• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Volume 4 Nomor 2, Mei 2021 e-issn ; p-issn

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Volume 4 Nomor 2, Mei 2021 e-issn ; p-issn"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

META ANALISIS: POTENSI FAKTOR USIA DAN JENIS KELAMIN PADA KEJADIAN DEPRESI DI MASA PANDEMI COVID-19

Suminanto1*, Aris Widiyanto2, Aquartuti Tri Darmayanti2, Dewi Arradini3, Rina Tri Handayani4, Joko Tri Amojo4

1

RSJD Surakarta, Jl. Ki Hajar Dewantara No.80, Jebres, Jebres, Surakarta, Jawa Tengah 57126, Indonesia 2

Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutami No.36, Kentingan, Jebres, Jawa Tengah 57126, Indonesia

3

STIKES Mitra Husada Karanganyar, Jl. Brigjen Katamso Barat, Gapura Papahan Indah, Papahan, Tasikmadu, Karanganyar, Jawa Tengah 57722, Indonesia

4

STIKESMamba ul Ulum Surakarta, Jl Ring Road Utara, Tawangsari, Mojosongo, Jebres, Surakarta, Jawa Tengah 57127, Indonesia

*mr.nannto@gmail.com ABSTRAK

Dampak psikososial negatif yang konsisten dari pandemi COVID-19 adalah gangguan kesehatan mental berupa depresi. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa beberapa faktor dapat memengaruhi, seperti jenis kelamin dan usia. Tujuan meta analisis ini mengukur pengaruh faktor jenis kelamin dan usia terhadap kejadian depresi selama pandemi COVID-19 di berbagai negara. Pencarian basis data dilakukan dari bulan Januari-Maret 2021. Basis data termasuk PubMed, Google Scholar, NIH, CDC, dan Science Direct. Kata kunci antara lain: “COVID 19 and depression” dan “COVID 19 and depression and adjusted Odds Ratio”, “COVID 19 and depression and age” dan “COVID 19 and depression and age and adjusted odds ratio”. 5 artikel masuk dalam tahap kuantitatif. Orang yang berusia ≥ 25 tahun memiliki kemungkinan 2.65 kali untuk mengalami depresi meskipun hasil tersebut tidak signifikan OR 2.65 (95%CI 0.98-7.18; P=0.05). Perempuan memiliki risiko mengalami depresi 1.77 kali dibandingkan lelaki dan secara statistik signifikan OR 1.77 (95%CI 1.36-.2.28 ; P<0.001). Kata kunci: depresi; jenis kelamin; meta analisis; usia

META ANALYSIS: POTENTIAL AGE AND GENDER FACTORS AGAINST DEPRESSION EVENTS IN THE PANDEMIC TIME COVID-19

ABSTRACT

The consistent negative psychosocial impact of the COVID-19 pandemic is mental health disorders in the form of depression. Various studies have shown that several factors can influence, such as gender and age. The purpose of this meta-analysis is to measure the influence of gender and age on the incidence of depression during the COVID-19 pandemic in various countries. Database searches were conducted from January-March 2021. Databases included PubMed, Google Scholar, NIH, CDC, and Science Direct. Key words include: “COVID 19 and depression” and “COVID 19 and depression and adjusted Odds Ratio”, “COVID 19 and depression and age” and “COVID 19 and depression and age and adjusted odds ratio”. 5 articles included to quantitative analysis. People aged ≥ 25 years were 2.65 times more likely to experience depression although the result was not significant OR 2.65 (95% CI 0.98-7.18; P = 0.05). Women had 1.77 times the risk of experiencing depression than men and it was statistically significant OR 1.77 (95% CI 1.36-.2.28; P <0.001).

Keywords: age; depression; gender; meta analysis PENDAHULUAN

Wabah penyakit Coronavirus Diseasese 2019 (COVID-19) yang diumumkan World Health Organization (WHO) sebagai pandemi global pada 11 Maret 2020. Dampak psikososial telah banyak terjadi dan diamati secara global selama pandemi. Studi terbaru menemukan dampak

Volume 4 Nomor 2, Mei 2021

e-ISSN 2621-2978; p-ISSN 2685-9394

https://journal.ppnijateng.org/index.php/jikj

(2)

psikososial negatif yang konsisten dari pandemi COVID-19 adalah stres, kecemasan, dan depresi di berbagai negara (Généreux et al., 2020; Handayani et al., 2020; Torales, et al., 2020). Gangguan mental menyebabkan efek fisik yang menetap lebih lama, namun masih hingga saat ini penanganan pada kesehatan mental masih lebih rendah dibandingkan dampak fisik (Suminanto et al., 2021).

Gangguan mental timbul bukan hanya dalam menghadapi penyakit COVID-19, perintah yang dikeluarkan oleh pemerintah diberbagai negara untuk tinggal di rumah dan melakukan karantina hingga periode isolasi paksa terbesar dalam sejarah manusia. Lebih jauh membuat banyak individu secara global menghadapi kesulitan tingkat tinggi, dari tantangan memenuhi kebutuhan dasar (misalnya, mengakses makanan, air, dan keamanan akomodasi) hingga masalah keuangan (termasuk pekerjaan kerugian, pemotongan pendapatan, dan ketidakmampuan untuk membayar tagihan) (Ramanathan et al., 2020).

Kekhawatiran tentang gangguan kesehatan mental dapat cepat menyebar dan berkontribusi pada angka kematian yang tinggi (Kang et al., 2020; Xiang et al., 2020). Berbagai penelitian telah menunjukkan dampak luas dan mendalam dari pandemi COVID-19 terhadap kesehatan mental, seperti gejala yang berhubungan dengan stres, depresi, kecemasan dan menemukan bahwa beberapa faktor dapat memengaruhi seperti jenis kelamin (Chang et al., 2020; Wang et al., 2020), usia (Chang et al., 2020), memiliki kerabat atau kenalan yang terinfeksi COVID-19 (Cao et al., 2020), memiliki kontak seseorang yang diduga COVID-19 (Wang et al., 2020), sering terpapar informasi tentang COVID-19 di media sosial (Wang et al.,2020), dan terpapar COVID-19 secara signifikan dikaitkan dengan peningkatan risiko masalah kesehatan mental terkait COVID-19 (Ma et al., 2020).

Penulis tertarik melakukan meta analisis tentang pengaruh faktor umur dan jenis kelamin terhadap kejadian depresi selama pandemi COVID-19. Meta analisis akan memberikan hasil keeratan hubungan yang jelas dan menyeluruh, sehingga faktor risiko dapat dinilai lebih pasti. Hasil dari studi ini akan bermanfaat sebagai bahan rujukan dan pertimbangan dalam penerapan dan pengambilan kebijakan terkait upaya pencegahan atau pengurangan gangguan depresi pada masyarakat saat pandemi COVID-19.

METODE

Pelaporan meta analisis ini dilakukan berdasarkan Item Pelaporan Pilihan untuk Tinjauan Sistematis dan Meta Analisis (Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analyses (PRISMA) (Liberati , Altman, Tetzlaff, Mulrow, Gotzsche, Ioannidis, Clarke, Devereaux, Kleijnen, and Moher., 2009). Penilaian kualitas studi menggunakan JBI (Joanna

