• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI UNTUK PERJALANAN KERJA (STUDI KASUS : KELURAHAN MABAR, MEDAN DELI ) Futri Fajarni Oktavia 1, Indra Jaya Pandia 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISA PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI UNTUK PERJALANAN KERJA (STUDI KASUS : KELURAHAN MABAR, MEDAN DELI ) Futri Fajarni Oktavia 1, Indra Jaya Pandia 2"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI UNTUK PERJALANAN KERJA (STUDI KASUS : KELURAHAN MABAR, MEDAN DELI )

Futri Fajarni Oktavia1, Indra Jaya Pandia2

1Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan

Email:putri_fajarni1990@yahoo.com 2

Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan

Email:

ABSTRAK

Perjalanan kerja merupakan perjalanan utama yang harus rutin dilakukan setiap orang setiap hari. Perjalanan jenis ini akan menimbulkan peningkatan yang besar terhadap volume lalu lintas karena dilakukan pada waktu jam jam sibuk, baik pagi maupun sore .Di Kelurahan Mabar sebagian besar pekerjanya berprofesi sebagai buruh pabrik. Hal ini menyebabkan setiap hari kerja terjadi bangkitan pergerakan yang tinggi untuk mencapai lokasi kerja. Tujuan dari studi ini adalah untuk mendefenisikan karakteristik para pekerja dalam menggunakan moda transportasi sepeda motor dan angkutan kota, serta memodelkan probabilitas pemilihan moda transportasi sepeda motor dan angkutan kota dari rumah menuju lokasi kerja.metode yang di digunakan yaitu metode stated preference kemudian dimodelkan dengan model binomial logit selisih dan model binomial logit nisbah untuk mengetahui probabilitas pemilihan moda transportasi sepeda motor dan angkutan kota.Dari hasil analisa, model binomial logit selisih yang diperoleh adalah Y = -0,242 + 0,00037 X1 – 0,038X2 -0,354 X3+0,083 X4 Sementara model binomial logit nisbah yang diperoleh adalah Y = 4,089 – 1,042 X1 – 1,488 X2 – 1,213 X3 + 0,307 X4 . Dengan X1 (atribut biaya), X2 (atribut waktu tempuh), X3 (atribut jarak tempuh), X4 (atribut kenyamanan). Dimana model binomial logit selisih merupakan model yang lebih baik yang nilai R2 =33,7% dibandingkan dengan model binomial logit nisbah yang nilai R2 = 29%

Kata kunci: stated preference, binomial logit selisih, binomial logit nisbah

ABSTRACT

People do the main trip such as work trip routinely every day. The kind of this trip will occur the major increase in traffic volume because it is done in peak hour, morning or noon. In district of Mabar, most people work as laborer of factory. This causes every working day happens high mobility of generation to reach the work sites. The aim of this study is to define the characteristics of laborers in use the transportation modes, motorcycle or city transport, and model probability of selection of transportation modes, motorcycle or city transport, from home to work sites. The method used stated preference method with model of binomial logit difference and binomial logit ratio to find out the probability of selection of transportation modes, motorcycle or city transport. From the result, model of binomial logit difference is Y = -0,242 + 0,00037 X1 – 0,038X2 -0,354 X3+0,083 X4. And model of binomial logit ratio is Y = 4,089 – 1,042 X1 – 1,488 X2 – 1,213 X3 + 0,307 X4. With X1 (atribute of cost), X2 (atribute of trip time), X3 (atribute of mileage), X4 (atribute of comfort). Model of binomial logit difference with R2= 33,7%, is better than model of binomial logit ratio with R2= 29%.

(2)

PENDAHULUAN

Pertumbuhan wilayah di daerah pinggiran kota lebih cepat dibandingkan pertumbuhan wilayah daerah perkotaan. Berbagai kegiatan seperti pusat industri dan pusat pemukiman berada di daerah pinggiran Kota Medan. Sebagai contoh Kawasan Industri Medan (KIM) menawarkan banyak lapangan pekerjaan sebagai pekerja pabrik. Hal ini merupakan salah satu faktor yang mengakibatkan pertumbuhan berkembang dengan pesat. Pesatnya perkembangan serta pengalihan fungsi lahan menjadi pemukiman menyebabkan tingginya bangkitan pergerakan terutama untuk bekerja di Kelurahan Mabar. Kelurahan Mabar merupakan salah satu kelurahan yang berada di Kecamatan Medan Deli. Penduduk yang berdomisili di Kelurahan Mabar umumnya berprofesi sebagai buruh pabrik. Diambil dari data kelurahan tahun 2013 jumlah buruh pabrik di Kelurahan Mabar mencapai 25.940 orang atau sekitar 66,7 % dari jumlah penduduk berdasarkan mata pencahariannya.

