• Tidak ada hasil yang ditemukan

: Sebagai seorang anggota tentara kekaisaran Jepang, : Hidup!!! yang menyemangati anak buahnya agar berperang sampai mati.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan ": Sebagai seorang anggota tentara kekaisaran Jepang, : Hidup!!! yang menyemangati anak buahnya agar berperang sampai mati."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

ることと信じる。本土のために、祖国のために、 我々は最後の書体まで、一つもない十人の敵を殺 すのまえに死ぬことがあると思う。私は常にあな たの前にある。万歳!!! 神風軍 :万歳!!! Terjemahan :

Kuribayashi : Sebagai seorang anggota tentara kekaisaran Jepang, aku percaya kalian bertempur dengan kehormatan. Demi tanah daratan ini, demi tanah air ini, tidak ada seorang pun boleh mati sebelum membunuh sepuluh tentara. Aku selalu senantiasa di depanmu. Hidup!!! Tentara Kamikaze : Hidup!!!

Analisis :

Sebelum melakukan perang, Letjen Kuribayashi memberikan pesan yang menyemangati anak buahnya agar berperang sampai mati. Perkataan yang diucapkan Letjen Kuribayashi mengandung doktrin yang dapat membuat tentaranya merasa terhormat bila mati demi negara. Seperti yang ia katakan bahwa ia percaya tentaranya berjuang demi rasa hormat. Perkataan ini menegaskan bahwa mereka benar – benar seorang tentara yang berjuang karena kehormatan baik mempertahankan kehormatannya maupun kehormatan kaisar. Dan demi negara mereka harus rela berperang sampai mati.

(2)

dengan hidup – hidup jelas terlihat bahwa perkataan Letjen Kuribayashi merupakan sebuah unsur doktrin yang diberikan kepada pasukannya agar mereka tidak mudah menyerah dan bertanggung jawab terhadap apa yang telah dipercayakan pada mereka. Mereka dipercaya oleh kaisar untuk membela negara di Iwojima, dengan doktrin yang diberikan oleh Letjen Kuribayashi, mereka bisa memegang tanggung jawab tersebut. Terbukti dari laporan yang diberikan oleh Letnan Fujita bahwa pasukkannya masih utuh dalam waktu yang cukup lama. Berarti doktrin yang diberikan oleh Letjen Kuribayashi berhasil tertanam sebagai tentara Kamikaze di Iwojima.

Berjuang dengan rasa hormat yang ditekankan oleh Letjen Kuribayashi merupakan unsur kehormatan yang juga ditekankan dalam pola pemikiran Bushido. Karena jika Letjen Kuribayashi dan pasukannya gagal dalam mempertahankan Iwojima, ia sama saja mengingkari kewajibannya dan hilanglah kehormatannya. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Bellah (1985:82) pada bab dua, bahwa bila seorang Samurai mengingkari kewajibannya, maka ia akan kehilangan kehormatannya.

3.2.4 Analisis Unsur Kebajikan Dalam Konsep Bushido Sebagai Tentara Kamikaze

Adegan 22 :

Adegan ini menceritakan ketika sedang melakukan tembak – menembak oleh para tentara Jepang, ada salah satu tentara Amerika yang bernama Sam tertembak, tetapi ternyata ia tidak mati. Letkol Nishi yang melihat Sam belum mati segera menyuruh salah satu anak buahnya untuk

(3)

membawa masuk ke dalam gua. Setelah diletakkan di gua, semua mengira Sam akan dibunuh, namun Letkol Nishi menyuruh Endo, salah satu dari tim medis pasukannya untuk menyembuhkan Sam yang tertembak itu. Tetapi Endo mengatakan bahwa mereka kekurangan morfin dan tidak ada persediaan lagi bila menyelamatkan Sam tersebut. Anak buahnya pun protes karena buat apa menyelamatkan Sam. Letkol Nishi pun menjelaskan bila kita bertemu dan tertangkap tentara Amerika, kita pun berharap diperlakukan yang sama. Meskipun morfin akan habis, Letkol Nishi tetap ingin mengobati Sam sampai sembuh. Ketika Sam itu sudah siuman, Letkol Nishi menghampirinya, mereka berkenalan dan berbincang – bincang mengenai negara Amerika. Namun tidak berapa lama, Sam pun meninggal. Terlihat suatu kesedihan dari raut muka Letkol Nishi.

