• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS TEMA/JUDUL TUGAS AKHIR MAHASISWA PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN KULIT DI AKADEMI TEKNOLOGI KULIT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS TEMA/JUDUL TUGAS AKHIR MAHASISWA PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN KULIT DI AKADEMI TEKNOLOGI KULIT"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS TEMA/JUDUL TUGAS AKHIR MAHASISWA PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN KULIT

DI AKADEMI TEKNOLOGI KULIT

Elis Nurbalia1) 1)

Staf Pengajar Program Studi Teknologi Pengolahan Kulit e-mail : elis_sky@yahoo.co.id

ABSTRACT

This research aims to analyze students’ tendencies in choosing themes/titles for their final assignments in the Leather Technology Study Program from 2003 until 2012. Results of this study can be considered in the future in directing the students to carry out their final projects which are in line with the achievement of ALT vision. This research used descriptive qualitative approach with quantitative content analysis (content analysis qualitative /QCA) in analyzing the data. The results of this research showed that the distribution of students interested in completing final project through industrial internship program was 93.23%, through research was 0.52% and through the independent work was 6.25%. Based on the raw material types which are of interest, there are 3 out of 8 kinds of animals: cows 45.26 %, sheep 26.84% , and goats 22.11% , Based on leather articles, there are 3 out of 8: shoe upper leather 33.68% , glove 28.42%, and upholstery 11.58 %. Based on leather processing, there are 3 out of 11: retanning 27.60 %, finishing 23.44 %, and tanning 13.54 %. The researched concludes that Leather Tannery Technology Program Study students prefer to take internship program as final assignment continued with Inovation work program. Inovation work program must be developed by expanding the use of raw materials from the skin of small animals such as rabbit, snake, fish, etc. needs to be developed, and students’ creativity in leather processing and finishing should be increased

Keywords: final assignment, raw materials, leather articles, processing.

INTISARI

Penilitian ini bertujuan untuk menganalisis kecenderungan pengambilan tema/judul Tugas Akhir dari Program Studi Teknologi Pengolahan Kulit dari tahun 2003-2012, hasil penelitian ini kedepannya dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam mengarahkan mahasiswa untuk melaksanakan Tugas Akhir yang searah dengan pencapaian visi ATK. Metode penelitian menggunakan metode pendekatan deskriptif kualitatif dengan analisis data yang digunakan adalah analisis isi kuantitatif (quatitative content analysis/QCA). Hasil dari penelitian ini diketahui distribusi mahasiswa yang berminat menyelesaikan Tugas Akhir melalui program magang industri sebesar 93,23%, melalui penelitian 0,52% dan melalui karya mandiri 6,25%. Berdasarkan jenis bahan baku yang diminati 3 dari 8 jenis hewan yaitu sapi 45,26 %, domba 26,84 %, kambing 22,11 %, Berdasarkan 3 dari 8 jenis artikel leather yaitu shoe upper leather 33,68%, glove 28,42%,

upholtery 11,58 %, Berdasarkan proses pengolahan kulit yang diminati 3 dari 11 proses yang

diminati yaitu Retanning 27,60%, Finishing 23,44%, Tanning 13,54%. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu mahasiswa Program Studi TPK cenderung mengambil program magang sebagai Tugas Akhir, dilanjutkan melalui program karya mandiri. Program karya mandiri perlu ditingkatkan, pemanfaatan bahan baku dari kulit hewan yang kecil seperti kulit kelinci, kulit ular, kulit ikan, dan kulit kecil lainnya perlu dianekaragamkan. Proses pengolahan kulit, maupun artikel kulit jadinyapun perlu ditingkatkan kreatifitasnya

Kata kunci: tugas akhir, bahan baku, artikel kulit, proses.

