• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI TENTANG PEMAHAMAN AKHLAK PENGARUHNYA TFRHADAP UPAYA PENGENDALIAN DIRI DARI PERILAKU MENYIMPANG PADA SISWA MTs. TARQIYYATUL HIMMAH KEC. PABELAN KAB. SEMARANG TAHUN AJARAN 2007/2008 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "STUDI TENTANG PEMAHAMAN AKHLAK PENGARUHNYA TFRHADAP UPAYA PENGENDALIAN DIRI DARI PERILAKU MENYIMPANG PADA SISWA MTs. TARQIYYATUL HIMMAH KEC. PABELAN KAB. SEMARANG TAHUN AJARAN 2007/2008 - Test Repository"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

MTs. TARQIYYATUL HIMMAH KEC. PABELAN

KAB. SEMARANG TAHUN AJARAN 2007/2008

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Gelar Sarjana dalam llmu Tarbiyah

Oleh :

Ahmad Syafi’i Daslan

NIM : 11406045

SEKOLAH INGGI AGAMA ISLAM NEGERI

STAIN SALATIGA

(2)

Tarqiyatul Himmah Kec. Pabelan, Kab. Semarang, Tahun Ajaran 2007/2008. Alasan pemilihan judul dikarenakan pada saat sekarang telah banyak kemerosotan akhlak generaasi muda yang disebabkan mereka tidak mengenal pendidikan agama atau orang tua tidak menyadari akan pendidikan akhlak anak sehingga tingkah laku anak menjadi bertentangan dengan ajaran agama tanpa disadari.

Permasalahan dalam skripsi ini adalah sejauh manakah pengaiuh pemahaman akhlak terhadap upaya pengendalian diri dari perilaku menyimpang pada siswa MTs. Tarqiyatul Himmah Kec. Pabelan, Kab. Semarang tahun pelajaran 2007/2008.

Penelitian dalam skripsi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemahaman Ilmu ahlak terhadap upaya pengendalian diri dari perilaku menyimpang pada siswa MTs. Tarqiyatul Himmah sebagai populasi dalam skripsi ini adalah siswa MTs. Tarqiyatul Himmah tahun pelajaran 2007/2008. Sedangkan sampelnya adalah siswa kelas VII dengan jumlah 20 orang dan siswa kelas VII dengan jumlah 20 orang dengan sistim pengambilan random sampling.

Setelah dilakukan penelitian dan penganalisaan data diperoleh kesimpulan bahwa siswa MTs. Tarqiyatul Himmah mempunyai pemahaman ilmu ahlak tinggi , dan pengendalian diri terhadap perilaku menyimpang juga tinggi, tetapi setelah dikorelasikan dengan menggunakan analkis product moment ternyata tidak ada korelasi yang signifikan antara keduanya.

(3)

Dra. Djami'atul Islamiyah, M. Ag.

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka

bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara :

Nama : Ahmad Syafii Daslan

NIM : 114 06 045

Program Studi : Pendidikan Agama Islam (PAI)

Judul STUDI TENTANG PEMAHAMAN AKHLAK

PENGARUHNYA TERHADAP UPAYA

PENGENDALIAN DIRI DARI PERILAKU

PENYIMPANGAN PADA SISWA MTs

TARQIYYATUL HIMMAH KECAMATAN

PABELAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 2007/2008

Dengan ini mohon skripsi saudara tersebut diatas supaya segera

dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian.

(4)

PENGESAHAN SKRIPSI

Judul : STUDI TENTANG PEMAHAMAN AKHLAK

PENGA-RUHNYA TERHADAP UPAYA PENGENDALIAN DIRI DARI PERILAKU MENYIMPANG PADA SISWA MTs TARQIYYATUL HIMMAH KEC. PABELAN, KAB. SEMARANG TAHUN AJARAN 2007/2008

Nama : AHMAD SYAFI'I DASLAN

NIM : 11406045

Program Studi : Pendidikan Agama Islam (PAI)

24 Sya'ban 1429 H

Salatiga,---26 Agustus 2008 M

Dewan Penguji,

NIP^ 150234070

(5)

Alamat: Desa Kauman Lor Kec. Pabelan Kab. Semarang 50771 Telepon ; 02987104441

S U R A T K E T E R A N G A N

NO : 25 / MTs - Th / VIII / 2008

Assalamu’alaikum, Wr.Wb

Tang bertanda tangan di bawah ini Kepala MTs Tarqiyatul Himmah Kauman Lor Kec.Pabelan ,

nenerangkan bahwa:

: AHMAD SYAFI’I DASLAN

:11406045

: Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga

: Tarbiyah

: Pendidikan Agama Islam (PAI) Nama

NIM

Mahasiswa

Jurusan

Program Study

ienar-benar telah melakukan Penelitian di MTs Tarqiyatul Himmah Kauman Lor Kec. Pabelan Kab.

emarang, pada tanggal 13 Juni 2008 s.d. 5 Juli 2008

•emikian Surat keterangan ini kami buat untuk dapat di pergunakan sebagaimana mestinya.

(6)

* ( II ;A1A^-aJ| )

“ Allah'mengangkat orang- orang yang beriman diantara kamu dan orang- orang yang diberi iimu pengetahuan, beberapa derajat ( QS. Al Mujadalat: I I ).”

(7)

PERSEMBAHAN

I

Skripsi ini ku persembahkan kepada :

1 • Istri dan anak-anakku

2. Keluarga besarku

V j

(8)

akan rahmat, hidayah, serta inayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Penulis merasakan apabila tanpa rahmat, hidayah, serta inayahNya maka karya ilmiah ini tida akan selesai.

Sholawat dan salam semoga dilimpahkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad yang telah membawa manusia kepada jalan yang benar, jalan ketauhidan, keimanan, dan keislaman yang terasakan dalam hati manusia.

Karya tulis atau (skripsi) ini yang menyoroti tentang pemahaman akhlak dan pengaruhnya terhadap perilaku menyimpang merupakan salah satu karya ilmiah yangberdimensikan akhlak. Tujuan karya ilmiah ini tiada lain hanyalah untu mengetahui pengaruh antara pemahaman akhlak il nu akhlak dan pengendalian din dari perilaku menyimpang, dan unoik mendapatkan ijazah san gelar ilmu kependidikan di STAIN Salatiga.

Karya ilmiah ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari berbagai piahak tak mungkin penulis dapat menyelesaikannya seorang diri maka penulis mengucapkan banya terimakasih kepada semua pilak yang telah membantu akan terselesainya skripsi ini. Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada:

1. Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. 2. Dra. Djamiatul Islamiyah Selaku dosen pembimbing.

(9)

saran dan kritik akan sangat berguna untuk perbaikannya.

Salatiga, 8 Agustus 2008

Penulis

AHMAD SYAFl’I DASLAN

(10)

HALAMAN NOTA PEMBIMBING... iii

HALAMAN PENGESAHAN... iv

s' HALAMAN MOTTO... v

HALAMAN PERSEMB AH AN... ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR... vii

HALAMAN DAFTAR IS I... viii

HALAMAN DAFTAR TABEL... viii

BAB I : PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul... 1

B. Penjelasan Istilah... 4

C. Rumusan Masalah... 7

D. Tujuan Penelitian... 7

E. Hipotesis... 8

F. Metodologi Penelitian... 8'

G. Sistematika Penyusunan Skripsi... 12

BAB II : LANDASAN TEORl I. Pemahaman Akhlak A. Pengertian Akhlak... 15

B. Tujuan Akhlak... 17

C. Pembagian Akhlak... 20

D. Peran Akhlak dalam Kehidupan Sehari-hari... 22

(11)

A. Sebab-sebab Terjadinya Perilaku Menyimpang... 33

B. Usaha-usaha Menanggulangi Perilaku Menyimpang. 36 BAB III : LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum MTs. Tarqiyatul Himmah... 38

1. Sejarah Berdirinya MTs. Tarqiyatul Himmah... 38

2. Sarana dan Prasarana... 39

3. Keadaan Guru dan Karyawan... 40

4. Keadaan S isw a... 41

5. Kegiatan Siswa... 41

6. Sruktur Personalia MTs. Tarqiyatul Himmah... 42

B. Penyajian Data... 42

BAB IV : ANALISIS DATA A. Anlisa Pendahuluan... 47

B. Analisis Kedua... 56

C. Analisis Ketiga... 63

BAB V : PENUTUP I. Kesimp ulan... 67

II. Saran-saran... 68

III. Penutup... 70

DAFTAR PUSTAKA ,

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(12)

HIMMAH TAHUN 2007/2008... 40

II. JUMLAH SISWA SESUAI KELAS MTs. TARQIYATUL HIMMAH... 41

III. HASIL ANGKET PEMAHAMANILMU AKHLAK SISWA ... 43

IV. HASIL ANGKET PENGENDALIAN DIRI DARI PERILAKU

MENYIMPANG...;... ... 45

V. DATA TENTANG PEMAHAMAN ILMU AKHLAK SISWA... 48

VI. FREKUENSI PEMAHAMAN ILMU AKHLAK SISWA... 51

VII. PROSENTASE JAWABAN ANAK TERHADAP PEMAIIAMAN ILMU

AKHLAK...

