• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan Objektif 3.2 Tipe Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan Objektif 3.2 Tipe Penelitian"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Pendekatan Penelitian

3.1.1 Pendekatan Objektif

Berdasarkan buku Teknik Praktis Riset Komunikasi (Kriyantono, 2010 : 54) pendekatan objektif menganggap perilaku manusia disebabkan oleh kekuatan – kekuatan di luar kemauan mereka sendiri. Manusia dianggap sebagai produk lingkungan di luar diri manusia. Rangsangan dalam lingkungan tersebut mempengaruhi mereka untuk memberi respons dan bereaksi terhadap suatu objek dengan cara – cara yang teratur dan karena itu dapat diramalkan. Meskipun manusia mempunyai inisiatif untuk bertindak, menusia lebih dianggap merespons situasi dengan suatu cara yang berdasarkan hukum objektif yang nyaris seperti yang berlaku dalam dunia fisik atau ilmu alam. Lebih lanjut, manusia manusia dalam merespons lingkungan dipengaruhi oleh struktur sosial, seperti peran, sosialisasi, dan reference group serta pola – pola hubungan sosial yang terdapat dalam buku Teknik Praktis Riset Komunikasi, Kriyantono (2010 : 54).

3.2 Tipe Penelitian

Menurut Thomas & James 1992 riset pemasaran dapat dikelompokan menjadi tiga jenis yaitu Riset Eksploratif, Riset Konklusif (Deskriptif) dan Riset Pemantauan atau Kausal. (Sunyoto, 2012:6-8). Aktivitas pemasaran merupakan salah sattu aktivitas pokok dalam melakukan bisnis, karena pemasaran menjadi ujung tombak bagi sebuah perusahaan untuk menjual produk yang dihasilkan. Dengan strategi pemasaran yang baik dan sesuai dengan target pasar tentu saja sangat membantu memperlancar dalam menjual produk-produknya. Semakin banyak produk terjual ke pasar akan memberikan kontribusi pada peningkatan penerimaan peushaan, dan pada akhirnya berpngaruh langsung pada pencapaian target keuntungan yang semakin meningkat pula.

Manajemen senantiasa harus mengkaji program pemasaran mereka dan memangkas habis bagian-bagian yang kurang efisien serta tidak mendatangkan keuntungan. Manajemen juga harus perlu mengingat bahwa kekuranganm bisa menciptakan kesempatan-kesempatan permasalahan baru. Dalam iklim ekonomi seperti apapun, pertimbangan-pertimbangan pemasaran tetap merupakan faktor

(2)

yang sangat penting menentukan dalam perencanaan dalam panggilan keputusan di perusahaan.

Untuk bisa bertahan di dalam pasar yang bisa dijual, berapa banyak yang bisa dijual dan ancaman apa yang didayagunakan bagi pelanggan yang waspada. (Sulistyani, 2012:12-15)

Penulis menggunakan riset yang sesuai dengan jenis tipe riset yang penulis gunakan dalam penelitian ini, yaitu: Riset Deskriptif. Riset deskriptif ini menyediakan informasi yang membantu untuk mengevaluasi dan menyeleksi beberapa tindakan. Desain riset ini merupakan desain formal yang berisikan definisi yang jelas dari sasaran riset dan kebutuhan informasi. Teknik yang sering digunakan pada tipe riset ini adalah penarikan sampel dan penyebaran kuisioner seperti yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini.

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang akan mendeskripsikan atau interpretasikan sesuatu hal penelitian, seperti kondisi bisa juga hubungan yang akan diteli. (Sunyoto, 2012:7)

Desain penarikan sampel secara garis besar terdapat dua jenis penarikan sampel, yaitu desain probabilitas, desain dimana kita menentukan aturan statistic tertentu dan desain non-probabilitas. Cara penarikan sampel secara langsung tanpa menggunakan aturan tertentu, misalnya secara langsung memilih dan menentukan. (Sulistyani, 2012:19)

3.3 Metode Penelitian 3.3.1 Metodologi Kuantitatif

Dalam buku Teknik Praktis Riset Komunikasi (Kriyantono, 2010 : 55-56), riset kuantitatif adalah riset yang menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Dengan demikian tidak terlalu mementingkan kedalaman atau analisis. Periset lebih mementingkan aspek keleluasaan data sehingga data atau hasil riset dianggap merupakan representasi dari seluruh populasi.

(3)

3.4 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah upaya menerjemahkan konsep atau sesuatu yang abstrak ke dalam bentuk yang konkrit. Dengan demikian, konsep yang telah diopersionalkan akan memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas. Untuk kebutuhan analisis deskriptif, maka operasionalisasinya lebih banyak menggunakan ukuran nominal. Ukuran nominal yang dimaksud yaitu dasar dari penggolongannya adalah kategori yang tidak tumpang tindih dan tuntas menurut Singarimbun, 1989 :103 (Yulius, 2008:50-55) Dalam metode penelitian survei, pengukuran merupakan kegiatan yang pokok, sebab tanpa pengukuran, objek penelitian tidak dapat dibandingbandingkan/dikelompokkan. Karlinger pada tahun 2006 yang mengutip pendapat Steven, mengatakan bahwa pengukuran adalah penggunaan angka-angka pada objek atau peristiwa menurut aturan tertentu.

a. Variabel bebas (Independent Variable) adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain yang sifatnya berdiri sendiri (Priyatno, 2010 : 8). Dalam penelitian ini variabel bebas yang digunakan yaitu “Proses Pemilihan Artis Al Ghazali”.

b. Variabel terikat (Dependent Variabel) adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain yang sifatnya tidak dapat berdiri sendiri (Priyatno, 2010 : 8). Dalam penelitian ini variabel terikatnya yaitu “Minat Pengunjung Event Traxkustik”.

3.4.1 Skala Pengukuran Variabel

Dalam menguji variabel yang akan diteliti, pengukuran variabel penelitian ini menggunakan skala Likert. Skala Likert ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2007 : 86) . Dalam penelitian fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan. Untuk keperluan kuantitatif maka jawaban tersebut diberi skor, dengan susunan kategori jawaban sebagai berikut :

(4)

Tabel 3.1 Kategori Jawaban

Kategori Jawaban Skor

Sangat Setuju (SS) 5

Setuju (S) 4

Ragu-Ragu (R) 3

Tidak Setuju (TS) 2

Sangat Tidak Setuju (STS)

1

Skor dalam kuisioner tersebut dapat memberikan dan menentukan hasil penelitian yang akan dilaksanakan nantinya. Sehingga skor dalam kuisioner ini menjadi data yang harus diolah untuk menjadi sebuah pernyataan penelitian.

1.5 Populasi dan Sampel 1.5.1 Pengambilan Populasi

Populasi adalah kesatuan yang mempunyai karakteristik sama pada sampel yang akan kita tarik. Populasi juga dapat diartikan sebagai kesatuan yang mempunyai karakteristik yang sama, yang dimana sampelnya akan kita tarik. Sebagai contoh, seluruh pegawai dalam satu perusahaan yang akan kita teliti, sedangkan sampel ialah sebagian kecil dari populasi yang kita gunakan sebagai obyek riset. (Sulistyani, 2012:25-28)

Dalam penelitian yang penulis lakukan dalam event ini memiliki populasi yang berjumlah 142.000 orang peserta. Definisi dari populasi sendiri adalah jumlah dari keseluruhan objek baik satuan maupun tingkat individu yang memiliki karakterisik hendak diduga. Antara individu disebut unit analisis, bisa berupa anak trax yang mengenal perubahan dari Trax FM yang dapat digunakan dalam sebuah survey. Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki karakteristik hendak diteliti yang dianggap dapat mewaikili keseluruhan populasi. (Sulistyani, 2012:29)

(5)

