• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rangkuman Mata Kuliah Seminar Akuntansi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Rangkuman Mata Kuliah Seminar Akuntansi"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

RANGKUMAN MATA KULIAH SEMINAR AKUNTANSI

“Entitas Tanpa Akuntanbilitas Publik”

Di Susun Oleh :

FENY RUSTAN A31113007

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

(2)

A. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) Umum

Standar Akuntansi Keuangan menciptakan metode yang seragam untuk menyajikan informasi, sehingga laporan keuangan dari berbagai perusahaan yang berbeda dapat dibandingkan dengan lebih mudah kumpulan konsep, standar, prosedur, metode, konvensi, kebiasaan dan praktik yang dipilih dan dianggap berterima umum disebut: Generally Accepted Accounting Principles (GAAP).

Pengaturan akuntansi di Indonesia sebelum konvergensi IFRS merupakan pengaturan yang kebanyakan diambil dari US GAAP (standar akuntansi Amerika).

SAK yang dikonvergensikan dengan IFRS ini diterapkan pada entitas-entitas yang memiliki fungsi fidusia (memegang kepentingan orang banyak) atau disebut juga dengan berakuntabilitas publik.

B. Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) adalah standar yang dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik. Entitas tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang: (a) tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan (b) menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose

financial statement) bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah pemilik yang

tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit.

Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa entitas dikatakan memiliki akuntabilitas publik signifikan jika:

a. Entitas telah mengajukan pernyataan pendaftaran atau entitas dalam proses pengajuan pernyataan pendaftaran pada otoritas pasar modal (BAPEPAM-LK) atau regulator lain untuk tujuan penerbitan efek di pasar modal.

b. Entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok besar masyarakat, seperti bank, entitas asuransi, pialang dan/atau pedagang efek, dana pensiun, reksa dana, dan bank investasi.

(3)

C. Perbedaan Antara SAK Umum dengan SAK ETAP

Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan daripada PSAK, maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat.

. Oleh sebab itu per 1 Januari 2011, perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP.

Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP, maka entitas tersebut tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP. Berikut merupakan elemen yang menjadi perbandingan antara PSAK dan SAK ETAP :

1) Penyajian Laporan Keuangan

2) Laporan Laba

3) Rugi

4) Penyajian Perubahan Ekuitas

5) Catatan Atas Laporan Keuangan

6) Laporan Arus Kas

7) Laporan keuangan konsolidasi dan terpisah 8) Kebijakan akuntansi, estimasi, dan kesalahan

9) Instrumen Keuangan

10) Dasar

11) Persediaan

12) Investasi pada perusahaan asosiasi dan entitas anak 13) Investasi pada perusahaan asosiasi dan entitas anak

14) Property Investasi

15) Aset Tetap

(4)

17) Sewa

18) Ekuitas

19) Pendapatan

20) Biaya Pinjaman 21) Penurunan Nilai Aset

22) Imbalan Kerja

23) Pajak Penghasilan

24) Mata Uang Pelaporan

25) Peristiwa setelah

26) akhir periode pelaporan

27) Pengungkapan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

28) Aktivitas Khusus

29) Ketentuan Transisi

30) Tanggal Efektif

D. Isu Krusial SAK ETAP

SAK ETAP cocok digunakan UMKM karena aplikasinya yang sederhana dan fleksibel, sehingga sangat mudah dipelajari. Dengan SAK ETAP, penyajian laporan keuangan mampu menghadirkan data keuangan yang akuran dan terpercaya. Melalui standar baru akuntansi ini, pelaku UMKM tak perlu membayar mahal akuntan publik. Namun, mereka tetap bisa tampil sebagai usahawan profesional. Terkait pengenalan SAK ETAP di kalangan UMKM, hal ini bisa disosialisasikan oleh pihak-pihak terkait dan berkepentingan, seperti pemerintah, organisasi akuntansi (IAI) ataupun perguruan tinggi. Bahkan, dalam konteks keterlibatan perguruan tinggi, para mahasiswa dan alumni dapat diberdayakan dalam menerapkan SAK ETAP di kalangan UMKM.

Aset Biologis

Bagi entitas yang bergerak di industri perkebunan atau peternakan, maka akan muncul jenis aset yang khusus pada sederet klasifikasi aset yang dilaporkannya. Aset khusus yang menjadi pembeda tersebut adalah aset biologis. Aset biologis adalah aset entitas berupa hewan dan atau tanaman (IAS 41). Karakteristik khusus yang melekat pada aset biologis terletak pada adanya proses transformasi atau perubahan biologis atas aset ini sampai pada saatnya aset ini dapat dikonsumsi atau dikelola lebih lanjut oleh entitas. Karakteristik khusus inilah yang juga melekat pada entitas industri perkebunan seperti yang dijadikan obyek pada penelitian ini. Tranformasi biologis merupakan proses pertumbuhan, degenerasi, produksi, dan prokreasi yang disebabkan

(5)

perubahan kualitatif dan kuantitatif pada makhluk hidup dan menghasilkan aset baru dalam bentuk produk agrikultur atau aset biologis tambahan pada jenis yang sama (Ridwan, 2011). Terkait dengan penelitian ini, maka penjelasan mengenai aset biologis dikhususkan pada aset biologis berupa tanaman perkebunan. Aset biologis, khususnya yang berbentuk tanaman perkebunan, dapat diklasifikasikan sebagai berikut (SE Bapepam, 2002): tanaman semusim, tanaman keras, tanaman yang dapat dipanen lebih dari satu kali tetapi bukan tanaman keras, tanaman holtikultura, tanaman non holtikultura, tanaman belum menghasilkan, dan tanaman menghasilkan.

Standar Akuntansi Keuangan

Standar akuntansi keuangan merupakan kerangka acuan dalam prosedur yang berkaitan dengan penyajian laporan keuangan. Standar ini diperlukan untuk menyamakan prosedur dalam segala hal terkait dengan pelaporan keuangan agar laporan keuangan yang dihasilkan oleh entitas bisa diperbandingkan dan dianalisis untuk kepentingan para pengguna laporan keuangan. Implementasi dari standar akuntansi keuangan sifatnya mengikat supaya laporan keuangan tersebut terhindar dari penyajian yang bias.

Keberadaan standar akuntansi keuangan cukup banyak yang pada umumnya digunakan untuk wilayah-wilayah tertentu. Di Indonesia, standar akuntansi keuangan yang berlaku disebut dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang mulai dipergunakan sejak tahun 1994. Wilayah Amerika Serikat menggunakan standar akuntansi keuangan yang dikenal dengan General

Accepted Accounting Principles (GAAP) sedangkan standar akuntansi keuangan yang saat ini

berlaku secara internasional adalah International Financial Reporting Standards (IFRS). Saat ini, Indonesia sudah mulai melakukan konvergensi SAK kepada IFRS. Entitas atau entitas yang sudah harus melakukan konvergensi IFRS di Indonesia adalah entitas yang sudah go public. Sedangkan untuk entitas yang belum go public diberikan pilihan untuk menerapkan SAK Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) atau beralih menerapkan SAK Konvergensi IFRS, dengan catatan jika sudah memilih untuk menerapkan SAK yang konvergensi IFRS maka entitas tersebut harus konsisten dalam penerapannya dan tidak boleh kembali lagi menerapkan SAK ETAP.

Standar Akuntansi Keuangan untuk Industri Perkebunan

Di dalam Standar Akuntansi Keuangan yang digunakan di Indonesia, belum ada pernyataan yang spesifik yang mengatur mengenai perlakuan akuntansi khusus bagi industri perkebunan. Selama

(6)

