MTs. TARQIYYATUL HIMMAH KEC. PABELAN
KAB. SEMARANG TAHUN AJARAN 2007/2008
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh
Gelar Sarjana dalam llmu Tarbiyah
Oleh :
Ahmad Syafi’i Daslan
NIM : 11406045
SEKOLAH INGGI AGAMA ISLAM NEGERI
STAIN SALATIGA
Tarqiyatul Himmah Kec. Pabelan, Kab. Semarang, Tahun Ajaran 2007/2008. Alasan pemilihan judul dikarenakan pada saat sekarang telah banyak kemerosotan akhlak generaasi muda yang disebabkan mereka tidak mengenal pendidikan agama atau orang tua tidak menyadari akan pendidikan akhlak anak sehingga tingkah laku anak menjadi bertentangan dengan ajaran agama tanpa disadari.
Permasalahan dalam skripsi ini adalah sejauh manakah pengaiuh pemahaman akhlak terhadap upaya pengendalian diri dari perilaku menyimpang pada siswa MTs. Tarqiyatul Himmah Kec. Pabelan, Kab. Semarang tahun pelajaran 2007/2008.
Penelitian dalam skripsi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemahaman Ilmu ahlak terhadap upaya pengendalian diri dari perilaku menyimpang pada siswa MTs. Tarqiyatul Himmah sebagai populasi dalam skripsi ini adalah siswa MTs. Tarqiyatul Himmah tahun pelajaran 2007/2008. Sedangkan sampelnya adalah siswa kelas VII dengan jumlah 20 orang dan siswa kelas VII dengan jumlah 20 orang dengan sistim pengambilan random sampling.
Setelah dilakukan penelitian dan penganalisaan data diperoleh kesimpulan bahwa siswa MTs. Tarqiyatul Himmah mempunyai pemahaman ilmu ahlak tinggi , dan pengendalian diri terhadap perilaku menyimpang juga tinggi, tetapi setelah dikorelasikan dengan menggunakan analkis product moment ternyata tidak ada korelasi yang signifikan antara keduanya.
Dra. Djami'atul Islamiyah, M. Ag.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka
bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara :
Nama : Ahmad Syafii Daslan
NIM : 114 06 045
Program Studi : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Judul STUDI TENTANG PEMAHAMAN AKHLAK
PENGARUHNYA TERHADAP UPAYA
PENGENDALIAN DIRI DARI PERILAKU
PENYIMPANGAN PADA SISWA MTs
TARQIYYATUL HIMMAH KECAMATAN
PABELAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 2007/2008
Dengan ini mohon skripsi saudara tersebut diatas supaya segera
dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian.
PENGESAHAN SKRIPSI
Judul : STUDI TENTANG PEMAHAMAN AKHLAK
PENGA-RUHNYA TERHADAP UPAYA PENGENDALIAN DIRI DARI PERILAKU MENYIMPANG PADA SISWA MTs TARQIYYATUL HIMMAH KEC. PABELAN, KAB. SEMARANG TAHUN AJARAN 2007/2008
Nama : AHMAD SYAFI'I DASLAN
NIM : 11406045
Program Studi : Pendidikan Agama Islam (PAI)
24 Sya'ban 1429 H
Salatiga,---26 Agustus 2008 M
Dewan Penguji,
NIP^ 150234070
Alamat: Desa Kauman Lor Kec. Pabelan Kab. Semarang 50771 Telepon ; 02987104441
S U R A T K E T E R A N G A N
NO : 25 / MTs - Th / VIII / 2008
Assalamu’alaikum, Wr.Wb
Tang bertanda tangan di bawah ini Kepala MTs Tarqiyatul Himmah Kauman Lor Kec.Pabelan ,
nenerangkan bahwa:
: AHMAD SYAFI’I DASLAN
:11406045
: Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga
: Tarbiyah
: Pendidikan Agama Islam (PAI) Nama
NIM
Mahasiswa
Jurusan
Program Study
ienar-benar telah melakukan Penelitian di MTs Tarqiyatul Himmah Kauman Lor Kec. Pabelan Kab.
emarang, pada tanggal 13 Juni 2008 s.d. 5 Juli 2008
•emikian Surat keterangan ini kami buat untuk dapat di pergunakan sebagaimana mestinya.
* ( II ;A1A^-aJ| )
“ Allah'mengangkat orang- orang yang beriman diantara kamu dan orang- orang yang diberi iimu pengetahuan, beberapa derajat ( QS. Al Mujadalat: I I ).”
PERSEMBAHAN
I
Skripsi ini ku persembahkan kepada :
1 • Istri dan anak-anakku
2. Keluarga besarku
V j
akan rahmat, hidayah, serta inayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Penulis merasakan apabila tanpa rahmat, hidayah, serta inayahNya maka karya ilmiah ini tida akan selesai.
Sholawat dan salam semoga dilimpahkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad yang telah membawa manusia kepada jalan yang benar, jalan ketauhidan, keimanan, dan keislaman yang terasakan dalam hati manusia.
Karya tulis atau (skripsi) ini yang menyoroti tentang pemahaman akhlak dan pengaruhnya terhadap perilaku menyimpang merupakan salah satu karya ilmiah yangberdimensikan akhlak. Tujuan karya ilmiah ini tiada lain hanyalah untu mengetahui pengaruh antara pemahaman akhlak il nu akhlak dan pengendalian din dari perilaku menyimpang, dan unoik mendapatkan ijazah san gelar ilmu kependidikan di STAIN Salatiga.
Karya ilmiah ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari berbagai piahak tak mungkin penulis dapat menyelesaikannya seorang diri maka penulis mengucapkan banya terimakasih kepada semua pilak yang telah membantu akan terselesainya skripsi ini. Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada:
1. Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. 2. Dra. Djamiatul Islamiyah Selaku dosen pembimbing.
saran dan kritik akan sangat berguna untuk perbaikannya.