Jumlah populasi yang penulis teliti pada dasarnya diambil dari jumlah follower twitter @Traxfmjkt yaitu 142.000, karena jumlah populasi lebih dari 100 maka penulis melakukan penghitungan menggunakan rumus sampel slovin, sehingga didapatkan jumlah responden yang lebih sedikit, yaitu menjadi 100 orang. Dalam penelitian ini yang menjadi unit penelitian adalah anak trax (panggilan untuk konsumen atau pendengar Trax FM) yang berada di Jakarta yang diundang dalam sebuah forum kecil, yang dimana penulis tetapkan kriteria khusus dari tingkat sosial di golongan AB yang memiliki umur 18 – 35 tahun dengan latar belakang profesi sebagai mahasiswa Binus Univerity tingkat akhir.

Rumus yang digunakan adalah rumus slovin (Kriyantono, 2010:164) : n = N

1 + Ne2

n = Ukuran Sampel N = Populasi

e = Kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolerir, yaitu 10 % kemudian dikuadratkan.

n = 142.000

1 + 142.000 ( 10% )2 n = 99,30 = 100

Sehingga jumlah sampel yang dia ambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 pengunjung.

3.5.2 Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dalam suatu riset ada dua metode yaitu metode probabilitas dan metode nonprobabilitas. (Sunyoto, 2012:50)

(6)

1. Metode Probabilitas, metode ini memberikan peluang sama dari semua elemen sebagai sampel penelitian. Ada beberapa metode pengambilan sampel probabilitas meliputi acak sederhana, sistematik, cluster, bertingkat, dan berganda.

a. Acak sederhana.

Metode acak sederhana merupakan bentuk yang paling sederhana, di mana harus memberikan kesempatan seleksi bukan nol yang diketahui untuk setiap elemen populasi.

b. Sistematik.

Pengambilan sampel yang multiguna adalah pengambilan sampel sistematik. Manfaat utama dari pengambilan sampel sistematik adalah kesederhanaan, walaupun metode ini memiliki permasalahan teoritis. Pengambilan sampel sistematik ini lebih efisien dari acak sederhana karena populasi yang sejenis dikelompokkan ke dalam daftar.

c. Bertingkat.

Proses di mana sampel dibatasi untuk memasukan unsur-unsur dari setiap segmen.

d. Cluster.

Populasi dapat juga dibagi menjadi kumpulan-kumpulan elemen dengan beberapa kumpulan yang secara acak dipilih untuk studi, maka disebut pengambilan sampel kumpulan.

e. Berganda.

Lebih mudah dan lebih ekonomis untuk mengumpulkan beberapa informasi dengan sampel dan kemudian menggunakan informasi ini sebagai dasar untuk memilih subsample untuk studi selanjutnya. 2. Metode Nonprobabilitas. Dengan metode ini, probabilitas dari elemen

populasi yang dipilih adalah tidak diketahui. (Sunyoto. 2012:58-60) Ada beberapa alasan lebih memilih teknik pengambilan sampel nonprobabilitas yaitu, karena prosedur itu memenuhi tujuan pengambilan sampel secara memuaskan., lalu faktor biaya dan waktu yang tersedia, dan ada kelemahan dalam aplikasi pada metode penelitian yang dimungkinkan faktor manusia. Ada dua jenis metode nonprobabilitas, yaitu, pengambilan sampel mudah (convenience sampling) dan pengambilan sampel bertujuan (purposive sampling). Peneliti

(7)

menggunakan teknik sampling yang pertama, yaitu pengambilan sampel mudah (convenience sampling).

Pengambilan sampel mudah (convenience sampling) merupakan desain yang hampir tidak dapat diandalkan, tetapi biasanya paling mudah dan paling cepat dilakukan. Para peneliti lapangan memiliki kebebasan untuk memilih siapa saja yang mereka temui, jadi mereka menyebutnya mudah. Sampel mudah ini masih dapat menjadi prosedur yang bermanfaat.

3.6 Teknik Pengumpulan Data, Jenis dan Sumber Data 3.6.1 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara – cara yang dapat digunakan periset untuk mengumpulkan data (Kriyantono, 2010:95) . Ada beberapa teknik atau metode pengumpulan data yang biasanya dilakukan periset. Metode pengumpulan data ini sangat ditentukan oleh metodologi riset, apakah kuantitatif atau kualitatif.

Pada penelitian ini, metodologi riset yang digunakan yaitu kuantitatif dengan metode pengumpulan data berupa kuesioner. Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh responden, disebut juga angket. (Kriyantono, 2010 : 97) Kuesioner bisa dikirim melalui pos atau periset mendatangi secara langsung responden. Bisa diisi saat periset datang sehingga pengisiannya didampingi periset, bahkan periset bisa bertindak sebagai pembaca pertanyaan dan responden tinggal menjawab berdasarkan jawaban yang disediakan. Kuesioner bisa diisi sendiri oleh responden tanpa bantuan atau kehadiran periset. Kemudian hasilnya bisa dikirim atau diambil sendiri oleh periset.

Tujuan penyebaran angket adalah mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dari responden tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu : 1. Tahap Studi Kepustakaan

Mencari dan memperoleh data yang diperlukan serta dibutuhkan dalam penelitian ini, dengan cara mengumpulkan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti sebagai referensi serta data yang berhubungan dengan jumlah populasi Pengunjung Event Traxkustik yang

(8)

digunakan dalam menentukan jumlah responden yang akan dibagikan kuesioner.

2. Tahap Uji Coba Kuisioner

Tahap penelitian dengan melakukan uji coba kuesioner yang telah dibuat. Dimana pernyataan-pernyataan yang terdapat di dalam kuisioner tersebut diuji kepada pengunjung event Traxkustik.

3. Tahap Penelitian Lapangan

Dalam tahap penelitian ini dilakukan pembagian langsung kuesioner yang telah diuji coba kepada para pengunjung event Traxkustik, yang nantinya akan diisi dan dikembalikan kembali kepada penulis sebagai sumber data primer penelitian.

3.6.2 Data Sekunder.

Data sekunder adalah data yang sudah di proses oleh pihak tertentu sehingga data tersebut sudah tersedia ketika diperlukan. (Sarwono, 2012:35) Selain data utama, periset memandang perlu untuk menambah daya dukung untuk penelitiannya dengan data-data yang lain yang berkaitan dengan penelitian. Data sekunder juga merupakan data publikasi yang dikumpulkan tidak hanya untuk keperluan riset tertentu saja, (Sunyoto, 2012:41-44)

3.6.2.1 Macam-macam data sekunder a. Data sekunder internal

Merupakan data sekunder yang diperoleh dari dalam objek yang diteliti, misalnya riset sebuah perusahaan atau organisasi, berarti data sekunder internal tersedia di data perusahaan MRA Media.

b. Data sekunder eksternal

Data yang tersedia di luar perusahaan atau organisasi, contohnya brosur, majalah, riset orang lain, data di Badan Pusat Statistik, jurnal-jurnal dan sebagainya.

3.6.3 Data Primer

Primer berlawanan dengan sekunder, dimana primer merupakan utama, atau langsung dari sumbernya .Data primer berarti data asli yang dikumpulkan oleh periset untuk menjawab masalah riset secara khusus. Data

(9)

primer diperoleh secara langsung dari sumbernya, jadi periset merupakan tangan pertama yang memperoleh data tersebut menurut Istijanto, 2005 (Sunyoto, 2012:27)

Data primer dibagi menjadi dua, yaitu kualitatif dan kuantitatif, yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif.

Data kuantitatif adalah data yang berupa angka-angka atau bilangan, baik utuh (diskrit) maupun tidak utuh (kontinu). Diskrit misalnya mengenai jumlah konsumen, jumlah karyawan, jumlah penjual, dan sebagainya, sedangkan data type kontinu seperti ukuran berat badan, berat dalam perdagangan, ukuran jarak, tinggi, rendah, dan sebagainya (Kriyantono, 2012:97).

3.7 Teknik Analisis dan Interpretasi Data 3.7.1 Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan untuk penelitian ini adalah dengan menggunakan metode analisis kuantitatif dengan menggunakan statistik. Dan kemudian menggunakan program SPSS 20 yang digunakan untuk mempermudah dan mempercepat input data. Data mentah yang telah diolah kedalam bentuk angka di input ke program SPSS untuk mengetahui nilai dari masing-masing responden dan di analisis lebih lanjut.

Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah analisis bivariat. Analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara 2 variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. (Kriyantono, 2012 : 20) Analisis Kategori Data Penelitian

Analisis kategori data penelitian adalah analisis yang berkaitan langsung dengan data penelitian. Analisis ini bersumber dari angket yang peneliti sebarkan kepada responden yang untuk mengukur variabel penelitian kemudian dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan metode analisis kategori dengan pendekatan kategori interval. Dimana terdapat dua variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel Pemilihan Artis Al Ghazali dan Minat Pengunjung (Y).

3.7.2 Intrepretasi Data 3.7.2.1 Uji Validitas

(10)

Validitas menurut Arikunto adalah suatu ukuran yang menununjukan tingkat kesahitan suatu instrument penelitian yang valid mempunyai validitas yang tinggi, sebaliknya instrument yang kurang valid memiliki validitas yang rendah. Peneliti menggunakan uji validitas dengan metode Corrected Item-Total Correlation dengan cara mengkorelasikan masing-masing skor item dengan skor total item dan melakukan koreksi terhadap efek spurious overlap (nilai koefisien korelasi yang overestimasi) (Priyatno, 2013:19)

Proses validitas dan reliabiloitas dilakukan melalui serangkaian uji coba instrumen sebelum dilakukan data penelitian yang sebenarnya. Uji validitas adalah suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi (content) dari suatu instrumen, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrumen yang digunakan dalam suatu penelitian. (Sugiyono, 2006:25)

Tujuan uji validitas:

a. Mengetahui sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukuran dalam melakukan fungsi ukurnya.

b. Agar data yang diperoleh bisa relevan/sesuai dengan tujuan diadakannya pengukuran tersebut.

3.7.2.2 Uji Reliabilitas

Suatu alat pengukur dikatakan reliabel, bila alat itu dalam mengukur suatu gejala ada waktu yang berlainan senantiasa menunjukan hasil yang sama, jadi alat yang reliabel secara konsisten member hasil ukuran yang sama.

Reliabilitas adalah serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi bila pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu dilakukan secara berulang. (Sugiyono, 2006:30).

Reliabilitas dibedakan menjadi dua macam, yaitu: (Muljono, 2008:20-23) 1. Reliabilitas konsistensi tanggapan

Reliabilitas ini mempersoalkan apakah tanggapan responden atau objek terhadap tes tersebut sudah baik atau konsisten. Jika hasil pengukuran kedua menunjukkan ketidakkonsistenan maka hal ini akan menunjukkan bahwa hasil ukur tes atau instrumen tersebut tidak dapat dipercaya atau tidak reliable serta tidak dapat digunakan sebagai ukuran untuk mengungkapkan ciri atau keadaan sesungguhnya dari objek pengukuran.

(11)

Reliabilitas ini berkaitan dengan kemantapan atau konsistensi antara item-item suatu tes. Bila terhadap bagian obyek ukur yang sama, hasil ukur melalui item yang satu kontradiksi atau tidak konsisten dengan hasil ukur melalui item yang lain maka pengukuran dengan tes (alat ukur) sebagai suatu kesatuan itu tidak dapat dipercaya.

Metode uji reliabilitas yang digunakan penulis adalah Cronbach’s Alpha. Metode ini sangat cocok digunakan pada skor berbentuk skala atau skor rentangan.

1. Cronbach’s Alpha < 0,6 = Reliabilitas buruk 2. Cronbach’s Alpha 0,6-0,79 = Reliabilitas Diterima 3. Cronbach’s Alpha > 0,8 = Reliabiltas Baik

3.7.3 Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik mutlak diperlukan sebelum pengujian regresi linear sederhana dilakukan. Model regresi linear sederhana dapat disebut sebagai model yang baik jika model tersebut terbebas dari asumsi-asumsi klasik statistik. Ada dua uji asumsi klasik yang harus dipenuhi sebelum analisis regresi linear sederhana dapat dilakukan, yaitu : uji normalitas data dan uji heteroskedastisitas,. Dalam melakukan pengujian asumsi klasik, penulis menggunakan bantuan software SPSS.

3.7.3.1 Uji Normalitas Data

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng (bell shaped). Data yang ‘baik’ adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau ke kanan. (Santoso, 2010 : 43)

Dalam penelitian ini, penulis mengunakan program SPSS untuk mengetahui normalitas data dengan panduan sebagai berikut :

a. Jika signifikansi atau nilai probabilitas < 0.1, distribusi adalah tidak normal b. Jika signifikansi atau nilai probabilitas > 0.1, distribusi adalah normal 3.7.3.2 Uji Heteroskedastisitas

Pengujian heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan melalui metode dengan melihat hasil dari scatterplot antara data residu yang telah distandarkan (Sdresid) dengan hasil prediksi variabel dependen yang telah distandarkan (Zpred).

(12)

Selain itu pun peneliti menggunakan uji Glesjer guna melihat apakah data memenuhi asumsi heteroskedastisitas.

3.7.3.3 Uji Regresi

Analisis regresi untuk mengetahui hubungan antara linear antara dua variabel atau lebih (Sulistyani, 2012:35). Dimana satu variabel sebagai variabel dependen atau terikat dan yang lainnya sebagai variabel independen. Analisis regresi sederhana digunakan untuk mengetahui pengaruh antara satu variabel independent dengan satu variabel dependent. Analisis ini juga untuk memprediksikan nilai dari variabel dependent apabila nilai variabel independent mengalami kenaikan atau penurunan dan untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independent dengan variabel dependent apakah positif atau negatif. Suatu pernyataan yang sama dinyatakan fungsional antara variabel-variabel. Biasanya variebel dependen dilambangkan dengan sebagai Y dan independen dilambangkan sebagai X. pilihan menu Reggresion terdiri atas Linear, Curve Estimation, Least Squares, dan Ordinal.Regresi linear memperkirakan koefisien pada persamaan linie, termasuk satu atau lebih variable; independen. Secara detail persamaan regresi berbentuk sebagai berikut:

Y= a + bX Keterangan:

Y = variabel dependen yang diprediksikan X = variabel independen

a = nilai konstanta b = koefisien regresi

3.7.4 Pengujian Hipotesis

Setelah model regresi yang diajukan lolos dari uji asumsi klasik, maka selanjutnya analisis regresi sederhana sudah dapat dilakukan dalam rangka pengujian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dan penentuan persamaan regresi linear sederhana. Pengujian hipotesis ini dilakukan melalui pengujian koefisien determinasi (R Square), dan uji signifikansi parameter individual (Uji

(13)

Statistik t). Persamaan regresi linier sederhana dalam penelitian ini dirumuskan dalam model regresi sebagai berikut :

Y = a + bX1 + e Keterangan: Y : Minat Pengunjung X : Pemilihan Artis a : Parameter konstanta b : Parameter penduga e : Faktor error/disturbance 3.7.4.1 Uji t

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel independent (bebas) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependent (terikat). (Priyatno, 2013 : 114)

Dalam menentukan hipotesis dalam uji t, kriteria pengujian sebagai berikut :

H0 diterima jika signifikansi > 0,1 H0 ditolak jika signifikansi < 0,1 3.7.4.2 Uji Koefisien Determinasi

Analisis determinasi digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel independent (bebas) secara bersama-sama terhadap variabel dependent (terikat). Untuk menentukan koefisiensi determinasi, dilihat pada kolom R square pada tabel model summary. Uji Koefisien Determinasi adalah bagian dari variasi total dalam variabel dependen yang dijelaskan oleh variasi dalam variabel independen. Disebut juga dengan R-squared dan dinotasikan dengan R2, untuk menilai berapa besar pengaruh antara variabel X dan variabel Y yang terkait. (Sarwono:2012)

3.7.4.3 Uji Korelasi

Analisi Korelasi Pearson digunakan untuk mengetahui hubungan antara satu variabel dengan variable lain secara linear. Data yang digunakan berskala interval atau rasio. Nilai korelasi ( r) adalah 0 sampai 1 atau 0 sampai-1 (untuk hubungan negatif) , semakin mendekati 1 atau -1 berarti hubungan yang terjadi semakin kuat. Sebaliknya, nilai semakin mendekati 0 maka hubungan yang terjadi semakin lemah.

1. 0,0 – 0,199 = Sangat rendah 2. 0,20 – 0,399 = Rendah

(14)

3. 0,4 – 0,599 = Sedang 4. 0,6 – 0,799 = Kuat 5. 0,8 – 1,000 = Sangat kuat

3.7.4.4 Uji Hipotesis

Hipotesis merupakan kesimpulan sementara yang harus dibuktikan dan diuji kebenarannya berdasarkan data yang dikumpulkan, menurut Suhartono 2002:27 (Kirom, 2012:84)

Hipotesis terbagi menjadi dua: 1. Hipotesis nol (H0)

Hipotesis nol merupakan hipotesis yang menyatakan tidak ada hubungan atau pengaruh antara satu variabel dengan variabel lainnya. 2. Hipotesis alternatif (Ha)

Hipotesis alternatif merupakan hipotesis yang menyatakan adanya hubungan atau pengaruh antara satu variabel dengan variabel lainnya. Berikut hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini :

Hipotesis 1:

H0 : Tidak terdapat hubungan pemilihan artis Al Ghazali sebagai musisi terhadap minat pengunjung event Traxkustik.

Ha:Terdapat hubungan pemilihan artis Al Ghazali sebagai musisi terhadap minat pengunjung event Traxkustik.

Hipotesis 2 :

H0 : Tidak terdapat pengaruh pemilihan artis Al Ghazali sebagai musisi terhadap minat pengunjung event Traxkustik.

Ha : Terdapat pengaruh pemilihan artis Al Ghazali sebagai musisi terhadap minat pengunjung event Traxkustik.

(15)

3.8 Operasionalisasi Konsep

Tabel 3.2 Operasionalisasi Konsep

Variabel Dimensi Indikator Skala

Instrumen Pemilihan Artis Al Ghazali Sebagai Musisi (Pudjiastuti, 2010:20). (x) 1. Kredibilitas 1. Al Ghazali sudah dikenal oleh banyak masyarakat. 2. Al Ghazali memiliki daya tarik pengunjung yang kuat. 3. Al Ghazali adalah sosok yang sedang ramai dibicarakan karena tampan. 4. Al Ghazali mampu menjadi bintang tamu di acara yang Likert Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Ragu-ragu (R) Tidak Setuju (TS) Sangat Tidak Setuju (STS)

(16)

2. Penampilan 3. Pengalaman bersifat anak muda dan sesuai dengan kebutuhan saya. 5. Al Ghazali memiliki wajah yang tampan dan menarik perhatian. 6. Al Ghazali memiliki penampilan berpakaian yang trendy dan menarik perhatian. 7. Al Ghazali memiliki tubuh yang yang proposional. 8. Al Ghazali mampu menarik perhatian pengunjung

(17)

4. Kemampuan saat bermain DJ karena pengalamann ya yang kurang lebih 2 tahun. 9. Al Ghazali memiliki pengalaman bermusik yang baik. 10. Al Ghazali memiliki pengalaman yang cukup lama di dunia hiburan kurang lebih 2 tahun. 11. Al Ghazali memiliki banyak jam terbang tampil di khalayak publik. 12. Al Ghazali memiliki kemampuan menarik perhatian pengunjung

(18)

disetiap acara. 13. Al Ghazali memiliki kemampuan bermusik dan bernyanyi. 14. Al Ghazali memiliki kemampuan menjadi seorang model. 15. Al Ghazali mampu menjadi co-host atau pembawa acara. Tabel 3.2 Operasionalisasi Konsep

Variabel Dimensi Indikator Skala

Instrumen Minat Pengunjung Event Traxkustik (Swastha, 2008 : 87) (y) 1. Attention (Perhatian) 16. Saya mengetahui Traxkustik adalah acara rutin yang dibuat oleh TRAX FM. 17. Saya selalu mengetahui Likert Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Ragu-ragu (R)

(19)

2. Interest (Ketertarik an) 3. Desire (Keinginan) pengisi acara Traxkustik sebelumnya. 18. Al Ghazali tidak pernah menjadi bintang tamu Traxkustik. 19. Saya akan

terus hadir jika di Traxkustik terdapat Al Ghazali. 20. Saya tertarik datang ke Traxkustik jika mendatangkan Al Ghazali. 21. Saya tertarik ke Traxkustik jika Al Ghazali menjadi bintang tamu. 22. Saya tertarik ke Traxkustik jika terdapat interaksi langsung dengan Al Ghazali. 23. Saya ingin datang ke Traxkustik jika mendatangkan Tidak Setuju (TS) Sangat Tidak Setuju (STS)

(20)

4. Action (Tindakan) Al Ghazali. 24. Saya ingin ke Traxkustik jika Al Ghazali menjadi bintang tamu. 25. Saya ingin ke Traxkustik jika terdapat interaksi langsung dengan Al Ghazali. 26. Saya ingin ke Traxkustik jika Al Ghazali bermain musik dan bernyanyi. 27. Saya hadir di Traxkustik sebagai pengunjung. 28. Saya hadir di Traxkustik juga sebagai idola Al Ghazali. 29. Saya mengikuti segala interaksi Al

(21)

Ghazali di Traxkustik.

(22)

Gambar

Tabel 3.1  Kategori Jawaban
Tabel 3.2 Operasionalisasi Konsep
Tabel 3.2 Operasionalisasi Konsep

Referensi

Dokumen terkait

- Dasar Hukum Peraturan Daerah ini adalah : Pasal 18 ayat (6) Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Undang- Undang Nomor 17 Tahun 1950 tentang

Untuk itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap nilai erosi dan sedimentasi pada daerah aliran sungai Citanduy dengan data erosivitas hujan, erodibilitas

Dari data output pick-up coil dan data yang terbaca oleh alat ukur medan magnet acuan maka akan terlihat berapa nilai medan magnet dan tegangan pick-up coil

Sewaktu masih segar terlihat seperti agar-agar (jelly) basah dan bila dikeringkan menjadi mengkerut. Jamur lebih banyak dijual dalam bentuk kering dan harus

Pada tugas akhir ini akan dibahas tentang kekuatan pipa milik Total E&amp;P Indonesie, khususnya pipa bawah laut yang kondisinya tidak terkubur (unburied) yang

Capaian kinerja nyata indikator Persentase Kelurahan yang memenuhi standar kriteria baik adalah sebesar 66.67 dari target sebesar 66.67 yang direncanakan dalam

Paradigma penelitian merupakan kerangka berpikir yang menjelaskan bagaimana cara pandang peneliti terhadap fakta kehidupan sosial dan perlakuan peneliti terhadap ilmu atau

Pulau Sembilan adalah sebuah desa yang berada di kawasan pesisir pantai timur Sumatera Utara. Pulau Sembilan memiliki hutan mangrove yang kini kondisinya sudah mengalami kerusakan