Di Kelurahan Mabar sebagian besar pekerjanya berprofesi sebagai buruh pabrik. Hal ini menyebabkan setiap hari kerja terjadi bangkitan pergerakan yang tinggi untuk mencapai lokasi kerja. Dalam melakukan perjalanan ke tempat kerja para pekerja dihadapkan pada pilihan jenis moda transportasi, yaitu angkutan umum dan angkutan pribadi. Angkutan umum berupa angkutan kota sedangkan angkutan pribadi kebanyakan para pekerja menggunakan sepeda motor dikarenakan tingkat ekonomi para buruh pabrik adalah tingkat ekonomi kelas menengah ke bawah

TINJAUAN PUSTAKA

Perencanaan Transportasi

Perencanaan transportasi adalah suatu kegiatan perencanaan sistem transportasi yang sistematis yang bertujuan menyediakan layanan transportasi baik sarana maupun prasarananya disesuaikan dengan kebutuhan transportasi bagi masyarakat di suatu wilayah serta tujuan – tujuan kemasyarakatan lain (Tamin, 2000).

Konsep Perencanaan Transportasi

Terdapat beberapa konsep perencanaan transportasi yang telah berkembang sampai saat ini yang paling populer adalah “ Model Perencanaan Transportasi Empat Tahap”. Model perencanaan ini merupakan gabungan dari beberapa sub model yang masing-masing harus dilakukan secara terpisah dan berurutan. Dalam sistem perencanaan transportasi terdapat empat langkah yang saling terkait satu dengan yang lain (Tamin, 1997), yaitu:

Konsep perencanaan transportasi ada 4 tahap,yaitu (Ofyar Z Tamin,2000) : 1. Bangkitan pergerakan (Trip Generation)

Bangkitan pergerakan adalah tahapan pemodelan yang memperkirakan jumlah pergerakan yang berasal dari suatu zona atau tata guna lahan dan jumlah pergerakan yang tertarik ke suatu tata guna lahan atau zona.

2. Sebaran Pergerakan (Trip Distribution)

Sebaran pergerakan adalah tahapan pemodelan yang memperlihatkan jumlah (banyaknya) perjalanan/yang bemula dari suatu zona asal yang menyebar ke banyak zona tujuan atau sebaliknya jumlah (banyaknya) perjalanan/yang datang mengumpul ke suatu zona tujuan yang tadinya berasal dari sejumlah zona asal.

3. Pemilihan Moda (Moda choice)

Pemilihan moda yaitu pemodelan atau tahapan proses perencanaan angkutan yang berfungsi untuk menentukan pembebanan perjalanan atau mengetahui jumlah (dalam arti proporsi) orang dan barang yang akan menggunakan atau memilih berbagai moda transportasi yang tersedia untuk melayani suatu titik asal-tujuan tertentu, demi beberapa maksud perjalanan tertentu pula.

Faktor yang dapat mempengaruhi pemilihan moda ini dapat dikelompokkan menjadi tiga ( Ofyar Z Tamin, 2000 ), yaitu :

1) Ciri pengguna jalan 2) Ciri pergerakan

3) Ciri fasilitas moda transportasi 4) Ciri kota atau zona

(3)

Pemilihan moda/angkutan yang akan digunakan dalam melakukan pergerakan/perjalanan dapat digambarkan seperti gambar di bawah ini:

Gambar 1 Pemilihan dua moda (angkutan umum dan mobil)

Model ogit Binomial Selisih

Dalam studi ini prilaku pemilihan moda angkutan penumpang yang diteliti adalah antara moda sepeda motor dan angkutan kota. Dengan 2 alternatif moda yang dipertimbangkan maka dapat ditulis persamaan sebagai berikut:

Probabilitas pemilihan Sepeda Motor:

………(1)

Probabilitas pemilihan Angkutan Kota :

………(2)

Dengan :

P SM : Peluang pemilihan moda Sepeda Motor P AK : Peluang pemilihan moda angkutan kota U SM: Utilitas pemilihan moda sepeda motor U AK: Utilitas pemilihan moda angkutan kota

Model Logit Binomial Nisbah

Model pemilihan moda Sepeda Motor dan Angkutan Kota merupakan model binomial logit nisbah dengan fungsi utilitas antara kedua moda tersebut dalam bentuk persamaan linier. Persamaan model pemilihan moda hasil analisa adalah sebagai berikut:

Probabilitas pemilihan Sepeda Motor:

………(3)

Probabilitas pemilihan Angkutan Kota :

………(4)

Dengan :

P SM : Peluang pemilihan moda Sepeda Motor P AK : Peluang pemilihan moda angkutan kota U SM: Utilitas pemilihan moda sepeda motor U AK: Utilitas pemilihan moda angkutan kota 4. Pemilihan Rute (Route Choice)

Pemilihan rute yaitu pemodelan yang memperlihatkan dan memprediksi pelaku perjalanan yang memilih berbagai rute dan lalu lintas yang menghubungkan jaringan transportasi tersebut.

METODOLOGI PENELITIAN

Tahap-tahap Penelitian

Mengidentifikasi Masalah

(4)

Studi Literature

Tujuannya ialah untuk mendapatkan landasan teori mengenai masalah yang akan diteliti. Teori merupakan pijakan bagi peneliti untuk memahami persoalan yang diteliti dengan benar dan sesuai dengan kerangka berpikir ilmiah.

Menyusun Desain Penelitian

Desain penelitian khususnya dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif merupakan alat dalam penelitian dimana seorang peneliti tergantung dalam menentukan berhasil atau tidaknya suatu penelitian yang sedang dilakukan

Pelaksanaan Pengumpulan Data

yaitu dengan metode kuesioner yang dilakukan ke masing-masing responden yang dipilih berdasarkan kriteria- kriteria tertentu. Ilmu statistik untuk memperoleh sampel yaitu dengan cara purposive sampling.Cara ini memilih-milih subjek untuk dijadikan sampel berdasarkan kriteria tertentu.

Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Software SPSS (Statistical Product and Service Solution) dan Microsoft Excel hasilnya adalah model regresi linear,dan model regresi linear berganda. Analisa dari model regresi yang diperoleh, harus diuji dengan beberapa pengujian yaitu:

 Koefisien korelasi

 Koefisien determinasi (R2)  Uji-F

 Uji-t

 Uji sensitivitas model

HASIL DAN PEMBAHASAN

Rumus yang dipakai untuk penentuan jumlah sampel adalah Rumus Slovin yaitu

n =

………(5)

n = jumlah sample. N = jumlah populasi e = tingkat kesalahan

Jumlah pekerja pabrik yang berada di Kelurahan Mabar adalah sebanyak 25.940 orang. Karna tidak semua bekerja pada lokasi yang sama maka diasumsikan 70% dari 25.940 orang menjadi 18.158 orang. N = 18.158 orang dan (e) =10% Maka diperoleh :

n =

n =

= 99,45 = 100 sampel

Untuk mengantisipasi kendala-kendala teknis sampel dilebihkan 20 % menjadi 120 sampel. Dari kuisoner yang di berikan kepada responden maka diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 1 Distribusi responden pengguna Sepeda Motor dan Angkutan Kota

No. Responden pengguna Jumlah Persentase

1 Sepeda Motor 78 65 %

2 Angkutan Kota 42 35 %

Jumlah 120 100 %

Selanjutnya data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner diolah dengan menggunakan program SPSS dan hasil koresalinya terlihat pada tabel 2 dan 3

(5)