Salatiga, 8 Agustus 2008
Penulis
AHMAD SYAFl’I DASLAN
HALAMAN NOTA PEMBIMBING... iii
HALAMAN PENGESAHAN... iv
s' HALAMAN MOTTO... v
HALAMAN PERSEMB AH AN... ... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR... vii
HALAMAN DAFTAR IS I... viii
HALAMAN DAFTAR TABEL... viii
BAB I : PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul... 1
B. Penjelasan Istilah... 4
C. Rumusan Masalah... 7
D. Tujuan Penelitian... 7
E. Hipotesis... 8
F. Metodologi Penelitian... 8'
G. Sistematika Penyusunan Skripsi... 12
BAB II : LANDASAN TEORl I. Pemahaman Akhlak A. Pengertian Akhlak... 15
B. Tujuan Akhlak... 17
C. Pembagian Akhlak... 20
D. Peran Akhlak dalam Kehidupan Sehari-hari... 22
A. Sebab-sebab Terjadinya Perilaku Menyimpang... 33
B. Usaha-usaha Menanggulangi Perilaku Menyimpang. 36 BAB III : LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum MTs. Tarqiyatul Himmah... 38
1. Sejarah Berdirinya MTs. Tarqiyatul Himmah... 38
2. Sarana dan Prasarana... 39
3. Keadaan Guru dan Karyawan... 40
4. Keadaan S isw a... 41
5. Kegiatan Siswa... 41
6. Sruktur Personalia MTs. Tarqiyatul Himmah... 42
B. Penyajian Data... 42
BAB IV : ANALISIS DATA A. Anlisa Pendahuluan... 47
B. Analisis Kedua... 56
C. Analisis Ketiga... 63
BAB V : PENUTUP I. Kesimp ulan... 67
II. Saran-saran... 68
III. Penutup... 70
DAFTAR PUSTAKA ,
LAMPIRAN-LAMPIRAN
HIMMAH TAHUN 2007/2008... 40
II. JUMLAH SISWA SESUAI KELAS MTs. TARQIYATUL HIMMAH... 41
III. HASIL ANGKET PEMAHAMANILMU AKHLAK SISWA ... 43
IV. HASIL ANGKET PENGENDALIAN DIRI DARI PERILAKU
MENYIMPANG...;... ... 45
V. DATA TENTANG PEMAHAMAN ILMU AKHLAK SISWA... 48
VI. FREKUENSI PEMAHAMAN ILMU AKHLAK SISWA... 51
VII. PROSENTASE JAWABAN ANAK TERHADAP PEMAIIAMAN ILMU
AKHLAK...
VIII. DATA TENTANG UPAYA PENGENDALIAN DIRI DARI PERILAKU
MENYIMPANG SISWA... 56
IX. FREKUENSI UPAYA PENGENDALIAN DIRI DARI PERILAKU
MENYIMPANG SISWA... 59
X. AN ALISA VAR I ABEL UPAYA PENGENDALIAN DIRI DARI
PERILAKU MNEYIMPANG... 61
XI. DATA TENTANG STUDI PEMAHAMAN ILMU AKHLAK TERHADyvP
UPAYA PENGENDALIAN DIRI DARI PERILAKU MENYIMPANG... 64
A. Alasan Pemilihan Judul
Pada dasamya ajar an Islam mendorong manusia untuk memiliki
perangai yang baik. Dalam sejarah peijalanan manusia persoalan moralitas
masih menjadi picu utama yang akan meninggikan dan merendahkan deraj at
manusia. Allah sangat menjunjung tinggi terhadap orang-orang yang
berakhlak mulia dan membenci terhadap orang-orang yang berakhlak buruk.
Sabda rasululla SAW :
* s ' s ' S'
Artinya : “Tak ada yang lebih berat dalam timbangan amal seorang mukmin
pada hari kiamat dari budi pekerti yang baik dan sesungguhnya
Allah murka terhadap orang yang berbudi pekerti rendah.1
Suatu kenyataan saat sekarang telah banyak kemerosotan akhlak
generasi muda, penyebabnya adalah mereka tidak mengenal benar pendidikan
agama atau orang tuanya tidak menyadari akan pendidikan akhlak anak,
sehingga sikap tindakan serta tingkah laku akan menjadi liar, serta
bertentangan dengan ajaran agama. Sedangkan membentuk kepribadian anak
1 Abi Isa Muhammad bin Isa, Sunnah Tirmidzi IV Darul Fikri, t.t. hal. 319
adalah tanggung jawab orang tua dalam memberi bekal terhadap mereka.
memberi pelajaran dan ilmu-ilmu agar menjadi manusia yang
sempuma berilmu dan beragama, beramal dan beribadah dan dapat
pula berdiri sendiri, mengarungi hidup dengan penuh keyakinan.2
Keluarga merupakan lingkungan yang primer. Disinilah anak-anak
digembleng dengan l>erbagai pengalaman dan pendidikan aasar, pendidikan
moral, sehingga anak setelah tumbuh dewasa dapat membedakan mana yang
baik dan mana yang buruk. Lingkungan keluarga adalah lingkungan yang
mendasari dalam pembentukan mental bagi anak-anak. Namun sering
ditemukan orang tua yang hanya memenuhi kebutuhan material saja, tanpa
memikirkan pendidikannya. Sebagaimana yang dikemukakan Drs. Bimo
Walgito :
Apabila ada orang tua yang berpendapat bahwa hanya kebutuhan
biologis saja yang dibutuhkan oleh anak-anaknya. Asal sudah makan
baik, pakaian baik dan sebagainya adalah telah cukup, pendapat
semacam itu adalah salah.3
Upaya mengantisipasi hal tersebut adalah dengan pendidikan. Bagi
bangsa Indonesia konsep pendidikan Nasional sangat menekankan untuk
2 Ny. Aisyah Dachlan, Membitra Rumah Tangga Bahagia, Jamnu 1978, hal. 92
memiliki suatu tajuan dalam meningkatkan kualitas bangsa Indonesia.
Kualitas bangsa Indonesia yang dimaksudkan adaTah manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur dan
berkepribadian berdisiplin bekerja keras, tanggimg jawab, mandiri, cerdns,
terampil, serta seh. t jasmani dan rohani. Untuk merealisasikan tujuan tersebut
perlu dikembangkan iklim belajar yang menumbuhkan rasa percaya diri seita
sikap dan tinggka i laku yang inovatif, kreatif dan kondusif, sehingga dengan
demikian pendidikan Nasional akan dapat mewujudkan manusia-manusia
pembangunan yang daj >at membangun dirinya sendiri serta bersama-sama
bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. Itu semua dapat terwujud
apabila pendidikan di Indonesia dapat meningkatkan mutu pendidikannya baik
dalam bentuk formal dan informal.
Suatu bangsa sangat ditentukan sekali ooleh suatu sistem pendidikan
yang dianut atau didikuti oleh bangsa tersebut.
Peran guru merupakan figur b. igi muridnya untuk diteladani segala
sikap dan kepribac iannya. Oleh karena itu hal ini sangatlah dipengaruhi oleh
tingkat pemahaman ilnu akhlak yang diajarkan guru di sekolah. Disamping
itu latar belakang siswa banyak mempengaruhi pemahamannya terhadap
persoalan ilmu akhlak.
Seberapa jaub para siswa siswi memahami ilmu akhlak yang telah
diajarkannya serta kaitannya c’engan pengendalian diri dari perilaku
menyimpang dalam kehidupan sehari-hari baik di sekolah maupun di luar
PENGARUHNYA TERHADAP UPAYA PENGENDALIAN DIRI DARI
PERILAKU MENYIMPANG PAPA SISWA MTs TAROIYATUL
HIMMAH KEC. PABEAN, KAB. SEMARANG TAHUN 2007 / 2008.”
B. Penjelasan Istilah
Dalam upaya mengurangi kesalahpahaman dalam melakukan
penelitian yang dilakukan, penulis mencoba memberi altematif untuk
memberikan penjelasan istilah sebagai berikut:
1. Pemahaman
Dalam istilah bahasa Indonesia, kata pemahaman berasal dari kata
dasar paham dan mendapat imbuhan yang berupa pe - an. Kata paham
tersebut dari bahasa Arab yaitu Fahima - Yafhamu - fahman.4 Kemudian
meresap kadalam bahasa Indonesia menjadi paham.
