• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

IV METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di Desa Blendung, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa lokasi tersebut baru dibuka lahan baru untuk pengembangan usahatani pepaya dan permintaan buah pepaya di Desa Blendung cukup besar. Desa Blendung merupakan salah satu desa yang memiliki karakteristik tanah yang cocok untuk tanaman pepaya sehingga varietas ini dapat tumbuh dengan baik dilihat dari segi kualitas maupun kuantitas (produktivitas). Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data primer dari responden petani pepaya varietas California serta data sekunder dari pihak-pihak yang terkait dengan penelitian, seperti BPS, Direktorat Jendral Hortikultura, Dinas Kabupaten Subang, Kelompok Tani Bhineka I, PT.Subur Mitra Mandiri, Pusat Kajian Buah-Buahan Tropika, Direktorat Tanaman Buah, dan sebagainya.

4.2. Metode Pengambilan Responden

Responden merupakan petani pepaya di Desa Blendung, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Subang yang tergabung di kelompok tani Bhineka I yang kompeten dalam penelitian ini. Penentuan responden dilakukan dengan menggunakan metode sensus, dimana keseluruhan petani pepaya pada lokasi penelitian dipilih sebagai responden. Penentuan metode pengambilan secara sensus disebabkan ukuran populasi yang tidak terlalu besar yaitu sebanyak 12 orang sehingga dapat diperoleh kesimpulan yang lebih akurat mengenai keadaan populasi petani pepaya di Desa Blendung. Responden yang menggunakan 50 kilogram pupuk dasar organik berjumlah 2 orang. Sedangkan responden yang menggunakan 15 kilogram pupuk dasar organik berjumlah 10 orang.

4.3. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Dalam penelitian ini, desain penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan jenis metode kasus. Melalui metode deskriptif dengan jenis metode kasus diharapkan dapat diperoleh gambaran secara menyeluruh dan mendalam mengenai objek penelitian yaitu

(2)

usahatani pepaya di Desa Blendung, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Subang. Dengan metode kasus, variabel-variabel yang mempengaruhi usahatani pepaya di Desa Blendung akan dikaji lebih mendalam. Hasil analisis ini disajikan dalam bentuk tabel dan gambar sesuai dengan hasil yang diperoleh.

4.4. Data dan Instrumentasi

Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara, observasi langsung, dan pengisian kuisioner responden petani pepaya serta pihak-pihak yang berhubungan langsung dengan kegiatan usahatani pepaya tersebut seperti pengusaha pengumpul PT Subur Mitra Mandiri. Data primer diperoleh dari pencatatan, pengamatan, dan wawancara dengan pelaku agribisnis yang terdiri dari kelompok tani, petani pepaya, pemasar penyuluh, dan dinas-dinas setempat.

a. Observasi : Observasi di lapangan dalam hal ini lokasi studi kasus untuk mengetahui potensi usaha tersebut dan permasalahan yang terjadi.

b. Wawancara : Wawancara dilakukan dengan pelaku agribisnis diantaranya petani, ketua dan anggota kelompok tani, camat, serta pihak dinas pertanian setempat yang dilakukan untuk mengetahui data dan informasi mengenai sistem agribisnis komoditas setempat.

Data sekunder diperoleh dari Dinas Kabupaten Subang, Badan Pusat Statistik (BPS), Direktorat Jendral Hortikultura, Kelompok Tani Bhineka I, PT. Subur Mitra Mandiri, Pusat Kajian Buah-Buahan Tropika, Direktorat Tanaman Buah, internet, situs resmi departemen terkait, perpustakaan IPB, serta instansi lainnya yang dapat membantu untuk ketersediaan data, dan penelitian terdahulu yang dapat dijadikan bahan rujukan. Data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan yang berkaitan dengan tujuan dan permasalahan penelitian. Adapun sumber data sekunder berasal dari :

a. Hasil penelitian terdahulu, digunakan untuk memperoleh data mengenai alat analisis yang terkait dengan penelitian untuk disesuaikan dengan literatur lainnya.

(3)

b. Referensi atau literatur terkait, yang digunakan antara lain literatur yang terkait dengan profil desa dan kecamatan, data produksi dan produktivitas komoditi dari dinas pertanian setempat, usahatani, sistem agribisnis komoditas, serta literatur lainnya yang terkait dengan bahasan penelitian, yaitu komoditas pepaya.

c. Internet, data yang diperoleh dari internet berupa profil Kabupaten Subang, serta data yang terkait dengan pengembangan komoditas pepaya.

Sedangkan instrument yang dipakai untuk mendapatkan data berupa alat pencatat dan penyimpan elektronik baik berupa flashdisk dan camera, serta

kuisioner.

4.5. Metode Pengumpulan Data

Waktu penelitian akan dilakukan mulai dari bulan Mei hingga Januari mulai dari penyusunan proposal hingga penyerahan skripsi. Data ini digunakan baik untuk pembuatan proposal maupun pembuatan skripsi. Metode yang digunakan selama pengumpulan data, antara lain metode observasi langsung, wawancara, maupun browsing internet.

4.6. Metode Pengolahan Data

Data dan informasi yang telah terkumpul diolah dengan bantuan komputer program Excel Windows XP dan kalkulator. Setelah itu dikelompokkan dan disajikan dalam bentuk tabel (tabulasi) kemudian dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif untuk mengklasifikasikan serta mempermudah proses analisis data. Analisis kualitatif menggunakan metode deskriptif. Tujuannya adalah untuk membuat gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Analisis kualitatif dilakukan untuk mengetahui gambaran tentang usahatani dan pemasaran pepaya di Desa Blendung, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Subang. Analisis secara kualitatif dilakukan untuk mendapatkan gambaran usaha dari tiap-tiap aspek dalam studi kelayakan finansial. Data yang bersifat kuantitatif antara lain data biaya baik biaya investasi, maupun biaya operasional serta data penerimaan sebagai hasil dari penjualan produk pepaya. Untuk data yang bersifat kualitatif seperti analisis aspek pasar, aspek teknis, aspek input produksi, aspek manajemen,

(4)

aspek hukum, dan aspek sosial ekonomi dan lingkungan selanjutnya akan disajikan dalam bentuk analisis deskriptif.

Analisis secara kuantitatif dilakukan untuk menganalisis aspek finansial. Suatu usaha dapat dikatakan layak apabila telah memenuhi kriteria kelayakan usaha. Untuk mengetahui kelayakan finansial akan dilihat melalui kriteria kelayakan usaha. Adapun kriteria kelayakan usaha yang akan digunakan dalam penelitian ini antara lain analisis kelayakan, Net Present Value (NPV), Internal

Rate Return (IRR), Net Benefit and Cost Ratio (Net B/C) dan Payback Period

(Husnan dan Muhamad 2000). Nilai input dan output yang digunakan dalam analisis kelayakan finansial merupakan hasil rata-rata output atau input petani papaya di Desa Blendung.

4.6.1. Analisis Aspek Finansial

Kriteria penilaian investasi untuk menganalisis aspek finansial antara lain:

Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio

(Net B/C), dan Payback Period. Setiap kriteria menggunakan present value yang telah di discount dari arus-arus benefit dan biaya selama umur usaha.

1. Net Present Value (NPV)

Menurut Kadariah et al. (1999), NPV merupakan selisih antara present

value dari benefit dan present value dari biaya. Dalam evaluasi suatu usaha

tertentu, nilai NPV ≥ 0 menandakan bahwa usaha tersebut layak untuk dijalankan. Jika NPV = 0, berarti usaha tersebut mengembalikan tepat sebesar social

opportunity cost of capital. Jika NPV < 0, usaha tersebut tidak layak untuk

dijalankan. Penentuan nilai NPV dapat dituliskan sebagai berikut:

NPV =

 

 

n t t t t

i

C

B

0

1

dimana :

Bt = Benefit bruto usaha pada tahun ke-t Ct = Biaya bruto usaha pada tahun ke-t i = Tingkat suku bunga

n = Umur ekonomis usaha t = Tahun ke-t

(5)

2. Internal Rate of Return (IRR)

Menurut Kadariah et al. (1999), IRR merupakan tingkat keuntungan atas investasi bersih dalam suatu usaha. Setiap benefit bersih yang diwujudkan secara otomatis ditanam kembali dalam tahun berikutnya dan mendapatkan tingkat keuntungan suku bunga yang sama yang diberi bunga selama sisa umur usaha. Jika ternyata IRR dari suatu usaha sama dengan nilai i yang berlaku sebagai social

discount rate, maka NPV dari usaha itu adalah sebesar 0. Jika IRR < social discount rate, maka NPV < 0. Oleh karena itu, suatu nilai IRR yang lebih besar

daripada atau sama dengan social discount rate menunjukkan suatu usaha layak dijalankan, sedangkan IRR kurang dari social discount rate-nya memberikan tanda tidak layak untuk dijalankan. Penentuan nilai IRR sebagai berikut:

NPV =

(

= 0

)

IRR = i1+ (i2– i1)

dimana:

Bt = Benefit bruto usaha pada tahun ke-t

Ct = Biaya bruto usaha pada tahun ke-t

NPV1 = Nilai NPV yang positif

NPV2 = Nilai NPV yang negatif

i1 = Tingkat suku bunga pada saat NPV positif

i2 = Tingkat suku bunga pada saat NPV negatif

3. Net Benefit Cost-Ratio (Net B/C Rasio)

Menurut Kadariah et al. (1999), Net B/C rasio merupakan perbandingan sedemikian rupa sehingga pembilangnya terdiri atas present value total dari

benefit bersih dalam tahun-tahun dimana benefit bersih tersebut bersifat positif,

sedangkan penyebutnya terdiri atas present value total dari biaya bersih dalam tahhun-tahun tertentu dimana biaya kotor lebih besar daripada benefit kotor. Net B/C ≥ 1 menandakan bahwa usaha layak untuk dijalankan dan bila Net B/C < 1 menandakan bahwa usaha tidak layak untuk dijalankan. Penentuan Net B/C sebagai berikut:

NPV1

(6)

Net B/C =

dimana:

Bt = Benefit bruto

Ct = Biaya bruto

I = Tingkat suku bunga PV (+) = Present Value PV (−) = Present Value 4. Payback Period (PP)

Menurut Husnan dan Muhamad (2000),

kriteria tambahan dalam analisis kelayakan untuk melihat periode waktu yang diperlukan untuk melunasi seluruh pengeluaran investasi. Semakin pendek periode pengembalian investasi suatu

digunakan untuk menghit didiskontokan. Perhitungan adalah sebagai berikut:

PP = dimana:

I = besarnya investasi yang dibutuhkan Ab = benefit bersih yang

4.6.2. Asumsi Dasar

Analisis kelayakan finansial

Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Subang, Jawa Barat asumsi yaitu:

1) Usahatani pepaya yang dipilih yaitu usahatani dengan kilogram pupuk

organik di awal musim tanam

2) Asumsi lahan yang ditanami pepaya usahatani pepay di Desa

atau Net B/C =

bruto usaha pada tahun ke-t = Biaya bruto usaha pada tahun ke-t = Tingkat suku bunga

Present Value yang bernilai positif Present Value yang bernilai negatif

(PP)

Menurut Husnan dan Muhamad (2000), payback period

kriteria tambahan dalam analisis kelayakan untuk melihat periode waktu yang diperlukan untuk melunasi seluruh pengeluaran investasi. Semakin pendek periode pengembalian investasi suatu usaha akan semakin baik. Data yang digunakan untuk menghitung payback period ini menggunakan data yang telah didiskontokan. Perhitungan payback period menurut Kadariah

adalah sebagai berikut:

PP =

= besarnya investasi yang dibutuhkan

= benefit bersih yang dapat diperoleh setiap tahunnya

Asumsi Dasar

Analisis kelayakan finansial usahatani pepaya di Desa Blendung, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Subang, Jawa Barat, menggunakan beberapa

Usahatani pepaya yang dipilih yaitu usahatani dengan pupuk dasar organik dan penggunaan 15 kilogram di awal musim tanam.

Asumsi lahan yang ditanami pepaya yaitu seluas 1 ha usahatani pepay di Desa Blendung tergolong usaha kecil.

payback period merupakan

kriteria tambahan dalam analisis kelayakan untuk melihat periode waktu yang diperlukan untuk melunasi seluruh pengeluaran investasi. Semakin pendek akan semakin baik. Data yang ini menggunakan data yang telah menurut Kadariah et al. (1999)

Desa Blendung, , menggunakan beberapa

Usahatani pepaya yang dipilih yaitu usahatani dengan penggunaan 50 penggunaan 15 kilogram pupuk dasar

(7)

3) Umur usaha dari analisis kelayakan usahatani pepaya yaitu selama 4 tahun. Menurut Kadariah et al. (1999), pedoman untuk menentukan panjangnya umur usaha dapat menggunakan periode (jangka waktu) yang kira-kira sama dengan umur ekonomis suatu aset. Dan aset yang memiliki umur ekonomis terlama yaitu bibit pepaya dengan lama umur ekonomis selama 4 tahun (1 periode). Selain itu bibit merupakan aset yang paling krusial dibandingkan aset yang lain.

4) Pepaya berbunga pada umur 3 bulan dan baru dapat dipanen setelah berumur 8 bulan sehingga penerimaan petani pada tahun pertama belum optimal.

5) Total produksi adalah jumlah produksi yang dihasilkan selama satu tahun, dimana setiap seminggu sekali dilakukan pemanenan. Dalam satu bulan dilakukan 4 kali pemanenan sesuai dengan cara pemanenan di lokasi penelitian.

6) Asumsi output dan input yang digunakan dalam analisis finansial merupakan hasil rata-rata yang digunakan petani-petani di Desa Blendung setelah dikonversikan per 1 ha. Cara mengkonversikan output dan input tersebut adalah sebagai berikut:

Hasil Konversi = x 1 ha

7) Terdapat tiga jenis grade pepaya yang dihasilkan dengan tingkat harga yang berbeda yaitu grade A, grade B, dan grade C. Harga grade A yaitu Rp 2,400 per kilogram. Harga grade B yaitu Rp 1,500 per kilogram. Sedangkan harga grade C yaitu Rp 1,000 per kilogram.

8) Penentuan grade didasarkan pada bentuk dan kemulusan pepaya. Grade A berbentuk mulus bulat panjang, grade B berbentuk bulat mulus sedang pepaya yang dikategorikan grade C merupakan pepaya yang rusak, cacat dan tidak sesuai klasifikasi grade A dan grade B.

9) Upah tenaga kerja merupaka upah rata-rata untuk tenaga kerja di Desa Blendung yaitu Rp 30,000 per orang per hari.

Output atau Input n Luas Lahan yang dimiliki

(8)

10) Penentuan harga yang digunakan dalam perhitungan adalah harga yang berlaku pada saat penelitian dilakukan dan diasumsikan konstan hingga umur usaha berakhir.

11) Biaya yang dikeluarkan untuk usahatani pepaya terdiri dari biaya investasi dan biaya operasional. Biaya investasi dikeluarkan pada tahun ke-1 dan biaya reinvestasi dikeluarkan untuk peralatan yang telah habis umur ekonomisnya.

12) Biaya operasional terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel.

13) Perhitungan besarnya Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) berdasarkan PBB yang ditetapkan untuk wilayah Desa Blendung.

14) Nilai penyusutan dihitung berdasarkan perhitungan nilai sisa dengan menggunakan metode garis lurus dimana harga beli dikurangi dengan nilai sisa kemudian dibagi dengan umur ekonomis. Perhitungan nilai sisa untuk tanah diasumsikan tetap.

15) Tingkat suku bunga yang digunakan dalam analisis menggunakan tingkat suku bunga pinjaman kredit usaha rakyat (KUR) Bank Rakyat Indonesia (BRI) melalui program kredit umum pedesaan (Kupedes) pada bulan Juli tahun 2009, yaitu sebesar 14 persen. Kupedes merupakan suatu fasilitas kredit yang disediakan oleh Bank BRI untuk mengembangkan atau meningkatkan usaha kecil yang layak. Dipilihnya suku bunga Bank BRI ini dikarenakan BRI paling banyak memberikan pendanaan untuk sektor agribisnis dan merupakan bank yang terdekat dengan petani di Desa Blendung. Program Kupedes BRI terfokus untuk mendukung pembiayaan bagi usaha mikro, kecil menengah (UMKM). Kredit ini tidak memerlukan jaminan, asalkan debitur mempunyai usaha produktif yang prospektif. Untuk kedua skenario diasumsikan tingkat suku bunga tetap selama masa umur proyek.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam komunikasi organisasi, komunikasi antar karyawan (employee relations) sangat penting karena karyawan dalam suatu organisasi yang bisa dikatakan suatu kerangka

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan tentang pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran Osborn dan pengaruhnya terhadap kemampuan berpikir kreatif

Tenaga ahli profesional yang dimaksud adalah pendamping desa, tenaga teknik, dan tenaga ahli pemberdayaan masyarakat desa (Permendes No.3/2015 Psl. Meskipun tenaga ahli

Sedangkan untuk menganalisis sikap dan kepuasan konsumen digunakan variabel atribut yang terkait dengan teh celup hitam Walini yaitu dengan melihat evaluasi (e i )

Skizogoni banyak terjadi pada organ dalam (hati, limpa, dan sumsum tulang) dan kelainan patologis pada organ tersebut sering ditandai dengan adanya pigmen malaria yang dideposit

Berdasarkan uraian yang penulis jelaskan, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh dalam bentuk skripsi dan mengambil penelitian di lingkungan kerja Dinas Koperasi, UKM,

Praktikum terhadap sampel hiu paus yang telah dilakukan menggunakan metode ekstraksi chelex dan dilanjutkan dengan kegiatan PCR (polymerasi Chain Reaction) dan

Berdasarkan hasil penelitian d iatas ma ka pelatihan menggunakan rope jump sela ma 20 detik dengan metode interval training 1 : 5 tidak me miliki pengaruh yang