• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGUKURAN GAYA GESEK STATIS PADA BERBAGAI MACAM BERAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGUKURAN GAYA GESEK STATIS PADA BERBAGAI MACAM BERAS"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGUKURAN GAYA GESEK STATIS

PADA BERBAGAI MACAM BERAS

Yazid Ismi Intara1, M. Sjahrul Annas2

1Departemen Agroteknologi, FAPERTA Universitas Mulawarman 2

Jurusan Teknik Mesin, Universitas Trisakti Abstract

The force required for the initial transfer as a static friction. The objective of this research is to calculate the magnitude of the coefficient of static friction of the various types of rice which is the object of measurement, by measuring the static friction. The measurement results are the static frictional forces between red rice and wood for 6.281 N/cm2 and 5.963 N/cm2 for rubber. Measurement of static friction ordinary rice with wood 5.744 N/cm2 and with a rubber 5.670 N/cm2. Measurement of static friction for

white glutinous rice with the wood of 6.158 N/cm2 and rubber at 6.037 N/cm2. Measurement of static friction for black glutinous rice with the wood amounted to 4.841 N/cm2 and the rubber of 5.549 N/cm2.

Key Words :static friction, rice, wood, rubber

Pendahuluan

Gesekan (friction) dalam banyak kasus sangat menentukan pada semua bidang mekanisasi pertanian. Gesekan selalu terjadi pada beberapa bentuk selama pergerakan bahan dan mempengaruhi gaya yang dihasilkan. Struktur penyimpanan di dalam silo dan lainnya, beban vertikal pada dinding ditentukan oleh koefisien gesekan. Selama pemindahan secara pneumatis, khususnya pada bahan berkonsentrasi tinggi, gesekan antara bahan dengan dinding merupakan hambatan yang cukup penting. Elemen tertentu pada alat pengangkut misalnya screw conveyor dapat dihitung jika koefisian gesekan diketahui. Perilaku produk-produk butiran (granular) dalam bentuk curah (bulk) sangat tergantung pada nilai koefisien gesekan. Gesekan sangat berperan selama proses pemotongan dan pengepresan produk-produk pertanian.

Sebuah benda apabila diletakkan pada sebuah permukaan datar maka benda tersebut dapat dipindahkan hanya jika ada gaya dorong yang melebihi gaya gesek benda. Gaya yang dibutuhkan untuk perpindahan awal disebut sebagai gaya gesek statis dan setelah mulai bergerak, gaya gesek umumnya menurun dan gerakan dapat dilakukan dengan gaya yang lebih rendah. Gaya yang dibutuhkan untuk mengatur gerakan atau perpindahan disebut sebagai gaya gesek kinetik.

Gaya gesekan statis maksimum sama dengan gaya terkecil yang dibutuhkan agar benda mulai bergerak. Benda setelah mulai bergerak, gaya gesekan antara kedua permukaan berkurang sehingga gaya yang diperlukan untuk menjaga benda agar tetap bergerak akan lebih kecil. Gaya gesekan antara dua benda yang bergerak ini dinamakan gaya gesekan kinetik.

Perbandingan antara gaya gesek statik maksimum dengan besarnya gaya normal disebut koefisien gesek statik . Jika Fs adalah

gaya gesek statik maka N Fs =

µ

s.

Perbandingan antara gaya gesek kinetik dengan gaya normal disebut koefisien gesek kinetik. Jika Fk adalah gaya gesek kinetik maka

N Fk =

µ

k.

Koefisien gesek kinetik dapat didekati dengan pengukuran koefisien gesek statik. Besarnya koefisien gesek kinetik adalah ±25% lebih kecil dari koefisien gesek statik (Giancoli, 1992; Beer dan Johnston, 1990). Koefisien gesek statik ( µs ) diperoleh dengan

menggunakan persamaan : n s

τ

τ

µ

=

max ……...(1)

dimana : τmax = Tegangan gesek maksimum

(kg/cm2)

τn = Tegangan Normal (kg/cm 2

(2)

Tujuan dari pengukuran ini adalah untuk menghitung besarnya koefisien gesek statik dari berbagai jenis beras yang menjadi objek pengukuran, dengan cara mengukur gaya gesek statik.

Bahan dan Metode

Pengukuran gaya gesek ini dilakukan di Laboratorium Ilmu Keteknikan Pertanian Leuwikopo, Institut Pertanian Bogor. Alat ukur yang digunakan pada pengukuran ini adalah alat pengukur gaya gesek hasil rancangan Suastawa dan Radite (1998).

