• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN Profil PT Express Transindo Utama Tbk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN Profil PT Express Transindo Utama Tbk"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

1.1.1 Profil PT Blue Bird Tbk

Blue Bird Group merupakan sebuah perusahaan transportasi asal Indonesia. Perusahaan ini didirikan oleh Ibu Mutiara Djokosoetono, Chandra Suharto, dan Purnomo Prawiro pada tahun 1972 di Jakarta. Pada tanggal 29 November 2014, BIRD memperoleh pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham BIRD (IPO) kepada masyarakat sebanyak 376.500.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham dengan harga penawaran Rp6.500,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 05 Nopember 2014.

1.1.2 Profil PT Express Transindo Utama Tbk

Express Transindo Utama Tbk (TAXI) didirikan 11 Juni 1981 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1989. Pada tanggal 22 Oktober 2012, TAXI memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham TAXI (IPO) kepada masyarakat sebanyak 1.051.280.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham dengan harga penawaran Rp560,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 02 Nopember 2012. Saham sebanyak 1.051.280.000 atau sebesar 48,9970% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam TAXI setelah Penawaran Umum, terdiri dari sejumlah 795.600.000 saham biasa atas nama baru (“Saham Baru”) yang dikeluarkan dari portepel Perusahaan dan sejumlah 255.680.000 saham biasa atas nama milik Pemegang Saham Penjual (“Saham Divestasi”), dimana sejumlah 8.900.000 saham atau sebesar 0,85% (nol koma delapan lima persen) dari Saham Yang Ditawarkan akan dialokasikan dalam rangka program Employee Stock Allocation (ESA).

(2)

1.2 Latar Belakang Masalah

Kinerja pasar modal Indonesia semakin membaik. Sejumlah kebijakan pemerintah menjadi faktor pendorong membaiknya kinerja pasar modal. Pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menempati peringkat terbaik kedua di Asia, dengan pertumbuhan sebesar 20,20% dan berada pada level 5.440,29 pada 9 Agustus 2016. Grafik 1.1 menunujukan kenaikan harga penutupan JKSE. Pada bulan Oktober 2016 pasar modal Indonesia mengalami kenaikan nilai transaksi saham. Tercatat pada periode sebelumnya, transaksi harian di bursa saham sekitar Rp 5,5 triliun dan saat ini melonjak menjadi Rp 8 triliun. Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio mengklaim, nilai transaksi tersebut lebih besar empat kali dari Singapura, dua kali dari Malaysia, dan enam kali dari Filipina. Nilai transaksi harian saham meningkat drastis sejak adanya program amnesti pajak.

Gambar 1.1

Harga penutupan pada JKSE harian pada periode Oktober 2015 ` sampai Oktober 2016

Sumber : diolah oleh peneliti

Indonesia merupakan Negara yang memiliki rentangan yang luas, sehingga kebutuhan akan sarana transportasi tinggi menyebabkan

(3)

mengundang banyak investor untuk berinvestasi pada sub sektor transportasi di Indonesia. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengidentifikasi investor Jepang berminat untuk berinvestasi di bidang jasa pengurusan transportasi dengan nilai investasi mencapai Rp 100 Milliar. Minat investor Jepang tersebut dilatarbelakangi oleh perkembangan dunia usaha serta fokus pemerintah untuk pembangunan infrastruktur di Indonesia. Selain itu, persaingan pada dunia bisnis trasnportasi di Indonesia semakin ketat. Tingginya kebutuhan masyarakat akan sarana transportasi membuat munculnya perusahaan baru yang merupakan pesaing bagi beberapa perusahaan terkait memulai menciptakan inovasi pada bidang transportasi. Sehingga menyebabkan beberapa perusahaan transportasi darat yang sudah terdaftar dalam BEI mengalami fluktuasi pada harga saham seperti pada BIRD dan TAXI. Dengan adanya fluktuasi harga saham maka investor harus menghitung nilai risiko pada kedua saham tersebut. Bodie et al (2014 :10) menyebutkan apabila investor ingin memiliki tingkat return yang tinggi maka investor juga harus menerima risiko investasi yang lebih tinggi. Hal ini disebut risk-return trade-off

Gambar 1.2 menunjukan pergerakan harga saham BIRD dan TAXI pada periode November 2014 sampai dengan Oktober 2016. apabila dilihat dari grafik tersebut, harga saham BIRD dan TAXI mengalami fluktuasi yang cukup signifikan. Tanggal 27 November 2014 tercatat harga saham terendah pada BIRD yaitu Rp 5,200/lembar saham, menurun sebesar 45,96%. sedangkan harga saham terendah TAXI terjadi pada bulan November 2015. Sanksi suspense dikarenakan harga saham TAXI turun 56,83% atau menjadi Rp 136 per lembar saham yang sebelumnya Rp 1,425 per lembar saham. Penurunan harga saham BIRD dan TAXI diakibatkan oleh beberapa faktor yang terjadi pada makro ekonomi Indonesia antara lain, munculnya pesaing baru yaitu aplikasi transportasi online, turunnya IHSG sebesar 17,7% pada November 2014 dan kenaikan harga BBM yang menyebabkan kenaikan tarif.

(4)

Kemudian pada bulan Desember 2015, harga saham BIRD dan TAXI mengalami kenaikan untuk beberapa saat. Saat itu saham BIRD naik sebesat 9,29% ke level Rp 7.650/saham dan saham TAXI naik sebesar 28,44% ke level Rp 140/saham. hal ini disebabkan oleh sempat beredarnya keputusan Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan untuk melarang pengoperasian Go-Jek dan UBER yang merupakan pesaing BIRD dan TAXI. Namun kebijakan tersebut tidak bertahan lama hingga akhirnya Menteri Perhubungan memutuskan mencabut larangan tersebut karena alasan kebutuhan transportasi angkutan umum di Indonesia yang belum terpenuhi dengan baik.

Gambar 1.2

Harga saham BIRD dan TAXI harian periode November 2014 sampai Oktober 2016

Sumber : data yang telah diolah

Selanjutnya pada bulan April 2016 dilaporkan bahwa laba bersih BIRD untuk tahun 2015 naik menjadi Rp 828,94 miliar atau sebesar 12,13% dibanding tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp 739,25 miliar. Untuk kenaikan harga saham TAXI terjadi pada bulan Maret 2016. Hal tersebut dikarenakan sanksi suspense yang sebelumnya diberikan BEI kepada TAXI telah dicabut dan adanya saham-saham perusahaan lain yang masuk ke grup Rajawali membuat harga saham naik sekitar 3,86% ke level Rp 242/saham.

0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 11/3/2014 12/3/2014 1/3/2015 2/3/2015 3/3/2015 4/3/2015 5/3/2015 6/3/2015 7/3/2015 8/3/2015 9/3/2015 10/3/2015 11/3/2015 12/3/2015 1/3/2016 2/3/2016 3/3/2016 4/3/2016 5/3/2016 6/3/2016 7/3/2016 8/3/2016 9/3/2016 10/3/2016 BIRD TAXI

(5)

Tujuan investor untuk berinvestasi adalah mendapatkan keuntungan dan memaksimalkan tingkat pengembalian (return) sebuah perusahaan yang diinvestasikan. (Reilly and Brown, 2011 : 4) mengemukakan bahwa, investor berinvestasi untuk mendapatkan return dari uang yang mereka tangguhkan pada sebuah perusahaan dan investor ingin tingkat return yang didapatkan bisa mengkompensasi uang yang telah mereka investasikan. Selain tingkat return, investor juga harus memperhatikan tingkat risiko saham yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan. Risiko adalah kemungkinan yang akan terjadi dimasa depan dan dapat diukur terkait dengan hasil tertentu. (Sweeting, 2011 : 1). Ada beberapa sumber risiko yang bisa mempengaruhi besarnya risiko investasi antara lain ; market and economic risk, interest rate risk, foreign exchange risk,demographic risk, etc (Sweeting, 2011 : 93). Seperti halnya return, risiko dapat diperhitungkan yang hasilnya dapat menjadi bahan pertimbangan keputusan investasi.

Risiko dapat dihitung dengan berbagai metode seperti Notional Amount, sensivity, measures, scenario dan Value At Risk (VAR). VAR adalah sebuah metode untuk menilai risiko yang menggunakan teknik statistic standar yang digunakan secara rutin di bidang teknis lain ( Jorion, 2007). Dalam pengimplementasiannya VAR dapat digunakan oleh entititas untuk mengukur eksposur risiko, yang sering kali digunakan oleh bank komersial dan bank investasi untuk menangkap potensi kerugian dalam nilai portofolio saham pasar dalam jangka waktu tertentu yang oleh bank-bank tersebut diperdagangkan. Kemudian hasil VAR ini dibandingkan dengan modal yang tersedia dan uang tunai cadangan untuk memastikan bahwa kerugian dapat ditutupi tanpa menempatkan perusahaan berisiko.

Untuk menghitung VAR dapat menggunakan beberapa teknik perhitungan. Seperti dalam penelitian Corkalo pada tahun 2011 di University of Split. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tiga teknik perhitungan VaR yaitu : variance-covariance, historical simulation dan bootstrapping untuk sebuah portofolio saham. Kemudian penulis membandingkan hasil perhitungan dengan menggunakan ketiga teknik

(6)

tersebut. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa teknik perhitungan historical simulation memiliki nilai paling tinggi dibandingkan dengan teknik lainnya.

Menurut Damodaran (2010 : 11) dalam pengimplemantasiannya , Historical simulation berguna ketika jumlah dari data tidak terlalu besar dan ketika informasi tidak cukup lengkap tentang pembagian keuntungan atau kerugian. Metode ini menggunakan waktu yang cukup banyak ketika diimplementasikan, namun kelebihan utama historical simulation adalah metode ini dapat menangkap semua kejadian naik atau turunnya pasar, kelebihan inilah yang sangat penting untuk mengukur risiko. Menurut Damodaran (2010 : 4) variance-covariance adalah metode tercepat untuk menghitung value at risk. Namun dalam mengimplementasiannya, variance-covariance sangat bergantung pada asumsi tentang distribusi data pasar dan pendekatan linear dari portofolio. Sedangkan bootstrapping berguna ketika jumlah data cukup besar, dan dalam pengimplementasiannya dalam portofolio, manajer dapat mengacu dengan indeks referensi yang dihasilkan oleh bootstrapping.

Maka dari itu, berdasarkan latar belakang yang sudah disampaikan, penulis tertarik untuk membuat penelitian dengan judul “Analisis Nilai Risiko terhadap Saham Sub-Sektor Transportasi dengan Perbandingan Tiga Metode Value at Risk : Historis Simulation, Variance-Covariance, dan Bootstrapping” (Studi Kasus pada Saham BIRD dan TAXI)

1.3 Perumusan Masalah

Harga saham BIRD dan TAXI mengalami fluktuasi pada satu tahun terakhir. Hal ini terjadi disebabkan oleh persaingan antar aplikasi tranportasi online dan kebijakan pemerintah yang diterbitkan. Banyak aspek-aspek makro ekonomi lain yang dapat mempengaruhi harga saham dan situasi makro ekonomi juga dapat mempengaruhi keputusan investasi. Dalam membuat keputusan investasi, investor dapat memperhitungkan risk and

(7)

return sebuah saham. Karena risiko-risiko yang akan terjadi secara tidak terduga, maka dapat dihitung nilai dari sebuah risiko (Value at Risk) yang diperkirakan dapat mempengaruhi tindakan yang akan dilakukan oleh investor.

1.4 Pertanyaan Penelitian

Sesuai dengan fenomena makro ekonomi yang terjadi yaitu munculnya pesaing aplikasi tranportsi online dan beredarnya berita pemberhentian operasional tranportasi online yang mempengaruhi harga saham BIRD dan TAXI pada periode November 2014 sampai Oktober 2016 akan dilakukan perhitungan risiko terhadap kedua saham tersebut . Dengan demikian , maka pertanyaan penelitian Analisis Nilai Risiko terhadap Saham Sub-Sector Transportasi dengan Perbandingan Tiga Metode Value at Risk : Historis Simulation, Variance-Covariance, dan Bootstrapping dengan Studi Kasus pada Saham BIRD dan TAXI adalah sebagai berikut :

1) Berapa besar return pada saham BIRD dan TAXI periode November 2014 sampai Oktober 2016?

2) Berapa besar risiko yang dimiliki saham BIRD dan TAXI dengan pengukuran menggunakan metode Historical simulation pada periode November 2014 hingga Oktober 2016?

3) Berapa besar risiko yang dimiliki saham BIRD dan TAXI dengan pengukuran menggunakan metode Variance-covariance pada periode November 2014 hingga Oktober 2016?

4) Berapa besar risiko yang dimiliki saham BIRD dan TAXI dengan pengukuran menggunakan metode Bootstrapping pada periode November 2014 hingga Oktober 2016?

5) Bagaimana hasil perbandingan dari perhitungan metode-metode yang digunakan pada analisis Value At Risk terhadap saham BIRD dan TAXI?

(8)

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian Analisis Nilai Risiko terhadap Saham Sub-Sector Transportasi dengan Perbandingan Tiga Metode Value at Risk : Historical Simulation, Variance-Covariance, dan Bootstrapping dengan Studi Kasus pada Saham BIRD dan TAXI ini dilakukan adalah :

1) Mengukur tingkat return yang dimiliki saham BIRD dan TAXI periode November 2014 sampai Oktober 2016

2) Mengukur risiko yang dimiliki saham BIRD dan TAXI dengan pengukuran menggunakan metode Historical simulation pada periode November 2014 hingga Oktober 2016

3) Mengukur risiko yang dimiliki saham BIRD dan TAXI dengan pengukuran menggunakan metode Variance-covariance pada periode November 2014 hingga Oktober 2016

4) Mengukur risiko yang dimiliki saham BIRD dan TAXI dengan pengukuran menggunakan metode Bootstrapping pada periode November 2014 hingga Oktober 2016

5) Membandingkan perhitungan risiko dengan metode-metode yang digunakan oleh peneliti pada saham BIRD dan TAXI dan melakukan analisis pada hasil tersebut.

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian Analisis Nilai Risiko terhadap Saham Sub-Sector Transportasi dengan Perbandingan Tiga Metode Value at Risk : Historical Simulation, Variance-Covariance, dan Bootstrapping dengan Studi Kasus pada Saham BIRD dan TAXI ini diharapkan dapat menjadi referensi investor untuk membuat keputusan investasi atau memutuskan tindakan investasi dengan hasil analisis terhadap nilai risiko pada kedua saham tersebut dengan menggunakan beberapa simulasi yang nantinya dilakukan analisis dan perbandingan pada hasil-hasil perhitungan dengan beberapa simulasi tersebut.

(9)

1.7 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini adalah tentang perhitungan nilai risiko dengan beberapa simulasi pada harga saham BIRD dan TAXI. Harga kedua saham yang fluktuatif pada periode November 2014 sampai Oktober 2016 tersebut dipengaruhi oleh kondisi makro ekonomi yang terjadi di Indonesia saat periode tertentu.

Penelitian ini menggunakan data sekunder atau data historis saham BIRD dan TAXI pada www.finance.yahoo.com. Dimana kedua saham ini telah dipengaruhi oleh munculnya pesaing tranportasi online dan kebijakan pemerintah yang diterbitkan.

1.8 Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Berikut sistematika penulisan Tugas Akhir : 1) BAB I (Pendahuluan)

Bab ini membahas tentang Gambaran umum objek penelitian, Latar belakang masalah, Perumusan masalah, Pertanyaan penelitian, Tujuan penelitian, Manfaat Penelitian, Ruang lingkup penelitian dan Sistematika penulisan tugas akhir. 2) BAB II (Tinjauan Pustaka)

Bab ini membahas tentang Teori-teori yang terkait penelitian dan penelitian terdahulu, Kerangka pemikiran dan Hipotesis penelitian.

3) BAB III (Metode Penelitian)

Bab ini membahas tentang Karakteristik penelitian, Alat pengumpulan data, Tahapan Penelitian, Pengumpulan data dan sumber data, Validitas dan Reliabilitas, serta Tenknik analisis data dan pengujian hipotesis.

(10)

Bab ini membahas tentang Hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian.

5) BAB V (Kesimpulan dan Saran)

Referensi

Dokumen terkait

Dalam partisipasi masyarakat dalam melakukan pembayaran pajak bumi dan bangunan di kecamatan palaran kota samarinda adalah yang menjadi faktor kendala atau

Strategi perubahan logo tersebut berawal dari beberapa input, seperti penyebutan nama majalah yang terlalu panjang, penyebutan nama majalah yang salah; kampanye

dari hasil pengolahan menggunakan SPSS, diperoleh tingkat sigifikansi SIMAK BMN (X4) sebesar 0,550 lebih besar dari α = 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa

Hal ini mengindikasikan, bahwa kata- kata yang dipelajari subjek melalui metode Analisis Glass akan dimunculkan kembali secara cepat (20-30 detik) pada saat proses

MultiCell() berfungsi seperti halnya Cell(), namun perbedaannya Cell() hanya akan efektif untuk teks yang tidak terlalu panjang, sedangkan MultiCell() dapat

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh hasil kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dengan menggunakan scaffolding di kelas VII 1 SMP Negeri 1 Tanjung Raja

Segala puji hanya milik Allah SWT yang tidak pernah putus memberikan rahmat, nikmat dan karunia-NYA berupa kesehatan, kemudahan petunjuk serta hidayah yang menjadi