Ahmad . Hasan dalam bukunya Pintu Iitihad Belum Tertutup
mengartikan kata paham itu identik dengan kata fiqih yang mengandung arti
memahami dan mengerti seperti yang
berarti melakukan pemahaman terhadap agama.5
Dari beberapa pengertian tersebut di atas, penulis menyimpulkan kata - kata
pemahaman sebagai pengertian yang mendalam tentang sesuatu.
Secara terminologi kata akhlak berasal dari kata jamak bahasa Arab
( akhlak ) dan bentuk mufrodnya adalah ( khulukun ) yang
berarti perangai, budi, tabiat dan adab.6
Sedangkan menurut istilah akhlak berarti:
Artinya : “Perangai ialah keadaan gerak jiwa yang mendorong ke arah
melakukan perbuatan dengan tidak menghajatkan pikiran.”7
Jadi yang dimaksud ilmu akhlak adalah sesuatu ilmu yang menjelaskan
pengertian baik dan buruk, menerangkan apa yang perlu ada di dalam
pergaulan umat manusia, menjelaskan tujuan yang harus dicapai dalam setiap
tingkah laku dan cara melaksanakan apa yang harus ada.
Adapun indikator - indikator pemahaman ilmu akhlak adalah :
1) Memahami pengertian akhlak
2) Memahahami tujuan yang akan dicapai;
3) Memahami obyek akhlak
4) Memahami sumber - sumber akhlak
5) Memahami pembagian akhlak
6) Adanya kesan yang mendalam setelah memahami ilmu akhlak dalam hal ini
pemahaman akhlak merupakan variabel bebas atau variabel X ( VX ) dalam
rangka memudahkan penjabaran.
6 Prof. Dr. H. Rachmat Djatnika, Sistem Ethika Islami. 1996, hal. 26 7 Prof. Dr. H. Rachmat Djatnika, Op. Cit. Hal. 27
3. Pengendalian Diri Dari Perilaku Menyimpang
Menahan / mengekang diri dari tingkaii laku yang melanggar atau
bertentangan dengan aturan sekolah atau aturan agama yang dapat merugikan
diri sendiri maupun orang lain.
Sedangkan yang menjadi indikator dari perilaku menyimpang adalah :
a. Perilaku menyimpang dari aturan agama :
1) Meninggalkan sholat wajib tanpa berhalangan;
2) Meninggalkan puasa wajib tanpa berhalangan;
3) Berjabat tangan dengan lawan jenis;
4) Tidak mau menghormati orang yang lebih tua;
5) Minum-minuman keras;
6) Makansambiljalan;
7) Berkata kasar pada orang tua;
b. Perilaku menyimpang dari aturan sekolah;
1) Kebiasc an terlambat;
2) Tidak memakai seragam sekolah;
3) Tidak masuk sekolah tanpa ijin;
4) Membolos sekolah;
5) Berbuat tidak jujur dalam test.
Pengendalian diri dari perilaku menyimpang merupakan variabel
tergantung atau variabel Y ( VY ) untuk menjabarkan langkah selanjutnya.
Oleh karena itu untuk mengetahui intensitas tinggi rendahnya kedua variabel
a. Tinggi b. Sedang c. Rendah
C. Perumusan Masnlah
Rumusan masalab pada hakekatnya adalah generalisasi deskriptif
ruang lingkup masalah pembatas demensi ukuran dan analisis variabel yang
tercakup didalamnya.8 Sehubungan dengan itu maka yang menjadi masalah
dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah variasi pemahaman akhlak siswa MTs Tarqiyyatul
Himmah Kec. Pabean, Kab. Semarang th. 2007 / 2008
2. Bagaimana tingkat upaya pengendalian diri dari perilaku menyimpang
pada siswa MTs Tarqiyyatul Himmah Kec. Tabean, Kab. Semarang tahun
2007 / 2008
3. Sejauh manakah pengaruh pemahaman akhlak terhadap upaya
pengendalian diri dari perilaku menyimpang pada siswa MTs Tarqiyatul
Himmah Kec. Pabean, Kab. Semarang tahun 2007 / 2008
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan penelitian tersebut penulis mempunyai beberapa tujuan
yang hendak dicapai melalui penelitian ini. Adapun tujuan - tujuan ini adalah :
1. Untuk mengetahui variasi pemahaman akhlak pada siswa MTs Tsrqiyatul
Himmah Kec. Pabean, Kab. Semarang tahun 2007 / 2008.
8 Suharsimi Arik'into, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktikan, Rineka Cipta, Jakarta
2. Untuk mengetahui tingkat pengendalian diri dari perilaku menyimpang
pada siswa MTs Tsrqiyatul Himmah Kec. Pabelan, Kab. Semarang tahun
2007 / 2008.
3. Untuk mengetahii sejauh mana pengaruh pemahaman akhlak terhadap
upaya pengendalian diri dari perilaku menyimpang pada siswa MTs
Tsrqiyatul Himmah Kec. Pabean, Kab. Semarang tahun 2007 / 2008.
E. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu yang mungkin benar atau salah9. Dengan
demikian hipotesis mei upakan dugaan sementara yang nantinya akan diuji
kembali atau dibuklikan kebenarannya lewat analisis data. Penulis
mengajukan hipotes's yang berbunyi “ Ada pengaruh positif antara
pemahaman ilmu akhlak terhadap upaya pengendalian diri dari perilaku
menyimpang” atau de igan kata lain “ Semakin tinggi tingkat pemahaman
akhlak semakin tinggi pula upaya untuk mengendalikan diri dari perilaku
menyimpang pada siswa MTs Tarqiyatul Himmah Kec. Pabelan, Kab.
Semarang tahun 2007 / 2008.”
F. Metodologi Penelitian
1. Populasi dan Samocl
Dimaksud dengan populasi adalah seluruh obyek yang diteliti baik
yang berupa manusia, benda, peristiwa maupun gejala - gejala yang teijadi.10
9 Prof. Dr. Sutrisno Hadi, MA., M etodologi Research jilid II, Yogyakarta, Yayasan Penerbit, Fakultas Psikologi UGM, 1998, ial.63
Dalam penelitian yang menjadi populasi adalah siswa MTs Tsrqiyatul
Himmah Kec. Pabean. Kab. Semarang tahun 2007 / 2008 yang jerjumlah 200
siswa.
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.11 Dinamakan
sampel bila kita bemiaksud menggeneralisasikan hasil penelitian sampel.