Briggs Institute) Critical Appraisal Checklist for Analytical Cross Sectional Studies. Artikel

yang tidak masuk dalam kriteria kualitatif, sebagian besar akan dibahas dalam artikel ini dan dijadikan sumber kepustakaan. Seluruh artikel secara kuantitatif akan dianalisis menggunakan Review Manager (RevMan) 5.4 dan dihitung nilai odds ratio. Pencarian basis data dilakukan dari bulan Januari - Maret 2021. Database termasuk PubMed, Google Scholar, NIH, CDC, dan Science Direct. Kata kunci untuk studi ini antara lain: “COVID 19 and depression” dan “COVID 19 and depression and adjusted Odds Ratio”, “COVID 19 and depression and age” dan “COVID 19 and depression and age and adjusted odds ratio”. Penilaian kritis artikel dilakukan oleh penulis seluruh penulis, ketidaksepakatan diselesaikan melalui diskusi. Kriteria inklusi: artikel studi cross sectional. Subyek adalah masyarakat umum dalam kategori usia remaja (13-25 tahun) dan diatas 25 tahun. Variabel yang diteliti merupakan gangguan psikologis berupa depresi. Full paper yang dipublikasikan dengan bahasa Inggris atau Indonesia. Artikel dianalisis dengan multivariat. Kriteria eksklusi: artikel studi

(3)

retrospektif, observasional, RCT, case control, cohort dan quasi eksperiment. Full paper berbahasa Cina, Spanyol, Arab, Rusia, dan Perancis. Artikel dianalisis dengan analisis bivariat.

HASIL

Gambar 1. Alur Diagram PRISMA Tabel 1.

Penilaian Kualitas Artikel berdasarkan JBI (Joanna Briggs Institute) Critical Appraisal

Checklist for Analytical Cross Sectional Studies

Kriteria Fancout et al, 2020 Genereux et al, 2020 Minghuan et al, 2020 Z ma et al, 2020 Almiral et al, 2020 Kriteria inklusi dijelaskan

lengkap

Ya Ya Ya Kurang

jelas

Kurang jelas Subjek dan lokasi jelas

diterangkan

Ya Ya Kurang

jelas

Ya Ya

Penilaian paparan valid dan reliable

Ya Ya Ya Ya Ya

Tujuan dan kriteria standar mampu menggambarkan kondisi Kurang Ya Ya Ya Ya Faktor perancu diidentifikasi Ya Ya Ya Ya Ya

Apakah ada analisis untuk mengatasi faktor perancu

Ya Ya Ya Ya Ya

Outcome diukur secara valid dan reliabel

Ya Ya Ya Ya Ya

Analisis statistik diterima dan sesuai

Kurang Ya Kurang

lengkap

Ya Ya

Diidentifikasi melalui pencarian

basis data (n = 562) Tidak Free full text = 103

Penghapusan data ganda = 20 Penyaringan data awal (n = 459)

Berbahasa selain Inggris dan Indonesia = 2 Subyek merupakan tenaga kesehatan, atau bukan masyarakat umum (pekerja

profesional lain) = 222

Artikel teks lengkap yang dinilai untuk kelayakannya (n = 439)

Artikel yang memenuhi syarat kualitatif (n = 215)

Artikel yang memenuhi syarat kuntitatif (n = 5)

Variabel umur tidak dianalisis = 152 Tidak memiliki nilai adjusted odds ratio = 58

(4)

Berdasarkan hasil meta analisis diatas, orang yang berusia ≥ 25 tahun memiliki kemungkinan 2.65 kali untuk mengalami depresi dibandingkan orang yang berusia < 25 tahun meskipun hasil tersebut tidak signifikan OR 2.65 (95%CI 0.98-7.18; P=0.05).

Berdasarkan hasil meta analisis hubungan antara jenis kelamin dan depresi, dinyatakan bahwa perempuan memiliki resiko mengalami depresi 1.77 kali dibandingkan lelaki dan secara statistik signifikan OR 1.77 (95%CI 1.36-.2.28 ; P<0.001).

PEMBAHASAN

Tiga studi melaporkan bahwa perbedaan gender dalam depresi, sementara tetap signifikan, dan lebih mungkin terjadi pada usia yang lebih dewasa dibandingkan dengan usia muda dan paruh baya (Girgus, Yang and Ferri, 2017; Nolen-Hoeksema, et al 2011; Leach et, 2008).

