ANALISIS DAN PERANCANGAN MIGRASI JARINGAN TEMBAGA
KE JARINGAN FIBER OPTIK DI TELKOM SLEMAN
NASKAH PUBLIKASI
diajukan oleh
Aji Haris Mahmudi
12.11.6063
kepada
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
AMIKOM YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2015
1
ANALISIS DAN PERANCANGAN MIGRASI JARINGAN TEMBAGA
KE JARINGAN FIBER OPTIK DI TELKOM SLEMAN
Aji Haris Mahmudi
1), Dony Ariyus
2),
1)
Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta
2)
Magister Ilmu Komputer Universitas Gadjah Mada
Jl Ringroad Utara, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta Indonesia 55283
Email : aji.ma@students.amikom.ac.id1), dony.a@amikom.ac.id2) Abstract - Local Network Access Copper (JARLOKAT) is
a network access that the configuration started from the terminal block vertical in order to devine the Main Distribution Frame (MDF). Jarlokat has speeds of access up to 4 Mbps. Fiber optic is a type of transmission line or cable made of glass or plastic that very smooth and smaller than a hair, and can be used to transmit signals light from a place to another.
Window Register for Source Point at least has 4 coordinates on the network map and must be clockwise. The system that has been designed before was using Gis ArcView 3.3 software. The design uses two methods: the shortest distance and the midpoint. The design of the midpoint and the shortest distance can save the use of optical cables. In network planning, calculation of Link Budget was started from the Optical Line Terminal (OLT) to Optical Network Terminal (ONT) at Boundary designed. Calculation of Link budget uses a loss-loss calculation and Power Loss. loss-loss Calculation is 18.9 dbm while calculation of power is -5.5 dbm
Keywords - Network, Link Budget
1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
Berbagai permasalahan yang muncul dalam sistem komunikasi adalah kecepatan dan kapasitas transmisi maka perlu adanya perubahan yang berhubungan dengan data komunikasi dan suara. Teknologi serat optik (fiber optic) sebagai solusinya karena frekuensi 1013 Hz dan
cahaya sebegai media transmisi menawaran suatu jawaban dalam membangun suatu sistem transmisi yang berkecepatan tinggi dan memiliki kapasitas yang besar.
PT Telkom menempatkan fiber di Griya Taman Asri Sleman. Yogyakarta dengan alasan sebagai berikut: Melakukan rancangan instalasi penempatan perangkat Optical Distribution Point (ODP). Melakukan link budget untuk perhitungan jumlah loss-loss dan dihitung dari perangkat dari Optical Line Terminal (OLT) sampai dengan Optical Line Terminal ( ONT)
Penggunaan GPON sebagai salah satu teknlogi dalam dunia telekomunikasi menunjukkan kualitas yang dirasakan oleh pengguna yang berbeda-beda. Terutama para pengguna yang jarak jangkauannya relatif lebih jauh dari sentral. Sehingga dengan berlandaskan hal tersebut, penulis mencoba mengangkat skripsi tersebut dengan judul “ANALISIS DAN PERANCANGAN MIGRASI
JARINGAN TEMBAGA KE JARINGAN FIBER OPTIK DI TELKOM SLEMAN”
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah diatas maka permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah 1. Bagaimana melakukan rancangan instalasi
penempatan perangkat Optical Distribution Point (ODP) ?
2. Bagaimana menghitung link budget?
2. Pembahasan 2.1 Tinjauan Pustaka
1. Menurut Dwi Agus Priyanto1,(2013), dalam jurnal berjudul “Perancangan Modernisasi Migrasi Jaringan dari kabel Tembaga Ke Kabel Serat Optik di Perumahan Dian Anugerah Regency Gambut Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan”.[1]
2. Menurut Muhammad Ikhsan Mulyadi dalam makalah seminar kerja praktek yang berjudul “Gangguan pada Jaringan Lokal Akses Kawat Tembaga”[2]
3. Astrid Harera Royani (2013), dalamSkripsi berjudul “Moderisasi Jaringan Akses Tembaga dengan Jaringan Fiber Optic ke Pelanggan”[3]
2.2 Landasan Teori 2.2.1 Jaringan Tembaga
Jaringan Lokal Akses Tembaga (JARLOKAT) merupakan bentuk jaringan akses yang konfigurasinya dimulai dari terminal blok vertikal pada rangka pembagi utama Main Distribution Frame (MDF), baik yang hanya menggunakan tembaga sebagai media akses maupun tambahan perangkat lain.
