• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Biaya

Informasi biaya dapat dijadikan sebagai ukuran manajemen dalam menilai apakah masukan yang dikorbankan memiliki nilai yang lebih rendah dari pada nilai keluarannya, sehingga manajemen dapat mengetahui apakah kegiatan usahanya menghasilkan laba atau sisa hasil usaha yang sangat diperlukan dalam pengembangan serta kelangsungan hidup perusahaannya.

1. Pengertian Biaya

Dalam menjalankan setiap kegiatan operasinya, setiap perusahaan menggunakan berbagai sumber daya sebagai masukan guna memperoleh barang atau jasa yang dapat memberikan manfaat atau keuntungan.

Darsono (2005:15) menjelaskan “Biaya adalah kas atau setara kas yang dikorbankan untuk memproduksi atau memperoleh barang atau jasa yang diharapkan akan memperoleh manfaat atau keuntungan dimasa mendatang.”

“Pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk keinginan tertentu.” (Mulyadi 2005:8).

Menurut Hansen dan Mowen (2004:8) Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang

(2)

diharapkan memberi harapan manfaat saat ini dimasa yang akan mendatang bagi organisasi.

Dikatakan sebagai nilai ekuivalen kas karena sumber non kas dapat dikeluarkan dengan barang atau jasa yang diinginkan.

2. Klasifikasi Biaya

Menurut Garrison, Noreen, dan Brewer (2006:51) Biaya dalam perusahaan dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu Biaya Produksi dan Biaya Non Produksi.

1. Biaya Produksi

Di dalam suatu perusahaan terdapat kegiatan-kegiatan seperti berproduksi, marketing, dan administrasi.

Berproduksi merupakan proses perubahan bentuk dari bahan menjadi barang selesai/barang jadi, dengan menggunakan alat-alat berproduksi dan tenaga kerja.

Biaya produksi pada dasarnya, merupakan tiga elemen: (1) Bahan langsung

(2) Upah langsung

(3) Overhead produksi (Biaya produksi tidak langsung)

Bahan langsung; merupakan bahan (macam-macam bahan) yang dimaksudkan ke dalam proses pembuatan barang, untuk dijadikan produksi. Artinya, suatu produk tidak akan jadi/terwujud, bila bahan dimaksud tidak dimasukkan dalam proses pembuatannya.

(3)

Upah langsung adalah upah buruh/pegawai yang tenaganya dibayar khusus untuk mengerjakan produksi. Dimana pekerjaan dari buruh tersebut sangat menentukan terwujudnya produk tersebut. Kata lain dapat berbunyi, bahwa bila tenaga tersebut, maka produk dimaksud tidak akan terwujud. Sedangkan upah langsung, ialah tenaga buruh yang menentukan terwujud atau tidaknya produk tersebut, dan dibayar perusahaan.

Overhead produksi, merupakan biaya yang menunjang keberhasilan dalam mewujudkan produk perusahaan, tetapi tidak nampak secara langsung ia menghasilkan produk. Karena itulah dalam bahasa kita sering disebut Biaya Produksi Tidak Langsung (Indirect product costs). Yang termasuk dalam klasifikasi biaya ini terdapat berbagai macam, seperti; bahan pembantu, upah tidak langsung, pemanas, penggerak mesin, pajsk bumi, asuransi, pemeliharaan serta biaya lainnya yang menjadi beban divisi produksi perusahaan.

2. Biaya Bukan Biaya Produksi

Kategori biaya-biaya yang bukan biaya produksi, yaitu : (1) Biaya penjualan (Marketing or Selling cost)

(2) Biaya umum dan administrasi (General and Administrative Cost)

Biaya penjualan; merupakan biaya-biaya yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan dalam melayani langganannya dalam

(4)

mensupply barang-barang produksi perusahaan itu, termasuk biaya pengiriman dan pemuatan barangnya, pengepakan, discount penjualan.

Biaya umum dan administrasi meliputi kegiatan-kegiatan dati ketatausahaan perusahaan yang tidak logis bila dimasukkan biaya produksi dan biaya penjualan. Misalnya, biaya kegiatan pimpinan perusahaan, accounting umum, sekretaris, hubungan masyarakat, dsb.

3. Perilaku Biaya

Menurut Usry dan Carter (2006:58-60) Biaya dapat dikelompokkan tergantung kepada bagaimana biaya akan bereaksi terhadap perubahan tingkat efektivitas. Adapun pengelompokan biaya sebagai berikut :

a. Biaya variabel adalah biaya dimana dalam jumlah total bervariasi secara proporsional terhadap perubahan output.

b. Biaya tetap adalah biaya dimana dalam jumlah total tetap konstan dalam rentang yang relevan ketika tingkat output aktivitas berubah.

c. Biaya campuran adalah biaya yang terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap.

(5)

B. Biaya Standar

Setiap perusahaan yang menggunakan perhitungan biaya standar, menjadikan standar sebagai hal terpenting dalam penilaian kebijakan sebelumnya. Suatu sistem biaya standar dapat digunakan dalam hubungannya dengan perhitungan biaya berdasarkan proses dan perhitungan berdasarkan pesanan.

1. Pengertian Biaya standar

Welsch (2000:532) menjelaskan bahwa “Biaya standar adalah biaya yang diperkirakan atau ditentukan terlebih dahulu untuk bahan, tenaga kerja langsung dan overhead pabrik dalam keadaan tertentu. Untuk pemakaian praktis, biaya standar disefinisikan baik sebagai biaya ideal yang hanya dapat dicapai dalam kondisi terbaik atau biaya yang diperkirakan yang praktis menantang, tetapi dapat dicapai dalam kondisi normal.”

Biaya standar merupakan biaya yang direncanakan untuk suatu produk dalam kondisi operasi berjalan dan/atau yang diantisipasikan.

2. Manfaat Biaya Standar

Dalam sistem biaya standar terdapat beberapa manfaat yang dapat diperoleh, antara lain :

a. Menetapkan anggaran.

(6)

c. Menyederhanakan prosedur penetapan biaya dan mempercepat laporan penyajian biaya.

d. Membebankan biaya ke persediaan bahan, barang dalam proses, dan barang jadi.

e. Memberikan dasar bagi penetapan tendeer dan kontrak serta harga jual.

Menurut Masiyah Kholmi (2004:142-143) menjelaskan bahwa kegunaan biaya standar lainnya adalah :

a. Perencanaan

Standar dapat digunakan sebagai dasar dalam penyusunan rencana kegiatan perusahaan dengan efisien, ekonomis, dan teliti.

b. Koordinasi

Penetapan dan pemakaian harga pokok standar akan menghasilkan koordinasi antarbagian di dalam organisasi perusahaan yang berhubungan dengan standar tersebut.

c. Pengambilan Keputusan

Informasi harga pokok standar bermanfaat bagi manajemen dalam pengambilan keputusan, misalnya dalam penentuan harga jual produk, menolak atau menerima pesanan khusus, membeli atau membuat sendiri bagian produk, rencana penambahan produk baru, dan rencana penambahan bentuk produk.

(7)

d. Pengendalian Biaya

Harga pokok standar dapat dipakai sebagai alat pengendalian biaya dan penilaian prestasi pelaksanaan.

e. Memungkinkan diterapkannya “prinsip pengecualian” (principle of exception)

Prinsip pengecualian menitikberatkan perhatian kepada hal-hal yang menyimpang dibanding dengan standar yang ditetapkan.

f. Menekan atau mengurangi biaya administrasi

Pemakaian harga pokok standar dapat menekan atau mengurangi waktu, tenaga, dan biaya administrasi. Misalnya dalam hal menyederhanakan prosedur penetapan biaya dan mempercepat laporan penyajian biaya.

3. Jenis-Jenis Biaya Standar

Menurut Matz dan Usry (2002:100) standar dapat digolongkan atas dasar tingkat keketatan adalah sebagai berikut :

a. Standar Teoritis

Standar teoritis atau standar ideal adalah standar yang ditetapkan untuk suatu tingkat operasi dan efisiensi yang ideal atau maksimum. Mesin mempunyai produkstifitas maksimum, tenaga kerja dengan jam kerja penuh, tidak ada hambatan-hambatan dalam pelaksanaan pekerjaan, bahan-bahan selalu tersedia baik dipasar maupun diperumahan.

(8)

b. Standar yang diharapkan

Standar yang diharapkan merupakan standar yang ditetapkan untuk suatu tingkat operasi dan efisiensi yang diharapkan akan terjadi. Standar ini merupakan estimasi yang cukup wajar atas hasil actual.

c. Standar Normal

Standar normal adalah standar yang ditetapkan untuk suatu tingkat operasi dan efisiensi yang normal. Pada standar ini penyusunannya sudah memperhitungkan factor-faktor yang mempengaruhi dari dalam perusahaan, seperti keadaan mesin, tenaga kerja dan lain-lain serta factor-faktor dari luar perusahaan seperti inflasi, kebijakan pemerintah dan sebagainya. Standar normal merupakan standar yang sangat mungkin digunakan.

4. Syarat-Syarat Standar Biaya

Menurut Supriyono (2000 : 102-106), “Dalam penentuan standar bahan baku maupun tenaga kerja langsung, terdapat syarat-syarat yang ada didalam penyusunannya.”

a. Syarat-syarat penyusunan standar biaya bahan baku adalah sebagai berikut :

1. Diperlukan anggaran bahan baku yang akurat 2. Kewajaran pembelian rutin

(9)

3. Pengawasan atas bahan baku yang dibeli dan diangkut oleh pengangkut.

4. Fasilitas penerimaan dan penyimpangan bahan baku yang memadai 5. Pengawasan terhadap sahnya bahan baku yang dipakai

6. Metode yang memadai untuk mengidentifikasikan dan mengawasi bahan baku didalam proses

7. Kewajaran dari penyimpangan dan pengiriman produk selesai

b. Syarat-syarat penyusunan standar biaya tenaga kerja adalah sebagai berikut :

1. Tata letak pabrik, kondisi peralatan, tempat kerja, fasilitas transportasi yang telah distandarisasikan pada keadaan atau tingkatan praktis

2. Terdapat pengawasan terhadap pengelolaan bahan baku baik dari segi kuantitas dan kualitas yang memadai sampai dengan bahan diolah pabrik

3. Diselenggarakan system perencanaan, rute, dan kecepatan kerja 4. Disediakan instruksi kerja untuk karyawan dan diadakan training

atau pengarahan kerja sebelum karyawan melaksanakan pekerjaan tertentu

(10)

5. Aktivitas Dalam Sistem Biaya Standar

Pada dasarnya sistem harga pokok standar terdiri dari 3 aktivitas :

1. Penentuan biaya standar, digunakan untuk menilai kinerja yang tergantung pada keandalan, ketepatan, dan dapat diterimanya standar yang ditentukan.

2. Pengumpulan biaya sesungguhnya, dapat dilakukan dengan menggunakan metode harga pokok pesanan, maupun harga pokok proses atau data-data riil periode yang akan dianalisis yang kemudian dibandingkan dengan biaya standar dalam laporan pelaksanaan.

3. Analisis selisih biaya (variance analysis), merupakan proses sistematik menentukan selisih biaya yang bermanfaat untuk :

a. Pengendalian biaya.

b. Menilai prestasi pelaksanaan.

c. Mengukur pengaruh penyimpangan biaya terhadap laba perusahaan.

6. Prosedur Penentuan Biaya Standar

Dalam prosedur penentuan biaya standar menurut Mulyadi (1991,419) biaya standar tersebut dibagi menjadi tiga bagian

yaitu biaya bahan baku standar, biaya tenaga kerja standar, dan biaya overhead pabrik standar.

(11)

Adalah biaya bahan baku yang seharusnya terjadi untuk membuat satu satuan produk tertentu, yang terdiri dari dua komponen, yaitu :

1. Harga bahan baku standar (standard raw material price), terdiri atas :

a) Masukan fisik yang diperlukan untuk memproduksi sejumlah keluaran fisik tertentu atau lebih dikenal dengan nama kuantitas standar.

b) Harga persatuan perfisik tersebut, atau disebut pula harga standar yang berupa:

1) Harga yang diperkirakan akan berlaku dimasa yang akan datang.

2) Harga yang berlaku pada saat penyusunan standar.

3) Harga yang diperkirakan akan merupakan harga normal dalam jangka panjang.

2. Kuantitas bahan baku standar ( standard raw material quantity ) Kuantitas standar bahan baku dapat ditentukan dengan menggunakan :

a) Penyelidikan teknis

b) Analisis catatan masa lalu dalam bentuk :

1) Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku untuk produk atau pekerjaan yang sama dalam periode tertentu dimasa lalu.

(12)

2) Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku untuk produk dalam pelaksanaan yang paling baik dan yang paling buruk dimasa lalu.

3) Menghitung rata-rata dalam pelaksanaan pekerjaan yang paling baik.

b. Biaya Tenaga Kerja standar (Standar direct labor cost)

Adalah biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost) yang seharusnya terjadi untuk membuat satu satuan poduk tertentu.Seperti halnya dengan biaya bahan baku standar,biaya tenaga kerja terdiri dari dua unsur : jam tenaga kerja standar dan tarif upah standar.

1) Jam tenaga kerja standar

Syarat mutlak berlakunya jam tenaga kerja standar adalah : a) Tata letak pabrik (plant layout) yang efisien dengan peralatan

yang modern sehingga dapat dilakukan produksi yang maksimum dengan biaya yang minimum.

b) Pengembangan staf perencanaan produksi, routing, scheduling dan dispatching, agar supaya aliran proses produksi lancar, tanpa terjadi penundaan dan kesimpangsiuran.

c) Pembelian bahan baku direncanakan dengan baik, sehingga tersedia pada saat dibutuhkan untuk produksi.

(13)

d) Standarisasi kerja karyawan dan metode - metode kerja dengan instruksi - instruksi dan latihan yang cukup bagi karyawan, sehingga proses produksi dapat dilakukan dibawah kondisi yang baik.

Jam tenaga kerja standar dapat ditentukan dengan cara :

1. Menghitung rata-rata jam kerja yang dikonsumsi dalam suatu pekerjaan dari kartu harga pokok (cost sheet) periode yang lalu.

2. Membuat tes-run operasi produksi dibawah keadaan normal yang diharapkan.

3. Mengadakan penyelidikan gerak dan waktu dari berbagai kerja karyawan dibawah keadaan nyata yang diharapkan. 4. Mengadakan taksiran yang wajar, yang didasarkan pada

pengalaman dan pengetahuan operasi produksi dan produk.

2) Tarif Upah Standar

Penentuan tarif upah standar memerlukan pengetahuan mengenai kegiatan yang dijalankan, tingkat kecepatan tenaga kerja yang diperlukan dan rata-rata tarif upah perjam yang dibayar.

(14)

Tarif Upah Standar dapat ditentukan dengan cara : a) Perjanjian dengan organisasi karyawan.

b) Data upah masa lalu, yang dapat dijadikan sebagai upah standar adalah: rata-rata hitung, rata-rata tertimbang atau median dari upah karyawan masa lalu.

c) Penghitungan tarif upah karyawan masa lalu dalam keadaan operasi normal.

c. Biaya Overhead Pabrik Standar (standar overhead rate) Biaya Overhead Pabrik Standar ini terdiri dari :

1) Jam (kuantitas) standar

2) Harga (tarif) standar, terlebih dahulu harus ditetapkan berapa besarnya biaya tetap dan biaya variabel sebagai standar. Standar untuk biaya overhead pabrik menggunakan fleksibel budget.

7. Analisis Penyimpangan Biaya Sesungguhnya dari Biaya Standar Menurut Mulyadi (1991,424) penyimpangan biaya sesungguhnya dari biaya standar disebut selisih (variance). Selisih biaya sesungguhnya dengan biaya standar dianalisis, dan dari analisis ini diselidiki penyebab terjadinya, untuk kemudian dicari jalan untuk mengatasi terjadinya selisih yang merugikan. Jika dilihat secara umum maka penyebab-penyebab terjadinya selisih adalah sebagai berikut :

(15)

a. Adanya hari libur nasional yang menyebabkan penambahan waktu jam lembur.

b. Adanya kerusakan peralatan (mesin-mesin) pada saat produksi sedang banyak.

c. Adanya kesalahan dalam pembuatan produk sehingga produk perlu diperbaiki dan membutuhkan biaya tambahan lagi.

d. Adanya keterlambatan penggunaan bahan baku yang akan digunakan dalam proses produksi sehingga menyebabkan banyak waktu menganggur .

e. Adanya karyawan yang sakit dan digantikan dengan karyawan lain sehingga terjadi penambahan upah lembur.

f. Ada atau tidaknya pekerjaan lembur.

g. Karyawan yang baru diterima tidak dibayar sesuai upah lembur.

h. Adanya kenaikan atau penurunan pangkat yang menyebabkan perubahan tarif upah.

Menurut Usry dan Carter (2005:161) analisis varians adalah suatu proses sistematis untuk mengidentifikasi, melapor dan menjelaskan varians atau penyimpangan hasil yang sesungguhnya dari hasil yang diharapkan atau dianggarkan.

Dalam hal analisis selisih biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja berbeda dengan analisis biaya overhead pabrik, maka analisis penyimpangan biaya sesungguhnya dari biaya standar ini dibagi dua,

(16)

yaitu analisis biaya produksi langsung yang terdiri dari biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung dan analisis selisih biaya overhead pabrik.berikut akan dijelaskan mengenai salah satu dari analisis selisih biaya produksi langsung yaitu selisih biaya tenaga kerja langsung.

a. Selisih Biaya Bahan Baku

Selisih biaya bahan baku adalah selisih biaya yang disebabkan oleh adanya perbedaan antara biaya bahan baku yang sebenarnya dengan biaya bahan baku standar. Hal ini disebabkan oleh perbedaan antara harga sesungguhnya dengan harga standar dan perbedaan antara kuantitas sesungguhnya dengan kuantitas standar.

Ada 3 metode analisis selisih biaya bahan baku yaitu : - Metode analisis satu selisih (the one way mode)

Dimana di dalam metode ini terdapat selisih antara biaya bahan baku sesungguhnya dengan biaya bahan standar yang merupakan gabungan antara selisih harga dengan selisih kuantitas.

Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung analisis satu selisih adalah sebagai berikut :

St = (HSt x KSt) – (HSs x KSs) 

- Metode analisis dua selisih (the two way mode) Dalam metode ini terdapat dua selisih yaitu : a. Selisih harga Bahan Baku

(17)

Adanya perbedaan antara harga bahan baku yang dibeli dengan bahan baku standar. Pada selisih harga bahan baku terjadi pemecahan antara selisih harga pembelian pada saat dibeli dan selisih harga pemakaian pada saat pemakaian bahan baku.

Rumus menghitung selisih harga bahan baku : SH = (HSt – HSs) x KSs

b. Selisih Kuantitas Bahan Baku

Selisih kuantitas bahan baku terjadi akibat perbedaan antara kuantitas bahan baku yang digunakan dengan kuantitas bahan baku standar.

Rumus menghitung selisih kuantitas bahan baku : SK = (KSt – KSs) x HSs

- Metode Analisis Tiga Selisih

Merupakan perluasan dari metode analisis dua selisih, dimana terjadi pemisahan antara selisih harga bahan baku menjadi selisih harga dan selisih campuran yang mengakibatkan selisih bahan baku menjadi :

a. Selisih harga

(18)

b. Selisih Kuantitas

SK = (KSt – KSs) x HSt

c. Selisih Harga Kuantitas (Selisih Campuran)

Metode analisis dua selisih lebih banyak digunakan dibanding dua metode lainnya, sehingga selisih yang digunakan adalah selisih bahan baku dan selisih kuantitas bahan baku.

Keterangan Rumus : St : Total Selisih SH : Selisih Harga SK : Selisih Kuantitas HSs : Harga Sesungguhnya HSt : Harga Standar KSs : Kuantitas Sesungguhnya KSt : Kuantitas Standar SHK : Selisih Harga

Jika : HSs > HSt : Selisihnya bersifat tidak menguntungkan

HSs < HSt : Selisihnya bersifat menguntungkan KSs>KSt : Selisihnya bersifat tidak

menguntungkan

KSs < KSt : Selisihnya bersifat menguntungkan SHK = (HSt – HSs) x (KSt – KSs)

(19)

b. Selisih Biaya Tenaga Kerja langsung

Adalah selisih yang disebabkan oleh adanya perbedaan antara biaya tenaga kerja langsung standar dengan yang sesungguhnya terjadi. Terdapat tiga model selisih yaitu:

1) Model satu selisih ( The One –Way Model )

Dalam model ini hanya ada satu macam selisih yang merupakan gabungan antara selisih tarif dengan selisih efisiensi yang dirumuskan sebagai berikut:

SUL = ( JKSt x TUSt ) – ( JKSs x TUSs )

2) Model Dua Selisih ( The Two – Way Model )

Selisih antara biaya sesungguhnya denga biaya standar dipecah menjadi dua macam selisih , yaitu Selisih Tarif dan Selisih Efisiensi Upah Langsung.

Rumus perhitungan selisih dapat dinyatakan sebagai berikut :

- Selisih Tarif Upah Langsung :

STUL = ( TUst – TUss ) x JKss - Selisih Efesiensi Upah Langsung

(20)

3) Model Tiga Selisih ( The Three – Way Model )

Dalam model ini, selisih antara biaya standar dengan biaya sesungguhnya dipecah menjadi tiga macam selisih berikut ini : Selisih Tarif, Selisih Efisien dan Selisih Tarif / Efisiensi. Hubungan tarif dan efisiensi dapat terjadi dengan kemungkinan sebagai berikut :

a. Tarif dan Jam Kerja Standar masing - masing lebih rendah dari yang sesungguhnya terjadi.

• Kondisi Tarif Standar dan Jam Kerja Standar masing – masing lebih rendah dari Tarif Sesungguhnya dan Jam Kerja Sesugguhnya.

ST = ( Tst - Tss ) x JKst SE = ( JKst - JKss ) x Tst

STE = ( Tst - Tss ) x ( JKst - JKss )

• Kondisi Tarif Standar dan Jam Kerja Standar masing – masing lebih tinggi dari Tarif Sesungguhnya dan Jam Kerja Sesungguhnya.

ST = ( Tst - Tss ) x JKss SE = ( JKst - JKss ) x Tss

(21)

b. Tarif Standar lebih rendah dari Tarif Sesungguhnya dan sebaliknya Jam Kerja Standar lebih tinggi dari Jam Kerja Sesungguhnya.

ST = ( Tst - Tss ) x JKss SE = ( JKst - JKss ) x Tst

Selisih Tarif / Efisiensi Upah ( gabungan ) Sama dengan nol

a. Tarif Standar lebih tinggi dari Tarif Sesungguhnya, dan sebaliknya Jam Kerja Standar lebih rendah dari Jam Kerja Sesungguhnya.

ST = ( Tst - Tss ) x JKst SE = ( JKst - JKss ) x Tss

1. Selisih Tarif Upah

STU = (TUSt – TUSs) x JKSt

2. Selisih efisiensi Upah

SEU = (JKSt – JKSs) x TUSs

3. Selisih Tarif / Efisiensi Upah

(22)

Dimana : JKSt : Jam Kerja Standar

JKSs : Jam Kerja Sesungguhnya TUSs : Tarif Upah Sesungguhnya TUSt : Tarif Upah Standar

Apabila : TSs > TSt : Selisih bersifat tidak menguntungkan

TSs < TSt : Selisih bersifat menguntungkan JKSs > JKSt : Selisih bersifat tidak

menguntungkan

JKSs < JKSt : Selisih bersifat menguntungkan

c. Selisih Biaya Overhead Pabrik

Penyebab utama timbulnya selisih ini karena adanya perbedaan antara biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi dengan biaya overhead pabrik standar.

Metode analisis selisih biaya overhead pabrik,yaitu : a. Metode analisis dua selisih

1) SelisihTerkendali

Adanya perbedaan antara overhead pabrik aktual dengan jumlah anggaran berdasarkan jumlah unit standar dari dasar pengalokasian untuk produksi.

(23)

2) Selisih Volume

Merupakan selisih antara kapasitas normal dan kapas standar. SV = (KN – Kst) x TT

b. Metode Analisis Tiga Selisih 1) Selisih Anggaran SA = FOHs – {(KN x TT) + (Ks x TV)} 2) Selisih Kapasitas SK = (KN – KSs) x TT 3) Selisish Efisiensi SK = (Kst – Ks) x T Total FOH

c. Metode analisis 4 Selisih 1) Selisih Anggaran

SA = FOHs – {(KN x TT) – (Ks x TV)}

2) Selisih Kapasitas SK = (KN – Ks) x TT

3) Selisih Efisiensi Variabel SEV = (Kst – Ks) x TV

(24)

4) Selisih Efisiensi Tetap SEV = (Kst – Ks) x TT

Dimana : KN : Kapasitas Normal TT : Tarif Tetap TV : Tarif Variabel Kst : Kapasitas Standar Ks : Kapasitas sesungguhnya KSs : Kuantitas Sesungguhnya KSt : Kuantitas Standar

FOHs : Biaya Overhead Sesungguhnya

Jika :

FOHs > FOH – Kst : Selisihnya bersifat

tidak menguntungkan

FOHs < FOH – Kst : Selisihnya bersifat menguntungkan

KN > Kst : Selisihnya bersifat tidak menguntungkan

KN > Kst : Selisihnya bersifat Menguntungkan

(25)

C. Teori Efisiensi

Menurut Horngren, Datar, dan Foster (2005 : 279) “Efisiensi merupakan jumlah relatif masukan yang digunakan untuk

mencapai tingkat keluaran tertentu. Makin sedikit masukan yang digunakan untuk mencapai tingkat keluaran tertentu atau makin banyak keluaran untuk tingkat masukan tertentu, makin tinggi efisiensi”

Sedangkan efisiensi menurut Siegel, Shim (2000 : 160) “Efisiensi (Efficiency) adalah biaya input (masukan) untuk tiap unit output

(keluaran) yang diproduksi”

Dari uraian tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa produksi yang efisien adalah produksi yang menghasilkan keluaran dengan menggunakan masukan yang minimal atau menghasilkan keluaran terbanyak dengan masukan yang tersedia.

Efisiensi maupun produktivitas keduanya dapat digunakan sebagai

bahan untuk mengukur kinerja suatu unit kegiatan ekonomi, meskipun secara prinsip kedua pengukuran tersebut berbeda. Konsep efisiensi lebih berkaitan dengan seberapa jauh suatu proses

mengkonsumsi masukan untuk menghasilkan keluaran tertentu, sementara konsep produktivitas berkaitan dengan seberapa jauh suatu proses

(26)

menghasilkan keluaran dengan mengkonsumsi masukan tertentu (Mulyadi, 2000:437).

Efisiensi dan produktivitas merupakan suatu ukuran tentang seberapa efisien suatu proses mengkonsumsi masukan dan seberapa produktif suatu proses menghasilkan keluaran. Efisiensi merupakan rasio antara keluaran dengan masukan suatu proses, dengan fokus perhatian pada konsumsi masukan. Produktivitas merupakan rasio antara masukan dengan keluaran, dengan fokus perhatian pada keluaran yang dihasilkan oleh suatu proses.

Efisiensi ekonomi terdiri dari :

1) Efisiensi teknis (technical effisiency)

Efisiensi teknis merupakan kombinasi antara kapasitas dan kemampuan unit kegiatan ekonomi untuk memproduksi sampai tingkat output maksimum dari input-input dan teknologi yang tetap.

2) Efisiensi alokasi (allocative effisiency)

Efisiensi alokasi merupakan kemampuan dan kesediaan unit ekonomi untuk beroperasi pada tingkat nilai produk marjinal (marginal value product) sama dengan biaya marjinal (marginal cost).

Ada tiga kegunaan mengukur efisiensi. Pertama, sebagai tolak ukur untuk memperoleh efisiensi relatif, mempermudah memperbandingkan

(27)

antara unit ekonomi satu dengan lainnya. Kedua, apabila terdapat variasi

tingkat efisiensi dari beberapa unit ekonomi yang ada maka dapat dilakukan penelitian untuk menjawab faktor-faktor apa yang

menentukan perbedaan tingkat efisiensi. Ketiga, informasi mengenai efisiensi memiliki implikasi kebijakan karena manajer dapat menentukan kebijakan perusahaan secara tepat.

Efisiensi teknis sebenarnya mencerminkan seberapa tinggi tingkat teknologi dalam proses produksi. Pada umumnya teknologi yang dipergunakan dalam proses produksi dapat digambarkan dengan mempergunakan kurva isokuan (isoquand), fungsi produksi (production function), fungsi biaya (cost function), dan fungsi keuntungan (profit function).

D. Efisiensi Biaya

Peningkatan efisiensi biaya hanya dapat dilaksanakan apabila didukung oleh tersedianya informasi biaya. Informasi biaya adalah produk dari suatu sistem informasi, yang memerlukan sejumlah pengorbanan atau biaya untuk menghasilkannya.

Pengertian efisiensi biaya menurut Siegel, Shim (2000 : 160) “Efisiensi biaya yaitu biaya input untuk tiap keluaran output yang diproduksi. Apabila input lebih besar dari output berarti biaya proses produksi tidak efisien”

(28)

Sedangkan pengertian efisiensi biaya menurut Sunarto (2003 : 279) “Efisiensi Biaya dapat dihitung dengan membandingkan antara biaya standar dengan biaya sesungguhnya”

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa efisiensi kegiatan perusahaan adalah dimana biaya input tertentu harus lebih kecil dibandingkan tiap keluaran output, maka suatu kegiatan tersebut akan dikatakan efisien, Efisiensi biaya dapat dianalisis dengan membandingkan antara biaya standar dengan biaya sesungguhnya terjadi.

E. Peranan Harga Pokok Produksi Sebagai Alat Bantu Manajemen Dalam Menilai Efisiensi Biaya

Dalam perusahaan yang berproduksi massa, informasi harga pokok produksi yang dihitung untuk jangka waktu tertentu dapat bermanfaat bagi manajemen, dalam hal ini harga pokok produksi diterapkan untuk mengolah informasi biaya produksi yang sesungguhnya dikeluarkan dalam pelaksanaan rencana produksi.

Menurut Mulyadi (2002 : 72) “Informasi harga pokok produksi bermanfaat bagi pihak manajemen untuk memantau realisasi biaya produksi, pengumpulan informasi dalam jangka waktu tertentu untuk memantau apakah proses produksi mengkonsumsi total biaya produksi sesuai dengan yang

(29)

diperhitungkan sebelumnya, pengumpulan biaya dilakukan dengan menggunakan metode harga pokok proses”

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa harga pokok produksi dapat membantu pihak manajemen dalam memantau apakah biaya sesungguhnya dikeluarkan sesuai dengan yang diperhitungkan sebelumnya. Efisiensi biaya dapat diketahui dengan memperhitungkan selisih antara biaya standar dan biaya sesungguhnya terjadi pada proses produksi, dengan memantau realisasi biaya produksi. Sehingga dapat dikatakan bahwa produksi yang efisien adalah produksi yang menghasilkan keluaran terbanyak dengan masukkan yang minimal atau menghasilkan keluaran terbanyak dengan masukan yang tersedia sehingga tidak adanya pemborosan dalam mencapai tujuan, dengan memperhitungkan dan membandingkan selisih biaya standar dengan biaya sesungguhnya.

Dengan demikian, perusahaan dianggap memiliki efisiensi tinggi apabila perusahaan tersebut mampu mengendalikan input dan output dengan sebaik mungkin. Pengendalian – pengendalian tersebut dapat dilakukan dengan cara :

a) Penyusunan anggaran yang matang agar tidak terjadi kerugian, penyusunan anggaran dapat dilihat dari perbandingan anggaran tahun sebelumnya atau dapat juga dengan cara pengamatan harga pasar.

(30)

b) Penggunaan tenaga kerja dan jam kerja seefektif mungkin agar tidak terjadi tambahan jam kerja / lembur yang mengakibatkan adanya pemborosan anggaran dan biaya-biaya lainnya.

c) Penggunaan bahan baku sesuai dengan stándar yang berlaku.

Dengan adanya pengendalian-pengendalian tersebut diatas, maka tidak menutup kemungkinan perusahaan akan menghasilkan output semaksimal mungkin dengan biaya yang dikeluarkan seminimal mungkin. Dimana perusahaan akan mengalami keuntungan (Favourable), dan tingkat kerugian (Unfavourable) dapat dihindari sejauh mungkin.

Keuntungan (Favourable) dan Kerugian (Unfavourable) yang dialami perusahaan akan berdampak pada beban yang akan ditanggung perusahaan khususnya pada laporan laba rugi perusahaan yang harus dipertanggungjawabkan oleh pihak manajemen. Dengan demikian kinerja dan kemampuan dari seorang manajer dapat dinilai, sejauh mana mereka mampu memimpin dan mengendalikan perusahaan, guna meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan.

Referensi

Dokumen terkait

Kekayaan perusahaan dapat meningkat apabila keuntungan yang diperoleh dari sebuah investasi dapat melebih biaya-biaya yang dikeluarkan ketika akan memulai dan menjalankan

Berdasarkan definisi para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa harga pokok produksi adalah semua biaya, baik langsung maupun tidak langsung yang dikeluarkan untuk

Untuk dapat mengukur money costs, seperti dikatakan oleh Ibrahim dan Pope (2011), dapat dilihat dari biaya yang dikeluarkan wajib pajak untuk membayar jasa

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional adalah serangkaian kemampuan pribadi, emosi dan sosial yang dapat melibatkan kemampuan memantau perasaan

Selanjutnya Menurut Mifta Maghfira dalam Bustami dan Nurlela (2016:60), juga dijelaskan bahwa harga pokok produksi merupakan kumpulam biaya produksi yang terdiri

Sehingga setiap data yang dihasilkan dari tahapan produksi dapat langsung diketahui dan dapat membantu dalam menunjang keputusan proses produksi sistem yang

Penerimaan diperoleh dari hasil perkalian penjualan hasil produksi (TBS) dengan harga yang berlaku, sedangkan biaya produksi merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam

Berdasarkan uraian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa perilaku altruistic adalah tindakan sukarela dan membantu orang lain tanpa pamrih, dan ingin sekedar beramal baik yang