Tabel 2. Koefisien korelasi Logit Selisih

Utilitas Biaya Waktu Jarak Kenyamanan Utilitas 1.000

Biaya -0.365 1.000

Waktu -0.333 0.008 1.000

Jarak -0.201 -0.022 0.2 1.000 Kenyaman 0.277 0.0027 -0.080 0.038 1.000

Tabel 3. Koefisien korelasi Logit Nisbah

Utilitas Biaya Waktu Jarak Kenyamanan Utilitas 1.000

Biaya -0.324 1.000

Waktu -0.404 0.013 1.000

Jarak -0.191 -0.014 0.153 1.000 0.118 Kenyaman 0.1 0.062 -0.142 0.118 1.000

Proses Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan cara mengklasifikasi data menurut preferensi responden dan mentransformasi point rating menjadi skala semantik. Selanjutnya, skala semantik ditransformasikan dalam skala numerik.Pada penelitian ini , point rating disajikandalam skala semantik, yaitu 1=pasti pilih AU, 2=mungkin pilih AU, 3=imbang, 4=mungkin pilih SM dan 5=pasti pilih SM. Beberapa praktisi di lingkungan transportasi mempergunakan probabilitas pilihan 0,1; 0,3; 0,5; 0,7 dan 0,9 untuk 5 point rating (Ortuzar dan Garrido,1993). Untuk memperoleh nilai-nilai skala numerik, maka nilai probabilitas dipakai sebagai konversi dari point rating, yaitu 0,9=pasti pilih AU, 0,7=mungkin pilih AU, 0,5=imbang, 0,3=mungkin pilih SM dan 0,1=pasti pilih SM. Nilai skala numerik

seperti ditunjukkan pada Tabel.

Tabel 4. Nilai Skala Numerik

Point Rating SKALA STANDART Probabilitas 1. 0,9 R1 = 2,1972 2. 0,7 R2 = 0,8473 3. 0,5 R3 = 0 4. 0,3 R4 = -0,8473 5. 0,1 R5 = -2,1972

Uji Determinasi

Uji determinasi ini dilakukan unutk mengetahui hubungan linier antara 2 (dua) variabel yang kita asumsikan memiliki keterkaitan atau keterhubungan yang kuat, apakah kuat atau tidak. Secara manual, r dapat dicari melalui perumusan berikut :

...(6) 2 2 2 2 . / / / xy x y n r x x n y y n

(6)

x dan y = variabel

n = jumlah pengamatan Σ = simbol penjumlahan

Hasil yang pengujian determinan dapat dilihat pada tabel 5 dan tabel 6 sebagai berikut: Tabel 5 Model Regresi Linear dengan Nilai R2 Binomial Logit Selisih

Model Analisa Regresi Linear R2

Y = 0,585 – 0,00037 X1 0,133 Y = - 0,028 – 0,045 X2 0,111

Y = 0,013 – 0,432 X3 0,041

Y = 0,339 + 0,084 X4 0,077

Y = -0,242 + 0,00037 X1 – 0,038 X2 - 0,354 X3 + 0,083 X4 0,337 Tabel 6 Model Regresi Linear dengan Nilai R2 Binomial Logit Nisbah

Model Analisa Regresi Linear R2

Y = 2,025 – 1,91 X1 0,105 Y = 1,773 – 1,649 X2 0,163 Y = 1,598 – 1,594 X3 0,036 Y = 0,358 + 0,357 X4 0,010 Y = 4,089 – 1,042 X1 – 1,488 X2 – 1,213 X3 + 0,307 X4 0,290

Uji T

Uji Hipotesis secara Parsial (Uji T) digunakan untuk menguji pengaruh dari masing-masing (secara parsial) variabel independen terhadap variabel dependen

...(7) Dimana :

k = 1, 2, 3,……, n

t = angka yang akan dicari

bk = koefisien regresi variabel bebas yang ke- k Bo = hipotesis nol

Se (bk) = simpangan baku koefisien regresi (parameter) b yang ke- k (var bk) n = jumlah variabel / koefisien regresi

Tabel 7 Uji T Binomial Logit Selisih

Model Regresi Linear tx1 tx2 tx3 tx4 txtabel Ket

Y = 0,585 – 0,00037 X1 17,763 1,638 OK Y = - 0,028 – 0,045 X2 16,030 1,638 OK Y = 0,013 – 0,432 X3 9,314 1,638 OK Y = 0,339 + 0,084 X4 13,087 1,638 OK Y = -0,242 + 0,00037 X1 – 0,038 X2 - 0,354 X3 + 0,083 X4 20,797 14,951 8,954 15,054 1,638 OK k o

b

B

t

Se bk

(7)

