• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA EFISIENSI PEMESANAN BARANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DI PT. HANKEN INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISA EFISIENSI PEMESANAN BARANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DI PT. HANKEN INDONESIA"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA EFISIENSI PEMESANAN BARANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

DI PT. HANKEN INDONESIA Achmad Nur Khaeri STT Mitra Karya Bekasi

Abstrak

In PT. Hanken Indonesia determination of the criteria the authors observed no sub contractor standars of raw, so it is not uncommon problems in the future when the ordered material or part that worked out. Amoung those problems for example; the quality, accuracy and delivery rates less competitive. So that ultimately the goods delivered to the PT. Hanken Indonesia does not meet the standars of efficiency (QCD). In writing this thesis implementation, which are at issue is; how to optimize the ordering of goods from supplier to supplier performasi attention so as to meet the standars of efficiency (QCD). One of the ways to optimize the system supply chain, we selected the subcontractor selection techniques using an approach Hierarchy Analythical Process (AHP). It is a choice of study. Because the determination of the subcontractor holds a very important role, which will greatly affect the continuity of the smooth production process in a company. To implement supply chain management (SCM) in accordance with business strategy, first perfomed the preparation of criteria derived from the supply companies with the result brainstoreming purchasing at PT. Hanken Indonesia. The criteria that the police is quality, cost, delivery. Hirarki made based on the selection of suppliers RAW matrial ( Roll matrial ). Of the five criteria to supplier, have the heighest priority on the PT. POSMI to other criteria as the company’s overall best supplier in accordance with calculations a priority value of this means that PT. POSMI 85% Quality, 81% Delivery, 40% Cost, dan 75% Improvement, overall to dominate and become the supplier of the company was selected as compared with other suppliers.

Kata kunci: emesanan barang, pendekatan analytical hierarchy process

PENDAHULUAN

Dilatar belakangi krisis global tahun 2008 yang lalu, dihampir semua perusahaan mengalami kendala mengenai penjadualan produksi. Khususnya perusahaan-perusahaan manufaktur, salah satunya seperti PT. Hanken Indonesia. Hal ini dikarekanan forecast dari customer tidak diterima

atau kalaupun diterima, tetapi hanya satu atau dua bulan ke depan. Akibat pengiriman forecast ke supplier, dan penjadualan untuk pembelian material untuk memenuhi rencana produksional lead time-nya pendek sehingga pengadaan barang dari supplier sering terlambat dan berakibat pada pembuatan barang terlambat dan ini akan

(2)

mengakibatkan pengiriman barang ke customer juga mengalami keterlambatan pula.

Dalam rangka mengoptimalkan pemesanan barang ke subcontraktor yang akan menunjang kelancaran produksi, perlu kiranya supply chain yang terintegrasi antara customer, dengan supplier atau subkontraktor. Sehingga tercipta system informasi yang terpadu, yang akan menghasilkan suatu yang saling menguntungkan.

Salah satu dari cara mengoptimalkan system supply chain tersebut, kami memilih teknik pemilihan subkontraktor dengan menggunakan pendekatan Analytical Hierarchy Process (AHP). Hal ini menjadi pilihan penelitian ini, karena penentuan subkontraktor memegang peranan yang sangat penting, dimana akan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan proses kelancaran produksi di suatu perusahaan.

Kinerja perusahaan merupakan tingkat pencapaian perusahaan dalam melaksanakan kegiatan atau aktivitas yang menjadi tanggung jawabnya dalam mengoptimalkan pencapaian visi, misi, dan tujuan yang telah ditetapkan

perusahaan yang dapat dinilai dengan cara membandingkan pencapaian dengan target atau dengan kinerja beberapa perusahaan di industry yang sama. Agar sesuatu perusahaan dapat bersaing dan memiliki kinerja perusahaan yang baik maka dapat didukung dengan supply chain.

Di PT. Hanken Indonesia, kami mengamati pemesanan barang dengan item yang sama, sering berganti-gantu subkontraktor. Selain itu penentuan kriteria subkontraktor belum ada standarnya, sehingga tidak jarang terjadi permasalahan dikemudian hari. Diantara permasalahan tersebut misalnya : kualitas, ketepatan delivery, harga yang tidak kompetitif, peralatan yang kurang memadai, sehingga pada akhirnya barang yang dikirim ke PT. Hanken Indonesia kurang memenuhi standar efficiency (QCD).

