DAMPAK RENCANA TATA RUANG PULAU SULAWESI
TERHADAP PENINGKATAN PEREKONOMIAN SULAWESI
Prof. DR. Aminuddin Ilmar
Sekretaris Jenderal BKPRS
Disampaikan pada Workshop Sosialisasi Perpres 88 Tahun 2011, Hotel Sahid Makassar, 31 Oktober 2013
BKPRS
1. Pusat pengembangan ekonomi kelautan berbasis keberlanjutan pemanfaatan sumberdaya kelautan dan konservasi laut
2. Lumbung pangan padi nasional (bagian selatan Pulau Sulawesi) & Lumbung pangan jagung nasional (bagian utara Pulau Sulawesi)
3. Pusat perkebunan kakao berbasis bisnis (bagian tengah Pulau Sulawesi)
4. Pusat pertambangan mineral, aspal, panas bumi serta minyak dan gas bumi 5. Pusat pariwisata cagar budaya dan ilmu pengetahuan, bahari, ekowisata, serta
penyelenggaraan pertemuan, perjalanan intensif, konferensi & pameran (MICE) 6. Kawasan perbatasan negara sebagai beranda depan & pintu gerbang yang
berbatasan dengan Filipina & Malaysia
7. Jaringan transportasi antar moda yang dapat meningkatkan keterkaitan antar wilayah, efisiensi ekonomi, serta membuka keterisolasian wilayah
8. Kawasan perkotaan nasional yang berbasis mitigasi & adaptasi bencana 9. Kelestarian kawasan berfungsi lindung yang bervegetasi hutan tetap paling
sedikit 40 % dari luas Pulau Sulawesi sesuai kondisi ekosistemnya.
Tujuan Penataan Ruang
Pulau Sulawesi
Badan Kerjasama Pembangunan Regional Sulawesi (BKPRS) didirikan
tanggal 19 Oktober 2000 di Makassar oleh 4 Gubernur se Sulawesi,
masing-masing Gubernur Sulawesi Selatan (H.Z.B Palaguna), Gubernur
Sulawesi Utara (A.J Sondakh), Gubernur Sulawesi Tengah (H.B Paliudju)
dan Gubernur Sulawesi Tenggara (La Ode Kaimoeddin).
Tugas utama memfasilitasi kepentingan regional Sulawesi baik antar
provinsi, kabupaten/kota serta hubungannya dengan pemerintah pusat,
terdiri a) koordinasi di bidang perencanaan ekonomi, sosial budaya, b)
Meningkatkan kerjasama antar daerah, c) Mendorong kerjasama, d)
Meningkatkan kerjasama ekonomi/investasi dengan negara-negara
sahabat melalui misi kerjasama antar pemerintah atau antar pengusaha,
e) Memediasi kerjasama perencanaan pembangunan antar Pemerintah
Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Sejak tahun 2011 diketuai oleh Gubernur Sulawesi Barat Bapak Drs. H.
Anwar Adnan Saleh.
Badan Kerjasama Pembangunan Regional Sulawesi 3
Badan Kerjasama Pembangunan Regional Sulawesi 4
Kebijakan & Strategi Penataan Ruang
Pulau Sulawesi
1.
Pusat pengembangan ekonomi kelautan berbasis
keberlanjutan pemanfaatan sumberdaya kelautan dan
konservasi laut
Kebijakan :
a.
Pengembangan kawasan perkotaan nasional sebagai pusat
pengembangan perikanan berbasis mitigasi dan adaptasi
dampak pemanasan global
b.
Pengembangan kawasan minapolitan
c.
Pelestarian kawasan konservasi laut yang memiliki
keanekaragaman hayati tinggi.
