• Tidak ada hasil yang ditemukan

4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat 150 kuesioner yang disebarkan dan dikumpulkan pada periode 3 Desember hingga 10 Desember 2019. Kuesioner yang disebarkan secara online melalui google form pada responden yang menggunakan produk Maybelline dan yang mengikuti Tasya Farasya, Sarah Ayu, dan Cindercella di Instagram. Profil responden yang dikumpulkan meliputi profil usia, pekerjaan, penghasilan, dan domisili.

4.1.1 Profil Responden

Tabel 4.1 Profil Usia Responden

Usia Jumlah

18-23 Tahun 94

24-30 Tahun 45

31-38 Tahun 11

Total 150

Pada tabel 4.1 Menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini yang terbanyak adalah responden dengan usia 18-23 tahun, lalu usia 24-30 tahun, dan yang terakhir adalah usia 31-38 tahun yang menjelaskan bahwa pengguna produk Maybelline dalam penelitian ini didominasi oleh perempuan dengan usia 18-23

Tabel 4.2 Profil Responden dan Domisili

Usia Surabaya Barat Surabaya Selatan Surabaya Tengah Surabaya Timur Surabaya Utara Total 18-23 Tahun 25 25 10 28 6 94 24-30 Tahun 10 9 7 13 6 45 31-38 Tahun 2 6 2 1 11 Total 35 36 23 43 13 150

(2)

Pada tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini didominasi dengan responden yang berdomisili di Surabaya Timur. Sebanyak 28 responden berdomisili di Surabaya Timur dengan usia 18-23 tahun, 13 responden berdomisili di Surabaya Timur dengan usia 24-30 tahun, lalu sebanyak 2 responden berusia 31-38 tahun berdomisili di Surabaya Timur. Sebanyak 25 responden dengan usia 18-23 tahun berdomisili di Surabaya Barat, 10 responden dengan usia 24-30 berdomisili di Surabaya Barat. Sebanyak 25 responden berusia 18-23 tahun berdomisili di Surabaya Selatan, 9 responden usia 24-30 tahun berdomisili di Surabaya Selatan, dan 2 responden usia 31-38 tahun berdomisili di Surabaya Selatan. Sebanyak 10 responden berdomisili di Surabaya Tengah dengan usia 18-23 tahun,7 responden berdomisili di Surabaya Tengah dengan usia 24-30 tahun, dan 6 responden dengan usia 31-38 tahun. Lalu Surabaya Utara, 6 responden dengan usia 18-23 tahun, 6 responden berusia 24-30 tahun, dan 1 responden dengan usia 31-38 tahun.

Tabel 4.3 Profil Usia dan Pekerjaan Responden

Usia Ibu Rumah Tangga Karyawan Swasta Pelajar atau

Mahasiswa PNS Wiraswasta Total 18-23 Tahun 2 4 83 1 4 94 24-30 Tahun 3 10 8 1 23 45 31-38 Tahun 3 4 1 2 1 11 Total 8 18 92 4 28 150

Pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa pekerjaan responden pada penelitian ini didominasi oleh pelajar atau mahasiswa. Terdapat 92 responden yang berprofesi sebagai pelajar atau mahasiswa. Sebanyak 83 responden berusia 18-23 tahun berprofesi sebagai pelajar atau mahasiswa. Delapan responden berprofesi sebagai ibu rumah tangga, 18 responden berprofesi sebagai karyawan swasta, 4 responden

(3)

berprofesi sebagai PNS, dan sebanyak 28 responden berprofesi sebagai wiraswasta. Dominasi pekerjaan responden adalah pelajar atau.

Tabel 4.4 Profil Pendapatan

Pendapatan Jumlah < Rp. 1.000.000,00 13 > Rp.10.000.001,00 5 Rp. 1.000.001,00 - Rp. 3.000.000,00 67 Rp. 3.000.001,00 - Rp. 5.000.000,00 38 Rp. 5.000.001,00- Rp. 10.000.000,00 27 Total 150

Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa responden dalam penelitian didominasi dengan pendapatan Rp. 1.000.001,00- Rp.3.000.001,00 dengan jumlah 67 responden. Hal ini disebabkan oleh dominasi pekerjaan responden dalam penelitian ini adalah pelajar atau mahasiswa.

