• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONDISI KEMISKINAN DI KALIMANTAN SELATAN SEPTEMBER 2016 JUMLAH PENDUDUK MISKIN 184,16 RIBU ORANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KONDISI KEMISKINAN DI KALIMANTAN SELATAN SEPTEMBER 2016 JUMLAH PENDUDUK MISKIN 184,16 RIBU ORANG"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

Nomor : 04/01/63/Th.XXI, 3 Januari 2017

KONDISI KEMISKINAN DI KALIMANTAN SELATAN SEPTEMBER 2016

JUMLAH PENDUDUK MISKIN 184,16 RIBU ORANG

 Tingkat kemiskinan di Kalimantan Selatan keadaan September 2016 tercatat 4,52 persen turun 0,33 poin dibandingkan Maret 2016 yang sebesar 4,85 persen. Pada September 2016, persentase penduduk miskin di daerah perkotaan 3,43 persen dan di perdesaan 5,37 persen.

 Jumlah penduduk miskin di Kalimantan Selatan Maret 2016 sebesar 184,16 ribu orang, dengan rincian 60,90 ribu orang di perkotaan dan 123,26 ribu orang di perdesaan.

 Peranan komoditi makanan terhadap Garis Kemiskinan masih lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Pada September 2016, peranan Garis Kemiskinan Makanan (GKM) terhadap Garis Kemiskinan (GK) sebesar 71,55 persen.

 Komoditi Makanan yang mempunyai peranan relatif besar dalam menentukan GK adalah beras, rokok kretek/filter, kue basah, daging sapi, telur ayam ras, mie instan, dan gula pasir. Sedangkan komoditi bukan makanan yang mempunyai peranan relatif besar adalah perumahan, bensin, listrik, biaya pendidikan, air, dan perlengkapan mandi.

 Pada periode Maret 2016 – September 2016, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) mengalami penurunan. Pada September 2016 Indeks Kedalaman Kemiskinan sebesar 0,693 sedangkan Indeks Keparahan Kemiskinan sebesar 0,163.

 Pada September 2016, terjadi kenaikan garis kemiskinan sebesar 3,12 persen, yaitu dari Rp.377.480,- per kapita per bulan pada Maret 2016 menjadi Rp.389.273,- per kapita per bulan pada September 2016.

(2)

2

1. Perkembangan Tingkat Kemiskinan Kalimantan Selatan, 2007 – 2016

Selama satu dekade 2007-2016, jumlah dan persentase penduduk miskin di Kalimantan Selatan cenderung menurun. Pada tahun 2007, persentase penduduk miskin di Kalimantan Selatan tercatat 7,01 persen, sepuluh tahun kemudian pada September 2016 berkurang sepertiga bagian menjadi 4,52 persen. Dari data tampak bahwa pada tahun 2009-2012 terjadi perlambatan penurunan penduduk miskin. Selama periode tersebut, persentase penduduk miskin Kalimantan Selatan berfluktuasi pada kisaran lima persen. Selanjutnya pada tahun 2013, persentase penduduk miskin Kalimantan Selatan berada pada kisaran angka empat persen. Selama periode 2014-2016, persentase penduduk miskin di Kalimantan Selatan berfluktuasi di sekitar angka 4 persen.

Tabel 1

Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Provinsi Kalimantan Selatan, 2007 – 2016

Tahun Jumlah Penduduk Miskin(000) Persentase Penduduk Miskin

(1) (2) (3) 2007 233,50 7,01 2008 218,90 6,48 2009 175,98 5,12 2010 181,96 5,21 2011 195,52 5,29 2012 190,69 5,06 2013 183,07 4,77 2014 182,88 4,68 Maret 2015 198,44 4,99 September 2015 189,16 4,72 Maret 2016 195,70 4,85 September 2016 184,16 4,52

(3)

3

2. Perkembangan Tingkat Kemiskinan Kalimantan Selatan, Maret 2016 – September 2016

Tingkat kemiskinan Provinsi Kalimantan Selatan keadaan September 2016 sebesar 4,52 persen. Angka ini mengalami penurunan, yaitu sebesar 0,33 poin dibandingkan keadaan Maret 2016 yang sebesar 4,85 persen. Tingkat kemiskinan di daerah perkotaan keadaan September 2016 sebesar 3,43 persen, mengalami sedikit penurunan sebesar 0,05 poin dibandingkan dengan Maret 2016 yang sebesar 3,48 persen. Demikian pula dengan di perdesaan, tingkat kemiskinan keadaan September 2016 sebesar 5,37 persen, mengalami penurunan sebesar 0,52 poin dibandingkan Maret 2016 sebesar 5,89 persen.

Secara absolut, jumlah penduduk miskin di Kalimantan Selatan keadaan September 2016 sebanyak 184,16 ribu orang, sedangkan jumlah penduduk miskin di Kalimantan Selatan pada Maret 2016 sebanyak 195,70 ribu orang. Selama satu semester, jumlah penduduk miskin di Kalimantan Selatan berkurang sebanyak 11,54 ribu orang. Penduduk miskin di daerah perdesaan berkurang 11,61 ribu orang sebaliknya penduduk miskin di daerah perkotaan sedikit bertambah sebanyak 0,07 ribu orang.

Tabel 2

Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Daerah Tempat Tinggal Provinsi Kalimantan Selatan, Maret 2016 – September 2016

Daerah/Periode Penduduk Miskin (000) Persentase Penduduk Miskin (1) (2) (3) Perkotaan Maret 2016 60,83 3,48 September 2016 60,90 3,43 Perdesaan Maret 2016 134,87 5,89 September 2016 123,26 5,37 Perkotaan+Perdesaan Maret 2016 195,70 4,85 September 2016 184,16 4,52

(4)

4

Grafik 1

Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Provinsi Kalimantan Selatan, 2006 – 2016

3. Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan

Persoalan kemiskinan bukan hanya sekadar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan. Selain upaya memperkecil jumlah penduduk miskin, kebijakan penanggulangan kemiskinan juga terkait dengan bagaimana mengurangi kesenjangan diantara penduduk miskin.

Pada periode Maret 2016 – September 2016, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) mengalami penurunan. Indeks Kedalaman Kemiskinan turun dari 0,711 pada Maret 2016 menjadi 0,693 pada September 2016. Demikian pula Indeks Keparahan Kemiskinan mengalami sedikit penurunan dari 0,164 pada Maret 2016 menjadi 0,163 pada September 2016. Penurunan kedua nilai indeks ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin mendekat ke garis kemiskinan dan kesenjangan pengeluaran antar penduduk miskin mengecil. Penurunan Indeks Kedalaman dan Indeks Keparahan Kemiskinan di Provinsi Kalimantan Selatan ini disebabkan oleh penurunan nilai kedua indeks pada penduduk miskin yang tinggal di daerah pedesaan. Sebaliknya di daerah perkotaan, rata-rata pengeluaran penduduk miskin semakin jauh dari garis kemiskinan dan kesenjangan pengeluaran antar penduduk miskin pun semakin besar. Hal ini terlihat dari semakin meningkatnya baik nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan maupun Indeks Keparahan Kemiskinan di daerah perkotaan pada September 2016 dibandingkan Maret 2016.

(5)

5

Tabel 3

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)

Menurut Daerah Tempat Tinggal di Provinsi Kalimantan Selatan, Maret 2016 - September 2016

Tahun/Indikator Perkotaan Perdesaan Perkotaan+Perdesaan

(1) (2) (3) (4)

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)

Maret 2016 0,579 0,812 0,711

September 2016 0,717 0,674 0,693

Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)

Maret 2016 0,136 0,185 0,164

September 2016 0,186 0,146 0,163

4. Garis Kemiskinan (GK)

Garis Kemiskinan dipergunakan sebagai suatu batas nilai rupiah untuk menentukan apakah seseorang termasuk dalam kategori miskin atau tidak miskin. Garis Kemiskinan (GK) terdiri dari komponen Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM). Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita perbulan (Rp/Kapita/Bulan) di bawah Garis Kemiskinan.

Selama Maret - September 2016, garis kemiskinan naik sebesar 3,12 persen, yaitu dari Rp.377.480,- per kapita per bulan pada Maret 2016 menjadi Rp.389.273,- per kapita per bulan pada September 2016. Peranan komoditi makanan masih jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Hal ini terjadi baik di perkotaan maupun di perdesaan. Pada September 2016, GKM memiliki kontribusi sebesar 71,55 persen terhadap GK. Meski demikian, persentase perubahan GKBM lebih besar dibandingkan GKM selama Maret - September 2016.

Pada September 2016, komoditi makanan yang memberi sumbangan terbesar pada Garis Kemiskinan (GK) di daerah perkotaan adalah beras (16,78 persen), rokok kretek/filter (10,20 persen), daging sapi (5,64 persen), telur ayam ras (3,17 persen), dan kue basah (3,16 persen). Sedangkan di daerah perdesaan adalah beras (25,00 persen), rokok kretek/filter (13,39 persen), kue basah (4,36 persen), gula pasir (4,22 persen) dan mie instan (2,77 persen).

(6)

6

Tabel 4

Garis Kemiskinan Menurut Daerah Tempat Tinggal di Provinsi Kalimantan Selatan, Maret 2016 – September 2016

Daerah Tempat Tinggal/Tahun Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bulan) Makanan Bukan Makanan Total

(1) (2) (3) (4) Perkotaan Maret 2016 248.602 137.860 386.462 September 2016 257.170 141.992 399.162 Perubahan (persen) 3,45 3,00 3,29 Perdesaan Maret 2016 286.982 83.630 370.612 September 2016 294.159 86.488 380.647 Perubahan (persen) 2,50 3,42 2,71 Perkotaan + Perdesaan Maret 2016 270.862 106.618 377.480 September 2016 278.536 110.736 389.273 Perubahan (persen) 2,83 3,86 3,12

Komoditi bukan makanan yang memberi sumbangan besar terhadap Garis Kemiskinan (GK) di daerah perkotaan adalah biaya perumahan (13,15 persen), bensin (3,47 persen), listrik (2,84 persen), biaya pendidikan (2,37 persen), dan air (1,79 persen). Sedangkan untuk daerah perdesaan adalah biaya perumahan (8,89 persen), bensin (2,34 persen), listrik (1,48 persen), biaya pendidikan (1,33 persen), dan perlengkapan mandi (1,00 persen).

5. Tingkat Kemiskinan Indonesia dan Provinsi di Pulau Kalimantan

Pada September 2016, tingkat kemiskinan Indonesia mengalami penurunan 0,16 poin jika dibandingkan dengan tingkat kemiskinan keadaan Maret 2016. Penduduk miskin Indonesia keadaan September 2016 mencapai 10,70 persen, sedangkan penduduk miskin Indonesia pada Maret 2016 sebanyak 10,86 persen. Pada regional Kalimantan, jumlah penduduk miskin cenderung mengalami penurunan. Provinsi yang mengalami penurunan adalah Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur.

(7)

7

Tabel 5

Persentase dan Jumlah Penduduk Miskin Provinsi di Pulau Kalimantan dan Indonesia, Maret 2016 – September 2016

Provinsi

Persentase Penduduk Miskin Jumlah Penduduk Miskin (000) Maret 2016 September 2016 Maret 2016 September 2016

(1) (2) (3) (4) (5) Kalimantan Barat 7,87 8,00 381,35 390,32 Kalimantan Tengah 5,66 5,36 143,49 137,46 Kalimantan Selatan 4,85 4,52 195,70 184,16 Kalimantan Timur 6,11 6,00 212,92 211,24 Kalimantan Utara 6,23 6,99 41,12 47,03 Nasional 10,86 10,70 28.005,41 27.764,32 .

Referensi

Dokumen terkait

Dengan menggunakan analisis regresi multilinier, sebanyak 20 senyawa xanton yang sudah diketahui nilai IC50-nya digunakan sebagai senyawa fitting untuk mendapatkan

Arah daya paduan yang dihasilkan oleh konduktor yang membawa arus dalam medan magnet boleh ditentukan dengan menggunakan petua tangan kiri Fleming. Catapult field is the

Pada data penelitian diketahui ibu dengan pola asuh baik dan memiliki balita dengan status gizi normal sebanyak 33 orang dari 52 sampel yang memiliki anggota

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin,

Waktu yang sangat terbatas dengan jumlah yang cukup banyak yaitu 20 UKM masih kurang sehingga Pendampingan yang kami lakukan ke masing – masing UKM untuk lebih mengerti dalam

indikator, jika merah langsung titrasi dengan HCL 0,02 N sampai tidak berwarna, catat ml titran = (A ml), kemudian tambahkan 3-4 tetes BCG+MR, lanjutkan titrasi dengan HCl 0,02

Maka dapat dikatakan latihan ini sangat baik sekali digunakan dalam latihan dalam permainan bola voli guna untuk meningkatkan lompat yaitu daya ledak otot tungkai dari

Namun proses dari metode latihan yang dapat memberikan stimulus lebih baik pada sistem saraf pusat, saraf sensorik hingga respon saraf motorik yang akan mengaktifkan