Jasa Syariah Pekalongan sebagai tempat penelitian, karena Kospin Jasa Syariah memiliki kredibilitas yang baik, terbukti eksistensi Kospin Jasa Syariah ditengah masyarakat selama kurang lebih 8 tahun (2004-2012), dan peningkatan aset yang cukup signifikan yaitu dengan modal awal Rp. 5 Milyar pada tahun 2004, dana tersebut diperoleh dari penyertaan modal koperasi simpan pinjam jasa, kini pada tahun 2012 telah mencapai aset kurang lebih sebesar Rp. 500 Milyar, serta memiliki tempat yang strategis yaitu di Jl. KH. Wakhid Hasyim 21-23 Pekalongan, sehingga mudah dijangkau.6

Pembiayaan musyarakah yang telah diterapkan di Kospin Jasa Syariah Pekalongan adalah pembiayaan dimana anggota dan pihak Kospin Jasa Syariah sama-sama memberikan kontribusi modal, keuntungan yang diperoleh dibagi sesuai dengan nisbah bagi hasil yang disepakati.

Penggunaan pembiayaan ini untuk usaha produktif yaitu untuk keperluan modal usaha, sarana usaha serta pengembangan usaha nasabah. Prioritas penggunaan pembiayaan adalah untuk sektor perdagangan, pengolahan produksi, home industry, jasa. Kospin Jasa Syariah dapat meminta jaminan dalam menyalurkan pembiayaannya, jenis dan nilai jaminan akan ditentukan oleh Kospin Jasa Syariah pada saat menyetujui permohonan pembiayaan.

6

Hasil wawancara dengan Bapak M. Syarifudin, (Bag. Pembiayaan), Kospin Jasa Syariah Pekalongan, pada tanggal 10 Juli 2012, pukul 11.00.

(5)

Produk pembiayaan musyarakah diminati oleh masyarakat terutama dikalangan para pelaku usaha, hal ini dapat dilihat dari peningkatan jumlah nasabah atau anggota dan aset musyarakah yang kurang lebih selama 4 tahun terakhir ini adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1

Perkembangan nasabah musyarakah Kospin Jasa Syariah Pekalongan7

Per April tahun 2009 sampai dengan 2012

Keterangan 2009 2010 2011 2012

Jml.Nasabah 95 Orang 101 Orang 105 Orang 103 Orang Nominal 16.765.410.654 17.170.225.000 23.610.000.000 24.521.544.000

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa pembiayaan musyarakah di Kospin Jasa Syariah Pekalongan mengalami peningkatan dari tahun ketahun, hal inilah yang membuat penulis ingin menjadikan pembiayaan musyarakah sebagai bahan penelitian.

Pembiayaan musyarakah di Kospin Jasa Syariah Pekalongan diminati oleh masyarakat kalangan pelaku usaha karena dengan sifat pembayarannya yang dilakukan setiap bulan dan dengan menggunakan nisbah bagi hasil yang disepakati kedua belah pihak, sehingga dapat dijadikan solusi oleh para pelaku usaha dalam mengembangkan usahanya.

Pemberian pembiayaan musyarakah juga mengandung risiko, yaitu risiko dalam pembayarannya, karena tidak semua pembayaran atas

7

Hasil wawancara dengan Bapak Adi Kurniawan, (Bag. Pembiayaan), Kospin Jasa Syariah Pekalongan, pada tanggal 12 Juli 2012, pukul 11.30.

(6)

kewajiban tersebut dilakukan secara baik, yang mungkin disebabkan oleh keadaan usaha anggota kurang berjalan, hal inilah yang menimbulkan risiko pembiayaan musyarakah, untuk itu diperlukan pengelolaan terhadap risiko pembiayaan musyarakah, karena risiko dapat menimbulkan kerugian apabila tidak diantisipasi serta tidak dikelola dengan semestinya, dengan dilakukannya pengelolaan terhadap risiko, agar pembiayaan yang bermasalah dapat ditangani dengan baik.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis memilih judul

“Analisis Pengelolaan Risiko Produk Pembiayaan Musyarakah di Koperasi Simpan Pinjam (Kospin) Jasa Syariah Pekalongan” untuk

mengetahui pengelolaan risiko produk pembiayaan musyarakah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut:

Bagaimana pengelolaan risiko produk pembiayaan musyarakah di Kospin Jasa Syariah Pekalongan?

