• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Wacana merupakan komunikasi pikiran dengan kata-kata, ekspresi dengan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Wacana merupakan komunikasi pikiran dengan kata-kata, ekspresi dengan"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

1.1 Latar Belakang

Wacana merupakan komunikasi pikiran dengan kata-kata, ekspresi dengan ide-ide atau gagasan-gagasan, dan konversasi atau percakapan (Tarigan, 2009:22). Wacana direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh, contohnya buku, ensiklopedia, paragraf, kalimat, atau kata yang membawa amanat yang lengkap (Kridalaksana via Tarigan, 2009:24). Salah satu contoh dari wacana adalah ramalan.

Kata ramalan berasal dari kata ramal. Menurut KBBI, ramal adalah „melihat nasib orang dengan menggunakan kitab nujum‟, sedangkan kata meramal menurut KBBI berarti „melihat nasib seseorang dengan membuka ramal‟. Seiring dengan meningkatnya penerbitan media cetak, masyarakat Indonesia kemudian mengenal ramalan bintang yang populer di kalangan bangsa barat, yaitu zodiak. Menurut KBBI, Zodiak adalah„lingkaran khayal di cakrawala yang dibagi menjadi dua belas tanda perbintangan, yaitu Aries, Taurus, Gemini, Kanser, Leo, Virgo, Libra, Skorpio, Sagitarius, Kaprikornus, Akuarius, dan Pises‟. Dalam ramalan zodiak, pembaca dapat mengetahui prediksi mengenai dirinya dengan mencocokkan tanggal lahirnya dengan tanggal kemunculan zodiak.

Sebuah rubrik ramalan zodiak dapat berganti topik dalam waktu sehari, seminggu, bahkan setahun, tergantung dari topik dan rentang waktu penerbitan media cetak tersebut. Ada beberapa hal yang membuat ramalan zodiak penting untuk diteliti. Pertama, ramalan zodiak memiliki nama rubrik yang berbeda-beda

(2)

dalam setiap media cetak. Misalnya zodiak, horoskop, bintang, dan astrologi. Penamaan rubrik yang berbeda menimbulkan perbedaan pemaknaan dari pembaca. Kedua, ramalan zodiak memiliki struktur wacana dengan bagian-bagian yang membentuk wacana, misalnya pekerjaan, percintaan, keuangan, dan kesehatan. Selain itu, wacana ramalan zodiak memiliki struktur yang berbeda dari wacana lain. Seperti pada data berikut.

(1) Cancer

(Nyata, September 2016) 22 Juni-21 Juli

Saatnya introspeksi diri, mengkaji beberapa hal yang membuat Anda akhir-akhir ini kerap gagal. Terutama ketika mengerjakan tugas-tugas kantor. Jangan sampai kinerja Anda terlihat negatif di mata pimpinan. Tapi untuk menerima tawarannya anda harus benar-benar mempertimbangkannya. Ada kerabat jauh yang membutuhkan bantuan anda. Meski begitu jika keuangan anda tidak memungkinkan tak perlu memaksa diri. Asmara: Jangan Menyerah

Kesehatan: Minum Vitamin Keuangan: Lumayan

Nama

Lambang Zodiak

Tanggal Zodiak

Umum

Dari contoh di atas terlihat adanya bagian-bagian yang membentuk wacana ramalan zodiak. Seperti nama, tanggal zodiak, umum, asmara, kesehatan, dan keuangan. Bagian pembentuk struktur wacana seperti ini tidak ditemui dalam wacana lain, misalnya pidato dan iklan. Ketiga, adanya anggapan masyarakat tentang tuturan ramalan zodiak yang bersifat meramal sesuatu. Seperti pada

(3)

tuturan Pekan ini Anda akan kesulitan membangun hubungan dengan orang lain. Hal ini ditunjukkan dengan kemunculan kata akan yang menurut KBBI berarti „menyatakan sesuatu yang hendak terjadi‟. Hal ini menimbulkan hipotesis bahwa ramalan zodiak memiliki jenis, strategi, dan fungsi tindak tutur tertentu. Selain itu, penggunaan fungsi tuturan tertentu juga cukup relevan untuk diteliti menggunakan teori pragmatik.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut. 1) Apa saja nama rubrik dan bagian pembentuk struktur wacana dalam wacana ramalan zodiak?

2) Apa saja jenis, strategi, dan fungsi tindak tutur dalam wacana ramalan zodiak?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan di atas, tujuan penelitian ini adalah:

1) menjelaskan nama rubrik dan bagian yang membentuk struktur wacana yang muncul dalam wacana ramalan zodiak;

2) mengklasifikasikan tindak tutur yang muncul dalam wacana ramalan zodiak.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki manfaat teoretis dan praktis. Manfaat teoretis dalam penelitian ini adalah berkontribusi dalam perkembangan teori linguistik khususnya pragmatik. Manfaat praktis dari penelitian ini adalah memberitahukan kepada beberapa pihak. Pertama, analisis nama rubrik ramalan zodiak

(4)

memberitahukan kepada media terkait nama rubrik yang tepat untuk ramalan zodiak. Kedua, analisis struktur ramalan zodiak memberitahukan kepada media tentang bagian penyusun ramalan zodiak. Ketiga, Penelitian ini dapat memberi pengetahuan kepada masyarakat terkait analisis wacana, yaitu analisis struktur dan tindak tutur.

1.5 Tinjauan Pustaka

Penelitian mengenai ramalan zodiak telah dilakukan oleh Bahar (2010) yang berjudul “Analisis Wacana Ramalan Bintang dalam Majalah Elle.” Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis-jenis tindak tutur yang digunakan dalam wacana ramalan bintang majalah Elle adalah tindak tutur representatif yang ditemukan sebanyak 28 tuturan (30,4%), tindak tutur direktif ditemukan sebanyak 64 tuturan (69,6%), sedangkan tindak tutur komisif, ekspresif, dan deklaratif tidak ditemukan dalam data. Penelitian tersebut juga menjelaskan cara penyampaian sebuah ramalan zodiak dengan menemukan tindak tutur tidak langsung tersurat sebanyak 27 tuturan (29,3%) dan tindak tutur langsung tersurat 65 tuturan (70,7%), sedangkan tindak tutur tidak langsung tidak tersurat dan langsung tidak tersurat tidak ditemukan dalam data. Tindak tutur yang paling sering digunakan adalah tindak tutur direktif yang berkonteks (tanpa berpenanda verba khusus) sebanyak 64 tuturan (69,6%).

Penelitian lain dilakukan oleh Rosa (2016) yang berjudul “Analisis Resepsi Pembaca Ramalan Zodiak di Ask fm Lightgivers.” Penelitian ini bertujuan untuk memahami keragaman resepsi pembaca ramalan zodiak di Ask fm Lightgivers. Hasil penelitian tersebut menunjukkan ada tiga tipe pemaknaan yang muncul,

(5)

yaitu dominant- hegemonic, negotiated reading, dan oppositional reading. Ketiga tipe pemaknaan tersebut terkait dengan latar belakang para informan yang sejak kecil mengetahui tentang ramalan zodiak dengan pengaruh orang tua dan lingkungan. Informan yang masuk pada kategori negotiated reading yang percaya. informan yang masuk pada kategori oppositional reading yang tidak mempercayai ramalan zodiak sama sekali dan menganggap bahwa ramalan zodiak di Ask fm Lightgivers adalah penjelasan mengenai sifat-sifat umum manusia bukan sebuah ramalan. Perbedaan dengan penelitian ini adalah pada teori yang digunakan sebagai pedoman dalam menganalisis dan media yang digunakan sebagai sumber data.

Penelitian lain dilakukan oleh Rini (2013) dengan judul “Analisis Makna Penanda Pranata Mangsa dan Zodiak dalam Kajian Budaya.” Penelitian ini menjelaskan makna ungkapan pada pranata mangsa serta makna penanggalan pada zodiak. Penelitian ini menggunakan data dari primbon yang membahas mengenai kondisi alam, aktifitas pertanian, dan watak bayi tiap mangsa serta kaitan antara zodiak dan pranata mangsa dalam beberapa aspek. Hasil dari penelitian ini adalah menunjukkan adanya keterkaitan antara watak yang terdapat pada pranata mangsa dan zodiak. Ada beberapa mangsa yang memiliki keterkaitan dengan zodiak dan ada beberapa mangsa yang sama sekali tidak memiliki keterkaitan dengan zodiak.

Penelitian lain dilakukan oleh Atika (2014) dengan judul “Strategi Guru Pembimbing mengatasi Kepercayaan Siswa Terhadap Ramalan Bintang di Sekolah Menengah Pertama Negeri 22 Pekanbaru.” Penelitian tersebut

(6)

menunjukkan strategi seorang guru pembimbing untuk mengatasi kepercayaan siswa terhadap ramalan bintang, yaitu pertama, menginformasikan kepada siswa bahayanya mempercayai ramalan bintang. Kedua, guru pembimbing mengubah pemikiran siswa tentang bahaya ramalan bintang agar siswa memiliki nilai norma yang baik. Ketiga, guru pembimbing meyakinkan siswa untuk mempercayai ramalan bintang. Keempat, guru pembimbing mengelola aktivitas pelajaran yang baik guna membantu perkembangan intelektual siswa kembali lagi ke arah yang positif. Kelima, guru pembimbing mengelola aktifitas pelayanan yang baik untuk membantu perkembangan sosial siswa atas tindakannya yang tidak rasional. Keenam, guru pembimbing mengelola aktivitas pelayanan yang baik untuk membantu menstabilkan emosi siswa kearah yang positif.

Penelitian mengenai ramalan zodiak juga dilakukan oleh Subandi dan Martono yang berjudul “Validitas Deskripsi Astrologi Mengenai Aspek Kognitif dan Afektif.” Penelitian tersebut merupakan penelitian dalam ilmu psikologi. Penelitian ini mengambil subjek siswa-siswi SMP di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah sejumlah 12.000 orang dan menggunakan analisis statistik. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kemampuan pemahaman, penalaran, hitungan maupun harkat diri antarsubjek yang memiliki zodiak yang berbeda dan berhasil meruntuhkan deskripsi dalam astrologi bahwa ada perbedaan aspek kognitif dan afektif pada orang yang memiliki zodiak yang berbeda.

Penelitian lain dilakukan oleh Novitawanty (2008) dengan judul “Hubungan Antara Sikap Terhadap Ramalan Bintang (Zodiak) dengan Kepercayaan Diri pada

(7)

Remaja.” Hasil penelitian menyimpulkan apabila seorang remaja mempercayai ramalan bintang (zodiak), semakin rendah kepercayaan diri remaja, sedangkan sebaliknya jika semakin negatif remaja mempercayai ramalan bintang (zodiak), semakin tinggi kepercayaan diri remaja tersebut. Menurut penelitian tersebut, hal tersebut dapat terjadi karena bagi remaja yang memiliki kepercayaan diri yang rendah dapat mempercayai ramalan tersebut sebagai satu acuan dalam bersikap di kehidupan sehari-hari, berbanding terbalik dengan sebagian remaja yang sudah memiliki rasa percaya diri yang tinggi, mereka pada umumnya tidak akan percaya isi ramalan bintang dan hanya menganggap sebagai hiburan semata.

Dari tinjauan pustaka di atas dapat diketahui bahwa penelitian mengenai ramalan zodiak lebih banyak berada dalam bidang psikologi, komunikasi, pendidikan, dan budaya. Pada tinjauan pustaka di atas, juga ditemukan penelitian tentang ramalan zodiak pada bidang linguistik. Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya karena menggunakan lebih banyak media. Selain itu, penelitian ini meneliti tentang struktur dan ragam bahasa. Pembahasan tentang struktur dan ragam bahasa tidak ditemukan dalam penelitian lain, sehingga penelitian ini dapat melengkapi penelitian sebelumnya.

1.6 Landasan Teori

Menurut Tarigan (2009:29), unit wacana merupakan unit alamiah dengan awal dan akhir, atau permulaan yang nyata. Dari pernyataan Tarigan ini, dapat dipahami bahwa wacana memiliki struktur yang nyata. Tarigan (2009:30) membagi struktur wacana menjadi beberapa bagian, yaitu abstrak, orientasi, dan

(8)

koda, yang disejajarkan dengan urutan awal atau permulaan, tengah, dan penutup (Linde via Tarigan, 2009:30).

Selain itu, dalam kajian ilmu pragmatik, terdapat kajian mengenai tindak tutur. Searle (via Wijana, 1996:17) mengatakan bahwa ada tiga jenis tindakan yang diwujudkan oleh seorang penutur, yakni tindak lokusi, ilokusi, dan perlokusi. Tindak lokusi merupakan tindak tutur untuk menyatakan sesuatu dan disebut the act of saying something. Tindak tutur yang kedua adalah tindak ilokusi. Tindak ilokusi merupakan tindak tutur yang terbentuk ketika tuturan tersebut digunakan untuk melakukan sesuatu, dan disebut the act of doing something. Tindak perlokusi merupakan tindak tutur yang pengutaraannya dimaksudkan untuk mempengaruhi lawan tutur, dan disebut sebagai the act of affecting something.

Ada dua jenis tindak tutur, yaitu tindak tutur langsung dan tidak langsung, serta tindak tutur literal dan tidak literal. Menurut Wijana (2009:28), Tindak tutur langsung merupakan tindak tutur yang terbentuk dari kalimat yang difungsikan secara konvensional, seperti kalimat tanya untuk bertanya, kalimat berita untuk mengatakan sesuatu, dan kalimat perintah untuk menyuruh, mengajak, memohon, dan sebagainya. Di samping itu untuk berbicara secara sopan, perintah dapat diutarakan dengan kalimat berita atau kalimat tanya agar orang yang diperintah tidak merasa diperintah.Hal ini membentuk tindak tutur tidak langsung (Wijana, 2009:28).

Searle (via Rohmadi, 2010:34) mengkategorikan fungsi tindak tutur atau tindak ujar menjadi lima jenis, yaitu representatif, direktif, ekspresif, komisif, dan

(9)

deklarasi. Representatif adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya kepada kebenaran atas hal yang dikatakannya, misalnya menyatakan, melaporkan, menunjukkan, dan menyebutkan. Direktif adalah tindak tutur yang dilakukan oleh penuturnya dengan maksud agar lawan tutur melakukan tindakan yang disebutkan dalam ujaran itu, misalnya menyuruh, memohon, menuntut, menyarankan, dan menantang. Ekspresif adalah tindak tutur yang dilakukan dengan maksud agar ujarannya diartikan sebagai evaluasi tentang hal yang disebutkan dalam ujaran itu, misalnya memuji, mengucapkan terima kasih, mengkritik, dan mengeluh. Komisif adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya untuk melaksanakan segala hal yang disebutkan dalam tuturannya, misalnya berjanji, bersumpah, atau mengancam. Deklarasi adalah tindak tutur yang dilakukan si penutur dengan maksud untuk menciptakan hal (status, keadaan, dan sebagainya) yang baru, misalnya memutuskan, membatalkan, melarang, mengizinkan, dan memberikan maaf (Searle, via Rohmadi, 2010:35).

Tindak tutur literal (literal speech act) adalah tindak tutur yang maksudnya sama dengan makna kata-kata yang menyusunnya, sedangkan tindak tutur tidak literal (nonliteral speech act) adala tindak tutur yang maksudnya tidak sama dengan atau berlawanan dengan makna kata-kata yang menyusunnya (Wijana, 2009:30).

1.7 Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam tiga langkah, yaitu mengumpulkan data, menganalisis data, dan menyajikan hasil analisis data. Pada penelitian ini, data dikumpulkan dari beberapa media cetak yang terbit pada tahun 2001-2017.

(10)

Beberapa media dipilih karena media tersebut sudah tidak terbit sehingga digunakan sebagai data pembanding. Penelitian ini tidak menggunakan media daring dan media sosial karena ramalan zodiak pada media daring dan media sosial memiliki waktu kemunculan yang tidak tetap. Media yang digunakan sebagai data penelitian dipilih berdasarkan beberapa kategori, yaitu jenis kelamin, kategori umur, status ekonomi, periode terbit, genre, dan jenis media. Dari kategori tersebut, terpilih sebanyak tiga belas media cetak. Seperti pada tabel berikut.

Tabel 1. Kategori Media Dan Pembaca

No Nama Media Kategori Pembaca Kategori Media

Jenis Kelamin Kategori Usia Status Ekonomi Periode Terbit Genre Jenis Media 1 Kedaulatan Rakyat Laki-laki dan Perempuan Semua Umur Semua Kalangan

Harian Umum Koran

2 Minggu Pagi Laki-laki dan Perempuan Dewasa dan Remaja Semua Kalangan

Mingguan Umum Koran

3 Nyata Perempuan Dewasa Semua Kalangan

Mingguan Hiburan dan gaya hidup

Tabloid

4 Nova Perempuan Dewasa Semua Kalangan

Mingguan Hiburan dan gaya hidup

Tabloid

5 Cempaka Perempuan Dewasa Semua Kalangan

Mingguan Hiburan dan gaya hidup

Tabloid

6 Mamamia Perempuan Dewasa dan Remaja Semua Kalangan Mingguan Hiburan dan gaya hidup Tabloid 7 Info Kecantikan

Perempuan Dewasa Semua Kalangan

Mingguan Gaya Hidup

Tabloid 8 Aura Perempuan Dewasa Semua

Kalangan Mingguan Gaya Hidup Tabloid 9 Kort Laki-laki dan Perempuan Dewasa dan Remaja Menengah ke Atas

Bulanan Musik Majalah

10 Femina Perempuan Dewasa Menengah ke Atas

Mingguan Gaya Hidup

Majalah 11 Kartini Perempuan Dewasa Menengah

ke Atas

Bulanan Gaya Hidup

(11)

12 Kawanku Perempuan Remaja Menengah ke Atas Bulanan Gaya Hidup Majalah 13 Mop Laki-laki dan Perempuan Remaja Semua Kalangan

Tahunan Pendidikan Majalah

Dari semua sumber data tersebut kemudian diambil satu sampel wacana ramalan zodiak sebagai data penelitian kemudian dicatat. Pada tahap analisis data, penelitian ini menggunakan metode padan pragmatis. Metode padan pragmatis digunakan untuk menganalisis tindak tutur. Teknik yang digunakan adalah teknik bagi unsur langsung. Teknik bagi unsur langsung digunakan untuk membagi ramalan zodiak menjadi bagian-bagian.

Dalam menganalisis jenis tindak tutur dan strategi tindak tutur, hanya menggunakan beberapa contoh tuturan. Namun, dalam menganalisis fungsi tindak tutur, setiap tuturan diklasifikasikan dalam fungsi representatif, direktif, dan ekspresif. Setelah diklasifikasi, setiap kelompok fungsi tuturan dihitung jumlah dan persentase. Satu bagian dari masing-masing data kemudian diambil sebagai sampel untuk menganalisis ragam bahasa wacana ramalan zodiak. Hasil analisis disajikan dalam bentuk informal, yaitu penyajian hasil analisis data dengan menggunakan kata-kata dan formal, yaitu dengan tabel dan grafik.

1.8 Sistematika Penulisan

Penelitian diuraikan dalam lima bab. Bab pertama menyajikan pendahuluan, yang berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, dan sistematika penelitian. Bab Kedua berisi klasifikasi struktur wacana ramalan zodiak. Bab ketiga berisi klasifikasi tindak tutur pada ramalan zodiak. Bab

(12)

keempat menyajikan kesimpulan. Penomoran data dimulai dari nomor satu dan dilakukan secara berurutan dan mengikuti nomor pada nomor data saat muncul pertama kali. Kutipan disajikan dengan menggunakan catatan perut.

Gambar

Tabel 1. Kategori Media Dan Pembaca

Referensi

Dokumen terkait

Adapun yang dibahas pada bab ini adalah teori yang berkaitan dengan pembangunan aplikasi “ Sistem Peramalan Pengadaan Bahan Baku Produksi Seblak Basah Instant

Peraturan yang dimaksud adalah Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 Jo Peratuan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang pendaftaran tanah yang dikaitkan dengan

Nilai tersebut dapat diartikan apabila kedisiplinan kerja, balas jasa tidak berpengaruh terhadap variabel dependen produktivitas karyawan, maka nilai variabel

Dalam tahap pelaksanaan riset akan dilakukan kegiatan monitoring dan evaluasi (monev).. untuk menjaga menjaga mutu pelaksanaan dan kemajuan hasil yang telah diperoleh.

Perangkat Daerah adalah organisasi/lembaga pada Pemerintah Daerah yang bertanggungjawab kepada Kepala Daerah dan membantu Kepala Daerah dalam penyelenggaraan

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis karakteristik lingkungan abiotik dan mendeteksi keberadaan Leptospira patogenik pada air baik pada badan air alami maupun

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS 3 SD DALAM PEMBELAJARAN IPS.. Universitas Pendidikan Indonesia

Menentukan sama ada terdapat perbezaan yang signifikan antara markat pencapaian murid pendekatan konstruktivisme dengan pelajar pendekatan tradisional dalam ujian pasca