LANDASAN TEORI Supply Chain

Supply Chain (rantai pasokan) adalah suatu system organisasi yang menyalurkan barang produksi dan jasa kepada para pelanggannya. Rantai ini juga merupakan jaringan-jaringan dari berbagai organisasi yang saling

(3)

berhubungan dengan tujuan yang sama yaitu sebaik mungkin mengadakan barang, menyalurkan barang dan jasa termasuk pengubahan barang tersebut, contohnya dari barang mentah menjadi barang setengah jadi ataupun dari setengah jadi menjadi finish good. Supply Chain Management

Manajemen rantai pasokan atau disebut supply chain management merupakan pengelolaan informasi, barang dan jasa mulai dari yang paling awal sampai akhir dengan menggunakan pendekatan system distribusi yang terintegrasi dengan tujuan yang sama. Supply Chain Management meliputi beberapa tahap penerapan distribusi :

1. Pengangkut (Transportasi) 2. Pentransfer kredit dan tunai 3. Pemasok

4. Distribusi dan bank 5. Utang dan piutang 6. Pergudangan

7. Pemenuhan pesanan

8. Transformasi informasi mengenai ramalan permintaan produksi dan pengendalian persediaan

Pemikiran yang mendalami hal ini adalah terfokus pada pencapaian

efisiensi dan efektifitas nilai pada rantai pasokannya. Kegiatan para manajer rantai pasokan meliputi disiplin ilmu akuntansi, pemasaran dan manajemen operasi.

Pentingnya Supply Chain Manajemen Strategi

Supply Chain Management berkaitan dengan siklus lengkap bahan baku dari pemasok, ke produksi, ke gudang, pendistribusian, sampau ke konsumen. Sementara perusahaan meningkatkan kemampuan bersaing melalui penyesuaian produk, kualitas yang tinggi, pengangguran biaya dan kecepatan mencapai pasar diberikan penekanan tambahan terhadap rantai pasokan.

Pembelian

Rantai pasokan menerima perhatian yang sangat besar karena disebagian besar perusahaan, pembelian merupakan kegiatan yang paling banyak memakan biaya. Biaya pembelian sebagai presentase dari penjualan, untuk barang maupun jasa, seringkali substansial sifatnya. Karena porsi pendapatan yang besar dilimpahkan untuk melakukan pembelian, maka

(4)

strategi pembelian yang efektif merupakan sesuatu yang vital. Pembelian memberikan peluang besar pengurangan biaya dan peningkatan margin konstribusi. Tambahan pula, mutu barang yang dijual secara langsung berhubungan dengan kualitas barang dan jasa yang dibeli atau dibelanjakan, organisasi mempunyai sejumlah strategi untuk pembelian yang efektif, tetapi yang pertama perusahaan harus menentukan apa yang ingin dibuat dana pa yang ingin dibeli. Setelah menetapkan keputusan membuat atau membeli, perusahaan harus memutuskan strategi pembelian untuk item-item yang akan dibeli.

Strategi-Strategi Pembelanjaan Strategi pertama adalah untuk item-item yang akan dibeli, perusahaan harus memutuskan strategi-strategi pembelian. Satu strategi semacam ini adalah pendekatan masyarakat Amerika tradisional, yaitu negosiasi dengan banyak pemasok dan memainkan satu pemasok dengan yang lainnya.

Manajemen Pembelian

Suatu perusahaan yang memutuskan untuk membeli bahan baku dibandingkan membuatnya, harus

mengelola fungsi oembelian.

Manajemen pembelian

mempertimbangkan berbagai factor seperti biaya persediaan dan transportasi, ketersediaan pasokan, kinerja pengiriman, dan mutu pemasok. Suatu perusahaan mungkin mempunyai kemampuan disemua bidang manajemen pembelian dan kemampuan luar biasa dibidang-bidang tertentu. Walau begitu, fungsi operasi yang luar biasa memerlukan adanya hubungan pemasok (vendor) yang sempurna.