C. Penegasan Istilah

Selanjutnya untuk mempermudah dan memperjelas pemahaman serta menghindari terjadinya kesalahfahaman mengenai judul Tugas Akhir

“ANALISIS PENGELOLAAN RISIKO PRODUK PEMBIAYAAN

(7)

SYARIAH PEKALONGAN”, maka penulis memberi penegasan istilah.

Adapun penegasan istilah tersebut, antara lain: 1. Analisis

Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya.

2. Pengelolaan

Pengelolaan adalah proses memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan dan pencapaian tujuan.8

3. Risiko

Risiko berhubungan dengan ketidakpastian terjadi oleh karena kurang atau tidak tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi sesuatu yang tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungkan (opportunity) atau merugikan (risk). Secara umum risiko dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang memungkinkan akan terjadinya hasil yang tidak diinginkan, yang dapat menimbulkan kerugian apabila tidak diantisipasi serta tidak dikelola semestinya. 4. Produk

Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan kepada seseorang untuk memuaskan suatu kebutuhan dan keinginan.

8

(8)

5. Pembiayaan

Pembiayaan adalah penyediaan uang berdasarkan persetujuan kesepakatan pinjam meminjam antara Lembaga Keuangan Syariah dan nasabah sesuai dengan syariat islam yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah waktu tertentu dengan margin atau pembagian hasil keuntungan.

6. Musyarakah

Musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, yang masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan kerugian akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.9

7. Kospin Jasa Syariah

Yaitu suatu lembaga koperasi yang bergerak dalam bidang simpan pinjam menangani jasa keuangan yang melipui simpanan dan pembiayaan untuk usaha produktif kepada anggotanya atau masyarakat umum baik lembaga, yayasan, instansi maupun perorangan, yang pengelolaan dan operasionalnya menggunakan prinsip-prinsip syariah dan prinsip koperasi.

Berdasarkan penegasan istilah diatas dapat penulis simpulkan mengenai Analisis Pengelolaan Risiko Produk Pembiayaan Musyarakah yakni penyelidikan yang dilakukan oleh penulis terhadap Kospin Jasa Syariah dalam memberikan pengawasan atau dalam

9

Isriani Hardini dan Muh. H. Giharto, Kamus Perbankan Syariah, (Bandung: Marja, 2007), hlm.56.

(9)

mengelola risiko (ketidakpastian) yang dapat menimbulkan kerugian pada pembiayaan musyarakah yaitu pembiayaan yang diberikan kepada pihak anggota sebagai partner usaha yang membutuhkan modal, karena dalam pemberian pembiayaan termasuk pembiayaan musyarakah mengandung suatu risiko, untuk itu mutlak bagi koperasi syariah untuk mampu mengelola risiko tersebut dengan baik.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui pengelolaan risiko produk pembiayaan musyarakah di Kospin Jasa Syariah Pekalongan.

E. Kegunaan Penelitian

1. Teoritis

a. Memberikan gambaran mengenai pengelolaan risiko produk pembiayaan musyarakah yang ada di Kospin Jasa Syariah Pekalongan.

b. Menambah pengetahuan penulis maupun pembaca terhadap Koperasi Simpan Pinjam Jasa Syariah sebagai lembaga yang bergerak dibidang simpan pinjam bagi masyarakat.

c. Mengembangkan pemikiran dan kemampuan penulis sesuai dengan jurusan yang telah diambil, sehingga dapat mempersiapkan diri

(10)

dalam dunia Perbankan Syariah pada umumnya dan lembaga keuangan pada khususnya.

2. Secara Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah dan melengkapi refrensi karya ilmiah yang dijadikan sebagai sumber informasi bagi penelitian selanjutnya.

