Potensi Fraud Pada
Pelayanan Kesehatan Era JKN
dan Upaya Pencegahannya
Disampaikam pada Forum Dialog Tataran Pembuat Kebijakan Dewan Jaminan Sosial Nasional, 08 Oktober 2015
Andi Afdal Abdullah
OUTLINE
I. PENGANTAR
II. POTENSI FRAUD
III. SISTEM ANTI FRAUD
IV. TANTANGAN & HARAPAN
OUTLINE
I. PENGANTAR
II. POTENSI FRAUD
III. SISTEM ANTI FRAUD
Pengertian Fraud
4
“Sebuah tindakan untuk mencurangi atau mendapat manfaat program layanan kesehatan dengan cara yang tidak sepantasnya.”
(HIPAA Report, 1996)
Fraud dalam Jaminan Kesehatan didefinisikan sebagai :
“Tindakan yang dilakukan dengan sengaja oleh Peserta, Petugas BPJS Kesehatan, Pemberi Pelayanan Kesehatan, serta penyedia obat dan alat kesehatan untuk mendapatkan keuntungan finansial dari program jaminan kesehatan dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional melalui perbuatan curang yang tidak sesuai dengan ketentuan.”
(Permenkes No. 36 Tahun 2015)
“any act, expression, omission, or concealment calculated to deceive an-other to his or her disadvantage; specifically: a mispresentation or concealment with reference to some fact material to a transaction that is made with knowledge of its falsity or in reckless disregard of its truth or falsity and with the intent to deceive another and that is reasonably relied on by the other who is injured thereby”
Penyebab Fraud Pelayanan Kesehatan
6
Tenaga medis bergaji rendah
Ketidakseimbangan antara sistem layanan kesehatan dan beban layanan
kesehatan Penyedia layanan tidak
memberi insentif yang memadai
Kekurangan pasokan peralatan medis
Inefisiensi dalam sistem layanan kesehatan
Kurangnya transparansi dalam fasilitas kesehatan
Faktor budaya
Pelaku Fraud dalam JKN
Dalam JKN Dalam Asuransi Kesehatan
Berdasarkan Heath Insurance Assosiciation of America (HIAA), fraud dalam pelayanan kesehatan atau asuransi kesehatan dapat dikategorikan sebagai berikut :
1. Fraud oleh peserta asuransi kesehatan sebagai konsumen 2. Fraud oleh pemberi pelayanan
kesehatan (provider)
3. Fraud oleh perusahaan asuransi
OUTLINE
I. PENGANTAR
II. POTENSI FRAUD
III. SISTEM ANTI FRAUD
IV. TANTANGAN & HARAPAN
Potensi Fraud dalam JKN (1)
Peningkatan
Kejadian
Fraud... ?
Potensi Fraud dalam JKN (2)
10 • Tunggakan Pemda dalam pembayaran iuran PNSD • Informasi ketersediaan Faskes, informasi bagi peserta di daerah pelosok, negosiasi kapitasi, credensialing • Pelayanan di FKTP • Pelayanan di FKRTL • Pendaftaran Peserta • Adverse Selection Kepesertaan Pelayanan Keuangan & Pembayaran Iuran Aksesibilitas Informasi & Konflik Kepentingan BPJS Kesehatan VS Faskes(Ahmad Ansyori, SH., M.Hum pada Seminar Nasional “Kajian Hukum Atas Pelayanan di Era JKN”-Malang, 6 Juni 2015).
Potensi Fraud dalam JKN (3)
(Ahmad Ansyori, SH., M.Hum pada Seminar Nasional “Kajian Hukum Atas Pelayanan di Era JKN”-Malang, 6 Juni 2015)
12
Fraud pada Pelayanan FKTP
14
Sumber : Hasil Diskusi Komisi VIII pada Rakerkesnas Wilayah Timur Kementerian Kesehatan, Makasar 9-12 Maret 2015.
16
Sumber :
Hasil Diskusi Komisi VIII pada Rakerkesnas Wilayah Timur Kementerian Kesehatan, Makasar 9-12 Maret 2015.
OUTLINE
I. PENGANTAR
II. POTENSI FRAUD
III. SISTEM ANTI FRAUD
IV. TANTANGAN & HARAPAN
20
Regulasi Pencegahan Fraud JKN
Pencegahan Fraud
1. Kinerja
Verifikator
1) Diklat
2) Focus Discussion
Group (FGD) dengan
Para Pakar Fraud
3) Penyusunan
pedoman verifikasi
4) Laporan Kejadian
Terindikasi Fraud
5) dsb.
2. Audit Medis
Alur Pelaksanaan Audit Medis
di Rumah Sakit
Siapakah yang melakukan &
Bagaimana Sistem
Penindakan Fraud....?
Sistem Penindakan Koordinasi Lintas Sektoral (KPK, Kemenkes, BPKP, SPI) Kesepakatan/ kerjasama penindakan Dasar Hukum/ Regulasi ? Perubahan Budaya Fraud Kontrol Pembiayaan JKN Regulasi Fraud1. BPJS Kesehatan
1) Pemberian surat teguran
2) Pemutusan kerjasama beberapa Rumah Sakit
2. Bersama Pihak lain ?
Dituangkan dalam Perjanjian Kerjasama
Hasil temuan fraud dapat berasal dari auditor eksternal maupun internal
Terdapat inefisiensi biaya yang merugikan pembiayaan JKN
Surat Teguran kepada Faskes Pemutusan Kontrak !
