• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISA DAN INTERPRETASI DATA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V ANALISA DAN INTERPRETASI DATA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V

ANALISA DAN INTERPRETASI DATA

Setelah dilakukan pengumpulan dan pengolahan data, langkah selanjutnya adalah memaparkan hasil analisa dari tools yang digunakan. Selain itu juga menganalisa implikasi teoritis atau praktis tehadap objek penelitian yang diperoleh dari output penelitian.

5.1 Analisa Waktu Standar dan Output Standar

Waktu standar yang didapatkan dari hasil pengolahan data, akan diberikan kepada perusahaan sebagai salah satu rekomendasi untuk meningkatkan kinerja operator. Jika waktu atau output standar telah berhasil ditetapkan, maka manajemen akan memiliki kemudahan dalam membuat evaluasi mengenai

performance kerja operator, karena kedua hal tersebut akan

merupakan tolok ukur dan target yang harus dicapai oleh seorang pekerja (Wignjosoebroto, 1995). Selama ini, perusahaan tidak memiliki standar waktu kerja bagi operator. Sehingga, performance operator tidak dapat .

Sebagai akibat dari tidak ada waktu standar yang ditetapkan oleh perusahaan, maka hasil perhitungan waktu standar tidak dapat dibandingkan. Perbandingan dapat dilakukan dari sisi output standar. Namun secara keseluruhan, waktu standar cukup mewakili keadaan yang sebenarnya karena

sample yang diambil merupakan operator yang telah cukup

lama bekerja di perusahaan tersebut dan memiliki kecepatan pekerjaan sesuai dengan standar, sehingga dapat dijadikan standar dalam perhitungan waktu maupun output. Pemilihan operator yang dijadikan sample berdasarkan petunjuk dari perusahaan karena mereka yang lebih mengetahui keadaan operator yang sebenarnya.

Berdasarkan hasil perhitungan output standar, walaupun terdapat perbedaan, namun perbedaan yang terjadi tidak terlalu signifikan terhadap output standar yang telah ditetapkan oleh

(2)

perusahaan. Beberapa stasiun yang tidak memiliki output standar dari perusahaan, telah dihitung dan mendapatkan hasil seperti yang tertera pada tabel (5.1). Perbedaan output standar antara hasil perhitungan dengan standar perusahaan tersebut dapat dilihat pada tabel (5.1).

Tabel 5.1 Perbandingan Output Standar Hasil Perhitungan Dengan Output Standar Perusahaan

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa perbedaan terbesar terdapat pada bagian inspeksi dan assembly tube+clamp. Jumlah oputput yang dihasilkan oleh operator pada bagian tersebut cukup tinggi, artinya waktu standar kerja operator kecil. Hal ini disebabkan karena operator yang dipilih sebagai sample memiliki performance rating yang cukup tinggi, karena mereka tergolong operator yang bekerja selama kurang lebih 18 tahun. Sehingga ketika mengerjakan pekerjaannya, operator tersebut dapat mengerjakan dengan cepat dan tepat. Selain itu, jenis pekerjaan yang dilakukan tidak terlalu rumit, dan dalam waktu 1 jam, operator dapat menghasilkan jumlah

output lebih dari standar perusahaan.

Selisih yang terjadi antara output standar hasil perhitungan dan output standar yang telah ditentukan oleh perusahaan dikarenakan standar dari perusahaan ditetapkan kurang lebih 10 tahun yang lalu. Operator telah mengalami banyak kemajuan baik dalam kemampuan maupun motivasi

(3)

kerja sehingga standar tersebut harus diperbaruhi sesuai dengan kondisi operator pada saat ini. Salah satu supervisor menyebutkan bahwa saat ini operator tetap dapat memenuhi standar perusahaan dalam waktu 40 menit, bukan 1 jam lagi. Semakin lama operator mengerjakan pekerjaan yang sama, maka ia akan semakin terbiasa, dan pasti output operator akan meningkat. Seperti yang terjadi di lantai produksi Medical

Equipment saat ini. Akan lebih baik jika perusahaan

memperbarui standar waktu pengerjaan dan standar output beberapa tahun sekali agar dapat sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

5.2 Analisa Jumlah Operator

Inti dari penelitian ini adalah untuk menentukan jumlah operator yang optimum sesuai dengan perubahan jumlah

demand di PT. Otsuka Indonesia, khususnya lantai produksi Medical Equipment I. Berdasarkan hasil yang didapatkan dari

pengolahan data, terdapat perbedaan yang cukup signifikan pada jumlah operator yang seharusnya dibutuhkan oleh lantai produksi tersebut. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 5.2 Perbandingan Jumlah Operator