(2)

PENGANTAR

Akademi Teknologi Kulit (ATK) adalah Perguruan Tinggi dalam pembinaan Pusat Pendidikan dan Latihan Industri di bawah Kementerian Perindustrian. Selaras dengan Visi Kementerian Perindutrian tahun 2010-2014 yaitu “Pemantapan daya saing berbasis industri manufaktur yang berkelanjutan serta terbangunnya pilar industri andalan masa depan’ maka pembangunan industri merupakan bagian dari pembangunan nasional, oleh sebab itu pembangunan industri diarahkan untuk menjadikan industri yang mampu memberikan sumbangan berarti bagi pembangunan ekonomi, sosial dan politik Indonesia.

Dalam rangka mendukung realisasi Rencana Strategis Kementerian Perindustrian, Kementerian Perindustrian membutuhkan dukungan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkompeten di bidangnya, untuk itu maka sesuai dengan Visi ATK “sebagai pusat penghasil sumber daya manusia industrial berstandar kompetensi global dalam bidang teknologi kulit, produk kulit dan industri terkait” wajib untuk mengarahkan lulusannya agar sesuai dengan kebutuhan industri.

Akademi Teknologi Kulit sebagai satu-satunya institusi pendidikan tinggi di sektor industri kulit, dan produk kulit/alas kaki serta industri terkait (karet dan plastik), mempunyai tanggungjawab untuk menciptakan Sumber Daya Manusia Industrial (SDMI) yang mempunyai standar kompetensi global dalam bidang dan produk kulit/alas kaki serta industri terkait (karet dan Plastik). ATK bekerjasama dengan GIZ (Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit) salah satu bentuk kerjasama antara Republik Indonesia dengan Republik Federal Jerman melalui program Sustainable Economic Development through Technical and Vocational Education and Training (SED-TVET), bersama-sama melakukan kajian mengenai Visi ATK menjadi “Sebagai pusat penghasil SDM Industrial dan wirausaha berstandar kompetensi global dalam bidang Teknologi Kulit, Produk Kulit dan Industri terkait.”

Dengan adanya perubahan visi tersebut khususnya dengan adanya penambahan kata wirausaha dalam visi ATK, menjadi sangat penting untuk

(3)

mengkaji banyak hal seperti kurikulum, silabi, sarana prasarana pendukung dan lain-lain, dimana salah satunya adalah pengambilan tema/judul Tugas Akhir (TA). Pada saat ini tahun 2012, Akademi Teknologi Kulit mempunyai empat Program Studi yaitu Program Studi Teknologi Bahan Kulit, Karet dan Plastik (TBKKP), Teknologi Pengolahan Kulit (TPK), Disain Teknologi Sepatu (DTS), dan Disain Teknologi Produk Kulit (DTPK). Program Studi Teknologi Pengolahan Kulit (TPK) merupakan program studi yang pertama kali dimunculkan di tahun 1958 yang didirikan atas dasar diperlukannya SDM di bidang industri pengolahan kulit. Sesuai dengan peranannya, program studi TPK menencetak SDM Ahli Madya yang mampu mengolah kulit mentah menjadi kulit tersamak (leather) sebagai bahan baku sepatu dan barang kulit (leathergoods).

Tugas Akhir (TA) adalah tugas mandiri mahasiswa semester akhir yang harus dilaksanakan sebelum menyelesaikan kuliahnya. TA merupakan karya tulis ilmiah yang dilakukan melalui serangkaian kegiatan yang dimulai dari tahap survey, penyusunan proposal, pengambilan data, pelaporan dan ujian komprehensif. TA tersebut dapat berupa magang di perusahaan, penelitian di perusahaan/Instansi dan karya tulis mandiri berbentuk barang hasil karya tulis mandiri. (Anonimus, 2011).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran kondisi sebenarnya kecenderungan mahasiswa Program Studi TPK dalam pengambilan tema/judul TA, sehingga hasil dari penelitian ini kedepan dapat bermanfaat untuk mengarahkan mahasiswa dalam pengambilan tema/judul TA yang mendukung program kewirausahaan sebagai sumbangan berarti bagi pembangunan ekonomi di masa yang akan datang.

METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan di Perpustakaan Akademi Teknologi Kulit untuk meneliti tema/judul TA yang diambil oleh mahasiswa Program Studi TPK dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2012. Dalam penelitian ini tema/judul TA diteliti berdasarkan jenis TA (magang industri, penelitian, karya tulis mandiri), jenis bahan baku kulit yang digunakan dalam proses pengolahan kulit, jenis kulit

(4)

tersamak/leather, dan jenis proses dalam pengolahan kulit yang diminati. Metode penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Analisis data yang digunakan adalah analisis isi kuantitatif (quatitative content analysis/QCA), yakni data deskriptif ditabulasi, dianalisis menurut isinya dan dilakukan perhitungan persentase (Burhan Bungin, 2011).

HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian di Perpustakaan Akademi Teknologi Kulit diketahui terdapat 192 karya tulis TA untuk Program Studi Teknologi Pengolahan Kulit dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2012.

Berdasarkan distribusi jenis TA yaitu magang industri, penelitian dan karya tulis mandiri dihasilkan data seperti pada tabel dibawah ini :

Tabel 1. Distribusi Tugas Akhir (TA)

No Jenis TA Jumlah Persentase

1 Magang Industri 179 93,23

2 Penelitian 1 0,52

3 Karya Tulis Mandiri 12 6,25

192 100,00

Dari hasil analisis 192 karya tulis TA terhadap penggunaan bahan baku kulit diketahui bahan baku yang digunakan dari 8 jenis hewan. Adapun jenis hewan yang digunakan kulitnya sebagai bahan baku pengolahan kulit terdistribusi seperti pada tabel 2. di bawah ini :

Tabel 2. Distribusi tema / judul TA terhadap Bahan Baku Pengolahan Kulit No Bahan Baku Jumlah TA Persentase

1 Sapi 86 45,26 2 Domba 51 26,84 3 Kambing 42 22,11 4 Buaya 6 3,16 5 Pari 3 1,58 6 Ular 2 1,05 7 Kijang 1 0,53 8 Biawak 1 0,52 192 100,00

(5)

Berdasarkan jenis kulit jadinya (Leather) dari hasil analisis 192 karya tulis TA terhadap jenis artikel kulitnya jadi (leather) terdapat 190 karya tulis tulis yang mengangkat 8 jenis artikel kulit jadi (leather), 1 karya tulis mengangkat masalah pengawetan kulit dan 1 karya tulis mengangkat tema/judul tentang alat spraygun untuk proses finishing. Adapun jenis artikel kulit jadi seperti pada tabel 3. di bawah ini :

Tabel 3. Distribusi tema/judul TA terhadap jenis artikel kulit tersamak (leather) No Jenis Artikel Jumlah TA Persentase

1 Shoe Upper Leather 64 33,68

2 Glove Leather 54 28,42 3 Upholstery Leather 22 11,58 4 Garment Leather 19 10,00 5 Fancy Leather 12 6,32 6 Leather Goods 10 5,26 7 Linning Leather 6 3,16 8 Chamois Leather 3 1,58 190 100,00

Berdasarkan tahapan proses pengolahan kulit, dari hasil analisis 192 karya tulis TA terdapat 11 jenis proses pengolahan kulitnya yang diangkat sebagai tema/judul TA. Adapun hasil analisis tersebut terdistribusi seperti pada tabel 4. Di bawah ini :

Tabel 4. Distribusi tema/judul TA terhadap proses pengolahan kulit

No Proses Jumlah TA Persentase

1 Retanning (penyamakan ulang) 53 27,60

2 Finishing 45 23,44

3 Tanning (penyamakan) 26 13,54

4 Dyeing (pewarnaan dasar) 23 11,98

5 Fatliquoring (peminyakan) 19 9,90

6 Pasca Tanning 14 7,29

7 Sortasi/Grading 4 2,08

(6)

limbah

9 Limming (pengapuran) 2 1,04

10 Curing (pengawetan) 1 0,52

11 Pengasaman 1 0,52

192 100,00

Magang berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi nomor Per.22/Men/IX/2009 tentang Penyelenggaraan Pemagangan di Dalam Negeri, Pemagangan diartikan sebagai bagian dari sistem pelatihan kerja yang diselenggarakan secara terpadu antara pelatihan di lembaga pelatihan dengan bekerja secara langsung di bawah bimbingan dan pengawasan instruktur atau pekerja yang lebih berpengalaman dalam proses produksi barang dan/atau jasa di perusahaan, dalam rangka menguasai keterampilan atau keahlian tertentu. Magang adalah kerja praktek pada suatu Instansi/Perusahaan dengan objek tertentu dan dalam kurun waktu tertentu yang bertujuan untuk melatih ketrampilan bekerja di bidang perkulitan, sehingga siap memasuki dunia kerja. (Anonimus, 2012). Dari kegiatan pelaksanaan Tugas Akhir, program magang paling banyak diminati hingga 93,22%.

Penelitian ini termasuk kegiatan dalam upaya untuk menemukan kebenaran dan atau menyelesaikan suatu permasalahan di bidang Perkulitan. (Anonimus, 2011). Berdasarkan analisis tema/judul TA dalam tabel di atas yang berhubungan dengan penelitian hanya terdapat 0,52% (1 mahasiswa). Dalam penelitian tersebut diangkat tema/judul tentang pengaruh ratio penggunaan air dan minyak pada proses fatliquoring kulit ikan pari terhadap kelemasan kulit ikan pari (stingray).

Karya tulis mandiri adalah suatu kegiatan rekayasa yang dimulai dari ide sampai terwujudnya barang di bidang Perkulitan (Anonimus, 2011). Tema/judul TA yang berhubungan dengan karya tulis mandiri terdapat 6,22 % (12 mahasiswa) yang mengangkat karya tulis mandiri dengan inovasi dalam proses penyamakan kulit (ikan pari untuk leathergoods, kulit nappa garmen, batting glove, suede gloves, shrunken grain leather goods), inovasi dalam proses finishing atau

(7)

pengecatan tutup (kulit sapi, kambing, kulit biawak, ikan pari, ular karung, ular phyton).

Menurut Junquera LC (1992), kulit adalah suatu organ tubuh yang paling berat, merupakan sekitar 16 % dari berta tubuh total. Kulit adalah pemalut paling luar tubuh (manusia, binatang, dan lain sebagainya), pemalut tubuh binatang yang telah dikeringkan atau disamak (sebagai bahan sepatu dan lain sebagainya) (Anonimus, TT). Menurut Sarkar KT (1991), ada 3 methoda pengawetan kulit yang terdapat dalam industri kulit yaitu kulit diawetkan dengan garam basah, diawet garam dikeringkan, dan dikeringkan tanpa diberikan garam.

Menurut Jhon Gerhard (1997), distribusi bahan baku kulit dalam industri pengolahan kulit di dunia berasal dari kulit hewan sapi diasumsikan sebanyak (65-70)%, domba (10-12)%, kambing (8-10)%, babi (3-5)%, (kuda 1-1,7)%, reptile 0,2% (buaya, biawak, kura-kura, ular, katak), Ikan 0,1% (ikan hiu, ikan pari, ikan dolphin, ikan cod, ikan pollack, ikan hadock, belut), lain-lain 1% (rusa, kijang, chamois, antelop, unta, kanguru, anjing, kelinci, burung unta).

Pada tabel 2. di atas dapat dilihat bahwa bahan baku untuk pengolahan kulit, kulit sapi menempati urutan pertama dengan 45,26%, dilanjutkan dengan kulit domba 26,84%, kambing 22,11%, buaya 3,16%, pari 1,58%,ular 1,05%, kijang 0,53%, biawak 0,52%. Dari data tersebut diketahui penggunaan bahan baku kulit hewan dengan ukuran kecil perlu dikembangkan melalui program karya mandiri sehingga lebih inovatif dan bila diimplementasi di bidang wirausaha sebagai pemasok bahan baku kulit (pengumpul dan pengawet kulit) hingga menjadi kulit tersamak, sangat sesuai karena hanya diperlukan biaya yang relatif sedikit dan peralatan yang sederhana.

