• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. METODOLOGI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "III. METODOLOGI PENELITIAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan beberapa teori dalam Tinjauan Pustaka, terdapat lima variabel yang menjadi dasar pemikiran dalam penelitian ini. Variabel tersebut yaitu:

1. Harga penjualan kayu di tiap lembaga pemasaran. 2. Harga pembelian kayu di tiap lembaga pemasaran. 3. Biaya pengusahaan hutan rakyat.

4. Biaya pemasaran.

5. Saluran distribusi pemasaran.

Variabel harga pembelian dan penjualan kayu dipengaruhi oleh informasi pasar yang dimiliki oleh lembaga pemasaran, sarana/prasarana pemasaran yang terdapat di pasar kayu rakyat tersebut (lokasi penelitian). Lembaga pemasaran yang biasa menguasai informasi pasar, biasanya dapat memainkan harga. Sehingga kondisi tersebut dapat mereka pergunakan untuk menarik keuntungan yang sebesar-besarnya.

Variabel biaya pengusahaan hutan rakyat mencakup biaya pembuatan tanaman dan biaya pemeliharaan yang dipengaruhi oleh panjang daur tanaman yang digunakan dan tingkat suku bunga yang berlaku.

Variabel biaya pemasaran merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam proses pergerakan barang dari tangan produsen hingga ke tangan konsumen. Umumnya biaya pemasaran kayu rakyat terdiri dari biaya angkut, biaya muat bongkar, biaya penyaradan dan biaya-biaya lain dalam proses pengerjaan kayu. Besar kecilnya biaya pemasaran dalam proses pemasaran suatu produk dapat menunjukkan tingkat keefisienan pemasaran produk tersebut. Makin besar biaya pemasarannya, maka efisiensi pemasarannya semakin rendah.

Variabel distribusi pemasaran menunjukkan jumlah dan jenis lembaga pemasaran yang dilalui suatu produk dari produsen hingga sampai ke tangan konsumen. Pemilihan variabel ini dipengaruhi oleh hubungan antar pelaku pemasaran (secara geografis atau kekerabatan), volume penjualan dan sistem pembayaran. Petani kayu rakyat, pedagang/perantara/pengumpul dan industri kayu rakyat merupakan tiga pelaku yang berperan dalam kelembagaan pemasaran

(2)

kayu rakyat. Variabel ini ditentukan oleh tingkat modal, informasi pasar dan saran/prasarana pemasaran yang ada.

Terdapat hubungan antara ke-5 variabel tersebut, yang satu sama lain saling mempengaruhi. Yaitu dalam menentukan tingkat efisiensi pemasaran yang di dalamnya ditentukan oleh tingkat distribusi keuntungan masing-masing lembaga pemasaran dan besarnya biaya pemasaran. Semakin besar biaya yang dikeluarkan, misalnya untuk petani biaya pengusahaan hutan dan untuk pedagang/pengumpul biaya pembelian, akan memperkecil bagian keuntungan di lembaga tersebut. Bila kondisi tersebut terjadi pada salah satu lembaga pemasaran atau ada lembaga pemasaran lain yang lebih besar bagian keuntungannya, terjadi distribusi keuntungan yang tidak merata. Dengan demikian pemasaran yang terjadi atau berlaku menjadi tidak efisien.

Terdapat hubungan antara biaya pengusahaan hutan rakyat dengan harga pembelian kayu rakyat dari petani (produsen). Semakin tinggi biaya pengusahaan hutan rakyat maka makin tinggi pula biaya pembelian kayu rakyat dari petani. Untuk memperoleh bagian keuntungan yang besar, biasanya pedagang/pengumpul menekan harga pembelian terhadap petani. Karena informasi pasar biasanya dikuasai secara sepihak oleh pedagang/pengumpul saja, dan pada umumnya dapat mempermainkan harga. Dalam hal demikian, petani umumnya memperoleh bagian keuntungan yang sedikit bahkan tidak jarang mendapat kerugian.

Antara variabel biaya pemasaran dan variabel harga penjualan terdapat hubungan, semakin tinggi biaya pemasaran maka untuk menutupi biaya tersebut dan untuk memperoleh keuntungan maka ditetapkan harga penjualan yang tinggi. Pada kondisi demikian bagian keuntungan yang diperoleh akan semakin kecil.