Manajemen Bahan Baku

Pembelian dapat dikombinasikan dengan berbagai kegiatan pergudangan dan persediaan untuk membentuk suatu system manajemen bahan baku. Tujuan dari manajemen bahan baku adalah efisiensi operasi melalui integrase semua perolehan, pergerakan bahan baku, dan kegiatan penyimpanan bahan baku diperusahaan. Jika biaya transportasi dan persediaannya substansial menyangkut input dan output proses produksi, penekanan terhadap manajemen bahan baku mungkin kurang tetap untuk diterapkan. Potensi adanya keunggulan kompetitif adalah karena terjadinya pengurangan biaya, peningkatan

(5)

pelayanan konsumen. Banyak perusahaan-perusahaan manufaktur yang telah bergerak ke suatu bentuk struktur manajemen bahan baku.

Proses Hirarki Analitik (Analythical Hierarchy Process)

Proses Hierarki Analitik dikembangkan oleh Dr. Thomas L. Saaty dari Wharton School of Business pada tahun 1970-an untuk mengorganisasikan informasi dan keputusan dalam memilih alternative yang disukai (saaty, 1983). Dengan menggunakan Analythical Hierarchy Process suatu persoalan yang akan dipecahkan dalam suatu kerangka berpikir yang terorganisir, sehingga memungkinkan dapat diekspresikan untuk mengambil keputusan yang efektif atas persoalan tersebut. Persoalan yang kompleks dapat disederhanakan dan dipercepat proses pengambilan keputusannya. [#]

Prinsip kerja Analythical Hierarchy Process adalah menyederhanakan suatu persoalan kompleks yang tidak terstruktur, strategi dan dinamik menjadi bagian-bagiannya, serta menata dalam suatu hirarki. Kemudian tingkat kepentingan setiap

variable diberi nilai numerik secara subjektif tentang arti penting variable tersebut secara relative dibandingkan dengan variable yang lain. Dari segi pertimbangan tersebut kemudian dilakukan sintesa untuk menetapkan variable yang memiliki prioritas tinggi dan beberapa untuk mempengaruhi hasil pada system tersebut.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN Data Umum Perusahaan

PT. Hanken Indonesia yang berdomisili dikawasan Industri MM2100 Cikarang Barat Bekasi, merupakan perusahaan Penanaman Modal Asing yang bergerak disektor penjualan komponen alat-alat berat (traktor). Perusahaan ini berdiri pada tahun 1995 yang memiliki Customer baik dalam maupun luar negeri. Customer terbesar dari perusahaan ini adalah Komatsu Grup. PT. Hanken Indonesia telah dipercaya Komatsu Grup untuk memproduksi komponen-komponen alat-alat berat (traktor) milik komatsu, diantaranya adalah muffler (saringan asar), tank (tanki) bahan bakar, pintu traktor (door), penutup mesin traktor (cover).

(6)

Bidang Usaha dan Ruang Gerak PT. Hanken Indonesia

PT. Hanken Indonesia, sesuai dengan akte pendiriannya pada tahun 1995, tepatnya pada bulan juli 1995 adalah sebuah perusahaan manufaktur yang bergerak dalam Sheet Metal Fabrication (Perusahaan Pabrikasi / Manufaktur dengan bahan dasar baja ) yang memproduksi Spare Part alat-alat berat selain engine.

Adapun besar ruang gerak PT. Hanken Indonesia berlokasi di Jawa Barat, tepatnya di Kecamatan Cikarang, Kabupaten Bekasi, yang mengekspor produknya kebeberapa negara besar seperti Amerika, China, Eropa, Jerman, Jepang dan Thailand, dan selebihnya untuk produk local.

