• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Frekuensi Napas pada Balita dengan ISPA

1. Pengertian

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) istilah ini diadaptasi dari istilah bahasa Inggris. Acut Respiratory Infection (ARI). Penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari saluran napas mulai dari hidung (saluran pernapasan atas) sampai alveoli (saluran pernapasan bawah) termasuk jaringan adneksanya seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura (Depkes, 2002 “ Farich, 2012).

Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dideskripsikan sesuai dengan areanya. Pernapasan atas atau saluran pernapasan atas (upper airway), yang meliputi hidung dan faring. Sedangkan sisten pernapasan bawah meliputi bronkus, bronkeolus (bagian reaktif pada saluran pernapasan karena ototnya yang halus dan kemampuan untuk membatasi), dan alveolus (Rahmawati, 2012).

2. Etiologi

Jumlah penderita infeksi pernapasan akut kebanyakan pada anak. Etiologi dan infeksinya mempengaruhi umur anak, musim, kondisi tempat tinggal, dan masalah kesehatan yang ada.

a. Agen penginfeksi

Sistem pernafasan menjadi terpengaruh oleh bermacam-macam organisme terinfeksi. Banyak infeksi disebabkan oleh virus, terutama respiratory synctial virus (RSV). Agen lain melakukan serangan pertama atau kedua melibatkan grup A B-Hemolytic Streptococcus, Staphylococci, Haemophilus

(2)

Influenzae, Chlamydia trachomatis, Mycoplasma, dan Pneumococci(Rahmawati, 2012).

b. Umur

Bayi umur di bawah 3 bulan memunyai angka infeksi yang rendah, karena fungsi pelindung dari antibodi keibuan. Infeksi meningkat pada umur 3-6 bulan, pada waktu ini antara hilangnya antibodi keibuan dan produksi antibodi bayi itu sendiri. Pada waktu anak-anak berumur 5 tahun, infeksi pernapasan yang disebabkan oleh virus akan berkurang frekuensinya, tetapi pengaruh infeksi mycoplasma pneumoniae dan group A B-Hemolytic Streptococcus akan meningkat (Rahmawati, 2012).

c. Ukuran

Ukuran anatomi mempengaruhi respon infeksi sistem pernafasan. Diameter saluran pernapasan terlalu kecil pada anak-anak akan menjadi sasaran radang selaput lendir dan peningkatan produksi sekresi. Disamping itu jarak antara struktur dalam sistem yang pendek pada anak-anak, walaupun organisme bergerak dengan cepat ke bawah sistem pernapasan yang mencakup secara luas. Pembuluh Eustachius relatif pendek dan terbuka pada anak kecil dan anak muda yang membuat pathogen mudah untuk masuk ke telinga bagian tengah (Rahmawati, 2012).

d. Daya tahan

Kemampuan untuk menahan organisme penyerang dipengaruhi banyak faktor. Kekurangan sistem kekebalan pada anak beresiko terinfeksi. Kondisi lain yang mengurangi daya tahan adalah malnutrisi, anemia, kelelahan, dan tubuh yang menakutkan. Kondisi yang melemahkan pertahanan pada sistem pernapasan dan cederung yang menginfeksi melibatkan alergi (seperti alergi rhinitis), asma, kelainan jantung yang

(3)

disebabkan tersumbatnya paru-paru, dan cystic fibrosis (Rahmawati, 2012).

e. Variasi musim

Banyaknya patogen pada sistem pernapasan yang muncul dalam wabah selama bulan musim semi dan dingin, tetapi infeksi mycoplasma sering muncul pada musim gugur dan awal musim semi. Infeksi yang berkaitan dengan asama (seperti asma bronchitis) frekuensi banyak muncul selama musim dingin (Rahmawati, 2012).

3. Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala utama penyakit ISPA adalah dispnea, batuk, pembentukan sputum, nyeri dada, mengi, jari tabuh, dan sianosis (Brunner, 2002). Batuk, bersin dan kongesti nasal, pengeluaran mukus dan rabas dari hidung serta turun ke tenggorok, sakit kepala, demam derajat ringan, malaise (tidak enak badan) (Corwin, 2009). Anoreksia, batuk, suara pernapasan, luka tenggorokan (Rahmawati, 2012).

a. Dispnea (kesulitan bernapas atau pernapasan labored, napas pendek) adalah gejala umum pada banyak kelainan pulmonal dan jantung, terutama jika terdapat peningkatan kekauan paru dan tahanan jalan napas. Ventrikel kanan jantung pada akhirnya akan terkena oleh penyakit paru karena ventrikel ini harus memompa darah melalui paru-paru (Brunner, 2002). Menurut Ngastiyah (2005) bahwa frekuensi pernapasan pada anak usia 1-2 tahun frekuensi pernapasan 25-50/menit dan pada anak umur 3-5 tahun 20-30/ menit.

b. Batuk-pilek adalah infeksi primer nasofaring dan hidung yang sering mengenai bayi dan anak. Pada bayi dan anak penyakit ini cenderung lebih berat karena infeksi mencakup daerah sinus

(4)

paranasal, telinga tengah, dan nasofaring disertai demam yang tinggi (Ngastiyah, 2005).

c. Pembentukan sputum adalah reaksi paru-paru terhadap setiap iritan yang kambuh secara konstan (Brunner, 2002).

d. Mengi

Mengi sering menjadi temuan utama pada pasien dengan bronkokonstriksi atau penyimpitan jalan napas. Mengi adalah bunyi yang mempunyai puncak yang tinggi, berirama yang terutama terdengar pada ekspirasi (Brunner, 2002).

e. Jari tabuh sebagai tanda penyakit paru ditemukan pada pasien dengan kondisi hipoksia kronis, infeksi paru kronis, dan keganasan paru (Brunner, 2002).

f. Sianosis adalah diskolorasi kebiruan pada darah yang terjadi jika sejumlah besar hemoglobin dalam darah tidak secara maksimal berikatan dengan molekul oksigen (Corwin, 2009).

4. Klasifikasi

ISPA (infeksi saluran pernapasan akut) meliputi infeksi saluran pernapasan bagian atas dan infeksi saluran pernapasan bagian bawah, yaitu sebagai berikut :

a. Infeksi saluran pernapasan bagian atas 1) Influenza

Influenza sering disebut flu merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dan gejala-gejala yang ditimbulkan mengakibatkan terganggunya sistem pernapasan. Influenza berbeda dengan pilek (common cold). Perbedaan ini terdapat pada penyebab terjangkitnya penyakit maupun gejala yang ditimbulkan.

Influenza disebabkan oleh tiga tipe virus influenza yang terdiri atas virus influenza A, B, dan C. Virus influenza tipe A dan tipe B dapat berubah secara konstan yang akan menimbulkan

(5)

strain baru. Oleh karena itu, sampai saat ini muncul-muncul strain baru yang terus berkembang virus yang terus menerus menyebabkan sulitnya pengobatan influenza secara pasti.hal ini dikarenakan meskipun tubuh telah membuat antibodi virus flu yang masuk dalam tubuh, orang tersebut dapat diserang flu kembali karena strain virus yang menyerang perbeda dengan antibodi yang dibuat tubuh. Sementara itu virus influenza tipe C merupakan virus yang relatif stabil dan hanya menyebabkan gejala ringan (Erlien, 2008).

2) Sinusitis

Sinusitis merupakan salah satu peradangan pada daerah sinus yang terjadi karena adanya infeksi virus, misalnya karena komplikasi influenza maupun karena alergi. Sinus terdapat pada daerah-daerah di sekitar wajah. Manusia mempunyai empat buah sinusitis yaitu sinus maksilaris, sinus etmodialis, sinus frontalis, dan sinus sfenoidalis. Sinusitis dapat terjadi pada salah satu dari keempat sinus tersebut.

Berdasarkan penyebabnya sinusitis dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu sinusitis akut dan sinusitis kronis. Sinusitis akut berlangsung selama tiga minggu atau kurang, sedangkan sinusitis kronis dapat berlangsung selama tiga sampai delapan minggu, tetapi dapat berlanjut hingga berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun (Erlien, 2008).

3) Faringitis (Radang tenggorokan)

Seperti halnya peradangan pada umumnya faringitis yaitu munculnya peradangan (infeksi) pada daerah tenggorokkan (faring).

