BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang tidak diambil secara langsung di lapangan tetapi merupakan data sekunder yang telah diolah dan dipublikasi oleh instansi yang berkompeten dan relevan dengan penelitian.Data diambil dari Bursa Efek Indonesia melalui situs www.idx.co.id, annual report, dan finance.yahoo.com.
Dalam penilitian ini yang menjadi objek adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009 – 2013.
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis apakah terdapat pengaruh adopsi IFRS terhadap return saham di perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
Tabel4.1
Daftar Sampel Penelitian
No Kode Nama Perusahaan
1 ADES PT. Akasha Wira International Tbk 2 AGRO PT. Bank Agroniaga Tbk
3 AISA PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 4 ALKA PT. Alaska Industrindo Tbk 5 APLI PT. Asiaplast Industries Tbk 6 ARNA PT. Arwana Citra Mulia Tbk 7 AUTO PT. Astra Otoparts Tbk
8 BRNA PT. Berlina Tbk
9 BUDI PT. Budi Acid Jaya Tbk 10 CNTX PT. Centex Tbk
11 CPIN PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk 12 CTBN PT. Citra Turbindo Tbk
13 ERTX PT. Eratex Djaja Tbk
14 ETWA PT. Eterindo Wahanatama Tbk 15 FPNI PT. Titan Kimia Nusantara Tbk 16 GGRM PT. Gudang Garam Tbk
17 GJTL PT. Gajah Tunggal Tbk
18 HDTX PT. Panasia Indo Resources Tbk 19 HMSP PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk 20 IGAR PT. Champion Pasific Indonesia Tbk 21 IKAI PT. Inti Keramik Alam Asri Industri Tbk 22 INAF PT. Indofarma Tbk
23 INCI PT. Intan Wijaya International Tbk 24 INDF PT.Indofood Sukses Makmur Tbk 25 INKP PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk 26 INRU PT. Toba Pulp Lestari Tbk 27 JECC PT. Jembo Cable Company Tbk 28 JPFA PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk 29 JPRS PT. Jaya Pari Steel Tbk
30 KAEF PT. Kimia Farma Tbk 31 KBLI PT. KMI Wire & Cable Tbk 32 KBLM PT. Kabelindo Murni Tbk 33 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk 34 LION PT. Lion Metal Works Tbk 35 LMSH PT. Lionmesh Prima Tbk 36 MAIN PT. Malindo Feedmill Tbk 37 MASA PT. Multistrada Arah Sarana Tbk 38 MERK PT. Merck Indonesia Tbk
39 MRAT PT. Mustika Ratu Tbk 40 MYOR PT. Mayora Indah Tbk
41 NIKL PT. Pelat Timah Nusantara Tbk 42 PRAS PT. Prima alloy steel Universal Tbk 43 PSDN PT. Prashida Aneka Niaga Tbk 44 RICY PT. Ricky Putra Globalindo Tbk
45 RMBA PT. Bentoel International Investama Tbk 46 SCPI PT. Merck Sharp Dohme Pharma Tbk 47 SMSM PT. Selamat Sempurna Tbk
49 SSTM PT. Sunson Textile Manufacturer Tbk 50 TCID PT. Mandom Indonesia Tbk
51 TFCO PT. Tifico Fiber Indonesia Tbk 52 TIRT PT. Tirta Mahakam Resources Tbk 53 TKIM PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk 54 TOTO PT. Surya Toto Indonesia Tbk 55 TPIA PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk 56 ULTJ PT. Ultra Jaya Milk Industry & Trad 57 UNIC PT. Unggul Indah Cahaya Tbk 58 UNIT PT. Nusantara Inti Corpora Tbk 59 UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk 60 VOKS PT. Voksel Electric Tbk
Sumber : diolah dari www.idx.co.id atau finance.yahoo.com
2. Gambaran Umum BEI (Bursa Efek Indonesia)
Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah salah satu bursa saham yang dapat
memberikan peluang investasi dan sumber pembiayaan dalam upaya mendukung pembangunan ekonomi nasioanal.Bursa Efek Indonesia (BEI)
juga berperan dalam upaaya mengembangkan pemodal local yang besar solid untuk menciptakan pasar modal Indonesia yang stabil.
