PEftATÜRAN DAERAH
PROPINSJ DÁjE«Á^,$í$GKAT I, NUSA tENGGARA TIMUR NOMOR 11 JAHUN 1996
. , ....
vY
s'
vf
f, TJNTANf, •,
PEMERÍKSAAN MÜTU HASIL .PERIKANAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I NUSA TENGGARA TIMUR,
Menimbang : a. bahwa dal am rangka peningkatan dan pembinaan mutu has11 perikanan baik untuk konsumsi * , Dal am Neg^ri « maupun diekspor, maka perlu
diadakan psmeriksaan dan pengujian mutu h a s i l perikanan pada Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu H a s i l Perikanan ;
b, bahwá sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu mehetapkah Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkát I Nusa Tenggara Timur tentang Perneriksaan Mutu Hasil Perikanan.
Mengingat ( : 1. Vo^ng-rundana Nomor 5 Tahun 1974 tentang
Pekok-pökölc Pemerintahan di Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor .38, Tambaban Lembaran Negara • Republik
Indonesia Nomor 3037)
2» Undang-undahg Nomor 64 Tahun 1958 tentang . Pembentukan Daerah-daerah Tingkat I B a l i , , Nusa Tenggara färat dan Nusa Tenggara Timur , \. (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1938 • Horner ,1*15, -Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor; 1649) ;
3.. Urrdang^undang Nomor 12 Drt Tahun 1957 tentang Peraturah Umufti R e t r i b u s i Daerah (Lembaran Negara Republik^Indonesia Tahun 1957 Nomor 57, Tambaban ^.Lembaran Negara Republik indonesia Nomor 1288) ;
4. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1985 t e n t a n g Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 6, Tambahan Lémbaran Negara Republik Indonesia Nomor 46) ;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 1957 tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintah Pusat d i Lapangan Perikanan Laut, Kehutanan dan Karet Rakyat kepada Daerah Swatantra Tingkat I (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1957 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1490) ;
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1990 tentang Usaha Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 19, Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3408) ;
7. I n s t r u k s i Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1990 tentang Penyederhanaan Tata Cara Pengujian Mutu Ikan Segar dan Ikan Beku ;
8. Peraturan Menteri Perikanan dan. Pengolahan Laut Nomor 2 Tahun 1965 t e n t a n g Pemeriksaan Ikan dan H a s i l P e r a i r a n Lain s e r t a H a s i l Olahannya ;
9. Peraturan Menteri Perikanan dan Pengolahan Laut Nomor 3 Tahún 1965 t e n t a n g Pemeriksaan Ikan dan Ikan Kering ;
10. Peraturan Bersama Menteri P e r t a n i a n dan Menteri Kesehatan Nomor: 31/Kpts/Um/I/1975
Nomor: 32/I/Kab/B.U/75 tentang Pembinaan Mutu Hasil Perikanan ;
11. Keputusan Bersama Menteri P e r t a n i a n , Menteri Kesehatan dan Menteri Perdagangan
Nomor: 363/Kpts/IK.120/5/1990 Nomor: 246/Menkes/SKB/V/1990 Nomor: 143/Kpb/V/90
tentang Petunjuk Pelaksanaan I n s t r u k s i Presiden Nomor 2 Tahun 1990 tentang Penyederhanaan Tata Cara Pengujian Mutu Ikan Segar dan Ikan Beku untuk Ekspor ;
3
12. Peraturan Daerah P r o p i n s i Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Timur Nomor 14 Tahun 1985 tentang Penyidik Pegawai Negeri S i p i l (Lembaran Daerah P r o p i n s i Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Timur Tahun 1987 Nomor 87) ; 13. Peraturan Daerah Propinsi. Daerah Tingkat I
Nusa Tenggara Timur Nomor 2 Tahun 1989 tentang Pajak atas I z i n Menangkap Ikan d i P e r a i r a n Umum d i dalamnya wilayahnya (Lembaran Daerah P r o p i n s i Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Timur Nomor 61 Tahun 1990 Seri A Nomor 1) ;
14. Peraturan Daerah P r o p i n s i Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Timur Nomor 3 Tahun 1989 tentang Tempat Pendaratan Ikan(Lembaran Daerah ; P r o p i n s i Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Timur Tahun 1990 Nomor 105 Seri B Nomor 1 ) .