2.2.2 Fiber Optik
Fiber optic atau serat optik adalah saluran transmisi atau sejenis kabel yang terbuat dari kaca atau plastik yang sangat halus dan lebih kecil dari sehelai rambut, dan dapat digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Fiber optic (FO) merupakan salah satu media transmisi dengan kapasitas bandwidth hingga 100 Mbps.
2.3 Jaringan Catu Langsung
Pada jaringan catu langsung ini, pesawat pelanggan dicatu dari KP terdekat yang langsung dihubungkan dengan RPU tanpa melalui RK. Jadi, pada jaringan ini, semua pasangan urat kabel dari KP tersambung secara tetap (permanen) ke RPU.
2.4 Jaringan Catu Tidak Langsung
Jaringan catu tak langsung adalah jaringan kabel lokal dimana pesawat pelanggan dicatu dari KP terdekat yang dihubungkan terlebih dahulu ke RK, baru kemudian dihubungkan ke RPU. Dalam hal ini, RK berfungsi sebagai titik sambung antara kabel primer dan kabel sekunder.
2.5 Sistem Komunikasi Serat Optik
Serat optik memiliki keunggulan yang signifikan dibandingkan media transmisi kawat konvensional. Untuk itu biasanya serat optik digunakan untuk media transmisi sinyal digital. Untuk pemilihan serat optik memiliki pilihan single-mode atau multi-mode dan pilihan antara step index atau graded index
2.6 Arsitektur Jaringan Fiber Optik Secara Umum
Sistem jaringan fiber optik paling sedikit memiliki 2 buah perangkat elektronik yaitu 1 perangkat opto-elektronik di sisi sentral dan satu lagi perangkat yang berada di sisi pelanggan yang disebut TKO (Titik Konversi Optik). Perbedaan letak TKO menimbulkan modus arsitektur jaringan fiber optik berbeda pula yaitu FTTB,FTTZ, FTTC dan FTTH (Hambali : 2010).
2.7 GPON (Gigabit Passive Optical Network)
GPON (Gigabit Passive Optica Network) merupakan teknologi akses yang berkategori Broadband Access dan berbasis kabel fiber optik yang dikembangkan oleh ITU-T via G.984. Standar GPON memungkinkan pengaksesan mencapai jarak 60 km bersama dengan rasio split maksimal 128 (meskipun dengan split penuh dan komponen optik standar, jarak tersebut tidak normal terealisasi) dan kemampuan total bandwidth huludan hilir sebanyak 2,5 Gbit/s (Hambali : 2010).
2.8 Link Budget
Perhitungan link budget yang dimaksud yaitu perhitungan jumlah loss-loss dari seluruh penggunaan perangkat di dalam perencanaan jaringan Ftth pada skripsi ini. Link Budget yang dihitung dalam perencanaan jaringan yaitu mulai dari Optical Line Terminal (OLT) sampai dengan Optical Network Terminal (ONT) pada Boundary yang dirancang. Perhitungan Loss dilakukan berdasarkan nilai redaman per-perangkat.
2.9 Koordinat Geografi
Pernyataan Koordinat Spheroid Bumi (3D) dengan Komponen : Bujur (Longitude), Lintang (Latitude). Terdapat beberapa konversi data yang mungkin dilakukan
ketika digitasi diantaranya melakukan konversi koordinat. Untuk konversi koordinat ada beberapa konversi yang dapat dilakukan dengan mudah yaitu konversi koordinat DMS ke DD (Ali Mustopa : 2009).
Rumus X/Y=D/1+M/60+S/3600
2.10 Software Yang Digunakan 2.10.1 Arcview
ArcView merupakan salah satu perangkat lunak (software) desktop Sistem Informasi Geografis (SIG) dan pemetaan yang dikembangkan oleh ESRI. ArcView memiliki kemampuan-kemampuan untuk melakukan visualisasi, mengeksplor, menjawab query (baik basis data spasial maupun nonspasial), menganalisis data secara geografis, dan sebagainya.
