• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA KLIENDE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA KLIENDE"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

PADA KLIENDENGAN SISTEM KARDIOVASKULER

(HIPERTENSI)

DISUSUN OLEH:

1. AGUS SUBHAN 8933171483

2. DEVI MUTIARA R.S. 8933171414 3. DIYAN YUNITASARI 8933171416 4. SOTYA TITI HASTIKA 8933171468

PRODI D3 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

(2)

I. KONSEP DASAR

A. DEFINISI

Menurut beberapa sumber, devinisi dari hipertensi adalah:

1. Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg (Smeltzer & Bare,2001)

2. Hipertensi adalah peningkatan teknan darah yang menetap diatas batas normal yang disepakati yaitu : diastolic 90 mmHg / sistolik 140 mmHg (Kee & Hayes, 2001)

3. Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang menetap diatas bataas normal yang disepakati yaitu: distolic 90 mmHg / 140 mmHg (Price & Wilson,2005)

Sehingga dapat disimpulkan bahwa definisi hipertensi pada lansia adalah sebagai tekanan darah 140/90 mm Hg atau lebih tinggi atau tekanan darah yang membutuhkan pengobatan dengan obat anti hipertensi. Hipertensi adlah penyakit sistem kardiovaskuler dan pada lansia juga merupakan faktor resiko untuk penyakit kardiovaskular termasuk penyakit stroke iskemik,penyakit koroner,dan gagal jantung. (Arronow, 2009)

B. KLASIFIKASI

Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas (Darmojo, 1999):

1. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan / atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg.

2. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.

Klasifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu:

1. Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya

(3)

Klasifikasi hipertensi

Kategori Sistolik, Mmhg Diastolik, Mmhg Normal

Stadium IV (sangat berat)

<130

1. Genetik: Respon neurologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau transport Na.

2. Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan tekanan darah meningkat.

3. Stress Lingkungan.

4. Hilangnya Elastisitas jaringan dan arterosklerosis pada orang tua serta pelebaran pembuluh darah.

Menurut (Ignatificius, 2010) berdasarkan etiologinya Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu:

(4)

2. Hipertensi Sekunder : Dapat diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vaskuler renal.Penggunaan kontrasepsi oral yaitu pil. Gangguan endokrin dll.

Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan-perubahan pada :

1. Elastisitas dinding aorta menurun

2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku

3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.

4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah Hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi

5. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer

Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-datapenelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai berikut :

Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah : a. Konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr)

b. Kegemukan atau makan berlebihan c. Stress

d. Merokok e. Minum alcohol

f. Minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin ) g. Aktivitas fisik

Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah penyakit-penyakit seperti ginjal, glomerulonefritis, pielonefritis, nekrosis tubular akut, tumor, vascular, aterosklerosis, hiperplasia, trombosis, aneurisma, emboli kolestrol, vaskulitis, kelainan endokrin, dm, hipertiroidisme, hipotiroidisme, saraf, stroke, ensepalitis. selain itu dapat juga diakibatkan karena obat–obatan kontrasepsi oral, kortikosteroid.

Hipertensi dapat diakibatkan oleh perilaku/pola hidup yang tidak baik. Faktorfaktor dan perilaku yang dapat menjadipenyebab hipertensi yaitu:

(5)

yang menyebabkan retensi cairan di dalam tubuh. Hipertensi jarang terjadipada intake sodium yang rendah yaitu sekitar <60 mmol/hari.

b. Kurangnya diit vegetarian (sayur dan buah): Cereal, buah, dan sayuranmengandung banyak kandungan kalium dan rendah sodium. Adanya banyakkandungan kalium dapat menurunkan tekanan darah.

c. Intake lemak berlebih: Intake lemak berisiko meningkatkan pembentukanatherosklerosis yang akan menyebabkan dinding pembuluh darah mengeras danmenyebabkan tekanan darah dapat meningkat.

d. Intake alkohol: Beberapa studi menunjukkan hubungan linier yang positifantara tekanan sistolik dan diastolik dengan pengkonsumsian alkohol.

e. Merokok: Penelitian menunjukkan bahwa orang yang merokok berisikolebih besar menderita penyakit hipertensi dibandingkan yang tidak merokok.

f. Stress: Nyeri, marah, keingintahuan berlebih, ketakutan, kegembiraan danrasa malu menyebabkan tekanan darah akan meningkat (National Heart Lung &Blood Insitute, 2003)

Hipertensi dapat mengakibatkan kerusakan pembuluh darah, meningkatkan risiko sakit jantung dan stroke. Hipertensi juga dapat mengakibatkan gagal jantung,penurunan efisiensi fungsi ginjal, dll. (Mansjoer et al, 2001). Hipertensi dapatdicegah dengan pola hidup sehat dan mengendalikan faktor risiko hipertensiseperti: mempertahankan berat badan ideal, tidak merokok, tidak minum kopi, tidakmengkonsumsi alkohol, latihan aerobik, modifikasi tingkah laku, dan penghentianobat yang meningkatkan tekanan darah (obat pengatur kelahiran, kortikosteroid mineralokortikoid, dan lain-lain) (National Heart Lung & Blood Insitute, 2003).

D. TANDA DAN GEJALA

Tidak ada tanda dan gejala sampai penyakit ditemukan selama evaluasi masalah yang lainnya. Terbangun dengan sakit kepala pada bagian oksipital yang berkurang secara spontan setelah beberapa jam gejala biasanya terkait dengan hipertensi berat. Biasanya terdapat gejala pusing , kehilangan ingatan, palpitasi, kletihan , dan impotensi.

(6)

3. Kelemahan 4. Penglihatan kabur

5. Nyeri dada dan dispnea yang dapat menandakan keterlibatan jantung 6. Tremor lambat

7. Mual dan muntah

8. Peningkatan tekanan diastolik ketika orang tersebut mengubah posisi dari duduk menjadi berdiri(yang menandakan hipertensi esensial)

9. Penurunan tekanan darah dengan perubahan dari posisi duduk keberdiri (menandakan hipertensi sekunder)

10. Endema perifer ketika terjadi gagal jantung

11. Hemarogi eksudat dan endema papil menunjukan evaluasi oftalmoskopik pada tahap lanjut(jika retinopati ipertensif terjadi) (Jaime Stockslager,2007)

E. PATOFISIOLOGIS

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitiv terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.

(7)

angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.

Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan structural dan fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup) mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perifer (Smeltzer, 2001).

Pada usia lanjut perlu diperhatikan kemungkinan adanya “hipertensi palsu” disebabkan kekakuan arteri brachialis sehingga tidak dikompresi oleh cuff sphygmomanometer (Darmojo, 1999).

Perubahan fisik pada lansia terkait dengan penyakit hipertensi: Perubahan sistem kardiovaskuler

a. Elastisitas dinding aorta menurun

b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku

c. Kemampuan jantung memompa daah menurun 1% setiap tahun sesudah 20 tahun,hal ini menyebabkan menurunnya kontrkasi dan volumenya

d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah, kurangnya efektivitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi,perubahan psisi dari tidur ke duduk(duduk ke berdiri) bisa menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg (mengakibatkan pusing mendadak)

(8)

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Hemoglobin / hematokrit

Untuk mengkaji hubungan dari sel – sel terhadap volume cairan ( viskositas ) dan dapat mengindikasikan factor – factor resiko seperti hiperkoagulabilitas, anemia. 2. BUN/Keratinin: memberikan informasi tentang perfusi ginjal

3. Glukosa

Hiperglikemi ( diabetes mellitus adalah pencetus hipertensi ) dapat diakibatkan oleh peningkatan katekolamin ( meningkatkan hipertensi )

4. Kalium serum

Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama ( penyebab ) atau menjadi efek samping terapi diuretik.

5. Kalsium serum

Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensi 6. Kolesterol dan trigliserid serum

Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk / adanya pembentukan plak ateromatosa (

efek kardiovaskuler ) 7. Pemeriksaan tiroid

Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensi 8. Kadar aldosteron urin/serum

Untuk mengkaji aldosteronisme primer ( penyebab ) 9. Urinalisa

Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau adanya diabetes.

10. Asam urat

Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi 11. Steroid urin

Kenaikan dapat mengindikasikan hiperadrenalisme 12. IVP

Dapat mengidentifikasi penyebab hieprtensiseperti penyakit parenkim ginjal, batu ginjal / ureter

(9)

Menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub, perbesaran jantung 14. CT scan

Untuk mengkaji tumor serebral, ensefalopati 15. EKG

Dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi (Prize,Sylvia,2005)

G. PENATALAKSANAAN MEDIK

Penatalaksanaan pada penderita hipertensi terdiri dari penatalaksanaan non farmakologis dan farmakologis.

Penatalaksanaan non farmakologis terdiri dari: 1. Penurunan berat badan

2. Pembatasan alkohol

3. Pembatasan konsumsi natrium 4. Pembatasan penggunaan tembakau 5. Latihan dan relaksasi

Penatalaksanaan farmakologis terdiri dari: 1. Diuretik (chlorthalidone chygraton) 2. Diuretika pengganti kalium

3. Inhibitor asenergik (propanolog iinderal)

4. Vaskodilaton (hydrolazine hydrocloride apresoline)

5. Penghambat enzim pengubah angiotensin (captropil capoten)

6. Antagonis kalium (diltiazem hydrocloride cardizem)(Prize,Sylvia, 2005) 7. Menurut JNC VI pilihan pertama untuk pengobatan hipertensi lanjut usia

adalah diuretic atau penyekat beta dan ini sangat bermanfaat namn demikian terbatas penggunaannya pada keadaan seperti penyakit arteri tepi, gagal jantung.

Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.

Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi:

(10)

Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini meliputi :

1. Diet

2. Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah : 3. Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr 4. Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh

5. Penurunan berat badan 6. Penurunan asupan etanol 7. Menghentikan merokok

8. Latihan Fisik (Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda, berenang dan lain-lain)

Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan. Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25 menit berada dalam zona latihan Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x perminggu

Edukasi Psikologis

Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :

1. Tehnik Biofeedback

Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek dianggap tidak normal. Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi gangguan somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk gangguan psikologis seperti kecemasan dan ketegangan.

2. Tehnik relaksasi

Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks

(11)

Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.Hal-hal yang harus diperhatikan dalam interaksi pasien dengan petugas kesehatan adalah sebagai berikut :

1. Setiap kali penderita periksa, penderita diberitahu hasil pengukuran tekanan darahnya

2. Bicarakan dengan penderita tujuan yang hendak dicapai mengenai tekanan darahnya

3. Diskusikan dengan penderita bahwa hipertensi tidak dapat sembuh, namun bisa dikendalikan untuk dapat menurunkan morbiditas dan mortilitas 4. Yakinkan penderita bahwa penderita tidak dapat mengatakan tingginya

tekanan darah atas dasar apa yang dirasakannya, tekanan darah hanya dapat diketahui dengan mengukur memakai alat tensimeter Penderita tidak boleh menghentikan obat tanpa didiskusikan lebih dahulu Sedapat mungkin tindakan terapi dimasukkan dalam cara hidup penderita Ikutsertakan keluarga penderita dalam proses terapi

5. Pada penderita tertentu mungkin menguntungkan bila penderita atau keluarga dapat mengukur tekanan darahnya di rumah

6. Buatlah sesederhana mungkin pemakaian obat anti hipertensi misal 1 x sehari atau 2 x sehari

7. Diskusikan dengan penderita tentang obat-obat anti hipertensi, efek samping dan masalah-masalah yang mungkin terjadi

8. Yakinkan penderita kemungkinan perlunya memodifikasi dosis atau mengganti obat untuk mencapai efek samping minimal dan efektifitas maksimal

9. Usahakan biaya terapi seminimal mungkin

10. Untuk penderita yang kurang patuh, usahakan kunjungan lebih sering 11. Hubungi segera penderita, bila tidak datang pada waktu yang

ditentukan.

(12)

II. KONSEP DASAR KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN

Pengkajian secara Umum: 1. Identitas Pasien

Hal -hal yang perlu dikaji pada bagian ini yaitu antara lain: Nama, Umur, Jenis

Kelamin, Pendidikan, Pekerjaan, Agama, Status Mental, Suku, Keluarga/orang

terdekat, alamat, nomor registrasi.

2. Riwayat atau adanya faktor resiko

a. Riwayat garis keluarga tentang hipertensi

b. Penggunaan obat yang memicu hipertensi

3. Aktivitas / istirahat

a. Kelemahan,letih,napas pendek,gaya hidup monoton.

b. Frekuensi jantung meningkat

c. Perubahan irama jantung

d. Takipnea

4. Integritas ego

a. Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria atau marah kronik.

b. Faktor faktor stress multiple (hubungan, keuangan yang berkaitan dengan

pekerjaan).

5. Makanan dan cairan

Makanan yang disukai, dapat mencakup makanan tinggi garam, tinggi

lemak, tinggi kolesterol (seperti makanan yang digoreng,keju,telur)gula-gula

yang berwarna hitam, kandungan tinggi kalori.

(13)

b. Perubahan berat badan akhir-akhir ini (meningkat atau menurun).

6. Nyeri atau ketidak nyamanan :

a. Angina (penyakit arteri koroner /keterlibatan jantung

b. Nyeri hilang timbul pada tungkai.

c. Sakit kepala oksipital berat seperti yang pernah terjadi sebelumnya.

d. Nyeri abdomen.