VIII. DATA TENTANG UPAYA PENGENDALIAN DIRI DARI PERILAKU

MENYIMPANG SISWA... 56

IX. FREKUENSI UPAYA PENGENDALIAN DIRI DARI PERILAKU

MENYIMPANG SISWA... 59

X. AN ALISA VAR I ABEL UPAYA PENGENDALIAN DIRI DARI

PERILAKU MNEYIMPANG... 61

XI. DATA TENTANG STUDI PEMAHAMAN ILMU AKHLAK TERHADyvP

UPAYA PENGENDALIAN DIRI DARI PERILAKU MENYIMPANG... 64

(13)

A. Alasan Pemilihan Judul

Pada dasamya ajar an Islam mendorong manusia untuk memiliki

perangai yang baik. Dalam sejarah peijalanan manusia persoalan moralitas

masih menjadi picu utama yang akan meninggikan dan merendahkan deraj at

manusia. Allah sangat menjunjung tinggi terhadap orang-orang yang

berakhlak mulia dan membenci terhadap orang-orang yang berakhlak buruk.

Sabda rasululla SAW :

* s ' s ' S'

Artinya : “Tak ada yang lebih berat dalam timbangan amal seorang mukmin

pada hari kiamat dari budi pekerti yang baik dan sesungguhnya

Allah murka terhadap orang yang berbudi pekerti rendah.1

Suatu kenyataan saat sekarang telah banyak kemerosotan akhlak

generasi muda, penyebabnya adalah mereka tidak mengenal benar pendidikan

agama atau orang tuanya tidak menyadari akan pendidikan akhlak anak,

sehingga sikap tindakan serta tingkah laku akan menjadi liar, serta

bertentangan dengan ajaran agama. Sedangkan membentuk kepribadian anak

1 Abi Isa Muhammad bin Isa, Sunnah Tirmidzi IV Darul Fikri, t.t. hal. 319

(14)

adalah tanggung jawab orang tua dalam memberi bekal terhadap mereka.

memberi pelajaran dan ilmu-ilmu agar menjadi manusia yang

sempuma berilmu dan beragama, beramal dan beribadah dan dapat

pula berdiri sendiri, mengarungi hidup dengan penuh keyakinan.2

Keluarga merupakan lingkungan yang primer. Disinilah anak-anak

digembleng dengan l>erbagai pengalaman dan pendidikan aasar, pendidikan

moral, sehingga anak setelah tumbuh dewasa dapat membedakan mana yang

baik dan mana yang buruk. Lingkungan keluarga adalah lingkungan yang

mendasari dalam pembentukan mental bagi anak-anak. Namun sering

ditemukan orang tua yang hanya memenuhi kebutuhan material saja, tanpa

memikirkan pendidikannya. Sebagaimana yang dikemukakan Drs. Bimo

Walgito :

Apabila ada orang tua yang berpendapat bahwa hanya kebutuhan

biologis saja yang dibutuhkan oleh anak-anaknya. Asal sudah makan

baik, pakaian baik dan sebagainya adalah telah cukup, pendapat

semacam itu adalah salah.3

Upaya mengantisipasi hal tersebut adalah dengan pendidikan. Bagi

bangsa Indonesia konsep pendidikan Nasional sangat menekankan untuk

2 Ny. Aisyah Dachlan, Membitra Rumah Tangga Bahagia, Jamnu 1978, hal. 92

(15)

memiliki suatu tajuan dalam meningkatkan kualitas bangsa Indonesia.

Kualitas bangsa Indonesia yang dimaksudkan adaTah manusia yang beriman

dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur dan

berkepribadian berdisiplin bekerja keras, tanggimg jawab, mandiri, cerdns,

terampil, serta seh. t jasmani dan rohani. Untuk merealisasikan tujuan tersebut

perlu dikembangkan iklim belajar yang menumbuhkan rasa percaya diri seita

sikap dan tinggka i laku yang inovatif, kreatif dan kondusif, sehingga dengan

demikian pendidikan Nasional akan dapat mewujudkan manusia-manusia

pembangunan yang daj >at membangun dirinya sendiri serta bersama-sama

bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. Itu semua dapat terwujud

apabila pendidikan di Indonesia dapat meningkatkan mutu pendidikannya baik

dalam bentuk formal dan informal.

Suatu bangsa sangat ditentukan sekali ooleh suatu sistem pendidikan

yang dianut atau didikuti oleh bangsa tersebut.

Peran guru merupakan figur b. igi muridnya untuk diteladani segala

sikap dan kepribac iannya. Oleh karena itu hal ini sangatlah dipengaruhi oleh

tingkat pemahaman ilnu akhlak yang diajarkan guru di sekolah. Disamping

itu latar belakang siswa banyak mempengaruhi pemahamannya terhadap

persoalan ilmu akhlak.

Seberapa jaub para siswa siswi memahami ilmu akhlak yang telah

diajarkannya serta kaitannya c’engan pengendalian diri dari perilaku

menyimpang dalam kehidupan sehari-hari baik di sekolah maupun di luar

(16)

PENGARUHNYA TERHADAP UPAYA PENGENDALIAN DIRI DARI

PERILAKU MENYIMPANG PAPA SISWA MTs TAROIYATUL

HIMMAH KEC. PABEAN, KAB. SEMARANG TAHUN 2007 / 2008.”

B. Penjelasan Istilah

Dalam upaya mengurangi kesalahpahaman dalam melakukan

penelitian yang dilakukan, penulis mencoba memberi altematif untuk

memberikan penjelasan istilah sebagai berikut:

1. Pemahaman

Dalam istilah bahasa Indonesia, kata pemahaman berasal dari kata

dasar paham dan mendapat imbuhan yang berupa pe - an. Kata paham

tersebut dari bahasa Arab yaitu Fahima - Yafhamu - fahman.4 Kemudian

meresap kadalam bahasa Indonesia menjadi paham.

Ahmad . Hasan dalam bukunya Pintu Iitihad Belum Tertutup

mengartikan kata paham itu identik dengan kata fiqih yang mengandung arti

memahami dan mengerti seperti yang

berarti melakukan pemahaman terhadap agama.5

Dari beberapa pengertian tersebut di atas, penulis menyimpulkan kata - kata

pemahaman sebagai pengertian yang mendalam tentang sesuatu.

(17)

Secara terminologi kata akhlak berasal dari kata jamak bahasa Arab

( akhlak ) dan bentuk mufrodnya adalah ( khulukun ) yang

berarti perangai, budi, tabiat dan adab.6

Sedangkan menurut istilah akhlak berarti:

Artinya : “Perangai ialah keadaan gerak jiwa yang mendorong ke arah

melakukan perbuatan dengan tidak menghajatkan pikiran.”7

Jadi yang dimaksud ilmu akhlak adalah sesuatu ilmu yang menjelaskan

pengertian baik dan buruk, menerangkan apa yang perlu ada di dalam

pergaulan umat manusia, menjelaskan tujuan yang harus dicapai dalam setiap

tingkah laku dan cara melaksanakan apa yang harus ada.

Adapun indikator - indikator pemahaman ilmu akhlak adalah :

1) Memahami pengertian akhlak

2) Memahahami tujuan yang akan dicapai;

3) Memahami obyek akhlak

4) Memahami sumber - sumber akhlak

5) Memahami pembagian akhlak

6) Adanya kesan yang mendalam setelah memahami ilmu akhlak dalam hal ini

pemahaman akhlak merupakan variabel bebas atau variabel X ( VX ) dalam

rangka memudahkan penjabaran.

6 Prof. Dr. H. Rachmat Djatnika, Sistem Ethika Islami. 1996, hal. 26 7 Prof. Dr. H. Rachmat Djatnika, Op. Cit. Hal. 27

(18)

3. Pengendalian Diri Dari Perilaku Menyimpang

Menahan / mengekang diri dari tingkaii laku yang melanggar atau

bertentangan dengan aturan sekolah atau aturan agama yang dapat merugikan

diri sendiri maupun orang lain.

Sedangkan yang menjadi indikator dari perilaku menyimpang adalah :

a. Perilaku menyimpang dari aturan agama :

1) Meninggalkan sholat wajib tanpa berhalangan;

2) Meninggalkan puasa wajib tanpa berhalangan;

3) Berjabat tangan dengan lawan jenis;

4) Tidak mau menghormati orang yang lebih tua;

5) Minum-minuman keras;

6) Makansambiljalan;

7) Berkata kasar pada orang tua;

b. Perilaku menyimpang dari aturan sekolah;

1) Kebiasc an terlambat;

2) Tidak memakai seragam sekolah;

3) Tidak masuk sekolah tanpa ijin;

4) Membolos sekolah;

5) Berbuat tidak jujur dalam test.

Pengendalian diri dari perilaku menyimpang merupakan variabel

tergantung atau variabel Y ( VY ) untuk menjabarkan langkah selanjutnya.

Oleh karena itu untuk mengetahui intensitas tinggi rendahnya kedua variabel

(19)

a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

C. Perumusan Masnlah

Rumusan masalab pada hakekatnya adalah generalisasi deskriptif

ruang lingkup masalah pembatas demensi ukuran dan analisis variabel yang

tercakup didalamnya.8 Sehubungan dengan itu maka yang menjadi masalah

dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah variasi pemahaman akhlak siswa MTs Tarqiyyatul

Himmah Kec. Pabean, Kab. Semarang th. 2007 / 2008

2. Bagaimana tingkat upaya pengendalian diri dari perilaku menyimpang

pada siswa MTs Tarqiyyatul Himmah Kec. Tabean, Kab. Semarang tahun

2007 / 2008

3. Sejauh manakah pengaruh pemahaman akhlak terhadap upaya

pengendalian diri dari perilaku menyimpang pada siswa MTs Tarqiyatul

Himmah Kec. Pabean, Kab. Semarang tahun 2007 / 2008

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan penelitian tersebut penulis mempunyai beberapa tujuan

yang hendak dicapai melalui penelitian ini. Adapun tujuan - tujuan ini adalah :

1. Untuk mengetahui variasi pemahaman akhlak pada siswa MTs Tsrqiyatul

Himmah Kec. Pabean, Kab. Semarang tahun 2007 / 2008.

