BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penulisan
Pada saat ini di setiap negara modren, campur tangan pemerintah sangat diperlukan dalam segala kehidupan masyarakat. Campur tangan pemerintah tersebut adalah bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat yakni:
a. Bidang ekonomi b. Sosial
c. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa d. Bidang tekhnologi
Dalam negara hukum, hukum ditempatkan sebagai aturan main dalam penyelenggaraan kenegaraan, pemerintahan, dan kemasyarakatan, sementara tujuan hukum itu sendiri antara lain “... opgelegd om de samenleving vreedzaam, rechtvaardig, en doelmatig te ordenen”
1
(diletakkan untuk menata masyarakat yang damai, adil, dan bermakna). Artinya sasaran dari negara hukum adalah terciptanya kegiatan kenegaraan, pemerintahan dan kemasyarakatan yang bertumpu pada keadilan, kedamaian, dan kemanfaatan atau kebermaknaan. Dalam negara
1 Ridwan HR. Hukum Administrasi Negara, Divisi Buku Perguruan Tinggi, Jakarta, PT.
hukum, eksistensi hukum dijadikan sebagai instrumen dalam menata kehidupan kenegaraan, pemerintahan dan kemasyarakatan.
Tugas-tugas pemerintah dalam negara hukum modren,
dikemukakan oleh para ahli :
a. Hans Kelsen:
- politik sebagai etik, yakni memilih tujuan-tujuan kemasyarakatan , dan - politik sebagai teknik, yakni bagaimana merealisasikan tujuan-tujuan
tersebut.2
b. Logemann:
- Menetukan tujuan yang tepat (juiste doeleinden,
doelstelling/taakstelling)
- Melaksanakan tujuan tersebut secara tepat pula (nastreven op de juiste wijze, verwerlijking).3
c. Van Vollenhoven:
- Membuat peraturan dalam bentuk undang-undang baik dalam arti formal maupun materiil yang disebut regeling
- Pemerintahan dalam arti secara nyata memelihara kepentingan umum yang disebut bestuur
- Penyelesaian sengketa dalam peradilan perdata yang disebut yustitusi - Mempertahankan ketertiban umum baik secara prefentif maupun
represif, didalamnya termasuk peradilan pidana yang disebut politie.4
2 Ibid, hal. 13
3
Seiring dengan perkembangan kenegaraan dan pemerintahan, ajaran negara hukum yang kini dianut negara-negara di dunia khususnya setelah perang dunia kedua adalah negara kesejahteraan (welfare state). Jika dihubungkan dengan Indonesia pernyataan ini dapat diberikan landasannya dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV yang memuat empat tujuan negara, yaitu : melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah
darah Indonesia, mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan
kesejahteraan umum dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Menurut E. Utrecht sejak negara turut serta secara aktif dalam
pergaulan kemasyarakatan, lapangan pekerjaan pemerintah makin lama
makin luas. Administrasi negara diserahi kewajiban untuk
menyelenggarakan kesejahteraan umum (bestuurszorg). Diberinya tugas bestuurszorg itu membawa suatu konsekuensi yang khusus bagi
administrasi negara. Agar dapat menjalankan tugas untuk
menyelenggarakan kesejahteraan rakyat.
Kebijakan pemerintah dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat Indonesia antara lain berupa kebijakan dibidang perizinan penyiaran. Sudah tentu dalam hal perizinan perlu ada peraturannya sehingga dapat memberikan kesederhanaan. Di lain pihak pengaturan perizinan oleh pemerintah adalah berkaitan dengan fungsi administrasi negara sebagai penanggung jawab dan mengelola aktivitas pemerintah itu sendiri.
4 ibid, hal. 14
Kebijakan perizinan adalah termasuk dalam ruang lingkup Hukum Administrasi Negara karena melibatkan masyarakat dengan pemerintah, dalam hal ini tercakup apa yang merupakan fungsi pemerintah. Hal ini dapat ditinjau pendapat dari beberapa sarjana tentang Hukum Administrasi Negara, yaitu:
J. Wajong menyatakan :
memberi arti pada hukum administrasi dengan “mengendalikan” atau “memerintah” (to direct, to manage, besturen, bewinvoren atau beheren) yang dalam rangka laporan merupakan suatu “proses” yang meliputi:
a. merencanakan dan merumuskan kebijakan politik (formulation of policy) pemerintahan.
b. melaksanakan kebijakan politik yang telah ditetapkan oleh pemerintah dengan jalan, menyusun organisasi dengan menyiapkan alat-alat (middolen) yang diperlukan, memimpin organisasi itu agar tujuannya
tercapai.5
Van Wijk-Konijnenbelt: P.de Haan cs, menyatakan:
Hukum administrasi negara merupakan instrumen yuridis yang memungkinkan pemerintah mengendalikan kehidupan masyarakat dan
5
H.M. Jafar Ali, SH. Buku Pengantar Hukum Administrasi Negara (umum), Fakultas Hukum Univesitas Sumatera Utara, Medan, 1998, hal.3
memungkinkan masyarakat berpartisipasi dalam pengadilan tersebut
dengan tujuan terdapatnya suatu perlindungan hukum.6
Drs. E. Utrecht
Hukum Administrasi negara ialah hukum administrasi (hukum pemerintahan) menguji hubungan hukum istimewa yang diadakan akan
memungkinkan para pejabat melakukan tugas mereka yang khusus.7
Dari definisi Hukum Administrasi Negara tersebut bahwa fungsi organ negara/pejabat negara sangat esensial dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat yaitu dengan terciptanya hubungan organ negara dengan suatu mekanisme yang teratur. Untuk menjalankan fungsinya maka organ negara akan menetapkan kebijakan untuk mewujudkan keteraturan dan kesejahteraan ditengah-tengah masyarakat.
Kemajuan sosial, ekonomi, dan tekhnologi dalam masyarakat yang semakin berkembang membawa pengaruh dalam perkembangan sosial dan pemikiran masyarakat. Masyarakat sebagai suatu kelompok sosial yang terdiri dari individu-individu selalu diliputi berbagai masalah. Untuk memecahkan segala permasalahan didalam kehidupan, masyarakat berusaha memperoleh informasi dan penerangan dalam berbagai media. Dalam hal ini media komunikasi sangat berperan dalam masyarakat. Sebagai unsur dari proses komunikasi dalam hal ini sebagai media massa,
6
Lutfi Effendi,SH,M.Hum, Pokok-pokok Hukum Administrasi, Bayumedia Publishing, Malang, Jawa Timur 2004, hal. 5
7
Zainul Pelly, SH, Beberapa Cetakan Hukum Administrasi Negara, Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Medan 1967, hal.5
televisi siaran mempunyai ciri dan sifat yang berbeda dengan media massa lainnya. Jelas berbeda dengan surat kabar yang merupakan media cetak, juga dengan radio yang bersifat audial.
sedangkan televisi bersifat audiovisual. Keuntungan televisi sebagai media komunikasi ialah, sifatnnya yang santai, dan setiap individu dapat menonton televisi kapan saja sesuai waktu luang yang ia miliki dirumah.
Tekhnologi komunikasi dan elektronika dalam bentuk siaran televisi semakin berkembang dalam masyarakat terutama di daerah perkotaan. Televisi sebagai suatu pelayanan sosial dalam bidang komunikasi masyarakat merupakan suatu badan hukum yang memiliki perangkat teknis elektronika yang lazim disebut pemancar televisi.
Pendirian televisi sebagai suatu media pers bukanlah suatu pekerjaan yang mudah, mengingat bahwa pendirian televisi melibatkan instansi-instansi yang terkait didalamnya terlebih-lebih dalam prosedur perizinan dalam pendirian Televisi Republik Indonesia (untuk selanjutnya disingkat TVRI).
Dalam mendirikan perizanan pendirian dan penyiaran TVRI membutuhkan prosedur perizinan yang dilihat dari Undang-undang penyiaran, Undang-undang Keterbukaan Informasi Publik untuk izin pendirian stasiun TVRI di propinsi Sumatera Utara.
B. Perumusan Masalah
Masalah atau permasalahan timbul, kalau ada kesenjangan antara apa yang seharusnya dan apa yang ada dalam kenyataan, antara apa yang diperlukan dan apa yang tersedia, serta antara harapan dan kenyataan.
Maka berdasarkan uraian pada latar belakang penulisan, penulis mengangkat beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Peraturan Perundang-undangan manakah yang mengatur tentang izin pendirian TVRI Propinsi Sumatera Utara ?
2. Bagaimanakah cara memperoleh izin pendirian dan penyiaran TVRI Propinsi Sumatera Utara ?
3. Aspek-aspek penghambat keprofesionalitasan kinerja penyiaran TVRI Propinsi Sumatera Utara ?
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
Adapun tujuan dan manfaat penulisan skripsi ini disamping untuk melengkapi dan memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan. Penulis juga bertujuan untuk mengetahui Peraturan Perundang-undangan yang mengatur tentang pemberian izin pendirian televisi pemerintah.
Disamping itu penulis juga ingin membahas dan ingin mengetahui bagaimana prosedur memperoleh izin pendirian televisi pemerintah, bentuk dan susunan izin serta hal-hal yang menyangkut sifat, fungsi, tujuan, dan kegiatan.
Sedangkan manfaat penulisan skripsi ini yaitu:
a. Manfaat Secara Teoritis
1) Untuk memberikan manfaat dibidang pengetahuan baik melalui pengembangan wawasan dan pemikiran untuk mahasiswa / kalangan akademis mengenai pemberian izin penyiaran TVRI.
2) Untuk memberikan pengembangan wawasan dan pemikiran pada masyarakat mengenai arti penting izin penyiaran televisi.
b. Manfaat Secara Praktis
Untuk dapat memberi pemahaman kepada masyarakat mengenai
manfaat secara khusus tentang pemberian izin penyiaran serta pemahaman mengenai struktur kerja TVRI.
Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan, disamping sebagai sumbangsih ilmiah pada almamater khususnya dibidang Hukum Administrasi Negara. Dengan ini penulis berharap kiranya dapat memberi manfaat bagi kita semua terutama tentang pemberian izin penyiaran TVRI Sumatera Utara (SUMUT).
D. Keaslian Penulisan
Penulisan skripsi ini oleh penulis adalah hasil pemikiran penulis sendiri. Skripsi ini belum pernah ada yang membuat. Bilamana sudah ada, maka saya sebagai penulis skripsi sangat yakin bahwa substansi pembahasannya pasti berbeda.
Dalam skripsi ini, pembahasannya diarahkan kepada pemberian izin dalam penyiaran pada stasiun televisi milik pemerintah TVRI untuk wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian keaslian penulisan skripsi ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
E. Tinjauan Kepustakaan 1. Pengertian “prosedur”
Cara memecahkan sesuatu masalah yang dilakukan langkah demi langkah ; cara melakukan kegiatan yang disusun secara rapi dan
sistematis.8
2. Pengertian “pemberian”
Pemberian yaitu sesuatu yang diberikan : sesuatu yang dapat diberikan dari orang lain (karena diberi) : proses, cara, perbuatan memberi
atau memberikan.9
3. Pengertian “izin”
Izin adalah salah satu instrumen yang paling banyak digunakan dalam dalam hukum administrasi. Pemerintahan menggunakan izin
sebagai sarana yuridis untuk mengemudikan tingkah laku warga. 10
8
Lailah, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Palanta, hal.516
9
http://kamus.cektkp.com/pemberian/ diakses tanggal 16 Pebruari 2016 pukul 14.22
10
4. Pengertian “penyiaran”
Penyiaran merupakan kegiatan penyelenggaraan siaran, yaitu rangkaian mata acara dalam bentuk audio, visual atau suara gambar yang ditransmisikan dalam bentuk signal suara atau gambar, baik melalui udara maupun melalui kabel yang dapat diterima oleh pesawat televisi penerima
dirumah-rumah11
5. Pengertian “ditinjau”
Melihat sesuatu yang ada di tempat jauh (dari tempat yang tinggi): datang atau pergi : melihat-lihat : mengintai : menyelidiki : melihat,
memeriksa.12
6. Pengertian “aspek”
Segi pandang : sudut pandang kategori gramatikal verba yang
menunjukkan lama dan jenis perbuatan.13
7. Pengertian “hukum”
Keputusan yang dijatuhkan hakim kepada terdakwa: peraturan resmi yang menjadi pengatur dan dikuatkan oleh pemerintah, undang-undang, peraturan : patokan (kaidah ketentuan) mengenai peristiwa alam
11
Id.m.wikipedia.org diakses pada tanggal 16 Pebruari 2016 pukul 14.40 wib
12 Lailah, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Palanta, hal.612 13
yang tertentu : peraturan yang dibuat oleh suatu kekuasaan atau adat yang
dianggap berlaku oleh dan untuk orang banyak.14
8. Pengertian “administrasi”
Usaha dan kegiatan yang meliputi penetapan tujuan serta penetapan cara-cara penyelenggaraan pembinaan organisasi : kegiatan
kantor dan tata usaha.15
9. Pengertian “negara”
Organisasi dalam suatu wilayah tertentu yang diatur oleh kekuasaan tertinggi yang sah dan ditaati rakyat : persekutuan bangsa dalam suatu daerah tertentu batas-batasnya yang diperintah dan diurus
oleh badan pemerintahan yang teratur.16
10. Pengertian “studi”
Pelajaran, penggunaan waktu dan pikiran untuk memperoleh ilmu
pengetahuan: penelitianilmiah; kajian; telaahan17
11. Pengertian “televisi”
Pesawat penerima siaran berupa suara dan gambar18
14 Ibid, hal. 230 15 Ibid, hal. 11 16 Ibid, hal. 431 17
http://kbbi.co.id/arti-kata/studi diakses pada tanggal 16 Pebuari 2016 pukul 14.40 wib
18
12. Pengertian “Republik”
Bentuk pemerintahan yang berkedaulatan rakyat yang dipimpin
oleh presiden.19
13. Pengertian “Indonesia”
Indonesia adalah sebuah Bhineka Tunggal Ika, berdiri diatas dasar yang kokoh, yaitu Pancasila, yang telah diletakkan oleh para pendiri
bangsa, atas rahmat Tuhan Yang Mahakuasa.20
14. Pengertian “TVRI”
TVRI adalah, penyiaran publik jaringan televisi milik negara dan
badan televisi tertua di Indonesia. Hal ini didasarkan di Senayan, Jakarta
Pusat21
Dari pengertian judul secara kata demi kata diatas, penulis berkesimpulan yang dimaksud dengan Prosedur Pemberian Izin Penyiaran Ditinjau dari Aspek Hukum Administrasi Negara adalah : sejauh mana peraturan yang dibuat oleh pemerintah dalam mengambil keputusan administrasi negara dalam pemberian izin penyiaran televisi pemerintah (TVRI).
19 Ibid, hal. 545
20
https://carapedia.com/pengertian_definisi_indonesia_menurut_para_ahli_info511.html diakses pada tanggal 16 Pebruari 2016 pukul 14.55 wib
21
https://en.wikipedia.org/wiki/TVRI diakses pada tanggal 16 Pebruari 2016 pukul 14.55 wib
F. Metode Penelitian
Penentuan metode penelitian yang akan digunakan merupakan langkah berikutnya setelah pemilihan dan analisis masalah. Pemakaian metode ini penting supaya masalah-masalah tadi terjawab dengan tepat. Metode penelitian hukum yang digunakan adalah metode penelitian hukum empiris, berikut diuraikan:
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah jenis penelitian hukum empiris yang meliputi pendekatan hukum normatif dan pendekatan hukum sosiologis. Dalam hal pendekatan hukum normatif penulis melakukan penelitian terhadap peraturan perundang-undangan dan bahan-bahan hukum yang berhubungan dengan skripsi ini. pendekatan ini dilakukan dengan demi memperoleh data sekunder. Sedangkan pendekatan secara sosiologis dilakukan demi memperoleh data primer yaitu dengan melakukan penelitian dan wawancara langsung kepada reporter berita pada kantor Televisi Republik Indonesia (TVRI) Sumatera Utara. Dalam menganalisa data yang diperoleh, maka penulis menggunakan analisis kualitatif.
2. Alat Pengumpulan Data
Dalam hal ini penulis menggunakan dua instrumen atau alat dalam memperoleh data-data yang diperlukan sehingga isi skripsi ini dapat terungkap dengan jelas, yakni dengan studi pustaka untuk mendapatkan
data skunder kemudian wawancara dan observasi untuk mendapatkan data primer. Berikut cara yang dimaksud:
a. Penelitian Kepustakaan (library research)
Pengumpulan data yang diperoleh dari berbagai literatur hukum, himpunan peraturan peraturan-peraturan hukum, teori-teori ilmiah dan sejumlah tulisan serta peraturan pemerintah terutama yang menyangkut mengenai judul penulis. Dalam rangka pengumpulan data-data melalui penelitian kepustakaan maka penulis meneliti melalui sumber bacaan yang berhubungan dengan judul skripsi ini, yang bersifat teoritis ilmiah yang dapat dipergunakan sebagai dasar dalam penelitian dan menganalisa masalah-masalah yang dihadapi. Penelitian yang dilakukan dengan membaca serta menganalisa peraturan perundang-undangan maupun dokumentasi lainnya seperti: karya ilmiah para sarjana, majalah, surat kabar, internet maupun sumber teoritis lainnya yang berkaitan dengan materi skripsi yang diajukan.
b. Penelitian Lapangan (Field Research)
Kegiatan ini penulis lakukan dengan cara turun langsung ke lapangan sasaran penelitian. Pengumpulan bahan-bahan dilapangan untuk memperoleh data yang akurat, diperlukan informasi langsung dengan mempergunakan instrumen penelitian sebagai berikut:
1) Wawancara (interview), yaitu : mengadakan tanya jawab dengan pejabat-pejabat instansi/kantor yang ada hubungannya dengan
penelitian ini yaitu antara lain dengan reporter berita TVRI (Televisi Republik Indonesia) untuk wilayah Sumatera Utara.
2) Pengamatan (observation), yaitu : penelitian dengan cara melakukan pengamatan atau pencatatan secara sistematis terhadap objek yang diteliti.
c. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Kantor TVRI wilayah Sumatera Utara dalam hal ini dalam rangka memperoleh data dan keterangan yang berkaitan dengan kinerja TVRI dalam hal Izin Penyiaran.
Sesuai dengan data-data yang telah dikumpulkan oleh penulis kemudian disajikan sebagai gambaran dari keadaan yang sebenarnya (deskriptif) dengan berpedoman kepada bentuk metode penelitian karya ilmiah yang kiranya dapat diterima oleh semua pihak.
G. Sistematika Penulisan
Adapun judul skripsi ini yakni : “Prosedur Pemberian Izin Penyiaran Ditinjau dari Aspek Hukum Administrasi Negara (studi di Televisi Republik Indonesia (TVRI) Wilayah Sumatera Utara)”. Di dalam penulisan ini penulis membagi sitematika penulisannya dalam lima bab dan bab-bab tersebut dibagi menjadi beberapa sub bab. Dengan sistematika penulisan yang sedemikian rupa akan diperoleh satu kesatuan pembahasan yang saling berhubungan erat antara bab yang satu dengan
bab yang lainnya. Berikut uraian sitematika penulisan yang merupakan gambaran isi skripsi ini:
Pada Bab I diuraikan tentang Latar Belakang Penulisan skripsi; kemudian Perumusan Masalah yang akan diteliti; diuraikan pula Tujuan Penulisan dan Manfaat Penulisan baik secara praktis maupun secara teoritis; Keaslian Penulisan bahwa tulisan ini adalah karya asli dari penulis; Tinjauan Kepustakaan yang meliputi : pengertian “prosedur”, pengertian “pemberian”, pengertian “izin”, pengertian “penyiaran”, pengertian “ditinjau”, pengertian “aspek”, pengertian “hukum”, pengertian “administrasi”, pengertian “negara”, pengertian “studi”, pengertian “televisi”, pengertian “republik”, pengertian “indonesia”, pengertian “TVRI”, dan selanjutnya Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan.
Pada Bab II diraikan tentang Gambaran Umum Tentang Perizinan , dalam bab ini penulis memaparkan mengenai Pengertian Perizinan, Jenis-jenis perizinan, kemudian membahas mengenai Perizinan Sebagai Alat Pengendali Kegiatan Masyarakat, selanjutnya membahas Dasar-dasar Perizinan yang dikutip dari informasi yang terdapat dalam buku.
Pada Bab III diuraikan tentang Prosedur Pengurusan Izin Penyiaran TVRI yang didalamnya membahas mengenai Latar Belakang Lahirnya Kebijaksanaan Perizinan Tentang Penyiaran, kemudian membahas
mengenai Pendirian dan Perizinan Penyiaran TVRI, Serta Syarat-syarat penyelenggaraan siaran TVRI.
Pada Bab IV diuraikan tentang aspek-aspek yang perlu diperhatikan untuk menambah keprofesionalitasan TVRI, dalam hal ini penulis pertama-tama membahas mengenai Gambaran Umum Sejarah Berdirinya TVRI, yang kemudian melihat keprofesionalitasan TVRI sebagai stasiun televisi pemerintah dilihat dari struktur organisasi kinerjanya dan kemudian penulis membahas Aspek Yang Perlu Diperhatikan untuk menambah keprofesionalitasan lembaga penyiaran.
Pada Bab V diuraikan mengenai Kesimpulan dan Saran dari penulis. Penulisan skripsi ini diakhiri dengan menyimpulkan butir-butir yang seyogyianya dianggap penting, kemudian penulis memberikan beberapa saran sehubungan dengan pembahasan yang telah dilakukan, sehingga semoga kiranya dapat berguna bagi segala pihak.
Demikian sistematika penulisan skripsi ini dengan memberikan suatu batasan dalam ruang lingkup pembahasannya.