Pengkajian Persistem :

a) Perubahan – perubahan fisik pada lansia : 1. Sel

 Lebih sedikit jumlahnya  Lebih besar ukurannya

 Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan intraseluler

 Menurunnya proporsi protein di otak, otot, ginjal , darah dan hati  Jumlah sel otak menurun

 Otak menjadi atrofis beratnya berkurang 5-10% 2. Sistem persarafan

 Berat otak menurun 10-20% (setiap orang berkurang sel saraf otaknya dalam setiap harinya)

 Cepatnya menurun hubungan persarafan  Kurang sensitif terhadap sentuhan  Mengecilnya saraf indera

3. Sistem pendengaran

 Presbiakusis atau hilangnya kemampuan pendengaran pada telinga dalam terutama terhadap bunyi suara atau nada nada yang tinggi

 Membran timpani menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis

 Terjadiya pengumpulan serumen dapat mengeras karena meningkatnya keratin

4. Sistem penglihatan

(14)

 Lensa lebih suram ( kekeruhan pada lensa) menyebabkan gangguan penglihatan

 Hilangnya daya akomodasi  Menurunnya lapang pandang

 Menurunnya daya membedakan warna biru aau hijau 5. Sistem kardiovaskuler

 Elastisitas , dinding aorta menurun  Katub jantung menebal dan menjadi kaku

 Kemampuan jantung menurun memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah brumur 20 tahun , hal ini yang menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya

 Kehilangan elastisitas pembuluh darah, kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi, perubahan posisi dari tidur ke duduk , bisa menyebabkan darah menurun menjadi 65 mmHg (mengakibatkan pusing mendadak)

 Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meninkatnya resisten dari pembuluh darah perifer, sistolis normal 170 mmHg, diastolic normal 90 mmHg

6. Sistem repirasi

 Otot- otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku  Menurunnya aktivitas dari silia

 Paru paru kehilangan elastisitas , kapasitas esidu meningkat , menarik napas lebih berat, kapasitas pernapasan maksimum menurun, dan kedalamn bernapas menurun

 Alveoli ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang  O2 pada arteri menurun menjadi 75mmHg

 Co2 pada arteri tidak berganti 7. Sistem gastorintestinal

 Kehilangan gigi penyebab utama adanya periodontal disease yang bisa terjadi setelah umur 30 tahun

(15)

 lambung : rasa lapar menurun , asam lambung menurun  peristaltik melemah biasanya imbul konstipasi

 liver makin mengecil dan menurunnya tempat penyimpanan , berkurangnya aliran darah

8. Sistem genitourinaria

 Ginjal : nefron mengecil dan menjadi atrofi, aliran darah ke ginjal menurun sampai 50%, fungsi tubulus berkurang akibatnya kurangnya kemampuan mengkonsentrasi urin, berat jenis urin menurun proteinuria

 Vesika urinaria: otot otot menjadi lemah, kapastas menurun s. ampai 200ml menyebabkan frekuensi BAK meningkat, vesika urinaria susah di kosongkan pada pria lanjut usia sehinnga meningkat retensi urin.

9. Sistem endokrin

 Produksi dari semua hromon menurun

 Fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah  Menurunnya aktifitas tiroid dan daya pertukaran zat

 Menurun sekresi hormon kelamin : progesteron, estrogen dan testosteron. 10. Sistem kulit

 Kulit mengerut atau keriput akibat kehilangan jaringan lemak

 Permukaan kulit kasar dan bersisik karena kehilangan proses keratinasi serta perubahan ukuran dan bentuk sel epidermis

 Pertumbuhan kuku lebih lebar, keras dan rapuh  Kelenjar kringat berkurang jumlah dan fungsinya 11. Sistem muskuloskleletal

 Tulang kehilangan density (cairan) dan makin rapuh  Kifosis

 Pinggang, lutut dan jari pergelangan terbatas  Discus intervertabralis menipis dan enjadi pendek  Persendian membesar dan menjadi kaku

 Tendon mengerut dan mengalami sklerosis

(16)

b) Perubahn- perubahan mental : 1. Memory

 Kenangan jangka panjang : berjam – jam sampai berhari hari yang lalu  Jangka pendek : 0-10 menit

2. I.Q (Intelegentia Quantion)

 Tidak berubah dengan informasi matematika dan perkataan verbal  Berkurangnya penampilan, persepsi dan ketrampilan

c) Perubahan – perubahan psikososial

 Pensiun : kehilangan finansial, kehilangan status , kehilangan teman/ relasi, kehilangan kegiatan.