4.1.2 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini meliputi mean dan standar deviasi. Standar deviasi digunakan untuk mengetahui ragam dari nilai mean yang ada.

Tabel 4.5 Hasil Mean Celebrity Endorsement

Indi-kator

Pernyataan Mean SD Keterangan

X1 Menurut saya, selebgram Tasya Farasya/Cindercella, dan / Sarah Ayu memiliki reputasi yang baik sebagai pengulas produk Maybelline

4,30 0,83 Tinggi

X2 Menurut saya, Tasya Farasya/ Cindercella / Sarah Ayu memiliki pengetahuan dan pengalaman yang baik atau menguasai produk dalam bidang kecantikan dan kosmetik

(4)

Tabel 4.5 Hasil Mean Celebrity Endorsement (sambungan)

Indi-kator

Pernyataan Mean SD Keterangan

X3 Menurut saya, Tasya

Farasya/Cindercella/ Sarah Ayu memiliki daya tarik (fisik) yan menarik dalam mengulas produk Maybelline

4,23 0,78 Tinggi

X4 Menurut saya, Tasya Farasya/ Cindercella/ Sarah Ayu merupakan celebrity endorsement yang banyak dikagumi oleh banyak orang

4,19 0,88 Tinggi

X5 Menurut saya, Tasya Farasya/ Cindercella/ Sarah Ayu memiliki kesamaan hobi dengan saya dalam bidang kecantikan

4,03 0,89 Tinggi

Total 4,21 0,59 Tinggi

Berdasarkan tabel 4.5 Menunjukkan bahwa jika dilihat pada dimensi celebrity endorsement yang memiliki nilai mean tertinggi ada pada indikator X2 (Attaractiveness) dengan pernyataan “Menurut saya, Tasya Farasya/ Cindercella / Sarah Ayu memiliki pengetahuan dan pengalaman yang baik atau menguasai produk dalam bidang kecantikan dan kosmetik” dengan nilai mean sebesar 4.31 dan nilai standar deviasi sebesar 0,82. Hal ini menunjukkan bahwa responden berpendapat bahwa indikator attractiveness dari seorang celebrity endorsement merupakan hal yang paling penting dalam mempromosikan produk Maybelline.

Tabel 4.6 Hasil Mean Brand Image

Indi-kator

Pernyataan Mean SD Keterangan

Y1 Menurut saya, produk Maybelline relevan dengan gaya bermakeup saya

(5)

Tabel 4.6 Hasil Mean Brand Image (sambungan)

Indi-kator

Pernyataan Mean SD Keterangan

Y2 Menurut saya, Maybelline konsisten dalam menghadirkan produk makeup terbaik

4,69 0,83 Tinggi

Y3 Menurut saya, Maybelline dapat meyakinkan saya untuk bisa menjadi lebih cantik

4,36 0,95 Tinggi

Y4 Maybelline dapat menjawab kebutuhan dan keinginan saya dalam hal bermakeup

4,60 0,93 Tinggi

Y5 Maybelline menghadirkan produk yang memiliki keunggulan atau keunikan yang berbeda dari brand lain

4,40 0,88 Tinggi

Total 4,01 0.66 Tinggi

Berdasarkan tabel 4.6 Menunjukan bahwa dilihat pada variabel brand image yang memiliki nilai mean tertinggi ada pada indikator Y2 dengan pernyataan “Menurut saya, Maybelline konsisten dalam menghadirkan produk makeup terbaik” dengan nilai mean sebesar 4,69 dan nilai standar deviasi sebesar 0,83 yang masuk dalam kategori nilai mean sangat setuju. Hasil ini menunjukkan bahwa responden menganggap bahwa brand image pada Maybelline mengenai konsistensi dalam menghadirkan produk Maybelline penting bagi konsumen.