Hubungan tabel 2. bahan baku kulit dengan tabel 3. diketahui artikel kulit jadi (leather) yang banyak diangkat menjadi tema/judul TA adalah artikel :

1. Shoe upper leather 33,6% dibuat dari kulit sapi, split sapi, domba dan kambing dengan artikel CG (corected grain), floater, fullgrain, ladies, nappa, nappa pull up, nappa waxy, nubuck, patent leather, safety shoes, softy, sport shoe, suede, waxy, nappa west track). Menurut Jhon Gerhard (1997), Shoe upper leather atau kulit atasan sepatu adalah semua kulit tersamak yang digunakan

(8)

dalam produksi sepatu terutama untuk bagian atasan sepatu, adapun bahan baku utamanya dari kulit sapi, kemudian kulit kambing, kulit domba, kulit babi, kulit kuda, dan untuk kulit kerbau tingkat penggunaannya yang kecil, kulit kangguru, reptil atau ikan kulit

2. Kulit sarung tangan Glove 28,42 %, dibuat dari kulit sapi, kambing dan domba dengan artikel baseball, cabretta, batting, dress, golf, suede glove. Menurut Thortensen TC, (1993), kulit sarung tangan (Glove) terbagi menjadi dua yaitu kulit sarung tangan dress glove (seperti dress glove untuk jalan, berkuda, mengemudi, dan pakaian olahraga) dibuat dari kulit domba, rusa, babi, kambing, anak kambing, dan yang kedua adalah kulit sarung tangan untuk bekerja yang terbuat dari kulit kuda, kulit split sapi, kulit domba dan kulit babi. 3. Upholtery (11,58%) dibuat dari kulit sapi. Menurut Thortensen TC, (1993), Kulit upholstery adalah kulit jadi (leather) yang digunakan untuk furniture, pesawat terbang, bus dan mobil. Bahan baku yang digunakan adalah kulit sapi. Untuk kualitas yang utama adalah kulit yang masih memiliki fullgrain.

4. Garment 10,00% dibuat dari kulit domba dan kambing dengan artikel nappa dan suede garment. Kulit garmen atau chloting leather menurut Sharphouse JH, 1975, adalah kulit yang utuh masih ada grainnya (fullgrain) ataupun dalam bentuk kulit suede. Pada umumnya bahan baku yang digunakan untuk kulit garmen fullgrain adalah kulit domba, sedangkan kulit suede garmen dibuat dari kulit split sapi. Standar kualitas kulit garmen pada umumnya warna rata, warna tahan terhadap gosok basah maupun kering, ketebalan kulit sama, pegangan kulit lembut, ketahanan sobek dan jahitan yang kuat serta warna harus tahan terhadap dry clean dengan solvent dan tahan terhadap panas ketika disetrika. 5. Fancy leather (6,32%) dibuat dari kulit buaya, biawak, ikan pari, ular karung

dan kulit ular phyton. Thortensen TC, (1993) menyatakan Fancy leather adalah kulit jadi yang di buat dari segala jenis kulit yang memiliki nilai komersial yang tinggi terutama karena mempunyai grain/rajah yang khas dan unik baik grain/rajah yang alami maupun rajah tiruan hasil dari proses finishing seperti grainning, printing, emboshing, maupun ornamenting.