 Marasakan atau sadar akan kematian

 Perubahan dalam cara hidup yaitu memasuki rumah perawatan bergerak lebih sempit

 Ekonomi akibat pemberitahuan dari jabatan  Penyakit kronis dan ketidakmampuan  Gangguan gizi akibat kehilangan jabatan

 Hilangnya kekuatan dan ketegangan fisik ,perubahan terhadap gambaran diri dan konsep diri

d) Perkembangan spiritual

 Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam ke hiduapannya (Maslow,1970)

 Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaanya, hal ini terlihat dalam berfikir dan bertindak dalam sehari hari (Murray dan Zanter, 1970)

(17)

Wawancara

a) Pandangan lanjut usia tentang kesehatannya b) Kegiatan yang mampu dilakukan lanjut usia c) Kebiasaan lanjut usia merawat diri sendiri

d) Kekuatan fisik lanjut usia: otot, sendi, penglihatan dan pendengaran e) Kebiasaan makan minum, istirahat/tidur, buang air besar/kecil f) Kebiasaan gerak badan/olahraga/senam lanjut usia

g) Perubahan-perubahan fungsi, tubuh yang sangat bermakna dirasakan h) Kebiasaan lanjut usia dalam memelihara kesehatan dan kebiasaan dalam

minum obat

i) Masalah-masalah seksual yang dirasakan

Pemeriksaan fisik

 Pemeriksaan dilakukan dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi untuk mengetahui perubahan sistem tubuh

 Pendekatan yang digunakan dalam pemeriksaan fisik, yaitu : 1. Headtotoe

2. Sistem tubuh 1. Psikologis

a) Apakah mengenal masalah-masalah utamanya b) Bagaimana sikapnya terhadap proses penuaan c) Apakah dirinya merasa dibutuhkan atau tidak d) Apakah optimis dalam memandang suat kehidupan e) Bagaimana mengatasi stres yang dialami

f) Apakah mudah dalam menyesuaikan diri g) Apakah lanjut usia sering mengalami kegagalan h) Apakah harapan pada saat ini dan akan datang

i) Perlu dikaji juga mengenai fungsi kognitif: daya ingat, proses pikir, alasan perasaan, orientasi dan kemampuan dalam menyelesaikan masalah

2. Sosial Ekonomi

(18)

b) Apa saja kesibukan lanjut usia dalam mengisi waktu luang c) Dengan siapa dia tinggal

d) Kegiatan organisasi apa yang diikuti lanjut usia

e) Bagaimana pandangan lanjut usia terhadap lingkungannya

f) Berapa sering lanjut usia berhubungan dengan orang lain diluar rumah g) Siapa saja yang biasa mengunjungi

h) Seberapa besar ketergantungannya

i) Apakah dapat menyalurkan hobby atau keinginannya dengan fasilitas yang ada

3. Spiritual

a) Apakah secara teratur mrlakukan ibadah sesuai dengan keyakinan agamanya

b) Apakah secara teratur mengikuti atau terlibat aktif dalam kegiatan keagamaan

c) Bagaimana cara lanjut usia menyelesaikan masalah apakah dengan berdoa d) Apakah lanjut usia terlihat sabar dan tawakal

Pengkajian Dasar

1. Temperatur

 Mungkin serendah 95 F

 Lebih diteliti diperiksa disublingual 2. Pulse ( denyut nadi )

 Kecepatan, irama, volume  Apikal, radial, pedal 3. Respirasi ( pernapasan )

 Kecepatan, irama, dan kedalaman  Tidak teraturnya pernapasan 4. Tekanan darah

 Saat baring, duduk, berdiri  Hipertensi akibat posisi tubuh

5. Berat badan perlahan-lahan hilang dalam tahun-tahun terakhir 6. Tingkat orientasi

(19)

8. Pola tidur

9. Penyesuaian psikososial

Sistem Persarafan

1. Kesimetrisan raut wajah

2. Tingkat kesadaran adanya perubahan-perubahan dari otak  Tidak semua orang menjadi snile

 Kebanyakan mempunyai daya ingatan menurun atau melemah 3. Mata : pergerakan, kejelasan melihat, adanya katarak

4. Ketajaman penglihatan menurun karena menua :  Jangan di testdiluar jendela

 Pergunakan tangan atau gambar  Cek kondisi kaca mata

5. Pupil : kesamaan, dilatasi

6. Sensor deprivation ( gangguan sensorik ) 7. Ketajaman pendengaran

 Apakah menggunakan alat bantu dengar  Tinutis

 Serumen telinga bagian luar, jangan dibersihkan 8. Adanya rasa sakit atau nyeri

Sistem Kardiovaskuler

1. Sirkulasi perifer, warna dan kehangatan 2. Auskultasi denyut nadi apikal

3. Periksa adanya pembekakan vena jugularis 4. Pusing

5. Sakit 6. Edema

Sistem Gastrointestinal

1. Status gizi 2. Pemasuka diet

(20)

4. Mengunyah dan menelan

5. Keadaan gigi, rahang dan rongga mulut 6. Auskultasi bising usus

7. Palpasi apakah perut kembung ada pelebaran kolon

8. Apakah ada konstipasi ( sembelit ), diare dan inkontinesiaalvi

Sistem Genitourinarius

1. Warna dan bau urine

2. Distensi kandung kemih, inkontinensia ( tidak dapat menahan untuk buang air kecil ) 3. Frekuensi, tekanan atau desakan

