• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sumaiyah et al. Pemberdayaan Masyarakat Daerah Sekitar Tempat Pembuangan Akhir

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sumaiyah et al. Pemberdayaan Masyarakat Daerah Sekitar Tempat Pembuangan Akhir"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

ABDIMAS TALENTA 1 (1) 2016: 76-81 http://jurnal.usu.ac.id/abdimas Sumaiyah et al. Pemberdayaan Masyarakat Daerah Sekitar Tempat Pembuangan Akhir …

76

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAERAH SEKITAR TEMPAT

PEMBUANGAN AKHIR MELALUI PEMBUATAN SABUN CAIR ASEPTIK

BERBASIS TANAMAN HERBAL DALAM MENINGKATKAN KESEHATAN

MASYARAKAT DAN PENDAPATAN EKONOMI KELUARGA

Sumaiyah*), Masfria, dan Nazliniwaty

Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara email: sumaiyah7777@gmail.com

Abstrak

Saat ini TPA Terjun merupakan sumber lokasi penampungan sampah-sampah yang berasal dari daerah Medan dan sekitarnya. Permasalahan yang timbul akibat tumpukan daerah TPA Terjun Lingkungan I cukup sistemik. Perlunya sebuah tindakan untuk menanggulangi penyakit dengan cara mengedukasi masyarakat sekitar akan pentingnya kesehatan dengan cara mengajarkan mereka untuk memanfaatkan tanaman herbal yang mempunyai sifat antiseptik alami yang akan dikombinasikan dengan sabun cair. Tumbuhan kemangi mengandung bahan kimia diantaranya, eugenol, sitral, geraniol, sineol, methyl eugenol, linalool dan thymol. Penapisan fitokimia daun kemangi menunjukan adanya tanin 4,6%, flavonoid, steroid, minyak atsiri 2% terdiri dari sineol, linalool, eugenol, pentosa, xalosa dan asam homoasinat. Eugenol yang terkandung di dalam kemangi dapat dikembangkan untuk fungisida dan bakterisida. Minyak atsiri tumbuhan kemangi bersifat anti jamur dan senyawa kimia lain seperti linalool, dan sitral bersifat antibakteri. Hasil dari pengabdian yang dilakukan adalah terciptanya bahan baku simplisia daun kemangi, ekstrak daun kemangi dan sabun cair aseptik berbahan aktif ekstrak daun kemangi kelompok masyarakat ibu-ibu PKK Anggrek Melati di Lingkungan I TPA Terjun Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Sumatera Utara. Selain itu meningkatnya ketrampilan komunitas usaha mikro (usaha pembuatan simplisia daun kemangi, ekstrak daun kemangi dan sabun cair aseptik berbahan aktif ekstrak daun kemangi), sehingga terjadi peningkatan wawasan komunitas usaha mikro tentang potensi sumber daya alam yang ada dan pengolahannya dalam meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan mereka.

Keywords: Penanggulangan penyakit, Tumbuhan kemangi, Sabun cair aseptik.

1. PENDAHULUAN

TPA Terjun yang bertempat di daerah Lingkungan I, Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Sumatera Utara berjarak ± 17 km dari Universitas Sumatera Utara dan hanya berjarak sekitar ±6 km dari itu mitra penulis CV. ARGA FARMA. Sebagian besar penduduk daerah TPA Terjun mempunyai pekerjaan yang beragam seperti peternak, pegawai hingga pengelola/ pemulung sampah. TPA Terjun merupakan satu-satunya TPA yang berada di Medan yang sebelumnya masih terdapat TPA lain bertempat di Medan Helvetia. Saat ini TPA Terjun merupakan sumber lokasi sampah-sampah yang berasal dari daerah Medan dan sekitarnya.

Sampah yang mengunung di lokasi pemukiman penduduk sekitar TPA menimbulkan berbagai persoalan yang serius terutama berkaitan dengan pencemaran sanitasi air dan udara. Terutama, jika curah

hujan sangat tinggi di sekitar kelurahan Paya Pasir, Medan Marelan mengakibatkan genangan air yang tinggi dan membawa sebagian sampah-sampah tersebut ke jalan-jalan di sekitar pemukiman. Air genangan yang berwarna hitam dapat mengakibatkan berbagai macam persoalan bagi masyarakat sekitar. Timbulnya masalah kesehatan, transportasi, pencemaran lingkungan hingga masalah-masalah sosial dapat menganggu stabilitas masyarakat lingkungan sekitar TPA.

Kesejahteraan masyarakat sekitar TPA tergolong menengah ke bawah disamping itu juga jarak antara rumah ke rumah lainnya cukup jarang. Hal ini mungkin disebabkan dampak negatif dari timbunan sampah TPA Terjun terutama pada saat dilakukannya pembongkaran pada TPA. Bau yang sangat menyengat dari sampah yang telah menimbun selama berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan menimbulkan ketidak nyamanan penduduk untuk tinggal di daerah TPA

(2)

ABDIMAS TALENTA 1 (1) 2016: 76-81 http://jurnal.usu.ac.id/abdimas Sumaiyah et al. Pemberdayaan Masyarakat Daerah Sekitar Tempat Pembuangan Akhir …

77 sehingga kepadatan penduduk juga tidak terlalu ramai.

Perbedaan pekerjaan di setiap lingkungan sekitar TPA juga berbeda-beda. Di lingkungan lain terlihat profesi masyarakatnya kebanyakan bekerja sebagai pemulung sampah daur ulang. Sampah yang di daur ulang merupakan solusi yang cukup baik untuk meminimalisir dampak negatif dari sampah selain itu juga memberikan nilai ekonomis bagi masyarakat yang berprofesi sebagai pemulung.

Kemangi (Ocimum basilicum L.) merupakan spesies dari Lamiaceae yang tumbuh di beberapa daerah di dunia. Kemangi merupakan tumbuhan yang mempunyai kandungan utama minyak atsiri yang dibudidayakan secara komersial di banyak negara (Kiromah, 2014). Kemangi dikenal dengan sebutan berbeda-beda di beberapa daerah di Indonesia. Daerah jawa barat mengenal tumbuhan ini dengan nama surawung, daerah bali mengenal kemangi sebagai uku-uku, di daerah jawa tengah kemangi dikenal dengan selasih, lalu kemanghi (madura), ruku– ruku (melayu), holy basil (inggris) dan tulsi (india). Tumbuhan kemangi mengandung bahan kimia diantaranya, eugenol, sitral, geraniol, sineol, methyl eugenol, linalool dan thymol. Penapisan fitokimia daun kemangi menunjukan adanya tanin 4,6%, flavonoid, steroid, minyak atsiri 2% terdiri dari sineol, linalool, eugenol, pentosa, xalosa dan asam homoasinat. Khasiat kemangi dilaporkan dapat mengobati demam, pilek dan memperbanyak produksi ASI. Secara empiris tumbuhan kemangi digunakan untuk mengobati demam, panas dalam dan sariawan. Eugenol yang terkandung di dalam kemangi dapat dikembangkan untuk fungisida dan bakterisida. Minyak atsiri tumbuhan kemangi bersifat anti jamur dan senyawa kimia lain seperti linalool, dan sitral bersifat antibakter (Restiyani et al., 2015).

Tanaman kemangi cocok hidup ditanah subur, gembur dan cukup tersedia air. Namun demikian tanaman kemangi dapat tumbuh ditanah darat yang kurang subur. Sistemperakaran tanaman yang tumbuh menahun, jauh masuk kedalam tanah. Pada saat tanaman masih muda, tingkat kesuburan dilapisan tanah bagian atas sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan kemangi. Kadangkala kemangi ditemukan tumbuh liar di tegalan, kebun, bahkan di bekas pembuangan sampah yang telah mengalami pelapukan sempurna. Tanaman kemangi

cocok untuk dibudidayakan didaerah panas beriklim agak lembab. Kemangi dapat tumbuh baik didataran rendah hingga 1100 m dpl. Tanaman kemangi menyukai tempat terbuka dan mendapat sinar matahari.

Minyak atsiri kemangi ditemukan memiliki beberapa aktivitas salah satunya sebagai antibakteri. Minyak atsiri daun kemangi dapat menghambat Salmonella paratyphimurium, Staphylococcus aureus, Enterobacter aerogenes dengan kisaran nilai KHM sebesar 3,12-25,0%v/v dan mampu menghambat Salmonella typhimurium dengan KHM sebesar 1,56%. Penelitian lainnya juga membuktikan bahwa minyak atsiri kemangi mempunyai komponen utama linalool (56,7 – 60,6%) di mana mampu melawan 9 mikroorganisme patogen di antaranya pada bakteri Staphylococcus aureus dan Bacillus subtilis yang mempunyai diameter zona hambat sebesar 22,2–24,4 mm dan 20,4 - 26,1 mm (Kiromah, 2014).

Masalah utama yang cukup kristis dan perlu mendapat perhatian dalam kaitannya untuk mendapatkan kualitas bahan baku daun kemangi yang baik adalah penanganan bahan baku untuk dijadikan ekstrak. Semakin baiknya cara pengolahan tumbuhan segar menjadi simplisia maka ekstrak yang dihasilkan akan lebih baik sehingga diharapkan produk yang dihasilkan yakni sabun cair herbal sebagai antiseptik akan semakin baik dan berkualitas, sehingga diharapkan nantinya sabun cair herbal antiseptik yang diproduksi dapat meningkatkan kesehatan masyarakat dan pendapatan ekonomi keluarga.

Mewujudkan kawasan pemukiman tanaman obat keluarga (TOGA) merupakan salah satu cara mensukseskan program pemerintah berkaitan dengan peningkatan ketahanan pangan nasional dan kesehatan yang terus diupayakan untuk direplikasi ke suluruh kabupaten/kota. Kawasan pemukiman tanaman obat keluarga (TOGA) merupakan kawasan setingkat desa/kelurahan/RW/RT yang dibangun berkelompok dari beberapa rumah-rumah sekitar yang menerapkan prinsip-prinsip pemanfaatan pekarangan dan/atau sumberdaya ruang dengan baik, berbasis sumber daya lokal dan ramah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga, serta meningkatkan pendapatan keluarga baik melalui efisiensi penurunan biaya belanja keluarga maupun penjualan pelimpahan produk yang dihasilkannya dalam mencapai ketahanan pangan dan kesejahteraan keluarga atas dasar

(3)

ABDIMAS TALENTA 1 (1) 2016: 76-81 http://jurnal.usu.ac.id/abdimas Sumaiyah et al. Pemberdayaan Masyarakat Daerah Sekitar Tempat Pembuangan Akhir …

78 partisipasi aktif yang saling berintegrasi antar rumah tangga di dalam suatu kawasan masyarakat.

Aspek Sosial dan Permasalahan

Seperti yang diketahui bahwa permasalahan yang timbul akibat tumpukan daerah TPA Terjun Lingkungan I cukup sistemik. Terutama masalah sanitasi lingkungan yang dapat menjadi permasalahan musiman. Polusi udara dan pencemaran air yang cukup tinggi menimbulkan berbagai macam keadaan yang dapat menurunkan kesehatan. Bakteri-bakteri patogen yang terbawa dari areal sumber sampah dapat menyebabkan masalah-masalah kulit dan pencernaan seperti panu, kudis, kutu air, diare bahkan disentri.

Dampak dari hal tersebut dapat menimbulkan efek domino, perputaran roda ekonomi menjadi menurun, penyakit meningkat, saluran irigasi pertanian yang rusak yang mengakibatkan masalah-masalah sosial yang juga meningkat. Hal ini mengakibatkan turunnya kesejahteraan masyarakat kelurahan Pasir Paya Kecamatan Medan Marelan.

Beberapa pokok penting persoalan yang dihadapi masyarakat di lingkungan 1 TPA Terjun diantaranya adalah :

1. Pencemaran air bersih jika terjadi guyuran hujan dengan curah yang sangat tinggi. Akibatnya air yang berasar dari TPA mengalir ke sumber-sumber air penduduk, bukan hanya itu saja genant juga menimbulkan berbagai masalah kesehatan terutama pada bagian kulit dan pencernaan.

2. Minimnya pengetahuan masyarakat sekitar dalam memanfaatkan tanaman-tanaman herbal untuk menanggulangi penyakit yang timbul jika polusi air semakin tinggi.

Berdasarkan pengalaman penulis yang telah datang ke lokasi sekitar TPA belum ada upaya masyarakat secara khusus untuk memanfaatkan tanaman-tanaman herbal dalam upaya mencegah penyakit jika polusi meningkat pada suatu waktu. Perlunya sebuah tindakan untuk menanggulangi penyakit dengan cara mengedukasi masyarakat sekitar akan pentingnya kesehatan dengan cara mengajarkan mereka untuk memanfaatkan tanaman herbal yang mempunyai sifat antiseptik alami yang akan dikombinasikan dengan sabun cair.

Penulis bermitra dengan perusahaan yang bergerak dalam produsen produk herbal yang mempunyai visi yang sama untuk membantu masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan di sekitar lokasi TPA Terjun. Sabun cair antiseptik yang berbasis herbal nantinya diharapkan dapat menaikkan taraf kesehatan dan mengurangi penyakit yang timbul akibat pencemaran polusi. Bukan hanya itu saja, diharapkan masyarakat mampu memproduksi sendiri sabun cair berbasis tanaman herbal dan menjadi nilai plus bagi masyarakat sekitar TPA Terjun Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan.

2. METODE

Berdasarkan pengamatan dari anggota tim pengabdian yang berkunjung ke Lingkungan I TPA Terjun Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Sumatera Utara, terlihat masyarakat setempat sangat aktif dan pekerja keras, hal ini terlihat dari banyaknya aktivitas pekerjaan yang dilakukan sangat bervariasi. Belum adanya upaya masyarakat secara khusus untuk memanfaatkan tanaman-tanaman herbal dalam upaya mencegah penyakit jika polusi meningkat pada suatu waktu dan perlunya sebuah tindakan untuk menanggulangi penyakit dengan cara mengedukasi masyarakat sekitar

akan pentingnya kesehatan dengan cara

mengajarkan mereka untuk memanfaatkan tanaman herbal yang mempunyai sifat antiseptik alami serta meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga dirasa hal tersebut sangat penting sebagai pemicu kegiatan pengabdian pada masyarakat di lingkungan tersebut.

Beberapa anggota tim pengabdian sudah melakukan pendekatan dan wawancara kepada warga setempat yang ada di Lingkungan I TPA Terjun Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Sumatera Utara dan juga kepada Ketua Kelompok kelompok ibu-ibu PKK Anggrek Melati di Lingkungan I TPA Terjun dan sambutannya sangat antusias dengan bersedia diberikan penyuluhan, bimbingan dan pelatihan dalam melakukan proses produksi sabun cair herbal aseptis dari daun kemangi.

Teknologi budidaya yang diterapkan,

dilaksanakan dalam beberapa tahapan

pelaksanaan kegiatan, antara lain: (i) Persiapan: informasi tentang potensi sumberdaya, lahan pekarangan, teknologi budidaya dan kelompok sasaran. (ii) Sosialisasi melalui pertemuan,

menyampaikan informasi mengenai pola

budidaya pada suatu kawasan dalam hal

pemanfaatan lahan pekarangan dengan

(4)

ABDIMAS TALENTA 1 (1) 2016: 76-81 http://jurnal.usu.ac.id/abdimas Sumaiyah et al. Pemberdayaan Masyarakat Daerah Sekitar Tempat Pembuangan Akhir …

79

dijadikan komodias tanaman sayuran dan

tanaman obat keluarga (TOGA). (iii)

Pelaksanaan: Pembuatan Kebun Bibit (PKB), Persiapan penanaman, berupa persiapan media tanam (tanah dan pupuk kandang serta rak vertikultur), penyemaian benih tanaman yang perlu disemai dan pengadaan bibit tanaman. Penanaman dan pengaturan tata letak berbagai

media di dalam pekarangan rumah.

Pemeliharaan, mencakup pemupukan dan

pengendalian hama serta penyakit tanaman. Pengawalan teknologi dilakukan oleh tim peneliti pengabdian dari Fakultas Farmasi USU, pendampingan oleh mitra dari CV. Arga Farma serta sebagai penerima penyuluhan adalah kelompok ibu-ibu PKK Anggrek Melati di Lingkungan I TPA Terjun, Paya Pasir kecamatan Medan Marelan.

Kelompok warga terlihat hidup dengan rukun dan bergotong-royong, aktif serta pekerja keras, sehingga sangat memungkinkan untuk diberikan penyuluhan, bimbingan dan pelatihan dalam meningkatkan lahan sekitar untuk budidaya tanaman obat khususnya TOGA dan membuat sabun cair herbal aseptis dengan cara mengaktifkan kelompok masyarakat setempat. Hal ini sudah disampaikan kepada beberapa warga dan sambutannya sangat antusias dengan besedia diberikan penyuluhan, bimbingan dan pelatihan budidaya tanaman kemangi serta pembuatan sabun cair herbal aseptis. Kegiatan tersebut diharapkan nantinya akan menambah penghasilan keluarga dan tidak perlu khawatir terhadap pemasaran produk karena akan ada usaha obat tradisional di Medan Sumatera Utara yang siap menampung hasil produksi warga dan membantu meningkatkan kualitas produksi dari segi kemasan dan promosi. Usaha yang dilakukan tersebut diharapkan mendapatkan target dan luaran berupa pengatasan masalah

kesehatan masyarakat setempat dan

perekonomian warga khusunya daerah

Lingkungan I TPA Terjun Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Sumatera Utara melalui peningkatan pemanfaatan lahan dan

sumber daya alam yang ada dengan

memproduksi sabun cair herbal yang bersifat aseptis.

Solusi yang Ditawarkan

Melihat permasalahan keadaan lingkungan, kesehatan dan perekonomian masyarakat daerah Lingkungan I TPA Terjun Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Sumatera Utara, maka kami merasa terpanggil untuk memberi penyuluhan, bimbingan dan pelatihan untuk meningkatkan potensi lahan, sumber daya alam dan pengetahuan masyarakat setempat sehingga

masyarakat setempat nantinya akan dapat memanfaatkan lahan sekitar tempat tinggal

mereka masing-masing dengan budidaya

tanaman obat dan dapat memproduksi bahan baku, serta membuat sabun cair herbal yang bersifat aseptis dalam menunjang kesehatan masyarakat dan meningkatkan pendapatan keluarga.

Kegiatan-kegiatan yang akan diberikan kepada kelompok masyarakat setempat adalah pengolahan lahan di darah sekitar TPA dengan budidaya tanaman kemangi teripang sebagai bahan baku bioaktif sabun cair herbal aseptis, dan pembuatan pembuatan sabun cair herbal aseptis. Dengan demikian diharapkan usaha tersebut mampu meningkatkan kualitas produksi dan variasi produksi itu sendiri dari berbagai pengetahuan dan ketrampilan sehingga mampu menaikkan pendapatan ekonomi warga setempat dan akan berpengaruh pada peningkatan kesehatan masyarakat.

Selanjutnya kegiatan lainnya akan diberikan melalui penyuluhan, bimbingan dan praktek bagaimana cara melakukan budidaya tanaman obat khususnya tanaman kemangi, proses pembuatan bahan baku yang baik dan produksi sediaan produk jadi yang baik, sehingga diharapkan bahan baku dan produk yang dihasilkan memenuhi kriteria aman, berkhasiat dan berkualitas.

Langkah-Langkah yang Dilakukan

Langkah-langkah kegiatan pelatihan dapat dilakukan oleh tim pengabdian bagi masyarakat dari staf pengajar dan mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara sebagai berikut.

Mendatangi kelompok ibu-ibu PKK

Anggrek Melati di Lingkungan I TPA Terjun Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Sumatera Utara dan kelompok usaha obat tradisional CV. Arga Farma masing-masing untuk diberikan bimbingan dan pelatihan pembuatan sabun cair herbal aseptis. Pembagian penyuluhannya adalah sebagai berikut. Untuk warga setempat khususnya kelompok ibu-ibu PKK Anggrek Melati di Lingkungan I TPA Terjun Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Sumatera Utara diberikan penyuluhan

mengenai cara budidaya tanaman obat,

pembuatan bahan segar menjadi simplisia yang baik, pembuatan ekstrak obat secara sederhana yang digunakan sebagai bahan baku serta pembuatan sabun cair herbal yang bersifat

aseptis. Terhadap kelompok usaha obat

tradisional CV. Arga Farma Medan diberi

penyuluhan, bimbingan dan pelatihan

(5)

ABDIMAS TALENTA 1 (1) 2016: 76-81 http://jurnal.usu.ac.id/abdimas Sumaiyah et al. Pemberdayaan Masyarakat Daerah Sekitar Tempat Pembuangan Akhir …

80

ekstrak serta peningkatan hasil produksi dari segi cara pengemasan yang baik dan promosi ke pasaran. Selain itu, kepada masing-masing kelompok juga diberikan ceramah penjelasan manfaat budidaya tanaman obat khususnya tanaman kemangi sebagai sediaan herbal luar yang memiliki kandungan senyawa yang baik dalam hal pencegahan, perlindungan serta pengobatan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan Pengabdian. Diawali dengan penyampaian maksud kegiatan penyuluhan dan sosialisasi dari pemanfaatan bahan baku aktif tanaman kemangi yang dijadikan produk sabun cair aseptik serta budidaya dan pembuatan simplisia tanaman obat kemangi yang baik sehingga menjadi produk sabun cair aseptik dari ekstrak kemangi. Langkah awal dilakukan pendekatan yang berkesinambungan terhadap masyarakat sekitar khususnya kelompok ibu-ibu PKK Anggrek Melati di Lingkungan I TPA Terjun Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Sumatera Utara dan pekerja usaha obat tradisional cv. Arga Farma. Hasil yang dicapai adalah respon yang baik dari kedua mitra tersebut dengan partisipasi bersedianya diberi penyuluhan dan bimbingan oleh 20 orang masyarakat kelompok ibu-ibu PKK Anggrek Melati di Lingkungan I TPA Terjun Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Sumatera Utara dan pekerja usaha obat tradisional cv. Arga Farma.

Langkah berikutnya melakukan penyerahan peralatan penunjang kepada masing-masing kelompok mitra, antara lain lemari pengering, blender, kuali stainlessteel ukuran besar, sudip stainlessteel ukuran besar, panci dandang stainlessteel ukuran besar, toples kaca ukuran besar, botol-botol kaca, alat penyaring, lumpang alu dan seperangkat kompor gas. Bahan tambahan yang diserahkan dan diperkenalkan, seperti bibit kemangi, tanah kompos, etanol, akuades, kalium hidroksida, minyak makan, asam stearat, asam sitrat, gliserin dan Na-CMC. Hasil yang dicapai adalah terealisasinya pembudidayaan tanaman kemangi, pembuatan simplisia tanaman kemangi, serbuk simplisia kemangi dan pembuatan sediaan sabun antiseptik dari daun kemangi sebagai bahan aktif antiseptik.

Pelaksanaan pengabdian, berupa praktik proses pembuatan serbuk simplisia daun

kemangi, dimulai dari penanaman bibit daun kemangi, pembudidayaan tanaman kemangi, pembersihan tanaman kemangi menjadi bahan baku simplisia, proses pengeringan daun kemangi menjadi simplisia di lemari pengering dan pembuatan serbuk simplisia. Selanjutnya pembuatan ekstrak etanol dan ekstrak air masing-masing diberikan penjelasan mengenai kelebihan dan kekurangannya dengan menggunakan metode ekstraksi maserasi. Serbuk simplisia daun kemangi setelah dilakukan ekstraksi metode maserasi, maka dilakukan pemekatan ekstrak menggunakan alat waterbath modifikasi sampai diperoleh ekstrak daun kemangi. Kemudian dilakukan juga proses pembuatan sabun cair aseptik menggunakan ekstrak daun kemangi sebagai bahan aktif antiseptik. Praktek terakhir adalah proses perencanaan pengemasan yang baik menyangkut etiket yang akan ditulis di kemasan produk dan pemasaran sabun cair aseptik berbahan dasar daun kemnagi. Hasil yang dicapai tercipta produk sabun cair aseptik berbahan dasar herbal yaitu ekstrak daun kemangi sebagai bahan aktif aseptik yang baik, warna menarik dan berbau khas sabun dan herbal daun kemangi.

Selanjutnya dilakukan evaluasi terhadap kekurangan-kekurangan yang ada dan dilakukan pengulangan metode pembuatan sampai terlihat masing-masing kelompok terlatih melakukan proses produksi tersebut. Hasil yang dicapai terlihat kelompok binaan lebih mengerti dan terampil melaksanakan serangkaian proses produksi yang telah dibimbing.

Berikutnya dilakukan penyuluhan dan bimbingan dalam pengemasan dan pemasaran produk. Hasil yang dicapai terlihat kelompok binaan mengerti dan antusias terhadap hal yang disampaikan serta terlihat puas setelah melihat produk yang telah jadi dan dikemas sedemikian rupa.

Kesimpulan dari hasil yang dicapai berupa:

1. Bahan baku simplisia serbuk daun kemangi.

2. Ekstrak daun kemangi.

3. Produk (simplisia daun kemangi, ekstrak daun kemangi dan sabun cair aseptik). 4. Manajemen tata kelola usaha dan

(6)

ABDIMAS TALENTA 1 (1) 2016: 76-81 http://jurnal.usu.ac.id/abdimas Sumaiyah et al. Pemberdayaan Masyarakat Daerah Sekitar Tempat Pembuangan Akhir …

81 5. Jasa (pemberian pelatihan ketrampilan

dan bantuan peralatan pendukung).

4. KESIMPULAN

1. Terciptanya bahan baku simplisia daun kemangi, ekstrak daun kemangi dan sabun cair aseptik berbahan aktif ekstrak daun kemangi kelompok masyarakat ibu-ibu PKK Anggrek Melati di Lingkungan I TPA Terjun Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Sumatera Utara.

2. Meningkatnya ketrampilan komunitas usaha mikro (usaha pembuatan simplisia daun kemangi, ekstrak daun kemangi dan sabun cair aseptik berbahan aktif ekstrak daun kemangi) baik bagi kelompok masyarakat ibu-ibu PKK Anggrek Melati di Lingkungan I TPA Terjun Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Sumatera Utara dan pekerja usaha obat tradisional cv. Arga Farma.

3. Meningkatnya wawasan komunitas usaha mikro tentang potensi sumber daya alam yang ada dan pengolahannya dalam meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan mereka.

4. Terciptanya sistem manajemen penataan usaha pembuatan simplisia tanaman dan ekstrak dari tanaman serta pembuatan sabun cair aseptik dengan usaha obat tradisional cv. Arga Farma.

5. Tersedianya sistem pemasaran sabun cair aseptik berbahan dasar herbal. 6. Tersedianya fasilitas peralatan

pendukung kerja, seperti lemari pengering, blender, kuali stainlessteel ukuran besar, sudip stainlessteel ukuran besar, panci dandang stainlessteel ukuran besar, toples kaca ukuran besar,

botol-botol kaca, alat penyaring, lumpang alu dan seperangkat kompor gas.

5. REFERENSI

Depkes RI. (1995). Materia Medika Indonesia Jilid Ke VI. Jakarta: Ditjen POM. Hal. 297-307.

Farnsworth, N.R. (1996). Biologycal and Phytochemical Screening of Plants. Journal of Pharmaceutical Science. Chicago: Reheis Chemical Company. 55(3): 257-259, 263.

Kiromah, Naelaz Zukhruf Wakhidatul. 2014. Aktivitas Antibakteri Kombinasi Minyak Atsiri Kemangi (Ocimum basilicum) dengan Kloramfenikol atau Gentamisin terhadap Salmonella typhi. Naskah Publikasi. Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Pitjo, S. 1996. Kemangi dan Selasih. Penerbit Trubus Agriwidya. Halaman 2-40.

Restiyani, Dwi Ayu. Umi Yuniarni dan Siti Hazar. Uji Aktivitas Anti Inflamasi dari Ekstrak Etanol Herba Kemangi Terhadap Tikus Jantan Wistar. 2015. Prosiding Penelitian SpeSIA Unisba. ISSN 2460-6472.

Rizal, Muhamad dan Yossita Fiana. 2015. Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran dan TOGA di Perkotaan dan Perdesaan pada Kawasan Rumah Pangan Lestari dalam Mendukung Ketahanan Pangan di Kalimantan Timur. Pros Sem Nas Masy Biodiv Indon. Volume 1. Nomor 2. Hal: 324-329. ISSN: 2407-8050.

WHO. (1992). Quality Control Methods For Medicinal Plant Materials. WHO/PHARM/92.559. Geneva. Hal. 25-27.

Referensi

Dokumen terkait

Tidak adanya pengaruh nyata terhadap seluruh parameter yang diamati tersebut, hal ini menunjukkan bahwa interaksi pemberian bokashi eceng gondok dan berbagai jenis urin ternak

Ada efektivitas pemberian pupuk organik cair kombinasi sabut kelapa dengan cangkang keong mas terhadap tinggi, berat basah dan kadar kalsium tanaman sawi.

Misalnya peserta didik dapat belajar sedikit dengan menyaksikan efek-efek visual yang ada di CD Pembelajaran (V), tetapi mereka dapat belajar jauh lebih banyak

tersebut diatas, maka masih perlunya dilakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Book Tax Differences dan Volatilitas Penjualan Terhadap

Berdasarkan hasil pengujian pengaruh variabel X terhadap variabel Y dapat disimpulkan bahwa apabila pengintegrasian materi pendidikan berlalu lintas kedalam mata

Sementara itu, Abas Nurga- ha, aktivis muda Partc:!.i Golkar Jabar mengatakan, masalah yang terjadi di tubuh Golkar Jabar yaitu kemandekan ka- derisasi karena Golkar merasa..

dilihat bahwa nilai t-hitung sebesar 0,726 nilai signifikansi kualitas produk terhadap niat beli Supermi di Surabaya adalah 0.470 > 0.05, hasil tersebut menunjukkan

Al-Azhar Peduli Ummat, yang pada langkah-langkah awalnya kencang dengan program karitatif/bantuan sosial langsung (benah madrasah, benah rumah ibadah, dan sebagainya), telah