Sedangkan untuk r lenentukan sampel dalam populasi tidak ada kepastian yang
pasti.12
Adapur yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah sebagian
siswa siswi MTs T lrqiyatul Himmah yang berjumlah 40 siswa. Tehnik
pengambilan dengan stratified propotional random sampling dengan perincian
sebagai berikut:
Kelas VII : 20 siswa
Kelas VIII : 20 siswa
Jumlah : 40 siswa
2. Metode Pengumpuian Data
Untuk memperolah berbagai data yang dibutuhkan dalam penelitian
ini penulis menggunakan metode pengumpuian data sebagai berikut:
11 Dr. Su.iarsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Swatu Pendekatan Praktikan. Jakarta Rineka Cipta, 1991, hal. 105
a. Metode Interview / wawancara
Metode interview / wawancara adalah metode pengumpulan data
dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematis dan
berlandaskan tujuan penyelidikan.13
Dengan metode ini penulis maksudkan untuk memperoleh data
tentang:
1) Sejarah berdirinya MTs Tarqiyatul Himmah
2) Mengenai sarana dan prasarana MTs Tarqiyatul Himmah
untuk memperoleh data tersebut penulis mengadakan tanya jawab
langsung, baik dengan pimpinan maupun guru-guru serta karyawannya.
b. Metode dokumentasi
Merupakan suatu cara untuk mengumpulkan data dimana
sumbernya telah tersedia yang berupa dokumen/ catatan. Metode ini
penulis gunakan uu uk memperoleh data tentang :
1) Daftar jumlah si swa
2) Daftar jumlah guru mengajar
3) Daftar kegiatau siswa
4) Strktur organisasi dan personalia
c. Metode Angket.
Angket adalah sustu daftar pertanyaan untuk memperolah data
berupa jawaban-jawaban dari responden ( orang yang menjawab ).14
Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh tentang data :
13 Prof. Dr. Sutrisno Hadi MA. Op. Cit, hal. 225
1) Variasi pemahaman ilmu akhlak siswa MTs Tarqiatul Himmah.
2) Tingkat upaya pengendalian diri dari perilaku menyimpang siswa MTs
Tarqiyatul Himmah.
Adapun angket yang digunakan dalam penelitian ini penulis menggunakan angket langsung yang disebarkan kepada para siswa yang
dijadikan sampel. d. Metode Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematis fenomena-fenomen i yang diselidiki.
Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data tentang : 1) Letak geografis MTs Tarqiyatul Himmah
2) Sarana dan prasarana MTs Tarqiyatul Himmah
Untuk memperoleh data tersebut dilakukan dengan cara teijun langsung
kekancah, mengadakan pengamatan secara teliti dan mengadakan pencatatan secara sistematis
e. Analisis data.
Setelah semua data diperlukan terkumpul maka langkah selanjutnya adalah nienganalisis atau mengolah data. Dalam penelitian ini
penulis menggunakan analisis data statistik yaitu :
1. Untuk mengetahui distribisi frekuensi pemahaman ilmu akhlak dan upaya pengendalian diri dari perilaku menyimpang digunakan tehnik
Keterangan: P = Persentase F =Frekuensi
N = Jumlah responden
2. Untuk mengetaliui pengaruh pemahaman ilmu akhlak terhadap upaya pengendalian diri dari perilaku menyimpang digunakan tehnik statistik
Korelasi Produck Moment dengan rumus :
r X Y = N £ X Y - f £ X ) ( £ Y ) 15 yJ{N£X2 -(£ X )2}{jV£Y2 -(£ Y )2}
Keterangan;
rXY = Hasil perhitungan data
X = Prosentase mengikuti pelajaran
Y = Hasil mengikuti pelajaran
G. Sistematika Penyusunan Skripsi
Secara garis besar 'aporan ini dapat diperinci dalam bab berikut ini:
Bab I : Pendahuluan
Bab ini merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang, perumusai masalah, tujuan penelkian, hipotesis, metode penulisn skripsi, populasi, sampel, analisis data dan sistematika skripsi. Bab II : Landasan Teori
Dalam bab ini akan dibicarakan tentang : A. Pemahaman Akhlak meliputi:
Pengertian akhlak, tujuan akhlak, pembagian akhlak. B. Perana Akhlak dalam masyarakat meliputi =
Peranan akhlak dalam lingkungan sekolah. C. Ajaran dalam akhlak meliputi:
Sopan santun, ikhlas, adab pergaulan, sabar, tawadlu’, qonaah. D. Upaya pengendalian diri dari prilaku menyimpang meliputi:
Sebab-scbab teijadinya prilaku menyimpang, Usaha-usaha
menanggulangi prilaku menyimpang. Bab III : Laporan Hasil Penelitian
Dalam bab ini akan dibahas menjadi dua :
A. Gambaran umum MTs Tarqiyatul Himmah Kec. Pabean, Kab. Semarang, meliputi :
Sejarah berdirinya MTs Tarqiyatul Himmah, letak geogralis
MTi Tarqiyyatul Himmah, Struktur organisasi MTs Tarqiyyatul Himmah, Dasar dan tujuan pendidikan di MTs Tarqiyyatul Himmah, kurikulum, keadaan guru, 1 aryawan serta siswa MTs Tarqiyyatul Himmah.
B. Data hash penelitian meliputi:
Data tentang pemahaman akhlak di MTs Tarqiyatul Himmah.
- Data tentang upaya pengendalian diri dari perilaku menyimpang siswa MTs Tarqiyatul Himmah;
- Analisis Pertama - Anal isis Kedua - Analisis Ketiga BabV : Penutup
1. Arti Akhlak
Pengertian akhlak secara etimologi atau bahasa berasal dari kata
j.y .A vane berbentuk iamak. Bentuk mufrodnva yang berarti
(perangai),
^
(tabiat), (adab).1 Sedangkan dalam arti lain menurut Rachmat Djatnika diartikan sopan santun, tata krama, budipekerti atau etika.2
Secara istilah atau terminologi kata akhlak merupakan suatu sifat
yang tetap pada jiwa, yang dari padanya timbul perbuatan-perbuatan
dengan mudah, dengan tidak membutuhkan pemikiran, sebagaimana
pengertian akhlak berikut in i:
, j u w i i j j U & & - r ,
s s s ' s ' s '
s ' S
Dari pengertian terminologi tersebut mengandung maksud yang
esensi bahwa kunci dari akhlak seseorang adalah diri sendiri, jika jiwanya
baik, akan melahirkan perbuatan baik, dan sebaliknya jika jiwanya buruk
akan melahirkan akhlak yang buruk. Pada dasamya jiwa itu merupakan
fitroh dari Tuhan yang diberikan pada manusia.3
1 Drs. Kahar Masykur, Membina M oral dan Akhlak. Kalam Mulia, Jakarta, 1985, hal. 75 2 Prof. Dr. H. Rachmat Djatniko, Sistem Etika Islam i
Menurut pandangan Al-Ghozali akhlak bukanlah pengertian atau
pengetahuan tentang baik atau jahat maupun qodrat baik dan buruk, bukan
pula pengalaman yang baik maupun yang jelek melainkan keadaan jiwa :
Akhlak berarti suatu kemantapan (jiwa) yang menghasilkan suatu
perbuatan atau pengenalan atau dengan mudah tanpa harus
direnungkan dan disengaja. Jika kemantapan itu sedemikian
sehingga menghasilkan amal-amal yang baik ya itu amal yang
terpuji akal dan syariah, maka ini disebut akhlak yang baik. Jika
amal yang tercela yang muncul dari keadaan (kemantapan)
dinamakan amal buruk.4
Keadaan jiwa adalah stabilitas. Umpamanya seseorang yang
berakhlak pemurah, mau mendermakan hartanya dengan mudah tanpa
paksaan.