Dengan Persetujuan Dewan Perwakifan Rakyat Daerah P r o p i n s i Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Timur.
M E M U T U S K A N :
Mene.tapkan : PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I NUSA TENGGARA TIMUR TENTANG PEMERIK.SAAN MUTU HASIL PERIKANAN.
BAB I KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah i n i yang dimaksud dengan :
a. Daerah adalah P r o p i n s i Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Timur; b. Gubernur Kepala Daerah adalah Gubernur Kepala Daerah Tingkat I
Nusa Tenggara Timur;
c. Dinas Perikanan adalah Dinas Perikanan P r o p i n s i Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Timur;
d. Pemeriksaan adaiah m e l i p u t i k e g i a t a n pengujian, pembinaan dan pengawasan ;
e. Laboratorium adaiah Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan pada Dinas Perikanan ;
f . Produk Perikanan adaiah segala j e n i s i kan s e r t a h a s i l ol-ahannya ;
g. Surat Keterangan Mutu adaiah Surat yang d i k e l u a r k a n oleh Pejabat yang berwewenang menerangkan mutu produk perikanan sebagai bukt i ;
h. Unit Pengolahan adaiah Suatu Perusahaan baik Perorangan maupun Badan Hukum yang menangani dan mengolah i kan ;
i . Mutu Hasil Perikanan adaiah Standar yang ditétapkan mengenai n i l a i suatu produk yang memenuhi persyaratan i d e n t i t a s , hygiene, k i m i a , bahan tambahan, bahan baku, bahan pembantu ; j . Pemeriksa/ Penguji adaiah Petugas yang d i s e r a h i tugas dan
tanggung jawab untuk memeriksa h a s i l perikanan menurut Peraturan Daerah i n i .
BAB I I
MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2
(1) Maksud pemeriksaan mutu h a s i l perikanan adalah :
a. menjamin mutu produk perikanan dengan menekan seminim mungkin kerusakan produk dimaksud ;
b. menjaga agar produk perikanan untuk kebutuhan konsumsi s e l a l u t e r s e d i a dengan mutu yang memenuhi s y a r a t - s y a r a t hygi ene.
(2) Tujuan Pemeriksaan Mutu Hasil Perikanan adalah :
a. meningkatkan pendapatan petani nelayan dan pengusaha perikanan s e k a l i g u s merupakan sumber pendapatan bagi Pemerintah Daerah dan sebagai sumber devisa bagi negara ; b. memanfaatkan h a s i l produksi perikanan secara maksimal ; c. meningkatkan daya saing produk perikanan d i Luar Negeri.
BAB I I I
TATA CARA PEMERIKSAAN Pasal 3
(1) S e t i a p Unit Pengolahan Ikan, divyajibkan memer i ksakan produksi perikanan sebelum dikonsumsi dan atau diperdagangkan kepada masyarakat, baik dalam Negeri maupun l u a r Negeri.
7(2) Pemeriksaan t e r s e b u t pada ayat ( 1 ) Pasa! i ni d i l a k u k a n secara O r g a n o l e p t i k dan atau L a b o r a t o r i s .
(3) Pemeriksaan h a s i l u n i t pengolahan ikan secara t r a d i s i o n a l untuk konsumsi Dalam Negeri d i l a k u k a n terhadap s e t i a p contoh produk dengan cara pengambilan contoh yang d i p e r h i t u n g k a n sebagai b e r i k u t :
a. sampai dengan 100 kg/hari sebanyak 1 ( s a t u ) contoh ;
b. l e b i h d a r i 100 kg sampai dengan 250 kg/hari sebanyak 2 (dua) contoh ;
c. l e b i h d a r i 250 kg sampai dengan 500 kg/hari sebanyak 3 ( t i g a ) contoh ;
d. l e b i h d a r i 500 kg sampai dengan 750 kg/hari sebanyak 4 (empat) contoh ;
e. l e b i h d a r i 750 kg sampai dengan 1000 kg/hari sebanyak 5 ( l i m a ) contoh ;
f . l e b i h d a r i 1000 kg/hari sebanyak 6 (enam) contoh. Pasal
(1) Pemeriksaan h a s i l produksi Unit Pengolahan Ikan secara modern dimaksud d i l a k u k a n dengan cara pengambilan contoh sebagai b e r i k u t :
a. sampai dengan 5000 kg/hari sebanyak 2 (dua) contoh
b. s e l a n j u t n y a s e t i a p k e l i p a t a n 5000 kg ditambah 1 ( s a t u ) contoh.
(2) Pengambilan contoh pemeriksaan/pengujian d i l a k u k a n minimal 3 ( t i g a ) bulan s e k a l i , sedang s e t i a p contoh minimal 1/2 (setengah) k i l o g r a m .
Pasa! 5
Pengambilan contoh d i l a k u k a n oleh Pejabat Pengambi1 Contoh yang d i t e t a p k a n oleh Gubernur Kepala Daerah.
Pasa! 6
Cara pengambilan contoh dan besarnya jumlah contoh untuk produk perikanan yang digunakan untuk konsumsi dan atau diperdagangkan ke l u a r Negeri d i l a k u k a n secara acak dengan berpedoman pada tabe! sebagaimana t e r l a m p i r dalam Peraturan Daerah i n i .
Pasal 7
(1) S e t i a p produk perikanan yang akan diekspor harus m e m i l i k i S e r t i f i k a t Mutu Ekspor (SME) yang d i k e l u a r k a n Laboratorium. (2) S e t i a p h a s i l produksi Unit Pengolahan Ikan secara t r a d i s i o n a l
yang dipasarkan d i Dalam Negeri harus m e m i l i k i Surat Keterangan Mutu yang d i t e r b i t k a n o l e h Dinas Perikanan Kabupaten Daerah Tingkat I I .
(3) S e t i a p h a s i l produksi Unit Pengolahan Ikan secara modern yang akan dikonsumsi dan atau diperdagangkan d i Dalam Negeri harus m e m i l i k i Surat Keterangan Mutu yang d i t e r b i t k a n
L a b o r a t o r i um.
BAB IV
KETENTUAN RETRIBUSI BIAYA PEMERIKSAAN Pasa! 8
(1) S e t i a p pemeriksaan dikenakan biaya pemeriksaan.
(2) Besarnya biaya pemeriksaan sebagaimana dimaksud ayat ( 1 ) Pasal i n i adalah sebagai b e r i k u t :
a. pemeriksaan secara M i k r o b i o l o g i s sebesar Rp.100.000,-( s e r a t u s r i bu rupi ah) ;
7
b. Pemeriksaan secara Kimiawi sebesar Rp.75.000,-( t u j u h puluh lima r i b u r u p i a h ) .
c. Pemeriksaan secara o r g a n o l e p t i k dikenakan biaya sebesar Rp.5.000,- ( l i m a r i b u r u p i a h ) .
Pasa! 9
(1) Besarnya biaya pemeriksaan mutu h a s i l perikanan untuk ekspor d i t e t a p k a n dengan rumus sebagai b e r i k u t :
"Satu permil k a l i harga patokan t e r t i n g g i udang k a l i jumlah k i l o g r a m komoditi yang akan d i e k s p o r " .
(2) Rumys t e r s e b u t pada ayat ( 1 ) Pasal i n i merupakan standar perhitungan dengan ketentuan bahwa s e t i a p j e n i s komoditi d i p e r h i t u n g k a n dengan prosentase s e p e r t i tercantum dalam d a f t a r dibawah i n f .
D a f t a r Prosentase Biaya Pengujian/Pemeriksaan Mutu Hasil Perikanan.
No. Urutan J e n i s Produk Prosentase Biaya Penguj i an
1 Lobster, Udang segar/ beku 100 % 2 Ikan segar/ beku 25 % 3 Paha Kodok segar/ beku 50 % 4 Kerupuk I k a n / Udang 15 % 5 Ikan Kaleng 20 % 6 Ubur-ubur a s i n 20 % 7 K e p i t i n g , Kerang hidup/segar/beku 20 % 8 Rumput Laut/ Agar-agar 50 % 9 Ikan K e r i n g / Asin 5 % 10 Tepung Ikan 5 %
o _ . o (3) Harga patokan sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) Pasal i n i
d i t e t a p k a n o l e h Pejabat yang berwenang sesuai ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang b e r l a k u .
Pasa! 10
Terhadap produk perikanan yang akan d i e k s p o r maupun untuk keperluan konsumsi d i dalam Negeri yang t i d a k memenuhi persyaratan mutu s e t e l a h d i u j i , harus d i p e r i k s a kembali atau dimusnahkan.
BAB V
TATA CARA PEMUNGUTAN DAN PÈNYETORAN
Pasa! 11
(1) Pemungutan biaya pemeriksaan d i l a k u k a n oléh Juru Pungut yang diangkat dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah.
(2) Pemungutan biaya pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada Pasal 8 Pas>a4 dan Pasal 9 Peratüran Daerah i n i , d i l a k u k a n derfgan menggunakan Surat Bukti Tanda Pungutan.
( 3 ) Tata cara pemungutan dan penyetoran d i t e t a p k a n dengan Keputusan Gubernur Kepala Daerah.
Pasal 12
(1-) Kepada I n s t a n s i Pemungut d i b e r i k a n uang perangsang sebesar 5%
( l i m a prosen). . ( 2 ) Hasil pemungutan dimaksud pada Pasal 8 dan Pasal 9 Peraturan
Daerah i n i d i s e t o r secara Bruto ke Kas Daerah.
(3) Hasil pemungutan dimaksud pada Pasal ayat (2)**^'e'raturan Daerah i n i , s e t e l a h d i k u r a n g i uang perangsang dibagi sebagai b e r i k u t :
a. untuk Pemerintah Daerah Tingkat I I sebesar 40 % ; b. untuk Daerah sebesar 60 % .
BAB V I
KETENTUAN PIDANA Pasal 13
(1) Pelanggaran terhadap Pasal 3, Pasal 4 Pasa! 7 Pasal 8, Pasal 9 dan Pasal 10 Peraturan Daerah i ni dapat diancam dengan Pidana Kurungan selama-1amanya 6 (enam) bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp. 50.000,- ( l i m a puluh r i b u r u p i a h ) .
(2) Tindakan dimaksud pada ayat ( 1 ) Pasal i n i adalah pelanggaran. BAB V I I
KETENTUAN PENYIDIKAN Pasal 14
S e l a i n Pejabat Penyidik Umum yang bertugas menyidik t i n d a k pidana, p e n y i d i k a n atas t i n d a k pidana sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah i n i dapat juga d i l a k u k a n o l e h P e n y i d i k Pegawai Negeri Si pi 1 d i lingkungan Pemerintah P r o p i n s i Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Timur yang pengangkatannya d i t e t a p k a n sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang b e r l a k u .
Pasal 15
Dalam melaksanakan tugas p e n y i d i k a n , para p e n y i d i k dimaksud dalam Pasal 15 Peraturan Daerah i n i berwewenang :
a. menerima laporan atau pengaduan d a r i seseorang t e n t a n g adanya t i n d a k pidana ;
b. melakukan t i n d a k a n pertama pada saat i t u d i tempat k e j a d i a n dan melakukan pemeriksaan ;
c. menyuruh b e r h e n t i seseorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal d i r i tersangka ;
d. melakukan penyitaan benda dan atau surat ;
e. mengambil s i d i k j a r i dan memotret seseorang ;
f . memanggil orang untuk didengar atau d i p e r i k s a sebagai tersangka atau saksi ;
g. mendatangkan orang a h l i yang di perTukan dalam hubungannya dengan pemeri ksaan perkara ;
h. menghentikan penyidikan s e t e l a h mendapat petunjuk d a r i p e n y i d i k umum bahwa t i d a k t e r d a p a t cukup b u k t i atau p e r i s t i w a t e r s e b u t bukan merupakan t i n d a k pidana dan s e l a n j u t n y a m e l a l u i p e n y i d i k umum memberitahukan hai t e r s e b u t kepada Penuntut Umum, tersangka dan keluarganya ;
i . mengadakan tindäkan l a i n menurut hukum yang dapat dipertanggung jawabkan.
BAB V I I I KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 16
Hal-hal l a i n yang belum d i a t u r dalam Peraturan Daerah i n i akan d i t e t a p k a n l e b i h l a n j u t dengan Keputusan Gubernur Kepala Daerah sepanjang mengenai pelaksanaannya.
BAB IX KETENTUAN PENUTUP
Pasal 17
(1) Dengan berlakunya Peraturan Daerah i n i , maka Peraturan Daerah P r o p i n s i Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Timur Nomor 9 Tahun 1982 t e n t a n g Pemeriksaan Mutu Hasil Perikanan dengan segala perubahannya dinyatakan t i d a k b e r l a k u l a g i .
(2) Peraturan Daerah i n i mulai b e r l a k u pada tanggal diundangkan. Agar
11
Agar s e t i a p orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah i n i , dengan penempatannya dal am Lembaran Daerah.
Ditetapkan di
Pada tanggal Kupang 20 Juni 1996,
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I
NUSA TENGGARA TIMUR,
HERMAN MUSAKABE Disahkan oleh Menteri Dalam Negeri dengan Keputusan
Nomor Tanggal
Diundangkan dalam Lembaran Daerah Propinsi Daerah Tingkat i Nusa Tenggara Timur
Nomor ... Tanggal ... Seri Nomor
SEKRETÄRIS WILAYAH/DAERAH
IR. SABINUS KANTUS Pembina Utama Madya
ATAS
PERATURAN DAERAH
PROPINSI DAERAH TINGKAT I NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 1996
TENTANG
PEMERIKSAAN MUTU HASIL PERIKANAN A. PENJELASAN UMUM.
Sebagai upaya untuk melindungi masyarakat konsumen dar i kemungkinan keracunan dan atau t e r k e n a p e n y a k i t , yang disebabkan o l e h bahan makanan khususnya d a r i i k a n , maka p e r l u adanya t i n d a k a n pencegahan, baik secara langsung maupun t i d a k langsung m e l a l u i upaya penyuluhan dan pembinaan mutu h a s i l perikanan.
Hasil -perikanan merupakan salah s a t u kebutuhan pokok masyarakat, mengandung p r o t e i n t i n g g i , dan juga merupakan komoditas ekspor yang pada a k h i r n y a memberikan sumber pendapatan bagi Nelayan/Petani Ikan, Pengusaha Perikanan, Pemerintah Daerah dalam bentuk Penerimaan A s l i Daerah (PAD) maupun sumber Devisa bagi Negara.
Sehubungan dengan i t u , maka untuk menjaga s e r t a menjamin mutu produk a k h i r h a s i l perikanan sebelum diperdagangkan dan atau dipasarkan langsung kepada konsumen t e r l e b i h dahulu diadakan pemeriksaan baik secara L a b o r a t o r i s maupun secara o r g a n o l e p t i c .
M e l a l u i upaya i n i dapat d i p e r o l e h manfaat ganda, karena merupakan upaya préventif dalam melindungi konsumen d a r i kemungkinan t e r j a d i n y a hal-hál yang membahayakan kesehatan, s e k a l i g u s untuk menghindari kerugian d a r i pihak produsen, karena produk a k h i r yang d i h a s i l k a n t i d a k layak untuk diperdagangkan.
Dengan Peraturan Daerah P r o p i n s i Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Timur Nomor 9 Tahun 1982 tentang Pemeriksaan Mutu Hasil Perikanan sebagaimana yang t e l a h diubah dengan Peraturan Daerah P r o p i n s i Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Timur Nomor 9 Tahun 1987 tentang Perubahan Pertama Peraturan Daerah P r o p i n s i Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Timur Nomor, 9 Tahun 1982 tentang Pemeriksaan Mutu Hasil Perikanan, maka s e t i a p H a s i l Perikanan, baik untuk diperdagangkan dalam negeri maupun diekspor, w a j i b d i p e r i k s a pada Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan, Dinas Perikanan Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Timur.
2
Pemeriksaan w a j i b d i l a k u k a n terhadap s e t i a p contoh produk sesuai ketentuan yang b e r l a k u .
S e t i a p k a l i pemeriksaan h a s i l perikanan páda l a b o r a t o r i u m ( b a i k secara m i k r o b i o l o g i s maupun secara k i m i a w i ) membutuhkan biaya.
Sesuai dengan Surat Menteri Dal am Neger i kepada Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Nomor: Ekon 1/10/7 tanggal 5 Juni 1978 p e r i h a l Pungutan Biaya A d m i n i s t r a s i dan Biaya Pengujian Mutu Hasil Perikanan, maka pungutan biaya dimaksud :
a. Untuk dapat terselenggaranya k e g i a t a n pengujian h a s i l perikanan secara berdayaguna dan berhasi1guna, didukung oleh k e g i a t a n penyelenggaraan a d m i n i s t r a s i secara memadai ; b. Untuk dapat terselenggaranya k e g i a t a n pengujian h a s i l
perikanan, maka l a b o r a t o r i u m memerlukan media m i k r o b i o l o g i s dan reagensia kimia yang habis t e r p a k a i pada s e t i a p k a l i pengujian ;
c. Beberapa p e r a l a t a n utama yang digunakan untuk pengujian mempunyai r e s i k o , rusak, pecah dan t i d a k dapat d i p a k a i
l a g i , misalnya a l a t - a l a t gelas sehingga p e r l u ada penggantian b i l a t e l a h rusak ;
d. P e r a l a t a n l a b o r a t o r i u m merupakan precesión i n s t r u m e n t s yang secara r u t i n p e r l u d i s e r v i s agar supaya t e t a p b e r f u n g s i secara baik dan t e l i t i ;
e. Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan memerlukan biaya untuk pemeliharaan/perawatan dan perbaikan agar supayä t e t a p terpelihará dengan baik ;
f . Fungsi dan k e g i a t a n Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu H a s i l Perikanan bukanlah s t a t i s melainkan berkembang secara dinamis, mengikuti perkembangan dan kemajuan t e k n o l o g i . Oleh karena i t u p e r l u d i p e r h i t u n g k a n biaya pembayarannya.
Sehubungan dengan i t u , maka sesuai Surat D i r e k t u r Jenderal Perikanan Departemen P e r t a n i a n Republik Indonesia Nomor: IK.350/D3.11457/91k tanggal 11 Nopember 1991 t e n t a n g Persiapan Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan dalam rangka R e a k r e d i t a s i yang a n t a r a l a i n mensyaratkan adanya perhitungan biaya pengujian per contoh untuk a n a l i s a lengkap, maka u n t u k . kesinambungan pelaksanaan pekerjaan pada Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan Dinas Perikanan P r o p i n s i Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Timur p e r l u mengatur kembali biaya pengujian baik secara m i k r o b i o l o g i maupun secara kimiawi dengan Peraturan Daerah.