Tabel 4.7 Hasil Mean Purchase Intention

Indi-kator

Pernyataan Mean SD Keterangan

Z1 Saya memiliki niat yang tinggi untuk membeli produk Maybelline setelah melihat review dari Tasya Farasya/ Cindercella / Sarah Ayu

(6)

Tabel 4.7 Hasil Mean Purchase Intention (sambungan)

Indi-kator

Pernyataan Mean SD Keterangan

Z2 Saya mungkin membeli produk Maybelline setelah melihat review dari Tasya Farasya/ Cindercella / Sarah Ayu

4,05 0,79 Tinggi

Z3 Saya memiliki kemungkinan yang kuat untuk membeli produk Maybelline setelah melihat review dari Tasya Farasya/ Cindercella / Sarah Ayu

4,28 0,82 Tinggi

Total 4,14 0.66

Berdasarkan tabel 4.7 Menunjukkan bahwa dilihat pada variabel purchase intention yang memiliki nilai mean tertinggi ada pada indikator Z3 dengan pernyataan “Saya memiliki kemungkinan yang kuat untuk membeli produk Maybelline setelah melihat review dari Tasya Farasya/ Cindercella / Sarah Ayu” dengan nilai mean sebesar 4,38 dan nilai standar deviasi sebesar 0,66. Hasil mean dan standar deviasi tersebut tergolong dalam kategori mean setuju. Hal ini menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini mengutamakan Maybelline dalam menghadirkan produk kosmetik untuk menarik niat beli responden.

4.1.3 Analisis Model PLS

Dalam PLS terdapat dua langkap untuk melakukan pengujian. Pengujian tersebut adalah pengujian outer model dan inner model.

(7)

Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas

Composite Reliability Cronbach Alpha AVE Celebrity Endorsment 0,835 0,705 0,629

Brand Image 0,844 0.722 0,643

Purchase Intention 0,841 0,717 0,640 Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa semua variabel memilik nilai composite reliability dan cronbach’s alpha yang memiliki nilai lebih dari 0,6 sehingga dapat dikatakan bahwa masing-masing variabel dalam penelitian ini memenuhi syarat composite reliability dan cronbach’s alpha. Selain itu, dapat dikatakan bahwa variabel di atas reliabel. Pengukuran lain yang juga dapat digunakan dalam menguji reliabilitas adalah dengan cara menggunakan nilai AVE dengan tujuan untuk mengukur reliabilitas variansi suatu komponen konstruk yang dihimpun dari indikatornya dengan menyesuaikan tingkat kesalahan. Nilai AVE minimal yang direkomendasikan adalah 0,5 namun 0,4 dapat diterima karena jika AVE kurang dari 0,5. Tetapi composite reliability lebih tinggi dari 0,6 dan validitas konvergen memenuhi syarat (Sekaran et al., 2016, p.290).

4.1.3.2 Evaluasi Outer Model

Outer model adalah model atau metode puntuk mengukur sebuah validitias dan reliabilitas sebuah model atau konstruk persamaan yang digunakan. Jika ada indikator yang dinyatakan tidak valid maka indikator tersebut harus dikeluarkan dari penelitian.

(8)

Gambar 4.1 Hasil Uji Validitas Konvergen Pertama

Dari gambar 4.1 menunjukkan bahwa validitas konvergen yang dituangkan dalam tabel berikut:

Tabel 4.9 Skor Loading Outer Model Pertama

Variabel Pernyataan Skor Cross

Loading Keterangan

Celebrity Endorsment

Menurut saya, selebgram Tasya Farasya, Cindercela, dan Sarah Ayu memiliki reputasi yang baik sebagai sebagai pengulas produk kosmetik Maybeline

0,707 Valid

Bagi saya Tasya Farasya, Cindercella, dan Sarah Ayu memiliki pengetahuan dan pengalaman yang baik atau menguasai produk dalam bidang kecantikan dan kosmetik

(9)

Tabel 4.9 Skor Loading Outer Model Pertama (sambungan)

