• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bahaya Berteman Dengan Ahlul Bid ah BAHAYA BERTEMAN DENGAN AHLUL BID AH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bahaya Berteman Dengan Ahlul Bid ah BAHAYA BERTEMAN DENGAN AHLUL BID AH"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAHAYA BERTEMAN DENGAN AHLUL BID’AH

Ditulis oleh: Al-Ustadz Abdurrahman Mubarak

Diantara prinsip Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah tidak bermajelis dan tidak berteman dengan ahlul bid’ah (orang yang gemar melakukan amalan yang tidak diajarkan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam).

Jiwa setiap insan telah diciptakan dalam keadaan lemah. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

“Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah.” (An-Nisa’: 28)

Oleh karena itu, Allah subhanahu wa ta’ala dengan rahmat-Nya membimbing hamba-hamba-Nya kepada perkara yang bisa membantu menjaga agama mereka, berupa berteman dengan orang-orang baik dan shalih. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Rabbnya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini.” (Al-Kahfi: 28)

Ibnu Katsir berkata: “Yakni duduklah bersama hamba-hamba Allah subhanahu wa

ta’ala yang berdzikir, membaca kalimat tauhid, bertahmid, bertasbih, dan bertakbir serta meminta kepada Allah subhanahu wa ta’ala pagi dan petang. Baik mereka orang fakir, kaya, ataupun lemah.”

Demikian juga, Allah subhanahu wa ta’ala melarang dan memperingatkan kita agar tidak berteman atau duduk bersama orang-orang yang jelek agamanya. Allah subhanahu wa

(2)

ta’ala berfirman:

“Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain. Dan jika setan menjadikan kamu lupa (akan larangan ini), maka janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang zalim itu sesudah teringat (akan larangan itu).” (Al-An’am: 68)

(3)

Sikap terhadap orang yang bergaul dengan ahlul bid’ah (hizbiyin)

Ibnu Taimiyah berkata: “Jika pergaulan seseorang adalah dengan orang-orang jelek, maka peringatkanlah orang darinya.”

Yahya bin Sa’id Al-Qaththan berkata: Ketika Sufyan datang ke Bashrah, beliau melihat Rabi’ bin Shubaih serta kedudukannya di sisi manusia. Beliau bertanya, “Bagaimana

pemahamannya?” Mereka menjawab, “Pemahamannya adalah Ahlus Sunnah.” Beliau berkata, “Siapa teman-temannya?” Mereka menjawab, “Orang-orang Qadariyyah (pengingkar takdir).” Beliau berkata, “Berarti dia adalah pengingkar taqdir juga.”

Ibnu Baththah berkata: “Semoga Allah subhanahu wa ta’ala merahmati Sufyan Ats-Tsauri t. Beliau telah berucap dengan hikmah dan telah benar. Beliau berbicara dengan hikmah dan benar, juga dengan ilmu serta sesuai dengan Al-Kitab dan As-Sunnah yang dituntut oleh hikmah, dilihat oleh mata, dan dipahami orang yang punya bashirah. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu.” (Ali ‘Imran: 118) Abu Dawud As-Sijistani pernah berkata kepada Al-Imam Ahmad, “Aku melihat ada seorang Ahlus Sunnah sedang bersama dengan ahlul bid’ah. Apakah aku tinggalkan bicara dengannya?” Al-Imam Ahmad menjawab, “Jangan. Engkau beritahu dia bahwa orang yang kamu lihat dia bersamanya adalah ahlul bid’ah. Jika dia meninggalkan perbuatannya

berbicara dengan ahlul bid’ah tersebut, maka sambunglah hubungan dengannya. Namun jika tetap seperti itu, tinggalkanlah. Ibnu Mas’ud berkata, ‘Seseorang itu sama dengan

temannya’.” Wahai hamba Allah subhanahu wa ta’ala, janganlah engkau korbankan agamamu untuk dunia dengan berbasa-basi bersama ahlul bid’ah.

Ibnu Taimiyah berkata: “Jika dia beranggapan baik kepada ahlul bid’ah –mengaku bahwa dia belum tahu keadaan mereka– maka dia diberitahu tentang keadaan mereka. Jika setelah dijelaskan, dia tidak berpisah dengan mereka dan tidak menampakkan pengingkaran

(4)

Bahkan para ulama memerintahkan agar anak-anak pun dijauhkan sejak dini dari ahlul

bid’ah. Ibnul Jauzi berkata: “Takutlah kalian kepada Allah subhanahu wa ta’ala dari berteman dengan mereka. Wajib untuk mencegah anak-anak dari pergaulan bersama mereka, agar tidak ada pada hati mereka satu kebid’ahan pun. Sibukkanlah mereka dengan hadits-hadits Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam agar lembut hati mereka.”

Al-Imam Al-Barbahari berkata: “Jika nampak kepadamu dari seseorang satu kebid’ahan, hati-hatilah darinya. Karena yang dia sembunyikan darimu lebih banyak dari yang

ditampakkannya.” (Dinukil dari Lammud Durril Mantsur)

Demikian salafus shalih sangat menjaga diri mereka, anak-anak serta sahabat-sahabat mereka dari kebid’ahan dan ahlul bid’ah.

Muhammad bin Sirin jika mendengar satu kata dari ahlul bid’ah, dia meletakkan dua telunjuknya di dua telinganya dan berkata.

“Tidak halal bagiku berbicara dengannya sampai dia berdiri dari majelisnya.”

Seorang ahlul ahwa (ahlul bid’ah) berkata kepada kepada Ayub As-Sakhtiyani, “Wahai Abu Bakr (yakni Ayub), aku ingin bertanya kepadamu satu kata.” Ayub berkata seraya berisyarat dengan telunjuknya, “Tidak, walaupun setengah kata.”

Salaf menerima berita temannya

Datang Dawud Al-Ashbahani ke Baghdad. Dia berbicara dengan lemah lembut kepada Shalih bin Ahmad bin Hanbal untuk memintakan izin agar bisa bertemu dengan ayahnya (yakni Al-Imam Ahmad bin Hanbal). Shalih pun datang ke ayahnya dan berkata, “Ada seseorang minta kepadaku agar bisa bertemu denganmu.” Beliau bertanya, “Siapa namanya?” Shalih

menjawab, “Dawud.” Beliau bertanya lagi, “Darimana dia?” Shalih khawatir membeberkan jati dirinya kepada Al-Imam Ahmad, namun beliau terus bertanya hingga paham siapa yang ingin berjumpa dengannya. Maka Al-Imam Ahmad berkata, “Muhammad bin Yahya An-Naisaburi telah menulis surat kepadaku tentang orang ini bahwa orang ini berpendapat bahwa Al-Qur’an adalah makhluk, maka janganlah dia mendekatiku.” Shalih berkata, “Wahai ayah, dia menafikan dan mengingkari tuduhan ini.” Al-Imam Ahmad berkata, “Muhammad bin Yahya lebih jujur darinya. Jangan izinkan dia masuk kepadaku.”

(5)

Efek negatif bermajelis dengan ahlul bid’ah

Duduk bergaul dengan ahlul bid’ah banyak sisi negatifnya dalam masalah agama. Diantaranya:

1. Orang yang duduk dengan ahlul bid’ah tersebut akan terkena syubhat dan tidak bisa membantahnya, akhirnya dia terjerumus dalam kebid’ahan mereka. Sufyan

Ats-Tsauri berkata, “Seseorang yang duduk dengan ahlul bid’ah tidak akan selamat dari satu diantara tiga perkara: menjadi fitnah bagi yang lainnya, masuk dalam hatinya kebid’ahan hingga dia tergelincir dengannya, atau dimasukkan oleh Allah subhanahu wa ta’alake dalam neraka …”

Ketika ada orang yang berkata kepada Ibnu Sirin, “Sesungguhnya fulan (salah seorang ahlul bid’ah, red.) ingin datang dan berbicara denganmu.” Beliau berkata, “Katakan kepadanya, jangan datang kepadaku. Sesungguhnya hati anak Adam itu lemah. Aku khawatir mendengar satu kalimat darinya kemudian hatiku tidak bisa kembali seperti semula.”

2. Duduk dengan mereka menentang perintah Allah subhanahu wa ta’ala dan Rasul-Nya serta menyimpang dari jalan sahabat.

Karena Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

“Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah-Nya takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih.” (An-Nur: 63)

3. Duduk dengan mereka menyebabkan kecintaan kepada mereka

Ibnu Mas’ud berkata, “Seseorang hanya akan berteman dan berjalan dengan orang yang sejenis dengannya.”

4. Duduk dengan mereka bermudharat bagi ahli bid’ah itu sendiri

Karena diantara hikmah menjauhi mereka adalah agar jera dan kemudian rujuk (keluar) dari kebid’ahannya. Adanya orang yang dekat dengannya akan menjadi sebab jauhnya dia dari bertaubat, karena merasa jalan yang ditempuhnya adalah kebenaran.

5. Duduk dengan mereka, menjadi sebab orang lain berburuk sangkanya kepadanya. Ini hanyalah sebagian dari keburukan yang kita ketahui. Hanya Allah subhanahu wa

(6)

ahlul bid’ah. Mudah-mudahan ini cukup sebagai nasihat bagi orang yang menginginkan keselamatan agamanya. (lihat Mauqif Ahlis Sunnah hal. 550-551)

Beberapa contoh kasus orang yang terjatuh dalam kesesatan karena berteman dengan ahlul bid’ah

Kesimpulannya, berteman dengan ahlul bid’ah adalah bencana yang besar dan bahaya yang menyebar. Karena ahlul bid’ah lebih berbahaya dari orang fasik. Banyak orang yang bergaul dengan ahlul bid’ah dan tidak selamat dari kbar2〠㔵⁊ਰ⹡laan ⹷ah

(7)

Sesat] Ditulis oleh: Al-Ustadz Abu Ishaq Muslim Hafizhahullah Shahabat yang mulia bernama Jabir bin…

Memilih Teman Membentengi Keyakinan

MEMILIH TEMAN MEMBENTENGI KEYAKINAN Ditulis oleh: Al-Ustadz Abu Usamah Abdurrahman Segala puji bagi Allah yang telah memuliakan hamba-hamba-Nya dengan menganugerahi mereka sifat ulfah (kedekatan sesama…

Kebatilan Manhaj Dakwah Hizbiyah

KEBATILAN MANHAJ DAKWAH HIZBIYAH Ditulis oleh: Al-Ustadz Muslim Abu Ishaq Al-Atsari Ibnu Abbas Radhiyallahu 'anhuma menyatakan bahwa ketika Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam mengutus Mu’adz bin Jabal…

MELULUHLANTAKKAN SYUBHAT-SYUBHAT IBRAHIM AR-RUHAILY DALAM MASALAH JARH WA TA’DIL

MELULUHLANTAKKAN SYUBHAT-SYUBHAT IBRAHIM AR-RUHAILY DALAM MASALAH JARH WA TA’DIL ُﺪْﻌَﺑَو َﻦْﻴِﻌَﻤْﺟَأ ِﻪِﺑﺎَﺤْﺻَأَو ِﻪِﻟآ ﻰَﻠَﻋَو ٍﺪﻤَﺤُﻣ ﺎَﻨﻴِﺒَﻧ ﻰَﻠَﻋ ُمﻼﺴﻟاَو ُةﻼﺼﻟاَو َﻦْﻴِﻤَﻟﺎَﻌْﻟا بَر ِﻪﻠﻟ ُﺪْﻤَﺤْﻟا: Ini sebagian…

Referensi

Dokumen terkait

Vibrio harueyi diisolasi dari air pemeliharaan larva udang windu stadia zoca-2 pada panti benih skala rumah tangga (bachyarcl hatchery) udang di I-oka Penelitian Perikanan

Diskusi dan tanya jawab digunakan pada saat para peserta melontarkan pertanyaan yang berkaitan dengan topik, sedangkan praktik (pelatihan) digunakan saat para peserta

Ayat ini merupakan dalil paling kuat dan penjelasannya diriwayatkan dalam.. hadits shahih dari Aisyah radhiyallahu ‘anha bahwa ia berkata: ‘Aku bertanya kepada Rasulullah

Anehnya lagi, ada orang-orang yang melakukan bid’ah dalam agama Allah yang berkenaan dengan pribadi Rasulullah r, yang dengan perbuatannya itu mereka menganggap

(1) Kepala Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas mengumpulkan dan mengkoordinasikan bahan penyusunan program kerja, evaluasi dan pelaporan

Berdasarkan pengertian Antena tersebut maka dalam Proyek akhir ini akan dicoba membuat sebuah antena dengan judul ”RancangBangun Antena Dwitunggal Satu Kawat Strip Chebyshev 250

Berdasarkan hasil pengujian 27 sampel air tanah dari 9 titik pengamatan di kawasan pesisir pantai Ketah Kabupaten Situbondo dapat di simpulkan bahwa kualitas air di

Dari hasil penelitian yang diamati dengan pengukuran daerah hambatan pertumbuhan (DHP), didapat bahwa ekstrak n-heksana pada konsentrasi 10%, 20% dan 30% b/v tidak menunjukkan daya