Beban

Dudukan

Motor

Listrik

Bahan

Karet/Kayu

F

Ring

Transducer

Gambar 1. Alat Ukur Gaya gesek statik (Suastawa dan Radite, 1998)

Bahan dan alat yang digunakan dalam pengukuran gaya gesek adalah: Beras biasa , beras merah, beras ketan putih, beras ketan hitam, alat pengukur gaya gesek statik , Interface (A/D converter), 1 unit komputer, strain amplifier, multimeter dan timbangan. Tahapan yang dilakukan dalam pengukuran ini adalah :

1. Kalibrasi Transducer

Transducer adalah suatu alat electromechanical yang mengkonversi perubahan mekanik seperti perpindahan, gaya, dll menjadi signal listrik yang dapat dimonitor selaku voltase. Jadi transducer gaya mengkonversi besarnya perubahan gaya yang terjadi pada objek yang diaplikasikan menjadi

signal listrik. Sensor gaya yang digunakan pada pengukuran adalah 2 buah electrical resistance strain gage KYOWA tipe KFC-1-C1-11.

Kalibrasi transducer sangat penting dilakukan untuk mengecek nilai keluaran terhadap suatu standar yang diketahui agar kesalahan pengukuran yang dilakukan dapat dibuat sekecil-kecilnya. Prosedur kalibrasi adalah dengan membandingkan keluaran suatu instrumen dengan suatu standart primer, standar sekunder, atau dengan input yang diketahui. Melalui kalibrasi akan diperoleh suatu formula yang menghubungkan nilai yang diketahui dengan nilai yang tidak diketahui.

P Strain Gage Ring Transducer Bridge Box Strain Amp Multimeter

(3)

Kalibrasi tranducer yang dilakukan pada pengukuran ini adalah dengan memberi berbagai beban yaitu : 0,5; 1,0; 1,5; 2,0; 2,5; 3,0; 3,5; 4,0; 4,5 dan 5,0 kg secara tegak lurus pada ring transducer , lalu voltase keluaran pada setiap beban diukur.

Hasil kalibrasi yang didapat dapat dilihat pada tabel. 1 dibawah ini :

Tabel 1. Hasil kalibrasi Transducer Beban (kg) Voltase 0 0,00 0,5 0,03 1 0,05 1,5 0,07 2 0,09 2,5 0,11 3 0,13 3,5 0,15 4 0,17 4,5 0,19 5 0,21

Hasil kalibrasi di atas dapat dibuat menjadi grafik seperti pada gambar di bawah ini :

Gambar 3. Hasil Kalibrasi Transducer

Persamaan regresi yang diperoleh untuk hasil kalibrasi yaitu :

Y = 24,408 X - 0,162 ……… (2) Dimana : Y = Beban (kg)

X = Tegangan (Volt)

2. Tahap Pengukuran Gaya Gesek Bahan Uji Tahapan pengukuran gaya gesek bahan uji yang dilakukan yaitu sebagai berikut:

a. Gaya gesek statik antara beras merah dengan kayu.

b. Gaya gesek statik antara beras merah dengan karet

c. Gaya gesek statik antara beras biasa dengan kayu

d. Gaya gesek statik antara beras biasa dengan karet

e. Gaya gesek statik antara beras ketan putih dengan kayu

f. Gaya gesek statik antara beras ketan putih dengan karet.

g. Gaya gesek statik antara beras ketan hitam dengan kayu

h. Gaya gesek statik antara beras ketan hitam dengan karet

Hasil dan Pembahasan 1. Pengukuran Gaya Gesekan Statik

Gaya gesekan statik adalah sama dengan gaya yang diberikan agar benda tersebut mulai bergerak. Pengukuran dalam penelitian ini adalah gaya gesek statik antara 4 jenis beras dengan karet serta kayu. Besarnya gaya gesekan statik hasil pengukuran yang terbaca pada monitor komputer adalah berupa voltase. Hasil pengukuran yang dilakukan adalah sebagai berikut :

(4)

Gambar 4. Gaya Gesek Statis antara Beras Merah dengan Kayu Gambar di atas menunjukkan bahwa

gaya maksimum yang diperlukan adalah sebesar 0,264 Volt. Besarnya gaya yang diperoleh ini masih dalam Volt, untuk mengkonversi digunakan persamaan dari kalibrasi yaitu persamaan (2). Data hasil pengukuran selanjutnya digunakan cara yang sama. Beban pada gaya gesek statis antara beras merah dengan kayu adalah :

Y = 24,408 (0,264) - 0,162 = 6,281

Oleh sebab itu besarnya gaya gesek statis antara beras merah dengan kayu adalah sebesar 6,281 N/cm2. Hal ini menunjukkan bahwa gaya gesekan beras merah sebesar 6,281 N pada bidang kayu seluas 1 cm2

.

Gambar 5. Gaya Gesek Statik antara Beras Merah dengan Karet Hasil pengukuran gaya gesek statis

antara beras merah dengan karet seperti tampak pada gambar 5 menunjukkan bahwa gaya maksimum yang diperlukan adalah sebesar 0,251 Volt. Jadi beban pada gaya gesek statik yang terjadi adalah :

Fs = 24,408 (0,251) - 0,162

= 5,963

Oleh sebab itu besarnya gaya gesek statis antara beras merah dengan karet adalah sebesar 5,963 N/cm2. Hal ini menunjukkan bahwa gaya gesekan beras merah sebesar 5,963 N pada bidang karet seluas 1 cm2.

(5)

0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0 50 100 150 200 Vo lt Waktu (Dtk)

Gambar 6. Gaya Gesek Statik antara Beras Biasa dengan Kayu Beras yang digunakan pada

pengukuran ini adalah beras Cianjur. Gambar 6 menunjukkan bahwa gaya maksimum yang diperlukan adalah sebesar 0,242 Volt. Jadi gaya gesek statik yang terjadi adalah :

Fs = 24,408 (0,242) - 0,162

= 5,744

Oleh sebab itu besarnya gaya gesek statis antara beras biasa dengan kayu adalah sebesar 5,744 N/cm2. Hal ini menunjukkan bahwa gaya gesekan beras biasa sebesar 5,744 N pada bidang kayu seluas 1 cm2.

Gambar 7. Gaya Gesek Statik antara Beras Biasa dengan Karet Gambar 7 menunjukkan bahwa gaya

maksimum yang diperlukan adalah sebesar 0,239 Volt. Jadi gaya gesek statis yang terjadi adalah :

Fs = 24,408 (0,239) - 0,162

= 5,670.

Oleh sebab itu besarnya gaya gesek statis antara beras biasa dengan karet adalah sebesar 5,670 N/cm2. Hal ini menunjukkan bahwa gaya gesekan beras biasa sebesar 5,670 N pada bidang karet seluas 1 cm2.

Gambar 8 menunjukkan bahwa gaya maksimum yang diperlukan adalah sebesar 0,259 Volt. Jadi gaya gesek statik yang terjadi adalah :

Fs = 24,408 (0,259) - 0,162

= 6,158

Oleh sebab itu besarnya gaya gesek statis antara beras ketan putih dengan kayu adalah sebesar 6,158 N/cm2. Hal ini menunjukkan bahwa gaya gesekan beras ketan putih sebesar 6,158 N pada bidang kayu seluas 1 cm2.

(6)

Gambar 8. Gaya Gesek Statik antara Beras Ketan Putih dengan Kayu

Gambar 9. Gaya Gesek Statik antara Beras Ketan Putih dengan Karet Gambar 9 menunjukkan bahwa gaya

maksimum yang diperlukan adalah sebesar 0,254 Volt. Jadi gaya gesek statik yang terjadi adalah :

Fs = 24,408 (0.254) - 0,162

= 6,037

Oleh sebab itu besarnya gaya gesek statis antara beras ketan putih dengan karet adalah sebesar 6,037 N/cm2. Hal ini menunjukkan bahwa gaya gesekan beras ketan putih sebesar 6,037 N pada bidang karet seluas 1 cm2.

(7)

Gaya maksimum yang diperlukan adalah sebesar 0,205 Volt seperti yang tampak pada gambar 10. Jadi gaya gesek statik yang terjadi adalah :

Fs = 24,408 (0,205) - 0,162

= 4,841

Oleh sebab itu besarnya gaya gesek statis antara beras ketan hitam dengan kayu adalah sebesar 4,841 N/cm2. Hal ini menunjukkan bahwa gaya gesekan beras ketan hitam sebesar 4,841 N pada bidang kayu seluas 1 cm2.

Gambar 11. Gaya Gesek Statik antara Beras Ketan Hitam dengan Karet Gambar 11 menunjukkan bahwa gaya

maksimum yang diperlukan adalah sebesar 0,234 Volt. Jadi gaya gesek statik yang terjadi adalah :

Fs = 24,408 (0,234) - 0,162

= 5,549

Oleh sebab itu besarnya gaya gesek statis antara beras ketan hitam dengan karet adalah sebesar 5,549 N/cm2. Hal ini menunjukkan bahwa gaya gesekan beras ketan hitam sebesar 5,549 N pada bidang karet seluas 1 cm2. 2. Perhitungan Tegangan Maksimum dan

Tegangan Normal

Tegangan Maksimum untuk benda-benda di atas dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :

A Fs

= m

τ

dimana : τm = Tegangan maksimum yang

terjadi

Fs = Gaya Gesek statik

A = Luas penampang wadah bagian dalam.

Tegangan maksimum yang terjadi antara beras merah dengan kayu adalah :

200 6,281012

m =

τ

kg/cm2

= 0.03140506 kg/cm2

Hasil perhitungan untuk jenis yang lain dengan menggunakan cara yang sama pula dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Tegangan Maksimum

Kayu Karet

Beras merah 0,03141 0.02982 Beras biasa 0.02872 0.02835 Beras ketan putih 0.03080 0.03019 Beras ketan hitam 0.02421 0.02774

Tegangan normal adalah tegangan yang arahnya tegak lurus bidang di mana gaya itu bekerja. Tegangan normal dalam pengukuran ini dihitung dengan persamaan sebagai berikut :

A Fn

n =

τ

dimana : τn = Tegangan Normal

Fn = Gaya Normal yang bekerja

A = Luas penampang Tegangan normal yang terjadi adalah :

200 964 , 2 = n

τ

kg/cm2 = 0.01482 kg/cm2

(8)

Wadah dan beban yang diberikan pada pengukuran ini adalah sama untuk semua jenis beras dan perlakuan yang ada maka tegangan normal yang terjadi adalah sama untuk semua jenis beras dan perlakuan yang diberikan. 3. Perhitungan Koefisien Gesek Statik

Koefisien gesek dihitung berdasarkan persamaan (1) . Hasil perhitungannya dapat dilihat pada Tabel 3. dibawah ini :

Tabel 3. Koefisien gesek statik

Kayu Karet

Beras Merah 2.1194 2.0122 Beras Biasa 1.9379 1.9130 Beras Ketan Putih 2.0783 2.0371 Beras Ketan

Hitam 1.6336 1.8718

Kesimpulan

Pengukuran yang dilakukan menunjukkan bahwa pada dasarnya koefisien gesek statik antara beras dan kayu lebih besar dari pada koefisien gesek statik antara beras dan karet. Penyimpangan pada beras ketan hitam terjadi mungkin karena wadah beras juga bergesek dengan karet sehingga terjadi penambahan gaya gesek. Namun hal ini dapat juga terjadi karena sebagian beras ketan hitam yang bersentuhan dengan permukaan kayu bukan bergeser tetapi menggelinding sehingga terjadi penurunan gaya gesek.

Daftar Pustaka

Bueche, F.J. 1996. Teori dan soal-soal Fisika; Schaum Series. Erlangga. Jakarta

Darma, 2001. Disain dan Analisa kebutuhan tenaga alat pemarut sagu tipe silinder, Thesis, Pascasarjana IPB, Bogor

Giancoli, D. C. 1991, Phisic : Principles With Application. Prentice Hall International Inc London.

Halliday,D and Resnick, R. 1985. Fisika. Erlangga. Jakarta

Nash, W. A , 1957, Strenght of Materials, Schaum Series. McGraw-Hill Book Company, New York.

Smith, H. P and Wilkes, L. H. 1976. (Tri Purwadi. 1996). Mesin dan Peralatan Usaha Tani. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Suastawa, I dan Radite P A S. 1998. Rancang Alat Percobaan untuk Menentukan Gaya Gesek Biji Kacang-kacangan dengan Berbagai Permukaan Material. Laporan Penelitian Mandiri (tidak dipublikasikan). Departemen Teknik Pertanian. FATETA IPB. Bogor.

Gambar

Gambar 2. Kalibrasi Transducer
Gambar 3. Hasil Kalibrasi Transducer
Gambar 5. Gaya Gesek Statik antara Beras Merah dengan Karet  Hasil pengukuran gaya gesek statis
Gambar 6. Gaya Gesek Statik antara Beras Biasa dengan Kayu  Beras yang digunakan pada
+4

Referensi

Dokumen terkait

Jadi, perjanjian perkawinan yang ditandatangani oleh kedua calon mempelai, orang tua, saksi-saksi dari kedua belah pihak dan pengukuhan oleh Mantir Adat dan Damang Kepala Adat,

A dan An.F dengan GEA dehidrasi sedang di Ruang Seruni RSUD Jombang tahun 2016 menggunakan 7 langkah varney mulai dari pengumpulan data sampai dengan evaluasi maka

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Pemberian bokashi ela sagu berpengaruh nyata terhadap berat volume tanah, jenis

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya biaya yang dikeluarkan, tingkat produksi dan pendapatan yang diterima petani dalam usahatani tomat, serta untuk

matematika lebih baik, peserta didik yang mendapat pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan guided discovery learning , Jigsaw atau

Nilai baban organik total mengalami peningkatan pada periode pertengaban sampai akhir penelitian, akumulasi sejumlah sisa pakan diduga telah teijadi dan menyebabkan

Berdasarkan hasil analisis dan pengujian terhadap implementasi metode Simple Multi Attribute Technique Exploiting Rank ( SMARTER ) dalam sistem pendukung keputusan untuk

Dalam proses meng-upload tesis, pustakawan harus memastikan bahwa tesis tersebut bebas plagiat dengan mengunakan alat viper dan plagiarism detector sehingga informasi yang di