Variabel Pernyataan Skor Cross

Loading Keterangan Bagi saya, Tasya Farasya, Cindercella,

dan Sarah Ayu memiliki daya tarik yang menarik dalam mengiklankan produk Maybelline

0,609 Tidak Valid

Bagi saya, Tasya Farasya, Cindercella, dan Sarah Ayu merupakan celebrity endorsement yang banyak dikagumi oleh banyak orang

0,72 Valid

Tasya Farasya, Cindercella, dan Sarah memiliki kesamaan hobi dalam

bermake up dengan saya dalam bidang kecantikan

0,676 Tidak Valid

Brand Image

Menurut saya, produk Maybelline

relevan dengan saya 0,692 Tidak Valid

Menurut saya, Maybelline konsisten dalam menghadirkan produk makeup terbaik

0,751 Valid

Maybelline dapat meyakinkan saya

untuk bisa menjadi lebih cantik 0,754 Valid Maybelline dapat menjawab

kebutuhan dan keinginan saya dalam hal bermakeup

0,698 Tidak Valid

Maybelline menghadirkan produk yang memiliki keunggulan atau keunikan dari brand lain

0,786 Valid

Purchase Intention

Saya memiliki minat yang tinggi untuk membeli produk Maybelline setelah melihat review dari Tasya Farasya/ Cindercella / Sarah Ayu

(10)

Tabel 4.9 Skor Loading Outer Model Pertama (sambungan)

Saya mungkin akan membeli produk Maybelline setelah melihat review dari Tasya Farasya/ Cindercella / Sarah Ayu

0,746 Valid

Saya memiliki kemungkinan yang kuat unuk membeli produk Maybelline setelah melihat review dari Tasya Farasya/ Cindercella / Sarah Ayu

0,863 Valid

Dari hasil tabel diatas dari hasil outer model pertama terdapat 4 indikator yang tidak memenuhi syarat uji validitias konvergen karena nilai dari skor loading <0.7. Indikator yang tidak memenuhi syarat adalah CE3, CE5, BI1, dan BI4, dan selanjutnya dikeluarkan atau di eliminasi dari penelitian dan model penelitian dilanjutkan pada outer model kedua.

Gambar 4.2 Outer Model Kedua

Validitas konvergen dapat dilihat dari nilai skor loading atau faktor loading. Nilai dari skor loading ditunjukkan pada garis yang berada di path diagram yang menghubungkan antara indikator dengan variabel.

(11)

Berikut ini adalah hasil uji validitas konvergen yang kedua yang disajikan dalam bentuk tabel:

Tabel 4.10 Hasil Skor Loading Outer Model 2

Variabel Pernyataan Skor Cross

Loading Keterangan

Celebrity Endorsment

Menurut saya, selebgram Tasya Farasya, Cindercela, dan Sarah Ayu memiliki reputasi yang baik sebagai sebagai pengulas produk kosmetik Maybeline

0,781 Valid

Bagi saya Tasya Farasya, Cindercella, dan Sarah Ayu memiliki pengetahuan dan pengalaman yang baik atau menguasai produk dalam bidang kecantikan dan kosmetik

0.812 Valid

Bagi saya, Tasya Farasya, Cindercella, dan Sarah Ayu merupakan celebrity endorsement yang banyak dikagumi oleh banyak orang

0,785 Valid

Brand Image

Menurut saya, Maybelline konsisten dalam menghadirkan produk makeup terbaik

0,804 Valid

Maybelline dapat meyakinkan saya

untuk bisa menjadi lebih cantik 0,780 Valid Maybelline menghadirkan produk yang

memiliki keunggulan atau keunikan dari brand lain

0,821 Valid

Purchase Intention

Saya memiliki minat yang tinggi untuk membeli produk Maybelline setelah melihat review Tasya Farasya/ Cindercella / Sarah Ayu

(12)

Tabel 4.10 Hasil Skor Loading Outer Model 2 (sambungan)

Saya mungkin akan membeli produk Maybelline setelah melihat review dari Tasya Farasya/ Cindercella / Sarah Ayu

0,748 Valid

Saya memiliki kemungkinan yang kuat untuk akan membeli produk

Maybelline setelah melihat review dari Tasya Farasya/ Cindercella / Sarah Ayu

0,857 Valid

Hasil pada tabel 4.10 di atas dapat ditunjukkan bahwa tidak terdapat lagi indikator yang harus dikeluarkan dari penelitian ini karena tidak valid. Semua indikator dalam penelitian ini dinyatakan valid karena memiliki nilai validitas konvergen sebesar >0,7 (Abdilah & Jogiyanto, 2009).