Jadi pengertian tersebut bahwa akhlak akan membahas hal-hal
yang terpuji dan tercela misalnya, sopan santun dan sombong, menahan
diri dari perbuatan maksiat, sifar dermawan dan kikir, pemberani dan
penakut, melampaui batas dan pelit. boros dalam membelanjakan harta dan
sebagainya. Seniua tidak dapat dihindarkan tanpa mengetahui penangkal
dan penolaknya. Karena itu setiap muslim wajib mempelajari dan
mendalami penelitian tentang perbuatan-perbuatan tersebut akhirnya akan
mengimbas pada pemik iran-pemikirannya dan akan direfleksikan dalam
tingkah laku sehari-hari. Dengan demikian akhlakul karimah akan bisa tertanam dalamjiwc dan hati dan dapat direalisasikan dalam kehidupan.
Obyek atau lapangan akhlak adalah tingkah laku manusia yang didorong oleh kemauannya can tingkah laku yang tidak didorong oleh
kemauannya, tapi ia harus bertanggung jawab atas perbuatannya itu. Jadi intinya ada dua tingkah laku yanitu tingkah laku yang ada hubungannya
dengan Tuhan serta tingkah laku yang ada hubungannya dengan manusia
maupun hubungannya dengan makhluk lain.
Sedangkan alat untuk mengukur baik dan buruknya suatu fingkah laku manusia adalah agama yang berlandaskan pada Al-Qur’an yang
datangnya dari Tuhan serta sunnah Rasulullah maupun memikiran akal manusia dengan adat istiadat yang ’oerlaku. Maksud penilaian yang mutlak
adalah penilaian hu tidak bisa dirubah, sedangkan penilaian relatif setiap saat bisa dirubah sesuai dengan adat istiadat yang berlaku di masyarakat.
2. Tujuan Akhlak
Akhlak mempunyai tujuan yang bersifat horisontal maupun vertikal. Dimensi vertikal mengandung bagaimana berkomunikasi dengan Tuhan, sedangKan dimensi horizontal bagaimana manusia berhubungan
dengan makhluk lainnya. Menurut pendapat Barmawie Umary ada suatu
tujuan yang hendak dicapai serta manfaatnya:
b. Untuk menghmdarkan diri dari perbuatan yang tercela dan hina dalam pandangan Islam.
Sedangkan manfaat yang hendak dicapai antara lain :
a. Dapat melahiikan perbuatan yang mulia dan sempuma dalam
- hubungan dan ibadah kepada Allah,
- hubungan dengan Rasulullah, - hubunga a dengan manusia.
b. Terhindar dari perbuatan yang hina dan tercela dalam hubungan
dengan Allah, Rasulullah serf a dengan makhluk lainnya.
c. Melahirkan perbuatan yang mulia yang mempunyai keseimbangan
dalam memenuhi kebutuhan duniawi dan ukhrawi lahir maupun batin,
tidak berlebihan dan kekurangan.
d. Melahirkan perbuatan yang setara, antara harta dan perbuatan, antara teori dan praktek.
e. Memperoleh kemudahan dalam memenuhi hak maupun kewajiban, namun tetap teijaga martabatnya secara terhormat di dunia maupun di akherat.5
Dengan mempelajari akhlak diharapkan dapat melakukan perbuatan yang baik, indah, mulia, terpuji, menghindarkan perbuatan yang hina, tercela agar menjadi suatu kebiasaan. Untuk memperoleh yang baik, maka harus dapat membandingkannya dengan yang buruk atau memilih diantara keduanya. Setelah dapat membedakan antara yang baik dan yang
buruk, maka manusia diberi kebebasan untuk menentukan pilihan tersebut.
Olah karena itu manusia harus membiasakan hal-hal yang baik.
Jadi puncak akhlak itu berada pada tiga tahapan, sebagaimana
pendapat Barmav/ey Umary :
Pertama, Irsvad yaitu dapat membedakan yang baik dengan yang
buruk. Kedua, Taufiq yaitu perbuatan kita akan sesuai denagan
tuntunan Rasulullah dengan akal yang sehat. Ketiga, Hidayah yaitu
gemar melakukan yang baik dan terpuji serta menghindarkan yang
buruk dan tercela.6
Ketiga tahapan tersebut antara yang satu dengan yang lainnya
saling berkaitan dan tidak dapat dipidahkan. Untuk bisa melalui tahapan
taufiq harus melalui tahapan irsyad. Untuk bisa melewati tahapan tersebut,
melalui proses yang panjang karena setiap tahapan membutuhkan ilmu dan
kontinuitas sepaniang hidupnya. Apabila ketiga tahapan tersebut sudah
direalisasikan dan diusahakan dalam kehidupan menjadikan seorang
muslim selamat dari dunia hingga akherat. Dan harapan ini tidak henti-
hentinya diucapksn oleh semua orang muslim sebagaimana difirmankan
oleh Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 201
j
hjii j . er-
t js ' ' '
Bebicara tent; mg ikhlas tidak bisa lepas dari niat, keduanya mempunyai
hubungan yarg erat. Pada dasamya yang menjadi ukuran utama dalam
amal dan pekerjaan adalah niat. Niat merupakan ukuran yang menentukan
baik buruknya suatu amal perbuatan. Apabila niat suatu perbuatan itu baik
maka perbuatan itu baik, sebaliknya apabila niat suatu perbuatan itu jelek
maka perbuatan itu pasti jelek pula. Ibarat sungai yang mengalir, kalau
dari hulunya jemih maka sampai muara pun akan jemih, tetapi sebaliknya
♦ '
dari hulunya keruh maka sampai muara akan keruh pula. Unsur yang
paling dasar dalam niat adalah ikhlas. Ini bisa mengandung maksud bahwa
ikhlas menjadi tujuan dalam melaksanakan kebenaran kepada Allah dan
menjauhkan dari maksud lain selain Allah yaitu dorongan hawa nafsu dan
mengharapkan pujian manusia. Lawan dari ikhlas adalah riya.
Menurut Imam Ghazali yang dinamakan ikhlas adalah :
“ Yang dinamakan ikhlas adalah mensucikan maksud (dalam hati) untuk
mendekatkan diri kepada Allah dari segala sesuatu yang mengotorinya.12
Dalam Al-Qur’an ikhlas disebutkan lebih dari 24 kali, dalam surat Az-Zumar
diulang sampai 4 kali dan surat Ash-Shafat diulang sampai 5 kali yang
A llah:
' S'" * / / /
s'
Artinya : Dan sesungguhnya pada binatang temak itu benar-benar terdapat
pelajaran bagimu, Kami memberimu minum dengan apa yang berada dalam
perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi
orang yang meminumnya.
Pada ayat tersebut Allah menjelaskan bahwa ikhlas itu laksana susu yang
murni yang ada pada perut binatang ternak. Susu ketika masih berada dalam perut
binatang temak diapit olen dua hal yang amat kotor yaitu tahi dan darah.
Untuk memperjelas pengertian ikhlas penulis mengibaratkannya laksana
air bagi kehidupan tanam- tanaman. Ilmu itu ibarat benih dan amal laksana
tumbuhan, tumbuhan akan berbuah bila disiram dengan air. Air bagi kehidupan
tumbuh-tumbuhan mempunyai peranan yang sangat penting seperti ikhlas dalam
amal. Sebesar apapun amal manusia tanpa didasari akhlas akan sis-sia dihadapan
Allah dan tidak mendapatkan pahala dari-Nya. Dengan demikian pergaulan dan
tingkah laku kita tidak boleh membeda-bedakan, antara si kaya dan si miskin,
wama kulit, ras, dan sebagainya. Keikhlasan dalam bergaul akan mewujudkan
c. Adab Pergaulan
Manusia dalam hidupnya ada yang menyendiri, ada yang bergaul dengan
orang lain. Hidup menyendiri adalah suatu kehidupan yang amat sulit dan sukar
untuk ditempuh. Dengan demikian seseorang perlu mempelajari tata aturan dalam
bergaul. Pergaulan itu ada yang bersifat kekeluargaan, persahabatan,
persaudaraan, dan sebagainya.
Bergaul dengan s'apa saja harus didasari dengan keikhlasan, jangan
membeda-bedakan, jangan memandang hart a, kedudukan, wama kulit, ras, dan
sebagainya tetapi karena Allah semata.
Suatu pergaulan akan dapat berlangsung dengan baik apabila di dalamnya
dijamin hak dar kewajiban. Hak dan kewajiban dalam bergaul menurut Imam
Ghazali adalah sebagai berikut:
1) membantu sahabat dengan harta benda ketika ia menghadapi kesulitan.
2) Menyimpan rabasianya, menutupi aibnya, tidak menyampaikan celaan
orang lain kepadanya sekiranya ia akan menderita.
3) Memberikan pcrtolongan dengan tenaga dan segera baik diminta
maupun tidak.
4) Menyampaikan pujian orang lain kepadanya.
5) Mendengarkan apa yang dikatakannya dengan baik dan tidak
mencurigainya.
6) Memanggil dengan panggilan yang disukainya.
7) Memberikan pujian atas kebaikannya, mengucapkan terima kasih atas
8) Kalau kamu diminta untuk menggunjingkannya janganlah mau seperti
kamu menggunj ingkan dirimu sendiri.
9) Ketika sahabat membutuhkan nasehat, berilah nasehat dan kabar yang
bijaksana.
10) Maafkanlah kesalahannya dan jangan mencaci maki.
11) Mendoakannya dan lain sebagainya.13
Untuk biasa menjalankan dan menghargai antai a hak dan kewajiban maka
masing-masing pihak harus tahu dan mengerti. Sehingga keduanya dapat berjalan
tanpa paksaan.
Bagi umat Islai i menjunjung tinggi sikap adab pergaulan mendapat pahala
dan mencerminkan kevibawaan seseorang bahkan lebih luas lagi sebagai sarana
dakwah bil hal, dimana syiar Islam tidak hanya melalui khotbah mimbar saja,
akan tetapi ditunjukkan lev at perbuatan nyata.
d. Sabar.
Sabar merupakan jihad / perjuangan untuk menghadapi hawa nafsu dan
kembali kepada Allah. Menurut Imam Ghazali, yang dinamakan sabar adalah :
: meninggalkan segala macam pekerjaan yang digerakkan oleh hawa nafsu, tetap
pada pendirian agama yang mungkin bertentangan dengan hawa nafsu, semata-
mata karena menghendaki kebahagiaan dunia dan akherat.14
Sabar adalah kemampan diri dalam menahan segala sesuatu dari bisikan
hawa nafsu. Dalam menghadapi keadaan semacam itu, maka sifat sabar menjadi
berat. Firman Allah dalam Al-Qur’a n :
13 Muhammad Abul Qusim, OP. Cht, hal.246 - 247
U
sU* Ulp- U
S j
j-.
^
*Ulil ^ 153 j[>
i-
X-
'
'
>
" ’ ^
/ Artinya : Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu dan sesungguhnya yang
demikian itu adalah tagas berat kecuali bagi orang - orang yang khusu’, orang -
orang yang khusu’ itu ialah orang - orang yang menyukai baha mereka itu
bertemu dengan Allah dan mereka akan kembali kepada-Nya.15
Demikian beratnyi sifat sabar itu, sehingga merupakan suatu sifat yang
istimewa yang hanya dapat dilceijakan oleh orang-orang yang khusu’. Dan orang
khusu’ itulah yang benar-benar mempunyai keyakinan yang kuat, niat yang ikhlas,
i’tikad baik tujuan yang benar dan dengan penuh kesabaran mereka menaati
peraturan agama berupa perintah dan larangan, dengan rasa berkewajiban moral
dalam melaksanakannya dan menyelesaikannya.16
e. Tawadlu’
sebagai seorang muslim yang hidi p di muka bumi kita harus mempunyai
sikap tawadlu’, lebih-lebih bagi yang sedang menuntut ilmu kita tidak boleh
memandang remeh tem;in kita yang tidak sedang menuntut ilmu atau kita
membanggakan diri kita dihadapan mereka, dengan sikap kita itu menyebabkan ia
menjadi rendah diri dan merast. terhiria.
Dalam semua pergaulan kita harus dapat menempatkan diri, harus dapat
memelihara pergaulan dan hubung in dengan sesame manusia tanpa perasaan
kelebihan diri dari orang lain serta tidak merendahkan orang lain. Maksudnya
adalah memberikan hak pada yang mempunyainya. tidak meninggikan diri dari
derajat yang wajar, tidal c menurunkan pandangan terhadap orang lain dari
tigkatannya, dimana tawadlu’ menyebabkan memperoleh ketinggian dan
kemuliaan.17
Tawadlu’ itu mempunyai pengertian merendahkan diri terhadap sesame
manusia.18
f. Qonaah.
Pada dasamya manusia itu mempuyai sifat rakus dan cenderung tidak
puas, tamak ingin menguasai. Sifat tersebut merupakan cirri khas manusia,
sehingga manusia beroeda dengan makhluk yang lain yang diciptakan oleh Allah.
Oleh karena Manusia mempunyai sifat yang seperti itu maka harus
dikendalikan dan digunakan yang semestinya dan tidak liar. Salah satu pengendali
yang tepat dalam Islam adalah qonaah. Qonaah termasuk akhlak yang mulia.
Qonaah mempunyai a*ti: menerima dengan rela apa yang ada atau merasa cukup
dengan apa yang dimiliki.19
Mungkin sebagian orang menganggap sikap yang demikian sebagai akhlak
yang buruk atau sebagai hal yang negative, sebab dengan telah merasa cukup
dengan apa yang dimiliki itu, orang lantas berpangku tangan tidak mau bekeija
lagi. Buat apa kerja kalau harta benda sudah ada dan telah merasa cukup dengan
apa yang ada itu ?
17 Drs. Barmwie Umary, M ateriA khk k, Ramadani, hal.54
18 hoc., Cit
Pandangan yang semacam ini adalah sesat dan keliru. Berpangku tangan
tidak mau bekerja, bukanJah qonaah tetapi itu kemalasan. Qonaah bukanlah
pengangguran. Qonaah yang diajarkan Islam ialah qonaah hati bukan qonaah
ikhtiar.
Jadi pengertian qonaah disini adalah merasa puas terhadap pemberian
Allah yang tidak bisa dirubah. Proses qonaah harus dilaksanakan setelah
seseorang berusaha dan berikhtiar sekuat tenaga. Berapapun yang dihasilkan ia
merasa cukup dan gembira Inilah yang dinamakan qonaah dalam Islam.
B. Upaya Pengendalian Diri Dari Perilaku Yang Menyimpang.
Sebelum penulis membicarakan lebih lanjut tentang upaya pengendalian
diri dari perilaku yang menyimpang perlu penulis paparkan lebih dahulu
mengenai prilaku yang menyimpang.
Para ahli pengetahuan khususnya para ahli sosia; berbeda pendapat dalam
memberi batasan-batasab yang harus ditetapkan dalam perilaku menyimpang. Hal
ini disebabkan perbedaan persepsi mereka dalam memberi batasannya. Dr.
Saparinah Sadli meml >eri batasan sebagai berikut in i:
Prilaku menyimpang adalah tingkah laku yang melanggar atau bertentangan atau
menyimpang aturan-aturar, normative maupun dar: harapan-harapan social yang
bersangkutan.20
Dari defmisi di atas jelaslah bahwa perilaku menyimpang adalah tingkah
laku atau perbuatan yang menyimpang aturan, baik itu atauran agama atau
masyarakat.
Sedang upaya pengendalian diri adalah suatu usaha untuk mengekang diri
dari tingkah laku atau perbuatan yang menyimpang atau bertentangan dengan
norma tersebut.
1. Sebab-sebab teijadinya Perilaku Menyimpang
Banyak sekali factor yang menyebabkan seseorang bertingkah laku
menyimpang. Tidak ada habisnya ila semua factor tersebut dikupas satu
persatu. Untuk mempersingkat pembahasan ini maka penulis mengambil
sebagian saja. Diantaranya:
a. Kurangnyadidikanagama.21
Yang dimaksud didikan agama adalah bukan hanya pelajaran agama yang
diberikan secara teratur di sekolah-sekolah, tetapi yang paling penting ada
penanaman agama sejak dini dimulai dari keluarga di mana ia tinggal. Apabila
anak dididik oleh lingkungan yang uruk, pemudanya sering mabuk-mabukan
dan anak sendiri tidak dibekali dengan nilai agama tentunya mudah terjerumus
di dalamnya. Hal ini membuktikan begitu pentingnya peranan agama dalam
mengendalikan tingkah laku seseorang dari perilaku yang menyimpang yang
harus diberikan sejak dini oleh keluarga.
b. Suasana keluarga yang kurang harmonis
Keluarga adalah masyarakat terkecil dan merupakan kesatuan pribadi antara
bapak, ibu, dan anak. Setiap orang pasti menginginkan suasana keluarga yang
bahagia, damai, dan sejahtera. Tak seorangpun yang menginginkan suasana
keluarga kacau. Namun hal ini kadang-kadang sulit untuk dihindarkan,
kekacauan dating dengan sendirinya. Factor penyebabnya banyak sekali,
diantaranya : kurang adanya saling pengertian antara anggota keluarga, antara
ibu dan bapak, antara suami dan istri, antara anak dan orang tua.
Tidak rukunnya antara ibu dan bapak menyebabkan anak gelisah, merasa
takut, dan cemas itu mudah terjerumus ke dalam perbuatan yang keji,
menyimpang dari norma-norma agama, dan selalu melakukan perbuatan
maksiat, yang akhirnya mengganggu ketentraman orang lain.
c. Kurang adanya bimbingan untuk mengisi waktu luang.
Satu factor yang juga dapat merusak moral generasi muda adalah kurangnya
bimbingan dalam mengisi waktu luang dengan cara yang bijaksana. Usia
muda adalah usia dimana seseorang suka untuk berkhayal dan melamun yang
amat jauh. Jika mereka dibiarkan tanpa bimbingan maka akan banyak
melamun dan melakukan hal yang kurang sehat menurut akal.
d. Pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan dasar-dasar moral Islam.
Pertukaran budaya memang sangat perlu demi kemajuan Negara, hal ini
teijadi di semua Negara. Namun perlu disadari bahwa semua budaya masuk
tidak tentu berdampak positif., Banyak sekali budaya asing yang tidak sesuai
dengan moral Pancasila dan agama. Mereka menyesatkan pikiran
untukmengubah jalan hidup, karena fikiran mempunyai pengaruh yang sangat
besar dalam jiwa manusia. Sedangkan jiwa manusia merupakan sumber
arahan kepada berbagai jalan kehidupan.22
Mereka permaklumkan perang urat saraf ( Al-Ghazwatul Fikri) dengan segala
kekuatan ilmiah dan propagandanya. Yang lebih berbahaya lagi, ialah
program-programnya yang diarahkan untuk merusak akidah dan amaliah
generasi Islam.23
Hal ini tentu saja idak sesuai dengan dasar-dasar moral di Negara kita,
sehingga akan mengakibatkan perilaku para remaja menyimpang.
e. Faktor lain yang menyebabkan perilaku remaja menyimpang ada’.ah
kurangnya dalam memahami ilmu akhlak.
Pemahaman akhlak manusia berkurang disebabkan meraka sudah tidak
antusias lagi pada ajaran Islam. Mereka menganggap bahwa Islam hanya akan
mengekang di dalam pergaulannya dari perbuatan bebas yang dapat
menyenangkan hati. Mereka enggan untuk mengamalkan Al-Qur’an dan
Sunnah Rasul ( Risalah Islrm ). Hal ini, ada kalanya pemikiran mereka sudah
dimasuki oleh pemikiran kaum orientalis. Kaum orientalis meracuni pemikiran
orang Islam.
Mereka menj;gambarkan bahwa segala kemajuan kebudayaan dan
peradaban itu dicapai dengan menghancurkan agama Islam dan memecah
belah kaum muslimin. Sebaliknya mereka menggambarkan pula bahwa
semua ketertinggaian di bidang kebudayaan dan peradaban disebabkan
manusia berpegang pada ajaran Islam dan pemahaman yang diberikan
oleh para ulama Islam.24
23 Loc. Cit
Didalam hidangan ilmu yang sangat bermanfaat dan bergizi tinggi telah ditaburi
racun pendidikan modern yang penuh kedurhakaan oleh musuh-musuh Islam.
Dinetralisirnya akhlakul karimah dan adab sopan santun yang mulia dan
ditelanjangi dari praktek-praktek islami yang pemah membawa kejayaan kaum
muslimin sebehimnya.
Orang non Islam telah memegang kendali pendidikan pada sebagian besar
Negara-negara Islam. Mereka mewajibkan kaum wanita muslimah mengikuti
program pendidikan dan pengajaran sebagaimana kaum lelakinya, yang sarat
pikiran serta pemahamannya pada akhlak dan tata hidup jauh dari Islam.