Faringitis dapat disebabkan oleh virus atau bakteri. Virus yang menimbulkan peradangan tenggorokan ini (faringitis) termasuk virus yang penyebabnya pilek (common cold), influenza. Sementara itu, bakteri yang dapat menyebabkan faringitis yaitu

(6)

Streptococcus, corinebacterium, Arcanobacterium, Neisseria gonorrhoeae atau Chlamydia pneumoniae. Masuknya infeksi ini menimbulkan peradangan pada selaput lendir yang melapisi tenggorokkan (faring) (Erlien, 2008).

4) Laringitis

Laringitis adalah peradangan pada daerah laring. Laring terletak pada ujung saluran pernapasan yang menuju paru-paru (trakea). Pada daerah ini terdapat pita suara. Oleh karena itu, laringitis juga kadang-kadang disebut sebagai radang pita suara. Laringitis merupakan salah satu penyakit peradangan pada saluran pernapasan. Pada umumnya peradangan disebabkan infeksi oleh kuman penyakit (Erlien, 2008).

5) Otitis Media

Otitis media merupakan infeksi atau peradangan pada telinga tengah. Peradangan yang terjadi biasanya diawali oleh infeksi yang terjadi pada saluran pernapasan misalnya radang tenggorokan dan flu atau pilek.

Seperti halnya penyakit infeksi pada saluran pernapasan bagian atas yang lain, otitis media juga merupakan salah satu penyakit yang banyak menyerang anak-anak. Pada negara-negara maju otitis media paling sering menjangkiti anak yang berusia antara 3-6 tahun.

Anak-anak lebih mudah terserang otitis media akut karena hal-hal berikut:

(a) Anak-anak belum mempunyai sistem kekebalan yang sempurna. Sistem kekebalan anak-anak masih dalam tahap perkembangan.

(b) Anak-anak memiliki saluran eustachius yang lebih lurus dan cenderung lebih horisontal. Saluran eustachius pada anak-anak lebih pendek. Oleh karena itu, infeksi yang

(7)

terjadi pada saluran pernapasan lebih mudah menyebar ke telinga tengah.

(c) Anak-anak memiliki adenoid yang lebih besar dibanding orang dewasa. Adenoid merupakan salah satu organ di daerah tenggorokan bagian atas. Organ ini berperan dalam mempertahankan kekebalan tubuh. Posisi adenoid berdekatan dengan muara saluran eustachius sehingga adenoid yang besar pada anak-anak ini dapat mengganggu terbukanya saluran eustachius. Selain itu adenoid juga dapat terinfeksi sehingga infeksi yang terjadi pada adenoid akan menyebar ke telinga tengah melalui saluran eustachius (Erlien, 2008).

b. Infeksi Saluran Pernapasan Bagian Bawah 1) Bronkitis

Bronkitis adalah perandangan yang terjadi pada daerah bronkus. Bronkus merupakan saluran pada sistem pernapasan yang menuju paru-paru.

Peradangan ini biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya dapat mengalami penyembuhan dengan sempurna. Akan tetapi, bronkitis dapat berubah menjadi penyakit yang serius pada orang yang memiliki penyakit menahun, misalnya penderita penyakit jantung atau kelainan jantung atau penyakit paru-paru (Erlien, 2008).

2) Pnemonia

Pneumonia adalah infeksi akut pada jaringan paru-paru (alveoli). Pneumonia, dalam bahasa sehari-hari sering disebut radang paru-paru. Pneumonia merupakan infeksi pada saluran pernapasan yang tergolong serius. Terjadinya pneumonia pada anak seringkali bersamaan dengan proses infeksi akut pada bronkus (biasa disebut broncopneumonia). Pneumonia

(8)

merupakan masalah kesehatan dunia karena menyebabkan angka kematian yang tinggi.

Infeksi yang terjadi pada jaringan paru-paru, menyebabkan paru-paru meradang dan menimbulkan berbagai gangguan pernapasan. Kantong-kantong udara dalam paru-paru yang disebut alveoli dipenuhi nanah dan cairan, sehingga menyebabkan penurunan kemampuan menyerap oksigen. Akibatnya, sel-sel tubuh tidak dapat bekerja sebagaimana semestinya. Bahkan kuman mapun bakteri yang terdapat dalam paru-paru ini dapat pula menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Hal ini menyebakan infeksi terjadi diseluruh tubuh, sehingga menimbulkan kondisi yang lebih parah. Pada dasarnya pneumonia dapat menyerang siapa saja dan semua kelompok umur. Akan tetapi, bayi dan balita merupakan kelompok yang paling rentan dan paling mudah terserang penyakit ini. Hal ini karena daya tahan bayi maupun balita relatif masih rendah. Dan pneumonia merupakan penyebab utama kematianada bayi dan balita (Erlien, 2008).