Produk-produk PT. Hanken

Indonesia

Produk atau barang yang dihasilkan oleh PT. Hanken Indonesia adalah komponen-komponen alat berat seperti :

Tabel Produk-produk PT. Hanken Indonesia

Nama Produk

Komponen

Alat Berat Spesifikasi

Fuel Tank Excavator Komatsu PC 200-6

Hydraulic Excavator PC 1250 HD 785

Battery Case Excavator PC 200

Cover Door Excavator PC 200

Muffler Excavator PC 200

Filter Case Excavator PC 200

Fuel Tank

Hd465 Drum Truck

PC 2000 Hydraulic

Tank Hd465 Drum Truck

PC 2000

Hood Vibrating Roller PC 78US-5

Dash Boadr Vibrating Roller PC 78US-5

Base Generator PC 200

Berdasarkan data-data yang telah diperoleh dari penyebaran kuosioner yang melibatkan para team ahli yaitu para poreman yang menjabat dan pernah menjabat pada bagian purchasing, maka dapat dikemukakan uraian analisis terhadap pemilihan perusahaan pemasok RAW material dengan menggunakan metode Analythical Hierarchy Process (AHP) yang telah dilakukan perhitungan dengan bantuan software Expert Choice Ver.9.0, yaitu sebagai berikut :

Analisis Terhadap Pemilihan Kriteria Perusahaan Pemasok

Untuk mendapatkan pemasok yang sesuai dengan keinginan,

No Item Jumlah % Respon Ketera ngan 1 Quality 12 0,386 2 Cost 7 0,240 3 Delivery 6 0,210 4 Improvement 5 0,164

(7)

perusahaan haruslah pandai-pandai untuk memilih dan menyeleksi kriteria-kriteria yang menjadi prioritas utama didalam pemilihan pemasok tersebut. Analisis Terhadap Kriteria Perusahaan Perusahaan Pemasok

Untuk dapat menganalisis data yang telah didapat pada pengolahan data di bab sebelumnya, maka kita akan menganalisis tiap-tiap kriteria yang dimiliki oleh setiap perusahaan pemasok tersebut.

Untuk kriteria Cost Material. Kriteria ini menjadi urutan ke dua setelah Quality dengan nilai 0,240 atau 24%, hal ini terlihat jelas bahwa biaya material memiliki pengaruh terhadap kualitas material yang baik. Apabila kualitas materialnya memiliki kualitas yang baik maka harganya pun juga mahal. Masalahnya harga sangat sensitive sekali, karena ini berpengaruh terhadap harga jual produk yang akan dibebankan kepada konsumen. Apabila terlalu mahal, produk juga akan sulit terjual.

Diantara keempat perusahaan pemasok ini ada dua yang memiliki harga yang tinggi yaitu POSMI dan

USC. Untuk perusahaan POSMI mendominasi sebesar 0,396 atau 39,6%. Dan untuk perusahaan USC menduduki urutan yang kedua sebesar 0,362 atau 36,2%, sedangkan perusahaan PERSADA sebesar 0,128 atau 12,8%, dan perusahaan PANDAWA sebesar 0,114 atau 11,4%. Kedua perusahaan ini memang menjual materialnya lebih murah, namun perusahaan sangat terlalu mensaingkan terhadap kualitas materialnya.

Kriteria quality merupakan factor yang paling dominan, hal ini dianggap bahwa untuk membuat produk yang baik dan dapat diterima atau bersaing di pasaran harus membutuhkan material yang berkualitas. Bila dilihat secara keseluruhan perusahaan POSMI memiliki urutan pertama yaitu sebesar 0,386 atu 38,6%, karena POSMI memang memiliki kualitas material yang sangat baik, dan lebih mengutamakan mutu sehingga dari segi cost material menjadi mahal. Untuk perusahaan USC menduduki urutan kedua sebesar 0,348 atau 34,8%, untuk perusahaan PERSADA sebesar 0,174 atau 17,4% dan perusahaan PANDAWA sebesar 0,092 atau 9,2%.

(8)

Grafik. Preferensi Karakter QCD Supplier PT. Hanken Indonesia

Grafik . Performansi Kriteria Quality Supplier

Sedangkan untuk subkriteria dari quality yaitu perbaikan quality prioritas pertama sebesar 0,750 atau 75%, hal ini sangat penting sekali guna meningkatkan kualitas material. Untuk prioritas dari masing-masing perusahaan pemasok memiliki skor yang sama dengan quality. Sedangkan untuk reject delivery sebesar 0,250 atau 25%. Untuk perusahaan pemasoknya POSMI