(9)

6. Leathergoods (5,26 %) adalah produk kulit yang dibuat selain untuk upper leather, glove dan garmen terbuat dari bahan kulit domba, kambing dan sapi. 7. Linning leather (3,16%) dibuat dari kulit sapi, kambing dan kulit kijang

(medium dan soft linning). Thortensen TC, (1993) menyatakan lining leather adalah kulit yang digunakan untuk lapisan sepatu, kulit yang digunakan adalah domba, kambing, rusa, sapi, kulit split (belahan dari kulit sapi). Jhon Gerhard (1997), menambahkan bahwa kulit lapis diproses dengan nerf dengan pegangan halus atau kasar, dapat juga dengan bagian fleshnya dengan pegangan seperti beludru (suede). Linning leather dapat diwarnai atau difinishing tergantung pada kebutuhan fashionnya. Pada proses pewarnaan dasar bahan, pewarna yang digunakan harus mempunyai ketahanan terhadap keringat dan kelunturan yang tinggi baik terhadap ketahanan gosok kering dan gosok basah. Finishing atau coating yang terlalu kuat tidak boleh dilakukan karena akan mengganggu daya serap air dan permeabilitas uap air.

8. Chamois leather (1,58 %) dibuat dari kulit domba dan kambing. Kulit chamois adalah kulit yang dibuat dari kulit split domba yang disamak dengan bahan penyamak minyak dan mempunyai karakter kulit yang sangat lembut dan menpunyai daya serap yang tinggi (BASF, 2004).

Menurut Sharphouse JH, (1975), proses pengolahan kulit pada umumnya dibagi menjadi 3, yaitu tahapan sebelum penyamakan (proses flaying, curing, washing, liming, unhairing, fleshing, deliming, bating, pickling, drenching or souring) ; tahapan penyamakan yang mana kulit disamak dengan bahan penyamak nabati, krom, aluminium atau dengan bahan penyamak minyak, dan lain-lain ; tahapan setelah/pasca penyamakan (shaving or splitting, washing, neutralising, dyeing, fatliquoring, setting out, drying, staking, finishing, glazing, plating, emboshing)

Pada tabel 4. di atas, nampak kecenderungan pengambilan tema/judul TA terdistribusi sesuai dengan tahapan dan urutan proses sebagai berikut :

1. Tahap sebelum penyamakan kulit yang diminati adalah proses curing (pengawetan) 0,52% untuk pengawetan kulit sapi digaram basah, proses sortasi dan grading untuk 2,08% untuk artikel fancy leather, glove (batting, cabreta),

(10)

curing (pengawetan), limming (pengapuran) 1,04 % untuk artikel leather goods, pickling (pengasaman) 0,52% untuk pengasaman kulit kambing untuk artikel leathergoods.

2. Untuk tahap penyamakan (tanning) 13,54% dengan menggunakan bahan penyamak khrom (10,42%), Aldehide (2,08%), Oil/minyak (1,04%) untuk artikel fancy leather, garmen, glove (golf, baseball, batting, cabreta, suede), upholstery, upper (softy, floater, suede, corected grain box,) chamois.

3. Untuk tahapan setelah penyamakan, tema/judul TA yang diminati adalah proses pasca tanning 7,29% untuk artikel fancy leather, garment (nappa, suede), glove (batting, golf), upholstery, upper (nappa waxy, nubuck, sport shoe, suede), proses retanning (penyamakan ulang) 27,40 % untuk artikel fancy leather, garment (nappa, suede), glove (baseball, batting, dress, golf), linning, upholstery, upper (floater, nappa, nappa waxy, nubuck, suede), corected grain box, produk kulit (tas, dompet, dll), proses Fatliquoring (peminyakan) 9,90% untuk artikel kulit chamois, fancy leather, garment (nappa, suede), Glove (batting, dress, golf), upholstery, upper (fullgrain, nappa, safety shoes), produk kulit (tas, dompet, dll), proses dyeing (pewarnaan dasar) 11,98% untuk artikel kulit garment (nappa, suede), glove (baseball, batting, dres, golf), linning, upper (floater, nappa, nubuck, suede), proses finishing 23,44% untuk artikel fancy leather, nappa garment, glove (batting, golf), soft linning, upholstery, upper (ladies, nappa, nappa pullup, patent leather, waxy, nappa west track, corected grain box, produk kulit (tas, dompet, dll), dan Proses pengolahan limbah (water treatment) pengolahan kulit sebanyak 2,08%.