4. Pemasukan dan pengeluaran cairan 5. Disuria

6. Seksualitas

 Kurang minat untuk melaksanakan hubungan seks

 Adanya kecacatan sosial yang mengarah ke aktivitas seksual

Sistem Kulit

1. Kulit

 Temperatur, tingkat kelembaban  Keutuhan luka, luka terbuka, robekan  Turgor ( kekenyalan kulit )

 Perubahan pigmen 2. Adanya jaringan parut 3. Keadaan kuku

4. Keadaan rambut

5. Adanya gangguan-gangguan umum

Sistem Muskuloskeletal

1. Kontraktor

 Atroofi otot

 Mengecilkan tendo

(21)

2. Tingkat mobilisasi

 Ambulasi dengan/tanpa bantuan peralatan  Keterbatasan gerak

 Kekuatan otot

 Kemampuan melangkah atau berjalan 3. Gerakan sendi

4. Paralisis 5. Kifosis

Psikososial

1. Menunjukkan tanda-tanda meningkatnya ketergantungan 2. Fokus-fokus pada diri bertambah

3. Memperlihatkan semakin sempitnya perhatian

4. Membutuhkan bukti nyata akan rasa kasih sayang yang berlebihan

PEMERIKSAAN FISIK Keadaan Umun

Kesadaran

Tekanan darah (berbaring, duduk & berdiri)

Nadi

Pernafasan

Tinggi badan

Berat badan

Suhu badan

BMI / RBW

o KULIT

o KEPALA

o MATA

o HIDUNG

o MULUT

o LEHER

o LIMFONODI

o DADA & PARU-PARU

o KARDIOVASKULAR

o PAYUDARA

(22)

o GENETALIA

o REKTAL

o PEMBULUH DARAH TEPI

o MUSKULOSKELETAL

o NEUROLOGIK

(23)

Pengkajian Fungsional Klien

a. Katz index

No. Kegiatan Mandiri Bantuan

Sebagian

Bantuan Penuh

1. Bathing

2. Dressing

3. Toiletting 4. Transfering 5. Continence

6. Feeding

b. Barthel index

KRITERIA PENILAIAN

1. Makan(frekuensi, jumlah, jenis) 2. Minum(frekuensi, jumlah, jenis)

3. Berpindahdarikursirodaketempattidur/sebaliknya 4. Personal toilet, cucimuka, menyisirrambut, gosokgigi) 5. Keluarmasuktoilet (mencucipakaian,

menyekattubuhmenyiram)…(frekuensi) 6. Mandi

7. Jalandipermukaandatar 8. Naikturuntangga 9. Mengenakanpakaian

10. Kontrolbowel (BAB)...(frekuensi, konsistensi) 11. KontrolBladder (BAK)…(frekuensi, warna) 12. Olahraga/latihan…(frekuensi, jenis)

13. Rekreasi/pemanfaatanwaktu…(frekuensi, jenis)

1. Denganbantuan(5) 2. Mandiri(10)

Keterangan: 120 : mandiri

65 –115 : Ketergantungan Sebagian

<60 : Ketergantungantotal

(24)

(PPSM = MMSE = MINIMENTALSTATEEXAMINATION)

DAFTAR PERTANYAAN PENILAIAN

1. Tanggal berapakah hari ini ? (bulan, tahun) 2. Hari apakah hari ini ?

3. Apakah nama tempat ini ?

4. Berapakah nomor telepon Bapak / Ibu ? Di jalan apakah rumah Bapak / Ibu ?

5. Berapakah umur Bapak / Ibu ? (tanggal, bulan, tahun) 6. Kapan Bapak / Ibu lahir ? (tanggal, bulan, tahun)

7. Siapakah nama Gubernur kita ? (walikota / camat / lurah)

8. Siapakah nama Gubernur sebelum ini ? (walikota / camat / lurah)

9. Siapakah nama gadis Ibu anda ? 10. Hitung mundur 3 –3 , mulai 20 !

0 –2 kesalahan = baik

3 –4 kesalahan = gangguan intelek ringan

5 –7 kesalahan =gangguan intelek sedang

8 –10 kesalahan = gangguan intelek berat

Bila penderita tak pernah sekolah, nilai kesalahan diperbolehkan + 1 dari nilai diatas

(25)

PENGKAJIANSTATUSMENTAL

SHORT PORTABLE MENTAL STATUS QUESTIONER(SPSMQ).

DAFTAR PERTANYAAN PENILAIAN(Benar/ Salah)

1. Tanggalberapahariini? 2. Hariapasekarang? 3. Apanamatempatini? 4. Dimanaalamatanda? 5. Berapaumuranda?

6. Kapanandalahir? (minimal tahunlahir) 7. SiapapresidenIndonesia sekarang? 8. SiapapresidenIndonesia sebelumnya? 9. Siapanamaibuanda?

10. Kurangi3 dari 20 dan tetappengurangan3 dari setiapangkabaru, semuasecaramenurun

Interpretasihasil:

Salah0 –3 :

fungsiintelektualutuh Salah4 –5 :

Kerusakanintelektualringan Salah6 –8 :

Kerusakanintelektualsedang Salah9 –10:

Kerusakanintelektualberat

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular

2. Nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral 3. Intoleransi aktifitas berhubungan penurunan cardiac output

4. Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan adanya kelemahan fisik

5. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit

6. Resiko tinggi terhadap cedera

(26)

NO Dx.Keperawatan Tujuan dan KH Intervensi

1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular

Tidak terjadi penurunan curah jantung setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam. Dengan kriteria hasil :

-Berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan TD

-Mempertahankan TD dalam rentang yang dapat diterima

-Memperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabil

- Pantau TD, ukur pada kedua tangan, gunakan manset dan tehnik yang tepat - Catat keberadaan, kualitas denyutan

sentral dan perifer

- Auskultasi tonus jantung dan bunyi napas

- Amati warna kulit, kelembaban, suhu dan masa pengisian kapiler

- Catat edema umum

- Berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi aktivitas, batasi jumlah pengunjung.

- Pertahankan pembatasan aktivitas seperti istirahat ditempat tidur/kursi - Bantu melakukan aktivitas perawatan

diri sesuai kebutuhan

- Lakukan tindakan yang nyaman spt pijatan punggung dan leher,

meninggikan kepala tempat tidur. - Anjurkan tehnik relaksasi, panduan

imajinasi, aktivitas pengalihan - Pantau respon terhadap obat untuk

mengontrol tekanan darah

- Berikan pembatasan cairan dan diit natrium sesuai indikasi

- Kolaborasi untuk pemberian obat-obatan sesuai indikasi

2. Nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral

Nyeri atau sakit kepala hilang atau berkurang setelah dilakukan

- Pasien tampak

- Pertahankan tirah baring, lingkungan yang tenang, sedikit penerangan

- Kaji tingkat nyeri klien

- Minimalkan gangguan lingkungan dan rangsangan

- Bantu pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhan

(27)

 Potensial cedera fisik sampai dengan penurunan fungsi tubuh

Tindakan mencegah kecelakaan ;

1. Klien/lanjut usia

o Biarkan lanjut usia menggunakan alat bantu untuk meningkatkan keselamatan

o Latih lanjutn usia untuk pindah dari tempat tidur ke kursi o Biasakan menggunakan pengaman tempat tidur, jika tidur

o Bila mengalami masalah fisik, misalnya reumatik, latih klien untuk menggunakan alat bantu berjalan

o Bantu klien ke kemar mandi terutama untuk lanjut usia yang menggunakan obat penenang

o Menggunakan kaca mata bila berjalan atau melakukan sesuatu o Usahakan ada yang menemani jika bepergian

2. Lingkungan

o Tempatkan klien diruangan khusus dekat kantor sehingga mudah diobservasi bila lanjut usia tersebut dirawat

o Letakkan bel dibawah bantal dan ajarkan cara menggunakannya o Gunakan tempat yang tidak yerlalu tinggi

o Letakkan meja kecil dekat tempat tidur akan lanjut usia menempatkan alat-alat yang selalu digunakannya

o Usahakan lantai bersih, rata, tidak licin dan basah

o Kunci semua peralatan yang menggunakan roda untuk lanjut usia yang menggunakannya

o Pasang pegangan dikamar mandi

o Hindari lampu yang redup dan menyikaukan, sebaiknya gunakan lampu 70-100 watt

o Jika pindah dari ruang terang ke gelap ajarkan klien untuk memejamkan mata sejenak

o Gunakan sendal/sepatu yang beralas karet

(28)

Memelihara kebersihan diri

1. Penyebab kurangnya perawatan diri pada lansia adalah ; o Penurunan daya ingat

o Kurangnya motivasi

o Kelemahan dan ketidakmampuan fisik

2. Upaya yang dilakukan untuk kebersihan diri, antara lain;

o menganjurkan lanjut usia untuk menggunakan sabun lunak yang mengandung minyak

o Mengingatkan/membantu lanjut usia untuk melakukan usaha kebersihan diri

o Mengingatkan lanjut usia untuk membersihkan lubang telinga, mata dan gunting kuku

Memelihara keseimbangan istirahat/tidur

Upaya yang dilakukan antara lain;

1. Menyediakan tempat/waktu tidur yang nyaman

2. Mengatur lingkungan yang cukup ventilasi, bebas dari bau-bauan 3. Melatih lanjut usia untuk latihan fisik ringan untuk memperlancar

sirkulasi dan melenturkan otot

4. Memberikan minum hangat sebelum tidur

Meningkatkan hubungan interpersonal melalui komunikasi

1. Masalah umum yang dikemukakan pada lanjut usia adalah daya ingat menurun, depresi, lekas marah, mudah tersinggung dan curiga. Hal ini disebabkan hubungan interpersonal yang tidak adekuat

2. Upaya yang dilakukan antara lain:

o Berkomunikasi dengan lanjut usia dengan kontak mata o Memberikan stimulus/mengingatkan lanjut usia terhadap

(29)

o Menyediakan waktu untuk berbincang-bincang dengan lanjut usia

o Memberikan kesempatan pada lanjut usia untuk mengekspresikan atau tanggap terhadap respons non verbal lanjut usia

o Menghargai pendapat lanjut usia

III.

PENUTUP

Kesimpulan

Prevalensi hipertensi pada lanjut usia lebih tinggi dibanding dengan penderita yang lebih muda. Sebagian besar merupakan hipertensi primer dan hipertensi sistolik terisolasi. Diagnosis hipertensi sama dengan orang pada umumnya seperti yang dianjurkan oleh JNC VI dan WHO. Karena adanya pengakuan pebuluh darah arteri,disamping faktor lainnya seperti penurunan sensitivitas baroreseptor maupun adanya retensi natrium. Penatalaksanaan hipertensi pada lanjit usia pada prinsipnya tidak berbeda dengan hupertensi umumnya yaiu dari modifikasi pola hidup dan bila diperlukan dilanjutkan dengan pemberian obat antihipertensi Obat yang umum digunakan adalah diuretic dan antagonis kalsium, dengan prinsip dosis awal yang kecil dan ditinkatkan secara perlahan sasaran tekanan darah yang ingin dicapai adalah tekanan darah sistolik <140 dan diastol <90 mmHg.

(30)

DAFTAR PUSTAKA

Carol A,Milerr.2012.Library Of CongressCataloging In Publication Data . ISBN :US govermant

Ganong, Wiliam, F , 2002, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, (Ed.20), Alih Bahasa Oleh Brahm U Panit (Et.Al), EGC : Jakarta

Nugroho ,Wahjudi, 2000, Keperawatan Gerontik, (Ed.2), EGC : Jakarta

Price , Sylvia Anderson Dan Wilson, Lorraine Mc. Carty, 2005 , Patofisiologi Konsep Klinis Proses Proses Penyakit, (Ed.4, Buku 2), Terjemahan Oleh : Peter Anugrah, EGC :Jakrta

Stockslager, Jaime L ,2008, Buku Saku Asuhan Keperawatan Geriatrik, (Ed.2), Alih Bahasa Oleh: Nike Budi Subekti, EGC :Jakarta

National Heart Lung & Blood Insitute. 2003. The seventh report of Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure dalam

The JNC VII report. Disitasi dari: http://www.nhlbi.nih.gov/guidelines/hipertensi/

(31)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menemukan: (1) model pendidikan kewirausahaan meliputi sistem, struktur program diklat, komposisi antara teori dengan praktik, modul diklat,

PENILAIAN PADA PIGP Kompetensi guru Kompetensi guru profesional sosial kepribadian pedagogik Penilai Penilai pengawas sekolah/madrasah kepala sekolah/madrasah guru

SIMALUNGUN PADA UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) PEMERINTAH KABUPATEN SIMALUNGUN TENTANG PENETAPAN PEMENANG PELELANGAN UMUM PASCAKUALIFIKASI E-LELANG PEKERJAAN KONSTRUKSI

tidak merasa adanya suatu ajaran yang dipaksakan kepada anggota paduan suara Alyans yang lain. Walaupun berbeda keyakinan, anggota Alyans tetap menjalankan ajaran

penduduknya beragama Kristen, di daerah tertentu mungkin justru Hindu yang

Pada hari ini Rabu tanggal Tiga bulan Agustus tahun Dua Ribu Enam Belas (03-08-2016) bertempat di Sekretariat ULP Kabupaten Sumbawa, Kelompok Kerja 34 Pekerjaan Konstruksi

Berdasarkan data yang dihimpun, ditabulasikan dan diinterpretasikan, maka dapat di simpulkan bahwa terdapat hubungan antara kedisiplinan guru Pendidikan Agama Islam dan

: Pelaksanaan PPM berupa Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah bagi Guru Sekolah Dasar Se Kecamatan Jetis Kabupaten Bantul. I SDN Sumberagung I Jetis