24
Penindakan Fraud
Siapa yang melakukan Pengawasan ?
Eksternal : -Dewan SJSN
-Pengawas Independen: OJK -KPK
-Kemenkes (?) - Perguruan Tinggi (?)
Internal : Tim Anti Fraud
Pengawasan Eksternal
Deteksi, Pengawasan& EvaluasiSiapa
Pengawas
BPJS
?
Eksternal BPJS
DJSN dan
Pengawas
(3) UU
DJSN
•Pengawasan
dilakukan oleh
Lembaga
Independen
(Pasal 39 ayat
24/2011
OJK
• OJK melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan; Pasar Modal; dan Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya. (Ps 6 UU 21/2011)BPK
• Semua pengawasan keuangan negara, termasuk yang telah dipisahkan (ps 2 ayat (2) UU 15/2004)
• Pengawasan kinerja dan pemeriksaan dengan tujuan
tertentu (ps 4 ayat (1) UU 15/2004)
Apa peran Perguruan Tinggi?
Mengapa harus berperan?
• PT mempunyai
tenaga ahli yang
luas.
PT jangan hanya
jadi penonton
Apa perannya?
• Peran dengan hasil Jangka Panjang:
Mendidik mahasiswa kedokteran,
residen (PPDS1), fellows (PPDS2)
Peran dengan hasil Jangka Pendek:
- Sebagai tenaga ahli untuk
membantu BPJS
- Sebagai tenaga ahli untuk
membantu Pengawas
Independen (OJK)
•
•
•
Menurut Aziz (2006), karakteristik Sistem Pengawasan Internal yang baik sebagai berikut :
1. Preemptif
Tindakan penyadaran seluruh anggota organisasi termasuk unsur Pimpinan/staf bahwa segala sesuatu tindakan yang dilakukan dapat mendorong terjadinya pelanggaran harus dihindarkan.
Preventif
Tindakan yang diarahkan untuk mencegah sedini mungkin kemungkinan terjadinya penyelewengan/penyimpangan dengan cara melakukan pembenahan sistem, prosedur dan tatacara untuk menutup peluang terjadinya pelanggaran tersebut.
Represif 2.
3.
Tindakan setelah suatu perbuatan dinyatakan telah terjadi penyelewengan/penyimpangan, sesuai dengan kaidah hukum yang berlaku.
Detektif
Proses penguraian langkah-langkah yang harus dilakukan agar apabila suatu perbuatan penyelewengan/penyimpangan sudah terlanjur terjadi, maka semaksimal mungkin penyelewengan tersebut dapat diidentifikasi dalam waktu yang sesingkat-singkatnya
4.
KARAKTERISTIK SISTEM PENGAWASAN
INTERNAL YANG BAIK
(Sistem Pencegahan Korupsi & Fraud Secara Internal di BPJS Kesehatan, Taufik Hidayat, BPJS Kesehatan, 2013)
REKOMENDASI KPK UNTUK PROGRAM JKN*
PerBPJS No 1 Tahun 2014 pasal 84
*Disampaikan oleh Deputi Pencegahan KPK, Bapak Iswan Elmi pada acara Pertemuan Nasional Manajemen RS dan
1. PERBAIKAN SISTEM PEMBAYARAN SEBAGAI
INCENTIVE
UNTUK PERBAIKAN MUTU RS
ACKNOWLEDGEMENT OF QUALITY DALAM INA-CBG’S
MEMUNGKINKAN RS DALAM KELAS YANG SAMA DIBAYAR BERBEDA, SESUAI DENGAN MUTU LAYANAN
REKOMENDASI PERBAIKAN PERBAIKAN DATA COSTING PERBAIKAN DATA CODING SISTEM KENDALI MUTU
REKOMENDASI BPJS KESEHATAN
Memastikan
akurasi premi & pembiayaan Peningkatan mutu layanan kepada peserta Mencegah fraud dalam klaim biaya pelkes Faskes Sistem Klinisi Koder insentif ASOSIASI FASKES PEMERINTAH ORGANISASI PROFESI STAKEHOLDER LAIN AUDITOR
2. PERAN AKTIF SEMUA PIHAK DALAM MENGAWAL SISTEM KESEHATAN
DEMI TERCAPAINYA PELAYANAN KESEHATAN YANG BERMUTU DAN
“Check-and-balance mechanism”
OUTLINE
I. PENGANTAR
II. POTENSI FRAUD
III. SISTEM PENCEGAHAN DAN PENGAWASAN
IV. TANTANGAN & HARAPAN
TANTANGAN
34Perubahan Pola
Kejadian Fraud
Deteksi Fraud
melalui SIM
Kerjasama Lintas
Sektoral untuk
Pencegahan &
Penanganan Fraud
HARAPAN
Dukungan dan Kerjasama yang
Baik dari Seluruh Pihak untuk
Peningkatan Kualitas
Pusat
Divisi Regional
Cabang
Peserta mendapatkan
Unsolved
Problem TKMKB Tingkat Cabang Unsolved Problem TKMKB Tingkat Divisi Regional TKMKB Tingkat Pusat
ALUR KERJA TIM KENDALI MUTU & BIAYA PELKES JKN Pelayanan Peserta BPJSK
Solved Problem