Selain dalam pengujian validitas driskriminan yang diukur berdasarkan cross loading dalam outer model juga mempunyai pengujian reliabilitas. Uji reliabilitas ini bertujuan untuk mengukur konsistensi responden dalam menjawab item pertanyaan dalam kuesioner atau instrumen dalam penelitian ini. dalam uji reliabilitas ini menggunakan metode composite reliability dan cronbach’s alpha. Rule of thumb nilai alpha atau composite reliability harus lebih besar dari 0,7 meskipun nilai 0,6 masih dapat di terima (Sholihin & Ratmono, 2003).

4.1.3.3 Evaluasi Inner Model

Setelah melakukan uji pada outer model, maka langkah berikutnya adalah melakukan analisis pengaruh inner model. Uji inner model dilakukan dengan cara melihat nilai koefisien dari determinan (R-square). Semakin tinggi nilai R-square memiliki arti bahwa semakin baik model prediksi dari model peneliti yang digunakan. (Abdillah & Jogiyanto, 2012, p. 197). Berikut ini adalah hasil perthitungan dari R-square yang diperoleh.

(13)

Tabel 4.11 Hasil Uji R-square (R2)

Berdasarkan tabel 4.12 dapat dilihat bahwa purchase intention dapat dipengaruhi oleh brand image jika dilihat dari hasil R-square sebesar 0,607. Nilai R-square sebesar 0.607 memiliki arti bahwa dari variabel purchase intention yang dipengaruhi oleh celebrity endorsement sebesar 60,7% sisanya 39,3% dijelaskan oleh variabel lain diluar model yang diajukan. Nilai R-square pada variabel purchase intention termasuk pada kategori tinggi. Kemudian variabel brand image dapat dipengaruhi oleh celebrity endorsement apabila dilihat dari hasil R-square sebesar 0,332, ini memiliki arti nilai variabel brand image yang dipengaruhi oleh celebrity endorsement sebesar 33,2% sisanya dapat dijelaskan oleh variabel lain di luar model yang diajukan. Nilai R-square pada variabel brand image termasuk pada kategori rendah karena berada di rentang 0,25-0,50.

4.1.3.4 Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan dengan cara melihat T-statistic yang diperoleh dari prosedur bootstraping. Tingkat signifikan yang digunakan sebesar 5% dengan nilai signnifikan T-statistic 1,96 (Jogiyanto, 2015, pp. 224-225). Nilai T-statistic yang menunjukkan angka lebih dari 1,96 maka hipotesis diterima, begitu juga sebaliknya jika nilai T-statistik menunjukkan kurang dari 1,96 maka hipotesis ditolak.

R2 Brand image 0,332 Purchase intention 0,607

(14)

Gambar 4.3 Hasil Analisis Bootstrapping Tabel 4.12 Coeficient Path, Standard Error, dan T-Statistic

Hipotesis Pengaruh langsung

Orisinal sample

T-statistics P-value Keterangan H1 CE  PI 0,092 1,225 0,221 Hipotesis ditolak H2 BI  PI 0,722 12,383 0.000 Hipotesis diterima H3 CE BI 0,576 9,492 0,000 Hipotesis diterima

Berdasarkan Tabel 4.12 Tentang pengujian hipotesis dapat dijelaskan bahwa:

1. Variabel celebrity endorsement tidak berpegaruh signifikan positif terhadap purchase intention karena nilai T-statistic sebesar 1,225 yang berarti lebih kecil dari T-hitung 1.96. Oleh karena itu, hipotesis H1 ditolak.

