• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini, pertumbuhan industri dunia yang mencapai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini, pertumbuhan industri dunia yang mencapai"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pada era globalisasi saat ini, pertumbuhan industri dunia yang mencapai sekitar 5% pertumbuhan tiap tahunnya (www.indexmundi.com) menunjukkan bahwa industri berkembang dengan sangat pesat. Hal ini disebabkan karena semakin tingginya permintaan akan suatu produk demi memenuhi kebutuhan hidup manusia yang ditandai oleh nilai GDP dunia sebesar $60-$70 triliun per tahun (www.indexmundi.com). Oleh karena itu, banyak industri yang tumbuh dan bersaing untuk memperoleh pasar yang lebih luas dengan memanfaatkan keunggulan yang dimilikinya. Dengan persaingan yang semakin tinggi dalam dunia usaha, banyak pengusaha yang berusaha untuk mempertahankan perusahaannya agar dapat tetap hidup dalam jangka waktu yang lama dan dapat terus berkembang serta meningkatkan keuntungan perusahaannya.

Perkembangan pasar global yang fluktuatif semakin menuntut perusahaan-perusahaan untuk dapat menciptakan keputusan yang tepat dan cepat. Ketepatan waktu dalam membuat keputusan adalah suatu hal yang sangat penting. Keputusan-keputusan yang baik membutuhkan pertimbangan dan analisa yang baik untuk memastikan agar keputusan yang dipilih merupakan keputusan yang tepat. Dan keputusan-keputusan ini juga harus dilaksanakan dengan cepat. Sehingga dapat menghasilkan keputusan yang efektif.

(2)

Kemampuan perusahaan-perusahaan untuk memprakirakan kondisi yang akan datang menjadi salah satu kunci utama untuk memperoleh keuntungan dan juga untuk mempertahankan keberadaan serta menumbuhkembangkan perusahaan. Hal tersebut berlaku pula pada pasar baja saat ini yang sudah menjadi komoditas yang tidak sedikit pula dipengaruhi oleh keadaan pasar global.

Perusahaan yang menjadi objek penelitian adalah PT. Krakatau Steel. PT. Krakatau Steel merupakan suatu perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang didirikan pada tahun 1970 dan terletak di daerah Cilegon, Banten, yang bergerak di bidang produksi baja untuk melayani permintaan baja di dalam negeri (nasional) maupun di luar negeri (internasional).

PT. Krakatau Steel memproduksi produk-produk baja seperti lembaran baja panas (hot rolled coil), lembaran baja dingin (cold rolled coil), dan batang kawat (wire rod). Produk-produk baja produksi PT. Krakatau Steel tersebut banyak digunakan untuk kebutuhan otomotif, pembuatan pipa atau tabung, pembuatan kawat dan paku, konstruksi kapal, dan lain-lain.

PT. Krakatau Steel yang merupakan sebuah perusahaan baja, di mana baja sudah menjadi produk komoditas yang pastinya kondisi pasar baja global akan memiliki dampak terhadap PT. Krakatau Steel. Kemampuan untuk memprakirakan kondisi baja global menjadi salah satu kunci utama bagi PT. Krakatau Steel dalam mempertahankankan usahanya. Dengan mengetahui prakiraan kondisi baja global, maka PT. Krakatau Steel dapat mengambil kebijakan-kebijakan yang tepat dalam menghadapi kondisi yang akan terjadi.

(3)

Di antara produk-produk PT. Krakatau Steel, produk hot rolled coil (HRC) merupakan produk yang memiliki kapasitas produksi yang paling tinggi yaitu sebesar 2 juta ton kapasitas pertahun di mana untuk produk-produknya seperti cold rolled coil (CRC) dan wire rod memiliki kapasitas produksi sebesar 700.000 ton per tahun untuk CRC dan 400.000 ton per tahun untuk

wire rod.

Dengan kapasitas produksi HRC yang sebesar 2 juta ton per tahun maka produk HRC memiliki pengaruh yang paling besar terhadap keuntungan maupun kerugian yang dialami oleh PT. Krakatau Steel. Maka dari itu, produk HRC merupakan pilihan kami dalam tinjauan penelitian.

Untuk produk HRC, PT. Krakatau Steel menerapkan sistem job order, maksudnya barang diproduksi bila sudah terjadi pemesanan oleh konsumen yang ditandai dengan adanya perjanjian kontrak jual beli. Kontrak jual beli tersebut akan mengikat apabila sudah ada jaminan uang cash senilai 30% untuk konsumen baru dan 10% untuk konsumen lama yang memiliki rating yang baik. Sisa pembayaran akan dilakukan dengan menggunakan LC (letter of

credit), di mana LC tersebut harus sudah diterima sebelum barang diproduksi

(dilakukan pengerolan).

Mengingat waktu mulai dari pemesanan sampai produk jadi dan siap dikirim mencapai kurang lebih 2 bulan, maka peramalan sangat dibutuhkan dalam penentuan harga dasar HRC di PT. Krakatau Steel.

(4)

1.2. Perumusan Masalah

PT. Krakatau Steel pernah mengalami pengurangan keuntungan yang cukup besar pada tahun 2005. Pada tahun 2008 juga terjadi pengurangan keuntungan dan berlanjut sampai dengan bulan Juli 2009 yang disebabkan karena stok bahan baku dan barang jadi dengan harga yang lama belum terjual. Pada saat itu harga yang tadinya melambung naik tiba-tiba mengalami penurunan harga yang cukup drastis, sehingga PT. Krakatau Steel menanggung pengurangan keuntungan yang cukup besar.

Salah satu sebab dari hal ini adalah harga yang ditetapkan tidak sesuai dengan keadaan yang terjadi. Pada saat harga mengalami penurunan drastis PT. Krakatau Steel tetap menetapkan harga yang tinggi, yang berakibat pada tidak terjualnya produk-produk PT. Krakatau Steel. Dalam kasus ini PT. Krakatau Steel belum memiliki sistem yang standar untuk memperkirakan/meramalkan perubahan harga yang akan terjadi.

Adapun masalah-masalah yang dihadapi oleh PT. Krakatau Steel adalah :

• Belum adanya metode standar yang digunakan untuk melakukan analisa perubahan harga dasar di PT. Krakatau Steel yang berguna untuk menentukan harga di kemudian hari.

• Bagaimana prakiraan harga HRC untuk awal tahun 2010.

• Belum adanya suatu tuntunan yang dapat menggambarkan kondisi yang akan terjadi di masa yang akan datang, dalam hal ini kondisi perkembangan baja yang dipengaruhi oleh beberapa faktor tertentu.

(5)

• Belum adanya sistem yang terkomputerisasi yang memberi dukungan informasi untuk pengambilan keputusan dalam hal menentukan harga dasar hot rolled coil.

Masalah-masalah tersebut kemudian dapat diterjemahkan menjadi bentuk pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :

• Metode apa yang sesuai digunakan untuk menganalisa harga dasar hot

rolled coil (HRC) agar dapat diperoleh suatu analisa yang dapat

mendukung pengambilan keputusan?

• Berapa prakiraan harga dasar HRC internasional untuk bulan Januari, Februari, dan Maret 2010?

• Bagaimana trend yang akan terjadi pada harga dasar HRC internasional untuk awal tahun 2010?

• Faktor-faktor apa saja yang mempunyai pengaruh besar dalam perubahan harga dasar HRC?

• Sistem seperti apa yang dibutuhkan PT. Krakatau Steel untuk memberikan informasi dalam pengambilan keputusan dalam hal menentukan harga dasar HRC?

(6)

1.3. Ruang Lingkup

Agar penelitian lebih terfokus dan jelas, maka ditentukan pembatasan ruang lingkup penelitian sebagai berikut :

• Penelitian dilakukan di PT. Krakatau Steel, Direktorat Pemasaran. • Objek penelitian ditetapkan pada produk Hot Rolled Coil (HRC) dari

PT. Krakatau Steel dan produk HRC secara internasional, mengingat PT. Krakatau Steel memiliki 3 produk besar yaitu :

- (HRC), kapasitas produksinya sebesar 2.000.000 ton per tahun. - Wire rod , kapasitas produksinya sebesar 400.000 ton per tahun - Cold Rolled Coil (CRC), kapasitas produksinya sebesar 700.000

ton per tahun

Oleh karena Hot Rolled Coil (HRC) mempunyai kapasitas produksi yang terbesar dan penyumbang terbesar keuntungan dari PT.Krakatau Steel, maka HRC menjadi pilihan penelitian.

• Data yang diramalkan merupakan data harga dasar internasional HRC dari tahun 2005 sampai tahun 2009.

• Faktor biaya produksi dan biaya lain-lain tidak menjadi perhatian dalam penelitian ini, karena produk yang menjadi obyek penelitian merupakan produk komoditas yang terpengaruh oleh harga internasional.

• Faktor penggunaan extra price tidak diperhitungkan dalam penelitian ini, karena extra price merupakan kewenangan subdirektorat penjualan dan bukan bagian pemasaran (data terlampir).

(7)

• Perhitungan harga landed tidak menjadi perhatian dalam penelitian, karena komponen-komponen seperti PPN impor, PPH, premi asuransi, biaya inklaring dan lain-lain yang digunakan dalam menghitung harga

landed sudah bersifat baku (data terlampir).

• Data yang digunakan dalam penelitian merupakan data dalam US dollar dan tidak dihitung dalam rupiah. Perhitungan dalam rupiah hanya dilakukan ketika menghitung harga landed (harga import sampai dengan ke gudang pembeli).

1.4. Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan-tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut :

• Memberikan suatu analisis harga agar dapat digunakan untuk mempertimbangkan keputusan. Dengan Decision Support System (DSS) ini diharapkan dapat menjadi panduan dalam penentuan harga dasar HRC agar pengambil keputusan, dalam hal ini pihak direksi tidak terlalu subyektif atau mengurangi pengaruh psokologis.

• Menentukan faktor-faktor penting yang mempengaruhi perubahan harga dasar HRC internasional.

• Merancang sistem pendukung keputusan yang dapat digunakan untuk membantu dalam pengambilan keputusan penentuan harga dasar HRC.

(8)

Adapun manfaat-manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

• Perusahaan diharapkan dapat mendeteksi prakiraan perubahan harga yang akan terjadi.

• Dengan bantuan analisis perubahan harga, perusahaan diharapkan dapat menentukan pembagian alokasi produk yang tepat.

• Pembuatan sistem informasi yang dapat mendukung dalam proses pengambilan keputusan.

• Meningkatkan efisiensi dengan menggunakan sistem informasi untuk menganalisa perubahan harga.

1.5 Gambaran Umum Perusahaan 1.5.1 Sejarah Perusahaan

PT Krakatau Steel (PT KS) didirikan pada tanggal 31 Agustus 1970, bertepatan dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah RI No. 35 tahun 1970 tentang Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia untuk Pendirian Perusahaan Perseroan (Persero) PT KS.

Pembangunan industri baja ini dimulai dengan memanfaatkan sisa peralatan Proyek Baja Trikora, yakni untuk Pabrik Kawat Baja, Pabrik Baja

Tulangan dan Pabrik Baja Profil. Pabrik-pabrik ini diresmikan

(9)

Pada tahun 1979 dilangsungkan peresmian penggunaan fasilitas-fasilitas produksi seperti Pabrik Besi Spons dengan kapasitas 1,5 juta ton/tahun, Pabrik Billet Baja dengan kapasitas 500.000 ton/tahun, Pabrik Batang Kawat dengan kapasitas 220.000 ton/tahun serta fasilitas infrastruktur berupa Pusat Pembangkit Listrik Tenaga Uap 400 MW, Pusat Penjernihan Air, Pelabuhan Cigading serta sistem telekomunikasi.

Pada tahun 1983 diresmikan beroperasinya Pabrik Slab Baja dan Pabrik Baja Lembaran Panas. Pada tahun 1991 Pabrik Baja Lembaran Dingin yang merupakan pabrik baja perusahaan patungan yang berada di kawasan industri Cilegon bergabung menjadi unit produksi PT KS, melengkapi pabrik-pabrik baja lain yang telah ada.

PT KS memiliki 10 anak perusahaan, yaitu: 1. PT KHI Pipe Industry

Berdiri pada tahun 1972, merupakan satu-satunya industri pipa spiral di Indonesia yang memiliki standar yang diakui Internasional dengan kapasitas produksi 155 ribu ton per tahun.

2. PT Pelat Timah Nusantara

Berdiri pada tahun 1983, merupakan satu-satunya produsen baja lapis timah di Indonesia dengan kapasitas produksi 150 ribu ton per tahun. 3. PT Krakatau Wajatama

Berdiri pada tahun 1992, merupakan produsen besi beton, besi profil, dan kawat baja dengan kapasitas produksi masing-masing 150 ribu, 150 ribu, dan 20 ribu ton per tahun.

(10)

4. PT Krakatau Engineering

Berdiri pada tahun 1988, bergerak di bidang jasa engineering dengan total asset pada tahun 2003 senilai Rp 71,5 Milyar.

5. PT Krakatau Industrial Estate

Berdiri pada tahun 1992, bergerak di bidang property industri dan komersial dengan total aset pada tahun 2003 senilai Rp 267,6 Milyar. 6. PT Krakatau Information Technology

Berdiri pada tahun 1993, menyediakan jasa konsultasi, perencanaan, instalasi, pengembangan, implementasi dan penyedia jasa pendukung termasuk komunikasi dan procurement perangkat lunak sistem informasi dengan total asset pada tahun 2003 senilai Rp 31,4 Milyar. 7. PT Krakatau Daya Listrik

Berdiri pada tahun 1996, merupakan perusahaan pembangkit tenaga listrik dengan kapasitas produksi 400 MW per tahun.

8. PT Krakatau Tirta Industri

Berdiri pada tahun 1996, bergerak dibidang pengolahan dan distribusi air bersih bagi industri maupun perumahan dengan kapasitas produksi

sebesar 33 Juta M3.

9. PT Krakatau Bandar Samudra

Berdiri pada tahun 1996, merupakan operator dan penyedia jasa pelabuhan dengan dengan total aset pada tahun 2003 senilai Rp 118 Milyar.

(11)

10. PT Krakatau Medika

Berdiri pada tahun 1996, merupakan pemberi jasa pelayanan kesehatan dan operator rumah sakit dengan total aset pada tahun 2003 senilai Rp 48 Milyar.

1.5.2 Visi dan Misi Perusahaan

Adapun visi dan misi yang dimiliki PT. KS adalah :

Visi : Perusahaan baja terpadu dengan keunggulan kompetitif untuk tumbuh dan berkembang secara berkesinambungan menjadi perusahaan terkemuka di dunia. (An integrated steel company with competitive

edges to grow continuously toward a leading global enterprise)

Misi : Menyediakan produk baja bermutu dan jasa terkait bagi kemakmuran bangsa. (Providing the best-quality steel products and related

(12)

1.5.3 Proses Produksi

Gambar 1.1 Proses Produksi di PT. Krakatau Steel

PT. Krakatau Steel memproduksi hot rolled coil, sheet, cold rolled

coil, dan wire rod. Untuk kegiatan-kegiatan produksi ini dilakukan pada

pabrik PT. Krakatau Steel yang terletak di Cilegon, Banten.

Adapun proses-proses yang dilakukan untuk memproduksi produk-produk tersebut di atas dimulai dari iron ore pellet yang dilakukan proses reduksi langsung dengan menggunakan air dan gas alam. Kemudian hasil dari proses reduksi tersebut dilebur di dalam electric arc furnace dengan ditambahkan scrap-scrap. Hasil lelehan baja dari proses tersebut dilanjutkan dengan proses casting yang membentuk baja menjadi bentuk slab dan billet. Hasil dalam bentuk billet kemudian dilakukan pengerolan dalam pabrik

(13)

batang kawat yang kemudian menghasilkan wire rod (batang kawat baja) yang banyak digunakan untuk aplikasi senar piano, mur dan baut, kawat baja, pegas, dan lain-lain. Hasil dalam bentuk slab kemudian diproses dalam hot

strip mill yang akan menghasilkan produk hot rolled coil (baja lembaran

panas) yang banyak digunakan untuk aplikasi konstruksi kapal, pipa, bangunan, konstruksi umum, dan lain-lain. Dari produk hot rolled coil, dapat pula dibentuk dengan proses lain menjadi sheet atau diproses dalam proses pengerolan dingin untuk menjadi produk cold rolled coil (lembaran baja dingin) yang banyak digunakan untuk aplikasi bagian dalam dan luar kendaraan bermotor, kaleng, peralatan rumah tangga, dan sebagainya.

1.5.4 Operasional Penentuan Harga HRC

Dalam PT. Krakatau Steel, penentuan harga dilakukan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang terjadi di dunia. PT. Krakatau Steel melakukan penentuan harga dasar HRC tiap bulan, di mana harga ditentukan pada bulan sebelumnya.

Pada proses penentuan harga HRC, terdapat beberapa jenis istilah harga sebagai berikut :

• Harga dasar (base)

Harga yang belum termasuk tambahan harga extra. • Harga landed

Harga CNF (cost and freight) yang sudah dirupiahkan dan sudah memperhitungkan bea masuk, PPN impor, premi asuransi, inklaring

(14)

(biaya yang dikeluarkan dari pengurusan surat untuk mengeluarkan barang dari gudang pelabuhan sampai dengan pengangkutan barang tersebut ke gudang pembeli), dan lain-lain.

• Harga efektif

Harga dasar yang sudah ditambahkan dengan harga extra. • Harga extra

Harga yang membebankan cost yang berasal dari grade dan ukuran.

1.5.5 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi merupakan suatu diagram yang menunjukkan struktur dari organisasi dan hubungan-hubungan di antara bagian-bagiannya. Dalam struktur organisasi juga ditunjukkan hubungan struktur dari tanggung jawab di antara bagian-bagiannya.

PT. Krakatau Steel memiliki struktur organisasi yang dipimpin oleh seorang direktur utama. Direktur utama membawahi beberapa direktorat yaitu direktorat pemasaran, direktorat keuangan, direktorat personalia, direktorat logistik, dan direktorat produksi dan riset. Tiap-tiap direktorat tersebut dipimpin oleh seorang direktur, di mana direktur tiap direktorat membawahi beberapa general manager. Selain itu, direktur utama memiliki seorang sekretaris perusahaan yang setingkat dengan general manager.

Pada direktorat pemasaran terdapat dua general manager yaitu

general manager pemasaran dan general manager penjualan. General manager pemasaran bertugas memasarkan produk-produk kepada konsumen

(15)

dan general manager penjualan bertugas menangani penjualan kepada konsumen.

General manager penjualan membawahi beberapa manager yang

bertugas menangani penjualan produk-produk tertentu dan kepada pasar tertentu. Manager-manager penjualan tersebut adalah manager penjualan HRC, manager penjualan CRC, manager penjualan wire rod, manager penjualan export, dan manager penjualan proyek.

General manager pemasaran membawahi beberapa manager yang

memiliki fungsi yang berbeda-beda. Manager-manager pemasaran tersebut adalah manager pelayanan pelanggan, manager profit analysis, dan manager

market research.

Adapun fungsi dari bagian market research yang dipimpin oleh

manager market research adalah merencanakan, mengarahkan,

mengkoordikasikan, dan mengendalikan kegiatan penyelidikan pasar, penelitian pasar (market research) dan pengembangan pasar serta penyediaan informasi pasar jangka panjang dan jangka pendek untuk mendukung kegiatan penjualan.

Adapun fungsi dari bagian profit analysis yang dipimpin oleh

manager profit analysis adalah menganalisis keuntungan (profit),

menetapkan harga, memberikan laporan kinerja, dan memonitor penjualan. Di mana dalam bagian profit analysis tersebut dibedakan lagi menjadi profitabilitas HRC, profitabilitas CRC dan kinerja pemasaran, dan profitabilitas wire rod dan promosi.

(16)

Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas, struktur organisasi yang terdapat pada PT. KS dapat dilihat dalam gambar 1.1 dan gambar 1.2. Pada gambar terdapat gambaran umum mengenai struktur organisasi dari perusahaan yang terdiri dari lima direktorat. Dalam penelitian ini hanya dijelaskan secara mendetail mengenai struktur organisasi pada direktorat pemasaran karena lingkup penelitian berada pada direktorat pemasaran.

(17)

Direktur Utama

Direktorat Pemasaran Direktorat Personalia Direktorat Produksi dan

Riset Direktorat Logistik

Direktorat Keuangan

Sekretaris Perusahaan

STRUKTUR ORGANISASI PT. KRAKATAU STEEL

Keterangan :

: Struktur organisasi lanjutan

(18)

STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT PEMASARAN PT. KRAKATAU STEEL Direktorat Pemasaran General Manager Pemasaran General Manager Penjualan Manager Profit Analysis Profitabilitas HRC Profitabilitas CRC dan Kinerja Pemasaran Profitabilitas Wire Rod dan Promosi

Manager Penjualan HRC Manager Penjualan CRC Manager Penjualan Wire Rod Manager Penjualan Export Manager Penjualan Proyek Manager Pelayanan Pelanggan Manager Market Research Keterangan :

: Struktur organisasi lanjutan

Gambar

Gambar 1.1 Proses Produksi di PT. Krakatau Steel
Gambar 1.1 Struktur Organisasi PT. Krakatau Steel
Gambar 1.2 Struktur Organisasi Direktorat Pemasaran PT. Krakatau Steel.

Referensi

Dokumen terkait

Abstrak : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan seberapa besar kontribusi yang diberikan oleh pajak parkir terhadap pendapatan asli daerah Kota Palembang..

23 Ibid.. Keputusan Direksi BI Nomor 32/35/KEP/DIR tanggal 12 Mei 1999 tentang Bank Perkreditan Rakyat dan Surat Keputusan Direksi BI Nomor 32/36/KEP?DIR tanggal 12 Mei 1999

Kemudian ditinjau dari aspek tujuh indikator pemahaman konsep pada daya serap siswa bahwa daya serap tertinggi terdapat pada indikator mengklasifikasikan dengan

Media pembelajaran yang dikembangkan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran (Rustaman, 2007). Selain itu, penuntun praktikum juga sudah memuat pendekatan saintifik yaitu

Pengobatan selama 8 minggu dengan omeprasol 40 mg/hari/1,73 m 2 luas permukaan tubuh atau ranitidin dosis tinggi (20 mg/kg/hari) mengurangi paparan asam pada esofagus dan

Pada perbandingan kelompok uji, mencit yang diberikan Amitriptilin dosis I lebih Pada perbandingan kelompok uji, mencit yang diberikan Amitriptilin dosis I

Penyelundupan manusia adalah perbuatan yang bertujuan mencari keuntungan, baik secara langsung maupun tidak langsung, untuk diri sendiri atau untuk orang lain yang membawa

Lobster juga memiliki mekanisme khusus dengan mengibaskan ekornya (Uropod) untuk lari dari predator. Lobster merupakan tipe scavenger dan omnivore yang makanannya