Bursa Efek Indonesia (BEI) berawal dari berdirinya Bursa Efek di Batavia, yang dikenal sebagai Jakarta pada saat ini, oleh pemerintah
Hindia-Belanda pada tanggal 14 Desember 1912.Sekuritas yang diperdagangkan saat itu adalah saham dan obligasi perusahaan-perusahaan Belanda yang beroperasi di Indonesia, obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah Hindia-Belanda, dan sekuritas-sekuritas lainnya.
Bursa Efek Indonesia adalah penggabungan dari Bursa Efek Surabaya dan Bursa Efek Jakarta digabungkan pada tahun 2007. Penggabungan kedua Bursa Efek ini dilakukan sebagai suatu upaya untuk menciptakan kondisi
perekonomian di Indonesia menjadi lebih baik, dimana nama Bursa Efek Indonesia (BEI) ini masih berlaku sampai saat ini.
3. Gambaran Umum Perusahaan Manufaktur
Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang menjalankan proses pembuatan produk. Sebuah perusahaan bisa dikatakan sebagai perusahaan mannufaktur apabila ada tahapan input – proses – output yang akhirnya menghasilkan suatu produk. Manufaktur adalah suatu cabang industri yang mengaplikasikan peralatan dan suatu medium proses untuk suatu transformasi bahan mentah menjadi barang jadi untuk dijual. Upaya ini melibatkan semua proses antara yang dibutuhkan untuk produksi dan integrasi komponen – komponen suatu produk. Beberapa industry, seperti produsen dan semikonduktor dan baja, juga menggunakan istilah fabrikasi atau pabrikasi.Sektor manufaktur sangat erat terkait dengan rekayasa atau teknik.
Karakteristik utama dalam perusahaan manufaktur adalah mengelola sumber daya menjadi barang jadi melalui proses pabrikasi (Menurut Surat Edaran Ketua Badan Pengawas Pasar Modal, Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik, 2002). Aktivitas perusahaan yang tergolong dalam perusahaan industri manufaktur mempunyai tiga kegiatan utama yaitu :
a. Kegiatan utama memperoleh atau menyimpan input atau bahan baku. b. Kegiatan pengelolaan, pabrikasi atau perakitan atas bahan baku
c. Kegiatan menyimpan atas memasarkan barang jadi.
Populasi penelitian ini adalah 150 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009 – 2013. Dari 150 perusahaan tersebut, diperoleh 60 perusahaan sebagai sampel akhir berdasarkan kriteria-kriteria seperti yang telah dijelaskan pada bab III. Penentuan jumlah sampel secara rinci diuraikan pada tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2
Kriteria Pemilihan Sampel
No Kriteria Sampel Penelitian Jumlah perusahaan 1 Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI sejak tahun 2010 - 2013 150
2 Anual report yang tidak ditemukan pada www.idx.co.id (26) 3 Perusahaan yang tidak menampilkan harga saham (64)
Sample 60
Jumlah tahun penelitian : 4 tahun
Total Observasi Keseluruhan : 4 x 60 240 Sumber : Data sekunder yang diolah, 2016
B. Statistik Deskriptif
Analisis deskriptif menunjukkan nilai minimun, maksimum, rata-rata dan standar deviasi dari masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Berdasarkan data olah SPSS yang meliputi return saham maka dapat diketahui nilai maksimum, minimum, mean dan standard deviation dari setiap variable. Hal tersebut seperti yang di tunjukkan pada tabel 4.3 berikut :
Tabel 4.3
Statistik Deskriptif return saham
Sumber : Data diolah dengan SPSS 21
Hasil dari statistik deskriptif di atas menunjukkan bahwa jumlah observasi dari penelitian ini adalah 240, analisis ini menggunakan data panel.
Gabungan antara cross section dan time series, dengan cara cross section sebanyak 60 perusahaan dan time series selama empat tahun, yaitu tahun 2010 - 2013. Sehingga di dapat jumlah observasi sebanyak 240. Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa jumlah data yang digunakan di dalam penelitian ini sebanyak 240 data yang di ambil dari Laporan Keuangan Tahunan yang di terbitkan oleh masing – masing perusahaan pada Bursa Efek Indonesia periode 2009 – 2013 atau harga saham (closing price) yang ada di website www.finance.yahoo.com.
Berdasarkan tabel 4.3 di atas maka dapat dilihat melalui skewness dan
kurtosis data return saham berdistribusi normal atau tidak. Skewness mengukur kemencengan dari data dan kurtosis mengukur puncak dari
distribusi data.Data yang berdistribusi normal memiliki nilai skewness dan kurtosis mendekati nol. Hasil variable return saham ini tidak berdistribusi normal karena memiliki nilai skewness 2,289 dan nilai kurtosis 6,897.
Berdasarkan pengujian statistik deskriptif, Return saham berdasarkan tabel 4.3 memiliki nilai minimum (terkecil) sebesar -0,87, nilai maksimum (tertinggi) sebesar 4,41, nilai rata – rata return saham (mean) dari sampel perusahaan selama tahun 2010 – 2013 diperoleh sebesar 0,3190 dan standar deviasi 0,79463.
Tabel 4.4
Return Saham 60 Perusahaan Manufaktur Peride 2010 – 2013
No Kode Nama Perusahaan Return Saham (%)
2010 2011 2012 2013
1 ADES PT. Akasha Wira International Tbk 1.5313 -0.3765 0.9010 0.0417
2 AGRO PT. Bank Agroniaga Tbk 0.1915 0.0000 -0.1310 -0.1918
3 AISA PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 1.1667 -0.3654 1.1818 0.3241
4 ALKA PT. Alaska Industrindo Tbk 0.0000 -0.3125 0.0000 0.0909
5 APLI PT. Asiaplast Industries Tbk 0.4516 -0.1667 0.1467 -0.2442
6 ARNA PT. Arwana Citra Mulia Tbk 0.9463 0.2586 3.4932 -0.5000
7 AUTO PT. Astra Otoparts Tbk 2.1043 -0.8095 0.0882 -0.0135
8 BRNA PT. Berlina Tbk 1.6667 0.1063 0.9774 -0.3500
9 BUDI PT. Budi Acid Jaya Tbk 0.0000 0.0909 -0.5250 -0.0439
10 CNTX PT. Centex Tbk 0.0000 2.0189 -0.1625 0.1642
11 CPIN PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk 3.0889 0.1685 0.6977 -0.0753
12 CTBN PT. Citra Turbindo Tbk -0.1935 0.7000 0.0353 0.0227
13 ERTX PT. Eratex Djaja Tbk -0.3059 2.3898 0.6250 -0.1385
14 ETWA PT. Eterindo Wahanatama Tbk 0.1220 0.8696 -0.2791 0.1774
15 FPNI PT. Titan Kimia Nusantara Tbk -0.2900 0.1056 -0.2675 -0.0348
16 GGRM PT. Gudang Garam Tbk 0.8561 0.5513 -0.0975 -0.2500
17 GJTL PT. Gajah Tunggal Tbk 4.4118 0.3043 -0.2583 -0.2449
18 HDTX PT. Panasia Indo Resources Tbk 0.3889 -0.2400 4.0000 -0.5632 19 HMSP PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk 1.7067 0.3854 0.5359 0.0417
20 IGAR PT. Champion Pasific Indonesia Tbk 0.5108 1.2619 -0.2105 -0.2133 21 IKAI PT. Inti Keramik Alam Asri Industri Tbk -0.8664 -0.0340 0.0000 -0.0141
22 INAF PT. Indofarma Tbk -0.0361 1.0375 1.0245 -0.5364
23 INCI PT. Intan Wijaya International Tbk 0.2500 -0.1429 0.1667 -0.0204 24 INDF PT.Indofood Sukses Makmur Tbk 0.3732 -0.0564 0.2717 0.1282 25 INKP PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk -0.0575 -0.2500 -0.4472 1.0588
26 INRU PT. Toba Pulp Lestari Tbk 2.2857 0.9420 0.0448 -0.2143
27 JECC PT. Jembo Cable Company Tbk 0.2653 2.0645 0.0000 0.5000
28 JPFA PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk 1.4286 0.1250 0.5948 -0.8000
29 JPRS PT. Jaya Pari Steel Tbk 1.1887 -0.1638 -0.3196 -0.1818
30 KAEF PT. Kimia Farma Tbk 0.2520 1.1384 1.1765 -0.2027
31 KBLI PT. KMI Wire & Cable Tbk 0.4286 0.3000 0.8365 -0.2565
32 KBLM PT. Kabelindo Murni Tbk -0.0435 0.0364 0.1228 0.2344
33 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk 1.5000 -0.7908 0.5588 0.1792
34 LION PT. Lion Metal Works Tbk 0.8095 0.3816 0.9810 0.1538
35 LMSH PT. Lionmesh Prima Tbk 1.0000 0.0417 1.1000 -0.2381
36 MAIN PT. Malindo Feedmill Tbk 2.5556 -0.6938 1.3214 0.3956
37 MASA PT. Multistrada Arah Sarana Tbk 0.2927 0.2642 0.3433 -0.1333
38 MERK PT. Merck Indonesia Tbk 0.2063 0.3731 0.1472 0.2434
39 MRAT PT. Mustika Ratu Tbk 0.6456 -0.2308 -0.0200 -0.0510
40 MYOR PT. Mayora Indah Tbk 1.3889 0.3256 0.4035 0.3000
41 NIKL PT. Pelat Timah Nusantara Tbk 0.6226 -0.4047 -0.1289 -0.2108 42 PRAS PT. Prima alloy steel Universal Tbk -0.2185 0.4194 0.9318 -0.2745 43 PSDN PT. Prashida Aneka Niaga Tbk -0.2000 2.8750 -0.3387 -0.2683 44 RICY PT. Ricky Putra Globalindo Tbk 0.1242 0.0166 -0.0652 0.0058 45 RMBA PT. Bentoel International Investama Tbk 0.2308 -0.0125 -0.2658 -0.0172 46 SCPI PT. Merck Sharp Dohme Pharma Tbk -0.0282 -0.3404 0.2500 -0.0720
47 SMSM PT. Selamat Sempurna Tbk 0.4267 0.2710 0.8566 0.3663
48 SPMA PT. Suparma Tbk 0.1220 0.0435 0.1250 -0.2222
49 SSTM PT. Sunson Textile Manufacturer Tbk -0.1000 -0.2000 -0.2556 -0.4104
50 TCID PT. Mandom Indonesia Tbk -0.1111 0.5278 -0.1000 0.2020
51 TFCO PT. Tifico Fiber Indonesia Tbk 0.6452 -0.0196 0.2400 -0.1935 52 TIRT PT. Tirta Mahakam Resources Tbk 0.0986 -0.1795 0.0938 -0.2571 53 TKIM PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk 0.6667 -0.2917 -0.0682 -0.0909
54 TOTO PT. Surya Toto Indonesia Tbk 3.5882 0.2821 -0.8670 0.1579
55 TPIA PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk 0.4577 -0.2479 0.8138 -0.3200 56 ULTJ PT. Ultra Jaya Milk Industry & Trad 1.1607 -0.1074 0.2778 2.2609
57 UNIC PT. Unggul Indah Cahaya Tbk -0.2375 0.0929 0.0000 -0.0450
58 UNIT PT. Nusantara Inti Corpora Tbk 0.1301 1.1583 0.1500 -0.2754
60 VOKS PT. Voksel Electric Tbk 0.0976 0.8222 0.2561 -0.2816 Sumber : Data yang sudah diolah, 2016
Dalam tabel 4.4, data return saham menunjukkan bahwa nilai return saham terendah (minimum) sebesar -0,87 yaitu PT. Inti Keramik Alam Asri Industri Tbk pada periode 2010, nilai tertinggi (maksimum) sebesar 4,41 yaitu PT. Gajah Tunggal Tbk pada periode 2010. Perhitungan rata – rata return saham (mean) dari sampel perusahaan selama tahun 2010 – 2013 diperoleh
sebesar 0,3190. Sedangkan standar deviasi 0,79463 menunjukkan data variabel return saham belum baik karena nilainya yang lebih besar daripada
nilai mean-nya.
C. Uji Asumsi dan Kualitas Variabel Penelitian Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.Model regresi
yang baik adalah memiliki distribusi data normal dan tidak dengan uji statistik non-parametrik Kolmogrov-Smirnov (K-S). Uji statistik Kolmogrov-Smirnov (K-S) pada penelitian ini untuk memastikan data yang ada memenuhi asumsi uji paired t-test yaitu asumsi normalitas pada variabel return saham untuk periode sebelum dan sesudah pengadopsian penuh IFRS. Berikut hasil uji normalitas yang dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas
Sumber : Data diolah dengan SPSS 21
Analisi kenormalan berdasarkan metode Kolmogrov-Smirnov menyatakan kurva normal apabila nilai Asymp. Sig. berada di atas batas maximum error, yaitu 0,05. Tabel 4.5 menunjukkan bahwa return saham
sebelum (SBL) Pengadopsian penuh IFRS berdistribusi tidak normal 0,001< 0,005 dan pada periode setelah (SSD) pengadopsian penuh IFRS berdistribusi tidak normal karena 0,000 < 0,005.
Oleh karena data di atas menunjukkan bahwa terdapat beberapa data yang berdistribusi tidak normal maka salah satu alternatif untuk menjawab hipotesis adalah Uji Wilcoxon Rank Test.
D. Pengujian Hipotesis
1. Uji Wilcoxon Signed Rank Test
Wilcoxon Signed Rank Test adalah uji nonparametris untuk mrngukur signifikansi perbedaan antara 2 kelompok data berpasangan berskala ordinal atau interval tetapi berdistribusi tidak normal. Uji Wilcoxon Signed Rank Test
merupakan uji alternatif dari uji pairing t test atau t paired apabila tidak memenuhi asumsi normalitas. Uji ini dikenal juga dengan istilah Wilcoxon
Match Pair Test.
Dalam penelitian ini, Wilcoxon Signed Rank Test digunakan untuk
menguji apakah terdapat perbedaan pada besarnya return saham antara periode sebelum dan sesudah pengadopsian penuh IFRS. Pengujian dilakukan
terhadap komponen return saham yang di bagi menjadi dua kelompok sampel. Kelompok sampel „sebelum‟ terdiri dari data dua tahun sebelum pengadopsian
penuh IFRS dan kelompok „sesudah‟ terdiri dari dua tahun setelah pengadopsian penuh IFRS.
Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan return saham di perusahaan manufaktur sebelum dan sesudah mengadopsi penuh IFRS, salah
satu cara yang digunakan adalah dengan melihat return saham sebelum dan sesudah mengadopsi penuh IFRS. Hasil pengujian menggunakan
1. Return saham sebelum mengadopsi penuh IFRS (2010) dan sesudah mengadopsi penuh IFRS (2012).
Tabel 4.6
Sumber : Data diolah dengan SPSS 21
Berdasarkan hasil perhitungan Wilxocon Signed Rank Test pada tabel 4.6, maka nilai Z yang di dapat sebesar -2,400 dengan p value (Asymp. Sig 2 tailed) sebesar 0,016 dimana lebih kecil dari batas kritis penelitian 0,05 sehingga keputusan hipotesis adalah menerima Ha atau berarti terdapat perbedaan return sahamsebelum pengadopsian penuh IFRS tahun 2010 dengan return sahamsesudah pengadopsian penuh IFRS tahun 2012. Hasil di atas menunjukkan bahwa investor terpengaruh terhadap pengadopsian IFRS di Indonesia terutama di bidang manufaktur.
RETURNSSD - RETURNSBL
Z -2.400b
Asymp. Sig. (2-tailed) .016
Test Statisticsa
a. Wilcoxon Signed Ranks Test b. Based on positive ranks.
2. Return saham sebelum mengadopsi penuh IFRS (2011) dan sesudah mengadopsi penuh IFRS (2013).
Tabel 4.7
Hasil Uji Wilxocon Signed Rank Test
Sumber : Data diolah dengan SPSS 21
Berdasarkan hasil perhitungan Wilxocon Signed Rank Test pada tabel 4.7 maka nilai Z yang di dapat sebesar -2,886 dengan p value (Asymp. Sig 2 tailed) sebesar 0,004 dimana lebih kecil dari batas kritis penelitian 0,05 sehingga keputusan hipotesis adalah menerima Ha atau berarti terdapat perbedaan return sahamsebelum pengadopsian penuh IFRS tahun 2011 dengan return sahamsesudah pengadopsian penuh IFRS tahun 2013. Hasil di atas menunjukkan bahwa investor terpengaruh terhadap pengadopsian IFRS di Indonesia terutama di bidang manufaktur.
3. Return saham sebelum mengadopsi penuh IFRS (2010) dan sesudah mengadopsi penuh IFRS (2013).
Tabel 4.8
Hasil Uji Wilxocon Signed Rank Test
Sumber : Data diolah dengan SPSS 21.00
Berdasarkan hasil perhitungan Wilxocon Signed Rank Test pada tabel 4.8 maka nilai Z yang di dapat sebesar -4,789 dengan p value (Asymp. Sig 2 tailed) sebesar 0,000 dimana lebih kecil dari batas kritis penelitian 0,05 sehingga keputusan hipotesis adalah menerima Ha atau berarti terdapat perbedaan return sahamsebelum pengadopsian penuh IFRS tahun 2010 dengan return sahamsesudah pengadopsian penuh IFRS tahun 2013. Hasil di atas menunjukkan bahwa investor terpengaruh terhadap pengadopsian IFRS di Indonesia terutama di bidang manufaktur.
4. Return saham sebelum mengadopsi penuh IFRS (2011) dan sesudah mengadopsi penuh IFRS (2012).
Tabel 4.9
Hasil Uji Wilxocon Signed Rank Test
Sumber : Data diolah dengan SPSS 21.00
Berdasarkan hasil perhitungan Wilxocon Signed Rank Test pada tabel 4.9 maka nilai Z yang di dapat sebesar -0,692 dengan p value (Asymp. Sig 2 tailed) sebesar 0,489 dimana lebih besar dari batas kritis penelitian 0,05 sehingga keputusan hipotesis adalah menerima Ho atau berarti tidak terdapat perbedaan return sahamsebelum pengadopsian penuh IFRS tahun 2011 dengan return sahamsesudah pengadopsian penuh IFRS tahun 2012. Hasil di atas menunjukkan bahwa investor tidak terpengaruh terhadap pengadopsian IFRS di Indonesia terutama di bidang manufaktur.
5. Return saham sebelum mengadopsi penuh IFRS (2010-2011) dan sesudah mengadopsi penuh IFRS (2012-2013).
Tabel 4.10
Hasil Uji Wilxocon Signed Rank Test
Sumber : Data diolah dengan SPSS 21.00
Berdasarkan hasil perhitungan Wilxocon Signed Rank Test pada tabel 4.10 maka nilai Z yang di dapat sebesar -3,719 dengan p value (Asymp. Sig 2 tailed) sebesar 0,000 dimana lebih kecil dari batas kritis penelitian 0,05 sehingga keputusan hipotesis adalah menerima Ha atau berarti terdapat perbedaan return saham dua tahunsebelum pengadopsian penuh IFRS tahun 2010-2011 dengan return sahamdua tahun sesudah pengadopsian penuh IFRS tahun 2012-2013. Hasil di atas menunjukkan bahwa investor terpengaruh terhadap pengadopsian IFRS di Indonesia terutama di bidang manufaktur.
E. Pembahasan
Hipotesis pertama diterima, sehingga return saham antara perusahaan manufaktur yang belum mengadopsi penuh IFRS berbeda dengan return saham perusahaan manufaktur yang telah mengadopsi penuh IFRS. Terjadinya pergerakan harga saham tidak lepas dari hasil publikasi laporan keuangan, hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Barth et al. (2008) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang tinggi antara angka akuntansi dengan harga saham dan return saham. Jika return saham antara perusahaan manufaktur yang belum mengadopsi penuh IFRS berbeda dengan
return perusahaan manufaktur yang telah mengadopsi penuh IFRS, hal ini
menunjukkan bahwa pada periode tersebut angka akuntansi yang tampak pada laporan keuangan yang merefleksikan fundamental/ kinerja perusahaan mengalami perubahan, sehingga hasil analisis yang dilakukan oleh investor pun juga ikut mengalami perubahan, akibatnya permintaan saham pada periode ini mengalami perbedaan. Keadaan ini membuat harga saham perusahaan tersebut mengalami perubahan, sehingga return sahamnya pun mengalami perbedaan.