memiliki prioritas utama dalam penanganan material yang rusak selama perjalanan dengan skor sebesar 0,846 atau 84,6%, untuk perusahaan USC sebesar 0,683 atau 68,3%, untuk perusahaan PERSADA sebesar 0,719 atau 71,9%, dan perusahaan PANDAWA sebesar 0,590 atau 59,0%. Tabel . Responbility QTR Produk

no supplier avr ng close

qtr % qtr KET 1 posmi 25 21 84,6% 2 usc 28 19 68,3% 3 pandawa 29 17 59,0% 4 persada 32 23 71,9% Sedangkan penggantian material/claim terhadap kesalahan atau kecacatan yang diakibatkan karena hal pengiriman juga menjadi prioritas kedua, karena apabila itu terjadi maka perusahaan akan mengalami kerugian yang diakibatkan pemasok tidak menjamin kualitas materialnya. Untuk service delivery menjadi prioritas yang ketiga, karena perusahaan menganggap, apabila pemasok memberikan pelayanan yang baik dalam hal pengiriman, maka perusahaan merasa bahwa pemasok

39,6% 36,2% 11,4% 12,8% 38,6% 34,8% 17,4% 9,2% 35,6% 36,2% 17,7% 10,5% 0,0% 10,0% 20,0% 30,0% 40,0% 50,0% POSMI PANDAWA

DATA ANALISIS PREPERENSI SUPPLIER

PT. HANKEN INDONESIA

DELIVERY QUALITY COST

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80%

POSMI USC PANDAWA PERSADA

CA

PA

IA

N

SUPPLIER

DATA RETURN PRODUCT SUPPLIER PT. HANKEN INDONESIA

% REJECT ACHIEVMENT

(9)

tersebut adalah professional dan memiliki komitmen yang baik dalam hal menjalin kerjasama atau rekanan.

Tabel . Jenis NG Produk Supplier

NO SUPPLIER DENTED SCRATH CRACKI NG OUT SPE C DI RT Y 1 POSMI 5 7 1 2 10 2 USC 2 6 2 3 15 3 PANDAW A 5 5 2 3 14 4 PERSADA 3 7 2 3 17

Grafik . Jenis Ketidaksesuian Produk Supplier

Untuk kriteria delivery pada perusahaan pemasok walau memiliki tingkat prioritas yang kecil namun delivery bisa mempengaruhi sebuah system proses produksi apabila dalam pengirimannya mengalami keterlambatan. Pada subkriteria ini penyebab stop produksi memiliki nilai prioritas terbesar, karena perusahaan

menganggap bahwa penyebab terjadinya stop produksi bisa disebabkan karena keterlambatan dalam hal pengiriman material.

Untuk alternative perusahaan pemasok yang memiliki kriteria yang baik dalam hal delivery adalah perusahaan POSMI sebesar 81%, perusahaan USC sebesar 79%, perusahaan PERSADA sebesar 69%, dan PANDAWA sebesar 71%.

Untuk perusahaan yang mengalami keterlambatan dalam hal delivery yang menjadi penyebab stop produksi adalah perusahaan POSMI sebesar 19%, perusahaan USC sebesar 21%, perusahaan PERSADA sebesar 31%, dan perusahaan PANDAWA sebesar 29%.

Grafik . Keterlambatan Delivery Produk (JIT) Supplier

15 25 7 11 56 0 10 20 30 40 50 60

DENTED SCRATH CRACKING OUTSPEC DIRTY

DATA WORST PRODUCT SUPPLIER

DENTED SCRATH CRACKING OUTSPEC DIRTY

81% 79% 71% 69% 60% 65% 70% 75% 80% 85% 0 50 100 150 200 250 300

POSMI USC PANDAWA PERSADA

% LA TE ST LA TE TI M E

DATA WAKTU KETERLAMBATAN DELIVERY SUPPLIER

(10)

Analisis Terhadap Preperensi Konsumen

Agar perusahaan dapat menentukan pilihan terhadap keinginan atau merespek preferensi sesuai dengan kriteria yang dimaksud, maka perusahaan harus dapat pandai-pandai meneliti kelebihan maupun kekurangan yang dimiliki oleh perusahaan pemasok tersebut agar tidak terjadi salah pilih dikemudian hari, karena hal ini dapat mempengaruhi proses produksi didalam perusahaan. Berdasarkan pengolahan data sebelumnya didapat data tentang respek perusahaan pemasok terhadap preperensi tim ahli yakni yang diutamakan adalah Quality terlampir pada tabel 4.6. dengan tingkat prioritas sebesar 0,550 atau 55% dibandingkan kriteria lainnya, dengan prioritas terbesar adalah perusahaan POSMI untuk perbaikan quality prioritasnya sebesar 0,750 atau 75% dan reject delivery prioritasnya sebesar 0,250 atau 25%.

Preferensi terhadap tim ahli dengan prioritas tinggi seperti yang dimiliki oleh perusahaan POSMI ini akan dapat memberikan persepsi atau pola piker bahwa perusahaan POSMI

lebih mengutamakan dan menjaga kualitas mutu atau kualitas produknya tersebut.

Analisis Terhadap Sintetis Analisis sintesis ini adalah analisis terhadap preferensi secara keseluruhan yang mampu direspek oleh tim ahli, menurut hasil pengolahan data sebelumnya untuk sintesis dengan prioritas terbesar ada pada perusahaan POSMI dengan nilai sebesar 0,379, hal tersebut berarti perusahaan POSMI mampu merespek preferensi secara keseluruhan sesuai dengan tujuan tim ahli sebesar 75% secara keseluruhan dari empat perusahaan pemasok lainnya, karena itu PT. Hanken Indonesia sangat selektif sekali pada kualitas produknya tersebut. Sehingga apabila produk yang dihasilkan tersebut dijual harganya dapat bersaing tanpa mengurangi kualitas yang sebenarnya.

PT. POSMI ternyata mendominasi 70% dari 100% tentang respeknya terhadap preferensi tim ali, dengan begitu PT. POSMI dapat dikatakan sebagai perusahaan pemasok yang menjadi partner atau rekanan bagi perusahaan PT. Hanken Indonesia.

(11)

Analisis Terhadap Performance Sensitivity

Analithychal Performasi Sensitivity ini adalah suatu analisis terhadap sensitivitas tim ahli kepada perusahaan pemasok pilihannya, tujuannya adalah untuk mendapatkan pemasok dengan nilai sensitivitas yang tinggi, yang memperhatikan pilihan beberapa tim ahli pada kriteria secara keseluruhan.

Menurut pengolahan data sebelumnya ternyata yang memiliki persentase kriteria yang tinggi terhadap tujuan adalah PT. POSMI dengan presentase alternative secara keseluruhan (overall) sebesar 70%, dan presentase kriteria terhadap cost material sebesar 40%, quality sebesar 85%, dan delivery sebesar 81% dan ini berarti PT. POSMI memiliki tingkat kriteria yang diinginkan diatas batas standar QCD oleh perusahaan PT. Hanken Indonesia untuk keunggulan kualitas material sudah sesuai dengan kriteria yang diinginkan.

Analisis Terhadap Dynamic Sensitivity

Analisis Dynamic Sensitivity ini adalah suatu analisis untuk melihat tingkat kedinamikan dari sensitivitas perusahaan pemasok terhadap persepsi perusahaan PT. Hanken Indonesia melalui beberapa tim ahlinya.

Grafik . Analisis Terhadap Dinamica Sensitivity

Berdasarkan pengolahan data pada tabel diatas diketahui untuk kriteria cost, diperoleh tingkat presentase perbaikan pada quality memiliki nilai yang lebih tinggi dan untuk alternative perusahaannya dimiliki oleh PT. POSMI, yaitu sebesar 85% dimana presentase perbaikan quality dari sub-sub kriterianya yaitu 75% untuk reject delivery sebesar 25% Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa dalam kriteria PT. POSMI yang lebih diutamakan oleh para tim ahli dari

85% 68% 59% 72% 81% 79% 71% 69% 40% 36% 11% 13% 75% 72% 71% 68% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90%

POSMI USC PANDAWA PERSADA

GRAFIK DINAMIKA SENSITIVITAS OVERAL SUPPLIER

(12)

perusahaan PT. Hanken Indonesia adalah quality, dan yang memiliki hal tersebut adalah PT. POSMI yang memiliki kriteria lebih baik dibandingkan dengan lainnya. dengan data ini jelas untuk kriteria quality yang lebih diutamakan oleh PT. Hanken Indonesia dan hal tersebut dimiliki oleh PT. POSMI sebagai perusahaan pemasok yang memiliki kualitas material yang baik dengan mutu yang baik.

KESIMPULAN

Berdasarkan atas apa yang telah diteliti dan juga berdasarkan data-data yang telah diolah, serta analisis yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :

Dengan ini menetapkan bahwa PT. POSMI merupakan perusahaan pemasok yang menjadi pilihan terbaik bagi para tim ahli sebagai rekanan untuk memasok RAW material yang diperlukan untuk membuat produk di PT. Hanken Indonesia, dengan mengandalkan kriteria quality yang menjadi prioritas utama yang dimiliki perusahaan pemasok tersebut dengan nilai 85% Quality, 81% Delivery, 40% Cost, dan 75% Improvement.

Ke empat pemasok memiliki kriteria yang berbeda-beda dalam memasok RAW matrialnya. PT. Hanken Indonesia diharapkan konsisten memilih pemasok RAW matrialnya berdasarkan kriteria tersebut, sehingga optimalisasi QCD dari pemesanan RAW Matrial akan tercapai.

Untuk dapat memilih perusahaan pemasok yang baik dan sesuai dengan kriteria yang dimiliki perusahaan, maka seharusnya didukung dengan banyak informasi masalah teknis dari mengenai kualitas material tersebut, yaitu tim ahli harus dapat melihat kriteria-kriteria apa yang akan ditetapkan oleh standarisasi perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Robby Anharu Aplikasi AHP pada Supply Chain Manajemen Skripsi Universitas Islam Jakarta 2008 Yang Tidak Dipublikasikan

Saaty, Thomas L, 1993 , Pengambilan

Keputusan Bagi Para Pemimpin, PT. Pustaka Binaman

Pressindo Jakarta.

Saaty, Thomas L. , The Analythical

Hierarchy Proses

Planning,Priority, Setting

Respurce Allocation, Mc

Graw-Hill International Book Company, USA, 1980.

Sofyan Assauri ( 1999:1 ) Manajemen

Produksi dan Operasi Penerbit

(13)

T. Hani Handoko ( 1984:II ) Dasar –

dasar Manajemen Produksi dan Operasi BPFE UGM Yogyakarta.

Prof.Ir.I Nyoman Pujawan,M.Eng, Ph.D,CSCP,Mahendrawathi Er, ST.,M.Sc.,Ph.D (2017) Supply

Chain Manajement-Edisi 3

Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), Yogyakarta.

International Standar ISO 9001:2008 .

Quality Manajemen System – Requirement 2009

Gambar

Tabel    Produk-produk  PT.  Hanken  Indonesia
Tabel . Jenis NG Produk Supplier
Grafik  .    Analisis  Terhadap  Dinamica Sensitivity

Referensi

Dokumen terkait

Lalu larutan didinginkan, lalu ditambahkan air destilata 30 ml, Kemudian masukkan larutan tersebut ke dalam labu takar dan diencerkan dengan akuades sampai larutan

Penggunaan sebuah aplikasi tentunya diawali dengan tampilan pertama yang pertama kali muncul pada saat seorang operator akan melakukan pengoperasian sistem. Form login

Evaluasi terhadap halaman antar muka dengan metode evaluasi heuristik ini dimulai dari melakukan pengamatan terhadap aplikasi web based learning SMK Gama Cendekia

Nilai yang konstan pada drying rate dikarenakan moisture content yang tersisa pada batubara hanya sedikit sehingga massa uap air yang berpindah ke udara juga

Irvine Gass Syndrome merupakan CME yang terjadi setelah operasi katarak yang ditandai dengan area cystoid ( cyst-like ) multipel pada daerah makula.. Insiden CME diperkirakan

Meskipun hasil sidik ragam berpengaruh tidak nyata, namun berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pertambahan diameter stump yang lebih besar (0,14 mm)

Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam pengujian ini untuk menentukan kuat tekan (compressive strength) beton dengan benda uji berbentuk silinder yang dibuat dan

Kompleks Ruko Mangga Dua Square Blok G No.6 Jalan Gunung Sahari Raya No.1.. Kota