Dari variabel harga pembelian, harga penjualan, biaya pemasaran, biaya pengusahaan kayu rakyat, diharapkan dapat menunjukkan apakah distribusi keuntungan di semua lembaga pemasaran yang terlibat sudah merata atau belum, jika tidak di lembaga pemasaran mana yang memperoleh bagian keuntungan yang paling kecil atau yang paling besar.

Terdapat hubungan antara variabel saluran distribusi pemasaran dengan variabel biaya pemasaran, terutama dalam pembentukkan marjin pemasaran. Semakin panjang saluran distribusi pemasaran yang dilalui suatu produk, berarti

(3)

semakin banyak lembaga pemasaran yang dilalui. Karena di tiap lembaga pemasaran tentunya ingin memperoleh bagian keuntungan yang besar, maka hal ini akan mempengaruhi tingkat marjin pemasaran menjadi naik nilainya, yang berarti sistem pemasaran di lokasi tersebut tidak efisien. Dari variabel distribusi pemasaran ini diharapkan dapat menunjukkan apakah sistem pemasaran kayu rakyat pada lokasi penelitian tingkat efisiensinya rendah atau tinggi. Dari deskripsi di atas dapat digambarkan melalui gambar berikut:

Produk = kayu Pemasaran

penghasil kayu rakyat membutuhkan

bahan baku -biaya angkut -muat bongkar Biaya: -penyaradan -pengerjaan kayu -pembuatan tanaman

-pemeliharaan -petani kayu

-daur -perantara

-pajak -industri kayu

Gambar 3 Diagram saluran pemasaran kayu rakyat.

B. Metode Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 13 Juli 2009 sampai 13 Agustus 2009, di dua kecamatan di wilayah Cianjur Selatan yaitu Kecamatan Cibinong (Desa Cikangkareng dan Desa Sukamekar) dan Kecamatan Tanggeung (Desa Sirnajaya dan Desa Kertajaya), Kabupaten Cianjur.

Produsen Konsumen Biaya Saluran Distribusi Pengusahaan Kayu Rakyat Pelaku Volume Penjualan Sistem Pembayaran Biaya Pemasaran Marjin Pemasaran Efisiensi Distribusi

(4)

2. Alat dan Objek Penelitian

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah sejumlah daftar pertanyaan, pita ukur dan alat hitung. Sedangkan objek pada penelitian ini adalah petani hutan rakyat, tengkulak/pedagang perantara/pengumpul dan industri penggergajian kayu rakyat (sawmill).

3. Batasan Operasional

Batasan operasional diperlukan untuk memberikan pengertian yang seragam mengenai pemasaran kayu rakyat. Batasan operasional tersebut sebagai berikut:

1. Hutan rakyat adalah lahan milik yang ditanami oleh pohon-pohon berkayu, baik yang terdiri dari satu jenis (monokultur), campuran maupun yang ditanam dengan tanaman pertanian (agroforestry).

2. Pemasaran kayu rakyat adalah penjualan kayu oleh petani ke pedagang pengumpul dalam bentuk pohon berdiri atau kayu bulat, dan penjualan kayu bulat atau kayu olahan oleh pedagang pengumpul ke industri atau pedagang lain.

3. Kayu rakyat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kayu sengon dan jati yang tumbuh di atas lahan milik masyarakat, baik yang ditanam maupun yang tumbuh secara alami.

4. Pasar adalah suatu keadaan terbentuknya harga dan terjadinya perpindahan milik dari suatu produk tertentu.

5. Petani kayu rakyat adalah petani yang memiliki lahan hutan rakyat dan melakukan penjualan kayu rakyat.

6. Konsumen pemasaran kayu rakyat adalah industri pengolahan kayu rakyat yang ada di lokasi penelitian yang menggunakan kayu rakyat sebagai bahan bakunya.

7. Pedagang pengumpul kecil adalah pedagang yang memiliki wilayah kerja di tingkat desa.

8. Pedagang pengumpul besar adalah pedagang yang memiliki wilayah kerja di tingkat kecamatan.

(5)

4. Jenis dan Sumber Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung dari masyarakat sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi-instansi yang berhubungan dengan penelitian.

a. Data Primer

Data primer diperoleh langsung dari masyarakat (petani, pengumpul/ tengkulak/ pedagang, industri) sebagai responden. Data primer tersebut meliputi:

1. Pelaku Pemasaran

 Petani kayu rakyat, data yang ingin diketahui meliputi: umur, pendidikan, pekerjaan, jumlah anggota keluarga, cara penjualan kayu rakyat yang dilakukan.

 Pedagang pengumpul, data yang diperlukan meliputi: jenis kayu yang diperjualbelikan, kapasitas pembelian kayu per bulan, wilayah operasi dan konsumennya.

Industri pengolahan kayu (sawmill, meubel, matrial), data yang diperlukan meliputi: jenis usaha, jenis dan jumlah alat, jumlah tenaga kerja, kapasitas produksi, jenis dan ukuran bahan baku, jumlah kebutuhan bahan baku tiap bulan, jenis dan jumlah produk, ukuran produk dan harga jual produk.

2. Kegiatan Pemasaran

 Petani hutan rakyat, data mengenai kegiatan pemasaran yang ingin diketahui dari petani meliputi: jenis kayu yang dijual, jumlah dan cara penjualan, harga jual dan pembeli kayu.

 Pedagang pengumpul, kegiatan pemasaran yang ingin diketahui meliputi: jenis dan jumlah kayu yang diperjualbelikan, harga jual dan beli, kegiatan fisik yang dilakukan dalam penjualan dan pembelian, biaya-biaya yang dikeluarkan, cara pembayaran ke petani, konsumen kayu dan keterkaitan antar pedagang.

Industri pengolahan kayu (sawmill, meubel, matrial), kegiatan yang ingin diketahui meliputi: jenis kayu yang dibeli, ukuran dan harga beli kayu dan cara pembayaran ke pedagang.

(6)

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data penunjang yang berhubungan dengan objek penelitian, baik yang tersedia di tingkat desa, kecamatan, maupun instansi lain. Data tersebut meliputi:

1. Data keadaan lingkungan, kependudukan dan sosial ekonomi masyarakat di lokasi penelitian.

2. Data mengenai potensi hutan rakyat di lokasi penelitian. 3. Data keadaan industri pengolahan kayu di lokasi penelitian. Data-data tersebut diperoleh dari berbagai sumber, yaitu:

1. Petani kayu rakyat.

2. Lembaga perantara pemasaran (pedagang pengumpul). 3. Industri penggergajian.

4. Dinas Perhutanan dan Konservasi Tanah Kabupaten Cianjur. 5. Lain-lain publikasi.

5. Metode Pengumpulan Data

a. Teknik Observasi, yaitu data dikumpulkan dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti yaitu lokasi hutan rakyat.

b. Teknik Wawancara, yaitu data dikumpulkan dengan cara melakukan tanya jawab langsung terhadap petani responden, pedagang dan industri pengolahan kayu rakyat. Wawancara dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan terstruktur/ kuisioner.

c. Teknis Studi Pustaka, pengumpulan data yang berdasarkan pada buku-buku literatur, karya ilmiah, dan hasil penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini.

d. Teknik Pencatatan, pengumpulan data pada data sekunder yang tersedia.

6. Metode Pengambilan Sampel

Untuk petani kayu rakyat, pemilihan responden diambil dari empat desa yang diambil dari dua kecamatan di Kabupaten Cianjur. Masing-masing desa diambil 10 orang petani sebagai responden yang dilakukan secara purposive. Sedangkan untuk pengumpul yang dijadikan sebagai responden pada setiap desa

(7)

contoh dipilih secara purposive juga, dengan jumlah yang berbeda untuk setiap desa. Sedangkan untuk industri penggergajian kayu rakyat diambil responden masing-masing satu industri untuk tiap desa secara purposive.

7. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif guna menjawab semua tujuan yang diinginkan.

a. Analisis Saluran Pemasaran

Saluran pemasaran dapat dianalisi dengan mengamati pelaku pemasaran yang ada. Setiap pelaku ini akan membentuk saluran pemasaran yang berbeda, yang akan mempengaruhi besarnya bagian harga yang diterima.

b. Analisis Marjin Pemasaran

Marjin pemasaran dihitung berdasarkan pengurangan harga penjualan dengan harga pembelian pada setiap tingkat lembaga pemasaran. Besarnya marjin pemasaran pada dasarnya merupakan penjumlahan dari biaya-biaya pemasaran dan keuntungan yang diperoleh lembaga pemasaran. Secara matematis dirumuskan: Mi= Psi –Pbi Mi= Ci +πi Dengan demikian: Psi –Pbi= Ci +πi di mana:

Mi= Marjin pemasaran lembaga pemasaran tingkat ke-i Psi= Harga penjualan lembaga pemasaran tingkat ke-i Pbi= Harga pembelian lembaga pemasaran tingkat ke-i Ci= Biaya pemasaran lembaga pemasaran tingkat ke-i

πi= Keuntungan pemasaran lembaga pemasaran tingkat ke-i

Sehingga besarnya marjin pemasaran:

  n i Mi M 1

Tingkat efisiensi pemasaran dapat dilihat melalui penyebaran marjin pemasaran, yaitu berdasarkan rasio keuntungan terhadap biaya pemasaran pada

(8)

masing-masing lembaga pemasaran. Rasio keuntungan terhadap biaya pemasaran dirumuskan:

C

Rasio K - B 

Keterangan: Ki = Keuntungan pemasaran lembaga pemasaran tingkat ke-i Bi = Biaya pemasaran lembaga pemasaran tingkat ke-i

Ci= Biaya pemasaran lembaga pemasaran tingkat ke-i

πi= Keuntungan pemasaran lembaga pemasaran tingkat ke-i

Akan tetapi besar kecilnya marjin pemasaran, belum tentu dapat menggambarkan efisiensi pemasaran. Sehingga indikator lain yang digunakan memperbandingkan bagian yang diterima oleh petani (farmer’s share), yang dirumuskan: Fs x H H e p % 100 di mana:

Fs = Persentase harga yang diterima produsen Hp = Harga di tingkat petani

He= Harga di tingkat konsumen akhir

c. Analisis Distribusi Kayu

Distribusi kayu dapat dianalisis dengan mengamati saluran transportasi pemasaran kayu yang ada. Setiap pelaku ini akan membentuk saluran transportasi pemasaran kayu yang berbeda, yang akan mempengaruhi besarnya harga jual kayu. Sehingga menghasilkan gambar jalan distribusi fisik yang berisi kuantitas dan kualitas kayu rakyat, waktu dan alat angkut.

Gambar

Gambar 3 Diagram saluran pemasaran kayu rakyat.

Referensi

Dokumen terkait

Kebutuhan pemberian nama pada suatu warna, ternyata berlaku secara universal di seluruh dunia. Tantangan ini harus dijawab dengan baik oleh manusia di setiap negara. Warna perlu

Puri merupakan tempat tinggal untuk kasta Ksatria yang memegang pemerintahan Umumnya menempati bagian kaja kangin di sudut pempatan agung di pusat desa.. Puri umumnya

Apakah terdapat pengaruh, ditinjau dari minat siswa dan motivasi belajar terhadap keaktifan siswa dalam penerapan model pembelajaran TGT dipadu dengan NHT

Sehubungan dengan hal tersebut prinsip umum yang dapat dipakai sebagai pegangan untuk mendorong diversifikasi pangan adalah: (1) dari sisi konsumsi, diversifikasi

Pada tipe arus baterai lithium-ion, biasanya katoda (elektroda positif) terdiri dari material dengan struktur berlapis, seperti transisi lithium metal oxides dan

tidak cukup didalam satu silinder karena katup atau gasket bocor, atau cincin torak yang macet atau patah. Penemuan dari penyebab yang tepat dan perbaikannya sangat penting

produk yang sama baikknya dengan metode lain,yang tidak terlalu produk yang sama baikknya dengan metode lain,yang tidak terlalu banyak memerlukan biaya tambahan (bahan pembantu,

Di dalam paragraf tersebut terdapat kalimat yang tidak sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baku. Kalimat yang dimaksud