8 Suharsimi Arik'into, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktikan, Rineka Cipta, Jakarta

(20)

2. Untuk mengetahui tingkat pengendalian diri dari perilaku menyimpang

pada siswa MTs Tsrqiyatul Himmah Kec. Pabelan, Kab. Semarang tahun

2007 / 2008.

3. Untuk mengetahii sejauh mana pengaruh pemahaman akhlak terhadap

upaya pengendalian diri dari perilaku menyimpang pada siswa MTs

Tsrqiyatul Himmah Kec. Pabean, Kab. Semarang tahun 2007 / 2008.

E. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu yang mungkin benar atau salah9. Dengan

demikian hipotesis mei upakan dugaan sementara yang nantinya akan diuji

kembali atau dibuklikan kebenarannya lewat analisis data. Penulis

mengajukan hipotes's yang berbunyi “ Ada pengaruh positif antara

pemahaman ilmu akhlak terhadap upaya pengendalian diri dari perilaku

menyimpang” atau de igan kata lain “ Semakin tinggi tingkat pemahaman

akhlak semakin tinggi pula upaya untuk mengendalikan diri dari perilaku

menyimpang pada siswa MTs Tarqiyatul Himmah Kec. Pabelan, Kab.

Semarang tahun 2007 / 2008.”

F. Metodologi Penelitian

1. Populasi dan Samocl

Dimaksud dengan populasi adalah seluruh obyek yang diteliti baik

yang berupa manusia, benda, peristiwa maupun gejala - gejala yang teijadi.10

9 Prof. Dr. Sutrisno Hadi, MA., M etodologi Research jilid II, Yogyakarta, Yayasan Penerbit, Fakultas Psikologi UGM, 1998, ial.63

(21)

Dalam penelitian yang menjadi populasi adalah siswa MTs Tsrqiyatul

Himmah Kec. Pabean. Kab. Semarang tahun 2007 / 2008 yang jerjumlah 200

siswa.

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.11 Dinamakan

sampel bila kita bemiaksud menggeneralisasikan hasil penelitian sampel.

Sedangkan untuk r lenentukan sampel dalam populasi tidak ada kepastian yang

pasti.12

Adapur yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah sebagian

siswa siswi MTs T lrqiyatul Himmah yang berjumlah 40 siswa. Tehnik

pengambilan dengan stratified propotional random sampling dengan perincian

sebagai berikut:

Kelas VII : 20 siswa

Kelas VIII : 20 siswa

Jumlah : 40 siswa

2. Metode Pengumpuian Data

Untuk memperolah berbagai data yang dibutuhkan dalam penelitian

ini penulis menggunakan metode pengumpuian data sebagai berikut:

11 Dr. Su.iarsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Swatu Pendekatan Praktikan. Jakarta Rineka Cipta, 1991, hal. 105

(22)

a. Metode Interview / wawancara

Metode interview / wawancara adalah metode pengumpulan data

dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematis dan

berlandaskan tujuan penyelidikan.13

Dengan metode ini penulis maksudkan untuk memperoleh data

tentang:

1) Sejarah berdirinya MTs Tarqiyatul Himmah

2) Mengenai sarana dan prasarana MTs Tarqiyatul Himmah

untuk memperoleh data tersebut penulis mengadakan tanya jawab

langsung, baik dengan pimpinan maupun guru-guru serta karyawannya.

b. Metode dokumentasi

Merupakan suatu cara untuk mengumpulkan data dimana

sumbernya telah tersedia yang berupa dokumen/ catatan. Metode ini

penulis gunakan uu uk memperoleh data tentang :

1) Daftar jumlah si swa

2) Daftar jumlah guru mengajar

3) Daftar kegiatau siswa

4) Strktur organisasi dan personalia

c. Metode Angket.

Angket adalah sustu daftar pertanyaan untuk memperolah data

berupa jawaban-jawaban dari responden ( orang yang menjawab ).14

Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh tentang data :

13 Prof. Dr. Sutrisno Hadi MA. Op. Cit, hal. 225

(23)

1) Variasi pemahaman ilmu akhlak siswa MTs Tarqiatul Himmah.

2) Tingkat upaya pengendalian diri dari perilaku menyimpang siswa MTs

Tarqiyatul Himmah.

Adapun angket yang digunakan dalam penelitian ini penulis menggunakan angket langsung yang disebarkan kepada para siswa yang

dijadikan sampel. d. Metode Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematis fenomena-fenomen i yang diselidiki.

Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data tentang : 1) Letak geografis MTs Tarqiyatul Himmah

2) Sarana dan prasarana MTs Tarqiyatul Himmah

Untuk memperoleh data tersebut dilakukan dengan cara teijun langsung

kekancah, mengadakan pengamatan secara teliti dan mengadakan pencatatan secara sistematis

e. Analisis data.

Setelah semua data diperlukan terkumpul maka langkah selanjutnya adalah nienganalisis atau mengolah data. Dalam penelitian ini

penulis menggunakan analisis data statistik yaitu :

1. Untuk mengetahui distribisi frekuensi pemahaman ilmu akhlak dan upaya pengendalian diri dari perilaku menyimpang digunakan tehnik

(24)

Keterangan: P = Persentase F =Frekuensi

N = Jumlah responden

2. Untuk mengetaliui pengaruh pemahaman ilmu akhlak terhadap upaya pengendalian diri dari perilaku menyimpang digunakan tehnik statistik

Korelasi Produck Moment dengan rumus :

r X Y = N £ X Y - f £ X ) ( £ Y ) 15 yJ{N£X2 -(£ X )2}{jV£Y2 -(£ Y )2}

Keterangan;

rXY = Hasil perhitungan data

X = Prosentase mengikuti pelajaran

Y = Hasil mengikuti pelajaran

G. Sistematika Penyusunan Skripsi

Secara garis besar 'aporan ini dapat diperinci dalam bab berikut ini:

Bab I : Pendahuluan

Bab ini merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang, perumusai masalah, tujuan penelkian, hipotesis, metode penulisn skripsi, populasi, sampel, analisis data dan sistematika skripsi. Bab II : Landasan Teori

Dalam bab ini akan dibicarakan tentang : A. Pemahaman Akhlak meliputi:

(25)

Pengertian akhlak, tujuan akhlak, pembagian akhlak. B. Perana Akhlak dalam masyarakat meliputi =

Peranan akhlak dalam lingkungan sekolah. C. Ajaran dalam akhlak meliputi:

Sopan santun, ikhlas, adab pergaulan, sabar, tawadlu’, qonaah. D. Upaya pengendalian diri dari prilaku menyimpang meliputi:

Sebab-scbab teijadinya prilaku menyimpang, Usaha-usaha

menanggulangi prilaku menyimpang. Bab III : Laporan Hasil Penelitian

Dalam bab ini akan dibahas menjadi dua :

A. Gambaran umum MTs Tarqiyatul Himmah Kec. Pabean, Kab. Semarang, meliputi :

Sejarah berdirinya MTs Tarqiyatul Himmah, letak geogralis

MTi Tarqiyyatul Himmah, Struktur organisasi MTs Tarqiyyatul Himmah, Dasar dan tujuan pendidikan di MTs Tarqiyyatul Himmah, kurikulum, keadaan guru, 1 aryawan serta siswa MTs Tarqiyyatul Himmah.

B. Data hash penelitian meliputi:

Data tentang pemahaman akhlak di MTs Tarqiyatul Himmah.

- Data tentang upaya pengendalian diri dari perilaku menyimpang siswa MTs Tarqiyatul Himmah;

(26)

- Analisis Pertama - Anal isis Kedua - Analisis Ketiga BabV : Penutup

(27)

1. Arti Akhlak

Pengertian akhlak secara etimologi atau bahasa berasal dari kata

j.y .A vane berbentuk iamak. Bentuk mufrodnva yang berarti

(perangai),

^

(tabiat), (adab).1 Sedangkan dalam arti lain menurut Rachmat Djatnika diartikan sopan santun, tata krama, budi

pekerti atau etika.2

Secara istilah atau terminologi kata akhlak merupakan suatu sifat

yang tetap pada jiwa, yang dari padanya timbul perbuatan-perbuatan

dengan mudah, dengan tidak membutuhkan pemikiran, sebagaimana

pengertian akhlak berikut in i:

, j u w i i j j U & & - r ,

s s s ' s ' s '

s ' S

Dari pengertian terminologi tersebut mengandung maksud yang

esensi bahwa kunci dari akhlak seseorang adalah diri sendiri, jika jiwanya

baik, akan melahirkan perbuatan baik, dan sebaliknya jika jiwanya buruk

akan melahirkan akhlak yang buruk. Pada dasamya jiwa itu merupakan

fitroh dari Tuhan yang diberikan pada manusia.3

1 Drs. Kahar Masykur, Membina M oral dan Akhlak. Kalam Mulia, Jakarta, 1985, hal. 75 2 Prof. Dr. H. Rachmat Djatniko, Sistem Etika Islam i

(28)

Menurut pandangan Al-Ghozali akhlak bukanlah pengertian atau

pengetahuan tentang baik atau jahat maupun qodrat baik dan buruk, bukan

pula pengalaman yang baik maupun yang jelek melainkan keadaan jiwa :

Akhlak berarti suatu kemantapan (jiwa) yang menghasilkan suatu

perbuatan atau pengenalan atau dengan mudah tanpa harus

direnungkan dan disengaja. Jika kemantapan itu sedemikian

sehingga menghasilkan amal-amal yang baik ya itu amal yang

terpuji akal dan syariah, maka ini disebut akhlak yang baik. Jika

amal yang tercela yang muncul dari keadaan (kemantapan)

dinamakan amal buruk.4

Keadaan jiwa adalah stabilitas. Umpamanya seseorang yang

berakhlak pemurah, mau mendermakan hartanya dengan mudah tanpa

paksaan.

Jadi pengertian tersebut bahwa akhlak akan membahas hal-hal

yang terpuji dan tercela misalnya, sopan santun dan sombong, menahan

diri dari perbuatan maksiat, sifar dermawan dan kikir, pemberani dan

penakut, melampaui batas dan pelit. boros dalam membelanjakan harta dan

sebagainya. Seniua tidak dapat dihindarkan tanpa mengetahui penangkal

dan penolaknya. Karena itu setiap muslim wajib mempelajari dan

mendalami penelitian tentang perbuatan-perbuatan tersebut akhirnya akan

mengimbas pada pemik iran-pemikirannya dan akan direfleksikan dalam

(29)

tingkah laku sehari-hari. Dengan demikian akhlakul karimah akan bisa tertanam dalamjiwc dan hati dan dapat direalisasikan dalam kehidupan.

Obyek atau lapangan akhlak adalah tingkah laku manusia yang didorong oleh kemauannya can tingkah laku yang tidak didorong oleh

kemauannya, tapi ia harus bertanggung jawab atas perbuatannya itu. Jadi intinya ada dua tingkah laku yanitu tingkah laku yang ada hubungannya

dengan Tuhan serta tingkah laku yang ada hubungannya dengan manusia

maupun hubungannya dengan makhluk lain.

Sedangkan alat untuk mengukur baik dan buruknya suatu fingkah laku manusia adalah agama yang berlandaskan pada Al-Qur’an yang

datangnya dari Tuhan serta sunnah Rasulullah maupun memikiran akal manusia dengan adat istiadat yang ’oerlaku. Maksud penilaian yang mutlak

adalah penilaian hu tidak bisa dirubah, sedangkan penilaian relatif setiap saat bisa dirubah sesuai dengan adat istiadat yang berlaku di masyarakat.

2. Tujuan Akhlak

Akhlak mempunyai tujuan yang bersifat horisontal maupun vertikal. Dimensi vertikal mengandung bagaimana berkomunikasi dengan Tuhan, sedangKan dimensi horizontal bagaimana manusia berhubungan

dengan makhluk lainnya. Menurut pendapat Barmawie Umary ada suatu

tujuan yang hendak dicapai serta manfaatnya:

(30)

b. Untuk menghmdarkan diri dari perbuatan yang tercela dan hina dalam pandangan Islam.

Sedangkan manfaat yang hendak dicapai antara lain :

a. Dapat melahiikan perbuatan yang mulia dan sempuma dalam

- hubungan dan ibadah kepada Allah,

- hubungan dengan Rasulullah, - hubunga a dengan manusia.

b. Terhindar dari perbuatan yang hina dan tercela dalam hubungan

dengan Allah, Rasulullah serf a dengan makhluk lainnya.

c. Melahirkan perbuatan yang mulia yang mempunyai keseimbangan

dalam memenuhi kebutuhan duniawi dan ukhrawi lahir maupun batin,

tidak berlebihan dan kekurangan.

d. Melahirkan perbuatan yang setara, antara harta dan perbuatan, antara teori dan praktek.

e. Memperoleh kemudahan dalam memenuhi hak maupun kewajiban, namun tetap teijaga martabatnya secara terhormat di dunia maupun di akherat.5

Dengan mempelajari akhlak diharapkan dapat melakukan perbuatan yang baik, indah, mulia, terpuji, menghindarkan perbuatan yang hina, tercela agar menjadi suatu kebiasaan. Untuk memperoleh yang baik, maka harus dapat membandingkannya dengan yang buruk atau memilih diantara keduanya. Setelah dapat membedakan antara yang baik dan yang

(31)

buruk, maka manusia diberi kebebasan untuk menentukan pilihan tersebut.

Olah karena itu manusia harus membiasakan hal-hal yang baik.

Jadi puncak akhlak itu berada pada tiga tahapan, sebagaimana

pendapat Barmav/ey Umary :

Pertama, Irsvad yaitu dapat membedakan yang baik dengan yang

buruk. Kedua, Taufiq yaitu perbuatan kita akan sesuai denagan

tuntunan Rasulullah dengan akal yang sehat. Ketiga, Hidayah yaitu

gemar melakukan yang baik dan terpuji serta menghindarkan yang

buruk dan tercela.6

Ketiga tahapan tersebut antara yang satu dengan yang lainnya

saling berkaitan dan tidak dapat dipidahkan. Untuk bisa melalui tahapan

taufiq harus melalui tahapan irsyad. Untuk bisa melewati tahapan tersebut,

melalui proses yang panjang karena setiap tahapan membutuhkan ilmu dan

kontinuitas sepaniang hidupnya. Apabila ketiga tahapan tersebut sudah

direalisasikan dan diusahakan dalam kehidupan menjadikan seorang

muslim selamat dari dunia hingga akherat. Dan harapan ini tidak henti-

hentinya diucapksn oleh semua orang muslim sebagaimana difirmankan

oleh Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 201

j

hjii j . er-

t j

s ' ' '

(32)

Bebicara tent; mg ikhlas tidak bisa lepas dari niat, keduanya mempunyai

hubungan yarg erat. Pada dasamya yang menjadi ukuran utama dalam

amal dan pekerjaan adalah niat. Niat merupakan ukuran yang menentukan

baik buruknya suatu amal perbuatan. Apabila niat suatu perbuatan itu baik

maka perbuatan itu baik, sebaliknya apabila niat suatu perbuatan itu jelek

maka perbuatan itu pasti jelek pula. Ibarat sungai yang mengalir, kalau

dari hulunya jemih maka sampai muara pun akan jemih, tetapi sebaliknya

♦ '

dari hulunya keruh maka sampai muara akan keruh pula. Unsur yang

paling dasar dalam niat adalah ikhlas. Ini bisa mengandung maksud bahwa

ikhlas menjadi tujuan dalam melaksanakan kebenaran kepada Allah dan

menjauhkan dari maksud lain selain Allah yaitu dorongan hawa nafsu dan

mengharapkan pujian manusia. Lawan dari ikhlas adalah riya.

Menurut Imam Ghazali yang dinamakan ikhlas adalah :

“ Yang dinamakan ikhlas adalah mensucikan maksud (dalam hati) untuk

mendekatkan diri kepada Allah dari segala sesuatu yang mengotorinya.12

Dalam Al-Qur’an ikhlas disebutkan lebih dari 24 kali, dalam surat Az-Zumar

diulang sampai 4 kali dan surat Ash-Shafat diulang sampai 5 kali yang

(33)

A llah:

' S'" * / / /

s'

Artinya : Dan sesungguhnya pada binatang temak itu benar-benar terdapat

pelajaran bagimu, Kami memberimu minum dengan apa yang berada dalam

perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi

orang yang meminumnya.

Pada ayat tersebut Allah menjelaskan bahwa ikhlas itu laksana susu yang

murni yang ada pada perut binatang ternak. Susu ketika masih berada dalam perut

binatang temak diapit olen dua hal yang amat kotor yaitu tahi dan darah.

Untuk memperjelas pengertian ikhlas penulis mengibaratkannya laksana

air bagi kehidupan tanam- tanaman. Ilmu itu ibarat benih dan amal laksana

tumbuhan, tumbuhan akan berbuah bila disiram dengan air. Air bagi kehidupan

tumbuh-tumbuhan mempunyai peranan yang sangat penting seperti ikhlas dalam

amal. Sebesar apapun amal manusia tanpa didasari akhlas akan sis-sia dihadapan

Allah dan tidak mendapatkan pahala dari-Nya. Dengan demikian pergaulan dan

tingkah laku kita tidak boleh membeda-bedakan, antara si kaya dan si miskin,

wama kulit, ras, dan sebagainya. Keikhlasan dalam bergaul akan mewujudkan

(34)

c. Adab Pergaulan

Manusia dalam hidupnya ada yang menyendiri, ada yang bergaul dengan

orang lain. Hidup menyendiri adalah suatu kehidupan yang amat sulit dan sukar

untuk ditempuh. Dengan demikian seseorang perlu mempelajari tata aturan dalam

bergaul. Pergaulan itu ada yang bersifat kekeluargaan, persahabatan,

persaudaraan, dan sebagainya.

Bergaul dengan s'apa saja harus didasari dengan keikhlasan, jangan

membeda-bedakan, jangan memandang hart a, kedudukan, wama kulit, ras, dan

sebagainya tetapi karena Allah semata.

Suatu pergaulan akan dapat berlangsung dengan baik apabila di dalamnya

dijamin hak dar kewajiban. Hak dan kewajiban dalam bergaul menurut Imam

Ghazali adalah sebagai berikut:

1) membantu sahabat dengan harta benda ketika ia menghadapi kesulitan.

2) Menyimpan rabasianya, menutupi aibnya, tidak menyampaikan celaan

orang lain kepadanya sekiranya ia akan menderita.

3) Memberikan pcrtolongan dengan tenaga dan segera baik diminta

maupun tidak.

4) Menyampaikan pujian orang lain kepadanya.

5) Mendengarkan apa yang dikatakannya dengan baik dan tidak

mencurigainya.

6) Memanggil dengan panggilan yang disukainya.

7) Memberikan pujian atas kebaikannya, mengucapkan terima kasih atas

(35)

8) Kalau kamu diminta untuk menggunjingkannya janganlah mau seperti

kamu menggunj ingkan dirimu sendiri.

9) Ketika sahabat membutuhkan nasehat, berilah nasehat dan kabar yang

bijaksana.

10) Maafkanlah kesalahannya dan jangan mencaci maki.

11) Mendoakannya dan lain sebagainya.13

Untuk biasa menjalankan dan menghargai antai a hak dan kewajiban maka

masing-masing pihak harus tahu dan mengerti. Sehingga keduanya dapat berjalan

tanpa paksaan.

Bagi umat Islai i menjunjung tinggi sikap adab pergaulan mendapat pahala

dan mencerminkan kevibawaan seseorang bahkan lebih luas lagi sebagai sarana

dakwah bil hal, dimana syiar Islam tidak hanya melalui khotbah mimbar saja,

akan tetapi ditunjukkan lev at perbuatan nyata.

d. Sabar.

Sabar merupakan jihad / perjuangan untuk menghadapi hawa nafsu dan

kembali kepada Allah. Menurut Imam Ghazali, yang dinamakan sabar adalah :

: meninggalkan segala macam pekerjaan yang digerakkan oleh hawa nafsu, tetap

pada pendirian agama yang mungkin bertentangan dengan hawa nafsu, semata-

mata karena menghendaki kebahagiaan dunia dan akherat.14

Sabar adalah kemampan diri dalam menahan segala sesuatu dari bisikan

hawa nafsu. Dalam menghadapi keadaan semacam itu, maka sifat sabar menjadi

berat. Firman Allah dalam Al-Qur’a n :

13 Muhammad Abul Qusim, OP. Cht, hal.246 - 247

(36)

U

sU* Ulp- U

S j

j-.

^

*Ulil ^ 153 j[>

i-

X-

'

'

>

" ’ ^

/ Artinya : Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu dan sesungguhnya yang

demikian itu adalah tagas berat kecuali bagi orang - orang yang khusu’, orang -

orang yang khusu’ itu ialah orang - orang yang menyukai baha mereka itu

bertemu dengan Allah dan mereka akan kembali kepada-Nya.15

Demikian beratnyi sifat sabar itu, sehingga merupakan suatu sifat yang

istimewa yang hanya dapat dilceijakan oleh orang-orang yang khusu’. Dan orang

khusu’ itulah yang benar-benar mempunyai keyakinan yang kuat, niat yang ikhlas,

i’tikad baik tujuan yang benar dan dengan penuh kesabaran mereka menaati

peraturan agama berupa perintah dan larangan, dengan rasa berkewajiban moral

dalam melaksanakannya dan menyelesaikannya.16

e. Tawadlu’

sebagai seorang muslim yang hidi p di muka bumi kita harus mempunyai

sikap tawadlu’, lebih-lebih bagi yang sedang menuntut ilmu kita tidak boleh

memandang remeh tem;in kita yang tidak sedang menuntut ilmu atau kita

membanggakan diri kita dihadapan mereka, dengan sikap kita itu menyebabkan ia

menjadi rendah diri dan merast. terhiria.

Dalam semua pergaulan kita harus dapat menempatkan diri, harus dapat

memelihara pergaulan dan hubung in dengan sesame manusia tanpa perasaan

(37)

kelebihan diri dari orang lain serta tidak merendahkan orang lain. Maksudnya

adalah memberikan hak pada yang mempunyainya. tidak meninggikan diri dari

derajat yang wajar, tidal c menurunkan pandangan terhadap orang lain dari

tigkatannya, dimana tawadlu’ menyebabkan memperoleh ketinggian dan

kemuliaan.17

Tawadlu’ itu mempunyai pengertian merendahkan diri terhadap sesame

manusia.18

f. Qonaah.

Pada dasamya manusia itu mempuyai sifat rakus dan cenderung tidak

puas, tamak ingin menguasai. Sifat tersebut merupakan cirri khas manusia,

sehingga manusia beroeda dengan makhluk yang lain yang diciptakan oleh Allah.

Oleh karena Manusia mempunyai sifat yang seperti itu maka harus

dikendalikan dan digunakan yang semestinya dan tidak liar. Salah satu pengendali

yang tepat dalam Islam adalah qonaah. Qonaah termasuk akhlak yang mulia.

Qonaah mempunyai a*ti: menerima dengan rela apa yang ada atau merasa cukup

dengan apa yang dimiliki.19

Mungkin sebagian orang menganggap sikap yang demikian sebagai akhlak

yang buruk atau sebagai hal yang negative, sebab dengan telah merasa cukup

dengan apa yang dimiliki itu, orang lantas berpangku tangan tidak mau bekeija

lagi. Buat apa kerja kalau harta benda sudah ada dan telah merasa cukup dengan

apa yang ada itu ?

17 Drs. Barmwie Umary, M ateriA khk k, Ramadani, hal.54

18 hoc., Cit

(38)

Pandangan yang semacam ini adalah sesat dan keliru. Berpangku tangan

tidak mau bekerja, bukanJah qonaah tetapi itu kemalasan. Qonaah bukanlah

pengangguran. Qonaah yang diajarkan Islam ialah qonaah hati bukan qonaah

ikhtiar.

Jadi pengertian qonaah disini adalah merasa puas terhadap pemberian

Allah yang tidak bisa dirubah. Proses qonaah harus dilaksanakan setelah

seseorang berusaha dan berikhtiar sekuat tenaga. Berapapun yang dihasilkan ia

merasa cukup dan gembira Inilah yang dinamakan qonaah dalam Islam.

B. Upaya Pengendalian Diri Dari Perilaku Yang Menyimpang.

Sebelum penulis membicarakan lebih lanjut tentang upaya pengendalian

diri dari perilaku yang menyimpang perlu penulis paparkan lebih dahulu

mengenai prilaku yang menyimpang.

Para ahli pengetahuan khususnya para ahli sosia; berbeda pendapat dalam

memberi batasan-batasab yang harus ditetapkan dalam perilaku menyimpang. Hal

ini disebabkan perbedaan persepsi mereka dalam memberi batasannya. Dr.

Saparinah Sadli meml >eri batasan sebagai berikut in i:

Prilaku menyimpang adalah tingkah laku yang melanggar atau bertentangan atau

menyimpang aturan-aturar, normative maupun dar: harapan-harapan social yang

bersangkutan.20

Dari defmisi di atas jelaslah bahwa perilaku menyimpang adalah tingkah

laku atau perbuatan yang menyimpang aturan, baik itu atauran agama atau

masyarakat.

(39)

Sedang upaya pengendalian diri adalah suatu usaha untuk mengekang diri

dari tingkah laku atau perbuatan yang menyimpang atau bertentangan dengan

norma tersebut.

1. Sebab-sebab teijadinya Perilaku Menyimpang

Banyak sekali factor yang menyebabkan seseorang bertingkah laku

menyimpang. Tidak ada habisnya ila semua factor tersebut dikupas satu

persatu. Untuk mempersingkat pembahasan ini maka penulis mengambil

sebagian saja. Diantaranya:

a. Kurangnyadidikanagama.21

Yang dimaksud didikan agama adalah bukan hanya pelajaran agama yang

diberikan secara teratur di sekolah-sekolah, tetapi yang paling penting ada

penanaman agama sejak dini dimulai dari keluarga di mana ia tinggal. Apabila

anak dididik oleh lingkungan yang uruk, pemudanya sering mabuk-mabukan

dan anak sendiri tidak dibekali dengan nilai agama tentunya mudah terjerumus

di dalamnya. Hal ini membuktikan begitu pentingnya peranan agama dalam

mengendalikan tingkah laku seseorang dari perilaku yang menyimpang yang

harus diberikan sejak dini oleh keluarga.

b. Suasana keluarga yang kurang harmonis

Keluarga adalah masyarakat terkecil dan merupakan kesatuan pribadi antara

bapak, ibu, dan anak. Setiap orang pasti menginginkan suasana keluarga yang

bahagia, damai, dan sejahtera. Tak seorangpun yang menginginkan suasana

keluarga kacau. Namun hal ini kadang-kadang sulit untuk dihindarkan,

(40)

kekacauan dating dengan sendirinya. Factor penyebabnya banyak sekali,

diantaranya : kurang adanya saling pengertian antara anggota keluarga, antara

ibu dan bapak, antara suami dan istri, antara anak dan orang tua.

Tidak rukunnya antara ibu dan bapak menyebabkan anak gelisah, merasa

takut, dan cemas itu mudah terjerumus ke dalam perbuatan yang keji,

menyimpang dari norma-norma agama, dan selalu melakukan perbuatan

maksiat, yang akhirnya mengganggu ketentraman orang lain.

c. Kurang adanya bimbingan untuk mengisi waktu luang.

Satu factor yang juga dapat merusak moral generasi muda adalah kurangnya

bimbingan dalam mengisi waktu luang dengan cara yang bijaksana. Usia

muda adalah usia dimana seseorang suka untuk berkhayal dan melamun yang

amat jauh. Jika mereka dibiarkan tanpa bimbingan maka akan banyak

melamun dan melakukan hal yang kurang sehat menurut akal.

d. Pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan dasar-dasar moral Islam.

Pertukaran budaya memang sangat perlu demi kemajuan Negara, hal ini

teijadi di semua Negara. Namun perlu disadari bahwa semua budaya masuk

tidak tentu berdampak positif., Banyak sekali budaya asing yang tidak sesuai

dengan moral Pancasila dan agama. Mereka menyesatkan pikiran

untukmengubah jalan hidup, karena fikiran mempunyai pengaruh yang sangat

besar dalam jiwa manusia. Sedangkan jiwa manusia merupakan sumber

arahan kepada berbagai jalan kehidupan.22

(41)

Mereka permaklumkan perang urat saraf ( Al-Ghazwatul Fikri) dengan segala

kekuatan ilmiah dan propagandanya. Yang lebih berbahaya lagi, ialah

program-programnya yang diarahkan untuk merusak akidah dan amaliah

generasi Islam.23

Hal ini tentu saja idak sesuai dengan dasar-dasar moral di Negara kita,

sehingga akan mengakibatkan perilaku para remaja menyimpang.

e. Faktor lain yang menyebabkan perilaku remaja menyimpang ada’.ah

kurangnya dalam memahami ilmu akhlak.

Pemahaman akhlak manusia berkurang disebabkan meraka sudah tidak

antusias lagi pada ajaran Islam. Mereka menganggap bahwa Islam hanya akan

mengekang di dalam pergaulannya dari perbuatan bebas yang dapat

menyenangkan hati. Mereka enggan untuk mengamalkan Al-Qur’an dan

Sunnah Rasul ( Risalah Islrm ). Hal ini, ada kalanya pemikiran mereka sudah

dimasuki oleh pemikiran kaum orientalis. Kaum orientalis meracuni pemikiran

orang Islam.

Mereka menj;gambarkan bahwa segala kemajuan kebudayaan dan

peradaban itu dicapai dengan menghancurkan agama Islam dan memecah

belah kaum muslimin. Sebaliknya mereka menggambarkan pula bahwa

semua ketertinggaian di bidang kebudayaan dan peradaban disebabkan

manusia berpegang pada ajaran Islam dan pemahaman yang diberikan

oleh para ulama Islam.24

23 Loc. Cit

(42)

Didalam hidangan ilmu yang sangat bermanfaat dan bergizi tinggi telah ditaburi

racun pendidikan modern yang penuh kedurhakaan oleh musuh-musuh Islam.

Dinetralisirnya akhlakul karimah dan adab sopan santun yang mulia dan

ditelanjangi dari praktek-praktek islami yang pemah membawa kejayaan kaum

muslimin sebehimnya.

Orang non Islam telah memegang kendali pendidikan pada sebagian besar

Negara-negara Islam. Mereka mewajibkan kaum wanita muslimah mengikuti

program pendidikan dan pengajaran sebagaimana kaum lelakinya, yang sarat

pikiran serta pemahamannya pada akhlak dan tata hidup jauh dari Islam.

Dari kondisi semacam itu maka akan dilahirkan :

lahimya pergaulan bebas,

- minum-minuman keras dan mabuk-mabukan,

- hiburan dan sarana permainan tidak islami,

- kaum remaja yang rusak, dan sebagainya.

j

2. Usaha Menanggulangi Perilaku Menyimpang

a. Menanamkan nilai nilai agama

Perhi ditanamkan pada anak sedini mungkin sehingga agama itu benar-benar

menjadi pengendali moral penentu dan pembimbing dalam segala sikap.

tindakan dan perkataai ,25

Nilai - nilai agama jika tidak ditanamkan pada anak sejak dini, maka bila anak

itu dewasa tidak akan tahu dan dapat membedakan mana yang baik dan mana

yang buruk. Yang dimaksud nilai-nilai ajaran agama disini adalah menyangkut

(43)

segala aspek kehidupan, tidak terbatas pada akhlak dan ibadah, tapi juga

termasuk di dalamnya akhlak, sopan santun dalam berpakaian secara Islam.

b. Bimbingan dalam waktu senggang

Ukuran maju atau terbelakangnya suatu bangsa atau Negara adalah

kemampuan bangsa itu dalam menggunakan waktu senggang dengan cara

yang positif. Waktu senggang yang lama kan membuat seseorang bingung.

Apabial waktu kosong itu terlalu lama, maka orang akan banyak melamun,

mencari-cari perbuatan untuk mengisi waktu kosong itu dengan perbuatan

yang negative. Dalam hal ini kita sering menemukan seseorang yang tidak

mempunyai pektrjaan teijerumus ke dalam kemerosotan moral, kenakalan

atau perbuatan yang merugikan orang lain.

c. Menyaring masuknya budaya asing.

Orang sering terlei a dengan masuknya budaya asing, mereka menerima secara

totalitas tanpa disar ng lebih dahulu, sehingga yang dilakukan oleh orang

banrat mereka tiru dan ikuti dianggapnya suatu kebaikan dan modrn. Padal al

semua kebudayaan asing tidak tentu sesuai dengan kebudayaan kita. Maka

dari itu demi untuk menyelamatkan generasi muda dari pengaruh budaya asing

yang tidak sesuai dengan budaya kita perlu kiranya memfilter budaya asing

tersebut yang masuk ke Indonesia.

Itulah beberapa hal yang menyebabkan orang bertingkah laku yang tidak baik

bahkan bertentangan dengan norma-norma agama, khususnya pada anak

(44)

BAB III

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umura MTs Tarqiyyatul Himmah

1. Sejarah berdirinta MTs Tarqiyyatul Himmah

MTs Tarqiyyatul Himmah berdiri sejak tahun 1960. Awalnya

berbebtuk PGA 4 tahun. Pada tahun 1978 berubah menjadi Madrasah

Tsanawiyah dengan nama Madrasah Tsanawiyah Tarqiyyatul Himmah

Kauman Lor. Lembaga atau yayasan pengelola dan pendiri adalah

Lembaga Pendidikan A1 Ma’arif NU .

Berdirinya MTs ini dilator belakangi oleh keinginan oleh

masyarakat untuk memiliki lembaga pendidikan yang dapat menampung

lulusan SD atau MI diwilayah Kecamatan Salatiga luar kota, karena pada

waktu itu belum ada sekolah atau lembaga pendidikan setingkat SLTP, di

kecamatan tersebuf.

Adapun para tokoh pendiri MTs ini adalah para tokoh dari

kalangan Nahdatul Ulama kecamatan Salatiga luar kota, yaitu :

a. KH. Mashadi Desa Kauman Lor

b. KH. Nawuwi Desa Giling

c. KH. Asnawi Desa Pada’an

d. KH. Zaenudin Desa Bejaten

e. Kyai Sikhaeni Desa Kadirejo

(45)

g- Subandi Desa Kauman Kidul

h. H. Abdul Rozak Desa Kauma i Lor

i. Kusnan Desa Karang Tengah

j- Mashadi Desa Semowo t

2. Letak Geografis dan Sarana Pendidikan

a. Letak Geografis

MTs Tarqiyyatul Himmah terletak di desa Kauman Lor Kec.

Pabelan, Kab. Semarang, kira-kira 4 kilometer ke arah utara kota

Salatiga, adapun batas-batasnya adalah sebagai berikut:

> Sebelah Barat : Jalan Desa dan pemukiman penduduk

> Sebelah Uiara : Jalan Kecamatan dan pemukiman penduduk

> Sebala Timur : Persawahan

> Sebelah Selatan : Pemukiman penduduk

b. Fasilitas

Fasilitas yang ada di MTs Tarqiyyatul Himmah terletak di desa

Kauman Lor Kec. Pabelan, Kab. Semarang, adalah sebagai berikut:

> Ruang kelas : 6 Ruang

> Perpustakaan :1 Ruang

> Ruang Kepala Madrasah : 1 Ruang

> Ruang guru : 1 Ruang

> Ruang TU : 1 Ru;ing

> Ruang HP : 1 Ruang

(46)

3. Keadaan Guru dan Karyawan

Jumlah gain dan karyawan MTs Tarqiyyatul Himmah pada tahun

pelajaran 2007/2008 berjumlah 19 orang yang ttrdiri dari 16 guru

satu tenaga TU dan satu penjaga sekolah untuk lebih jelasnya dapat

dilihat dari table berikut:

TABELI

DAFTAR NAMA GURU DAN BIDANG STUDI

MTs TARQIYYATUL HIMMAH TAHUN 2007/2008

NO NAMA BID ANG STUDI

1 Muh. Musafak, S.Ag Bahasa Arab dan Fiqih

2. Hj. Siti Muslikah, BA Fikih dan Qur’an Hadist

3. Chabib Sholeh, S. Ag Aqidah Akhlak, SKI, IPS

4. Untung Kisworo, ST Penjaskes

5. Drs. KH. Haradan Asnawi K eN U an

6. H. agus Sumhudi, BA Aqidah Akhlak

7. Sehati Nur Atiah, S.Pd IPA

8. M. Tunggul Wahyono, SK PKn, IPS

9. Neneg Antik Masyuroh, SS Bahasa Indonesia

10. Rina Asih Handayani, S.Pd,I Bahasa Arab

11. Sri Anugrah Setyawan, S.Si Matematika

12. Miftah Syarifudin, S.Si Matematika

13. Masrokhan S.Ag Bahasa Inggris

(47)

NO NAMA BIDANG STUDI

15. Ninik Arifah, S.Pd,I Bahasa Inggris

16. Hafid Rahman, S.Pd Qur’an Hadist, SIC

Jika dilihat dari jeajang pendidikan, pendidikan tertinggi adalah SI

sebanyak 14 orang dan D2 sebanyak 2 orang. Jika dilihat dari disiplin ilmu

dan bidang studi, studi yang diampunya sebagian besar belum sesuai

4. Keadaansiswa

Pada tahun 2007/2008 jumlah siswa MTs Tarqiyyatul Himmah

adalah 211 siswa dengan perincian sebagai berikut:

TABELII

OSIS, Pramuka (Gudep), UKS, dan Koprasi. Organisai-organisasi siswa

(48)

dan Pembina 3SIS. Organisasi ini berguna untuk menjadi media melatih

diri dan mengembangkan bakat siswa.

Di MTs Tarqiyyatul Himmah, juga diselenggaran kegiatan ekstra

kulikuler yang meliputi tiga bidang yaitu bidang olahraga, bidang kesenian

dan bidang kcagamaan. Kegiatan tersebut mempunyai jadwal tersendiri

pada sore hari dan di bimbing oleh guru ataupun pembimbing dari luar.

Kegiatan eksfrakulikuler yang diadakan adalah pramuka, computer, seni

baca Al-Qur’an , membaca kitab kuning, bahasa arab intensif, dan seni

bela diri.

6. Susunan Personalia MTs Tarqiyyatul Himmah

a. Kepala Madrasah : Drs. Kusmin

b. Wakil : Abdul Kholik, M.Ag

c. Sekretaris : Muslimin, A.Md

d. Bendahara : Rina Asih Handayani, S.Pd.I

e. Bagian Kesiswaan : M. Tunggul Wahyono, SK

f. Bagian BP : Abdul Kholik, M.Ag

g. Bagian Perpustakaan : Neneng Antik Aksyuroh

h. Humas : Chabib Sholeh, S.Ag

i. Penjaga : Rofi’i

B. Penyajian Data

Pengumpulan data menggunakan instrument angket. Untuk

mengetahui seberapa jauh tingkat pemahaman ilmu akhlak siswa, penulis

(49)

dengan 3 option. Sedangkan untuk mengumpulkan data tentang siswa,

penulis juga menyebarkan angket kepada 50 siswa yang berisi 20 item

pertanyaan dengan 3 option.

Berikut adalah hasil pnyeberan angket dari kedua variable;

1. Variable X (Pemahaman Ilmu Akhlak Siswa)

(50)

17. 5 3 2

(51)

TABELIV

HASIL ANGKET

UPAYA PENGENDALIAN DIRI DARI PER1LAKU MENYIMPANG

No. Frekuensi

Responden A B C

1

.

4 6

-2. 6 3 1

3. 7 3

-4. 8 2

-5. 6 4

-6. 6 4

7. 5 5

-8. 6 4

-9. 5 5

-10. 5 5

-11. 6 4

-12. 6 4

-13. 10

-

-14. 8 2

-15. 10

-

(52)

-18. 2 4 4

(53)

ANALISA DATA

Setelah data-data terkumpul, maka selanjutnya data-data tersebut dianalisa

sehingga data tersebut menjadi bermakna dan mampu menjawab pokok masalah

dan tujuan penelitian yang telah dirumuskan dalam bab pendahuluan.

Adapun ana!isis data yang penulis tempuh meliputi tiga tahap

penganalisaan yakni sebagai berikut:

A. Analisa Pendahuluan

Pada analisa pendahuluan ini penulis bermaksud mencari jawaban tujuan

penelitian yang pertama yaitu untuk mengetahui variasi pemahaman ilmu akhlak

pada siswa Mts Tarqiyyatul Himmah Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang.

Adapun langkah-la ngkah sebagai berikut:

1. Memberikan penilaian berjenjang pada tiap-tiap responden yaitu :

• Memberi score 3 untuk jawaban yang berkode A

• Memberi score 2 untuk jawaban yang berkode B

• Memberi score 1 untuk jawaban yang berkode C

Selanjutnya berdasarkan table III maka dapat diperoleh data-data sebagai

(54)

DATA TENTANG PEMAHAMANILMU AKHLAK PADA SISWA MTS TARQIYYATUL HIMMAH KECAMATAN PABELAN,

KABUPATEN SEMARANG.

No. Score Jumlah Jawaban

Score

Responden A B C

1. 27 2 - 29

2. 21 4 1 26

3. 18 4 2 24

4. 24 4 - 28

5. 24 4 - 28

6. 18 6 1 25

7. 30 - - 30

8. 21 6 - 27

9. 27 2 - 29

10. 18 6 1 25

11. 24 2 1 27

12. 21 6 - 27

13. 24 4 - 28

14. 27 2 - 29

15. 27 2 - 29

(55)

Score

Responden A B C

17. 15 6 2 23

18. 12 2 5 19

19. 9 8 3 19

20. 15 8 1 24

21. 18 4 2 24

22. 9 12 1 22

23. 15 10 - 25

24. 24 4 - 28

25. 12 6 3 21

26. 21 6 - 27

27. 24 4 - 28

28. 21 4 1 26

29. 21 4 - 28

30. 12 10 1 23

31. 18 8 - 26

32.

U

8 - 26

33. 30 - - 30

34. 12 6 3 21

35. 21 6 - 27

(56)

Score

2. Mencari lebar interval untuk menentukan srtatifkasi (tingkatan)

pemahaman ilmu akhlak dalam katcgori tinggi, cukup dan kurang.

Dalam menentukan nilai interval penulis menggunakan nilai-nilai ideal

sebagai berikut:

3. Menentukan klasifikasi studi tentang pemahaman ilmu akhlak,

(57)

• 2 3 -2 6 untuk nilai pemahaman ilmu akhlak tinggi B

• 1 9 -2 2 untuk nilai pemahaman ilmu akhlak tinggi C

Langkah selanjutnya penulis sajikan table frekuensi pemahaman

ilmu akhlak untuk mengetahui jumlah siswa yang mempunyai pemahaman

ilmu akhlak pada tingkatan tinggi, cukup dan kurang.

TABEL VI

FEREKUENSI PEMAHAMAN ILMU AKHLAK SISWA

MTS TARQIYYATUL HIMMAH KECAMATAN PABE LAN,

KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2007/2008

NO Tingkat S. P. I. A Interval Frekuensi %

1. S. P. I. A. Tinggi 2 7 -3 0 21 52,5%

2. S. P. I. A. Cukup 2 3 -2 6 14 35%

3. S. P. I. A. Kurang 1 9 -2 2 5 12,5%

Jumlah 40 100%

Keterangan :

S. P. I. A. = Studi tentang pemahaman ilmu akhlak

Kesimpulan:

Berdasarkan table diatas naka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar studi

tentang pemahaman ilmu akhlak siswa MTs tarqiyyatul himmah kecamatan

pabelan, kabupaten semarang be ada pada tingkatan tinggi. Hal ini terbukti dari 40

siswa yang penulis ambil sebagai sampel penelitian 21 siswa (52,5%) mempunyai

pemahaman ilmu akhlak tinggi, 14 siswa (35%) mempunyai pemahaman ilmu

(58)

variable studi tentang pemahaman ilmu akhlak. Untuk lebih jelasnya penulis ! sajikan table analisis dibawah in i:

!

.

TABLE VII

! PROSENTASE JAWABAN ANAK TERHADAP PEMAHAMAN AKHLAK

No ITEM Jawaban Prosentase

A B C A B C

1. Persiapan ketika akan

mengikuti pelajaran 26 12 2 65 30 5

2. Sikap ketika proses belajar

mengajar berlangsung 33 6 1 '82,5 15 2,5

3. Sikap menerima ilmu

akhlak 23 15 2 57,5 37,5 5

4. Kemauan setelah menerima

ilmu akhlak 25 10 5 62,5 25 12,5

5. Kesungguhan dalarn

mempelejari ilmu akhlak 29 7 4 72, S 17,5 10

6. Sikap terhadap disipl n ilmu

(59)

1. Pada item perttma, tentang persiapan ketika akan mengikuti pelajaran,

temyata dari 40 siswa yang diambil sampel ada 26 siswa yang menjawab

menyiapkan diri dengan membaca dan mengulangi pelajaran yang lalu

dengan mencoba membuat soal sendii i, 12 responden (30%) yang menjawab

menyiapkan diri dengan membuat soal sendiri jika sedang minat, 2 responden

(5%) yang menjawab sama sekali tidak menyiapkan diri baik dengan

membaca atau mengulangi pelajaran yang lalu atau membuat soal sendiri.

2. Pada item ke dua, tentang sikap ketika proses belajar mengajar berlangsung,

dari 40 responden, temyata ada 33 responden (82,5%) yang menjawab

mendengarkan dengan serius, 6 responden (15%) yang menjawab

mendengarkan dengan santai, 1 responden (2,5%) yang menjawab merasa

bosan dan menjemukan.

3. Pada item ke tiga, tentang sikap kritis dalam menerima ilmu akhlak, dari 40

siswa, ternyata ada 23 responden (57,5%) yang menjawab merasa jelas dan

perlu bertanya akan hal-hal yang sudah dipelajari terlebih dahulu, 15

responden (37,5%) yang menjawab merasa jelas dan tidak perlu untuk

bertanya, 2 responden (5%) yang menjawab merasa tidak jelas dan tidak perlu

bertanya.

4. Pada item ke empat, tentang kemauan setelah menerima ilmu akhlak, dari 40

responden temyata ada 25 responden (62,5%) yang menjawab kemauan untuk

melaksanakan nilai-mlai ilmu akhlak, 10 responden (25%) yang menjawab

(60)

akhlak.

5. Pada item ke lima, tentang kesungguhan dalam mempelejari ilmu akhlakdari

40 responden, ada 29 responden (72,5%) yang menjawab berdiskusi dengan

teman bila pelajaran usai, 7 responden (17,5%) yang menjawab berdiskusi

dengan teman bila menarik untuk dibahas, 4 responden (10%) yang

menjawab malas untuk berdiskusi.

6. Pada item ke enam, rentang sikap terhadap disiplin ilmu yang lain dari 40

responden, ada 25 responden (68,5%) yang menjawab positif dan terbuka

menerimanya 13 responden (32,5%) yang menajawab positif dan perlu

memilih dan membatasinya, 2 responden (5%) yang menjawab negatif tak

mau tahu dan tak menerimanya.

7. Pada item ke tujuh, tentang perubahan setelah menerima ilmu akhlak dari 40

responden, temyataadn 28 responden (70%) yang menjawab merasa perlu

untuk memperbaiki diri, 9 responden (22,5%) yang menjawab merasa perlu

untuk memperbaiki diri namun sulit untuk melaksanakan, 3 responden (7,5%)

yang menjawab tidak merasakan apa-apa.

8. Pada item ke delapar, tentang sikap pemikiran ilmu akhlak setelah adanya

perubahan tidakan dari 40 responden, temyata ada 28 responden (65%) yang

menjawab betapa pentingnya ilmu akhlak untuk diajarkan dan dilaksanakan,

13 responden (32,5%) yang menjawab penting sekali namun sulit untuk

dilaksanakan, 1 responden (2,5%) yang menjawab kurang penting karena sulit

(61)

perubahan dari ilmu akhlak , dari 40 responden adinya 33 responden (82,5%)

yang menjawab sikap dan akhlak kami semakin baik, 5 responden (12,5%)

yang menjawab sikap dan akhlak kami seperti kemarin, 2 responden (5%)

yang menjawab sikap dan akhlak semakin jelek.

10. Pada item ke septluh, tentang perubahan mengarah pada yang positif, dari 40

responden temyata ada 31 responden (77,5%) yang menjawab merasakan

perubahan tingkah lal.u yang semakin membaik, 7 responden (17,5%) yang

menjawab merasakan adanya sebagian tingkah laku yang membaik, 2

responden (5%) yang menjawab tidak merasakan perubahan sama sekali.

Nominasi kriteria jawaban.

1. Jawaban A : Jawaban yang berkriteria tinggi terdapat pada item nomor

dua dan Sembilan yaitu sikap ketika proses belajar

mengajar berlangsung mendengarkan dengan serius,

mencapai 82,5% dan nomor Sembilan sikap setelah

menerima, merasakan adanya perubahan dari ilmu aklhlak,

mencapai 82,5%.

2. Jawaban B . Jawaban yang berkriteria cukup terdapat pada item nomor

tiga yaiiu sikap menerima ilmu akhlak yang mencapai

37,5%.

3. Jawaban C : Jawaban yang berkriteria kurang terdapat pada item nomor

empat yaitu kemauan setelah menerima ilmu akhlak yang

(62)

Pada analisa yang kedua ini penulis bermaksud mencari jawaban

mengenai tujuan penelitian yang kedua yuitu untuk mengetahui tingkat

upaya pengendalian diri dari perilaku menyiinpang.

Adapuu langkah-langkah yang penulis tempuh adalah sebagai

berikut:

1. Memberikan penilaian berjenjang pada tiap-tiap responden yaitu :

• Memberi score 3 untuk jawaban yang berkode A

• Memberi s core 2 untuk jawaban yang berkode B

• Memberi s core 1 untuk jawaban yang berkode C

Selanjutnya terdasarkan table IV maka dapat diperoleh data sebagai

berikut

TABLE VIII

DATA TENTANG UPAYA PENGENDALIAN DIRI DARI PERILAKU

MENYIMPANG SISWA MTS TARQIYYATUL HIMMAH KECAMATAN

(63)
(64)

2. Mencari lebar interval untuk menentukan stratifikasi upaya pengendalian

diri dari prilaku menyimpang tingkat tinggi, cukup dan kurang.

Dalam menentukan lebar interval penulis menggunakan nilai ideal sebagai

berikut;

Li = tBa - Bb') + 1

Ji

= (30 - 16) + 1

3

= 15

3

= 5

Keterangan :

Li = Lebar interv al

Bb = Batas atas

Bb = Batas bawah

Ji = Jumlah interval

3. Menentukan klasifikasi upaya pengendalian diri dari prilaku menyimpang

berdasarkan interval diatas sebagai berikut:

2 6 - 3 0 upaya pengendalian diri dari prilaku menyimpang tinggi.

2 1 - 2 5 untuk upaya pengendalian diri dari prilaku menyimpang cukup.

(65)

pengendalian diri dari prilaku menyimpang untuk mengotahui siswa yang

mempunyai tingkatan tinggi, cukup dan kurang.

TABELIX

FREKUENSI UPAYA PENGENDALIAN DIRI DARI PRILAKU

MENYIMPANG SISWA MTs TARQIYYATUL HIMMAH KECAMATAN

PABELAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2007/2008

No Tingkat U. P. ? M Interval F %

1. U. P. P. M. Tinggi

16

- 30 20 50%

2. U. P. P. M. Cukup 2 1 -2 5 15 37,5 %

3. U. P. P. M. Kurang 1 6 -2 0 5 12,5%

Jumlali 40 100%

Keterangan :

U. P. P. M. : Upaya pengendalian diri dari perilaku menyimpang.

Kesimpulan ;

Berdasarkan table diatas, maka dapat disimpulkan bahwa, upaya penggendalian

diri dari perilaku menyimpang siswa, MTs tarqiyyatul himmah kecamatan

pabelan, kabupaten semarang, berada pad*, tingkatan tinggi. Hal ini terbukti dari

40 siswa yang diambil se'oagai sampel penelitian temyata ada 20 siswa (50%)

mempunyai tingkat upany pengendalian diri dari perilaku menyimpang tinggi,

15 siswa (37,5%) mempunyai tingkat upaya pengendalian diri dari perilaku

menyimpang cukup, 5 siswa (12,5%) mempunyai tingkat upaya pengendalian

(66)

fariabel upaya pengendalian diri perilaku menyimpang. Untuk lebih jelasnya

penulis sajikan table sebagai berikut:

TABELX

AN ALISA FARIABEL UPAYA PENGENDALIAN DIRI DARI PERILAKU MENYIMPANG

14. Sikap mengerjakan tes 26 12 2 37,5 30 5

15. Tidak memakai

18. Sikap bila berternu

dengan orang lain

20 17 3 50 42,5 7,5

19. Meninggalkan puasa

romadhon tanpa udzur

(67)

berkata sesuatu yang 30 9 1 75 22,5 2,5

tidak kila sukai

L .J . ..

Interpretasi tiap-tiap item

1. Pada item ke sebek.s, tentang pengendalian diri dari terlambat sekolah,

dari 40 responden ada 19 responden (47,5%) yang menjawab 1 - 2 kali, 18

responden (45%) yang menjawab 3 - 5 kali, 3 responden (7,5%) yang

menjawab 6 - 0 kali terlambat sekolah dalam satu bulan

2. Pada item ke duabelas, tentang pengendalian diri dari tidak masuk sekolah

tanpa ijin dalam satu bualan, dari 40 responden ada 22 esponden (55%)

yang menjawab 0 - 2 kail, 17 respjmden, (42,5%) yang menjawab 3 - 4

kali, 1 respondon (2,5%) yang menjawab 4 - 6 kali.

3. Pada item ke tiga belas, tentang tindakan membolos sekolah jika pelajaran

kosong atau hal lain, dari 40 siswa adanya 20 responden (50%) yang

menjawab 0 -3 karena dipulangkan oleh guru, 15 responden (37,5%) yang

menjawab 4 - 6 karena merasa jemu dengan suasana kosong, 5 responden

(12,5%) yang menjawab 7 - 9 karena sudah menjadi kebiasaan kalau jam

kosong pulang.

4. Pada item ke empat belas, tentang sikap mengerjakan tes, dari 40 siswa

ada 26 responden (37,5 %) yang menjawab saya mengerjakan sendiri

semaksimal mungkin, 12 responden (30%) yang menjawab saya meminta

bantuan teman ketika sudah terpaksa, 2 responden (5%) yang menjawab

Gambar

TABEL III HASIL ANGKET
TABEL VIFEREKUENSI PEMAHAMAN ILMU AKHLAK SISWA
TABLE VIIIDATA TENTANG UPAYA PENGENDALIAN DIRI DARI PERILAKU
TABEL XIDATA TENTANG STUDI PEMAHAMAN ILMU AKHLAK TERHADAP
+2

Referensi

Dokumen terkait

Sanksi adalah hukuman yang diberikan kepada Pegawai Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Karawang yang dinyatakan telah melakukan pelanggaran

BAHASA INGGRIS BAHASA INGGRIS SMP/MTs SMP/MTs KURIKULUM 2006 KURIKULUM 2006 SMP/MTs DKI JAKARTA SMP/MTs DKI JAKARTA TAHUN PELAJARAN 2018-2019 TAHUN PELAJARAN 2018-2019... PANDUAN

sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi linier yang diestimasi layak digunakan untuk menjelaskan pengaruh Faktor Internal dan Faktor Eksternal terhadap

Persebaran ruang terbuka hijau di Kecamatan Martapura hampir merata di setiap Desa dan Kelurahan, walaupun masih ada beberapa wilayah yang belum mempunyai ruang

Peta saluran irigasi berhasil dibuat dan diterima oleh Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Cianjur dan Dinas Pengelola Sumber Daya Air Kecamatan Ciranjang, sehingga

Berdasarkan hasil perhitungan untuk reliabilitas komposit dari model penelitian skenario campuran keenam, didapatkan bahwa semua variabel yang digunakan telah

Hasil siklus II diperoleh nilai rata-rata yang diperoleh guru adalah 73,5 % dan peningkatan kinerja guru dalam manajemen pengelolaan kelas atau dari 3 orang guru baru 2

Dengan adanya penelitian ini diharapkan perusahaan dapat mengetahui keinginan pelanggan dan kekurangan perusahaan mengenai layanan yang ditawarkan dengan cara