• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dewasa ini kita semua mengetahui bahwa kebutuhan transportasi di perkotaan semakin meningkat, sehingga jumlah kendaraan bermotor jenis kendaraan roda dua maupun roda empat akan semakin bertambah. Masalah ini akan menyebabkan sering terjadinya kemacetan terutama pada kota-kota besar yang mempunyai kuantitas kendaraan sangat banyak. Selain itu, faktor penyebab lainnya adakah adanya jalur transportasi yang tidak memadai dan banyaknya orang-orang yang lebih memilih untuk menggunakan mobil pribadi daripada angkutan umum.

Mobil-mobil pribadi yang mempunyai kapasitas penumpang besar tentu saja akan membutuhkan lebih banyak bahan bakar. Jika hanya digunakan oleh satu atau dua orang maka akan membuang-buang bahan bakar dengan percuma karena mobil tersebut didesain untuk mengangkut lebih dari dua orang dan juga penggunaan mesin pun akan tidak efisien.

Di tahun 2012, penjualan kendadaraan pribadi meningkat hingga menyentuh angka 780.785 unit. Pertumbuhan penjualan ini meningkat sebesar 11% apabila dibandingkan dengan tahun 2011. Meskipun kota-kota besar di Indonesia memiliki masalah terkait dengan transportasi seperti kemacetan dan buruknya transportasi umum, tingkat penjualan kendaraan pribadi akan terus meningkat sebagai salah satu alternatif untuk alat transportasi berangkat bekerja. Penjualan mobil pribadi pun diperkirakan akan meningkat sebesar 11% di tahun 2013 hingga mencapai angka 870.000 unit (Indonesia Autos Report Q2, 2013). Berikut adalah Tabel 1.1 yang menunjukkan tingkat penjualan kendaraan pribadi di Indonesia dari tahun 2010 hingga tahun 2012 dan peramalan penjualannya dari tahun 2013 hingga tahun 2017.

(2)

Tabel 1.1. Tingkat Penjualan Kendaraan Pribadi di Indonesia (Gaikindo, 2013)

Menurut Guru Besar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UGM, Ahmad Munawar, dari hasil survei kondisi transportasi perkotaan, sekitar 81% kendaraan lebih banyak diisi oleh kendaraan pribadi dimana sepeda motor menempati porsi paling banyak yakni 74% dan kendaraan berupa bus hanya 10%. Salah satu solusi untuk mengatasi kemacetan di DIY menurutnya adalah perbaikan angkutan umum. Namun demikian, kondisi rata-rata angkutan umum di DIY menurut pengamatannya sangat memprihatinkan. Transportasi massal Trans Jogja yang menjadi tumpuan perbaikan angkutan umum diakuinya tidak berkembang seperti yang direncanakan sebelumnya (Keswara, 2013).

Solusi yang belum terealisasikan untuk mengurangi kemacetan adalah mengefektifkan penggunaan mobil pribadi. Salah satu perusahaan manufaktur mobil TATA sudah berupaya membuat mobil pribadi yang dirancang dengan konsep mengutamakan bentuk mobil pribadi yang mini, tidak memerlukan banyak ruang, dan kapasitas tenaga penggerak menggunakan kapasitas mesin kecil sehingga dapat menghemat bahan bakar dan harganya yang murah. Contoh desain dari mobil TATA dapat dilihat pada Gambar 1.2.

(3)

Gambar 1.1. Desain Mobil TATA (BBC News, 2013)

Dari salah satu solusi dan data pertumbuhan penjualan kendaraan pribadi di atas kita dapat melihat suatu peluang pasar untuk mengembangkan mobil yang mempunyai konsep low cost car atau low price car yang nantinya konsep mobil tersebut akan didesain untuk membantu mengatasi kemacetan namun tetap memenuhi kebutuhan konsumen dan juga menghemat pemakaian BBM karena mobil ini menggunakan tenaga penggerak yang kecil.

Menurut Forst and Sullivan (2010), Jenis kendaraan yang cocok di pasar kan di Indonesia adalah LCC dan LCC merupakan mobil murah yang di pandang sebagai kendaraan dengan preferensi pengguna dan segmen pasar tertentu. Oleh karena itu perlu dilakukan perancangan LCC untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia akan transportasi yang terjangkau.

Proses merancang kabin atau ruang kemudi merupakan langkah awal dalam proses pembuatan mobil . Kabin atau ruang kemudi adalah ruangan dimana pengemudi berada di dalam sebuah mobil. Sehingga dalam merancang kabin, dibutuhkan ukuran-ukuran yang tepat sehingga kabin tersebut dapat berfungsi sesuai yang diinginkan. Misalnya memberikan ruang yang cukup buat pengemudi untuk duduk, memberikan kenyaman pengemudi, memberikan keluasaan pengemudi untuk mengemudi, serta memberikan keamanan bagi pengemudi.

Berkendara atau mengemudi dalam waktu yang cukup lama dan jarak tempuh yang cukup jauh merupakan kegiatan yang melelahkan bagi pengemudi (Santoso, 2011). Kelelahan merupakan gejala yang wajar dialami oleh setiap orang yang dialami oleh setiap orang yang diakibatkan oleh faktor psikis maupun fisik, dimana bagi pengemudi gejala tersebut muncul setelah menempuh perjalanan panjang yang disebabkan banyaknya gerakan yang sifatnya monoton dan dituntut selalu konsentrasi dalam mengendalikan kendaraan (Santoso, 2011).

Kelelahan juga dapat dipicu oleh kondisi mobil yang tidak sesuai dengan pengemudi seperti tempat duduk tidak nyaman dan terlalu rendah sehingga mengganggu pandangan pengemudi pada saat berkendara, ruang kemudi yang

(4)

terlalu sempit, dan penempatan kontrol-kontrol tidak tepat yang mengganggu pada saat berkendara (Santoso, 2011).

Selain menyebabkan kelelahan pada pengemudi, mengemudi dalam waktu yang lama, kondisi mobil yang tidak sesuai dengan pengemudi juga dapat menyebabkan musculoskeletal disorder (Rizki, 2011). Menurut Lis dkk (2006) posisi duduk yang berkepanjangan yang dikombinasikan dengan postur yang tidak baik akan mengakibatkan musculoskeletal disorder. Posisi membungkuk ke depan atau posisi tulang punggung yang memutar saat mengemudi merupakan contoh postur yang tidak baik.

Kelelahan dan musculoskeletal disorder dapat dikurangi dengan cara memperbaiki kondisi ruang kemudi atau kabin sesuai dengan postur pengemudi (Rizki, 2011). Akan tetapi untuk merancang dan membuat kabin yang sesuai dengan postur pengemudi memiliki suatu tantangan oleh karena adanya perbedaan antropometri tubuh.

Selain ukuran antropometri tubuh pengemudi, analisis terhadap postur pengemudi merupakan hal penting lainnya yang perlu diperhatikan dalam mendesain ruang kemudi. Walaupun tidak ada bentuk postur yang optimal dalam mengemudi. Menurut Sunstrom (2003), pengemudi menunjukan perbedaan yang cukup signifikan dan bervariasi pada postur mereka saat berkendara. Berdasarkan penelitian tersebut, ditemukan bahwa setiap pengemudi memiliki dua sampai empat postur yang berbeda saat mengemudi, walaupun hanya ada satu postur favorit yang ditampilkan selama pengemudi tersebut dalam kondisi duduk. Perubahan pada postur dalam mengemudi dapat terjadi tergantung kepada kondisi lingkungan saat mengemudi ataupun pada saat memegang peralatan (Sunstrom, 2003).

Pada saat pengemudi akan melakukan kegiatan seperti meningkatkan ataupun menurunkan kecepatan, mengganti gigi serta kegiatan lainnya, kenyamanan pengemudi sangat diperlukan untuk mendukung kegiatan-kegiatan yang ada. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melakukan perancangan dan membuat desain sistem kemudi serta kabin pengemudi yang ideal serta

(5)

perancangan chassis dan suspensi untuk mendukung kenyamanan pengemudi pada mobil low cost car.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana melakukan perancangan kabin pengemudi sesuai antropometri

orang Indonesia?

2. Bagaimana desain sistem kemudi pada modifikasi motor roda tiga yang akan dijadikan LCC?

3. Bagaimana perancangan chassis dan suspensi untuk mendukung

kenyamanan pengemudi pada mobil low cost car?

1.3. Asumsi dan Batasan Masalah

Asumsi dan batasan masalah dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Fokus penelitian ini adalah pada kabin atau ruang mobil bagian pengemudi, sistem kemudi, dan chassis.

2. Bagian ruang kemudi yang diteliti hanya setir dan kursi pengemudi. 3. Desain yang dikembangkan akan berpatokan dengan desain sistem

kemudi, drive train, dan power train pada kendaraan Tossa Pico Hercules 110 cc.

4. Penggantian mesin tidak berpengaruh pada perencanaan chassis.

5. Analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi kenyamanan pengemudi dan penumpang adalah Postural Analysis dengan menggunakan REBA (Rapid Entire Body Assesment).

6. Antropometri tubuh menggunakan data antropometri rata-rata manusia Indonesia yang diambil dari web antropometrindonesia.com.

7. Data antropometri tubuh yang digunakan tidak mengandung data cacat fisik yang mempengaruhi variabilitas antropometri.

(6)

9. Analisis beban pada chassis hanya terbatas pada pembebanan arah horizontal.

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Membuat konfigurasi desain kabin ergonomi yang sesuai dengan

antropometri dan kebiasaan mengemudi masyarakat Indonesia. 2. Melakukan pemilihan sistem kemudi pada perencanaan LCC.

3. Perencanaan desain chassis dan Front part hasil modifikasi sepeda motor roda tiga yang dijadikan dasar perancangan rangka dasar LCC.

1.5. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan pertimbangan mengenai pengembangan kabin pengemudi untuk antropometri Indonesia, chassis, dan sistem kemudi low cost car yang akan dilakukan dan memenuhi kebutuhan konsumen yang didesain berkapasitas empat orang sebagai salah satu alternatif mengatasi kemacetan dan mengetahui analisis postur kerja pengemudi dan penumpang dalam low cost car serta menerapkan dalam perancangan mobil low cost car

Gambar

Tabel 1.1. Tingkat Penjualan Kendaraan Pribadi di Indonesia (Gaikindo, 2013)

Referensi

Dokumen terkait

Pada dasarnya peran advokat pada tingkat pemeriksaan di muka sidang adalah membela tersangka/terdakwa dan mengikuti jalannya proses persidangan sehingga setelah

Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal 29 ayat (4) Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.10/Menhut-II/2007 tentang Perbenihan Tanaman Hutan, maka perlu

PSEKP selain merupakan institusi penelitian dan kebijakan di Indonesia yang sangat responsif dalam melakukan kajian sosial ekonomi dan kebijakan pertanian dan telah banyak

Dengan hasil penelitian ini dapat dilihat keakuratan diagnostik potong beku, sitologi imprint intraoperasi, dan gambaran USG pada pasien dengan diagnosa tumor ovarium untuk

Dalam teks, muncul kata-kata tertentu yang dominan dan dinaturalisasikan kepada pembaca. Kata tersebut selalu diulang-ulang dalam berbagai peristiwa tutur. Kata-kata

[r]

Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa tingkat inteligensi siswa berpengaruh signifikan dan positif terhadap hasil belajar siswa kelas

Dengan mengucap rasa syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala limpahan rahmat Nya sehingga penyusunan tesis dengan judul “Evaluasi Terhadap Manajemen Tanaman