Odds Ratio Odds Ratio Study or Subgroup Log (Odds Ratio) SE Weig ht IV, Random, 95% CI IV, Random, 95% CI Fancout et al 2020 1.86 0.13 26.4% 6.42 [ 4.98, 8.29] Genereux et al 2020 1.008 0.1214 26.5% 2.74 [ 2.16, 3.48 ] Minghuan et al 2021 1.0006 0.5643 20.2% 2.72 [ 0.90, 8.22 ] Z Ma et a l 2020 0.0583 0.0247 26.9% 1.06 [ 1.01, 1.11 ] Total (95% CI) 100.0 % 2.65 (0,98, 7.18) Heterogeneity: Tau2= 0.96; Chi2= 238.95, df =

3 (p<0.0001); I2= 99%

Test for overall effect: Z= 1.92 (P= 0.05)

Odds Ratio Odds Ratio Study or Subgroup Log (odds Ratio) SE Weig ht IV, Random, 95% CI IV, Random, 95% CI Almirall et al 2020 0.7324 0.2557 13.0% 2.08 [ 1.26, 3.43] Fancout et al 2020 1.08 0.13 20.5% 2.94 [ 2.28, 3.80 ] Genereux et al 2020 0.2927 0.0563 24.5% 1.34 [ 1.20, 1.50 ] Minghuan et a l 2021 0.7747 0.1953 16.4% 2.17 [ 1.48, 3.18 ] Z Ma et al 2020 0.207 0.0042 25.6% 1.23 [ 1.22, 1.24] Total (95% CI) 100.0 % 2.65 (0,98, 7.18) Heterogeneity: Tau2= 0.07; Chi2= 59.97, df =

4 (p<0.0001); I2= 93%

(5)

Penjelasan yang mungkin untuk kesenjangan gender pada kejadian depresi adalah depresi bersifat heterogen tehadap faktor risiko dan fenotipe. Lebih lanjut penelitian transdiagnostik menunjukkan bahwa risiko distal dan proksimal bisa jadi terkait dengan berbagai hasil di dalam dan di seluruh spektrum internalisasi dan eksternalisasi (Howard et al, 2014).

Penjelasan lain mengenai hipotesis artefak mendalilkan bahwa depresi sebenarnya dapat terjadi secara sama umum kedua jenis kelamin, tetapi penggunaan pengobatan lebih rendah dan pengenalan depresi yang lebih rendah pada pria dibandingkan pada wanita, atau adanya gejala depresi spesifik gender, akan mengakibatkan peningkatan gejala depresi yang lebih mudah terdeteksi di kalangan wanita (Kuehner, 2017). Rasio gender untuk gangguan depresi dengan bukti campuran untuk genetik yang lebih kuat telah membuktikan bahwa terjadi peningkatan risiko bagi wanita dibandingkan pria, namun sampai saat ini seluruh genom studi asosiasi belum terlalu berhasil mengidentifikasi penanda genetik dari gangguan depresi mayor (Flint dan Kendler, 2014).

Sebuah studi asosiasi genom untuk neuroticism mengidentifikasi korelasi genetik yang tinggiantara gangguan pada depresi mayor dan heritabilitas berbasis polimorfisme nukleotida tunggal (SNP), hasilnya kekuatan korelasi serupa untuk pria dan wanita, hal ini memberi kesimpulan bahwa perbedaan kejadian depresi pada gender dalam neurotisme disebabkan oleh faktor-faktor lain (Smith et al,2016). Studi gen-lingkungan (gen–environtment G*E) menyelidiki kemungkinan efek moderasi dari jenis kelamin yaitu, jika interaksi G*E lebih kuat pada pria atau wanita di wilayah polimorfik yang terkait dengan transporter serotonin(5-HTTLPR), polimorfisme dengan panjang dan pendek varian alel telah diidentifikasi. Varian alel pendek mengurangi efisiensi transkripsi dari gen 5-HTT promotor, sehingga mengurangi fungsi 5-HTT. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa pembawa alel pendek sangat rentan untuk berkembang menjadi depresi dalam menanggapi perubahan dan tekanan lingkungan (Sharpley et al. 2014). dalam kasus pandemi perubahan lingkungan, cara hidup, dan kekhawatiran akan virus yang menginfeksi sangat mempengaruhi terjadi depresi.

Beberapa studi mengidentifikasi interaksi G*E dan meta analisis terbesar hingga saat ini telah mengidentifikasi asosiasi 5-HTTLPR dengan depresi pada wanita yang sedikit lebih tinggi dibandingkan pria, pada studi yang mendukung hipotesis alel pendek, akhirnya menunjukkan bahwa alel pendek terutama diprediksi menjadi faktor peningkatan risiko gangguan internalisasi di kalangan wanita. Dalam studi pertama yang meneliti kemungkinan moderasi gender perempuan, pembawa alel minor dari FKBP5 SNPrs1360780 menunjukkan gejala yang lebih depresi di bawah tekanan. Kesimpulannya, gen mungkin berperan dalam menjelaskan kesenjangan gender, tetapi bukti empiris masing-masing masih langka. Penelitian G*E menunjukkan faktor genetik itu memiliki efek pleiotropik, sehingga memberi efek umum kerentanan terhadap kesulitan lingkungan (Kuehner, 2017).

Depresi pada orang dewasa yang lebih tua merupakan masalah yang serius. Pengalaman depresi bisa menyebabkan kecacatan pribadi. Umumnya berbicara mengenai kualitas hidup lansia yang sukses adalah konstruksi multidimensi yang mencakup kesehatan psikologis, kesehatan fisik, dukungan sosial, dan kemampuan menjalankan tugas-tugas pada kehidupan sehari-hari (Lee, et al, 2017; Daly et al, 2020). Tidak mengherankan, interkorelasi ada di antara penentu kesejahteraan pada orang tua. Tinjauan kami menemukan bahwa perbedaan gender dalam depresi ditemukan pada sampel lansia dan juga ditentukan secara berlebihan. Banyak prediktor menjelaskan perbedaan gender dalam depresi pada orang tua di kompleks dan kadang-kadang cara yang kontradiktif. Menjelaskan interaksi antara prediktor dan perkembangan umur perbedaan gender dalam depresi kemungkinan akan berkontribusi pada

(6)

pencegahan, identifikasi, dan pengobatan depresi pada orang tua, terutama pada masa pandemi COVID-19. (Oh et al,2015; Noh et al, 2016; Trives et al, 2016; Joy et al, 2020).

SIMPULAN

Jenis kelamin dan usia memengaruhi kejadian depresi. Perempuan memiliki risiko mengalami depresi 1.77 kali dibandingkan lelaki dan secara statistik signifikan. Orang yang berusia ≥ 25 tahun memiliki kemungkinan 2.65 kali untuk mengalami depresi meskipun hasil tersebut tidak signifikan. Kecenderungan perempuan lebih mungkin mengalami depresi karena cenderung mudah mengekspresikan emosi dan lebih mudah mendeteksi kondisinya, perempuan terbukti memiliki alel pendek pada rantai gen 5-HTTLPR dan lebih cepat menanggapi perubahan lingkungan. Usia ≥ 25 tahun lebih mungkin mengalami depresi, dijelaskan dari perubahan fisiologis dan beban terhadap perubahan kehidupan, orang yang lebih tua memiliki banyak tanggung jawab dan tekanan psikologis yang lebih tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Almirall AS, et al.(2020). Prognostic factors in Spanish COVID-19 patients: A case series from Barcelona. PLOS ONE. doi.org/10.1371/journal.pone.0237960.

Cao W, Fang Z, Hou G, Han M, Xu X, Dong J and Zheng J (2020) The psychological impact of the COVID-19 epidemic on college students in China.Psychiatry Research 287,1–5. Chang J, Yuan Y and Wang D (2020) Mental health status and its influencing factors among

college students during the epidemic of new coronavirus pneumonia. Journal of

Southern Medical University 40, 171–176.