Gambar 3.14 Gambar 3.15

Letkol Nishi Letkol Nishi Ketika Berbicara Dengan Sam

(4)

Analisis :

Setelah Letkol Nishi melihat Sam, tentara Amerika yang tertembak. Ia tampak menunjukkan muka kasihan terhadap Sam. Ia pun memutuskan untuk menyembuhkannya karena kondisinya lemah. Keputusan Letkol Nishi adalah suatu bentuk kebajikan sesama. Kebajikan sesama yang terdoktrin dari ajaran Bushido. Meskipun Sam adalah musuh tentara Jepang, namun melihat kondisinya yang lemah ia prihatin dan memutuskan untuk merawatnya. Ia tidak peduli dengan morfin yang akan habis untuk mengobati Sam.

Letkol Nishi adalah pemimpin yang tampak tegas. Menurut penulis, ia memiliki rasa kelembutan yang diperlihatkan dengan niat untuk mengobati tentara Amerika yang sudah jelas – jelas musuhnya. Ia berharap jika suatu hari nanti tentara Jepang tertangkap oleh Amerika dalam keadaan luka, ia berharap Amerika akan memperlakukan tentaranya seperti apa yang pernah ia lakukan pada Sam. Karena semangat Bushido mengajarkan secara ksatria bahwa seorang militer harus menyayangi dan membela yang lemah, yang terinjak, dan yang kalah (Nitobe, 1998 :43).

Dari perlakuan Letkol Nishi kepada Sam, terdapat sebuah kebajikan antar hubungan sesama manusia. Kebajikan yang dilakukan Letkol Nishi tidak memandang siapa Sam sebenarnya. Ia hanya ingin melakukan kebajikan sehingga suatu saat nanti kebajikannya dapat berpengaruh baik untuk anak buahnya di mata Amerika khususnya. Maka kebajikan yang Letkol Nishi lakukan sesuai dengan ajaran Bushidoyang mengatakan bahwa dengan kasih sayang yang terdapat dalam sikap murah hati, maka segala sudut hati manusia dapat ditundukkan (Nitobe, 1998:41). Terbukti Sam yang awalnya tampak

(5)

ketakutan karena dianggap tentara Jepang terkenal kejam dalam membunuh musuhnya, bisa terlihat santai ketika melihat kebajikan dilakukan oleh Letkol Nishi.

3.2.5 Analisis Unsur Keadilan Dalam Konsep BushidoSebagai Tentara Kamikaze

Adegan 02 :

Adegan ini menceritakan ketika Letjen Kuribayashi telah mendarat. Ia meninjau keadaan Iwojima dengan mengelilingi pulau tersebut. Ketika sampai pada daerah dekat pantai yang sedang dibangun kanal pantai untuk benteng pertahanan, ia melihat Saigo dan Nozaki sedang dipukuli oleh Letnan Tanida yang merupakan pemimpin dalam pasukan tersebut. Mereka dipukuli karena ketahuan berbicara yang menurut Letnan Tanida tidak patriotik. Saigo mengatakan bahwa pulau ini harusnya dibiarkan saja menjadi milik bangsa Amerika, agar mereka bisa pulang dan tidak perlu berperang. Apa yang bisa dibangun dipulau Iwo bila yang ada hanya tanah kering, panas dan tidak bisa ditumbuhi. Lalu tidak sengaja Letnan Tanida mendengar pembicaraan mereka dan marah. Karena Saigo dan Nozaki tidak mengaku atas perkataannya, maka dipukulnya mereka berdua dengan tongkat. Melihat kejadian tersebut Letjen Kuribayashi yang baru saja sampai langsung membentak pemimpin tersebut. Menurutnya tidak seharusnya pemimpin tersebut memperlakukan Saigo dan Nozaki seperti itu. Karena menurut Letjen Kuribayashi, pemimpin memberikan hukuman kepada bawahannya dengan menggunakan otak bukan kekerasan karena untuk peperangan di Iwojima ia sangat kekurangan tentara,

(6)

ia tidak ingin tentaranya mati percuma. lalu ia mengatakan bahwa lebih baik Saigo dan Nozaki tidak diberi jatah makan siang daripada harus dipukuli. Lalu Letjen Kuribayashi pun berlalu dan menyuruh pemimpin tersebut untuk memberhentikan semua pekerja yang membuat kanal pantai untuk strategi mereka dalam mempertahankan Iwojima dari Amerika Amerika. Kemudian mereka pun semua diijinkan untuk istirahat karena dilihatkan semua tampak sangat lelah. Akhirnya para pekerja pun berhenti, termasuk Saigo dan Nozaki juga berhenti dipukuli.

Gambar 3.16 Gambar 3.117

Ketika Saigo dan Nozaki Dipukul Letjen Kuribayashi Menegur Letnan Tanida

Analisis :

Dalam menghadapi tentara - tentaranya, Letjen Kuribayashi terlihat tidak ingin menggunakan kekerasan. Ia tampak tidak ingin menindas kaum lemah, karena Saigo dan Nozaki berada di sana merupakan sesuatu yang harus di hormati sebagai tentara Kamikaze. Lalu kekerasan seperti yang dilakukan oleh Letnan Tanida adalah sesuatu yang sia – sia karena hanya membuat mereka sakit dan tidak berdaya saja. Dengan kebijaksanaannya yang hanya tidak member jatah makan siang pada Saigo dan Nozaki maka keputusan tersebut merupakan keputusan yang tepat dan benar.

(7)

Menurut penulis, hukuman yang dipilih oleh Letjen Kuribayashi yaitu lebih baik Saigo dan Nozaki tidak diberi jatah makan siang daripada harus dipukuli menunjukkan Letjen Kuribayashi mewujudkan keadilan dalam mengambil keputusan. Hal ini dapat dilihat ketika ia tidak suka Letnan Tanida melakukan pemukulan terhadap Saigo dan Nozaki. Karena terlihat ia berfikir sangatlah sia – sia bila mereka berdua mati karena pemukulan bukan karena berjuang. Hal ini menandakan bahwa hukuman yang diputuskan oleh Kuribayashi untuk Saigo dan Nozaki adalah keputusan yang benar dan terlihat adil. Dikatakan adil karena di satu sisi dengan kesalahan mereka yang kecil mereka tidak perlu kesakitan karena dipukul Letnan Tanida, dan di sisi lain Letjen Kuribayashi tetap dapat menghukum mereka dengan cara yang bijaksana.

Letjen Kuribayashi dikatakan mengedepankan keadilan karena ia dapat memutuskan situasi yang akan dihadapi dengan melihat kebenarannya. Kebenaran di sini adalah Letjen Kuribayashi merasa benar karena tidak membenarkan hukuman pukulan yang diberikan Letnan Tanida kepada Saigo dan Nozaki, menganggap keputusannya benar dengan memberi hukuman lebih baik melarang jatah makan siang Nozaki dan Saigo daripada memberikan pukulan.

Keadilan yang diperlihatkan dalam adegan ini sesuai dengan keadilan yang diajarkan Bushido, yaitu tanpa menekankan kebenaran, kemampuan para Samurai tidak akan berarti ( Nitobe, 1998:23). Kemampuan untuk menetapkan hukuman yang adil merupakan wujud dari kebenaran dari Letjen Kuribayashi.

(8)

3.3 Analisis Pengaruh Konsep Bushido Dalam Pelaksanaan Bunuh Diri Tentara Kamikaze

Seperti yang telah dijelaskan pada bab dua, bahwa Seppuku merupakan bagian dari karakter (watak) Bushido yang tidak hanya dianggap sebagai hukuman kematian yang terhormat untuk pelanggar hal tertentu dari hukum Tokugawa, tetapi juga menunjukkan sikap pertahanan, protes kesetiaan, dan penegasan ungkapan kebenaran dari kewajiban seseorang (Seward, 1995:1).

Pada bagian analisis ini, terdapat lima pelaksanaan bunuh diri yang dilakukan tentara Kamikaze maupun pemimpin dalam perang di Iwojima. Masing – masing pelaksanaan bunuh diri mempunyai pengaruh konsep Bushidoyang diperlihatkan ada tiga moral di dalamnya. Selain itu, dijelaskan pula jenis Seppukudari pelaksanaan bunuh diri di film ini. Berikut ini adalah penjabaran dari analisis di atas :

3.3.1 Analisis Unsur Kesetiaan Dalam Konsep Bushido Mengenai Pelaksanaan Bunuh Diri Tentara Kamikaze

Adegan 32

Pada adegan ini menceritakan tentang Letjen Kuribayashi yang terkena ledakan bom namun ia tidak mati. Sebagai ajudannya, Letnan Fujita menyeret Letjen Kuribayashi ke tempat yang aman di atas perbukitan. Di sana Letnan Fujita diperintah oleh Letjen Kuribayashi untuk memenggal kepala Letjen Kuribayashi sebagai bentuk pengabdiannya terhadap negara. Di saat Letnan Fujita sudah mengeluarkan pedang, tiba – tiba ia ditembak oleh Amerika. Tidak lama Saigo datang dan Letjen Kuribayashi berpesan

(9)

agar Saigo menguburkan mayatnya agar tidak ditemukan oleh siapa pun. Lalu ia mengeluarkan pistol dan menembakkan keperutnya. Ia pun akhirnya mati dan Saigo menguburkannya.

Gambar 3.25 Gambar 3.26

Letjen Kuribayashi Bunuh Diri

Analisis :

Pelaksanaan kematian yang dilakukan oleh Letjen Kuribayashi ketika memerintah untuk dipenggal kepalanya merupakan manifestasi dari cara kematian Samurai.Samuraimelakukan Seppukudengan dipenggal kepalanya dalam suatu upacara. Namun hal itu gagal dilakukan karena Letnan Fujita tiba – tiba tertembak. Lalu ia memutuskan untuk menggunakan pistol yang ditembakkan ke perutnya untuk bunuh diri. Menurut penulis, kematian Letjen Kuribayashi adalah untuk menghapus rasa bersalahnya karena tidak bisa memenangkan Jepang dalam pertempuran di Iwojima. Jalan satu – satunya adalah bunuh diri daripada terbunuh oleh lawannya.

Pada awal Letjen Kuribayashi ke Iwojima, ia sudah bertekad dalam hati untuk mengabdi dan memberikan hidupnya kepada negara. Ternyata ia

(10)

gagal dalam mempertahankan Iwojima dan merasa bersalah. Karena ia sudah bertekad akan memberikan hidupnya dengan kata lain memberikan nyawanya untuk negara, maka untuk melaksanakan janjinya tersebut jalan satu – satunya adalah ia harus mati.

Kematian Letjen Kuribayashi merupakan lambang dari kemurnian, kesederhanaan, pemusatan pikiran, dan rasa tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan serta pengabdian yang tulus kepada atasannya (Moore,1967:236). Dalam hal ini dapat dijelaskan bahwa kemurnian yang ada pada jiwa Letjen Kuribayashi yakni, kebaikan dan kerendahan hatinya yang terlihat dengan ia menghargai tentara – tentaranya. Kesederhanaan yang diperlihatkan Letjen Kuribayashi yakni, dengan caranya berperang ia tidak menuntut peralatan yang canggih dan lengkap namun lebih menggunakan stategi dan otak. Lalu dalam pemusatan pikiran, Letjen Kuribayashi terlihat sungguh – sungguh dan serius dalam memimpin pasukannya hingga pembuatan sateginya difikirkan secara maksimal. Dan tanggung jawabnya diwujudkan dengan kerelaan untuk bunuh diri karena tidak bisa mempertahankan Iwojima demi menunjukkan kesetiaannya dan janjinya yang mempersembahkan nyawanya dalam membela negara.

Menurut Penulis, jenis bunuh diri yang dilakukan oleh Letjen Kuribayshi adalah Seppuku Chugi – bara, yaitu suatu tindakan Seppuku yang disebabkan oleh rasa kesetiaan kepada daimyo atau tuan tanah (Seward,1995:21). Keputusan Letjen Kuribayashi untuk bunuh diri dapat dikatakan bentuk kesetiaannya terhadap kaisar. Unsur kesetiaan dalam adegan ini memperlihatkan bagaimana semangat Bushido tertanam dalam jiwa Letjen Kuribayashi, seperti kesetiaan yang dilakukan seorang Bushi

(11)

terhadap tuannya, yaitu kesediaan berkorban dengan bunuh diri, karena jalan Bushi ditemukan dalam kematian, dengan demikian pengabdian yang dilaksanakannya menjadi tanpa satu kesalahan pun selama hidup (Yamamoto, 1987:18). Kesetiaan Letjen Kuribayashi diwujudkan dengan kesediaannya berkorban dengan bunuh diri dan terlihat ia percaya bahwa pelaksanaan bunuh dirinya adalah keputusan yang tepat.

3.3.2 Analisis Unsur Keberanian Dalam Konsep Bushido Mengenai Pelaksanaan Bunuh Diri Tentara Kamikaze.

Adegan 23

Adegan ini menceritakan ketika sampai ke daerah utara, tentara Kamikaze dan tentara Amerika sedang terjadi adu tembak. Semua pasukan yang tersisa harus melewatinya agar bisa masuk ke gua. Mereka pun berjalan satu – persatu. Namun sangat sulit untuk menyebrang ke gua utara tersebut. Ia terlihat sangat geram karena tentara Amerika tidak henti – hentinya menembak. Untuk menyelamatkan pasukannya Letnan Okubu yang ditunjuk untuk menggantikan Letkol Nishi memutuskan untuk melakukan serangan bunuh diri.

(12)

Gambar 3.23 Gambar 3.24 Letnan Okubu Bunuh Diri

Analisis :

Letnan Okubu melakukan serangan bunuh diri dengan membawa granat mengarah ke tempat Amerika. Setelah dekat, ia tertembak dan saat itu pula granat meledak mengenai sebagian pasukan Amerika. Ia menyuruh pasukannya untuk duluan sampai ke gua, terlihat dengan serangan bunuh diri tersebut, ia ingin melindungi pasukannya, karena itu tanggung jawabnya sebagai pemimpin. Hal ini sesuai dengan pelaksanaan kematian yang diajarkan Bushido dan sudah tertanam sebagai di Iwojima bahwa dalam keadaan tanpa harap, seorang prajurit Jepang harus membunuh diri dengan granat tangannya yang terakhir atau tanpa senjata menyerang musuh dalam suatu bunuh diri masal (Benedict, 1982:45).

Pelaksanaan bunuh diri yang dilakukan Letnan Okubu merupakan jenis seppuku Munen-Bara, yaitu bunuh diri karena rasa kebencian terhadap Amerika Amerika dan menyatakan permusuhan. Hal ini terlihat dari cara ia berlari sambil berteriak, tampak raut wajah Letnan Okubu yang geram

(13)

melakukan penyerangan terhadap Amerika. Serangan bunuh diri ini terdoktrin dari serangan bunuh diri yang dilakukan oleh tentara Kamikaze, yaitu melakukan serangan bunuh diri hanya dengan satu orang untuk memusnahkan beberapa musuh.

Pelaksanaan bunuh diri Letnan Okubu merupakan wujud dari jiwa keberanian sejati yang telah tertanam dalam tentara Kamikaze. Ia berani memutuskan untuk melakukan serangan bunuh diri tanpa takut ia akan mati. Ia terlihat keputusannya untuk mati adalah pilihan yang tepat. Hal ini sesuai dengan keberanian yang dikatakan Nitobe (1998:30) dalam konsep Bushido bahwa keberanian sejati adalah seni untuk mengetahui saat – saat yang tepat kapan seseorang memutuskan untuk hidup dan mati.

3.3.3 Analisis Unsur Kehormatan Dalam Konsep Bushido Mengenai Pelaksanaan Bunuh Diri Tentara Kamikaze

Adegan 16

Adegan ini menceritakan ketika Letkol Adachi selaku pemimpin utama dari daerah Suribachiyama berbicara dengan Letjen Kuribayashi melalui radio pemanggil. Ia meminta ijin kepada Letjen Kuribayashi untuk memimpin misi bunuh diri karena merasa telah gagal dan mendapat kekalahan dalam mempertahankan Suribachiyama. Letjen Kuribayashi pun mencegahnya dan menyuruh Letkol Adachi dan pasukannya bergabung ke daerah Motoyama. Namun Letkol Adachi tetap pada pendiriannya untuk menyuruh pasukannya bunuh diri. Lalu Kolonel Adachi menulis perintah bunuh diri untuk Letnan Tanida di secarik kertas dan memerintah Saigo untuk

(14)

menyampaikannya kepada Letnan Tanida. Setelah surat tersebut sampai ke tangan Letnan Tanida, ia segera membacanya. Dengan berpesan singkat bahwa mereka semua adalah tentara yang terhormat dari kaisar, tentu salah satu cara mengakhiri kekalahan adalah dengan mati secara terhormat. Lalu mereka pun melakukan bunuh diri.

Gambar 3.18 Gambar 3.19

Letnan Tanida Bunuh Diri Tentara Kamikaze Bunuh Diri

Analisis :

Cara bunuh diri yang dipilih Letnan Tanida dan tentara Kamikaze lainnya dalam adegan ini adalah bunuh diri secara masal dengan menggunakan granat yang didekap di dada. Setelah granat meledak, mereka mati seketika dengan tubuh yang hancur, dan Letnan Tanida tersebut mati dengan cara menembakkan dahinya dengan pistol.

Menurut penulis, bunuh diri yang dilakukan pada adegan ini merupakan jenis bunuh diri Sokotsu-shi, yaitu penebusan dengan cara seppuku, atau bisa juga diartikan kematian karena sikap yang tidak bertanggung jawab. Mereka tetap melakukan bunuh diri dan tidak

(15)

bertanggung jawab karena sebelumnya Letjen Kuribayashi sudah berpesan bahwa tidak boleh ada yang mati sampai perang selesai. Alasan mereka bunuh diri sesuai dengan ajaran Bushido untuk mempertahankan harga diri mereka agar tidak jatuh ke tangan musuh karena merasa sudah kalah. Dalam mempertahankan harga diri, Samurai melakukan Seppuku, yaitu bunuh diri dengan memotong perutnya.

Mempertahankan harga diri agar tidak jatuh ke tangan musuh yang dilakukan oleh Letnan Tanida dan para tentara Kamikaze merupakan wujud dari kehormatan yang dipengaruhi dari konsep Bushido. Meskipun Letjen Kuribayashi melarang mereka melakuakn bunuh diri namun karena sudah merasa gagal yang membuat harga diri ternoda maka mereka menolak mengubah keputusannya. Hal ini sesuai dengan kehormatan dalam konsep Bushido yang dijelaskan oleh Nitobe (1998:74) bahwa, seorang Samuraiakan menolak mengubah sikapnya, karena harga diri atau kehormatan yang ternoda.

Adegan 20

Seperti yang sudah dijabarkan pada adegan dua puluh di atas bahwa Letnan Ito memutuskan untuk melakukan bom bunuh diri pada tank Amerika tanpa diketahui oleh Letjen Kuribayashi selaku pemimpin pertahanan di Iwojima. Ia mengalungkan peledaknya dan berjalan menuju tempat yang memungkinkan akan dilewati tank Amerika. ia pun merebahkan tubuhnya dan menuggu tank tersebut datang. Namun setelah beberapa hari ia menunggu, tank Amerika belum juga muncul. Ia pun terlihat lelah menunggu

(16)

dan berteriak kemana tank Amerika. Ia pun berdiri untuk melepaskan peledak yang dikalungkan dilehernya dan meninggalkan tempat tersebut .

Gambar 3.20

Letnan Ito Bunuh Diri

Analisis :

Meskipun tidak jadi melakukan serangan bunuh diri, itu bukan karena ia takut untuk mati melainkan karena tank Amerika tidak kunjung datang. Namun niatnya untuk melakukan bom bunuh diri menurut penulis merupakan cerminan dari pasukan Kamikaze yang ber-jibaku dengan menabrakkan pesawat ke kapal Amerika. Bunuh diri yang hendak dilakukan oleh Letnan Ito termasuk jenis Seppuku pengganti, karena dilakukan agar dapat menyelamatkan hidup orang banyak, maka dapat dilakukan pengorbanan seorang saja dari yang hidup seperti yang dilakukan pasukan Kamikaze yang dilakukan satu orang mengemudikan satu pesawat dan bila menabrak bisa menewaskan banyak Amerika.

(17)

Perencanaan bunuh diri yang akan dilakukan oleh Letnan Ito merupakan wujud dari penyesalannya karena tidak bisa mengambil alih kembali Suribachiyama. Ia mengambil keputusan untuk bunuh diri karena merasa bila ia mati dengan meledakkan tank Amerika sama saja ia menang dalam peperangan dan kematiannya tidaklah sia – sia. Tentara Jepang mengatakan kehormatan berkaitan erat dengan bertempur sampai mati (Benedict, 1982:45). Maka rencana bunuh diri Letnan Ito merupakan wujud dari pola pemikiran Bushido yaitu bunuh diri untuk menjaga kehormatan. Dalam adegan ini menurut penulis, ia menjaga kehormatan dirinya dan kaisar agar tidak dikalahkan oleh Amerika.

Adegan 26

Adegan ini menceritakan ketika sedang tembak – menembak, tiba – tiba Letkol Nishi terkena bom yang meledak tepat di muka gua tempat ia melakukan tembakan kepada musuh. Ia pun terlempar dan ledakan itu melukai matanya hingga berdarah dan tidak bisa melihat. Karena morfin telah habis, Letkol Nishi tidak bisa diobati. Ia menutup matanya dengan syal putih yang dililitkan di lehernya. Ia memerintahkan agar pasukannya meninggalkannya karena ia merasa sudah tidak berguna lagi. Namun pasukan pun hanya terdiam. Setelah penembakan reda, Letkol Nishi dengan keadaan mata tertutup syal terbangun dari tidurnya. Ia berpindah tempat untuk duduk dengan merangkak dan bertanya kepada Letnan Okubu, salah satu rekannya mengenai keadaan persenjataan. Letnan Okubu melaporkan tentara Jepang kehabisan amunisi, mortar dan senjata mesin rusak. Mereka hanya

(18)

mempunyai senapan. Kemudian Letkol Nishi memerintahkan Letnan Okubu untuk mengambil alih menjadi pemimpin pasukannya karena Letkol Nishi tidak yakin semua bisa bertahan. Letnan Okubu harus memimpin pasukannya kembali ke utara untuk mengambil senjata dan makanan yang tersisa.

Lalu Letnan Okubu menanyakan bagaimana nasib Letkol Nishi jika ditinggal oleh pasukannya. Letkol Nishi memutuskan untuk tinggal sendiri di gua tersebut. Awalnya Letnan Okubu menolak meninggalkan Letkol Nishi namun karena ini perintah ia harus melaksanakannya. Mereka pun semua berdiri dan Letkol Nishi berpesan agar mereka melakukan sebisanya dan melakukan apa yang benar karena itu sudah pasti benar. Sebelum Letnan Okubu pergi, Letkol Nishi meminta senapan kepadanya. Kemudian Letkol Nishi membuka sepatunya dan bunuh diri dengan menggunakan senapan tersebut. Pasukan yang belum jauh dari gua tersebut berhenti ketika mendengar tembakan tersebut. Kemudian seperti sudah mengetahui apa yang terjadi mereka melanjutkan perjalanannya.

Gambar 3.21 Gambar 3.22

Letkol Nishi Bunuh Diri

(19)

Analisis :

Ketika Letkol Nishi terluka akibat ledakan bom, ia tampak tidak berguna lagi karena merasa lemah dan tidak bisa memimpin dengan mata yang buta. Setelah ia memutuskan untuk memerintahkan Letnan Okubu untuk menggantikannya menjadi pemimpin dan menyuruh semua pasukan meninggalkannya sendiri di gua, ia pun akhirnya bunuh diri dengan membuka sepatunya dan bunuh diri dengan menggunakan senapan yang diletakkan di tenggorokannya. Pasukan yang belum jauh dari gua tersebut berhenti ketika mendengar tembakan tersebut. Kemudian seperti sudah mengetahui apa yang terjadi mereka melanjutkan perjalannya.

Tindakan Letkol Nishi yang digambarkan dalam adegan ini memperlihatkan kehormatannya yang tidak ingin ternoda. Kehormatan yang tidak ingin menjadi aib karena merasa gagal dalam memimpin perang tersebut. Ia memperlihatkan lebih baik mati dari pada tidak bisa berbuat apa – apa lagi dengan mata yang buta. Hidup tanpa perjuangan dan tanpa harap di tengah – tengah peperangan sama saja ia sudah mati. hal ini sesuai dengan makna kehormatan dalam konsep Bushido yang dijelaskan oleh Benedict (1982:172) bahwa mudahnya orang Jepang terluka oleh kegagalan, penolakan dan penghinaan, membuat mereka sangat cenderung melukai diri sendiri daripada melukai orang lain.

Pelaksanaan bunuh diri Letkol Nishi mencerminkan dari penekanan Bushido mengenai Seppuku sebagai kewajiban seorang Samurai. Seseorang yang memutuskan untuk bunuh diri berarti berani menghadapi maut dan siksaan. Ia melakukan Seppukudengan senapan merupakan perwujudan dari

(20)

pelaksanaan Seppuku seorang Samurai. Seppuku merupakan jenis metode bunuh diri yang sangat perih, hanya orang – orang yang mempunyai nilai keagungan tertentu yang mampu mengalami siksaan itu (Seward, 1995:20).

Bunuh diri yang Letkol Nishi lakukan termasuk dalam bunuh diri jenis Sokotsu-shi. Karena ia tidak berhati – hati dalam memimpin peperangan yang membuatnya menjadi buta. Esensi Bushido menyebutkan bahwa kaum militer harus menghargai kekuatan serta kesehatan dengan tinggi (Seward, 1995:73). Pada kenyataannya Letkol Nishi sudah tidak mempunyai kesehatan yang tinggi untuk memimpin peperangan maka ia tepat untuk memutuskan bunuh diri.

Gambar

Gambar 3.14 Gambar 3.15
Gambar 3.16 Gambar 3.117
Gambar 3.25 Gambar 3.26
Gambar 3.23 Gambar 3.24 Letnan Okubu Bunuh Diri
+3

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan: Hasil uji analisis yang telah dilakukan menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara persalinan lama dengan kasus Caput Succedaneum pada bayi baru lahir di RS.. Permata

Brokoli ternyata tumbuh dengan baik, bahkan sangat baik di dataran rendah sekali pun hal ini terbukti dari bunga yang dihasilkan lebih besar dan tanpa cacat.

VaÞnost KriÞevaèkoga uèilišta nije bila samo u osuvremenjivanju nastave i vjeÞbi u podruèju agrikulturne i analitièke kemije veæ i u tome što je ono bilo rasadnik kemièara

Atas dasar konsep tersebut maka pembangunan sektor pertanian pangan akan berdampak terhadap besarnya jumlah penyerapan tenaga kerja dan pendapatan dalam

Selain itu dengan adanya aplikasi pestisida sintetik yang tidak bijaksana dapat memicu timbulnya patogen yang resisten terhadap pestisida sintetik yang digunakan,

Sumber : Anonim, 1997, Konsep Laporan Akhir Penyusunan Rencana Detail Kawasan Ratu Boko Tahap II, hal: II - 20. Tabel 7 : TeIjemahan Arsitektural Vegetasi Kawasan

Tujuan penelitian ini adalah untuk: 1) mengetahui sanksi pemidanaan terhadap pelaku penyalahgunaan Narkotika di Pengadilan Negeri Sidrap, 2) mengetahui pertimbangan

Masyarakat yang dicita-citakan adalah masyarakat yang bercirikan antara lain: (1) adanya stabilitas di segala bidang; (2) terciptanya interaksi personal yang intim yang