• Tidak ada hasil yang ditemukan

USULAN PENELITIAN HUBUNGAN FAKTOR RISIKO DAN OUTCOME PASIEN EPIDURAL HEMATOMA PASCA TREPANASI EVAKUASI HEMATOMA DI RSUP SANGLAH DENPASAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "USULAN PENELITIAN HUBUNGAN FAKTOR RISIKO DAN OUTCOME PASIEN EPIDURAL HEMATOMA PASCA TREPANASI EVAKUASI HEMATOMA DI RSUP SANGLAH DENPASAR"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

i

USULAN PENELITIAN

HUBUNGAN FAKTOR RISIKO DAN OUTCOME

PASIEN EPIDURAL HEMATOMA PASCA

TREPANASI EVAKUASI HEMATOMA

DI RSUP SANGLAH DENPASAR

HING THEDDY NIM : 1114028204

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2016

(2)

ii ABSTRAK

HUBUNGAN FAKTOR RISIKO DAN OUTCOME PASIEN EPIDURAL HEMATOMA PASCA TREPANASI EVAKUASI HEMATOMA DI RSUP

SANGLAH DENPASAR

Epidural hematoma merupakan 2,7 hingga 4 persen dari seluruh pendarahan intrakranial dengan outcome cenderung favorable dan angka mortalitas diharapkan mendekati nol. Upaya mendeteksi faktor risiko sedini mungkin penting untuk dilakukan sehingga tindakan yang cepat menghasilkan

outcome yang lebih baik. Outcome pasca trepanasi evakuasi hematoma

dipengaruhi oleh beberapa faktor risiko. Penelitian ini merupakan studi observasional dengan metode penelitian cross-sectional yang melibatkan 80 pasien EDH pasca trepanasi evakuasi hematoma pada bulan Juni 2015 hingga Juni 2016. Faktor risiko yang diidentifikasi, yaitu usia, GCS, pupil abnormal, lucid

interval,volume dan letak EDH, midline shift dan fokal lesi lainnya. Dilakukan

follow up 3 bulan pasca operasi untuk mengetahui faktor risiko yang murni mempengaruhi outcome.Hubungan antara faktor-faktor risiko tersebut dianalisa menggunakan analisa bivariat dan multivariate dengan CI 95%. Pada analisa bivariat ditemukan lima faktor risiko yang bermakna, yaitu: lucid interval, GCS, pupil abnormal, midline shift dan durasi pre-operasi. Setelah dilakukan analisa

multivariate didapatkan 2 faktor risiko yang signifikan secara statistik terhadap outcome pasien EDH pasca trepanasi evakuasi hematoma, yaitu: GCS (RR 4,553

95% CI 3,846 - 2,340) dan durasi pre-operasi (RR 4,655 95% CI 4,470 – 2,473). Pasien dengan GCS kurang atau sama dengan 8 dan durasi pre-operasi lebih dari 12 jam berhubungan dengan outcome unfavorable pasien EDH pasca trepanasi evakuasi hematoma.

Kata Kunci : Epidural hematoma, outcome pasien epidural hematoma, faktor risiko epidural hematoma

(3)

iii ABSTRACT

RELATED RISK FACTORS AND OUTCOME OF PATIENTS POST TREPANATION EPIDURAL HEMATOMA EVACUATION IN

SANGLAH HOSPITAL DENPASAR

Epidural hematoma is 2.7 to 4 percent of all intracranial bleeding with the outcomes tend to be favorable and the mortality rate is expected to approach zero. Efforts to detect risk factors as early as possible is important to do so that quick action resulted in a better outcome. Outcome after trepanation evacuation of hematoma affected by several risk factors. This research is an observational study with cross-sectional research methods involving 80 patients with post-trepanation EDH hematoma evacuation in June 2015 to June 2016. The risk factors identified, age, GCS, pupillary abnormalities, lucid interval, volume and location of the EDH, midline shift and other focal lesions. Were followed up for 3 months after surgery to determine the risk factors that affect pure outcome.Hubungan between risk factors were analyzed using bivariate and multivariate analysis with 95% CI. In bivariate analysis found five significant risk factors: lucid interval, GCS, pupillary abnormalities, midline shift and the duration of the pre-surgery. After multivariate analysis obtained two risk factors were statistically significant to the outcome of patients EDH post trepanation evacuation of hematoma, namely: GCS (RR 4.553 95% CI 3.846 to 2.340) and duration of pre-surgery (RR 4.655 95% CI 4.470 to 2.473). Patients with GCS less than or equal to 8, and the duration of the pre-operation more than 12 hours was associated with unfavorable outcome of patients after trepanation EDH evacuation of hematoma.

Keywords: Epidural hematoma, epidural hematoma patient outcomes, Risk factors epidural hematoma

(4)

iv DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... ... i ABSTRAK ... ii ABSTRACK ... iii DAFTAR ISI ... iv DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR SINGKATAN ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 4 1.3 Tujuan Penelitian ... 5 1.3.1 Tujuan umum ... 5 1.3.2 Tujuan khusus ... 5 1.4 Manfaat Penelitian ... 6 1.4.1 Manfaat ilmiah ... 6 1.4.2 Manfaat praktis ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... ... 7

2.1 Cedera kepala..………... . 7

2.1.1 Defenisi cedera kepala ……...………...….. 7

2.1.2 Epidemiologi cedera kepala... . 7

2.1.3 Patofisiologi cedera kepala ... 8

2.2 Epidural Hematoma ... 9

2.2.1 Definisi epidural hemaatoma ... 9

2.2.2 Epidemiologi epidural hematoma ... .... 9

2.2.3 Patofisiologi epidural hematoma...… .... 9

2.2.4 Operai trepanasi evakuasi hematoma .... ...….. 12

2.3 Outcome Pasien Epidural Hematoma Pasca Operasi ... 13

(5)

v

2.3.2 Glascow coma scale dan lucid interval ... 13

2.3.3 Pupil abnormal ... 15

2.3.4 Volume, letak EDH dan MLS ... 16

2.3.5 Fokal lesi lain ... 17

2.3.6 Durasi pre-operasi ... 18

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS ... 19

3.1 Kerangka Berpikir ... 19

3.2 Konsep Konsep ... 20

3.3 Hipotesis Penelitian ... ... 21

BAB IV METODE PENELITIAN ... 22

4.1 Rancangan Penelitian ... 22

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian ... 22

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 22

4.3.1 Populasi target ... 22

4.3.2 Populasi terjangkau ... 22

4.3.3 Sampel ... 22

4.4 Kriteria Subyek Penelitian ... 23

4.4.1 Kriteria inklusi ... ... 23

4.4.2 Kriteria eksklusi ... ... 23

4.5 Besar sampel ... 23

4.6 Definisi Operasional Variabel ... 24

4.8 Alur Kerja Penelitian ... 26

4.9 Rencana Analisis Statistik ... 27

DAFTAR PUSTAKA ... 28

(6)

vi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Gambaran CT Scan pasien EDH…………...……… 9

Gambar 2.2 Mekanisme trauma terbentuknya EDH …...………. 10

Gambar 2.3 Teori Monroe Kelly... 11

Gambar 3.1 Kerangka konsep penelitian …………...………….. 21

(7)

vii

DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG

GOS : Glascow coma scale

CKR : Cedera Kepala Ringan

CKS : Cedera kepala sedang

CKB : Cedera kepala Berat

CT-Scan : Computerized Tomography Scan

EDH : Epidural Hematoma

SDH : Subdural Hematoma

SAH : Subarachnoid Hemoragik

ICH : Intraserebral Hematoma

(8)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Lembar Pengumpulan Data ... ... ... 33 Lampiran 2. Persetujuan Ikut Serta dalam Penelitian... 34

(9)

ix BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Meningkatnya jumlah kendaraan bermotor sebagai alat transportasi komersial di Negara berkembang menyebabkan secara tidak langsung peningkatan insiden cedera kepala, terutama pada usia produktif karena dampak dari kecelakaan lalu lintas yang terjadi. Hal ini membuat cedera kepala menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat dan sosioekonomi di beberapa Negara.

Pada tahun 2010, berdasarkan data Centers for Disease Control and

Prevention (CDC) di Amerika Serikat menyatakan bahwa 2,5 juta orang masuk ke

Unit Gawat Darurat (UGD) karena cedera kepala, 87 persen mendapatkan terapi hanya di UGD, 11 persen rawat inap dan 2 persen meninggal (CDC, 2014). Penundaan dalam menegakkan diagnosa atau tindakan operasi trepanasi evakuasi hematoma pada cedera kepala primer dengan epidural hematoma (EDH), akan mempengaruhi perfusi otak, memperberat proses cedera kepala sekunder dan meningkatkan resiko mortalitas (Zauner and Muizelaar, 2004; Golden et al, 2013). Insiden EDH sebanyak 2,7 hingga 4 persen dari seluruh pasien cedera kepala yang masuk ke UGD, terbanyak disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas sebanyak 53 persen dan terjatuh sebanyak 30 persen (Bullock et al, 2006). Penelitian pada 190 pasien EDH, sebanyak 42 pasien (36 persen) dengan riwayat

lucid interval dan usia terbanyak antara 10 hingga 40 tahun (Ozkan et al, 2007).

Di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) M. Djamil Padang, pasien cedera kepala

(10)

x

yang masuk ke UGD tahun 2011 sebanyak 2106 pasien dan tahun 2012 sebanyak 2162 pasien, yang mendapatkan tindakan operasi sebanyak 46 pasien tahun 2011 dan 52 pasien tahun 2012. Dari 98 pasien tersebut 48 diantaranya dengan diagnosis EDH (Arnold et al, 2013). Sedangkan di RSUP Sanglah Denpasar dari Oktober 2011 hingga Februari 2012 sebanyak 345 pasien cedera kepala yang masuk ke UGD didapatkan 31,2 persen pasien EDH (Golden et al, 2013). Dan pasien EDH yang mendapatkan tindakan operasi tahun 2015 di RSUP Sanglah Denpasar sebanyak 150 pasien (Register Ruang Operasi UGD RSUP Sanglah Denpasar, 2015).

Perkembangan teknologi kedokteran dalam pengunaan mesin CT Scan pada kepala telah menurunkan angka mortalitas pasien EDH. Penentuan lokasi dan perkiraan volume hematoma, midline shift (MLS) dan fokal lesi lain dapat segera diketahui. Penelitian pada 28 pasien EDH terbanyak di regio parietal (8 pasien) dan temporal (6 pasien) dengan volume hematoma lebih dari 30 ml, pasca operasi didapatkan outcome favorable. Berbeda dengan EDH yang disertai dengan subarachnoid hemoragik (SAH) akan memberikan outcome unfavorable (Tataranu

et al, 2014). Penelitian lainnya, dari 200 pasien didapatkan 24 persen pasien

dengan volume hematoma lebih dari 50 ml dan MLS lebih dari 10 mm secara signifikan memberikan outcome unfavorable (Lee et al, 1998).

Volume EDH relatif stabil, mencapai volume maksimum beberapa menit setelah trauma, tetapi pada 9 persen pasien terjadi penambahan volume perdarahan hingga 24 jam pertama (Sastrodiningrat, 2006). Pasien EDH dengan indikasi tindakan operasi dan telah dilakukan dalam waktu 6 hingga 12 jam 2

(11)

xi

setelah trauma, didapatkan outcome favorable pada semua pasien (Jamieson and Yelland, 1986; Sastrodiningrat, 2006). Berbeda dengan penelitian lainnya, pada 57 pasien didapatkan 24 pasien (42 persen) dengan outcome favorable, 2 pasien (3,5 persen) meninggal (Vishwanath Sidram et al, 2015). Hal ini membuat

outcome pasca operasi tidak saja dipengaruhi oleh keterlambatan menegakkan

diagnosis atau tindakan, tetapi ada beberapa faktor resiko yang berhubungan dengan outcome unfavorable, seperti peningkatkan usia, skor GCS yang rendah setelah resusitasi, tidak ada riwayat lucid interval dan pupil abnormal (Martins et

al, 2009). Pasien lansia dengan penyakit penyerta gangguan jantung atau

koagulopati, pupil yang dilatasi kontralateral dengan letak EDH atau dilatasi bilateral memiliki hasil yang buruk pasca operasi dan pasien dengan GCS 3 sampai 5 memiliki angka mortalitas 36 persen dibandingkan dengan GCS 6 sampai 8 (9 persen). Dan pasien dengan riwayat lucid interval memiliki angka mortalitas lebih rendah dibandingkan tanpa riwayat lucid interval (Bullock et al, 2006; Thompson et al, 2012).

Berdasarkan latar belakang ini, penulis tertarik untuk meneliti hubungan antara faktor risiko dengan outcome pasien EDH pasca operasi trepanasi evakuasi hematoma di RSUP Sanglah Denpasar. Dan hubungan antara faktor risiko, sehingga dapat menjadi dasar pemberian informasi yang tepat kepada keluarga pasien mengenai tindakan operasi yang harus segera dilakukan dan prognosis pasien pasca operasi. Selain itu dapat digunakan sebagai data awal dalam pembuatan sistem scoring tatalaksana EDH pada penelitian selanjutnya.

(12)

xii 1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

1. Apakah ada hubungan antara usia dengan outcome pasien EDH pasca

trepanasi evakuasi hematoma?

2. Apakah ada hubungan antara lucid interval dengan outcome pasien EDH

pasca trepanasi evakuasi hematoma?

3. Apakah ada hubungan antara GCS dengan outcome pasien EDH pasca

trepanasi evakuasi hematoma?

4. Apakah ada hubungan antara pupil abnormal dengan outcome pasien EDH

pasca trepanasi evakuasi hematoma?

5. Apakah ada hubungan antara volume EDH dengan outcome pasien EDH

pasca trepanasi evakuasi hematoma?

6. Apakah ada hubungan antara letak EDH dengan outcome pasien EDH pasca

trepanasi evakuasi hematoma?

7. Apakah ada hubungan antara fokal lesi lain dengan outcome pasien EDH

pasca trepanasi evakuasi hematoma?

8. Apakah ada hubungan antara midline shift dengan outcome pasien EDH

pasca trepanasi evakuasi hematoma?

9. Apakah ada hubungan antara durasi pre-operasi dengan outcome pasien

EDH pasca trepanasi evakuasi hematoma?

(13)

xiii 1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Mengetahui faktor yang berhubungan dengan outcome pasien EDH pasca trepanasi evakuasi hematoma di RSUP Sanglah Denpasar.

1.3.2 Tujuan khusus

1. Mengetahui hubungan antara usia dengan outcome pasien EDH pasca

trepanasi evakuasi hematoma?

2. Mengetahui hubungan antara lucid interval dengan outcome pasien EDH

pasca trepanasi evakuasi hematoma?

3. Mengetahui hubungan antara GCS dengan outcome pasien EDH pasca

trepanasi evakuasi hematoma?

4. Mengetahui hubungan antara pupil abnormal dengan outcome pasien EDH

pasca trepanasi evakuasi hematoma?

5. Mengetahui hubungan antara volume EDH dengan outcome pasien EDH

pasca trepanasi evakuasi hematoma?

6. Mengetahui hubungan antara letak EDH dengan outcome pasien EDH pasca

trepanasi evakuasi hematoma?

7. Mengetahui hubungan antara fokal lesi lain dengan outcome pasien EDH

pasca trepanasi evakuasi hematoma?

8. Mengetahui hubungan antara midline shift dengan outcome pasien EDH

pasca trepanasi evakuasi hematoma?

9. Mengetahui hubungan antara durasi pre-operasi dengan outcome pasien

EDH pasca trepanasi evakuasi hematoma?

(14)

xiv 1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat ilmiah

1. Hasil penelitian dapat memberi informasi mengenai faktor yang

mempengaruhi outcome pasien EDH pasca trepanasi evakuasi hematoma. 2. Dasar pemikiran dan data awal bagi peneliti lain untuk pembuatan sistem

scoring atau penelitian lebih lanjut mengenai pasien EDH.

1.4.2 Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan menjadi dasar pemberian informasi yang tepat kepada keluarga pasien mengenai tindakan operasi yang harus segera dilakukan berdasarkan faktor risiko yang berhubungan langsung dengan outcome pasien EDH pasca trepanasi evakuasi hematoma.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis ragam pada Tabel 2, tidak ada perbedaan senyawa pada komponen pertama untuk kedua metode serta kedua metode memberikan keragaman skor yang sama,

Universitas meningkatkan keunggulan dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat yang bermutu berbasis nilai-nilai konservasi untuk

Nilai р dalam koefisien ini adalah 0.001 menunjukan bahwa terdapat hubungan positif yang bermakna antara variabel tingkat pengetahuan tentang DBD dan

√ Jika ICRA Indonesia berkeyakinan bahwa pinjaman yang bersangkutan didukung oleh jaminan yang sangat likuid dan mudah dijual dengan mekanisme eksekusi yang jelas dan

Garis sudut aksiopulpa hendaknya dibe+el, dengan menggunkan bur  .isur" :al ini untuk memungkinka diperolehnya ketebalan yang *ukup bagi  pola malam yang kelak akan dibuat di

Guru di Departemen Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dan Pembimbing penulisan tesis, terima kasih yang sedalam-dalamnya dan penghargaan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai “Kepedulian Mahasiswa terhadap Lingkungan Ditinjau dengan kebiasaan membuang sampah”, ternyata 47% mahasiswa membuang sampah

Oleh karena itu tujuan penelitian adalah membuat diskripsi ilmiah kadar aflatoksin pada jagung dari tingkat petani, pedagang pengumpul dan pedagang besar dan mempelajari