F. Kajian Pustaka

Kajian pustaka dalam penulisan Tugas Akhir ini digunakan penulis untuk menghindari penelitian terhadap obyek yang sama atau pengulangan terhadap suatu penelitian yang telah ada sebelumnya, yakni mengenai risiko dan juga mengenai musyarakah itu sendiri, maka penulis melakukan kajian terhadap penelitian yang sudah ada sebelumnya, tentunya berkaitan dengan judul Sistem Pengelolaan Risiko Produk Pembiayaan Musyarakah, antara lain:

Pertama, dalam Tugas Akhir yang berjudul, Strategi Manajemen Risiko Pembiayaan di BNI Syariah Cabang Pekalongan, oleh Ruliyah.10

Kedua, dalam Tugas Akhir yang berjudul, Implementasi Manajemen Risiko Baitul Maal Wat Tamwil An- Najah Wiradesa, oleh Dian Retno Wati.11

10

Ruliyah, Strategi Manajemen Risiko Pembiayaan di BNI Syariah Cabang Pekalongan, (Pekalongan: STAIN, 2010), Tugas Akhir tidak diterbitkan, hlm. 72.

11

Dian Retno Wati, Implementasi Manajemen Risiko Baitul Maal Wat Tamwil An- Najah

(11)

Ketiga, dalam Skripsi yang berjudul Risiko Akad Murabahah pada Koperasi Simpan Pinjam Jasa Syariah Cabang Pekalongan, oleh Istikharoh.12

Keempat, dalam Tugas Akhir yang berjudul, Realisasi Penanaman Dana Musyarakah di BNI Syariah Pekalongan, oleh Mahmudah.13

Kelima, dalam Tugas Akhir yang berjudul, Sistem Pembiayaan Musyarakah di BMT Syariat Muamalat Mandiri Comal, oleh Nuhnillah.14

Keenam, dalam Tugas Akhir yang berjudul, Efektifitas Pembiayaan Musyarakah terhadap Perkembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) DI BMT An-Najah Wiradesa, oleh Nunik Fitriyani.15

Ketujuh, dalam Skripsi yang berjudul, Implementasi Akad Pembiayaan Musyarakah di UJKS BMT Mitra Umat Pekalongan Tahun

2006-2008, oleh Niswatun Jannah.16

12

Istikharoh, Risiko Akad Murabahah pada Koperasi Simpan Pinjam Jasa Syariah

Cabang Pekalongan, (Pekalongan: Stain, 2010), Skripsi tidak diterbitkan, hlm. 53.

13

Mahmudah, Realisasi Penanaman Dana Musyarakah di BNI Syariah Pekalongan, (Pekalongan: STAIN, 2007), Tugas Akhir tidak diterbitkan, hlm. 106.

14

Nuhnillah, Sistem Pembiayaan Musyarakah di BMT Syariat Muamalat Comal, (Pekalongan: STAIN, 2007), Tugas Akhir tidak diterbitkan, hlm. 76.

15

Nunik Fitriyani, Efektifitas Pembiayaan Musyarakah terhadap Perkembangan Usaha

Kecil dan Menengah (UKM) DI BMT An- Najah Wiradesa Pekalongan. (Pekalongan: STAIN,

2009), Tugas Akhir tidak diterbitkan, hlm. 82.

16

Niswatun Jannah, Implementasi Akad Pembiayaan Musyarakah di UJKS BMT Mitra

Umat Pekalongan Tahun 2006-2008, (Pekalongan: STAIN, 2009), Skripsi tidak diterbitkan, hlm.

(12)

Tabel 1.2

Ringkasan Penelitian Terdahulu

No Nama Judul Metode

Penelitian

Hasil Penelitian Perbedaan

1 Ruliyah Strategi Manajemen Risiko Pembiayaan di BNI Syariah Cabang Pekalongan Jenis penelitian lapangan dan pustaka, teknik penelitian menggunakan wawancara mendalam dan observasi

Cara BNI Syariah pekalongan untuk menilai risiko antara pembiayaan konsumtif dan pembiayaan produktif berbeda, untuk pembiayaan konsumtif BNI menggunakan scoring system dan analisa prinsip 5C untuk pembiayaan produktif. Dalam meminimalisir risiko akibat pembiayaan bermasalah, dilakukan penyelamatan dengan menggunakan

Penelitian yang dilakukan oleh Ruliyah menjelaskan tentang strategi manajemen risiko pembiayaan secara umum, sedangkan penulis meneliti tentang sistem pengelolaan risiko pembiayaan dikhususkan pada produk pembiayaan musyarakah yang ada di Kospin Jasa Syariah Pekalongan dan metode yang digunakan oleh peneliti yaitu wawancara dan dokumentsi.

