• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

26

3.1.1 Tempat Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas 5 SD Negeri Lamper Kidul 01 Semarang.

3.1.2 Waktu Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2012/ 2013. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah, karena Penelitian Tindakan Kelas ini memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif dan efisien.

3.1.3 Subjek Penelitian

Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini subjek yang akan diteliti adalah siswa kelas 5 SD Negeri Lamper Kidul 01 Semarang semester genap taun ajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa 36 terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan.

3.2 Variabel Penelitian

Variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini ada dua jenis yaitu variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent). Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent/ terikat (Sugiyono, 2011:39). Variabel bebas (independent) dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Hal ini disebabkan metode eksperimen merupakan variabel yang meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri Lmaper Kidul 01Semarang.

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2011:39). Variabel

(2)

dependent/ terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPA (Y). Hal ini

disebabkan, pembelajaran IPA mendapat pengaruh dari variabel bebas yaitu metode eksperimen.

3.3 Rencana Tindakan

Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini akan dilaksanakan dalam dua siklus dengan tiap siklus terdapat 2 pertemuan. Konsep pokok penelitian tindakan menurut Kemmis dan Mc Taggart (Arikunto, 2006: 97) yaitu setiap siklus terdapat empat tahap rencana tindakan, meliputi: perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Tahap tindakan( acting) dengan pengamatan( observing) dijadikan satu kesatuan karena adanya kenyataan bahwa antara implementasi acting dan observing merupakan dua kegiatan yang tidak terpisahkan. Rincian prosedur tindakan adalah sebagai berikut.

Gambar 3.1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas

(3)

3.3.1 Perencanaan (planning)

Pada tahap ini dilakukan apa saja yang akan direncanakan untuk mengatasi masalah yang ada di sekolah berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara awal. Peneliti dan guru merencanakan apa saja yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah yang ada di sekolah berdasarkan hasil pengamatan awal. Setelah peneliti dan guru mempunyai persamaan persepsi terhadap permasalahan siswa dalam pembelajaran IPA, maka peneliti bersama guru merancang pelaksanaan pemecahan masalah dalam kegiatan pembelajaran IPA. Dengan melihat kondisi siswa dan permasalahan yang ada di kelas, maka diputuskan penggunaan metode eksperimen yang diyakini mampu meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri Lamper Kidul 01 Semarang.

Hal yang akan dilakukan dalam perencanaan adalah sebagai berikut. a. Menetapkan waktu pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang dilakukan

oleh peneliti bersama guru. Penelitian diadakan sesuai jadwal mata pelajaran IPA yang ada di kelas 5 SD Negeri Lamper Kidul 01 Semarang.

b. Membuat skenario pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti bersama guru, mulai dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menetapkan materi pembelajaran, media dan alat belajar, menyiapkan instrumen penelitian serta lembar jawaban atas instrumen tersebut.

3.3.2 Pelaksanaan tindakan atau perlakuan (acting)

Pada tahap ini, guru menerapkan langkah-langkah yang ada dalam perencanaan yaitu dengan melaksanakan tindakan sesuai skenario pembelajaran yang telah dibuat dalam kegiatan pembelajaran dan melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan materi yang telah ditentukan dan memanfaatkan media dan alat belajar yang telah disiapkan.

(4)

3.3.3 Observasi atau pengamatan (observing)

Observasi atau pengamatan merupakan upaya mengamati pelaksanaan tindakan. Observasi terhadap proses tindakan yang dilaksanakan untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan yang berorientasi pada masa yang akan datang, dalam hal ini adalah kegiatan selanjutnya, serta digunakan sebagai dasar untuk kegiatan refleksi yang lebih kritis sesuai dengan pembelajaran yang diharapkan.

3.3.4 Refleksi (reflection)

Refleksi merupakan bagian yang amat penting untuk memahami dan memberikan makna terhadap proses dan hasil yang terjadi sebagai akibat adanya tindakan yang telah dilakukan. Refleksi dimaksudkan sebagai upaya untuk mengkaji apa yang telah dan belum terjadi, apa yang dihasilkan, mengapa hal tersebut terjadi demikian dan apa langkah selanjutnya. Hasil refleksi digunakan untuk menetapkan langkah selanjutnya dalam upaya untuk menghasilkan perbaikan.