Daly M, Sutin AR, Robinson E. (2020). Longitudinal changes in mental health and the COVID-19 pandemic: evidence from the UK Household Longitudinal Study. Psychol

Med ; published online Nov 13. https://doi.org/10.1017/s0033291720004432.32.

Fancourt D, Andrew S, Feifei B (2021) „Trajectories of anxiety and depressive symptoms during enforced isolation due to COVID-19 in England: a longitudinal observational study‟. Lancet Psychiatry 8: 141–49, pp. 19–21.

Flint J, Kendler KS.(2014). The genetics of major depression. Neuron 2014;81: 484–503. Généreux, M. et al. (2020) „One Virus, Four Continents, Eight Countries: An

Interdisciplinary and International Study on the Psychosocial Impacts of the COVID-19 Pandemic Among Adults‟, SSRN Electronic Journal, (November), pp. 1–16. doi: 10.2139/ssrn.3696869.

Girgus, J. S., Yang, K. and Ferri, C. V. (2017) „The gender difference in depression: Are elderly women at greater risk for depression than elderly men?‟, Geriatrics

(Switzerland), 2(4). doi: 10.3390/geriatrics2040035.

Handayani, R., Kuntari, S., Darmayanti, A., Widiyanto, A., Atmojo, J. (2020). Factors Causing Stress in Health and Community When the Covid-19 Pandemic. Jurnal

Keperawatan Jiwa, 8(3) 353-360. https://doi.org/10.26714/jkj.8.3.2020.353-360.

Howard LM, Molyneaux E, Dennis CL, Rochat T, Stein A, Milgrom J. (2014). Non-psychotic mental disorders in the perinatal period. Lancet 2014; 384: 1775–88.

(7)

Kang L, Li Y, Hu S, Chen M, Yang C, Yang BX, Wang Y, Hu J, Lai J, Ma X, Chen J, Guan L, Wang G, Ma H and Liu Z (2020) The mental health of medical workers in Wuhan, China dealing with the 2019 novel coronavirus. The Lancet Psychiatry 7, e14.

Joy M, McGagh D, Jones N, et al. (2020). Reorganisation of primary care for older adults during COVID-19: a cross-sectional database study in the UK. Br J Gen Pract 2020; 70: e540–47.

Kuehner, C. (2017) „Why is depression more common among women than among men?‟, The

Lancet Psychiatry, 4(2), pp. 146–158. doi: 10.1016/S2215-0366(16)30263-2.

Liberati, A. Altman, Tetzlaff, Mulrow, Gotzsche, Ioannidis, Clarke, Devereaux, Kleijnen, and Moher (2009) „The PRISMA statement for reporting systematic reviews and meta-analyses of studies that evaluate healthcare interventions: explanation and elaboration‟, Bmj, 339(jul21 1), pp. b2700–b2700. doi: 10.1136/bmj.b2700.

Lee, J.; Lee, K.J.; Kim, H. (2017). Gender differences in behavioral and psychological symptoms of patients with Alzheimer‟s Disease. Asian J. Psychiatry 2017, 26, 124–128. Minghuan W, et al. (2021). Acute psychological impact on COVID-19 patients in Hubei: a

multicenter observational study. Translational Psychiatry. 11:133. doi.org/10.1038/s41398-021-01259-0.

Ramanathan, K. et al. (2020) „Since January 2020 Elsevier has created a COVID-19 resource centre with free information in English and Mandarin on the novel coronavirus COVID- research that is available on the COVID-19 resource centre - including this for unrestricted research re-use a‟, (January), pp. 19–21.

Suminanto, S., Widiyanto, A., Handayani, R. T., Kuntari, S., Darmayanti, A. T., & Atmojo, J. T. (2021). Strategi Koping Tenaga Kesehatan selama Pandemi Covid-19. Jurnal Ilmu

Keperawatan Jiwa, 4(1), 141-148.