5. Komplikasi

Penyakit ini sebenarnya merupakan self limited disease, yang sembuh sendiri 5 sampai 6 hari, jika tidak terjadi invasi kuman lain. Tetapi penyakit ISPA yang tidak mendapatkan pengobatan dan perawatan yang baik dapat menimbulkan komplikasi seperti: sinusitis paranasal, penutupan tuba eustachi, empiema, meningitis dan bronkopneumonia serta berlanjut pada kematian karena adanya sepsis yang menular (Ngastiyah, 2005).

6. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesembuhan ISPA

Menurut rasmaliah (2004) beberapa hal yang perlu dikerjakan seorang ibu untuk mengatasi anaknya yang menderita ISPA.

(9)

a. Mengatasi panas (demam)

Untuk anak usia 2 bulan samapi 5 tahun demam diatasi dengan memberikan parasetamol atau dengan kompres, bayi dibawah 2 bulan dengan demam harus segera dirujuk. Parasetamol diberikan 4 kali tiap 6 jam untuk waktu 2 hari. Cara pemberiannya, tablet dibagi sesuai dengan dosisnya, kemudian digerus dan diminumkan. Memberikan kompres, dengan menggunakan kain bersih, celupkan pada air (tidak perlu air es).

b. Mengatasi batuk

Dianjurkan memberi obat batuk yang aman yaitu ramuan tradisional yaitu jeruk nipis ½ sendok teh dicampur dengan kecap atau madu ½ sendok teh , diberikan tiga kali sehari.

c. Pemberian makanan

Berikan makanan yang cukup gizi, sedikit-sedikit tetapi berulang-ulang yaitu lebih sering dari biasanya, lebih-lebih jika muntah. Pemberian ASI pada bayi yang menyusu tetap diteruskan.

d. Pemberian minuman

Usahakan pemberian cairan (air putih, air buah dan sebagainya) lebih banyak dari biasanya. Ini akan membantu mengencerkan dahak, kekurangan cairan akan menambah parah sakit yang diderita.

e. Lain-lain

Tidak dianjurkan mengenakan pakaian atau selimut yang terlalu tebal dan rapat, lebih-lebih pada anak dengan demam. Jika pilek, bersihkan hidung yang berguna untuk mempercepat kesembuhan dan menghindari komplikasi yang lebih parah. Usahakan lingkungan tempat tinggal yang sehat yaitu yang berventilasi cukup dan tidak berasap. Apabila selama perawatan dirumah keadaan anak memburuk maka dianjurkan untuk membawa kedokter atau petugas kesehatan. Untuk penderita yang mendapat obat antibiotik, selain tindakan diatas usahakan agar obat yang diperoleh tersebut

(10)

diberikan dengan benar selama 5 hari penuh. Dan untuk penderita yang mendapatkan antibiotik, usahakan agar setelah 2 hari anak dibawa kembali kepetugas kesehatan untuk pemeriksaan ulang

B. Madu

1. Pengertian

Madu adalah cairan kental alami yang secara umum berasa manis. Madu dihasilkan oleh lebah madu dari sari bunga tanaman atau bagian lain dari tanaman (Ihsan, 2011).

Madu adalah makanan yang mengandung aneka zat gizi seperti karbohidrat, protein, asam amino, vitamin, mineral, dekstrin, pigmen tumbuhan dan komponen aromatik. Bahkan dari hasil penelitian ahli gizi dan pangan, madu mengandung karbohidrat yang paling tinggi diantara produk ternak lainnya seperti: susu, telur, daging, keju dan mentega sekitar (82,4% lebih tinggi). Setiap 100 gram madu murni bernilai 294 kalori atau perbandingan 1000 gram madu murni setara dengan 50 butir telur ayam atau 5.675 liter susu atau 1680 gram daging (Aden, 2010).