3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 3.4.1 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor penting dalam keberhasilan penelitian. Sugiyono (2009: 308) menyatakan bahwa teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka penelitian tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Teknik menunjuk suatu cara sehingga dapat diperlihatkan penggunaannya melalui, tes. Tes dilakukan untuk memperoleh data tentang peningkatan hasil belajar IPA sejauh mana tingkat kemampuan peserta didik untuk memahami dan mengerti soal tes yang telah diberikan. Soal tes disusun dalam bentuk pilihan ganda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa

(5)

dengan metode eksperimen pada siswa kelas 5 SD Negeri Lamper Kidul 01 Semarang.

3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes (lembar soal). Instrument tes dalam penelitian ini berupa lembar soal guna mengetahui hasil belajar IPA, instrumen yang digunakan adalah tes hasil/ hasil belajar atau achievement test. Tes dilakukan untuk mengungkapkan hasil belajar pada siklus I dan Siklus II. Jenis tes yang digunakan tes formatif berupa pilihan ganda. Untuk menjamin bahwa instrumen berupa tes pilihan ganda yang akan digunakan merupakan instrumen yang baik, maka tes disusun mengikuti langkah-langkah penyusunan soal. Langkah yang dimaksud adalah : 1)Penyusunan kisi-kisi, 2)uji coba instrumen, 3)uji validitas dan reliabilitas.

Kisi-kisi disusun berdasarkan SK dan KD yang telah ditetapkan. Dalam penelitian ini disusun dua kisi-kisi instrumen tes formatif dengan jawaban pilihan ganda yaitu kisi-kisi instrumen tes untuk mengukur hasil belajar sebelum perlakuan diberikan dan kisi-kisi instrumen tes untuk mengukur hasil belajar sesudah perlakuan diberikan.

Kisi-kisi instrumen tes untuk mengukur hasil belajar Matematika disusun berdasarkan Standar Kompetensi: 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya atau model. Kompetensi Dasar: 6.1. Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya dan 6. 2. Membuat suatu karya atau model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya. Kisi-kisi instrumen tes untuk mengukur hasil belajar IPA dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut.

(6)

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Instumen Tes

SD Negeri Lamper Kidul 01 Semarang Standar

Kompetensi

Kompetensi Dasar

Indikator No. Item Jumlah

Item

6.menerpkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya atau model

6.1

Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya

Menyebutkan berbagai macam sumber cahaya dalam kehidupan sehari-hari

1,2,3,4 4

Mengidentifikasi sifat cahaya merambat lurus melalui kegiatan eksperimen.

5,6,7 3

Mengidentifikasi sifat cahaya yang mengenai berbagai benda (bening, berwarna, dan gelap) melalui kegiatan eksperimen.

8,9,10,11, 12 5

Mengidentifikasi sifat cahaya yang mengenai cermin datar dan cermin lengkung (cembung dan cekung) melalui kegiatan eksperimen

13,14,15, 16, 17 5

Mengidentifikasi sifat pembiasan cahaya melalui kegiatan eksperimen.

18,19,20, 21, 22 5

Mengidentifikasi peristiwa penguraian cahaya melalui kegiatan eksperimen

23,24,25 3

6.2 membuat suatu karya atau model, misalnya perioskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerpkan sifat-sifat cahaya

Menyebutkan alat dan bahan untuk membuat periskop sederhana

1,2,3 3

Mengidentifikasi penerapan sifat cahaya pada periskop melalui kegiatan eksperimen

4,5,6 3

Menyebutkan alat dan bahan untuk membuat kamera lubang jarum

7,8,9 3

Mengidentifikasi penerapan sifat cahaya pada kamera lubang jarum melalui kegiatan eksperimen

10,11 2

Menyebutkan alat dan bahan untuk membuat lup 12,13,14 3

Mengidentifikasi penerapan sifat cahaya pada lup melalui kegiatan eksperimen

15,16,17,18,19 5

Menyebutkan alat dan bahan untuk membuat kaleidoskop

20,21,22 3

Mengidentifikasi penerapan sifat cahaya pada kaleidoskop melalui kegiatan eksperimen

23,24,25 3

JUMLAH

50

3.5 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen 3.5.1 Uji Validitas Instrumen

Untuk menjamin bahwa instrumen berupa tes pilihan ganda yang akan digunakan merupakan instrumen yang baik maka dilakukan uji validitas dan

(7)

reliabilitas. Karena instrumen yang baik harus memenuhi dua syarat yaitu valid dan reliabel. Arikunto (2006:168), “validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan suatu instrument.” Suatu instrument yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Uji validitas instrument dilakukan oleh bantuan SPSS 19,0 for window. Tentang kriteria tinggi rendahnya validitas setiap butir instrument, ada berbagai pendapat. Menurut Ali dalam Mawardi (2011:32) dapat digunakan pedoman skor koefisien korelasi (rix) sebagai berikut.