Smith DJ, Escott-Price V, Davies G, et al. (2016). Genome-wide analysis of over 106 000 individuals identifi es 9 neuroticism-associated loci. Mol Psychiatry 2016; 21: 749–57. Sharpley CF, Palanisamy SK, Glyde NS, Dillingham PW, Agnew LL. (2014). An update on

the interaction between the serotonin transporter promoter variant (5-HTTLPR), stress and depression, plus an exploration of non-confi rming fi ndings. Behav Brain Res;273: 89–105.

Torales, J.; O‟Higgins, M.; Castaldelli-Maia, J.M.; Ventriglio, A. (2020). The outbreak of COVID-19 coronavirus and its impact on global mental health. Int. J. Soc. Psychiatry, 66, 317–320.

Trives, J.J.R.; Bravo, B.N.; Postigo, J.M.L.; Segura, L.R.; Watkins, E. (2016). Age and gender differences in emotion regulation strategies: Autobiographical memory, rumination, problem solving and distraction.Span J. Psychol, 19, 1–9.

Wang C, Pan R, Wan X, Tan Y, Xu L, Ho CS and Ho RC (2020) Immediate psychological responses and associated factors during the initial stage of the 2019 coronavirus disease (COVID-19) epidemic among the general population in China. International Journal of

(8)

Xiang YT, Jin Y and Cheung T (2020). Joint international collaboration to combat mental health challenges during the coronavirus disease 2019 pandemic. JAMA Psychiatry 77, 989–990. doi: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/32275289/.

Nolen-Hoeksema, S.; Aldao, A. (2011). Gender and age differences in emotion regulation strategies and their relationship to depressive symptoms. Personal. Individ. Differ, 51, 704–708.

Leach, L.S.; Christensen, H.; Mackinnon, A.J.; Windsor, T.D.; Butterworth, P. (2008). Gender differences in depression and anxiety across the adult lifespan: The role of psychosocial mediators. Soc. Psychiatry Psychiatr. Epidemiol. 2008, 43, 983–998. Z, Ma . et al. (2020) „Mental health problems and correlates among 746 217 college students

during the coronavirus disease 2019 outbreak in China‟, Epidemiology and Psychiatric

Gambar

Gambar 1. Alur Diagram PRISMA   Tabel 1.

Referensi

Dokumen terkait

Sepanjang penglibatan beliau dalam Kementerian Kesihatan , beliau, an t ara lain, telah dianugerahkan Ijazah Doktor Kehormat oleh UNIMAS pada tahun 2002 atas

Perancangan perangkat lunak pada mikrokontroler merupakan perancangan yang dilakukan agar mikrokontroler dapat mengambil, mengolah, dan mengirim data setpoint

Jurnal Konseling Andi Matappa Volume 4 Nomor 1 Februari 2020 Hal 28 34 p ISSN 2549 1857; e ISSN 2549 4279 (Diterima Oktober 2019; direvisi Desember 2019; dipublikasikan Februari 2020)

ISSN Cetak 1978 4880 ISSN Online 2580 2186 Volume 14(2) November 2021 Analisis Konten Instagram Arsip UGM Masa Pandemi Covid 19 Peluang dan Tantangan Thoriq Tri Prabowo Digitisasi Arsip

Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial Volume 20 No 1 April 2021 ISSN 1412 6451 E ISSN 2528 0430 Daftar Isi 1 2 3 4 5 6 Peran Dinas Sosial Kota Surabaya dalam Mendukung Program

Hal ini menjadi ancaman bagi BPJS Kesehatan agar dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan asuransi kesehatan swasta sehingga mendorong peneliti untuk menguji

KESIMPULAN DAN SARAN Persepsi mahasiswa tentang metode pengajaran dosen pada mahasiswa keperawatan semester VIII Program A Universitas Udayana tahun 2014 terbanyak

Untuk mengetahui apakah penggunaan Google Body berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa ranah kognitif aspek pemahaman pada materi anatomi tubuh manusia mata