2. Komposisi Madu

Madu mengandung air, glukosa,fruktosa, sukrosa, asam amoniak, dan asam lemak. Madu juga mengandung mineral-mineral penting seperti kalsium, fosfor, potasium, sodium, besi, magnesium, dan tembaga. Kekurangan ini dalam tubuh dapat menyebabkan seseorang terkena kurang darah.

Selain itu, madu juga mengandung sejumlah besar vitamin ( seperti vitamin C dan vitamin B kompleks). Vitamin – vitamin ini merangsang tubuh untuk memproduksi protein dan hormon; serta menjaga tubuh dari berbagai penyakit.

Madu juga mengandung asam organik dan berbagai enzim, khususnya enzim anfirtis. Enzim tersebut membantu mengubah

(11)

sukrosa menjadi unsur glukosa dan fruktosa sehingga mudah diserap dan mudah diserap dan dicerna tubuh. Selain itu, madu juga mengandung enzim amilase dan enzim lizozim.

Tabel 2.1 Kandungan madu No Nama zat Nilai gizi dalam 100

gram

Khasiat

1 Asam amonia 0,3 g Pembentuk protein

2 Asam lemak 0 g Membantu penyerapan sebagai

vitamin pada saluran lambung 3 Kalsium dan fosfor 21 g Membantu pembentukan dan

penguatan tulang dan gigi 4 Potasium, sodium, dan

kalsium

4 g Membantu dalam mengatur

gerakan saraf dan otot

5 Zat besi 1 g Berperan dalam pembentukan

haemoglobin darah

6 Enzim amilase 31,0 g Merombak pati menjadi glukosa 7 Enzim lizozim 0,57 g Memecah dinding bakteri

Secara umum, madu mengandung beberapa komponen berikut: a) Glukosa

Madu mengandung glukosa sekitar 75%. Glokosa adalah gula inti yang mudah diserap dan disimpan dalam tubuh. Setelah diserap, ia bisa langsung menuju hati, sehingga berubah menjadi glukogen yang terus disimpan hingga kapan dibutuhkan.

b) Asam organik sebesar 8% c) Protein

d) Ragi (enzim)

Ragi diperlukan untuk mengaktifkan interaksi timbal balik dalam tubuh dan mencincang makanan. Kita bisa mengerti urgensi ragi yang mendapat dalam madu jika kita mengenal beberapa fungsi ragi berikut:

(12)

1) Ragi amelas: mengubah maizena dalam roti dan berbagai sumber karbohindrat lainnya menjadi glukosa.

2) Ragi enfeztas: mengubah gula tebu menjadi glukosa dan fruktosa agar mudah diserap btubuh.

3) Ragi catilas dan piroxidas: sangat diperlukan dalam proses oksidasi dan pembuangan dalam tubuh

4) Ragi libase: mencerna bahan-bahan krim dan lemak. e) Garam mineral

Madu mengandung garam mineral sebesar 18%. Meski kecil jumlahnya, namun ia memiliki peran yang besar. Garam mineral ini membuat madu memiliki interaksi alkali yang anti keasaman. Garam ini sangat penting dalam mengobati berbagai penyakit alat pencernaan yang disertai dengan naiknya kadar keasaman dan luka. Di antara unsur-unsur mineral terpenting didalam madu adalah potasium, besi, dan mangan. Semuanya adalah unsur-unsur mineral yang penting dalam proses jarinagan tubuh manusia dan pembentukannya. f) Vitamin

Sejumlah kecil vitamin juga memiliki tugas fisiologis yang penting.

g) Bijih renik dan minyak

Beberapa bijih renik menempel dalam madu. Sedangkan minyak yang mudah menguap memberi aroma dan rasa yang khas pada madu.

h) Zat-zat pewarna (pigmen)

Zat tersebut memberi warna yang indah bagi madu. Terkait komposisi madu, sejumlah peneliti telah melakukan berbagai riset di laboratorium. Melalui riset, peniliti menemukan kandungan zat besi yang tinggi dalam madu. Zat ini bisa mengobati penyakit anemia akut. Madu juga mengandung

(13)

fosfor yang dapat memicu perkembangan sel-sel dalam otak, kepala, dan sistem saraf. Oleh karena itu, madu merupakan makanan yang paling bergizi bagi pemikir, anak-anak, lansia, dan orang yang gemar berolahraga. Khasiat lainnya, madu juga mengandung kalsium sehingga dapat melindungi seseorang dari penyakit rakhitis dan polio. Madu juga dapat mengatur napas yang sangat bermanfaat pada penderita paru-paru (Hammad, 2011).

3. Khasiat dan Manfaat Madu

a. Membantu perkembangan otak bayi, karena setiap harinya otak terus berkembang sampai dengan usia 5 tahun. Untuk itu ia membutuhkan gizi yang tinggi. Pertumbuhan dan perkembangan otak sangat terkait dengan kecerdasan pikiran (IQ) dan kecerdasan mental (EQ). Hal ini dapat dilihat, dewasa ini aneka madu produk makanan tambahan baik susu atau bubur bayi yang diformulasikan dengan madu(Aden, 2010).

b. Meningkatkan nafsu makan anak-anak (adanya unsur vitamin B yang lengkap dalam madu) dan mempercepat pertumbuhan fisik sehingga anak tumbuh sehat, lincah, riang, serta tahan penyakit(Aden, 2010).

c. Bagi usia remaja, madu dapat membantu percepatan pertumbuhan sebab gizi yang baik dan teratur akan membuat pertumbuhan tubuh menjadi sempurna(Aden, 2010)..

d. Bagi orang dewasa, madu berfungsi sebagai asupan tambahan yang dapat menstabilkan kondisi fisik karena kelelahan. Jadi, gizi yang terdapat dalam madu bisa mengurangi penurunan daya tahan tubuh(Aden, 2010).

e. Bagi para manula atau lansia, madu adalah makanan terbaik yang sangat diperlukan karena madu adalah sumber energi dan gizi yang dapat diserap langsung oleh tubuh, dimana pada usia tersebut organ

(14)

pencernaan sudah mulai berkurang fungsinya. Selain itu, madu adalah sumber energi dan gizi yang dapat diserap langsung oleh tubuh(Aden, 2010).

f. Mencegah terjadinya radang usus besar (colitis), maag, dan tukak lambung. Madu berperan baik melindungi kolon dari luka-luka yang biasa ditimbulkan oleh asam asetat dan membantu pengobatan infeksi lambung (maag). Pada kadar 20% madu mampu melemahkan bakteri pylori penyebab tukak lambung di piring percobaan (Aden, 2010).

g. Sangat bergizi sehingga dapat melebutkan sistem alami tubuh, menghilangkan rasa obat yang tidak enak, membersihkan liver, memperlancar buang air kecil, cocok untuk mengobati batuk berdahak. Buah-buahan yang direndam dalam madu bisa bertahan sampai enam bulan (Aden, 2010).

h. Dengan menggunakan cairan madu berkadar 90% (madu dicampur air hangat) dua hari sekali di bagian-bagian yang terinfeksi di kepala, diurut pelan-pelan selama 2-3 menit, madu dapat membunuh kutu, menghilangkan ketombe, memanjangkan rambut, memperindah dan melembutkannya serta menyembuhkan penyakit kulit kepala (Ihsan, 2011).

4. Manfaat Madu Untuk Kesehatan

Menurut Aden (2010), madu dianggap sebagai tonik alami dengan nutrisi penting, yang memiliki manfaat obat untuk pencernaan, peredaran darah dan sistem lain. Karena efektivitas dalam mencegah dan mengobati kondisi kesehatan yang berbeda, dalam hal ini madu tetap populer sebagai makanan dan obat alami selama berabad-abad. Namun hampir semua sepakat bahwa penyembuhan dengan madu sebagai jamu yang mengandung:

(15)

Madu dalam konsentrasi 30% hingga 50% fungsinya jauh lebih baik dari obat antibiotik.

b. Bertindak sebagai agen anti-mikroba

Sejumlah studi laboratorium menunjukkan bahwa madu mempunyai spesifikasi kandungan anti-mikroba.

c. Sebagai zat anti bakteri

Madu kental menghentikan pertumbuhan bakteri Candida alba. Madu yang mengencer hingga 40% menjadi bersifat bacteridal (pembuluh bakteri), sehingga mampu berperan sebagai anti bakteri dan anti jamur. Konsumsi madu secara teratur memperkuat sel darah putih untuk melawan bakteri dan penyakit yang diakibatkan oleh virus.

d. Madu membersihkan darah, meningkatkan pembentukan dan sirkulasinya serta mencegah arteriosclerosis. Ini karena perkelahian kolesterol, yang menyebabkan pengerasan arteri. Selain itu, efektif dalam mengontrol tekanan darah, dan mencegah stroke.

e. Sejak kandungan mineral (besi, tembaga dan mangan) membangun hemoglobin, madu dapat mencegah anemia. Selain itu, tembaga membantu dalam penyerapan zat besi, yang menjaga keseimbangan hemoglobin yang tepat dalam tubuh. f. Madu membantu dalam pemanfaatan kalsium, sehingga

mencegah osteoporosis. Kalium dalam madu memberikan bantuan dalam artritis yang menyakitkan.

g. Madu membantu untuk mengendalikan dan mencegah asma. h. Madu ini biasanya digunakan bersamaan dengan item lain.

Dalam sesendok madu dengan jus lemon (diencerkan dengan air) dapat mengurangi keasaman, sembelit, dan sakit perut. Kombinasi madu dan jahe mengurangi masalah pernapasan. i. Madu dalam konsentrasi 30% hingga 50% fungsinya jauh lebih

(16)

j. Madu adalah desinfektan ringan, sehingga mampu menyembuhkan radang tenggorokkan. Cairan manis ini juga bisa meningkatkan produksi saliva atau cairan ludah yang dapat membantu mengatasi tenggorokkan yang kering atau teriritasi. k. Satu sendok makan madu dapat memasok energi sebanyak 64

kalori.

l. Selain mengatasi pilek, madu juga adalah obat untuk batuk. m. Untuk kesehatan pada anak-anak diantaranya:

1) Madu yang dioleskan pada gusi bayi adalah obat penenang dan anestesia yang aman bagi bayi pada masa pertumbuhan giginya.

2) Madu baik untuk anak-anak karena berfungsi sebagai desinfektan, memperbaiki susunan darah, meningkatkan kadar hemoglobin dan menambah nafsu makan.

3) Madu yang bersifat penenang (sedatif) berguna untuk mengatsi ngompol pada anak-anak, disamping membuat tidur lebih nyenyak.

4) Madu mengobati batuk, pilek dan demam pada anak-anak.

5. Madu Sebagai Terapi Pengobatan ISPA a. Batuk

Dianjurkan memberi obat batuk yang aman yaitu ramuan tradisional yaitu jeruk nipis ½ sendok teh dicampur dengan kecap atau madu ½ sendok teh , diberikan tiga kali sehari (Rasmaliah, 2004).

b. Batuk pilek

Berikan ramuan madu dicampur getah damar atau madu dan jeruk nipis dapat langsung mengeluarkan dahak atau lender dan menghilangkan batuk pilek (Assegaf, 2010).

(17)

c. Batuk ringan

Batuk ringan dapat diredakan dengan 1 butir buah lemon dan madu secukupnya. Caranya, rebus buah lemon dengan air selama 5-10 menit, kemudian belah menjadi 2 bagian lalu diperas di dalam gelas. Tambahkan madu pada air perasan tersebut sampai penuh satu gelas. Aduk sampai tercampur sempurna(Ihsan, 2011).

d. Influenza

Influnza merupakan penyakit yang disertai pusing-pusing, pilek dan berdahak.

Adapun resep yang dianjurkan oleh para dokter untuk mengobati influenza dengan madu adalah sebagai berikut:

1) Tuangkan 1 sendok besar madu ke dalam cangkir berisi susu panas, kemudian minum tiga kali sehari. Penderita disyaratkan harus beristirahat total di tempat tidurnya selama 3 hari.

2) Campurkan 100 gram madu pada sari jeruk besar kemudian minum tiga kali sehari selama tiga hari.

3) Penderita meminum segelas air teh yang dicampur madu tiga kali sehari. Jika ada gumpalan amandel, para dokter juga memberikan resep pengobatannya dengan madu, yakni dengan mengoleskan madu pada amandel tersebut dua kali sehari selama 2 minggu penuh(Ihsan, 2011).

e. Meringankan pilek

Pilek ringan dan berat dapat disembuhkan dengan 1 sendok makan madu suam-suam kuku dan ¼ sendok teh bubuk kayu manis setiap hari selama 3 hari. Ramuan ini dapat menyembuhkan hampir semua batuk dan pilek kronis serta membersihkan sinus(Ihsan, 2011).

f. Radang dan nyeri tenggorokan

Siapkan gliserin steril 2 sendok besar, madu lebah 2 sendok besar, sari lemon 2 sendok besar, dan serbuk jahe ½ sendok besar. Semua bahan tersebut diletakkan dalam satu wadah, dicampur rata, dan

(18)

direbus dengan air sampai madu dan gliserin benar-benar mencair. Setelah itu dinginkan sambil diaduk hingga merata sempurna. Larutan ini baru bisa digunakan setelah hangat atau suhunya turun (Ihsan, 2011).

(19)

C. Kerangka Teori

Tabel 2.2 gambar kerangka teori

D. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variable yang satu dengan variable yang lain dari masalah yang ingin diteliti (Notoatmodjo, 2010). Berdasarkan tinjauan teori dan kerangka teori di atas maka dapat dibuat kerangka konsep penelitian sebagai berikut:

Faktor-faktor yang mempengaruhi kesembuhan ISPA:

a. Agen penginfeksi b. Umur

c. Daya tahan d. Variasi musim

Madu sebagai pengobatan ISPA:

a. Influenza

b. Memperingankan pilek

c. Batuk

d. Radang dan nyeri tenggorokkan

ISPA pada balita

Kandungan madu: a. Asam amonia b. Asam lemak c. Kalsium dan fosfor d. Potasium, sodium, dan kalsium e. Zat besi f. Enzim amilase g. Enzim lizozim Frekuensi Napas Pada

Balita Dengan ISPA:

Frekuensi napas ...x/ menit

(20)

Variabel independen variabel dependen

Tabel 2.3 gambar kerangka konsep

E. Variabel Penilitian

Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apas saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2010).

1. Variabel independen

Variabel yang mempengaruhi atau dianggap menentukan variabel terikat. Variabel independen dalam penelitian ini adalah pemberian madu.

2. Variabel dependen

Variabel yang dipengaruhi oleh variabel dependen. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Frekuensi Napas Pada Balita Dengan ISPA.

F. Hipotesis Penelitian

Dari uraian di atas dan berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan dapat ditarik hipotesis penelitian sebagai berikut :

1. Ada pengaruh pemberian madu terhadap frekuensi napas pada balita dengan ISPA Di Desa Wonorejo Kecamatan Kaliwungu Utara Kabupaten Kendal.

Pemberian madu

Frekuensi Napas Pada Balita Dengan ISPA:

Gambar

Tabel 2.1 Kandungan madu No Nama zat Nilai gizi dalam 100
Tabel 2.2 gambar kerangka teori

Referensi

Dokumen terkait

Kini, di lokasi pesantren Asshiddiqiyah seluas 10.000 meter persegi lebih berdiri beberapa gedung megah bertingkat, dua masjid (sebuah masjid untuk santri putra

Dalam hal ini peran orang tua adalah menjalankan segala fungsinya dalam keluarga yaitu sebagai modeling di mana orang tua menjadi contoh teladan bagi

Namun untuk lebih memastikan pengaruh konsumsi garam beryodium terhadap tingginya angka UIE pada anak sekolah, ada baiknya masih perlu dilakukan penelitian lebih

(4) Untuk kepentingan pemeriksaan di pengadilan dalam perkara pidana atau perdata, atas permintaan hakim sesuai dengan Hukum Acara Pidana dan Hukum Acara Perdata,

Sejalan dengan itu, berdasarkan ketetapan yang berlaku di Politeknik Negeri Sriwijaya, maka salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan pendidikan jenjang Sarjana

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pemahaman konsep matematis siswa dengan menggunakan Pendekatan Matematika Realistik (PMR) lebih baik

Kegiatan Pemeliharaan Rutin/ Berkala Rumah Jabatan/Rumah Dinas/Gedung Kantor/ Kendaraan Dinas/Operasional Perangkat Daerah. Kegiatan Pemeliharaan Rutin /Berkala Sarana Kantor dan

Dalam rangka pencairan dana yang berasal dan i setoran terpusat Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) di lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional