• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDIDIKAN ISLAM DAN SISDIKNAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENDIDIKAN ISLAM DAN SISDIKNAS"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PENDIDIKAN ISLAM DAN

SISDIKNAS

Oleh:

Dr. Marzuki

(2)

PENDAHULUAN

Indonesia juga memiliki concern yang tinggi terhadap sektor pendidikan, di samping sektor-sektor lainnya, seperti ekonomi, politik, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan, serta agama. Faktor politik cukup berperan dalam

memengaruhi berbagai kebijakan negara dalam bidang pendidikan.

Jika diperhatikan isi Undang-Undang Dasar 1945, ada dua hal pokok terkait dengan pendidikan

nasional, yaitu: pertama, bahwa pendidikan adalah hak bagi seluruh rakyat Indonesia dan kedua,

pendidikan mempunyai tujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pendidikan nasional merupakan proses pemerdekaan manusia Indonesia.

(3)

PENDAHULUAN

Ada dua UU di Indonesia yang secara khusus

mengatur masalah pendidikan di Indonesia, yaitu UU No. 2 th. 1989 tentang Sistem Pendidikan

Nasional dan UU No. 20 th. 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Pasca keluarnya UU No. 20 th. 2003 telah muncul berbagai kebijakan nasional tentang pendidikan yang dituangkan dalam berbagai produk

perundang-undangan nasional tentang pendidikan, mulai dari undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan menteri pendidikan nasional, dan

(4)

PENDAHULUAN

Dalam konteks politik, pendidikan telah menjadi bahan jualan politik dalam rangka meraih

simpati serta dukungan suara.

Berbicara masalah politik pendidikan nasional tidak bisa dilepaskan dari kebijakan-kebijakan

yang muncul dalam bidang pendidikan di negara kita.

Di Indonesia, hingga sekarang, pendidikan telah menjadi motor dari perubahan global yang

radikal. Tidak mengherankan apabila

pendidikan menjadi rebutan kekuasaan dalam masyarakat.

(5)

POLITIK PENDIDIKAN INDONESIA

Perkembangan politik pendidikan di

Indonesia oleh Tilaar dan Riant

Nugroho (2009) dikelompokkan

menjadi empat era, yaitu:

era kolonial,

era kemerdekaan-Orde Lama,

era Orde Baru, dan

(6)

ERA KOLONIAL

Sistem pendidikan dalam era kolonial bertujuan untuk mempertahankan

kekuasaan kolonial sehingga membatasi pendidikan yang berkualitas hanya untuk anak-anak kulit putih dan anak-anak kaum bangsawan bumi putera.

Di era ini juga lahir pendidikan nasional yang sejalan dengan kebangkitan nasional, seperti lahirnya Pendidikan Tamansiswa (1922) dan juga pendidikan agama, terutama agama

(7)

ERA KEMERDEKAAN-ORDE LAMA

Dalam era kemerdekaan-Orde Lama mulai muncul semangat nasionalisme.

Pendidikan nasional yang diadakan pemerintah pusat tidak bisa lepas dari kondisi politik

Indonesia era ini.

Proses indoktrinasi ideologi melalui pendidikan berjalan di semua tingkat dan jenis pendidikan pada waktu itu. Ideologi MANIPOL USDEK yang dipaksakan, menjadi pedoman hidup untuk

seluruh bangsa Indonesia dan harus

dilaksanakan dalam semua jalur dan tingkat pendidikan.

(8)

ERA ORDE BARU

Lahirnya Orde Baru awalnya membawa angin segar dalam peningkatan perpolitikan

nasional, namun pada akhirnya juga berujung pada munculnya pemusatan kekuasaan oleh golongan-golongan tertentu.

Sentralisasi kekuasaan juga menjadi

penyebab terjadinya berbagai ketimpangan dalam pembangunan daerah dan juga

kegagalan.

Orde ini berakhir dengan lengsernya Presiden Soeharto dari tampuk penguasa tahun 1997.

(9)

ERA REFORMASI

Era Reformasi membawa konsekuensi adanya perubahan-perubahan struktural dalam

kehidupan bermasyarakat dan bernegara, termasuk pendidikan.

Cara-cara diktator dan indoktrinatif diganti dengan cara-cara demokratis.

UUD 1945 pada era ini sudah diamandemen. Sistem pendidikan nasional diganti dari UU No. 2 Th. 1989 tentang Sistem Pendidikan

Nasional dengan UU No. 20 Th. 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang baru.

(10)

KEBIJAKAN PENDIDIKAN PASCA UU

SISDIKNAS 2003

Akreditasi Nasional bidang Pendidikan; Ujian Nasional dan Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional;

Kebijakan Buku Nasional;

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK);

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP); Standarisasi Pendidikan Nasional;

Sekolah Standar Nasional (SSN);

(11)

Lanjutan

Sekolah Gratis;

Perguruan Tinggi sebagai Badan Hukum Pendidikan;

Kebijakan Guru Bantu;

Sertifikasi Guru dan Dosen;

Tunjangan Profesi bagi Guru dan Dosen; Pengarusutamaan Gender dalam Bidang Pendidikan; dan

Pencegahan dan Penanggulangan Plagiasi. Kebijakan penataan dalam penyelenggaraan

(12)

ARAH KEBIJAKAN PENDIDIKAN

PASCA UU SISDIKNAS 2003

Mengupayakan perluasan dan

pemerataan kesempatan memperoleh

pendidikan yang bermutu tinggi bagi

seluruh rakyat Indonesia menuju

terciptanya manusia Indonesia

berkualitas tinggi dengan peningkatan

anggaran pendidikan secara berarti.

(13)

Lanjutan

Meningkatkan kemampuan akademik

dan profesional serta meningkatkan

jaminan kesejahteraan tenaga

kependidikan sehingga tenaga pendidik

mampu berfungsi secara optimal

terutama dalam peningkatan

pendidikan watak dan budi pekerti agar

dapat mengembalikan wibawa lembaga

dan tenaga kependidikan.

(14)

Lanjutan

Melakukan pembaruan dan

pemantapan sistem pendidikan

nasional berdasarkan prinsip

desentralisasi, otonomi keilmuan dan

manajemen

(15)

Lanjutan

Meningkatkan kualitas lembaga

pendidikan yang diselenggarakan baik

oleh masyarakat maupun pemerintah

untuk memantapkan sistem pendidikan

yang efektif dan efisien dalam menghadapi

perkembangan ilmu pengetahuan,

teknologi, dan seni serta dalam rangka

menyongsong globalisasi yang

menghadapkan pendidikan nasional

(16)

Lanjutan

Meningkatkan mutu dan kualitas

lembaga pendidikan serta pendidik dan

tenaga pendidikannya beserta sarana

dan prasarananya melalui penetapan

berbagai standar pendidikan

(17)

Lanjutan

Meningkatkan profesionalisme tenaga

pendidik (guru dan dosen) dengan

memberikan fasilitas yang memadai

baik sarana dan prasarana maupun

kesempatan untuk melanjutkan

pendidikan pada jenjang yang lebih

tinggi demi peningkatan kualitas

(18)

PENDIDIKAN ISLAM DALAM SISDIKNAS

Pendidikan agama di lembaga pendidikan baik sekolah maupun perguruan tinggi

merupakan bagian integral dari pelaksanaan pendidikan yang diselenggarakan di lembaga pendidikan formal dan sekaligus menjadi

bagian dari pendidikan nasional.

Setelah keluarnya UU Sisdiknas 2003

pemerintah mengeluarkan PP No. 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan

(19)

PP NOMOR 55 TAHUN 2007

Pendidikan Agama berfungsi membentuk manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia dan mampu menjaga kedamaian dan kerukunan

hubungan inter dan antarumat beragama (Pasal 2 ayat 1).

Pendidikan Agama bertujuan untuk

berkembangnya kemampuan peserta didik dalam memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai agama yang menyerasikan penguasaannya

dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (Pasal 2 ayat 2).

(20)

PP NOMOR 55 TAHUN 2007

Setiap satuan pendidikan pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan wajib

menyelenggarakan pendidikan agama (Pasal 3 ayat 1) dalam bentuk mata pelajaran atau mata kuliah agama (Pasal 4 ayat 1).

Setiap peserta didik pada satuan pendidikan di semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan berhak mendapat pendidikan agama sesuai agama yang dianutnya dan diajar oleh

(21)

PP NOMOR 55 TAHUN 2007

Satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan agama tidak sesuai dengan

ketentuan yang ada dikenakan sanksi

administratif berupa peringatan sampai dengan penutupan setelah diadakan

pembinaan/pembimbingan oleh Pemerintah dan/atau pemerintah daerah (Pasal 7 ayat 1).

Pendidikan agama dan pendidikan keagamaan harus dapat memperkuat penganut agama

(peserta didik) dalam memeluk agama dan melaksanakan ajaran agamanya.

(22)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Pendidikan agama mempunyai peran

dan fungsi yang sangat strategis untuk

mewujudkan tujuan dan fungsi

pendidikan nasional.

Pendidikan (Agama) Islam memainkan

peran dan tanggung jawab yang sangat

besar dalam ikut serta mewujudkan

(23)

REFERENSI

Assegaf, Abd. rahman. (2005). Politik Pendidikan Nasional: Pergeseran

Kebijakan Pendidikan Agama Islam dari Proklamasi ke Reformasi.

Yogyakarta: Kurnia Kalam.

Freire, Paulo. (2007). Politik Pendidikan: Kebudayaan, Kekuasaan, dan

Pembebasan – the Politic of Education: Culture, Power, and

Liberation. Terj. oleh Agung Prihantoro dan Fuad Arif

Fudiyantanto. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Cet. VII.

Peraturan Pemerintah No. 55 tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan.

Tilaar, H.A.R. dan Riant Nugroho. (2009). Kebijakan Pendidikan:

Pengantar untuk Memahami Kebijakan Pendidikan dan Kebijakan

Pendidikan sebagai Kebijakan Publik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Cet. II.

Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

(24)

Sekian dan

Referensi

Dokumen terkait

Kedudukan PPAT selaku pejabat umum dalam proses penerbitan sertifikat hak milik atas tanah yaitu dapat dikatakan sebagai pejabat perantara kepentingan antara pemegang

Hal ini disebabkan oleh melambatnya kinerja konsumsi rumah tangga, sedangkan kinerja LNPRT tumbuh lebih tinggi sejalan dengan peningkatan aktivitas kegiatan politik

Dalam Pemilu Kepala Daerah ada 3 (tiga) indikasi titik rawan yang perlu di cermati, yaitu: 1) Pada tahap proses pengusulan bakal calon pasangan Kepala Daerah dan Wakil

Nilai pinjaman luar negeri yang sedang berjalan sampai dengan akhir Triwulan I Tahun 2015 (posisi 31 Maret 2015) sebesar ekuivalen USD 16.162,3 juta, terdiri dari 152 proyek

Berdasarkan data kecelakaan lalu lintas tahun 2010–2012 yang didapatkan dari Polresta Banda Aceh dan hasil pengamatan yang dilakukan, terdapat beberapa titik yang

Program JKBM adalah sebuah kebijakan yang ditujukan untuk memberikan rasa keadilan kepada masyarakat dengan menyediakan pelayanan kesehatan yang pembiayaannya disubsidi

Manusia selalu terdorong untuk berhubungan satu dengan yang lain demi kelangsungan hidupnya (Jualiardi, 2014, hal.77). Hal ini dikarenakan manusia merupakan makhluk sosial.

Kejadian chikungunya di wilayah Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen di Kelurahan Panjer dan Desa Karangsari merujuk pada kriteria KLB secara epidemiologi dapat