ini hanya ada PSAK 32 yang mengatur mengenai akuntansi kehutanan, yang juga ikut diterapkan dalam industri perkebunan. PSAK 32 ini sudah dicabut oleh IAI dan tidak dipergunakan lagi sebagai suatu standar akuntansi di Indonesia. Standar yang khusus mengenai pengungkapan atau pelaporan aset biologis belum ada. Dengan demikian, penyusunan laporan keuangan bagi entitas perkebunan dilakukan berdasarkan penyesuaian terhadap konsep dan prinsip umum mengenai pelaporan keuangan seperti yang dijelaskan pada PSAK No. 1, Peraturan Bapepam tentang industri perkebunan, dan pedoman akuntansi lain yang sesuai. Secara umum, metode akuntansi yang dapat diterapkan oleh manajemen entitas perkebunan adalah metode pencatatan dengan biaya historis (historical cost method). Standar akuntansi keuangan lain yang relevan dengan perlakuan akuntansi aset biologis pada industri perkebunan dapat berupa pedoman teknis dalam berbagai bentuk, yaitu: Pedoman Akuntansi Perkebunan BUMN Berbasis IFRS yang dikeluarkan oleh PT. Perkebunan Nusantara I-IV dan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) tahun 2011, PSAK No.14 Revisi 2008 tentang Persediaan, PSAK No. 16 Revisi 2011 tentang Aset Tetap, IAS 41 tentang Agricultural Asset, PSAK No. 23 Revisi 2010 tentang Pendapatan, dan PSAK No. 48 Revisi 2009 tentang Penurunan Nilai Aset.

(7)

Daftar Pustaka

Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan Entitas tanpa Akuntabilitas Publik. Jakarta.

Ipoel. SAK ETAP. http://iepoel.staff.umm.ac.id/2011/08/27/sak-etap/ 27 Agustus 2011 diakses 8 September 2011.

Syarief Basir, CPA, SH, MBA. PERSIAPAN PENERAPAN PSAK ETAP.

http://home.russellbedford.co.id/downloads/publications/0ee89_Naskah %20Juli%202010.pdf diakses 8 September 2011.

Roy Iman Wirahardja (Anggota DSAK) & Ersa Tri Wahyuni (Direktur Teknis IAI).

Perbedaan SAK ETAP dengan PSAK.

http://www.keuanganlsm.com/2010/10/21/perbedaan-sak-etap-dengan-psak diakses tanggal 8 September 2011.

http://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/2011/04/PSAK-ETAP.pptx http://agusranu.blogspot.com/2010/12/sak-etap-1-konsep-dan-prinsip-pervasif.html http://seminarakuntansi.warsidi.com/ http://www.iaiglobal.or.id/tentang_iai_download.php?id=64&kfile=1 http://www.keuanganlsm.com/2010/01/11/peluncuran-standar-akuntansi-etap-entitas-tanpa akuntablitas-publik http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/D7865652-79D3-4FE7-BDC9 FAC2514CE27A/23466/BukuKajianMengenaiRumusanStandarMinimumL aporanKeua.pdf http://magussudrajat.blogspot.com/2010/04/etap-vs-sak.html https://www.coursehero.com/file/p6457gl/dampak-ke-saldo-laba-Perpindahan-dari-dan-ke-SAK-ETAP-27-Tanggal-Efektif/ http://dokumen.tips/download/link/akuntansi-etap-dlm-biologispdf

(8)

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan individu merupakan kegiatan dari masing-masing anggota unit XII B 1 yang sesuai dengan program studi dari masing-masing mahasiswa. Kegiatan individu terdiri dari 4

Untuk itu diperlukan suatu penelitian mengenai analisis produktivitas dan finansial usaha perikanan jaring arad dengan hasil tangkapan ikan teri ( Stolephorus sp ) dan cumi

Pada penelitian sebelumnya [2] dilakukan simulasi dilakukan simulasi dengan parameter luas bidang 500 meter x 500 meter, posisi nodal secara teratur, ketinggian

Laporan akhir ini berjudul Perencanaan Pembuatan Dinding Penahan Tanah Tipe Counterfort Pada Tebing Sungai Lematang.. Salah satu tujuan dari pembuatan laporan ini adalah

Resti, dkk (2015) menemukan hasil bahwa arus kas operasi tidak memberikan pengaruh terhadap revaluasi aset tetap, sedangkan peneliti lain menemukan hasil bahwa

serta kelestarian ekologis kawasan. Tata Bangunan adalah produk dari penyelenggaraan bangunan gedung beserta lingkungannya sebagai wujud pemanfaatan ruang, meliputi

Desa Nglegi Kecamatan Patuk adalah salah satu wilayah yang memiliki permasalahan perekonomian dan dibutuhkan pemberdayaan untuk meningkatkan kesejahteraan

Penelitian ini menggunakan penelitian dan pengembangan (Research and Development). Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui kondisi faktual pemanfaatan