• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Efisiensi Prototype Solar Collector Jenis Parabolic Trough dengan Menggunakan Cover Glass Tube pada Pipa Absorber

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisa Efisiensi Prototype Solar Collector Jenis Parabolic Trough dengan Menggunakan Cover Glass Tube pada Pipa Absorber"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Analisa Efisiensi Prototype Solar Collector Jenis Parabolic Trough dengan

Menggunakan Cover Glass Tube pada Pipa Absorber

Hartamas Ridho Prasetyo, Abdul Hamid

Program Studi Teknik Mesin,Fakultas Teknik, Universita Mercu Buana Jakarta

ABSTRAK--Energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan, hanya dapat dikonversikan dari satu bentuk ke bentuk lainnya (Hukum Kekekalan Energi). Energi sangat penting dalam kehidupan sehari – hari khususnya energi listrik yang kebutuhan terhadap energi ini sangat besar sedangkan sebagian besar energi listrik dihasilkan dari sumber daya fosil yang mulai menipis jumlahnya. Ketergantungan akan minyak bumi untuk jangka panjang tidak dapat di pertahankan lebih lama jika pemakaian melebihi batas wajar. Dalam Tugas Akhir ini penulis melakukan analisa alat Parabolic Trough Solar Collector dengan memanfaatkan energi radiasi matahari, yang di awali adanya perancangan desain alat PTSC dengan material yang sudah di tentukan sebelumnya. Prototype tersebut hanya bisa dilakukan pengujian dengan posisi steady state atau diam antara jam 11.30 sampai dengan 12.30 siang. Dengan adanya penelitian tentang analisa performa pada alat tersebut, telah di dapatkan beberapa hasil nilai variabel yang signifikan dan berpengaruh besar dengan nilai performa alat tersebut.

Kata Kunci: Sumber energi, parabolic trough sollar collector, parabola

1. PENDAHULUAN

Kebutuhan manusia akan energi semakin meningkat setiap tahun seiring dengan kemajuan teknologi. Hal ini karena semakin banyak diciptakan mesin-mesin yang membutuhkan lebih banyak energi dan mulai menggantikan pekerjaan-pekerjaan manusia yang manual dan konvensional. Sumber energi terbagi menjadi dua yaitu sumber energi yang dapat diperbarui dan tidak dapat diperbarui. Bahan bakar fosil adalah salah satu yang tidak dapat diperbarui yang tetap menjadi prioritas utama digunakan sampai saat ini.

Perkembangan teknologi dan energi yang terus diperbarui sampai saat ini telah memanfaatkan energi dari matahari. Matahari merupakan sumber energi bagi seluruh kehidupan di planet Bumi. Jika energi yang tersimpan dalam cahaya matahari di kumpulkan dengan mengkonsentrasi pada suatu titik/garis fokus, maka cahaya yang dipusatkan tersebut akan menghasilkan panas dengan temperatur yang lebih tinggi.

Penganalisaan alat parabolic trough solar

collector ini secara umum terdiri dari perancangan

reflektor dan perancangan pipa kolektor surya. Perancangan reflektor meliputi lempengan yang di tekuk berbentuk parabola dan pemilihan material pemantul atau konsentrator berupa material alumnium foil. Sebagai pipa kolektor digunakan pipa tembaga yang telah di cat hitam dan diberikan pelapis pipa kaca berbahan material borosilicate.

Permasalahannya adalah menganalisa secara teoritis efisiensi pada prototype PTSC dengan beberapa faktor berupa nilai temperatur

lingkungan dan fluida, hingga performa. Kemudian membandingkan secara langsung nilai penghitungan saat ini dengan nilai efisiensi sebelumnya yang telah di rancang sebelumnya. 2. METODOLOGI

Langkah–langkah yang digunakan dalam mempelajari proses analisa atau penelitian efisiensi prototype solar collector type parabolic

trough dengan penambahan cover pipa kaca

pada pipa absorber sebagai berikut: a. Mengetahui Sumber Daya

Sumber daya dasar untuk semua sistem energi surya adalah matahari. Pengetahuan tentang kuantitas dan kualitas energi surya yang tersedia di lokasi tertentu adalah sangat penting untuk desain sistem energi surya. Meskipun radiasi matahari (insolation) relatif konstan di luar atmosfer bumi. Pengaruh iklim lokal dapat menyebabkan variasi luas dalam insolation tersedia di permukaan bumi.

b. Persiapan Pemilihan Bahan Material pada Receiver

Persiapan pemilihan bahan material yaitu memfokuskan masalah penelitian secara umum dan terperinci. Langkah ini bertujuan untuk mengetahui bahan material pipa absorber pada

prototype solar collector bisa menyerap panas

dengan baik, yang akan di analisa dan di teliti lebih lanjut, serta mengasumsikan berapa ukuran yang dibutuhkan hingga bisa menyesuaikan untuk memenuhi kebutuhan listrik yang akan dihasilkan bagi umat manusia setiap harinya.

(2)

27 JTM Vol. 04, No. 2, Juni 2015

c. Input Data

Perancangan kolektor surya dilakukan dengan cara menggunakan software yaitu parabola kalkulator.

 Jenis kolektor surya,

Ukuran penampang / reflektor solar collector, Ukuran receiver,

 Jenis material yang digunakan sesuai dengan jenis fluida yang dipakai.

3. PERHITUNGAN EFISIENSI PROTOTYPE SOLAR COLLECTOR

3.1 Perhitungan Akibat Gerakan Semu Harian Matahari

a. Perhitungan Sudut Deklinasi δ = 23,45 sin ( )

= 22,74o

b. Perhitungan Persamaan Waktu

B = ( ) B =154,85o Maka : E = 229,2{0,000075 + 0,001868 cos (154,85o) – 0,032077 sin (154,85o) - 0,014615 cos (2 x 154,85o) - 0,04089 sin (2 x 154,85o)} =1,576 menit

c. Perhitungan Waktu Surya

Standart Time = 12:00:00 AM

Solar Time = Standart Time + [4 (255 – 253)

+ 1,576] =12:09:57 d. Perhitungan Sudut Jam

= 15° (ST – 12:00:00) = 15° (12:09:57 – 12:00:00) = 2,48°

e. Perhitungan Sudut Zenith

cos z = cos cos ∅ cos + sin sin ∅ z = 29,04°

f. Perhitungan Sudut Altitute Matahari αs = 90° - z

= 60,96°

g. Perhitungan Sudut Azimuth Matahari

Dengan =

= 4,715o

3.2 Komponen Radiasi Masukan

a. Perhitungan Radiasi Ekstraterrestrial Go = Gsc (1 + 0.033 cos °.

° . )

= 1149,12 (W/m2)

b. Perhitungan Indeks Kecerahan Langit KT =

= 0,585

c. Perhitungan Radiasi Hambur (Diffuse) Untuk : 0,22 ≤ KT ≥ 0,80

= G (0,9511 – 0,1604 KT

+ 4,388 KT 2 – 16,638 KT 3 + 12,336 KT 4)

= 317,92 (W/m2)

d. Perhitungan Radiasi Langsung (Beam)

= −

= 354,56 (W/m2)

e. Perhitungan Radiasi Masukan GT = Gb.Rb + Gd( ) + G. g ( )

= 670,480 (W/m2)

3.3 Perhitungan pada Sistem Parabolic Trough a. Menentukan Dimensi Parabolic Trough Untuk menentukan ukuran parabola kita bisa menggunakan parabola kalkulator agar kita bisa mengetahui garis fokal. Program excel digunakan untuk mencari grafik/posisi titik-titik pada parabola dengan menggunakan persamaan parabola y = 4px2 dengan x dan y sebagai posisi titik-titik pada

sumbu-x dan sumbu-y.

b. Perhitungan Luas Arperture Area (Aa) = ×

= 0,64 ( )

c. Perhitungan Luas Pipa Absorber (Ar) = . .

= 0,0367 ( ) d. Rasio Konsentrasi (Cr)

Cr = = 17,4

e. Perhitungan Sudut Rim ( r) r = 2 tan-1

= 106o

f. Perhitungan Faktor Geometri (Af)

Af =

( )

= 0,497

3.4 Perhitungan Nilai Energi Netto (q) 0

200

-500 0 500

(3)

Untuk mencari nilai energi radiasi refleksi konsentrator bersih total yang akan di terima parabola danakan di pantulkan dengan faktor reflektifitas yang di pengaruhi oleh nilai emitansi material yang di gunakan pada alat PTSC. a. Energi Berguna . = 5.669 × 8318169616 = 471,577 ( ) b. Reflektifitas = 1 − = 1 − = 1 − 0,05 = 0,95 c. Radiositas = . + (1 − ) = 660,535

d. Energi Radiasi Bersih dari Refleksi Parabola

= − .

= 310,781 w m

3.5 Perhitungan Efisiensi Optik Konsentrator ( o) o = 0,95 x 0,96 x 0,87 x 0,81[(1- 0,497 tan (0o)) cos (0o))] = 0,657 q A total = A × × = 310,781 Energi bersih x 0,657 x 0,64 = 130,677

3.6 Luas Area Terkensontrasi Kalor (Ac) a. Area Selimut Tabung

2 ( + )

= 32165 = 32,165 b. Area Parabola

2 = 1,0048

3.7 Perhitungan Nilai Absorbsivitas Material (∝) a. Suhu Parabola . ∝ ℎ = ∝ ℎ ℎ . ( − ) =(31 0,781)(0,15) = (0,04)(5,669 )( − 302 ) = 322,21 = 49,06

b. Suhu Pipa Tembaga Telah di Cat Hitam

. ∝ ℎ =

∝ ℎ ℎ . (

− )

= (130,677) = (0,87)(5,669 )( − 302 )

= 323,61 = 50,5℃

3.8 Desain Thermal / Heat Transfer Collector a. Perhitungan Overall Heat Transfer

Coefficient Terhadap Pipa Absorber Re = = 882,9 = (1,86) ( )( )( ) × ( 35 ) ( 40,3 ) , = 7,753 ħ = . = 382,16

b. Perhitungan Mencari Nilai Laju Aliran Massa dan Temperatur Suhu Air yang Keluar dari Dalam Pipa

m = . = 6,293 × 10 ( ) q = ħ. − = ( 1 − 2) =1399,302 − 266,7 32,223 = 41,97℃ rata-rata = , = 38,5 °

c. Perhitungan Overall Heat Loss Coefficient / Koefisien Kerugian Panas ( )

Re = = 3312

= 0,3( ) ,

= 154,6

 Untuk mengetahui hw kita bisa

menggunakan: h = N k

d

= 322,6 w m C

 Untuk mengetahui hr kita bisa menggunakan h =σ( Tα1 + Tα2)(Tα1 + Tα2) 1 ϵ1+ Ac Ap 1 ϵ2− 1 = 4,28 × 10 wm C

 Untuk mengetahui UL kita bisa

menggunakan: U = h × h

= 322,604 ( ⁄ ℃) 3.9 Perhitungan Efisiensi Collector (F’)

= q

(4)

29 JTM Vol. 04, No. 2, Juni 2015

= 0,405 Fr = [1 – e-(A U F /mC )] = 0,152 = . q a total . ɳ ( − ) = 0,0973 85,855 , , (6) = 926,43 = − = 91,93 − = = 509,17 ( ) = = 0,75

Maka energi yang terpakai qu adalah 509,17

(Watt).

Dan efisiensinya adalah 0,75 x 100 % = 75 %. 4. KESIMPULAN

Berdasarkan dari hasil analisa secara teoritis maka dapat diambil berberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Lebar parabola 0,8 meter dan panjang parabola adalah 0,8 meter maka titik fokusnya adalah 0.2667 meter dengan bahan reflector

sputtered alumunium foil tape optikal reflektor

yang memiliki tingkat pantulan sebesar 0,95. Sedangkan diameter luar pipa absorber adalah 0,0127 meter dan diameter dalam pipa absorber adalah 0,0127 meter. Dengan bahan pipa absorber tembaga yang dilapisi cat hitam yang memiliki tingkat penyerapan sebesar 0,87 - 0,89.

2. Pipa absorber memiliki cover glass tube atau pipa kaca berbahan material borosilicate dan memiliki spesifikasi anti-reflektif dengan nilai transmisivitas sebesar 0,96. Efisiensi energi yang berguna yang diperoleh dari hasil perhitungan secara teoritis solar collector

parabolic trough yaitu sebesar 509,17 (Watt)

dan efisiensi yang didapat adalah 75%.

3. Memperkecil ukuran pipa absorber lebih memungkinkan memperbesar efisiensi alat PTSC menjadi lebih baik di karenakan adanya ruang konsentrasi perpindahan panas lebih kecil dan menjadikan suhu fuida lebih cepat panas.

4. Penentuan ukuran parabola menjadi lebih lebar di bandingkan dengan pipa absorber yang semakin mengecil dan dapat memperluas ukuran pipa absorber yang tekonsentrasi panas dari sumber kalor. Sangat mempengaruhi nilai energi menjadi lebih baik dan kehilangan panas menjadi lebih sedikit. 5. Semakin luas parabola yang terkonsentrasi

semakin baiklah yang akan memberikan jumlah refleksi cahaya dan menjadikan perpindahan kalor radiasi ke arah pipa penerima dan absorber semakin jauh lebih besar.

DAFTAR PUSTAKA

[1]. Beckman, William A. dan John A. Duftie. “Solar Engineering of Thermal Processes”. (1980). Second Edition, Inc. United States of America.

[2]. Febriyan, Ridho. “Perancangan Solar Thermal Collector Tipe Parabolic Trough”, Tugas Akhir, (2013). Jurusan Teknik Mesin

Universitas Mercu Buana.

[3]. Holman, J.P., Perpindahan Kalor,

diterjemahkan oleh Jasfi E., (1995). Penerbit Erlangga, Jakarta.

[4]. ASHRAE Standard. Methods of Testing to

Determine the Thermal Performace of Solar Collector, (1980-1989). American Society of

Heating, Refrigeration, And Air Conditioning Engineers.

(5)

PANDUAN PENULISAN JURNAL ILMIAH TEKNIK MESIN

Penulis01, Penulis02, dan Penulis03

Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana Jakarta Email: [email protected]; [email protected],

Penulis [email protected]

Abstrak -- (intisari) memuat inti permasalahan, metodologi pemecahannya dan hasil yang diperoleh.

Abstrak ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, disertai kata kunci (keyword) di bawahnya. Tulisan asli berupa softcopy yang dikirim penulis akan langsung dicetak sebagai isi JURNAL TEKNIK MESIN apabila telah memenuhi panduan penulisan. Untuk menjamin keseragaman dan kelancaran proses pencetakan, serta format tulisan maka dibuat panduan penulisan. Panduan ini sebagai acuan yang diperlukan untuk penulisan dan pengiriman tulisan JURNAL TEKNIK MESIN. Panduan ini ditulis sebagai format baku JURNAL TEKNIK MESIN dan untuk kemudahan panduan dalam bentuk softcopy ini dapat langsung dijadikan template bagi penulis.

Kata kunci: panduan, tulisan, format, judul

Abstract -- contains the core of the problem, the solution methodology and the results obtained.

Abstract written in Indonesian and English, accompanied by keywords (keywords) below. The original text in the form of soft copy sent direct writer will be printed as JURNAL TEKNIK MESIN contents if it has met the writing guide. To ensure uniformity and smoothness of the printing process, as well as the format of the writing made the posting. This guide as a reference is required for the writing and delivery of writings JURNAL TEKNIK MESIN. This guide is written as a standard format for ease JURNAL TEKNIK MESIN and guidelines in softcopy format can be directly used as a template for writers.

Keywords: guidance, writing, format, title

1. PENGIRIMAN TULISAN

Tulisan asli yang dikirim ke Redaksi JURNAL

TEKNIK MESIN harus dalam bentuk softcopy

siap cetak yang dicopy-kan langsung kepada Redaksi atau dikirimkan via email dalam format *.doc atau *.docx dengan dilampiri pernyataan bahwa tulisan tersebut belum diterbitkan dan tidak sedang menunggu untuk diterbitkan di media mana pun. Penulis juga diminta untuk melampirkan biografi ringkas, afisiliasi dan alamat lengkap, termasuk alamat email.

2. TULISAN

Tulisan akan dicetak dengan tinta hitam pada satu muka kertas HVS putih ukuran A4. Setiap halaman diberi nomor dan panjang tulisan maksimal 8 (delapan) halaman. Untuk menjamin keseragaman format, tulisan hendaknya mempunyai marjin minimum sebagai berikut: a. Marjin atas 2.5 cm, kiri 3 cm, bawah dan

kanan 2 cm.

b. Badan tulisan ditulis dalam dua kolom dengan jarak antar kolom 0.5 cm.

2.1 Huruf dan Spasi

Tulisan menggunakan huruf Arial 10 dengan

jarak antar baris satu spasi, kecuali judul. Judul menggunakan huruf besar Arial 12 yang dicetak tebal (bold), dan abstrak ditulis miring (Italic) dengan huruf Arial 10.

2.2 Judul

Judul Tulisan: Judul tulisan dicetak tebal dengan huruf besar (12) dan diletakkan di tengah halaman. Judul tulisan diikuti nama dan afisiliasi penulis serta abstrak, seperti pada panduan ini.

Judul Bagian: Judul bagian dicetak tebal (bold) dengan huruf besar dan diberi nomor.

Judul Subbagian: judul sub-bagian dicetak tebal, dengan gabungan huruf besar dan kecil, dimulai dari sisi kiri kolom. Jarak Tabs dalam paragraf adalah 0.6 cm.

2.3 Bahasa, Satuan dan Persamaan

Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Penggunaan bahasa dan istilah asing sedapat mungkin dihindari, kecuali untuk “abstrak”.

Penggunaan singkatan dan tanda-tanda diusahakan untuk mengikuti aturan nasional atau internasional. Satuan yang digunakan hendaknya mengikuti sistem satuan internasional (SI). Persamaan atau hubungan matematik harus dicetak dan diberi nomor seperti ini:

(6)

31 JTM Vol. 04, No. 2, Juni 2015

= 2 (1)

Di dalam teks, persamaan 1 dinyatakan dengan “Pers. (1)” atau “Persamaan (1)”.

2.4 Tabel

Tabel yang rapi dan jelas disertakan dalam teks serta harus dirujuk pada teks. Keterangan tabel ditulis di atas tabel sebagai berikut: “Tabel 1”. Di dalam teks, tabel 1 dinyatakan dengan “Tabel 1”.

Tabel 1. Contoh penulisan nomor dan judul tabel Symbol Quantity Conversion from Gaussian and CGS EMU to SI a  magnetic flux 1 Mx  108 Wb = 108 V·s 4M magnetization 1 G  103/(4) A/m m magnetic moment 1 erg/G = 1 emu  103 A·m2 = 103 J/T m magnetic moment 1 erg/G = 1 emu  103 A·m2 = 103 J/T B magnetic flux density, magnetic induction 1 G  104 T = 104 Wb/m2 H magnetic field strength 1 Oe  103/(4) A/m 4M magnetization 1 G  103/(4) A/m m magnetic moment 1 erg/G = 1 emu  103 A·m2 = 103 J/T M magnetization 1 erg/(G·cm3) = 1 emu/cm3  103 A/m 4M magnetization 1 G  103/(4) A/m 4M magnetization 1 G  103/(4) A/m 4M magnetization 1 G  103/(4) A/m  specific magnetization 1 erg/(G·g) = 1 emu/g  1 A·m2/kg m magnetic moment 1 erg/G = 1 emu  103 A·m2 = 103 J/T 4M magnetization 1 G  103/(4) A/m j magnetic dipole moment 1 erg/G = 1 emu  4  1010 Wb·m 2.5 Gambar

Gambar dituliskan menggunakan format rata tengah. Setiap gambar haruslah diberi nomor dan

judul serta diacu pada tulisan. Nomor dan judul gambar diletakkan di bawah gambar, seperti terlihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Penulisan nomor dan judul gambar 2.6. Nomenclature

Simbol dan Definisi kosa kata sebaiknya dikumpulkan dan di tulis disini (sebelum Daftar Pustaka). Sebagai contoh:

APT = Available Production Time Cmax = Maximum Consumption DT = Design Time

KD = Design Coefficient

Di dalam teks, persamaan 1 dinyatakan dengan “Pers. (1)” atau “Persamaan (1)”. 3. DAFTAR PUSTAKA

Penyitiran pustaka dilakukan dengan menyebutkan sumber penulis dan tahun, contoh: (Chapman, 2008). Daftar Pustaka hanya memuat pustaka yang secara langsung menjadi sumber kutipan. Penulisan Daftar Pustaka dilakukan dengan pengurutan berdasarkan nama belakang penulis, dicantumkan pada bagian akhir tulisan.

Berikut adalah beberapa contoh penulisan daftar pustaka.

[1]. Casadei D, Serra G, Tani K. Implementation of a Direct Control Algorithm on Discrete Space Vector Modulation. IEEE Transactions

on Power Electronics. 2007; 15(4): 769-777.

[2]. Calero C, Piatiini M, Pascual C, Serrano MA.

Towards Data Warehouse Quality Metrics.

Proceedings of the 3rd Int’l. Workshop on Design and Management. Interlaken. 2009; 39: 2-11.

[3]. Ward J, Peppard J. Strategic planning for

Information Systems. Fourth Edition. West

Susse: John Willey & Sons Ltd. 2007: 102-104.

Gambar

Tabel 1. Contoh penulisan nomor dan judul tabel  Symbol  Quantity  Conversion from Gaussian and  CGS EMU to SI  a   magnetic flux  1  Mx    10 8   Wb  =  10 8   V·s  4M  magnetization  1 G  10 3 /(4) A/m  m  magnetic  moment 1 erg/G = 1 emu       1

Referensi

Dokumen terkait

musnah terbawa mati oleh rasa yang dulu hanyalah untukmu mengapa semua ini harus ku alami. jalani hidup tanpamu yang jadi detak jantungku semua indah yang kau gores

Maka Kiowa perlu memandang ketiga suku lain sebagai mitra dalam membantunya mengenyahkan domba dari sukunya... Perlu dicatat di sini bahwa sekalipun Kiowa bermaksud mengenyahkan

Bahwa pada tanggal 27 Februari 2017, Pemohon telah mengajukan Permohonan Pemeriksaan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kabupaten Sorong Tahun 2017, dan meminta Mahkamah

Masyarakat memanfaatkan tumbuhan yang ada di TAHURA Inten Dewata sebanyak 83 spesies tumbuhan yang termasuk ke dalam 35 famili, dengan rincian spesies tumbuhan yang dimanfaatkan

* Menginvenatrisasi kelompok masyarakat yang mempunyai budaya dalam menjaga kelestarian kawasan hutan, lingkungan, dan sumber daya air, serta memberikan bimbingan, arahan

Kompetensi dasa Kompetensi dasar dan indi#ato r dan indi#ator pen#apaian ko r pen#apaian kompetensi$ mpetensi$ Kompetensi %asar (K%)$B. Kompetensi

Penelitian selanjutnya dilakukan untuk menguji kemampuan 2 jenis khamir hasil isolasi dari Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya yaitu genus Rhodotorula dan Candida dalam

a. seleksi dan penetapan oleh pengurus. Pandangan lain menempatkan kelima kategori tersebut dalam spektrum derajat partisipasi-derajat sentralisasi. Yang berhak memberikan