Badan Kerjasama Pembangunan Regional Sulawesi 5
Strategi
a.Pusat pengembangan perikanan berbasis mitigasi dan adaptasi dampak pemanasan global
Mengembangkan kawasan industri pengolahan hasil perikanan yang didukung oleh pengolahan limbah industri terpadu
Meningkatkan keterkaitan antara kawasan perkotaan nasional dan sentra perikanan.
b. Pengembangan kawasan minapolitan dengan memperhatikan potensi lestari :
Mengembangkan prasarana dan sarana penangkapan dan budidaya perikanan yang berdaya saing
Mengembangkan sentra-sentra perikanan tangkap dan budidaya yang didukung teknologi tepat guna
c. Pelestarian kawasan konservasi laut yang memiliki keanekaragaman hayati tinggi :
Melestarikan terumbu karang dan sumberdaya hayati laut di wilayah segitiga terumbu karang (coral triangle)
Mencegah sedimentasi pada kawasan muara sungai yang merupakan jalur migrasi biota laut yang dilindungi
Badan Kerjasama Pembangunan Regional Sulawesi 6
2. Lumbung pangan padi nasional (bagian selatan Pulau
Sulawesi) & Lumbung pangan jagung nasional (bagian utara
Pulau Sulawesi)
Kebijakan :
a.
Pengembangan sentra pertanian tanaman padi dan jagung
yang didukung dengan industri pengolahan dan industri
jasa untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional
b.
Pengembangan jaringan prasarana sumberdaya air untuk
meningkatkan luasan lahan pertanian tanaman pangan
padi dan jagung
c.
Pemertahanan kawasan peruntukan pertanian pangan
berkelanjutan
Badan Kerjasama Pembangunan Regional Sulawesi 7
Strategi :
a.
Mengembangkan sentra pertanian tanaman padi dan
jagung di kawasan andalan dengan sektor unggulan
pertanian untuk ketahanan pangan
b.
Mendorong Pengembangan kawasan perkotaan nasional
sebagai pusat industri pengolahan dan pusat industri jasa
hasil pertanian tanaman pangan padi dan jagung
c.
Mengembangkan pusat penelitian dan pengembangan
pertanian tanaman pangan padi dan jagung
Badan Kerjasama Pembangunan Regional Sulawesi 8
3. Pusat perkebunan kakao berbasis bisnis (bagian tengah
Pulau Sulawesi)
Kebijakan :
a.
Pengembangan kawasan perkotaan nasional sebagai pusat industri
pengolahan dan industri jasa hasil perkebunan kakao yang bernilai
tambah tinggi dan ramah lingkungan
b.
Pengembangan sentra-sentra perkebunan kakao dengan prinsip
pembangunan berkelanjutan
Strategi :
a.
Mengembangkan kasawan industri pengolahan hasil perkebunan
kakao yang didukung oleh pengelolaan limbah industri terpadu
b.
Meningkatkan keterkaitan antara kawasan perkotaan nasional dan
sentra perkebunan kakao
c.
Mengembangkan pusat penelitian dan pengembangan perkebunan
kakao.
Badan Kerjasama Pembangunan Regional Sulawesi 9
4. Pusat pertambangan mineral, aspal, panas bumi serta
minyak dan gas bumi
Kebijakan :
a. Pengembangan kawasan perkotaan nasional sebagai pusat pengembangan pertambangan mineral berupa nikel serta minyak dan gas bumi yang ramah lingkungan
b. Pengembangan kawasan peruntukan pertambangan mineral, aspal, panas bumi serta minyak dan gas bumi dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.
Strategi :
a. Mengembangkan kawasan industri pengolahan hasil pertambangan mineral berupa nikel serta minyak dan gas bumi yang didukung oleh pengelolaan limbah industri terpadu
b. Mengembangkan sarana dan prasarana untuk kelancaran distribusi dan
produksi pertambangan mineral berupa nikel serta minyak dan gas bumi dari kawasan peruntukan pertambangan ke pasar nasional dan internasional.
Badan Kerjasama Pembangunan Regional Sulawesi 10
5. Pusat pariwisata cagar budaya dan ilmu pengetahuan,
bahari, ekowisata, serta penyelenggaraan pertemuan,
perjalanan intensif, konferensi & pameran (MICE)
Kebijakan :
a.
Pengembangan kawasan perkotaan nasional sebagai pusat pariwisata
cagar budaya dan ilmu pengetahuan, bahari, serta penyelenggaraan
pertemuan, perjalanan insentif, konferensi dan pameran
b. Pengembangan kawasan peruntukan pariwisata cagar budaya dan
ilmu pengetahuan, bahari, ekowisata, serta penyelenggaraan
pertemuan, perjalanan insentif, konferensi dan pameran
Strategi :
a.