(13)

R3 (Rescheduling, Reconditioning,

Restrukturing), sedangkan untuk

nasabah yang tidak potensial dilakukan penagihan intensif sebagai langkah awal, kemudian yang terakhir lelang jaminan.

2 Dian Retno Wati Implementasi

Manajemen Risiko Baitul Maal Wat Tamwil An- Najah Wiradesa Jenis penelitian lapangan dan pustaka, teknik penelitian menggunakan observasi,

BMT An- Najah Wiradesa menerapkan dua proses manajemen risiko pada kegiatan usahanya, yaitu identifikasi risiko dengan melakukan audit yang berfungsi untuk mengidentifikasi dan mencegah terjadinya risiko, penilaian risiko dilakukan dengan menyebarkan

Penelitian yang dilakukan oleh Dian Retno Wati hanya membahas tentang penerapan proses pelakasanaan manajemen risiko secara umum, sedangkan penulis meneliti tentang sistem pengelolaan risiko pembiayaan pada pembiayaan musyarakah di Kospin Jasa Syariah Pekalongan dan metode yang digunakan oleh peneliti yaitu wawancara dan

(14)

wawancara dan

dokumentasi

angket pada seluruh karyawan BMT yang mencakup penilaian spiritual dan kinerja. Sedangkan dalam menagani pembiayaan bermasalah dilakukan sesuai dengan kolektabilitas pembiayaan nasabah BMT An- Najah wiradesa.

dokumentsi.

3 Istikharoh Risiko Akad

Murabahah pada Koperasi Simpan Pinjam Jasa Syariah Cabang Pekalongan Jenis penelitian lapangan dan pustaka, teknik penelitian menggunakan

Praktek pembiayaan murabahah digunakan untuk pembelian barang konsumtif maupun barang dagangan, hal tersebut membawa konsekuensi banyaknya risiko yang dihadapi oleh pihak Lembaga Keuangan Syariah. Risiko yang terdapat dalam akad

Penelitian yang dilakukan oleh Istikharoh menjelaskan tentang risiko yang terjadi pada pembiayaan murabahah, sedangkan penulis meneliti tentang sistem pengelolaan risiko produk pembiayaan musyarakah di Kospin Jasa Syariah Pekalongan dan metode yang digunakan oleh peneliti yaitu wawancara dan

(15)

observasi, wawancara dan

dokumentasi

murabahah antara lain: risiko terkait dengan barang, risiko terkait dengan nasabah dan risiko terkait dengan pembayaran.

dokumentsi.

4 Mahmudah Realisasi Penanaman Dana Musyarakah di BNI Syariah Pekalongan Jenis penelitian lapangan dan pustaka, teknik penelitian menggunakan observasi, wawancara dan

Musyarakah di BNI Syariah

Pekalongan adalah akad kerja sama usaha antara Bank dan nasabah untuk membiayai suatu proyek dimana masing-masing pihak secara bersama-sama menyediakan dana dan pihak Bank tidak berpartisipasi dalam kerja, sehingga usaha dikelola nasabah. Keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan

Penelitian yang dilakukan oleh Mahmudah hanya menjelaskan tentang penjelasan pembiayaan musyarakah dan penggunaan dana musyarakah sedangkan penulis meneliti tentang sistem pengelolaan risiko produk pembiayaan musyarakah di Kospin Jasa Syariah Pekalongan dan metode yang digunakan oleh peneliti yaitu wawancara dan dokumentsi.

(16)

dokumentasi porsi sharing modal masing-masing. Realisasi penanaman dana

musyarakah di BNI Syariah

digunakan untuk proyek pembangunan Lembaga-lembaga Keuangan Syariah, seperti BMT, Koperasi Simpan Pinjam Syariah dan lain-lain.

5 Nuhnillah Sistem Pembiayaan Musyarakah di BMT Syariat Muamalat Mandiri Comal Jenis penelitian lapangan dan pustaka, teknik penelitian

Prinsip pembiayaan musyarakah atas dasar suka sama suka, secara tertulis, pihak yang berkontrak cakap hukum, lingkungan kerja yang berprinsip syariah dengan prinsip SWOT dan bersifat shiddiq, amanah, al-hurriyah

Penelitian yang dilakukan oleh Nuhnillah hanya menjelaskan tentang prinsip pembiayaan musyarakah sedangkan penulis meneliti tentang sistem pengelolaan risiko produk pembiayaan musyarakah di Kospin Jasa Syariah pekalongan, metode yang

(17)

menggunakan interview, observasi dan dokumentasi

wal mas’uliyah dan tabligh. digunakan yaitu wawancara dan dokumentsi.

6 Nunik Fitriyani Efektifitas Pembiayaan Musyarakah terhadap Perkembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di BMT An- Najah Wiradesa Pekalongan Jenis penelitian lapangan dan pustaka, teknik penelitian menggunakan observasi, wawancara dan

Peran pembiayaan musyarakah di BMT An-Najah Wiradesa Pekalongan secara fungsional berperan dalam memberikan tambah modal guna menutup kekurangan dana yang dibutuhkan oleh nasabah baik untuk memulai usaha maupun dalam rangka pengembangan usaha. Sedangkan dalam kedudukannya, yaitu musyarakah sebagai salah satu jenis

Penelitian yang dilakukan oleh Nunik Fitriyani hanya menjelaskan tentang peran pembiayaan musyarakah terhadap perkembangan Usaha Kecil dan Menengah sedangkan penulis meneliti tentang sistem pengelolaan risiko produk pembiayaan musyarakah di Kospin Jasa Syariah Pekalongan, metode yang digunakan yaitu wawancara dan dokumentsi.

(18)

dokumentasi pembiayaan di BMT An-Najah, dalam menyalurkan dana yang terkumpul kepada masyarakat khususnya pada sektor UKM baik sebagai tambahan kecukupan modal maupun untuk pengembangan usaha. 7 Niswatun Jannah Implementasi Akad

Pembiayaan Musyarakah di UJKS BMT Mitra Umat Pekalongan Tahun 2006-2008 Jenis penelitian lapangan dan pustaka, teknik penelitian menggunakan observasi,

Pelakasanaan akad pembiayaan musyarakah di UJKS BMT Mitra Umat pekalongan menggunakan akad bagi hasil yang sesuai dengan ketentuan fatwa DSN Majelis Ulama Indonesia nomor 08/DSN-MUI/IV/2000 tentang pembiayaan musyarakah. Dalam implementasinya

Penelitian yang dilakukan oleh Niswatun Jannah menjelaskan tentang pelaksanaan akad pembiayaan musyarakah, sedangkan penulis meneliti tentang sistem pengelolaan risiko produk pembiayaan musyarakah di Kospin Jasa Syariah Pekalongan dan metode yang digunakan yaitu wawancara dan dokumentsi.

(19)

wawancara dan

dokumentasi

UJKS BMT Mitra Umat berperan sebagai investor pasif yang menanamkan modalnya saja, sedangkan nasabah berperan sebagai investor aktif yang selain menanamkan modalnya juga mengelola langsung objek usaha yang dibiayai tersebut. Pendapatan real dari pengelolaan usaha tersebut akan dibagi antara nasabah da BMT sesuai nisbah yang telah disepakati pada saat akad musyarakah ditandatangani.

(20)
(21)

G. Kerangka Teori

Pembiayaan musyarakah merupakan pembiayaan yang dicirikan dengan adanya suatu jenis kemitraan atau perkongsian. Pembiayaan musyarakah adalah suatu perkongsian antara dua belah pihak atau lebih dalam suatu proyek dimana masing-masing pihak berhak atas segala keuntungan dan bertanggungjawab atas segala kerugian yang terjadi sesuai dengan penyertaan modal masing-masing.17 Untuk pembagian keuntungan, setiap pihak menerima pembagian keuntungan sesuai dengan nisbah yang disepakati, demikian halnya jika usaha mereka mengalami kerugian, ditanggung sesuai dengan proporsi kontribusi modal. Dengan demikian dalam pembiayaan musyarakah suatu Lembaga Keuangan Syariah bersama nasabahnya dapat mengumpulkan modal mereka untuk menjalankan suatu usaha bersama.

Berdasarkan cara pengembaliannya, pembiayaan musyarakah ada dua, yaitu pengembalian pokok pembiayaan dilakukan pada akhir periode akad atau dilakukan secara angsuran berdasarkan aliran kas masuk (cash in flow) usaha, yakni nasabah harus membayar bagi hasil dalam jangka waktu tertentu dan pokoknya pada akhir periode, dalam menentukan bagi hasil, Lembaga Keuangan Syariah dapat berbeda-beda tergantung pada jangka waktu dan tingkat risiko usaha. Dan jatuh tempo atau tangguh yakni dimana pihak nasabah harus mengembalikan pembiayaannya dengan cara ditangguhkan atau jatuh tempo, dengan sistem ini, nasabah baru akan

17

Muhammad, Sistem dan Prosedur Operasional Bank Syariah, (Yogyakarta: UII Press, 2000), hlm. 9.

(22)

mengembalikan pembiayaannya setelah jatuh tempo, namun bagi hasil dapat diminta setiap bulan atau sekaligus dengan pinjaman pokoknya.

Akan tetapi, berdasarkan cara pengembaliannya tersebut, jika nasabah tidak membayar kewajibannya secara lancar, akan menimbulkan suatu risiko bagi Lembaga Keuangan Syariah tersebut, yakni risiko pembiayaan musyarakah yang bisa saja hingga menyebabkan macet. Untuk itu dalam memberikan fasilitas pembiayaan kepada nasabah (debitur) diperlukan suatu analisis. Analisis dilakukan untuk memastikan kelayakan calon nasabah pembiayaan, karena pemberian pembiayaan mengandung risiko termasuk juga pembiayaan musyarakah.

Lembaga Keuangan Syariah sebagai pemberi dana dalam melakukan penilaian permohonan pembiayaan akan memperhatikan beberapa prinsip utama yang berkaitan dengan kondisi secara keseluruhan calon peminjam pembiayaan ini. Untuk itu prinsip-prinsip pemberian pembiayaan yang digunakan adalah 5C, yang meliputi:

1) Character

Yaitu penilaian terhadap karakter atau kepribadian calon debitur dengan tujuan untuk memperkirakan kemungkinan bahwa pelanggan dapat memenuhi kewajibannya.

2) Capacity

Yaitu penilaian secara subjektif tentang kemampuan calon debitur untuk melakukan pembayaran. Diukur dengan pengamatan dilapangan atas usaha yang dijalankan debitur.

(23)

3) Capital

Yaitu penilaian terhadap kemampuan modal yang dimiliki oleh calon debitur, yang diukur dengan posisi perusahaan secara keseluruhan yang ditunjukkan oleh rasio keuangan dan penekanan pada komposisi modalnya.

4) Collateral

Yaitu jaminan yang dimiliki calon debitur, penilaian ini bertujuan untuk meyakinkan bahwa jika suatu risiko kegagalan pembayaran terjadi, maka jaminan dipakai pengganti dari kwajibannya.

5) Condition Of Economy

Bagian pembiayaan Lembaga Keuangan harus melihat kondisi perekonomian secara umum, khususnya yang terakait dengan usaha calon debitur, hal tersebut dilakukan karena keadaan eksternal usaha yang dibiayai mempunyai peranan yang sangat besar dalam memperlancar usaha yang dibiayai.18

Bisnis Lembaga Keuangan Syariah adalah suatu aktivitas yang selalu berhadapan dengan risiko dan return, dengan demikian Lembaga Keuangan Syariah termasuk koperasi Syariah juga akan menghadapi risiko pembiayaan. Koperasi syariah merupakan organisasi bisnis yang tidak lepas dari risiko karena dalam menjalankan aktivitasnya banyak berhubungan dengan produk-produk yang mengandung banyak risiko

18

Jamal Lulail Yusuf. Manajemen Bank Syariah Mikro, (Malang: UIN Press, 2009), hlm. 154-156.

(24)

seperti produk musyarakah itu sendiri. Oleh karena itu, para petugas suatu koperasi syariah dapat mengendalikan risiko seminimal mungkin dalam rangka untuk memperoleh keuntungan yang optimum.19

Pengelolaan risiko merupakan serangkaian prosedur dan metode yang dapat digunakan untuk mengukur, memantau, mengawasi dan mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan usaha koperasi. Dalam hal ini pengelolaan risiko yang behubungan dengan pembiayaan musyarakah di koperasi syariah harus sesuai dengan prinsip kehati-hatian. Tujuan pengelolaan risiko pembiayaan musyarakah adalah memastikan bahwa pembiayaan yang diberikan berdasarkan prinsip-prinsip pemberian pembiayaan. Risiko pembiayaan musyarakah seperti nasabah tidak mampu membayar bagi hasil dan pokok setelah jatuh tempo. Dengan demikian dalam memberikan pembiayaan musyarakah, pengelola harus selektif dalam memilih usaha yang akan di biayai. Biasanya pembiayaan musyarakah dapat dijalankan untuk proyek-proyek yang sudah pasti.

Mengingat begitu pentingnya pengelolaan risiko pada produk pembiayaan musyarakah, maka peneliti bermaksud untuk mencari informasi dan mengumpulkan data dalam rangka ingin mengetahui Pengelolaan Risiko Produk Pembiayaan Musyarakah. Dalam penelitian kali ini, peneliti membatasi hanya Kospin Jasa Syariah Pekalongan yang akan menjadi kajian penelitian kali ini.

19

Muhammad, Manajemen Bank Syariah, edisi revisi, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005), hlm. 357.

(25)

H. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang dilakukan di tempat yang dijadikan penelitian yaitu di Kospin Jasa Syariah Pekalongan, pengumpulan data diperoleh dengan cara mengamati, mencatat dan mengumpulkan berbagai data dan informasi yang ditemukan di lapangan serta didukung dengan literatur lain seperti buku-buku yang ada kaitannya dengan pokok masalah yang penulis bahas dalam Tugas Akhir.

2. Pendekatan dalam Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Tujuannya adalah untuk memperoleh keterangan yang lebih jelas dan terperinci.

3. Sumber Data

a. Sumber Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya, data primer dalam penelitian ini penulis peroleh dengan cara mencari data dan informasi melalui observasi dan interview dengan bapak Adi Kurniawan dan bapak M. Syarifuddin (bagian pembiayaan) di Kospin Jasa Syariah Pekalongan,

(26)

diantaranya berupa keterangan mengenai pengelolaan risiko produk pembiayaan musyarakah di Kospin Jasa Syariah Pekalongan.

b. Sumber Data Sekunder

Data sekunder adalah sumber data yang secara tidak langsung berkaitan dengan penelitian. Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh dari buku-buku referensi yang memiliki keterkaitan dengan permasalahan yang sedang diteliti yaitu tentang pengelolaan risiko pembiayaan musyarakah atau dari sumber lain yang menunjang seperti internet, brosur dan lain-lain, yang dapat memberikan informasi.

4. Metode Pengumpulan Data a. Wawancara

Wawancara yaitu tanya jawab secara lisan, dimana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik (interview, berbincang-bincang, tanya jawab). Interview akan dilakukan pada pihak-pihak yang dijadikan sumber data dalam penelitian. Dalam hal ini penulis melakukan wawancara (interview) secara langsung. Metode ini digunakan untuk memperoleh informasi tentang pengelolaan risiko produk pembiayaan musyarakah di Kospin Jasa Syariah Pekalongan.

(27)

b. Dokumentasi

Dokumentasi adalah metode penyelidikan untuk memperoleh keterangan data informasi dari tata usaha, catatan tentang gejala-gejala atau peristiwa masa lalu. Ini dilakukan untuk memperoleh data dengan mempelajari dokumen-dokumen dan catatan yang ada di Kospin Jasa Syariah Pekalongan, serta penulis memperoleh data-data tersebut dari buku-buku yang dijadikan refrensi untuk penelitian, yaitu yang berkaitan dengan pengelolaan risiko produk pembiayaan musyarakah.

5. Metode Analisis Data Metode Analisis Deskriptif

Metode deskriptif adalah data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka, hal ini disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif. Selain itu, semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang diteliti. Metode ini digunakan penulis untuk mengetahui pengelolaan risiko produk pembiayaan musyarakah. Yaitu metode dimana data yang dikumpulkan hanya sebagai gambaran atau pandangan, kemudian dari gambaran tersebut dibuat narasi atau kalimat sendiri yang hanya untuk menjawab dari rumusan masalah.

(28)

I. Sistematika Penulisan

Sistematika Penulisan dalam Tugas Akhir ini disusun untuk memudahkan dalam memahami Tugas Akhir yang dibagi menjadi lima Bab, pada Bab Pertama penulis akan menjelaskan dasar dan arah serta permasalahan yang akan dibahas, yaitu berisi tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Penegasan Istilah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Kajian Pustaka, Kerangka Teori, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

Adapun Bab Kedua memberikan beberapa Landasan Teori mengenai Pembiayaan musyarakah di Lembaga Keuangan Syariah, berisi tentang Pengertian dan Landasan Syariah Pembiayaan Musyarakah, Syarat dan Rukun Musyarakah, Manfaat Pembiayaan Musyarakah, Ketentuan dalam Musyarakah, Jaminan Pembiayaan Musyarakah, Perhitungan Bagi Hasil Pembiayaan musyarakah. Dan tentang Risiko Pembiayaan dalam Syariah yang berisi Pengertian Risiko Pembiayaan, Manajemen Risiko Pembiayaan Lembaga Keuangan Syariah, Risiko Pembiayaan Musyarakah, Pengelolaan Risiko Pembiayaan, Kebijakan Mengelola Risiko Pembiayaan.

Selanjutnya Gambaran Umum tentang Kospin Jasa Syariah Pekalongan dijelaskan dalam Bab Ketiga, dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berhubungan dengan Kospin Jasa Syariah Pekalongan yang mencakup tentang Profil atau Sejarah berdirinya Kospin Jasa Syariah Pekalongan, Visi dan Misi Kospin Jasa Syariah Pekalongan, Struktur

(29)

Organisasi, Produk Simpanan dan Produk Pembiayaan di Kospin Jasa Syariah Pekalongan, Prosedur Pembiayaan, Analisa Pembiayaan Musyarakah, Penentuan Bagi Hasil, dan Pengelolaan Risiko Pembiayaan Musyarakah.

Dilanjutkan dalam Bab Keempat membahas tentang hasil penelitian yang dilakukan penulis dilapangan, yaitu mengenai Analisis Pengelolaan Risiko Produk Pembiayaan Musyarakah di Kospin Jasa Syariah Pekalongan.

Diakhiri dengan Bab Lima berisi Penutup, bab ini menguraikan tentang kesimpulan dari hasil pembahasan dan saran yang disampaikan kepada pembaca berkenaan dengan pembahasan masalah dalam Tugas Akhir.

DAFTAR PUSTAKA, Berisi tentang data–data atau buku–buku yang dijadikan pedoman penulisan Tugas Akhir.

Referensi

Dokumen terkait

In conclusion, our case suggested that aggressive management of choledocholithiasis using ERCP and accompanied by percutaneous cholecystostomy can be carried out safely.

Pimpinan PT. Apabila pada saat Pembuktian Kualifikasi peserta tidak hadir/tidak dapat menunjukkan, ditemukan penipuan/pemalsuan atas data yang disampaikan, maka

Hasil penelitian menunjukkan waktu vulkanisasi yang lebih lama dapat meningkatkan nilai densitas sambung silang dan kekuatan tarik produk lateks karet alam hingga penambahan 15

Bila landasan biologis yang menjadi salah satu alasan harus dididiknya manusia di atas tidak dilakukan, maka hal ini dapat berimplikasi pada masa depan manusia dalam kehidupan

penyuluh baru mampu “cukup berperan” dalam membina petani karet sesuai dengan tujuan dari kegiatan penyuluhan pada petani karet agar petani mampu bertani dan berbisnis karet

Nilai-nilai murni yang diperoleh dalam demokrasi berparlimen di Malaysia ialah pentingnya muafakat dan toleransi antara pemimpin dan rakyat demi kemakmuran negara.

Kondisi tersebutlah yang mengakibatkan profesi penyiar radio semakin banyak dilirik oleh sebagian besar kalangan di Kota Bandung, khususnya kalangan remaja yang

Ken Evoy’s procedure addresses this by saying "Be sure to choose something you feel passionate about." He should probably add "...and make sure you’re good at it