Hasil perhitungan Kenyataan Selisih IV needle + Adaptor Adaptor + Rubber Roller + Clamp Joint + tube 3 4 -1 Tube + DC 3 4 -1 Tube + Rubber 4 8 -4 Tube + Regulator 4 4 0 Coiling 8 8 0 Inspeksi 4 4 0 Sterilisasi 1 2 -1 Sealing 3 4 -1 Packing Inner 3 2 1 Packing Outer 1 1 0 44 51 -7 PACKING TOTAL

Operator Optimum (orang)

10 10 0

Operasi PRA ASS

(4)

Keterangan :

: perlu dikurangi : perlu ditambah

Banyaknya orang yang harus dikurangi : 8 orang Banyaknya orang yang harus ditambah : 1 orang

Dilihat dari tabel di atas, terdapat 5 stasiun yang perlu pengurangan jumlah tenaga kerja, 1 stasiun perlu penambahan tenaga kerja. Berdasarkan studi pendahuluan, jumlah operator yang tidak sesuai disebabkan karena selama ini penetapan jumlah operator hanya berdasarkan insting supervisor yang telah bekerja selama puluhan tahun perusahaan ini sehingga akibatnya, beberapa stasiun mengalami kelebihan orang dan 1 stasiun mengalami kekurangan orang dimana ketidaksesuaian tersebut akan memberi dampak negatif bagi perusahaan dan operator.

Jika jumlah operator kurang, secara otomatis target produksi perusahaan tidak dapat terpenuhi. Operator yang ada mungkin dapat memenuhi target yang telah ditetapkan, namun mereka akan bekerja melebihi kapasitas yang mereka miliki.

Sedangkan jika jumlah operator terlalu banyak, berakibat pada menurunnya performance operator. Selain itu, kerugian finansial juga akan diderita perusahaan karena dengan jumlah orang yang lebih sedikit, dan jumlah biaya tenaga kerja yang lebih kecil telah mampu memenuhi terget produksi perusahaan (akan dijelaskan lebih lanjut pada analisa biaya tenaga kerja). Kondisi yang menguntungkan kedua belah pihak (perusahaan dan operator) adalah jika perusahaan dapat mengurangi biaya tenaga kerja, namun tetap memenuhi target produksi dan tidak membuat operator bekerja melebihi kapasitas mereka.

5.4 Analisa Hasil Simulasi

Seperti yang telah diterangkan sebelumnya, simulasi digunakan sebagai salah satu tool untuk membuktikan bahwa

(5)

hasil perhitungan opertor optimum akan memberikan dampak positif bagi perusahaan dilihat dari segi output yang dihasilkan. Pembuatan output ini didasarkan pada demand per hari.

Hasil report simulasi pada tabel (5.3) menunjukkan bahwa setelah dilakukan penyesuaian jumlah operator, output mengalami peningkatan walaupun banyak operator yang dikurangi. Dapat dilihat pada perbandingan report hasil simulasi kondisi existing dan kondisi perbaikan di bawah ini. Pengurangan jumlah operator tidak mempengaruhi output yang dihasilkan di masing – masing stasiun, namun ketika operator ditambah pada bagian packing inner, output meningkat sebesar kurang lebih 2000 unit.

Perlu diketahui sebelumnya, bahwa pada bagian sealing, jumlah mesin hanya 2 sehingga jumlah operator yang mengendalikan 2 orang, seperti yang dibuat pada model simulasi, namun pada kenyataan di lapangan, operator yang bekerja di bagian sealing berjumlah 4 orang yang terdiri dari 2 orang operator mesin, dan 2 orang helper yang bertugas membantu operator mengambil material dan mengatur agar material tersebut tetap steril. Dari hasil pehitungan, operator mesin tidak perlu dikurangi, yang perlu adalah helper karena tugasnya yang tidak terlalu berat sehingga dapat ditangani oleh 1 orang saja.

(6)

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa output tetap sampai dengan stasiun sealing, walapun pada bagian assembly terjadi pengurangan sebanyak 6 orang dan bagian sterilisasi sebanyak 1 orang, namun terbukti bahwa output tidak berkurang. Ini berarti bahwa selama ini yang terjadi di bagian Medical

Equipment I adalah terlalu banyak jumlah operator padahal

sebenarnya dengan jumlah operator yang lebih sedikit, akan tetap mampu memenuhi target produksi yang diinginkan berdasarkan jumlah demand.

Tabel (5.4) menunjukkan bahwa secara keseluruhan, hasil akhir output produk mengalami peningkatan yang signifikan, yaitu sebesar 10.14 % dan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa hal ini disebabkan karena adanya penambahan operator sebanyak 1 orang di bagian yang kritis, yaitu packing inner. Ketika jumlah operator tidak ditambahkan, 5.5 Analisa Biaya Tenaga Kerja

Pada umumnya, perusahaan menerapkan prinsip ekonomi dalam mengambil segala bentuk kebijaksanaan yang berkaitan dengan kepentingan perusahaan tersebut. Prinsip ekonomi yang dimaksud adalah dengan mengeluarkan biaya sekecil – kecilnya untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar – besarnya. Penyesuaian jumlah operator secara tepat sesuai dengan kebutuhan perusahaan, akan memberikan dampak yang positif terutama dari sisi finansial perusahaan. Dapat dilihat pada tabel (5.4) yang menuliskan perbandingan biaya tenaga kerja yang harus dikeluarkan per bulannya oleh perusahaan sebelum dilakukan penyesuaian jumlah operator dan setelah dilakukan penyesuaian.

Perbedaan biaya tenaga kerja yang harus dikeluarkan oleh perusahaan mengalami penurunan yang cukup signifikan, yaitu sebesar Rp 3.850.000,00. Hal ini disebabkan karena dengan pengurangan jumlah operator, secara langsung akan memberi dampak kepada pengurangan jumlah biaya tenaga kerja yang akan dikeluarkan. Walaupun terjadi penambahan tenaga kerja

(7)

sebanyak 1 orang, namun tidak sebanding dengan pengurangannya yang sebanyak 9 orang.

Tabel 5.4 Perbandingan Biaya Tenaga Kerja

Biaya Tenaga Kerja Keterangan Jumlah

Tetap Lama Rp 35,700,000 Tetap Baru Rp 12,800,000 Tidak Tetap Rp 14,300,000 TOTAL Rp 62,800,000 Tetap Lama Rp 35,700,000 Tetap Baru Rp 12,800,000 Tidak Tetap Rp 10,450,000 TOTAL Rp 58,950,000 Hasil Perhitungan Awal

Pengurangan biaya tenaga kerja sebesar 6.13 % tersebut akan memberikan keuntungan bagi perusahaan, dan prinsip ekonomi berhasil dicapai karena dengan berkurangnya biaya, tidak menyebabkan output menurun, namun target produksi tetap tercapai sesuai dengan keinginan dan kebutuhan perusahaan.

Perusahaan dapat menggunakan pengurangan biaya tersebut bagi kesejahteraan operator. Misalnya dengan memberikan insentif (bonus) bagi mereka yang berprestasi yaitu menghasilkan output lebih dari standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Mengenai pemberian insentif akan dibahas lebih lanjut pada analisa rekomendasi perbaikan.

5.5 Analisa Rekomendasi Perbaikan

Analisa mengenai rekomendasi perbaikan yang diberikan bertujuan agar perusahaan mengetahui kelebihan dan kekurangan dari rekomendasi perbaikan yang diberikan kepada perusahaan sebagai saran perbaikan.

5.5.1 Pemberian Insentif

Pemberian insentif akan menguntungkan 2 belah pihak, yaitu pihak pekerja maupun pihak perusahaan. Perusahaan akan diuntungkan, karena produktivitas tenaga kerja meningkat, dan biaya yang dikeluarkan untuk upah tetap tidak

(8)

lebih dari biaya yang dikeluarkan ketika jumlah tenaga kerja belum optimal. Sedangkan bagi operator, tentu saja upah akan meningkat dan menghindari terjadinya eksploitasi dari perusahaan karena ada kompensasi yang jelas bagi pekerja untuk setiap tambahan beban pekerjaan yang diberikan.

PT. Otsuka Indonesia selama ini menerapkan sistem lembur sebagai metode pemberian insentif bagi karyawannya. Sehingga, pekerja hanya diberi bonus jika ia bekerja lebih dari 8 jam kerja untuk memenuhi target produksi perusahaan. Hal ini akan merugikan jika dilihat dari sisi pekerja, karena mereka hanya akan dibayar lebih jika perusahaan membutuhkan mereka untuk bekerja ekstra. Sedangkan bagi pekerja yang berprestasi tidak ada reward yang akan diberikan.

Kekurangan lain dari pemberian insentif berdasarkan jam lembur adalah kecenderungan pekerja untuk mengambil jam lembur tersebut karena mereka membutuhkan uang tambahan. Akibatnya, tidak peduli berapa output yang dihasilkan dan tingkat efisiensi serta performance dari pekerja tersebut, ia akan tetap memperoleh uang lembur karena telah bekerja selama lebih dari 8 jam kerja. Ini akan merugikan pihak perusahaan.

Sedangkan jika perusahaan menerapkan metode piece work sebagai salah satu cara pemberian reward bagi pekerja yang berprestasi, maka mereka akan berlomba – lomba untuk bekerja dengan sebaik mungkin agar dapat menghasilkan

output lebih dari standar yang telah ditetapkan, dengan

catatan bahwa hasil output tersebut memiliki prosentase

defect yang kecil. Dengan demikian, perusahaan akan

diuntungkan dan begitu pula pihak pekerja.

Terdapat satu kekurangan dari pemberian insentif berdasarkan piece work, yaitu perusahaan harus

mengalokasikan beberapa orang untuk menghitung output masing – masing operator. Perhitungan tersebut dapat

(9)

dipermudah dengan penggunaan timbangan tanpa harus menghitung satu per satu.

Sebaiknya, pemberian insentif ini lebih difokuskan pada karyawan tidak tetap agar mereka lebih cepat melakukan penyesuaian dan dapat memenuhi standar perusahaan dengan segera. Permasalahan yang sering terjadi di bagian Medical

Equipment I PT.Otsuka Indonesia ini adalah, operator baru

(tidak tetap) terlalu lambat dalam menyelesaikan pekerjaannya dan proses belajar yang dilakukan cenderung lama karena tidak adanya pemicu bagi operator tersebut untuk belajar lebih cepat. Akibatnya, beban berlebih akan diberikan kepada operator lama. Hal seperti ini dapat diatasi dengan pemberian insentif dengan metode piece work.

5.5.2. Penggunaan Software

Rekomendasi utama yang akan diberikan ke perusahaan sebagai bahan pertimbangan adalah penggunaan software sederhana yang akan membantu pihak supervisor atau top

management dalam menghitung jumlah operator yang

dibutuhkan untuk mengerjakan target produksi tertentu sesuai dengan jumlah demand serta estimasi biaya tenaga kerja yang perlu dikeluarkan.

Secara garis besar, Software dibuat semudah dan sesederhana mungkin sehingga user dapat mengoperasikan dengan mudah dan cepat dengan harapan bahwa software ini akan berguna bagi kelangsungan operasional Medical

Equipment I PT.Otsuka Indonesia, Lawang.

Kelebihan yang dimiliki oleh software ini selain dapat menyederhanakan perhitungan seperti yang telah disebutkan di atas, adalah tingkat fleksibillitas yang cukup tinggi. Ketika terjadi perubahan jumlah tenaga kerja, misalnya terdapat tenaga kerja tetap baru yang direkrut oleh perusahaan,

software menyediakan fasilitas perubahan tersebut. Begitu

pula jika perusahaan menginginkan operator bekerja dalam 2 shift atau bahkan lebih. Jika suatu saat terjadi kenaikan gaji

(10)

tenaga kerja, yang perlu dilakukan hanya melakukan update data seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya.

Keterbatasan yang dimiliki program ini adalah tidak memperhitungkan beban kerja masing – masing operator karena tidak memiliki kemampuan untuk menghitung beban kerja masing – masing operator, oleh karena itu untuk mengetahui beban kerja operator yang dipekerjakan oleh perusahaan, terutama operator tetap, perusahaan sebaiknya melakukan pengukuran atau pemeriksaan secara berkala agar operator tidak memiliki beban berlebih dan dapat bekerja secara maksimal.

Gambar

Tabel 5.1 Perbandingan Output Standar Hasil Perhitungan  Dengan Output Standar Perusahaan
Tabel 5.2 Perbandingan Jumlah Operator
Tabel 5.3 Perbandingan Jumlah Output Hasil Simulasi
Tabel 5.4  Perbandingan Biaya Tenaga Kerja

Referensi

Dokumen terkait

dengan cara pembagian kuisioner kepada para responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi anggaran dan asimetri informasi berpengaruh signifikan positif

dianjurkan untuk merencana alat ukur Parshall aliran nonmoduler karena diperlukan banyak waktu untuk menangani dua tinggi energi/head, dan pengukuran menjadi tidak teliti... ALAT

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI) Unit Kanrung

g) Keputusan Presiden RI tentang pengangkatan menjadi Perwira (Untuk proses penetapan gaji/inpassing). DIREKTORAT AJUDAN JENDERAL ANGKATAN DARAT SUBDITBINMINPERSPRA.. a)

Sebuah digraph D dan 2-digraph D dengan n vertex dapat dinyatakan oleh matriks, yang entri dari matriks tersebut adalah bilangan 1 atau 0, matriks yang demikian disebut sebagai

Theaflavin yang terkandung dalam teh hitam memiliki potensi dalam memproduksi NO dan vasorelaksasi yang lebih tinggi dari EGCG yang terkandung dalam katekin,

Penelitian  yang  dilakukan  di  SMP  Negeri  1  Boyolali  menunjukkan  bahwa  seluruh  guru  biologi  sudah  membuat  perangkat  pembelajaran.  Kenyataan  ini 

Penelitian tahap II dititik beratkan untuk memisahkan fraksi protein yang tidak dapat dihidrolisis oleh pepsin dalam isolat protein komak hitam yang diduga kuat