• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN KONDISI FISIK ATLET BOLABASKET SMA NEGERI 3 PAYAKUMBUH JURNAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINJAUAN KONDISI FISIK ATLET BOLABASKET SMA NEGERI 3 PAYAKUMBUH JURNAL"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL

Diajukan kepada Jurusan Kepelatihan Olaharaga Sebagai Salah Satu Persyaratan

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

O l e h :

BANGUN YUDA PRAWIRA

NIM. 98238

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

JURUSAN KEPELATIHAN OLARAGA

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

(2)

Fakultas Ilmu Keolahragaan UNP

TIJAUAN KONDISI FISIK ATLET BOLABASKET

SMA NEGERI 3 PAYAKUMBUH

Oleh:

Bangun Yuda Prawira

Fakultas Ilmu Keolahragaan UNP

ABSTRAK

Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya prestasi bolabasket Di SMA Negeri 3 Payakumbuh diduga disebabkan oleh unsur kondisi fisik yang diantaranya daya tahan aerobik, daya ledak otot lengan, kecepatan, kelincahan dan daya ledak otot tungkai. Penelitian ini merupakan jenis penelitian Deskriptif, dimana bertujuan untuk mengetahui tingkat kondisi fisik altet bolabasket SMA Negeri 3 Payakumbuh yang berkenaan dengan daya tahan aerobik, daya ledak otot lengan, kecepatan, kelincahan dan daya ledak otot tungkai.

Popoulasi dalam penelitian ini adalah seluruh atlet bolabasket SMA Negeri 3 Payakumbuh yang berjumlah 30 orang, yang terdiri dari 20 orang atlet putera dan 10 orang atlet puteri. Sampel diambil dengan cara “Total Sampling”, yaitu keseluruhan populasi.

Pengambilan data dilakukan dengan cara melakukan tes dan pengukuran pada masing – masing unsur fisik atlet bolabasket SMA Negeri 3 Payakumbuh. Daya tahan aerobik diukur dengan Bleep Tes, Daya Ledak Otot Lengan diukur dengan Two Hand Medichine Ball Push, Kecepatan diukur dengan sprint 50 meter, Kelincahan diukur dengan Shuttle Run Test, Daya ledak otot tungkai diukur dengan Vertical Jump. Sedangkan analisis data dilakukan dengan menggunakan deskriptif statistik (tabulasi frekuensi). Dari analisis data sesuai dengan jawaban dari pertanyaan penelitian diperoleh hasil :

1. Dari 30 orang atlet bolabasket SMA Negeri 3 Payakumbuh, rata-rata tingkat daya tahan aerobik= 34,6 cc/kgBB/ menit kategori cukup untuk Putra dan =27,8

cc

/kgBB/ menit kategori kurang

untuk Putri.

2. Dari 30 orang atlet bolabasket SMA Negeri 3 Payakumbuh, rata–rata tingkat daya ledak otot lengan = 5,8 meter kategori cukup untuk Putra dan = 3,6 meter kategori baik untuk Putri.

3. Dari 30 orang atlet bolabasket SMA Negeri 3 Payakumbuh, rata–rata tingkat kecepatan = 5,4 detik kategori baik untuk Putra = 7,5 detik tergolong kategori baik untuk Putri.

4. Dari 30 orang atlet bolabasket SMA Negeri 3 Payakumbuh, rata-rata tingkat kelincahan = 14 detik kategori cukup untuk Putra dan = 14,7 detik tergolong kategori baik untuk Putri. 5. Dari 30 orang atlet bolabasket SMA Negeri 3 Payakumbuh, rata-rata tingkat daya ledak

otot tungkai = 45,1 kg-m/sec kategori cukup untuk Putra dan = 39,0 kg-m/sec tergolong kategori cukup untuk Putri.

(3)

PENDAHULUAN

Olahraga merupakan kegiatan yang dibutuhkan oleh setiap orang untuk mempertahankan kesehatan dan kebugaran fisik, dengan berolahraga orang dapat segar jasmaninya, segar pemikirannya dan berprestasi dalam pekerjaannya sehingga dapat meningkatkan produktifitas kerja. Salah satu usaha menciptakan manusia Indonesia seutuhnya adalah dengan cara pembinaan melalui olahraga. Olahraga termasuk salah satu alat yang ampuh dalam pendidikan.

Pendidikan akan kurang lengkap tanpa adanya olahraga, karena gerakan yang dilakukan manusia merupakan landasan dari cara belajar mengenal lingkungan dan mengenal diri sendiri sehingga melalui kegiatan olahraga dapat mengembangkan kemampuan jasmani, rohani dan sosial serta membentuk watak dan kepribadian bangsa yang bermartabat. Sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.3 Tahun 2005 pasal 27 ayat 1 tentang Sistem Keolahragaan Nasional yang berbunyi : “Pembinaan dan pengembangan olahraga prestasi dilaksanakan dan diarahkan untuk mencapai prestasi olahraga pada tingkat daerah, nasional, dan internasional. Salah satu syarat untuk tercapainya prestasi dimaksud adalah kemampuan kondisi fisik atlet yang tinggi, seperti daya tahan, kekuatan, daya ledak, kecepatan, kelentukan, kelincahan dan koordinasi gerak”.

Untuk mendapatkan hal tersebut diperlukan latihan yang baik terukur dan terprogram.

Selain itu, untuk mencapai prestasi yang tinggi ada dua faktor yang mempengaruhi atlet itu sendiri, seperti yang diungkapkan oleh Syafruddin (2012: 57) : “yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah kemampuan fisik, teknik, taktik dan mental atlet. Sedangkan faktor eksternal adalah pengaruh yang datang dari luar diri atlet itu sendiri seperti sarana dan prasarana, pelatih, gizi, keluarga dan sebagainya”.

Berdasarkan kutipan di atas, dikemukakan bahwa banyak sekali faktor yang mempengaruhi prestasi seorang atlet, oleh karena itu faktor-faktor tersebut tidak dapat diabaikan dalam mencapai prestasi dalam berolahraga.

Olahraga prestasi yang berkembang saat ini beragam mulai dari olahraga yang bersifat perorangan maupun olahraga yang bersifat kelompok atau olahraga tim. Salah satu olahraga prestasi yang berkembang dilingkungan sekolah atau pelajar adalah olahraga bolabasket.

Permainan bolabasket ini sudah mengalami banyak perubahan dari pertama lahirnya permainan ini sampai sekarang. Bolabasket ini berkembangan pesat sebagai cabang olahraga prestasi,

selain mudah dipahami

penyelenggaraan pertandingannya pun mudah dilakukan serta pembinaannya atlit berbakat tidak terlalu sulit. Selain itu olahraga ini merupakan salah satu cabang olahraga permainan terfavorit di

(4)

sekolah. Sodikun (1992: 8) menyatakan “Bolabasket adalah cabang olahraga yang banyak digemari oleh para remaja”. Melalui olahraga bolabasket ini para remaja memperoleh banyak manfaat, khususnya dalam hal pertumbuhan fisik, mental dan sosial yang baik.

Tujuan orang melakukan permainan bolabasket pada dasarnya sama yaitu untuk mendapatkan kesenangan, mendapatkan kesegaran jasmani dan untuk mencapai prestasi yang optimal.

SMA N 3 Payakumbuh merupakan salah satu tempat pembinaan bolabasket yang ada di Kota Payakumbuh. Hal ini dibuktikan

dengan adanya kegiatan

ekstrakurikuler/ pengembangan diri di SMA N 3 Payakumbuh yang mana pengembangan diri ini rutin di adakan setiap hari jumat. Sekolah ini sering mengikuti kejuaraan/ pertandingan-pertandingan yang diselenggarakan di Provinsi Sumatera Barat. Team bolabasket SMA N 3 Payakumbuh ini telah memiliki prestasi yang cukup baik dibuktikan dengan mendapatkan juara II di 3 kejuaraan tekhir yang di ikuti. Tetapi team bolabasket SMA N 3 Payakumbuh ini tidak pernah lolos pada saat penysihan di kejuaraan terakhir ini.

Berdasarkan observasi yang telah peneliti lakukan pada team bolabasket SMA N 3 Payakumbuh pada Kejuaaraan KOMBAYA (Kompetisi Basket Yamaha) penampilan atlet pada saat pertandingan menurun. Kondisi ini terlihat pada saat pertandingan 20 menit

pertama penampilan atlet bagus, permainan terkontrol dan permainan lawan dapat diimbangi, tapi pada saat masuk ke babak berikutnya yaitu pada 20 menit terakhir terlihat penampilan atlet dalam permainan kurang bagus seperti shooting yang kurang tepat, passing yang kurang tepat dan tidak sampai kesasaran, penguasaan bola yang kurang bagus, di babak-babak terakhir tersebut sering terjadinya pergantian pemain, dan permainan lawan tidak bisa diimbangi.

Berdasarkan fenomena yang terjadi dilapangan tersebut peneliti menduga Kondisi fisik yang dimiliki oleh atlet belum sesuai dengan harapan yang diinginkan, apabila masalah ini terus dibiarkan akan mempengaruhi pencapaian prestasi maksimal. Oleh sebab itu, perlu dibuktikan secara ilmiah, melalui sebuah penelitian dengan judul “Tinjauan Kondisi Fisik Atlet Bolabasket SMA N 3 Payakumbuh”. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan judul penelitian; Tinjauan Kondisi Fisik Atlet Bolabasket SMA Negeri 3 Payakumbuh, maka masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana daya tahan aerobik atlet bolabasket SMA N 3 Payakumbuh ? 2. Bagaimana daya ledak otot lengan

atlet bolabasket SMA N 3 Payakumbuh?

3. Bagaimana kecepatan atlet bolabasket SMA N 3 Payakumbuh ? 4. Bagaimana kelincahan atlet

(5)

5. Bagaimana daya ledak otot tungkai atlet bolabasket SMA N 3 Payakumbuh ?

KERANGKA TEORITIS 1. Hakikat Bolabasket

Bolabasket merupakan olahraga permainan yang menggunakan bola besar, dimainkan dengan tangan. Bola boleh di passing (di lempar keteman), boleh dipantulkan ke lantai (di tempat atau sambil berjalan) dan tujuannya adalah memasukkan bola ke basket (keranjang) lawan. Permainan dilakukan oleh dua regu masing-masing terdiri dari 5 pemain setiap regu berusaha memasukkan bola ke keranjang lawan dan menjaga (mencegah) keranjang sendiri kemasukan bola.

Di Indonesia permainan bolabasket mengalami perkembangan pada tahun 1930, yaitu dengan terbentuknya perkumpulan-perkumpulan bolabasket di kota-kota besar seperti, Medan, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya.

Seorang atlet yang memiliki teknik yang bagus dalam permainan dan memiliki taktik yang bagus dalam permaian tidak dapat direalisasikan dengan baik dalam permainan apabila tidak memiliki tingkat kondisi fisik yang baik. Oleh karena itu dalam permainan bolabasket unur kondisi fisik sangat menentukan keberhasilan dalam pertandingan. Untuk pertandingan yang dilaksanakan dalam waktu 4 x 10 menit daya tahan seorang atlet sangat dibutukan. Untuk melakukan serangan dan pertahanan

dibutuhkan kecepatan yang baik. Untuk melaukan shooting, passing yang baik dibutuhkan kekuatan otot tangan, untuk menghindari lawan pada saat melakukan dribbling atau pivot dibutuhkan kelincahan dan kekuatan otot tungkai juga sangat dibutuhkan dalam permainan bolabasket, tanpa kekuatan soerang atlet tidak dapat berlari cepat pada saat penyerangan tidak dapat membendung penyerangan lawan. Oleh karena itu kondisi fisik sangat dibutuhkan dalam permainan bolabasket supaya teknik dan taktik yang dimiliki dapat direalisasikan dengan baik pada saat pentandingan guna mencapai prestasi optimal.

Menurut Adnan (1999: 25) teknik-teknik dasar bolabasket yaitu “teknik-teknik melempar dan menangkap, teknik menggiring, teknik menembak, teknik berlari dan berhenti, teknik pengusaan tubuh, teknik memoros dan teknik menjaga lawan”.

2. Kondisi Fisik

Persiapan fisik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam latihan untuk mencapai suatu prestasi yang tinggi. A. Sarumpaet dalam Ariyanto (2004) “kondisi fisik adalah keadaan fisik seseorang pada saat tertentu untuk melakukan suatu pekerjaan yang dijadikan bebannya”. Sedangkan Menurut Sajoto (1988: 57) “Kondisi fisik adalah salah satu prasyarat yang sangat diperlukan dalam setiap usaha peningkatan prestasi seorang atlet, bahkan dikatakan dasar landasan titik tolak suatu awalan olahraga prestasi”.

(6)

Kondisi fisik merupakan program pokok untuk pembinaan atlet untuk berprestasi dalam suatu cabang olahraga.

Berdasarkan pendapat para ahli dapat dikemukakan bahwa kondisi fisik merupakan semua kemampuan jasmani yang menentukan prestasi yang realisasinya dilakukan melalui kemampuan pribadi. Kemampuan awal dalam kondisi fisik merupakan ukuran

/pedoman untuk membuat

perencanaan latihan. Suatu analisa keadaan awal secara umum terhadap hasil-hasil pertandingan yang lalu diperlukan untuk mengembangkan prestasi dalam masa-masa kompetisi.

Secara umum kondisi fisik yang diperlukan dalam masing-masing olahraga adalah sama, artinya setiap cabang olahraga memerlukan kondisi fisik dalam usaha mencapai prestasi yang optimal, begitu halnya dalam olahraga bolabasket. Seorang atlet dapat dikatakan dalam keadaan kondisi fisik yang baik kalau ia mampu melakukan aktivitas yang dibebankan kepadanya atau yang dilakukannya tanpa kelelahan yang berlebihan.

Pendapat di atas menemukakan bahwa kondisi fisik memegang peranan yang sangat penting untuk mempertahankan atau meningkatkan tingkat kesegaran jasmani. Apabila tingkat kesegaran jasmani seorang atlet dalam kondisi yang baik maka untuk penerapan teknik dan taktik dalam permainan akan muda di kuasai serta gerakan yang dilakukan efektif dan efisien.

3. Kondisi Fisik dalam Olahraga Bolabasket

Dalam permainan bolabasket banyak sekali bentuk unsur kondisi fisik yang digunakan baik itu

kondisi fisik umum maupun

khusus. Namun dilihat dari segi

teknik permainan, bentuk

permainan dalam permainan

bolabasket unsur kondisi fisik yang dominan yaitu daya tahan aerobik, daya ledak otot lengan, kecepatan, kelincahan dan daya ledak otot tungkai. Agar lebih jelasnya unsur-unsur kondisi fisik yang dibutuhkan dalam permainan bolabasket adalah sebagai berikut:

a. Daya tahan aerobik.

Daya tahan merupakan salah satu elemen kondisi fisik yang terpenting, karena dasar dari elemen-elemen kondisi fisik yang lain. Menurut Syafruddin (2012: 100) “Daya tahan merupakan kemempuan organisme untuk dapat melakukan pembebanan selama mungkin baik secara statis maupun dinamis tanpa menurunnya kualitas kerja”.

Dari pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa daya tahan adalah kemampuan organisme pemain untuk mengatasi kelelahan yang timbul setelah melakukan aktivitas tubuh berolahraga dalam waktu yang lama. Daya tahan yang dimaksudkan adalah daya tahan aerobik.

Tujuan utama dari latihan daya tahan adalah meningkatkan kemampuan kerja jantung disamping

(7)

meningkatkan kerja paru – paru dan system peredaran darah. Ketiga komponen ini merupakan fondamen untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan fisik yang lainnya. Secara umum kemampuan daya tahan dibutuhkan dalam semua cabang olahraga yang membutuhkan gerak fisik.

Dalam olahraga bolabasket daya tahan sangat dibutuhkan karena olahraga ini dilakukan dalam waktu yang lama, waktu dalam permainan bola basket 4 x 10 menit. Dalam kurun waktu tersebut seorang pemain dituntut mampu bermain selama pertandingan berlangsung tanpa mengalami kelelahan yang berarti dalam melaksanakan teknik dan taktik permainan bolabasket. Apabila seorang atlet tidak memiliki daya tahan yang baik tidak mungkin bisa bermain dengan maksimal yang terjadi malahan sebaliknya atlet akan menampilkan permainan yang sangat buruk seperti lemas dan kelelahan. Meskipun teknik dan taktik seorang atlet bagus tetapi apabila daya tahan atlet tersebut tidak ada maka teknik dan taktik tersebut tidak bisa dijalankan dengan maksimal dalam permainan. Untuk itu daya tahan sangatlah penting dalam olahraga bolabasket ini.

b. Daya Ledak Otot Lengan.

1. Pengertian Daya Ledak

Daya ledak merupakan salah satu komponen biomotorik yang penting dalam kegiatan olahraga, karena daya ledak akan menentukan seberapa keras orang dapat memukul, seberapa tinggi dapat melompat,

seberapa cepat dapat berlari dan sebagainya.

Berdasarkan beberapa pendapat dan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa daya ledak adalah kemampuan mengarahkan kekuatan dengan cepat dalam waktu yang sangat singkat untuk memberikan momentum yang paling baik pada tubuh dalam suatu gerakan yang cepat utuh mencapai peningkatan prestasi.

2. Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Daya Ledak Otot Lengan

Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa power ditentukan oleh kekuatan dan kecepatan, namun apabila ditinjau secara rinci perkembangan power dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut Mark Mouth dalam Syafruddin (1999 : 49), power dipengaruhi oleh : “1) kekuatan, 2) kecepatan kontraksi otot yang terkait, 3) besarnya beban yang digerakkan, 4) koordinasi otot intra dan inter, 5) panjang otot waktu berkontraksi, dan 6) sudut sendi”. Selanjutnya Nossek dalam Arsil (2000:84) ”Daya ledak merupakan komponen kondisi fisik yang sangat penting dalam meningkatkan prestasi, tapi elemen ini juga mempunyai faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu kekuatan dan kecepatan kontraksi”.

Dari penjelasan di atas diketahui bahwa banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan daya ledak seseorang, bukan hanya kekuatan dan kecepatan semata. Sangat penting artinya bagi seorang atlet atau orang-orang yang terkait di dalamnya

(8)

mengetahui hal ini agar lebih memperhatikan kemampuan, dan lebih melatih daya ledak otot lengan mereka. Karena chest pass sangat berperan penting dalam permainan bolabasket, apabila daya ledak otot lengan kurang, maka chest pass tidak akan bagus dan mudah diinterchept (disergap) lawan.

c. Kecepatan

Menurut Hendri (2011: 62) “Kecepatan adalah kemampuan seseorang dalam berpindah tempat dari satu titik ke titik yang lainnya dalam waktu yang sesingkat-singkatnya”. Ditingjau dari segi gerak kecepatan adalah kemampuan dasar mobilitas sistem saraf pusat dan perangkat otot untuk menampilkan gerakan-gerakan pada kecepatan tertentu. Sedangkan menurut Arsil (1999: 83) kecepatan

adalah kemampuan tubuh

mengarahkan semua sistemnya dalam melawan beban, jarak dan waktu yang menghasilkan kerja mekanik.

Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kecepatan adalah kemampuan tubuh untuk melakukan gerakan yang baik dan tepat dengan waktu sesingkat-singkatnya.

Kecepatan dalam permainan bolabasket sangat dibutuhkan baik itu kecepatan reaksi, kecepatan bergerak dan kecepatan sprint, karena dalam permainan bolabasket sering dihadapkan pada kondisi dimana atlet harus bertindak cepat. Pada saat penyerangan seorang atlet harus cepat bertindak, kecepatan dalam mennggiring bola (dribble), menerobos lawan, kecepatan dalam mempassing, kecepatan dalam berlari sprint

membawa bola. Situasi-situasi tersebut menuntut seorang atlet atau suatu tim mempunyai kecepatan yang baik untuk memenang suatu pertandingan. Apabila kecepatan ini tidak dimiliki oleh seorang atlet maka dalam penyerangan lawan akan lebih siap untuk membendung penyerangan, bola dribble akan muda dirampas lawan, gerakan-gerakan tipuan akan muda diketahui lawan dan taktik permainan suatu tim akan mudah dibendung lawan.

Untuk itu kecepatan sangat dibutuhkan dalam permainan bolabasket, untuk meningkatkan kecepatan atlet dapat dilakukan dengan latihan yang sudah terprogram dan berkesinambungan seperti latihan lari bolak balik, latihan zig-zag, latihan sprint 50 meter dan lain-lainnya.

d. Kelincahan

Kelincahan merupakan salah satu komponen kesegaran jasmani yang sangat diperlukan pada semua aktivitas yang membutuhkan kecepatan perubahan posisi tubuh dan bagian-bagiannya. Hendri (2011: 108) mengemukakan bahwa “kelincahan adalah kemampuan tubuh dalam bergerak dan merubah arah dalam waktu yang sesingkat-singkatnya tanpa kehilangan keseimbangan”. Hendri (2011: 108) ”mengemukakan kemampuan bergerak berpindah tempat sangat tergantung pada kemampuan kaki, semakin baik atau semakin cepat pergerakan kaki seseorang, maka semakin mudah ia berpindah posisi”.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

(9)

kelincahan adalah kemampuan tubuh untuk mengubah arah atau posisi dengan cepat. Kelincahan merupakan modal dalam bergerak dengan cepat sesuai dengan situasi dan kondisi dari gerak yang akan dilakukan. Dengan demikian kelincahan merupakan dasar dalam mempelajari gerakan-gerakan baru yang sesuai dengan situasi dalam bermain bolabasket.

Dalam permainan bolabasket kelincahan digunakan dalam penguasaan bola (mengontrol bola), melakukan pivot (gerakan berporos), melakukan gerakan-gerakan tipuan pada saat menbawa bola (dribble), melakukan gerakan-gerakan tipuan untuk mengumpan bola pada teman, gerakan tipuan untuk menerima passing dari teman, dan banyak lagi gerakan lainnya yang membutuhkan kelincahan. Apabila kelincahan tidak dimiliki oleh seorang atlet maka teknik dan taktik dalam permainan lebih mudah dibendung lawan. Untuk itu kelincahan sangat dibutuhkan oleh seorang atlet bolabasket.

e. Daya Ledak Otot Tungkai. Daya ledak merupakan salah satu dari komponen biomotorik yang penting dalam kegiatan olahraga. Karena daya ledak akan menentukan seberapa keras orang dapat memukul, seberapa jauh melempar, seberapa tinggi melompat, seberapa cepat berlari dan sebagainya.

Daya ledak merupakan perpaduan antara unsur kekuatan dangan kecepatan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa explosive power

(daya ledak ) adalah kemampuan mengarahkan kekuatan dengan cepat dalam waktu yang singkat untuk memberikan momentum yang paling baik pada tubuh atau objek dalam suatu gerakan explosive untuk mencapai tujuan yang dikehendaki.

Dalam olahraga bolabasket daya ledak sangat dibutuhkan, daya ledak otot tungkai digunakan dalam melakukan jump shoot, dan rebound. Apabila daya ledak tidak dimiliki, maka tolakan saat melakukan jump shoot ini tidak optimal proses jalannya bola saat ditembak ke ring sehingga tujuan yang dicapai tidak tercapai serta ketika melakukan perebutan bola, jika tidak memiliki daya ledak otot tungkai yang baik maka kita tidak akan bisa menjangkau bola pada saat bola melayang.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif. Menurut Prasetya (1999: 60) “penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan mendeskripsikan atau menjelaskan sesuatu hal seperti apa adanya”. Dalam penelitian ini akan digambarkan tentang kondisi fisik atlet bolabasket SMA N 3 Payakumbuh, meliputi komponen 1.) Daya tahan aerobic, 2.) Daya ledak otot lengan, 3.) Kecepatan, 4.) Kelincahan, 5.) Daya ledak otot tungkai. Penelitian merupakan penelitian deskriptif dengan rancangan penelitian sebagai berikut :

(10)

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi penelitian adalah seluruh atlet bolabasket SMA N 3 Payakumbuh yang berjumlah 30 orang, yang terdiri dari 10 orang atlet puteri dan 20 orang atlet putera. Berdasarkan populasi di atas, maka sampel diambil dengan cara “Total Sampling”, menurut Prasetya (1999: 182) “Total Sampling adalah metode pemilihan sampel secara keseluruhan populasi menjadi sampel”. Dengan demikian pengambilan sampel didasarkan pada maksud yang telah ditetapkan maka sapel berjumlah 30 orang.

Pertanyaan penelitian disusun sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat daya tahan aerobik yang dimiliki Atlet Bolabasket SMA N 3 Payakumbuh ? 2. Bagaimana tingkat daya ledak otot lengan yang dimiliki Atlet Bolabasket SMA N 3 Payakumbuh ? 3. Bagaimana tingkat kecepatan yang dimiliki Atlet Bolabasket SMA N 3 Payakumbuh ?

4. Bagaimana tingkat kelincahan yang dimiliki Atlet Bolabasket SMA N 3 Payakumbuh ?

5. Bagaimana tingkat daya ledak otot tungkai yang dimiliki Atlet Bolabasket SMA N 3 Payakumbuh ? HASIL PENELITIAN

Analisis data penelitian dilakukan secara berurutan sesuai dengan urutan pada pertanyaan dan tujuan penelitian. Semua data dianalisis secara statistik deskriptif dengan tabulasi frekuensi, untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada penjelasan dibawah ini: P = N F x 100% Keterangan : P = Persentase

F = Frekwensi ( skor yang diperoleh )

N = Jumlah Sampel tes Sebelum data dianalisis menggunakan statistik deskriptif terlebih dahulu data dimasukkan kedalam norma standarisasi tes (katagori skor tes komponen fisik) untuk masing-masing tes yang dilaksanakan.

Berdasarkan pada deskripsi data dan olahan data mengenai “Tinjauan Kondisi Fisik Atlet Bolabasket SMA Negeri 3 Payakumbuh”, maka dapat dikemukakan jawaban pertanyaan sesuai dengan rumusan masalah yang telah diajukan sebelumnya, yaitu ”Bagaimanakah Tingkat Kondisi Fisik Atlet Bolabasket SMA Negeri 3 Payakumbuh” Daya tahan aerobic ?

Daya ledak otot lengan?

Kecepatan ( Speed) ?

Kelincahan ( Agility ) ? Daya Ledak otot tungkai ?

(11)

yang berkenaan dengan daya tahan aerobik, daya ledak otot lengan, kecepatan, kelincahan dan daya ledak otot tungkai. Untuk lebih jelasnya jawaban dari pertanyaan dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil tes daya tahan aerobic untuk atlet putra dan putri diperoleh skor maksimum 44,5 cc/kg

BB/ max tergolong kategori baik, dan

31,4 cc/kg BB/ max tergolong kategori cukup. Sedangkan skor minimum 30,6 cc/kg BB/ max tergolong kategori kurang dan 25 cc/kg BB/ max tergolong kategori kurang. Rata–rata tingkat daya tahan aerobik atlet bolabasket Putra dan Putri SMA Negeri 3 Payakumbuh = 34,6 cc/kg BB/ max tergolong kategori Cukup dan 27,8 cc/kgBB/ max tergolong kategori Kurang. Berdasarkan hasil tes di atas maka kemampuan daya tahan aerobik atlet bolabasket Putra SMA Negeri 3 Payakumbuh berada dalam kategori Cukup dan kemampuan daya tahan aerobik atlet bolabasket Putri SMA Negeri 3 Payakumbuh berada dalam kategori kurang. Dengan demikian pertanyaan penelitian terhadap kemampuan daya tahan aerobik dapat terjawab. 2. Berdasarkan hasil tes Daya Ledak

Otot Lengan altet bolabasket Putra dan Putri SMA Negeri 3 Payakumbuh diperoleh skor maksimum 6,7 meter tergolong kategori baik untuk Putra dan 4,1 mater tergolong kategori baik. Skor minimum 4,7 meter tergolong kategori kurang untuk Putra dan 3 mater tergolong kategori cukup

untuk atlet Putri. Untuk rata–rata tingkat daya ledak otot lengan altet bolabasket Putra SMA Negeri 3 Payakumbuh = 5,8 meter tergolong kategori Cukup, sedangkan atlet Putri rata-ratanya = 3,6 meter tergolong kategori baik. Berdasarkan hasil tes diatas dapat dikemukakan bahwa kemampuan daya ledak otot lengan atlet bolabasket Putra SMA Negeri 3 Payakumbuh adalah dalam kategori Cukup sedangkan untuk atlet Putrinya kemampuan daya ledak otot lengannya adalah dalam kategori baik. Dengan demikian pertanyaan penelitian terhadap kemampuan daya ledak otot lengan dapat terjawab.

3. Berdasarkan hasil tes Kecepatan (Lari Sprint 50 m) altet bolabasket Putra dan Putri SMA Negeri 3 Payakumbuh diperoleh skor maksimum 6,1 detik tergolong kategori cukup untuk Putra dan 8,71 detik tergolong kategori kurang. Skor minimum 4,8 detik tergolong kategori baik untuk Putra dan 6,15 detik tergolong kategori baik untuk atlet Putri. Untuk rata– rata tingkat Kecepatan (Lari Sprint 50 m) altet bolabasket Putra SMA Negeri 3 Payakumbuh = 5,4 detik tergolong kategori baik, sedangkan atlet Putri rata-ratanya = 7,5 detik tergolong kategori baik. Berdasarkan hasil tes diatas dapat dikemukakan bahwa kemampuan Kecepatan atlet bolabasket Putra SMA Negeri 3 Payakumbuh adalah dalam kategori baik, sedangkan

(12)

untuk atlet Putrinya kemampuan kecepatannya adalah dalam kategori baik. Dengan demikian pertanyaan penelitian terhadap kemampuan kecepatan dapat terjawab.

4. Berdasarkan hasil tes kelincahan diperoleh skor maksimum 14,87 detik tergolong kategori cukup untuk atlet Putra, sedangkan untuk atlet Putri skor maksimum 15,75 detik tergolong kategori kurang. Dan skor minimum untuk atlet Putra 13 detik tergolong kategori baik, sedangkan atlet Putri skor minimumnya 13,57 detik tergolong kategori baik. Rata–rata tingkat kelincahan atlet Putra bolabasket SMA Negeri 3 Payakumbuh = 14 detiktergolong kategori cukup dan rata-rata untuk atlet Putri= 14,7 detik tergolong kategori baik. Berdasarkan hasil kajian diatas dapat dikemukakan bahwa kemampuan kelincahan atlet Putra bolabasket SMA Negeri 3 Payakumbuh adalah dalam kategori cukup dan kemampuan kelincahan atlet Putri adalah dalam kategori baik. Dengan demikian pertanyaan penelitian terhadap kemampuan kelincahan dapat terjawab.

5. Berdasarkan hasil tes Daya Ledak Otot Tungkai diperoleh skor maksimum 48,55 kg-m/sec tergolong kategori cukup untuk atlet Putra dan skor maksimum untuk atlet Putri 41,58 kg-m/sec tergolong kategori cukup. Sedangkan skor minimum atlet Putra 37,44 kg-m/sec tergolong

kategori cukup dan 36,71 kg-m/sec tergolong kategori cukup untuk atlet Putri. Rata–rata tingkat Daya Ledak Otot Tungkai atlet Putra bolabasket SMA Negeri 3 Payakumbuh = 45,1 kg-m/sec tergolong kategori cukup dan untuk atlet Putri= 39,0 kg-m/sec tergolong kategori cukup. Berdasarkan hasil kajian di atas dapat dikemukakan bahwa kemampuan Daya Ledak Otot Tungkai atlet bolabasket SMA Negeri 3 Payalumbuh untuk atlet Putra adalah dalam kategori cukup sedangkan untuk atlet Putrinya dalam kategori cukup. Dengan demikian pertanyaan penelitian terhadap kemampuan Daya Ledak Otot Tungkai dapat terjawab. PEMBAHASAN

Berdasarkan analisis data mengenai “Tinjauan Kondisi Fisik Atlet Bolabasket SMA Negeri 3 Payakumbuh”, yang berkenaan dengan : kemampuan daya tahan aerobik, daya ledak otot lengan, kecepatan, kelincahan dan daya ledak otot tungkai, agar lebih jelasnya jawaban dari pertanyaan dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Daya tahan aerobic.

Daya tahan aerobic adalah “kemampuan melakukan kerja terus menerus selama mungkin dalam kondisi aerobik, dan otot yang bekerja bersifat umum”. Dari hasil penelitian rata-rata kemampuan daya tahan aerobik atlet bolabasket SMA Negeri 3 Payakumbuh yang Putra sebesar = 34,6 cc/kgBB/ max tergolong kategori cukup dan rata-rata atlet Putri sebesar = 27,8 cc/kgBB/

(13)

max tergolong kategori kurang. Jika daya tahan aerobik yang dimiliki atlet bolabasket SMA Negeri 3 Payakumbuh bagus, maka atlet dapat bertahan lebih lama dan dapat meningkatkan kualitas penampilan atlet dalam permainana 4 x 10 menit tersebut. Daya tahan aerobik yang baik juga dapat meningkatkan kesegaran jasmani atlet dan dapat meningkatkan kondisi fisik atlet sehingga dapat menampilkan kondisi fisik yang dibutuhkan secara prima. Walaupun unsur kondisi fisik yang lainnya bagus tetapi tidak didukung oleh daya tahan aerobik yang bagus akan sangat mempengaruhi pencapaian prestasi atlet bolabasket SMA Negeri 3 Payakumbuh. Apabila daya tahan aerobik yang dimiliki atlet kurang berarti dalam hal ini kesegaran jasmani atlet menurun sehingga atlet tidak dapat bertahan cukup lama dalam pertandingan. Hal ini dapat mempengaruhi tempo gerakan keterampilan, seperti kelelahan, kurang bersemangat, sering terjadinya kesalahan-kesalahan teknik dan menurunya kualitas penampilan permainan atlet. Selanjutnya tempo permainan menjadi lambat.

Sementara rata –rata tingkat daya tahan aerobik yang dimiliki atlet bolabasket SMA Negeri 3 Payakumbuh dikategorikan Cukup untuk atlet Putra dan kategori kurang untuk atlet Putri. Hal ini tentu tidak akan meningkatkan kualitas dan kecakapan dalam pertandingan.

2. Daya Ledak Otot Lengan.

Daya ledak merupakan salah satu dari komponen biomotorik yang penting dalam kegiatan olahraga. Karena daya ledak akan menentukan seberapa keras orang dapat memukul, seberapa jauh melempar, seberapa tinggi melompat, seberapa cepat berlari dan sebagainya. Daya ledak merupakan perpaduan antara unsur kekuatan dangan kecepatan. Rata-rata hasil tes kemampuan daya ledak otot lengan untuk atlet Putra SMA Negeri 3 Payakumbuh sebesar = 5,8 meter tergolong kategori cukup dan rata-rata tingkat kemampuan daya ledak otot lengan atlet Putri sebesar = 3,6 tergolong kategori baik. Dengan tingkat daya ledak yang baik maka atlet bolabasket dapat melakukan passing yang keras dan tinggi pada teman, hal ini akan menguntungkan dengan demikian bola akan susah direbut oleh lawan, pada saat dribbling bola akan susah untuk dirampas lawan karena pantulan bola akan keras dan atlet akan lebih mudah melakukan shooting.

Rata- rata daya ledak otot lengan yang dimiliki atlet bolabasket SMA Negeri 3 Payakumbuh tergolong kategori cukup untuk atlet Putra dan tergolong kategori baik untuk atlet Putri. Artinya, daya ledak otot lengan yang dimiliki atlet bolabasket SMA Negeri 3 Payakumbuh masih di atas rata-rata. Kondisi ini bisa terjadi dengan adanya latihan yang terprogram dan dilakuakan secara sistematis karena setiap latihan atlet pasti melakukan passing dan shooting, baik pada saat bentuk latihan rangkaian bermain, pada saat game atlet selalu

(14)

dievaluasi dalam melakukan passing dan shooting. Hal ini menguntungkan dalam hal meningkatkan daya ledak otot lengan. Bentuk latihan lain yang dapat diberikan yaitu dengan latihan lempar bola medicine.

3. Kecepatan.

Kecepatan adalah kemampuan bergerak dengan kemungkinan kecepatan tercepat. Dari defenisi di atas maka hasil rata-rata tes kemampuan kecepatan untuk atlet Putra SMA Negeri 3 Payakumbuh sebesar = 5,4 detik tergolong kategori baik dan untuk atlet Putri sebesar = 7,5 detik tergolong kategori baik. Apabila seorang atlet bolabasket memiliki tingkat kecepatan yang bagus maka atlet atau tim akan mudah untuk membangun serangan balik pada saat penyerangan atau Passbreak. Akan tetapi apabila tingkat kecepatan yang dimiliki atlet kurang atau cukup maka penyerangan yang dibangun akan muda dibendung lawan dan lawan pun akan mudah menerobos pertahan yang dibentuk atlet atau tim.

Kecepatan yang dimiliki oleh atlet bolabasket SMA Negeri 3 Payakumbuh berada dalam kategori baik untuk atlet Putra maupun Putri. Hal ini berarti kecepatan yang dimiliki atlet sudah bagus. Dilihat dari lapangan ketika proses latihan Pelatih menerapkan latihan kecepatan ini dengan lari 30 secara berpasangan.

4. Kelincahan.

Kelincahan merupakan komponen kondisi fisik yang penting dalam permainan bolabasket. Dilihat dari hasil

penelitian tes kelincahan, rata-rata atlet bolabasket SMA Negeri 3 Payakumbuh untuk Putra sebesar = 14 detik tergolong kategori cukup dan rata-rata atlet Putri sebesar = 14,7 detik tergolong kategori baik. Seorang atlet bolabasket dapat dikatakan lincah apabila dia mampu melakukan gerakan pivot kesegala arah dengan baik, mampu mengubah arah lari dengan cepat dan tepat. Dalam permainan bolabasket kelincahan digunakan dalam penguasaan bola (mengontrol bola), melakukan pivot (gerakan berporos), melakukan gerakan-gerakan tipuan pada saat membawa bola (dribble), melakukan gerakan-gerakan tipuan untuk mengumpan bola pada teman, gerakan tipuan untuk menerima passing dari teman, dan banyak lagi gerakan lainnya yang membutuhkan kelincahan. Apabila kelincahan tidak dimiliki oleh seorang atlet maka teknik dan taktik dalam permainan lebih mudah dibendung lawan.

Tingkat kelincahan yang dimiliki atlet bolabasket SMA Negeri 3 Payakumbuh tergolong kategori cukup untuk atlet Putra, sedangkan tingkat kelincahan atlet Putri tergolong kategori baik. Dengan demikian berarti kelincahan yang dimilliki atlet cukup baik. Hal ini terjadi dikarenakan bentuk latihan kelincahan yang diberikan oleh pelatih sudah terprogram dengan baik dan aplikasinya dilapangan mendapat respon yang baik dari atlet karena bentuk latihan yang diberikan berupa bentuk latihan yang menarik seperti latihan zig-zag melewati teman atau bangku sambil membawa bola, latihan

(15)

pivot dengan menggunakan bola dan bentuk-bentuk latihan lainnya yang dikemas dalam bentuk permainan. Hal ini sangat menguntungkan untuk peningkatan tingkat kecepatan. Apabila atlet senang melakukan latihan yang diberikan maka atlet tersebut akan dengan senanga hati dan dengan totalitas yang tinggi dalam melakukan latihan yang diberikan. Namun dengan demikian pelatih dan atlet harus tetap menjada kondisi yangg ada dan lebih mempariasikan bentuk latihan yang lain supaya atlet tidak jenuh/ bosan.

5. Daya Ledak Otot Tungkai.

Daya ledak merupakan sebagai kemampuan seseorang untuk menggerakan tubuh atau bagian-bagiannya secara kuat dan kecepatan tinggi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa adalah kemampuan mengarahkan kekuatan dengan cepat dalam waktu yang singkat untuk memberikan momentum yang paling baik pada tubuh atau objek dalam suatu gerakan explosive untuk mencapai tujuan yang dikehendaki. Dari penjelasan di atas maka hasil rata-rata kemampuan daya ledak otot tungkai atlet bolabasket Putra SMA Negeri 3 Payakumbuh sebesar = 45,1 kg-m/sec tergolong kategori cukup dan rata-rata daya ledak otot tungkai atlet Putri sebesar = 39,0 kg-m/sec tergolong kategori cukup.

Dalam olahraga bolabasket daya ledak sangat dibutuhkan, daya ledak otot tungkai digunakan dalam melakukan jump shoot, dan rebound. Apabila daya ledak tidak dimiliki, maka tolakan saat melakukan jump shoot ini

tidak optimal proses jalannya bola saat ditembak ke ring sehingga tujuan yang dicapai tidak tercapai serta ketika melakukan perebutan bola, jika tidak memiliki daya ledak otot tungkai yang baik maka kita tidak akan bisa menjangkau bola pada saat bola melayang.

Rata-rata daya ledak otot tungkai yang dimiliki atlet bolabasket SMA Negeri 3 Payakumbuh tergolong kategori cukup untuk Putra, sedangkan untuk atlet Putri tingkat daya ledak otot tungkainya tergolong kategori cukup. Dengan demikian, daya ledak otot tungkai yang dimiliki atlet bolabasket SMA Negeri 3 Payakumbuh apakah itu Putra maupun Putri belum begitu maksimal. Kondisi ini bisa terjadi dengan adanya latihan yang terprogram dan dilakuakan secara sistematis karena setiap latihan atlet diberi latihan fisik berupa naik turun tangga maupun ketika melakukan latihan teknik.

P E N U T U P

Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Rata-rata tingkat daya tahan aerobik yang dimiliki atlet Putra bolabasket SMA Negeri 3 Payakumbuh = 34,6 cc/kg BB/ menit dikategorikan cukup dan rata-rata tingkat daya tahan aerobik atlet Putri = 27,8 cc/kgBB/ menit dikategorikan kurang.

2. Rata–rata tingkat daya ledak otot lengan yang dimiliki oleh altet Putra bolabasket SMA Negeri 3 Payakumbuh = 5,8 meter tergolong kategori cukup dan rata-rata tingkat

(16)

daya ledak otot lengan atlet Putri = 3,6 meter tergolong kategori baik. 3. Rata–rata tingkat kecepatan yang

dimiliki oleh atlet Putra bolabasket SMA Negeri 3 Payakumbuh = 5,4 detik tergolong kategori baik dan rata-rata tingkat kecepatan atlet Putri = 7,5 detik tergolong kategori baik.

4. Rata-rata tingkat kelincahan yang dimiliki atlet Putra bolabasket SMA Negeri 3 Payakumbuh = 14 detik tergolong kategori cukup dan rata-rata tingkat kelincahan atlet Putri = 14,7 detik tergolong kategori baik. 5. Rata-rata tingkat daya ledak otot

tungkai yang dimiliki atlet Putra bolabasket SMA Negeri 3 Payakumbuh = 45,1 kg-m/sec tergolong kategori cukup dan rata-rata tingkat daya ledak otot tungkai atlet Putri = 39,0 kg-m/sec tergolong kategori cukup.

6. Secara keseluruhan kondisi fisik yang dimiliki oleh atlet bolabasket SMA Negeri 3 Payakumbuh baik Putra maupun Putri perlu ditingkatkan lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Arsil. (1999). Buku Ajar : Pembinaan

Kondisi Fisik. Padang : Sukabina.

Arsil. (2008). Pembinaan Kondisi Fisik. Padang : FIK UNP.

Fardi, Adnan. (1999). Buku Ajar : Bola

Basket .Padang : FIK UNP.

Ismaryati. (2008). Tes & Pengukuran

Olahraga. Surakarta: UNS Press.

Irawadi, Hendri. (2011). Kondisi Fisik

dan Pengukurannya. Padang :

FIK UNP.

Irawan, Prasetya. (1999). Logika dan

Prosedur Penelitian. Jakarta: Sekolah Tinggi Administrasi. Lembaga Administrasi Negara. Neumann, Hannes. (1988). Bolabasket

(Pendidikan Dasar dan Latihan).

Jakarta: PT Gramedia.

PERBASI. (2000). Peraturan Bermain

Bolabasket. Jakarta.

Sodikun Imam, (1992). Buku Ajar

“Olahraga Pilihan Bolabasket”.

DEPDIKBUD Direktur Jendral Pendidikan.

Sudijono, Anas. (2010). Pengantar

Statistik Pendidikan. Jakarta :

Rajawali Pers.

Syafruddin, (2005). Pengantar Ilmu

Melatih. Padang: FIK UNP.

Undang-Undang Negara Repbulik

Indonesia No.3 (2005). Sistem

Keolahragaan Nasional. Jakarta :

Referensi

Dokumen terkait

Pada penggunaan ulang katalis dalam pengolahan efluen IPAL tekstil (Gambar 10), tampak bahwa performa katalis menurun lebih tajam dibandingkan dengan penggunaan pada

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai current ratio yang rata-rata di atas 200%dalam lima tahun terakhir ini menunjukkan jika Koperasi Pegawai

Sedangkan pendekatan keilmuan, Menurut Littlejohn, yang dikutip oleh Sasa Djuarsa Sendjaja (repository.ut.as.id) mengemukakan bahwa secara umum pada pendekatan kelimuan dibagi atas

Jika banyak ikan nila 27 ekor, maka perbandingan banyak ikan nila dan ikan kakap adalah ..... Jarak kedua kota itu sebenarnya

Oleh karena itu tulisan hasil penelitian ini menyoroti tentang pengaruh daya tarik (atraksi, aksesiblitas, amenitas) yang ada di Museum Gunungapi Merapi sehingga dapat

Seleksi variabel digunakan untuk mendapatkan model ter- baik. Seleksi variabel bekerja dengan mengambil variabel yang secara baik dapat menurunkan nilai AIC. Selain itu,

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) ekstrak batang sereh mempunyai aktivitas sebagai pengendali serangga hama kecoa, (2) ekstrak batang sereh

Pengadaan Pengadilan Tinggi Sulawesi Tenggara telah mengadakan evaluasi kualifikasi terhadap penyedia yang lulus pada evaluasi administrasi, teknis dan harga yang memenuhi