2. Variabel celebrity endorsement memiliki pengaruh yang signifikan positif terhadap brand image karena T-statistic sebesar 9,492 yang berarti lebih besar dari T-hitung 1,95. Oleh karena itu, hipotesis H2 diterima.

3. Variabel brand image memiliki pengaruh yang signifikan positif terhadap purchase intention, karena memiliki nilai T-statistic sebesar 12,383 yang berarti lebih besar dari T-hitung 1,96. Oleh karena itu, hipotesis H1

(15)

Tabel 4.13 Hasil Multi Group Analysis

Tasya Farasya Cindercella Sarah Ayu

T-statistik BI-PI P-value BI-PI 13,036 0,000 2,507 0,013 4,345 0,000 T-statistik CE-BI P-value CE-BI 7,680 0,000 8,168 0,000 2,507 0,012 T-statistik CE-PI P-value CE-PI 1,318 0,188 3,416 0,001 0,601 0,548

Berdasarkan tabel 4.13 diperoleh hasil dari multi group analisis bahwa hubungan celebrity endorsement terhadap purchase intention dengan ketiga selebgram (Tasya Farasya, Cindercella, dan Sarah Ayu) tidak memiliki hubungan yang signifikan, hal ini disebabkan hasil P-value dari hubungan celebrity endorsement terhadap purchase intention lebih dari 0,000. Dimana jika hasil dari P-value lebih dari 0,000 maka tidak memiliki hubungan yang signifikan positif. Berdasarakan hasil multi group analisis diperoleh hasil bahwa Tasya Farasya dengan nama akun Instagram @tasyafarasya memiliki pengaruh signifikan pada semua variabel pada penelitian ini. Responden yang memilih Tasya Farasya berpendapat bahwa Tasya Farasya memberikan pengaruh yang positif terhadap brand image dan purchase intention.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pengaruh Celebrity Endorsement terhadap Purchase Intention

Hasil dalam penelitian menunjukkan bahwa celebrity endorsement tidak berpegaruh signifikan terhadap purchase intention. Hal ini berarti bahwa celebrity endorsement masih belum cukup untuk memberikan pengaruh pada purchase intention seseorang. Berdasarkan hasil perhitungan T-statistik yang telah dilakukan diperoleh hasil sebesar 1,225 dimana hasil tersebut lebih kecil dari 1,96,

(16)

sehingga hasil hipotesis pengaruh celebrity endorsement terhadap purchase intention ditolak. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini tidak mendukung pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Radhi, Hurriyati, Adieb (2019) yang menjelaskan bahwa celebrity endorsement memiliki hubungan yang signifikan positif terhadap purchase intention. Berdasarkan hasil yang telah didapatkan pada penelitian ini, diketahui bahwa celebrity endorsement dapat berpengaruh pada purchase intention jika melalui variabel lain.

4.2.2 Pengaruh Brand Image terhadap Purchase Intention

Dalam hasil penelitian menunjukkan bahwa brand image berpengaruh signifikan positif terhadap purchase intention. Hasil penelitian ini semakin menegaskan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Kyung (2018) yang menjelaskan bahwa brand image memiliki pengaruh yang signifikan positif terhadap purchase intention. Hal ini memiliki arti bahwa brand image pada Maybelline dapat meningkatkan purchase intention pada seseorang untuk membeli produk Maybelline.

Berdasarkan nilai skor loading pada outer model kedua diperoleh bahwa indikator dengan nilai tertinggi untuk variabel brand image diwakili oleh indikator dengan pernyataan “Maybelline menghadirkan produk yang memiliki keunggulan atau keunikan dari brand lain” dengan nilai sebesar 0.821. hal ini menunjukkan bahawa dalam mengukur variabel brand image, keunggulan dan keunikan Maybelline merupakan faktor yang penting. Pada dasarnya keunggulan Maybelline dapat ditemukan dari keunikan yang dihadirkan oleh Maybelline pada produk kosmetiknya. Keunikkan yang dimiliki oleh Maybelline merupakan salah satu keunggulan yang dimiliki oleh Maybelline dalam bertahan dalam industri kosmetik di Indonesia. Keunikkan produk Maybelline membuat konsumen selalu suka dengan produk yang dihadirkan oleh Maybelline, sehingga hal ini menimbulkan niat beli konsumen untuk membeli dan mencoba produk kosmetik Maybelline.