0,00 – 0,20 : dianggap tidak ada validitas 0,21 – 0,40 : validitas rendah

0,41 – 0,60 : validitas sedang 0,61 – 0,80 : validitas tinggi 0,81 – 1,00 : validitas sempurna

Sedangkan Gunarsa dalam Mawardi (2011:32) menggunakan kriteria sebagai berikut: jika besar koefisien korelasi ≥ 0,20, maka item tersebut dianggap valid, sedangkan angka di bawahnya tidak valid. Dengan mempertimbangkan dua pendapat tersebut, maka kriteria validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah kriteria sebagaimana dikemukankan oleh Ali dalam Mawardi (2011:32).

3.5.2 Uji Reliabilitas Instrumen

Uji reliabilitas penelitian adalah dengan menggunakan teknik alpha yang dikembangkan oleh George dan Mallery dalam Mawardi (2011:32), untuk menentukan tingkat reliabilitas instrumen menggunakan kriteria sebagai berikut.

Α ≤ 0,7 : tidak dapat diterima

0,7 < Α < 0,8 : dapat diterima 0,8 < Α ≤ 0,9 : reliabilitas bagus

(8)

3.6 Teknik Analisis Data

Data yang telah diperoleh akan dianalisis menggunakan deskriptif komparatif untuk data kuantitatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai tes setelah siklus 1, dan nilai tes setelah siklus 2. Sedangkan untuk data kualitatif dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif berdasarkan hasil observasi dan refleksi dari tiap-tiap siklus. Analisis data terhadap hasil penelitian dijelaskan sebagai berikut.

1. Data kuantitatif berupa hasil belajar dengan cara persentase yaitu dengan menghitung ketuntasan belajar siswa secara individual jika siswa tersebut mampu mencapai skor minimal 80 dan ketuntasan klasikal jika siswa yang memperoleh nilai 80 jumlahnya 80% dari jumlah seluruh siswa dan masing-masing dihitung dengan menggunakan rumus. Analisis menghitung ketuntasan individual dan ketuntasan klasikal dengan rumus sebagai berikut.

Ketuntasan individual =

Ketuntasan klasikal = Keterangan:

Ketuntasan individual : Jika siswa mencapai ketuntasan skor ≥ 80

Ketuntasan klasikal : Jika > 80% dari seluruh siswa yang mencapai ketuntasan skor ≥ 80.

2. Data kualitatif diperoleh dari observasi aktivitas siswa serta guru selama proses pembelajaran berlangsung dengan cara deskriptif. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dalam bentuk uraian, tabel, hubungan antar kategori, grafik, matrik, chart, dan sejenisnya. Tetapi hal yang paling sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.

3.7 Kriteria Keberhasilan

Penelitian ini dikatakan berhasil jika nilai rata-rata kelas tes hasil belajar IPA sebesar 80.

Gambar

Gambar 3.1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian melalui studi kepustakaan dan pembahasan tentang mengkritisi implementasi Ensiklik Evangelium Vitae sebagai pedoman bioetika bagi

KARYA CIPTA UTAMA GUGUR TEKNIS.. P6

Berdasarkan model yang terbentuk diatas dapat menjelaskan bahwa pada saat persentase tingkat partisipasi angkatan kerja kurang dari 62,53068 artinya adalah jika

pada agama, dan juga masuk d alam lapang pergerakan ko- munis , dan saya mengaku juga bahwa tambah terbukanya fikiran saya di lapang kebenaran atas perintah agama Islam itu, tidak

Sementara itu dari kawasan eropa, setelah bergerak fluktuatif, pasar saham Ero- pa berhasil ditutup menguat diawal pekan seiring kenaikan harga minyak dalam dua hari

Kedua pemikiran tersebut memberikan pijakan awal dalam perdebatan pemikiran filsafat yang kemudian akan me- munculkan berbagai aliran pemikiran, karena tidak dapat dipungkiri,

Dengan nilai yang didapat, dapat dibandingkan hasilnya dengan menggunakan metode spesifikasi histogram dan lokal histogram, sehingga didapatkan kesimpulan penggunaan

Berdasarkan permasalahan tersebut maka diusulkan sebuah pembangunan aplikasi pengelolaan pendaftaran izin parsial kependudukan kabupaten bandung secara online yang