3. Analisi dan Perancangan 3.1 Analisis Masalah
Analisis masalah adalah teknik pemecahan masalah yang menguraikan bagian-bagian komponen dengan mempelajari seberapa bagus bagian-bagian komponen tersebut bekerja dan berinteraksi untuk untuk mencapai tujuan mereka.
3.1.1 Analisis Kebutuhan Sistem
Analisis kebutuhan sistem menentukan bagaimana orang, data, proses dan teknologi informasi dapat saling terhubung. Hasil analisis kebutuhan sistem adalah sebagai berikut:
a. Sistem dapat memberikan informasi peta
b. Sistem mampu menampilkan peta secara interaktif dimana penguna dapat melakukan zoom dan pan.
3.1.1.1 Analisis Kebutuhan Fungsional
Analisis kebutuhan fungsional pada sistem ini sangat diperlukan sekali dalam mendukung kinerja sistem, apakah sistem yang dibuat sudah sesuai kebutuhan yang diperlukan oleh sebuah instansi atau perusahaan. Dalam pengembangan sistem ini ada beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain:
a. Pengguna mampu menampilkan detail informasi dalam bentuk view
b. Aplikasi ini dapat menampilkan data yang telah dibuat
3.1.1.2 Kebutuhan Non-Fungsional
Kebutuhan nonfungsional (nonfunctional requirement) adalah tipe kebutuhan yang berisi properti perilaku yang dimiliki oleh sistem,meliputi:
a) Kebutuhan Perangkat Lunak (Software)
Perangkat lunak yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem ini antara lain:
a.
Windows 7 ultimate 32 bitb.
ArcView 3.3c.
Microsoft Office Excel 2013 b) Kebutuhan Perangkat Keras (Hardware)3
Perangkat keras yang digunakan dalam pengembangan aplikasi penelitian ini adalah satu unit komputer dengan spesifikasi sebagai berikut:a. Processor : Intel Core i3 CPU @ 2.50GHz
b. RAM : 2 GB
c. Hardisk : 500 GB
3.2 Analisis Perhitungan Titik Koordinat DMS Konversi DD 7°42'25"S 110°22'31"E -7.706944 ,110.3753 DMS=1100 22’ 31” Konversi Ke DD D= 110, M=22, S=31 maka 110.3752777777778 X= 110.3752777777778 DMS=70 42’ 25” Konversi Ke DD D= 7, M=42, S=25maka 7,706944444444444 3.3 Perancangan Sistem 3.3.1 Rerancangan Tabel
Berikut adalah rancangan tabel yang akan digunakan.
Tabel 1 Rancangan Tabel Analisa Rugu-rugi
No Name Type
1 No String
2 Loss String
3 Dbm String
Tabel 2 Analisa Daya
No Name type
1 No numeric
2 Daya String
3 Dmm string
3.3.2 Rancangan Registrasi Peta
Pada jendela register untuk Source Point minimal 4 titik pada peta harus searah jarum jam.
P 1 X:110.374878 Y: -7.703945 P2 X :110.378841 Y:-7.705225 P3 X:110.377922 Y: -7.711610 P4 X:110.372430 Y :-7.710147
4. IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN 4.1 Implementasi ArcView 3.3
Pada tahap ini dilakukan impelmantasi. Implementasi merupakan tahapan dimana perancangan siap diaplikasikan pada keadaan sesungguhnya, dari implementasi akan diketahui apakah sistem yang dibuat dapat berjalan dan menghasilkan sistem yang sesuai dengan hasil perancangan.
4.2 Tampilan Hasil ArcView 3.3 4.2.1 Registrasi
Registrasi peta merupakan langkah awal dalam pemasukan data di ArcView. Sebelum proses digitasi, peta harus diregistrasi dulu untuk menyamakan koordinat peta hasil scan dengan koordinat bumi sebenarnya
Gambar 1 Kotak dialog Register and transpform 4.2.2 Tampilan Theme
Gambar 3 Tampilan Theme Study
4.3 Hasil Link Budget
Tabel 3 Rugi-Rugi
No Karakteristik (Rugi-Rugi)
Nilai Jumlah Total
1 Loss Passive Spliter a.1:04 b.1:08 7,35 10,35 1 1 7,35 dbm 10,35 dbm 2 Loss Conektor 0,1 5 0,5 dbm 3 Loss Feeder 0,35 1 0,35 dbm/meter
4 Loss Drop Core 0,35 1 0,35
dbm/meter
Tabel 4 Daya
No Karakteristik (Daya)
Nilai Satuan Jumlah
1 OLT 3 dbm 1 3 2 ONT 2,5 dbm 1 2,5 5. Penutup 5.1
Kesimpulan
Berdasarkan data dan hasil analisis dapat ditarik simpulan sebagai berikut:
1. Rancangan instalasi penempatan perangkat ODP menggunakan 2 metode yaitu jarak terdekat dan titik tengah. Pertama digunakan Rancangan jarak terdekat pada 8 pelanggan.
2. Link Budget yang dihitung dalam perencanaan jaringan yaitu mulai dari Optical Line Terminal (OLT) sampai dengan Optical Network Terminal (ONT) pada Boundary yang dirancang. Perhitungan link budget menggunkan perhitungan Loss-loss dan Daya. perhitungan loss-loss sebesar 18,9 dbm sedangkan perhitungan daya sebesar -5,5 dbm. jadi total perhitungan link budget sebesar 24.4 dbm
5.2 Saran
Saran yang dapat diajukan berkenaan dengan analisa hasil percobaan dan kesimpulan sebagai berikut :
1. Kinerja komunikasi serat optik, dipengaruhi oleh faktor rugi-rugi yang terjadi pada media serat optik, sehingga perlu diperhatikan agar saat pemasangan, penyambungan, dan pengukuran
kondisi serat dilakukan sesuai prosedur yang ada untuk mengurangi kesalahan yang dapat ditimbulkan dari proses tersebut sehingga rugi-rugi bisa lebih ditekan agar menjadi lebih kecil. 2. Dalam satu network, sebaiknya menggunakan
produk ONTdari vendor yang sama. Karena akan membutuhkan waktu untuk membiasakan melakukan setup dari setiap produk yang berbeda
Daftar Pustaka
[1] Manalu, D. M. T. 2015. “Pengenalan Arcview”. www.oocities.org. Diperoleh 2 Juni 2015.
[2] Mulyadi, I. M. Tanpa tahun. “Gangguan pada Jaringan Lokal Akses Kawat Tembaga”. www.elektro.undip.ac.id. Diperoleh 15 Maret 2015. [3] Prahasa, E. 2007. Turorial ArcView. Bandung:
Informatika Bandung.
[4] Priyanto, D. A. 2014. “Perancangan Modernisasi Migrasi Jaringan dari Kabel Tembaga ke Kabel Serat Optik Di Perumahan Dian Anugerah Regency Gambut Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan”. TEKNIK TELEKOMUNIKASI SEKOLAH TINGGI
TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM
PURWOKERTO.
[5] Putra, I. A., dkk. 2012. “Perancangan Jaringan Fiber To The Home (Ftth) dengan Teknologi Gigabit Passive Optical Network (Gpon) di Perumahan
Batununggal Bandung”.
www.repository.telkomuniversity.ac.id. Diperoleh 12 Maret 2015.
[6] Royani, A. H. 2013. “Moderisasi Jaringan Akses Tembaga dengan Jaringan Fiber Optic ke Pelanggan”. Teknik Komuniasi tenkik elektro Universitas Sumatra Utara, Vol. 1 No. 1
[7] Wati, S. Z. 2009. Analisis Perluasan Jaringan Serat Optik. Skripsi S-1 pada Teknik Elektro UI: tidak diterbitkan.
[8] Mustopa, A. 2009. Sistem Informasi Geografis. Yogyakarta: _____________
[9] Siswanto, O. U. 2010. “Analisis Perhitungan Rugi-rugi pada Serat Optik”. Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro.
Biodata Penulis
Aji Haris Mahmudi, memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom), Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta, lulus tahun 2016.
Dony Ariyus, memperoleh gelar Sarjana Komputer
(S.Kom), Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta, lulus tahun 2006. Kemudian Pasca Sarjana S2 Magister Ilmu Komputer Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada (M.Kom). saat ini menjadi Dosen di STMIK AMIKOM