4.2.3 Pengaruh Celebrity Endorsement terhadap Brand Image

Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa celebrity endorsement berpengaruh positif signifikan terhadap brand image. Hasil yang diperoleh dalam

(17)

penelitian ini semakin mendukung hasil penelitan yang telah dilakukan oleh Arora & Sahu (2013). Hal ini men egaskan bahwa celebrity endorsement dapat meningkatkan brand image dari Maybelline.

Tingginya nilai mean dari celebrity endorsement dalam penelitian ini ditandai dengan total mean variabel celebrity endorsement yang tergolong dalam kategori setuju sebasar 4,21. Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa celebrity endorsement dapat memberikan pengaruh terhadap brand image pada Maybelline, sehingga Maybelline memiliki brand image yang baik dimata konsumen.

4.3 Implikasi Bisnis

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dibuat, peneliti mendapati adanya implikasi bagi bisnis digital marketing yaitu sebagai berikut:

1. Variabel celebrity endorsement memiliki indikator dengan pernyataan “Menurut saya, Tasya Farasya/ Cindercella / Sarah Ayu memiliki pengetahuan dan pengalaman yang baik atau menguasai produk dalam bidang kecantikan dan kosmetik” sebagai pernyataan dengan nilai mean tertinggi, oleh karena itu bisnis berbasis digital marketing perlu memperhatikan dalam melakukan pemilihan selebritas untuk mendukung produk Maybelline, agar konsumen memliki ketertarikan untuk membeli Maybelline.

2. Variabel brand image memiliki indikator dengan pernyataan “Menurut saya, Maybelline konsisten dalam menghadirkan produk makeup terbaik” memliki nilai mean tertinggi, oleh karena itu Maybelline harus selalu konsisten dalam menghadirkan produk makeup terbaik untuk memenuhi kebutuhan bermakeup konsumen.

3. Variabel purchase intention memiliki indikator dengan pernyataan “ Saya memiliki kemungkinan yang kuat untuk membeli produk Maybelline setelah melihat review dari celebrity endorsement” memiliki nilai mean tertinggi, oleh karena itu Maybelline harus bisa menarik minat beli konsumen untuk membeli produk Maybelline.

Gambar

Tabel 4.1 Profil Usia Responden
Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas
Gambar 4.1 Hasil Uji Validitas Konvergen Pertama
Tabel 4.9 Skor Loading Outer Model Pertama (sambungan) Saya mungkin akan membeli produk
+4

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan LKS berorientasi model kooperatif tipe GI pada materi Keanekaragaman Hayati kelas X SMA dinyatakan

Pejabat eselon III yang membidangi kepegawaian pada unit kerja Kabupaten/Kota yang membidangi penyuluhan kehutanan kepada Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota atau pejabat eselon

Sedangkan untuk entitas yang belum go public diberikan pilihan untuk menerapkan SAK Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) atau beralih menerapkan SAK

Hal ini berpengaruh terhadap jumlah konsumsi susu, dimana anak betina yang kelahiran tunggal akan lebih banyak dalam mendapatkan susu induk dibandingkan dengan anak

Apabila perbuatan hukum yang merugikan Kreditor dilakukan dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sebelum putusan pernyataan pailit diucapkan, sedangkan perbuatan tersebut

dada terjadi, proses penyakit, penilaian tehnik relaksasi dan perilaku mencari sumber kesehatan • Mampu menyatakan penghentian rencana perawatan, medikasi, dan interaksi

Kajian Mutu dan Palatibilitas Silase dan Hay Ransum Komplit Berbasis Sampah Organik Primer pada Kambing Peranakan Etawah.. (The quality and palatibility of silage and hay

Metode deskriftif menurut Nazir (2005, hlm.54) adalah “Metode dalam meneliti status, sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran