• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL ILMIAH BINALITA SUDAMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JURNAL ILMIAH BINALITA SUDAMA"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

i

JURNAL ILMIAH

BINALITA SUDAMA

MODEL PERENCANAAN PRODUKSI TERPADU DENGAN ADANYA KETIDAKPASTIAN

(Ana Uzla BatuBara)

ANALISIS SIFAT FISIS KOMPOSIT POLIMER DENGAN FILLER SERAT DAUN NANAS

(ANANAS COMOSUS) DAN PEMANFAATAN POLIPROPILEN DAUR ULANG ( Emilia Sari)

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN BERBASIS PENGALAMAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KOLANG (Kesya Nirma

Lumbantobing)

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN UMUM DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(Sharfina Yusna Aminy)

ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SERTIFIKASI DALAM MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN DI SD NEGERI KECAMATAN KOTARIH SERDANG BEDAGAI (Nurweni Fefiana br Sitepu)

HUBUNGAN PENGGUNAAN KB SUNTIK DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN PADA ASEPTOR KB SUNTIK DI PUSKESMAS PINGGIR JATI KABUPATEN LABUHANBATU UTARA (Widyawati)

VOLUME 4

NOMOR 2

MEI 2020

(2)

i

JURNAL ILMIAH

BINALITA SUDAMA

Diterbitkan oleh Yayasan Binalita Sudama Medan

Pelindung

Pembina Yayasan Binalita Sudama Medan

Penasehat

Pengurus Yayasan Binalita Sudama Medan

Penanggungjawab

1. Suhardiono, M.Kes

2. Ns. Widyawati, S.Kep, M.Kes 3. Imnadir, MT

4. Arya Novika Naulista Siregar, RO, M.Pd

Pemimpin Redaksi

Elvi Susanti Lubis, M.Kes

Sekretaris Redaksi

Zulianti, RO, SKM

Bendahara

Havija Sihotang, M.Kep

Tim Editor

1. Teguh Supriyadi, MPH 2. Hj. Eriyani, M.Kep 3. Riny Apriani, M.Kep

(3)

ii

JURNAL ILMIAH

BINALITA SUDAMA

Diterbitkan oleh Yayasan Binalita Sudama Medan

Jadwal Penerbitan

Terbit dua kali dalam setahun

Penyerahan Naskah

Naskah merupakan hasil penelitian dan kajian pustaka ilmu kesehatan yang belum pernah dipublikasikan/diterbitkan paling lama 5 (lima) tahun terakhir. Naskah dapat dikirim melalui e-mail atau diserahkan langsung ke Redaksi dalam bentuk rekaman Compact Disk (CD) dan Print-out 2 eksemplar, ditulis dalam MS Word atau dengan program pengolahan data yang kompatibel. Gambar, ilustrasi, dan foto dimasukkan dalam file naskah.

Penerbitan Naskah

Naskah yang layak terbit ditentukan oleh Dewan Redaksi setelah mendapat rekomendasi dari Mitra Bestari. Perbaikan naskah menjadi tanggung jawab penulis dan naskah yang tidak layak diterbitkan akan dikembalikan kepada penulis.

Alamat Redaksi

Akper Binalita Sudama Medan

Jl. Gedung PBSI/ Jl. Pancing No.1 Pasar V Barat Medan Estate 20371

(4)

iii

PENGANTAR REDAKSI

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga Jurnal Ilmiah Binalita Sudama ini dapat kami terbitkan.

Jurnal Ilmiah Binalita Sudama ini diterbitkan dalam rangka memberikan wadah bagi para dosen/mahasiswa untuk mempublikasikan hasil penelitian dan karya ilmiah dalam bidang kesehatan.

Sebagai jurnal yang baru pertama diterbitkan, kami menyadari tentunya banyak sekali kekurangan baik dari segi tampilan maupun isinya. Karena itu kritik dan saran amat kami butuhkan demi perbaikan jurnal ini dikemudian hari.

Akhir kata semoga jurnal ini dapat memberi manfaat besar bagi dunia pendidikan, khususnya bidang kesehatan.

Medan, Mei 2020

(5)

iv

MODEL PERENCANAAN PRODUKSI TERPADU DENGAN ADANYA KETIDAKPASTIAN

Ana Uzla BatuBara ... 1

ANALISIS SIFAT FISIS KOMPOSIT POLIMER DENGAN FILLER SERAT DAUN NANAS (ANANAS COMOSUS) DAN PEMANFAATAN POLIPROPILEN DAUR ULANG

Emilia Sari ... 6

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN BERBASIS PENGALAMAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KOLANG

Kesya Nirma Lumbantobing ………..16

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN UMUM DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Sharfina Yusna Amin ... 25

ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SERTIFIKASI DALAM MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN DI SD NEGERI KECAMATAN KOTARIH SERDANG BEDAGAI

Nurweni Fefiana br Sitepu ... 37

HUBUNGAN PENGGUNAAN KB SUNTIK DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN PADA ASEPTOR KB SUNTIK DI PUSKESMAS PINGGIR JATI KABUPATEN LABUHANBATU UTARA

Widyawati ... 48

PEDOMAN PENULISAN NASKAH JURNAL ILMIAH KESEHATAN BINALITA SUDAMA MEDAN ... 59

(6)

v

JURNAL ILMIAH

(7)

6

Jurnal Penelitian Binalita Sudama Volume 4, Nomor 1, Mei 2020

ANALISIS SIFAT FISIS KOMPOSIT POLIMER DENGAN FILLER SERAT DAUN NANAS (ANANAS COMOSUS) DAN PEMANFAATAN

POLIPROPILEN DAUR ULANG Emilia Sari

[email protected]

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian tentang pemanfaatan polipropilen daur ulang dan serat daun nanas dengan campuran aspal dan pasir dalam pembuatan komposit polimer. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi komposisi serat daun nanas dan untuk mengetahui pengaruh pemakaian serat daun nanas dengan perlakuan alkali NaOH 5% terhadap karakteristik komposit polimer. Sampel dibuat dengan komposisi polipropilen daur ulang, dan aspal yang digunakan tetap yaitu 10gr, dan 10gr, sedangkan persentase komposisi divariasikan dengan perbandingan komposisi pasir dan serat daun nanas yaitu; (80:0)gr, (79:1)gr, (78:2)gr, (77:3)gr, dan (76:4)gr. Karakterisasi yang dilakukan meliputi pengujian kerapatan massa, pengujian lentur, pengujian impak, dan pengujian DTA (Differensial Thermal Analysis). Karakteristik maksimum diperoleh pada komposisi pasir, aspal, polipropilen daur ulang, dan serat daun nanas (80:10:10:0)gr dengan nilai kerapatan 1224 kg/m3, kekuatan lentur maksimum pada komposisi pasir, aspal, polipropilen daur ulang, dan serat daun nanas (76:10:10:4)gr sebesar 7,33 MPa, kekuatan impak maksimum pada komposisi pasir, aspal, polipropilen daur ulang, dan serat daun nanas (76:10:10:4)gr sebesar 8,07 kJ/m2, dan Nilai puncak endoterm dan eksoterm maksimum pada komposisi pasir, aspal, polipropilen daur ulang, dan serat daun nanas (76:10:10:4)gr sebesar 1600C dan 4600C. Sehingga dengan adanya penambahan serat daun nanas dapat menurunkan sifat fisisnya namun dapat meningkatkan sifat mekanik dan termalnya.

(8)

7

Jurnal Penelitian Binalita Sudama Volume 4, Nomor 1, Mei 2020

Pendahuluan

Dengan berkembangnya teknologi pembuatan komposit polimer yaitu dengan merekayasa material pada saat ini sudah berkembang pesat. Pembuatan komposit polimer tersebut dilakukan dengan cara memadukan dua material yang berbeda sehingga dapat meningkatkan sifat mekanik dari material tersebut (Barleany, 2011).

Perkembangan rekayasa tersebut dapat memberikan produk komposit-polimer selama ini banyak dikonsumsi oleh masyarakat terutama digunakan untuk atap, pipa, selang dan kabel. Hal tersebut dikarenakan bahan tersebut lebih praktis dibandingkan produk non komposit-polimer. Dari uraian di atas jelaslah bahwa keunggulan sifat bahan tersebut dapat digunakan sebagai bahan rekayasa. Dengan adanya modifikasi bahan polimer sehingga dapat dipakai sebagai pengubah sifat bahan. Akan tetapi, pemilihan polimer sebagai bahan rakayasa tersebut perlu diperhatikan beberapa aspek, seperti kemampuan daya hantar panas, kekuatan mekanik (tahan terhadap struktur deformasi, tidak retak pada berbagai regangan), kompatibilitas terhadap bahan dasarnya harus baik (tidak mudah mengelupas atau lepas), serta memiliki ketahanan terhadap abrasi dan goresan.

Dalam pembuatan produk komposit-polimer sering timbul permasalahan seperti sifat fisisnya berkurang akibat adanya temperatur yang tinggi pada pemakaian terhadap bahan yang tidak dapat larut, sehingga diperlukan pemilihan jenis bahan polimer yang tepat, dan untuk menunjang sifat termalnya

diperlukan filler. Akan tetapi, pemberian filler (pengisi) pada bahan polimer akan memberikan sifat yang variatif pada sifat bahan sehingga diperoleh sifat fisik dan mekanik yang memenuhi persyaratan.

Dalam hal ini yang menjadi

filler adalah serat daun nanas yang

merupakan serat yang memiliki kandungan lignin yang sedikit sehingga komposit tersebut akan memberikan sifat fisik atau kekuatan yang baik, karena dengan adanya lignin akan menyebabkan serat menjadi lebih kaku dan lebih rapuh. Untuk itu dalam hal ini serat daun nanas akan peneliti beri perlakuan yaitu dengan diberi perlakuan alkali NaOH 5% dengan cara perendaman selama 2 jam. Pada umumnya, serat yang dilakukan tanpa perlakuan maka ikatan (mechanical bonding) antara serat (filler) dan matrik menjadi tidak sempurna karena terhalang oleh lapisan yang menyerupai lilin di permukaan serat. Akan tetapi, serat yang diberi perlakuan NaOH maka lapisan yang menyerupai lilin seperti lignin, hemiselulosa, dan kotoran lainnya akan larut. Sehingga dengan hilangnya lapisan yang menyerupai lilin tersebut maka ikatan antara serat dan matrik menjadi lebih kuat, dan kekuatan mekanik komposit menjadi lebih tinggi seperti pada kekuatan tarik (Sinulingga, 2010).

Pemilihan bahan polimer termoplastik jenis polipropilena (PP) sebagai matriks pembuatan komposit dalam penelitian ini dikarenakan polimer (Polipropilen) ini mudah diproses, memiliki titik leleh tinggi, densitas rendah dan merupakan kelompok yang paling ringan atau memiliki berat molekul yang rendah diantara bahan polimer yang lainnya, tahan korosi, namun polimer jenis ini

(9)

8

Jurnal Penelitian Binalita Sudama Volume 4, Nomor 1, Mei 2020

sebagai penghantar panas dan listrik yang rendah daripada logam. Akan tetapi, dari sifat dan biaya prosesnya relatif murah, mudah diperoleh di pasaran, serta dapat didaur ulang. Pemakaian polimer jenis termoplastik Polipropilena pada saat ini telah digunakan secara luas untuk aplikasi seperti alat-alat keperluan rumah tangga, pipa, komponen mobil

(automotive parts), lantai, peralatan

militer dan lain-lainnya (Betha, dkk, 2000).

Pemilihan pasir sebagai filler dalam penelitian ini juga diharapkan dapat merubah karakteristik bahan misalnya meningkatkan konduktivitas panas serta penyebarannya, mengurangi koefisien muai panas, mengeraskan matrik dan membuatnya kaku, mengurangi tegangan internal, dan menurunkan biaya produksi.

Penelitian yang dilakukan oleh Betha, dkk (2000) yaitu tentang konduksi panas komposit polimer Polipropilena–Pasir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konduktivitas panas komposit polipropilena-pasir yang didapat semakin meningkat dengan bertambahnya fraksi volume partikel pengisi.

Penelitian terdahulu / terkait dengan penelitian ini, seperti yang dilakukan oleh Neni Juli Astuti komposisi pasir dan serat nanas divariasikan dengan perbandingan (80%:0%), (79%:1%), (78%:2%), (77%:3%), (76%:4%) dan (75%:5%). Dari hasil penelitian untuk kerapatan menurun dari 1870 kg/m3 menjadi 1840,75 kg/m3, sedangkan untuk daya serap air dari 0,43% menjadi 0,87%. Penggunaan serat nanas 1% sampai 4% dapat memperbaiki sifat mekanik genteng. Kekuatan tarik dari 8,32 kgf/ cm2 sampai 118,40 kgf/cm2, kuat lentur 3,14 MPa

sampai 10,51 MPa, kuat impak 1,47 kJ/m2 sampai 26,27 kJ/m2. Karakteristik optimal diperoleh pada komposisi 4% serat nanas.

Penelitian terdahulu/terkait dengan penelitian ini, seperti yang dilakukan oleh Ismatul Husna (2011) tentang pembuatan genteng polimer dengan memanfaatkan serbuk ban bekas dan styrofoam yang dicampurkan dengan aspal hasil penelitian menunjukkan bahwa campuran yang bagus sesuai dengan percobaan adalah berupa campuran Styrofoam dan serbuk ban bekas dengan perbandingan 80:10g serta tambahan 10g aspal yang berfungsi sebagai penahan air.

Penelitian Suryati (2012) mengenai pembuatan karakterisasi genteng komposit polimer dari campuran resin poliester, aspal, styrofoam bekas dan serat panjang ijuk dengan komposisi poliester, aspal, styrofoam yang digunakan tetap yaitu 29%, 5%, dan 1% dari berat total sampel, sedangkan komposisi pasir dan serat ijuk divariasikan dengan perbandingan; (65%:0%), (64%:1%), (63%:2%), (62%:3%), (61%:4%) dan (60%:5%). Karakteristik optimum dicapai pada komposisi (29:5:1:61:4)gr, dan diperoleh kerapatan 1,76gr/cm3, daya serap air 0,87%, kekuatan tarik 79,34 kgf/cm2, kekuatan lentur 230,46 kgf/cm2, kekuatan impak 1,8 J/cm2,

waktu penyalaan spesimen adalah 19,67 detik dan jarak bakar spesimen selama 30 detik sebesar 12 mm. Penambahan serat ijuk sebagai penguat komposit untuk aplikasi genteng polimer yaitu penambahan serat ijuk sebanyak 4% dapat menambah kekuatan tarik hingga 321,18%, kekuatan lentur hingga 203,39% dan kekuatan impak hingga 718%.

(10)

9

Jurnal Penelitian Binalita Sudama Volume 4, Nomor 1, Mei 2020

Ferawaty Hasibuan (2011) telah melakukan penelitian pembuatan dan karakterisasi genteng polimer yang terbuat dari campuran aspal-poliester dan agregat pasir sebagai variabel bebas dan variasi komposisi 0:40gr, 2,5:37,5gr, 5:35gr, 7,5:32,5gr, 10:30gr, 12,5:27,5gr, 15:25gr, 17,5:22,5gr. Hasil penelitian menunjukkan bahwa campuran optimum adalah campuran variasi 12,5 gr serat gelas dan 27,5 gr pasir yang memberikan serapan air dan sifat mekanis yang baik dengan penambahan 20 gr aspal yang berfungsi sebagai penahan air.

Penelitian genteng polimer juga dilakukan oleh Erna Yusniyanti (2013) yaitu pemanfaatan limbah LDPE dan serat pendek sabut kelapa dengan campuran aspal dan pasir dalam pembuatan genteng komposit polimer telah dilakukan. Dengan campuran optimum dibuat variasi komposisi (65:0)gr, (64:1)gr, (63:2)gr, (62:3)gr, (61:4)gr, dan (60:5)gr. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik genteng sangat dipengaruhi oleh komposisi serat. Karakteristik maksimum diperoleh pada komposisi (30:5:60:5)gr dengan nilai kerapatan 1239 kg/m3 mendekati nilai genteng

komersil yaitu 1500 kg/m3, daya serap air 0,1% lebih kecil dari daya serap air genteng komersil sebesar 0,6%, kekuatan tarik 1,99 MPa, kekuatan lentur 8,96 MPa mendekati nilai kuat lentur genteng komersil sebesar 10 MPa, kekuatan impak 24 kJ/m2, waktu penyalaan spesimen adalah 622,33 detik dan jarak bakar spesimen 0.09 m. Nilai puncak endoterm dan eksoterm masing-masing yaitu 1200C dan 4800C. Penambahan serat pendek sabut kelapa dapat menurunkan sifat

fisisnya namun dapat meningkatkan sifat mekanik dan termalnya.

Milawarni (2012) telah melakukan penelitian mengenai pembuatan dan karakterisasi genteng komposit polimer untuk memanfaatkan limbah polipropilen (PP) bekas dan serat sabut kelapa (SSK). Bahan yang digunakan adalah aspal 10%, PP 10% dan variasi komposisi pasir dan SSK yang dibuat adalah (80:0), (79:1), (78:2), (77:3), (76:4) dan (75:5). Hasil pengujian nilai kerapatan maksimum ada pada sampel tanpa serat atau sampel 1 (80:0) sebesar 1,73 gr/cm3 sementara standar genteng komersil sebesar 0,6%. Pada pengujian mekanik yang meliputi uji tarik dan impak maksimum berada pada sampel 4 komposisi (77:3) sebesar 53,26kgf/cm2 dan 2,00 J/cm2, hasil pengujian kuat lentur maksimum berada pada sampel 5 (76:4) 133,39 kgf/cm2 atau 13,08 MPa nilai ini lebih baik dari genteng komersial sebesar 10 MPa.

Dari penelitan diatas, maka peneliti tertarik ingin mencoba membuat sebuah penelitian yaitu

“Analisis Sifat Fisis Komposit Polimer dengan Filler Serat Daun Nanas (Ananas Comosus) dan Pemanfaatan Polipropilen Daur Ulang”.

Metode Penelitian

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah pasir sungai, aspal iran penetrasi 60/70, polipropilen daur ulang jenis aqua gelas, serat daun nanas, larutan NaOH 5% dan pelarut xylen.

Dalam pembuatan komposit polimer dengan memanfaatkan polipropilen daur ulang dan serat daun nanas dengan campuran aspal

(11)

10

Jurnal Penelitian Binalita Sudama Volume 4, Nomor 1, Mei 2020

dan pasir. Sampel dibuat dengan komposisi polipropilen daur ulang, dan aspal yang digunakan tetap yaitu (10:10)gr, sedangkan persentase komposisi pasir dan serat daun nanas yaitu (80:0)gr, (79:1)gr, (78:2)gr, (77:3)gr, dan (76:4)gr.

Prosedur penelitian meliputi :

a. Perlakuan terhadap polipropilen daur ulang

1. Didapatkan PP bekas yang diperoleh dari limbah gelas minum aquades yang tidak dipergunakan lagi.

2. Dibersihkan aqua bekas dengan menggunakan air bersih, dicuci dengan air lalu dikeringkan sampai PP bekas tersebut kering.

3. Kemudian PP bekas tersebut dipotong-potong dengan ukuran kecil-kecil.

4. PP bekas tersebut ditimbang sesuai dengan komposisinya masing-masing.

5. Dicampur PP bekas dengan pelarut xylen dan direflux pada suhu 1700C dan menjadi PP cair kemudian dimasukkan dalam lemari asam 1 hari sampai menjadi PP kering.

6. Selanjutnya PP kering dipotong kecil-kecil dan dibelender sampai menjadi bubuk siap pakai.

b. Perlakuan terhadap serat daun nanas

1. Pelepah Serat daun nanas dicuci pada ember yang telah berisi air.

2. Dikeringkan serat daun nenas selama 3 hari.

3. Pelepah serat daun nanas ditumbuk dengan menggunakan martil sehingga didapatkan serat seperti benang.

4. Setelah didapatkan serat daun nanas tersebut kemudian serat direndam dengan NaOH 5% selama 2 jam kemudian dibilas dengan aquades sampai bersih. 5. Kemudian serat tersebut

dikeringkan dan ditimbang sesuai dengan komposisinya masing-masing.

c. Perlakuan terhadap pasir

1. Pasir dipisahkan dari batu-batu kecil.

2. Pasir dimasukkan kedalam ember yang berisi air, kemudian dibersihkan (dicuci) pasir dari kotoran. 3. Dikeringkan pasir dipanas

matahari sampai pasir benar-benar kering.

4. Ditimbang pasir sesuai dengan komposisi sampel masing-masing.

d. Pembuatan Komposit Polimer

1. Ditimbang pasir halus sesuai dengan komposisi masing-masing sampel.

2. Ditimbang aspal sesuai dengan komposisi masing-masing sampel.

3. Ditimbang polipropilen daur ulang (aqua bekas) sesuai dengan komposisi masing-masing sampel.

4. Dimasukkan aspal kedalam panci dan dipanaskan dengan suhu 56oC sampai menjadi aspal cair.

5. Dimasukkan pasir kedalam aspal cair.

6. Didinginkan campuran aspal dan pasir

7. Ditambahkan PP siap pakai dan diaduk sampai homogen. 8. Campuran selanjutnya diletakkan kedalam cetakan yang sudah dilapisi alumunium foil dan serat

(12)

11

Jurnal Penelitian Binalita Sudama Volume 4, Nomor 1, Mei 2020

diletakkan ditengah-tengah secara horizontal kemudian sisa campuran diletakkan di atas serat dan dicetak dengan

Hot Press dengan suhu

1700C selama 20 menit.

9. Didinginkan sampel selama 1 hari untuk menjadi sampel komposit polimer.

10. Dilakukan perlakuan yang sama untuk komposisi yang lainnya.

11. Dipotong sampel sesuai ukuran spesimen untuk dilakukan uji fisis, uji mekanik dan uji termal pada masing-masing sampel. 12. Setelah dilakukan pengujian,

dan didapatkan sampel yang optimal sesuai standar, selanjutnya komposisi sampel tersebut dijadikan acuan untuk percobaan selanjutnya.

Pengujian yang dilakukan yaitu pengujian fisis meliputi pengujian kerapatan massa, pengujian mekanis meliputi pengujian kekuatan lentur dan kekuatan impak serta pengujian termal meliputi pengujian DTA (Differensial Thermal Analysis).

Hasil dan Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh pemanfaatan polipropilen daur ulang terhadap sifat mekanis, sifat fisis dan sifat termal.

Tabel 1. Hasil pengujian nilai kerapatan massa

No Sampel Komposisi (a:b:c:d) gr Kerapatan Rata-rata (kg/m3) 1 (80:10:10:0) 1224 2 (79:10:10:1) 1210 3 (78:10:10:2) 1200 4 (77:10:10:3) 1185 5 (76:10:10:4) 1175 *Catatan : a : pasir b. aspal c. PP daur ulang d. serat daun nenas

Gambar 4.1. Grafik hubungan nilai kerapatan dan komposisi (a:d)gr

Dari tabel 1 dan Gambar 4.1 menunjukkan bahwa keberadaan serat daun nanas mempengaruhi nilai kerapatannya, kerapatan dari suatu sampel dapat terlihat bahwa penambahan serat sebagai pengisi mengakibatkan penurunan kerapatan. Kerapatan maksimum berada pada komposisi pasir, aspal, pp bekas dan tanpa penambahan serat yaitu (80:10:10:0)gr, kerapatan yang terendah terdapat pada sampel 5 dengan komposisi pasir, aspal, pp bekas dan tanpa penambahan serat yaitu (76:10:10:4)gr. Hal ini menunjukkan bahwa serat sebagai pengisi dapat mempengaruhi pori-pori komposit polimer yang semakin membesar setelah ditambahkan serat daun nanas. Dengan demikian keadaan ini memperlihatkan bahwa sifat serat daun nanas sebagai penyusun spesimen dapat menambah atau memperbesar pori-pori spesimen.

Tabel 2. Hasil pengujian nilai kekuatan lentur. No Sampel Komposisi (a:b:c:d) gr Kekuatan lentur Rata-rata (MPa) 1 (80:10:10:0) 5,48 2 (79:10:10:1) 5,65 3 (78:10:10:2) 5,99 1224 1210 1200 11851175 1100 1150 1200 1250 1300 (80 : 0) (79 : 1) (78 : 2) (77 : 3) (76 : 4) Ker a p a ta n ( k g /m 3) Komposisi (a:d) gr

(13)

12

Jurnal Penelitian Binalita Sudama Volume 4, Nomor 1, Mei 2020

4 (77:10:10:3) 7,10 5 (76:10:10:4) 7,33 *Catatan : a : pasir

b. aspal

c. PP daur ulang d. serat daun nenas

Gambar 4.2. Grafik hubungan nilai kekuatan lentur dan komposisi

(a:d)gr

Berdasarkan tabel. 2 dan grafik pada Gambar 4.2 hasil pengujian beban lentur komposit polimer memperlihatkan bahwa semakin besar persentase penambahan serat daun nanas dan pengurangan pasir yang diberikan, semakin besar beban lentur komposit polimer yang dihasilkan. Hal ini membuktikan bahwa komposit polimer yang dibuat dengan penambahan serat daun nanas sebagai penguat dan pengurangan pasir akan menghasilkan komposit polimer yang memiliki beban lentur yang lebih tinggi dibandingkan dengan komposit polimer tanpa tambahan serat daun nanas.

Tabel 3. Hasil pengujian nilai kekuatan Impak. No Sampel Komposisi (a:b:c:d) gr Kekuatan Impak Rata-rata (kJ/m2) 1 (80:10:10:0) 2,15 2 (79:10:10:1) 2,41 3 (78:10:10:2) 4,23 4 (77:10:10:3) 6,75 5 (76:10:10:4) 8,07 *Catatan : a : pasir b. aspal c. PP daur ulang

d. serat daun nenas

Gambar 4.3 Grafik hubungan nilai kuat Impak dan komposisi (a:d)gr Berdasarkan tabel. 3 dan grafik pada gambar 4.3 seiring penambahan komposisi serat dan pengurangan pasir maka kekuatan impak semakin meningkat, hal ini sesuai dengan fungsi keberadaan serat sebagai penguat atau penahan gaya sehingga dapat membuktikan bahwa penambahan serat daun nanas mampu memperbaiki sifat material yang sebelumnya getas menjadi liat dan juga pasir berfungsi sebagai material perkerasan yang menahan beban.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai tertinggi kuat impak sebesar 8,07 kJ/m2 pada komposisi pasir, aspal, pp bekas, dan serat daun nanas (76:10:10:4)gr.

Tabel 4. Hasil pengujian nilai DTA

No Sampel Komposisi (a:b:c:d) gr End (0C) Eks (0C) 1 (80:10:10:0) 145 400 2 (79:10:10:1) 155 435 3 (78:10:10:2) 160 445 4 (77:10:10:3) 160 405 5 (76:10:10:4) 160 460

*Catatan : End = puncak Endotermik

Eks = Puncak Eksotermik

5.48 5.65 5.99 7.1 7.33 0 5 10 (80:0) (79:1) (78:2) (77:3) (76:4) Kek u a ta n L en tu r R a ta -r a ta ( M Pa ) Komposisi (a:d)gr 2,15 2,41 4,23 6,75 8,07 0 2 4 6 (80:0) (79:1) (78:2) (77:3) (76:4) Ku a t Im p a k R a ta -r a ta (k J /m 2) Komposisi (a:d)gr

(14)

13

Jurnal Penelitian Binalita Sudama Volume 4, Nomor 1, Mei 2020

Gambar 4.4 DTA dengan komposisi (a:d)gr yaitu (80:0)gr

Gambar 4.5 DTA dengan komposisi (a:d)gr yaitu (79:1)gr

Gambar 4.6 DTA dengan komposisi (a:d)gr yaitu (78:2)gr

Gambar 4.7 DTA dengan komposisi (a:d)gr yaitu (77:3)gr

Gambar 4.8 DTA dengan komposisi (a:d)gr yaitu (76:4)gr

Gambar 4.4 merupakan gambar grafik hasil pengujian DTA dengan komposisi bahan pasir tanpa penambahan serat daun nanas (80:0)gr. Terlihat pada gambar

bahwa diperoleh suhu transisi gelas sebesar 1450C dan suhu dekomposisinya sebesar 4000C.

Gambar 4.5 merupakan grafik hasil pengujian DTA dengan komposisi bahan pasir dan serat daun nanas (79:1)gr dimana diperoleh suhu transisi gelas sebesar 1550C dan suhu dekomposisinya sebesar 4350C. Gambar 4.6 merupakan grafik hasil pengujian DTA dengan komposisi bahan pasir dan serat daun nanas (78:2)gr dimana diperoleh suhu transisi gelas sebesar 1600C dan suhu dekomposisinya sebesar 4450C. Gambar 4.7 merupakan grafik hasil pengujian DTA dengan komposisi bahan pasir dan serat daun nanas (77:3)gr dimana diperoleh suhu transisi gelas sebesar 1600C dan suhu

dekomposisinya sebesar 4050C. Gambar 4.8 merupakan grafik hasil pengujian DTA dengan komposisi bahan pasir dan serat daun nanas (76:4)gr dimana diperoleh suhu transisi gelas sebesar 1600C dan suhu dekomposisinya sebesar 4600C.

Kesimpulan

Berdasarkan rumusan penelitian dan hasil penelitian diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengaruh variasi komposisi tersebut terlihat pada hasil dibawah ini :

a. Pengujian Kerapatan dengan komposisi pasir dan serat daun nanas (80:0)gr, (79:1)gr, (78:2)gr, (77:3)gr, dan (76:4)gr didapatkan hasil (1224 kg/m3), (1210 kg/m3), (1200 kg/m3), (1185 kg/m3), dan (1175 kg/m3).

b. Pengujian Lentur dengan komposisi pasir dan serat daun nanas (80:0)gr, (79:1)gr, (78:2)gr, (77:3)gr,

(15)

14

Jurnal Penelitian Binalita Sudama Volume 4, Nomor 1, Mei 2020

dan (76:4)gr didapatkan hasil (5,48 MPa), (5,65 MPa), (5,99 MPa), (7,10 MPa), dan (7,33 MPa).

c. Pengujian Impak dengan komposisi pasir dan serat daun nanas (80:0)gr, (79:1)gr, (78:2)gr, (77:3)gr, dan (76:4)gr didapatkan hasil (2,15 kJ/m2), (2,41 kJ/m2),

(4,23 kJ/m2), (6,75kJ/m2), dan (8,07 kJ/m2).

d. Pengujian DTA dengan komposisi pasir dan serat daun nanas (80:0)gr, (79:1)gr, (78:2)gr, (77:3)gr, dan (76:4)gr didapatkan hasil puncak endotermik (1450C), (1550C), (1600C), (1600C), dan (1600C) sedangkan puncak eksotermik (4000C), (4350C), (4450C), (4050C), dan (4600C).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa variasi komposisi pada pengujian fisis, mekanis dan termal yaitu dengan adanya pengurangan jumlah pasir dan penambahan jumlah serat akan menurunkan sifat fisisnya dan menaikkan sifat mekaniknya.

2. Pemakaian serat daun nanas dengan perendaman NaOH 5% selama 2 jam memberikan pengaruh terhadap kekuatan mekanis komposit polimer.

Saran

Untuk penelitian selanjutnya diharapkan agar mendapatkan campuran bahan yang homogen perlu diperhatikan proses pencampuran seperti dengan menggunakan alat Internal Mixer dan pada pembuatan sampel polipropilen sebaiknya jangan menggunakan polipropilen bubuk tetapi dalam bentuk cair dan agar didapatkan sampel hasil yang lebih

baik maka perlu diperhatikan lamanya waktu pendinginan. Sebaiknya sampel didinginkan selama 24 jam sebelum dikeluarkan dari cetakannya. Daftar Pustaka Barleany, dkk. (2011), Pengaruh Komposisi Montmorillonite pada Pembuatan Polipropilen Nanokomposit

terhadap Kekuatan Tarik dan

Kekerasannya, Prosiding

Seminar Nasional Teknik

Kimia Kejuangan, ISSN 1693 – 4393

Betha, dkk. (2000). Konduksi Panas

Komposit Polimer

Polipropilena-Pasir. Banten:

Jurnal, Jurusan Fisika, ITS. Vol: Vol.2, No.2 Tahun 2000 : 21-26. ISSN 1411 – 1098.

Hasibuan, Ferawaty. (2011).

Pembuatan Dan

Karakterisasi Genteng

Polimer Yang Terbuat Dari Campuran Aspal – Poliester Dan Agregat Pasir Yang Diperkuat Dengan Serat Gel.,

Skripsi, FMIPA, Universitas Sumatera Utara (USU), Medan.

Husna, Ismatul. (2011).

Pemanfaatan Serbuk Ban

Bekas Dan Styrofoam Dalam

Campuran Aspal Untuk

Pembuatan Genteng

Polimer., Skripsi, FMIPA,

Universitas Sumatera Utara (USU), Medan.

Milawarni. (2012). Pembuatan Dan

(16)

15

Jurnal Penelitian Binalita Sudama Volume 4, Nomor 1, Mei 2020

Komposit Polimer Dari

Campuran Resin

Polipropilen, Aspal,Pasir

Dan Serat Panjang Sabut

Kelapa., Tesis, FMIPA,

Universitas Sumatera Utara (USU), Medan.

Sinulingga, Chrismastina. (2010).

Preparasi dan Karakterisasi Campuran HDPE dan Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit Sebagai Bahan Komposit.,

Skripsi, FMIPA, Universitas Negeri Medan (UNIMED), Medan.

Suryati. (2012). Pembuatan Dan

Karakterisasi Genteng

Komposit Polimer Dari

Campuran Resin Poliester, Aspal, Styrofoam Bekas Dan Serat Panjang Ijuk., Tesis,

FMIPA, Universitas Sumatera Utara (USU), Medan.

Yusniyanti, Erna.,(2013),

Pemanfaatan Limbah LDPE dan Serat Pendek Sabut Kelapa dengan Campuran Aspal dan Pasir Dalam

Pembuatan Genteng

Komposit Polimer.,Tesis,

FMIPA, Universitas Sumatera Utara (USU), Medan.

Gambar

Tabel  1.  Hasil  pengujian  nilai kerapatan massa
Gambar 4.3 Grafik hubungan nilai  kuat Impak dan komposisi (a:d)gr  Berdasarkan  tabel

Referensi

Dokumen terkait

Bagaimana strategi bertahan yang dilakukan pelaku usaha kerajinan kain tenun ATBM Medono untuk tetap hidup. Itu kualitas terus dijaga sama mengeluarkan produk-produk

Untuk mengetahui pengaruh Budaya organisasi dimensi Klan terhadap Kinerja Organisasi dengan ukuran model balance scorecard perspektif Pelanggan / Konstituen8. Untuk

Dan juga penelitian yang dilakukan Wigunantiningsih (2016) ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan status imunisasi pada bayi usia 0-11 bulan di Desa

Dalam kasus pemilihan lokasi perumahan ini tiap pengembang perumahan / developer memiliki angsuran pembiayaan secara kredit dengan tingkat nominal yang berbeda,

Domestikasi tahap dua menitik beratkan pada aspek pertumbuhan nudibranch. Hasil pengamatan terhadap laju pertumbuhan harian serta pertumbuhan bobot harian menunjukkan

peserta belajar menggunakan pengalaman mereka dan kekuatan belajar dalam proses pembentukan pengetahuan (secara mudah dapat dikatakan sebagai “learning

antara orang tua dan bayi sejak awal kehidupan, attachment: pencurahan kasih sayang di antara individu... Sedangkan bayi belajar dengan cepat untuk membedakan aroma susu ibunya

Proses perancangan simulasi alat pemisah kematangan buah jeruk otomatis berdasarkan warna berbasis mikrokontroler ATmega328P melalui rangkaian input, proses, dan