Tabel 8 Uji T Binomial Logit Nisbah

Model Regresi Linear tx1 tx2 tx3 tx4 txtabel Ket

Y = 2,025 – 1,91 X1 15,550 1,638 OK Y = 1,773 – 1,649 X2 19,994 1,638 OK Y = 1,598 – 1,594 X3 8,815 1,638 OK Y = 0,358 + 0,357 X4 4,566 1,638 OK Y = 4,089 – 1,042 X1 – 1,488 X2 – 1,213 X3 + 0,307 X4 17,550 19,085 7,887 4,525 1,638 OK

Uji F

Uji Hipotesis secara Serempak (Uji F) digunakan untuk menguji pengaruh dari variabel independen secara keseluruhan terhadap variabel dependen

………(8) Tabel 9. Model Regresi linear dengan nilai F Binomial Selisih

Model analisis regresi linear berganda Fhitung Ftabel keterangan Y = 0,585 – 0,00037 X1 315,519 2,13 OK Y = - 0,028 – 0,045 X2 259,946 2,13 OK Y = 0,013 – 0,432 X3 86,749 2,13 OK Y = 0,339 + 0,084 X4 171,258 2,13 OK Y = -0,242 + 0,00037 X1 – 0,038 X2 - 0,354 X3 + 0,083 X4 260,662 2,13 OK

Dari ketiga uji yang ada, maka dapat dilihat bahwa persamaan yang lulus terhadap tiga persamaan tersebut adalah:

Y = -0,242 + 0,00037 X1 – 0,038 X2 - 0,354 X3 + 0,083 X4 .

Tabel 10. Model Regresi linear dengan nilai F Binomial Nisbah Model analisis regresi linear berganda Fhitung Ftabel keterangan Y = 2,025 – 1,91 X1 241,801 2,13 OK Y = 1,773 – 1,649 X2 399,779 2,13 OK Y = 1,598 – 1,594 X3 77,705 2,13 OK Y = 0,358 + 0,357 X4 20,762 2,13 OK Y = 4,089 – 1,042 X1 – 1,488 X2 – 1,213 X3 + 0,307 X4 209,898 2,13 OK

Dari ketiga uji yang ada, maka dapat dilihat bahwa persamaan yang lulus terhadap tiga persamaantersebut adalah:

Y = 4,089 – 1,042 X1 – 1,488 X2 – 1,213 X3 + 0,307 X4 .

KESIMPULAN

Dari hasil survei diperoleh Banyak penguna Sepeda Motor sebesar 65% dan pengguna Angkutan Kota adalah sebesar 35%.

Logit Binomial Selisih

Nilai Koefisien Determinan (R2) yang paling besar yaitu sebesar 37,7% ditunjukkan pada persamaan Y = -0,242 + 0,00037 X1 – 0,038 X2 - 0,354 X3 + 0,083 X4. Hal ini berarti Utilitas Sebesar 37,7 %

/ 1 / 1 / / i i Y Y K SSR K F SSE n k Y Y N K

(8)

Y = -0,242 + 0,00037 X1 – 0,038 X2 - 0,354 X3 + 0,083 X4 Logit Binomial Nisbah

Nilai Koefisien Determinan (R2) yang paling besar yaitu sebesar 29% ditunjukkan pada persamaan Y = 4,089 – 1,042 X1 – 1,488 X2 – 1,213 X3 + 0,307 X4. Hal ini berarti Utilitas Sebesar 29 % dipengaruhi oleh variabel bebas yaitu biaya, waktu tempuh perjalanan, jarak, dan kenyamanan. jumlah

Dari Uji-t dan Uji-F, maka persamaan regresi linear sederhana dan berganda yang terbaik dari kedua uji

tersebut adalah:

Y = 4,089 – 1,042 X1 – 1,488 X2 – 1,213 X3 + 0,307 X4

DAFTAR PUSTAKA

Amirin, Tatang M. 2011. “Populasi dan sampel penelitian 4: Ukuran sampel rumus Slovin.”