Mengembangkan pusat jasa dan promosi pariwisata di kawasan
perkotaan nasional
b. Meningkatkan keterkaitan secara kawasan perkotaan nasional
dankawasan-kawasan pariwisata cagar budaya dan ilmu pengetahuan,
bahari serta penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif,
Badan Kerjasama Pembangunan Regional Sulawesi 11
6. Jaringan transportasi antar moda yang dapat
meningkatkan keterkaitan antar wilayah, efisiensi ekonomi,
serta membuka keterisolasian wilayah
Kebijakan :
a.
Pengembangan jaringan transportasi yang terpadu untuk
meningkatkan keterkaitan antar wilayah, efisiensi, dan daya saing
ekonomi wilayah
b. Pengembangan jaringan transportasi untuk meningkatkan aksesibilitas
kawasan perbatasan negara, kawasan tertinggal dan terisolasi,
termasuk pulau-pulau kecil.
Strategi :
a.
Mengembangkan sarana dan prasarana transportasi darat, laut, dan
udara yang menghubungkan antar kawasan perkotaan dan
memantapkan koridor ekonomi pulau Sulawesi
b. Mengembangkan dan memantapkan akses prasarana dan sarana
transportasi darat meliputi jaringan jalan nasional, jaringan jalur kereta
api, dan jaringan transportasi penyeberangan yang menghubungkan
kawasan perkotaan nasional dengan sentra produksi, pelabuhan dan
bandar udara.
Pulau Sulawesi kaya akan potensi perikanan budidaya dengan produksi perikanan tangkap mencapai 19,2% produksi nasional, sedangkan perikanan budidaya
mencapai 33% produksi nasional (Statistik Perikanan, 2007), yaitu sebesar 6.541 Triliun Rupiah (PDRB 2009)
Gorontalo sebagai penghasil utama jagung berkontribusi 55 % dari total ekspor Pulau Sulawesi; Sulawesi Selatan merupakan pengekspor beras dengan jumlah produksi 63% dari total pulau Sulawesi (database pertanian 2009), sektor pertanian tanaman pangan menyumbang 30,5% dari total PDRB Pulau Sulawesi, yaitu sebesar 11.443 Triliun Rupiah (PDRB 2009) Pulau Sulawesi merupakan produsen utama kakao di Indonesia volume
produksi dengan volume produksi mencapai 495.390 ton atau 67% produksi nasional dan Indonesia merupakan produsen nomor tiga terbesar di dunia (database pertanian 2009)
Pulau Sulawesi menghasilkan nikel sekitar 500.000 ton, cadangan minyak bumi 51,95 MMSTB dan cadangan gas bumi 2,68 TSCF, serta deposit aspal yang diperkirakan sekitar 660 juta ton (JICA, 2008).
Badan Kerjasama Pembangunan Regional Sulawesi 12
Pulau Sulawesi memiliki beberapa kawasan wisata (Taman Laut Bunaken,
Takabonerate, Wakatobi, dan Tana Toraja) yang selama ini sudah menjadi tujuan wisata internasional dan nasional (jumlah tamu mancanegara adalah 54.296 orang, dan tamu domestik 1.951.097, BPS 2009)
Kawasan perbatasan negara dengan14 pulau kecil terluar dan 46 pintu gerbang internasional memiliki posisi yang strategis dengan dengan Negara Filipina dan Malaysia
Pulau Sulawesi memiliki akses transportasi lintas pulau yang menghubungkan kawasan budidaya dengan outlet dengan arus peti kemas 1.031.450 Theus dan 978.354 Box (Pelindo IV, 2008), akan tetapi lebih dari 35% jalan dalam kondisi rusak
Terdapat kawasan rawan gunung api (Lokon 24 Juli 2011), gempa bumi/tsunami (6.9 skala richter, Manado, 14 juni 2011)
Pulau Sulawesi memiliki fauna dan flora yang unik, disebut dengan bioregion Wallacea. Hampir semua spesies utama dan endemik dari tanaman, mammalia, burung, reptil, dan amfibi,
menghuni wilayah konservasi dengan luas 20% dari total pulau dan tutupan lahan hutan 53% dari luas pulau
Badan Kerjasama Pembangunan Regional Sulawesi 14
MP3EI
Koridor IV Sulawesi
Tema Pembangunan :
Pusat produksi dan
pengolahan hasil
pertanian,
perkebunan,
perikanan, migas dan
pertambangan nikel
Pusat Ekonomi :
Makassar, Kendari,
Manado, Palu,
Gorontalo & Mamuju
Kegiatan Ekonomi
Utama :
Pertanian pangan,
kakao, perikanan, nikel
dan migas
Badan Kerjasama Pembangunan Regional Sulawesi 15
Badan Kerjasama Pembangunan Regional Sulawesi 16
Kawasan Strategis Nasional di Sulawesi
1. Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Manado-Bitung (Provinsi Sulut) 2. Kawasan konservasi dan Wisata Daerah Aliran Sungai Tondano (Provinsi Sulut) 3. Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Batui (Provinsi Sulteng)
4. Kawasan Poso dan sekitarnya (Provinsi Sulawesi Tengah)
5. Kawasan Kritis Lingkungan Balingara (Provinsi Sulawesi Tengah)
6. Kawasan Kritis Kritis Lingkungan Buol-Lambunu (Provinsi Sulawesi Tengah)
7. Kawasan Perkotaan Makassar-Maros-Sungguminasa-Takalar (Mamminasata) (Provinsi Sulsel)
8. Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Pare-Pare (Provinsi Sulawesi Selatan) 9. Kawasan Toraja dan Sekitarnya (Provinsi Sulawesi Selatan)
10. Kawasan Stasiun Bumi Sumber Alam Pare-Pare (Provinsi Sulawesi Selatan) 11. Kawasan Soroako dan sekitarnya (Provinsi Sulawesi Selatan)
12. Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Buton, Kolaka dan Kendari (Provinsi Sultra)
13. Kawasan Taman Nasional Rawa Aopa-Watumohai dan Rawa Tinondo (Provinsi Sultra)
Badan Kerjasama Pembangunan Regional Sulawesi 17
Dalam PDRB Wilayah, Provinsi Sulawesi Utara,
Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan
Sulawesi Selatan memberikan kontribusi hingga mencapai ±92%. Sedangkan Gorontalo dan Sulawesi Barat masih <10%.
Kontribusi Wilayah Sulawesi terhadap
perekonomian nasional sebesar 4,61%.
Sektor pertanian merupakan penyumbang terbesar
dalam PDRB wilayah disusul dengan sektor jasa dan perdagangan.
Adanya potensi perikanan budidaya dengan
produksi perikanan tangkap 19,2% produksi nasional dan perikanan budidaya 33% produksi nasional.
Gorontalo sebagai penghasil utama jagung
berkontribusi 55 % dari total ekspor Pulau Sulawesi; Sulawesi Selatan merupakan
pengekspor beras dengan jumlah produksi 63% dari total pulau Sulawesi sektor pertanian tanaman pangan menyumbang 30,5%.
Produsen utama kakao di Indonesia volume
produksi dengan volume produksi mencapai 495.390 ton atau 67% produksi nasional.
Penghasil nikel sebesar 500.000 ton, cadangan
minyak bumi 51,95 MMSTB dan cadangan gas bumi 2,68 TSCF, serta deposit aspal yang
diperkirakan sekitar 660 juta ton (JICA, 2008).
Kondisi Ekonomi Sulawesi
Distribusi Persentase Produk Domestik Bruto Wilayah atas dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2011 (dalam persen)
Badan Kerjasama Pembangunan Regional Sulawesi
18
Kondisi Infrastruktur Sulawesi
Jalan terpanjang antarprovinsi di Wilayah Sulawesi berada di Sulawesi Selatan yang meliputi 40 persen. Perkembangan total panjang jalan dalam periode 2008-2010 meningkat sepanjang 5.252 km, dengan peningkatan tertinggi berasal dari jalan kabupaten yaitu sepanjang 3.247 km.
Kondisi kualitas jalan menurut kriteria IRI (International Roughness Index, Departemen PU, Agustus 2010), kualitas jalan nasional tidak mantap di Wilayah Sulawesi cenderung meningkat dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.
Konsumsi energi listrik perkapita pada tahun 2011, tertinggi di Provinsi Sulawesi Utara sebesar 429,59 kWh/kapita, dan terrendah di Provinsi Sulawesi Barat sebesar 127,4 kWh/kapita.
Layanan telpon kabel terbanyak adalah di Sulawesi Selatan sebanyak 853 desa/kelurahan (28,6%), dan menurut
persentasenya adalah di Provinsi Sulawesi Utara sebesar 35,1%.
Untuk memperoleh air bersih sebagian besar masyarakat (49%) di Wilayah Sulawesi menggunakan pompa listrik/tangan atau sumur. Kondisi yang paling memprihatinkan dalam
memperoleh air bersih adalah bagi masyarakat yang tergantung terhadap air hujan. Kondisi ini, paling banyak
dihadapi oleh masyarakat di Sulawesi Tenggara yaitu mencapai 61 Desa atau 3% dari total desa/kelurahan.
Sumber Air Bersih untuk Kebutuhan Domestik Masyarakat Menurut Provinsi
Perkembangan Jumlah Pelanggan Rumah Tangga, Rasio Elektrifikasi dan Konsumsi Listrik
Perkembangan Panjang Jalan menurut Status Kewenangan di wilayah Sulawesi
Badan Kerjasama Pembangunan Regional Sulawesi 19
Terdapat kawasan rawan gunung api (Lokon 24 Juli 2011),
gempa bumi/tsunami (6.9 skala richter, Manado, 14 juni 2011) dan tanah longsor.
Pulau Sulawesi memiliki topografi yang sangat bervariasi dan
cenderung curam.
Wilayah Sulawesi dikepung oleh lempeng Eurasia dan
lempeng Indo-Australia yang jika sewaktu-waktu lempeng ini bergeser patah akan menimbulkan gempa bumi yang disusul dengan terjadinya tumbukan antar lempeng tektonik yang dapat menghasilkan tsunami.
Sulawesi merupakan jalur The Pasific Ring of Fire yang
merupakan jalur rangkaian gunung api aktif di dunia.
Luas lahan kritis di Wilayah Sulawesi tahun 2010 mencapai
7.610.814,50 hektar atau sekitar 9,26 persen dari luas lahan kritis nasional.
Kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Sulawesi
dengan kondisi rusak pada tahun 1999-2007 sebanyak 88 DAS.
Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat merupakan dua
provinsi yang paling banyak mengalami bencana longsor. Bencana longsor yang terjadi kedua provinsi tersebut berlangsung di 523 desa pada tahun 2008.
Persentase Desa/Kelurahan yang Mengalami Gangguan
Lingkungan menurut Provinsi dan Jenis Gangguan
Kondisi Lingkungan Sulawesi
Luas dan Penyebaran Lahan Kritis Jumlah DAS berdasarkan Tingkat
Badan Kerjasama Pembangunan Regional Sulawesi 20
No
Isu Strategis
1.
Belum optimalnya pengembangan potensi perikanan dan migas
2.
Belum berkembangnya investasi manufaktur penambahan nilai
sektor perkebunan dan pertambangan
3. Rendahnya produktivitas sektor unggulan pertanian
4.
Belum optimalnya pengembangan simpul transportasi yang
melayani nasional dan provinsi.
5.
Rendahnya aksesbilitas masyarakat terhadap kesehatan dan
pendidikan
6. Adanya ketimpangan sumber daya manusia antar provinsi
7. Rendahnya kualitas angkatan kerja usia produktif
8.
Terjadinya degradasi lingkungan akibat lemahnya pengendalian
kegiatan ekstraksi pertambangan
TERIMA KASIH
Badan Kerjasama Pembangunan Regional Sulawesi
www.bkprs-news.com
email : info@bkprs-news.com/bkprssulawesi@ymail.com
Jl. Kasuari No. 10 Makassar 90125 Telp. 0411-831195/ Fax. 0411-831195