KESIMPULAN

Dari hasil analisis kecenderungan tema/judul TA mahasiswa pada Program Studi TPK di ATK, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa Program Studi TPK cenderung mengambil program magang sebagai Tugas Akhir, dilanjutkan melalui program karya mandiri. Program karya mandiri perlu ditingkatkan, pemanfaatan bahan baku dari kulit hewan yang kecil seperti kulit kelinci, kulit ular, kulit ikan,

(11)

dan kulit kecil lainnya perlu dianekaragamkan. Proses pengolahan kulit maupun artikel kulit jadinyapun (leather) perlu ditingkatkan kreatifitasnya.

DAFTAR PUSTAKA

Anonims, TT. Kamus Bahasa Indonesia. URL : http: //kamusbahasaindonesia.org. Acced on line 13 Mei 2013

Anonimus. 2009. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi no. Per.22/Men/IX/2009 tentang Penyelenggaraan Pemagangan di Dalam Negeri. Kementeran Tenaga Kerja dan Trasmigrasi RI. Jakarta.

Anonimus. 2011. Pedoman Pelaksanaan Tugas Akhir Program Diploma III Akademi Teknologi Kulit. Akademi Teknologi Kulit. Yogyakarta

BASF. 2004. Pocket Book Of Leather Technologiest. Edisi empat. Aktiengesellschaft 67056 Ludwigshafen. Germany.

Bungin Burhan. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi 1. Cetakan 8. Raja Grafindo Perkasa. Jakarta.

John Gerhard. 1997. Posible Defects in Leather Production. Druck Partner Rubelmann GmbH. Car-Benz-Strasse. S-69495. Hembsbach

Junquera LC, Jose Carneiro. 1992. Histologi Dasar. Cetakan ke VI. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Sarkar KT. 1991. Theory and Practice of Leather Manufacture. The Author. Mahatma Gandhi Road. Madras 600 041.

Sharphouse, JH. 1975. Leather Technician’s Hand Book. Vernon Lock.Ltd. London.

Thortensen,TC. 1993, Practical Leather Technogy, Fourth Edition, Krieger Publishing Company, Malabar, Florida

Gambar

Tabel 2. Distribusi tema / judul TA terhadap Bahan Baku Pengolahan Kulit  No   Bahan Baku  Jumlah TA  Persentase
Tabel 3. Distribusi tema/judul TA terhadap jenis artikel kulit tersamak (leather)  No  Jenis Artikel  Jumlah TA  Persentase

Referensi

Dokumen terkait

Pola pelatihan yang terawasi berdasarkan pada tersedianya pola masukan pada lapisan masukan dan pola target pada lapisan keluaran, sehingga setiap pola keluaran yang

Disinilah user bisa mengubah data nama dan hobi, kemudian setelah menekan button “update”, barulah method updateBaris() pada baris 92-95 bekerja menangkap isi editteks

Seperti anting Runi pada periode sebelumnya, desainnya kali ini menghadirkan kesan klasik moderen yang sederhana, kendati pada sampel kedua menggunakan desain yang lebih

Dengan kata-kata, persamaan ini menyatakan bahwa luas momen inersia terhadap setiap sumbu pada bidang luas sama dengan momen inersia terhadap sumbu sejajar titik

Penelitian terdiri atas 3 sub-penelitian: (1) Pengaruh Umur Batang Bawah dan Tingkat Penaungan pada Penyambungan Bibit Tanaman Jarak Pagar; (2) Pengaruh Tinggi Penyambungan

 Dapat mengembangkan ide dan gagasan untuk merencanakan dan merancang sebuah interior yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen dan fungsi dari ruang-ruang yang ada di

Untuk itu, perusahaan perlu menentukan strategi harga yang cocok untuk konsumen di Indonesia, maka diperlukan penelitian yang membahas seberapa besar kemauan membayar

Urutan informasi paling atas nama lokal ikan, yang satu nama ilmiah (latin), tujuan adalah bila pengguna hanya tahu nama lokal, maka pengguna koleksi dapat memanfaatkan katalog