______Tatangmanguny.wordpress.com.)

Black, John.1981. Urban Transport Planning. British Library Catalouging. London

Djoko Setijowarno. Russ B F.2003.Pengantar Rekayasa Dasar Transportasi.Universitas Katolik Soegijapranata Lestari, Wiji. 2007. Pengaruh Status Sosial Ekonomi Terhadap Pemilihan Moda Transportasi Untuk Perjalanan ______Kerja ( Studi Kasus Karyawan PT.SSSWI Kabupaten Wonosobo). Tesis Program Magister Teknik Sipil

______Universitas Diponegoro Semarang.

Miro,Fidel.2005,”Perencanaan Transportasi”.Erlangga,Jakarta.

Morlok, Edward k. (1998), Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi,Terjemahan Oleh: J.K.

______Haimin,penerbit Erlangga,Jakarta.

Ortuzar, J. D. and willumsen, L. G. 2001. Modeling Transport. John Wiley & Sons Ltd. England

P Widiarta,Ida Bagus.2010.Analisis Pemilihan Moda Transportasi Perjalanan Kerja (Studi Kasus ______Badung,Bali).Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana.

Soetyono, Karnawan J. 2008. Model Pemilihan Moda Antara Angkutan Umum Dan Sepeda Motor Untuk ______Maksud Kerja. Jurnal Wahana Teknik Sipil Vol.13 No.2, Semarang, Agustus 2008.

Subiyanto, Ibnu .1993. Metode Penelitian. Bagian Penerbitan Sekolah Tingggi Ilmu Ekonomi YKPN.

______Yogyakarta

Sugiyanto, G., Munawar, A., Malkhamah, S., Sutomo, H. 2010. Model Pemilihan Moda Antara Sepeda Motor ______Dan Bus Transjogja Akibat Penerapan Biaya Kemacetan. Jurnal Simposiun XIII FTPT, UKS Semarang,

______8 – 9 Oktober 2010.

Tamin,Ofyar Z.2000.Perencanaan dan Pemodelan Transportasi.ITB,Bandung Soedirdjo , Liliani Titi. 2002. Rekayasa Lalu Lintas. ITB, Bandung

Sugiyono. 2006. Statistika Untuk Penelitian. Penerbit ALFABETA, Bandung .

Gambar

Gambar 1 Pemilihan dua moda (angkutan umum dan mobil)  Model ogit Binomial Selisih
Tabel 1 Distribusi responden pengguna Sepeda Motor dan Angkutan Kota
Tabel 4. Nilai Skala Numerik
Tabel 5 Model Regresi Linear dengan Nilai R 2   Binomial Logit Selisih
+2

Referensi

Dokumen terkait

Apakah ada pengaruh motivasi, kemampuan, dan aktivitas terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII (delapan) yang mengikuti mata pelajaran IPS Terpadu SMP Xaverius 4 Way Halim

Dilihat dari sistem yang berjalan pada Penerbitan Surat Keterangan Catatan Kepolisian yang di keluarkan oleh SAT INTELKAM Polres Metro Bekasi masih belum efektif karena masih

Kesimpulan dari penelitian ini adalah akses, kualitas pelayanan, dan tingkat pendidikan berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan peserta BPJS di

Tekanan anggaran waktu telah memotivasi auditor untuk melakukan perilaku disfungsional, maka hal ini menjadi ancaman serius terhadap kualitas audit dan kepercayaan pada

Pada sistem yang diusulkan sistem informasi manajemen penerimaan karyawan yang terkomputersisasi dalam penyajian data sehingga akan memudahkan tugas operator dalam

Pada tulisan akan menelaah arsitektur vernakular di permukiman dan gereja orang Kristen dan Katolik sebagai penduduk pendatang yang bermukim di Bali yang mengalami proses

Berdasarkan hasil pengujian secara parsial di atas mengenai pengaruh Long Term Debt to Equity Ratio terhadap Return on Equity pada perusahaan Perdagangan Eceran yang

Central Retinal Vein Occlusion (CRVO) adalah suatu gangguan kondisi pembuluh darah retina yang dapat menyebabkan morbiditas okular yang signifikan dengan gambaran