Dari kondisi semacam itu maka akan dilahirkan :
lahimya pergaulan bebas,
- minum-minuman keras dan mabuk-mabukan,
- hiburan dan sarana permainan tidak islami,
- kaum remaja yang rusak, dan sebagainya.
j
2. Usaha Menanggulangi Perilaku Menyimpanga. Menanamkan nilai nilai agama
Perhi ditanamkan pada anak sedini mungkin sehingga agama itu benar-benar
menjadi pengendali moral penentu dan pembimbing dalam segala sikap.
tindakan dan perkataai ,25
Nilai - nilai agama jika tidak ditanamkan pada anak sejak dini, maka bila anak
itu dewasa tidak akan tahu dan dapat membedakan mana yang baik dan mana
yang buruk. Yang dimaksud nilai-nilai ajaran agama disini adalah menyangkut
segala aspek kehidupan, tidak terbatas pada akhlak dan ibadah, tapi juga
termasuk di dalamnya akhlak, sopan santun dalam berpakaian secara Islam.
b. Bimbingan dalam waktu senggang
Ukuran maju atau terbelakangnya suatu bangsa atau Negara adalah
kemampuan bangsa itu dalam menggunakan waktu senggang dengan cara
yang positif. Waktu senggang yang lama kan membuat seseorang bingung.
Apabial waktu kosong itu terlalu lama, maka orang akan banyak melamun,
mencari-cari perbuatan untuk mengisi waktu kosong itu dengan perbuatan
yang negative. Dalam hal ini kita sering menemukan seseorang yang tidak
mempunyai pektrjaan teijerumus ke dalam kemerosotan moral, kenakalan
atau perbuatan yang merugikan orang lain.
c. Menyaring masuknya budaya asing.
Orang sering terlei a dengan masuknya budaya asing, mereka menerima secara
totalitas tanpa disar ng lebih dahulu, sehingga yang dilakukan oleh orang
banrat mereka tiru dan ikuti dianggapnya suatu kebaikan dan modrn. Padal al
semua kebudayaan asing tidak tentu sesuai dengan kebudayaan kita. Maka
dari itu demi untuk menyelamatkan generasi muda dari pengaruh budaya asing
yang tidak sesuai dengan budaya kita perlu kiranya memfilter budaya asing
tersebut yang masuk ke Indonesia.
Itulah beberapa hal yang menyebabkan orang bertingkah laku yang tidak baik
bahkan bertentangan dengan norma-norma agama, khususnya pada anak
BAB III
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umura MTs Tarqiyyatul Himmah
1. Sejarah berdirinta MTs Tarqiyyatul Himmah
MTs Tarqiyyatul Himmah berdiri sejak tahun 1960. Awalnya
berbebtuk PGA 4 tahun. Pada tahun 1978 berubah menjadi Madrasah
Tsanawiyah dengan nama Madrasah Tsanawiyah Tarqiyyatul Himmah
Kauman Lor. Lembaga atau yayasan pengelola dan pendiri adalah
Lembaga Pendidikan A1 Ma’arif NU .
Berdirinya MTs ini dilator belakangi oleh keinginan oleh
masyarakat untuk memiliki lembaga pendidikan yang dapat menampung
lulusan SD atau MI diwilayah Kecamatan Salatiga luar kota, karena pada
waktu itu belum ada sekolah atau lembaga pendidikan setingkat SLTP, di
kecamatan tersebuf.
Adapun para tokoh pendiri MTs ini adalah para tokoh dari
kalangan Nahdatul Ulama kecamatan Salatiga luar kota, yaitu :
a. KH. Mashadi Desa Kauman Lor
b. KH. Nawuwi Desa Giling
c. KH. Asnawi Desa Pada’an
d. KH. Zaenudin Desa Bejaten
e. Kyai Sikhaeni Desa Kadirejo
g- Subandi Desa Kauman Kidul
h. H. Abdul Rozak Desa Kauma i Lor
i. Kusnan Desa Karang Tengah
j- Mashadi Desa Semowo t
2. Letak Geografis dan Sarana Pendidikan
a. Letak Geografis
MTs Tarqiyyatul Himmah terletak di desa Kauman Lor Kec.
Pabelan, Kab. Semarang, kira-kira 4 kilometer ke arah utara kota
Salatiga, adapun batas-batasnya adalah sebagai berikut:
> Sebelah Barat : Jalan Desa dan pemukiman penduduk
> Sebelah Uiara : Jalan Kecamatan dan pemukiman penduduk
> Sebala Timur : Persawahan
> Sebelah Selatan : Pemukiman penduduk
b. Fasilitas
Fasilitas yang ada di MTs Tarqiyyatul Himmah terletak di desa
Kauman Lor Kec. Pabelan, Kab. Semarang, adalah sebagai berikut:
> Ruang kelas : 6 Ruang
> Perpustakaan :1 Ruang
> Ruang Kepala Madrasah : 1 Ruang
> Ruang guru : 1 Ruang
> Ruang TU : 1 Ru;ing
> Ruang HP : 1 Ruang
3. Keadaan Guru dan Karyawan
Jumlah gain dan karyawan MTs Tarqiyyatul Himmah pada tahun
pelajaran 2007/2008 berjumlah 19 orang yang ttrdiri dari 16 guru
satu tenaga TU dan satu penjaga sekolah untuk lebih jelasnya dapat
dilihat dari table berikut:
TABELI
DAFTAR NAMA GURU DAN BIDANG STUDI
MTs TARQIYYATUL HIMMAH TAHUN 2007/2008
NO NAMA BID ANG STUDI
1 Muh. Musafak, S.Ag Bahasa Arab dan Fiqih
2. Hj. Siti Muslikah, BA Fikih dan Qur’an Hadist
3. Chabib Sholeh, S. Ag Aqidah Akhlak, SKI, IPS
4. Untung Kisworo, ST Penjaskes
5. Drs. KH. Haradan Asnawi K eN U an
6. H. agus Sumhudi, BA Aqidah Akhlak
7. Sehati Nur Atiah, S.Pd IPA
8. M. Tunggul Wahyono, SK PKn, IPS
9. Neneg Antik Masyuroh, SS Bahasa Indonesia
10. Rina Asih Handayani, S.Pd,I Bahasa Arab
11. Sri Anugrah Setyawan, S.Si Matematika
12. Miftah Syarifudin, S.Si Matematika
13. Masrokhan S.Ag Bahasa Inggris
NO NAMA BIDANG STUDI
15. Ninik Arifah, S.Pd,I Bahasa Inggris
16. Hafid Rahman, S.Pd Qur’an Hadist, SIC
Jika dilihat dari jeajang pendidikan, pendidikan tertinggi adalah SI
sebanyak 14 orang dan D2 sebanyak 2 orang. Jika dilihat dari disiplin ilmu
dan bidang studi, studi yang diampunya sebagian besar belum sesuai
4. Keadaansiswa
Pada tahun 2007/2008 jumlah siswa MTs Tarqiyyatul Himmah
adalah 211 siswa dengan perincian sebagai berikut:
TABELII
OSIS, Pramuka (Gudep), UKS, dan Koprasi. Organisai-organisasi siswa
dan Pembina 3SIS. Organisasi ini berguna untuk menjadi media melatih
diri dan mengembangkan bakat siswa.
Di MTs Tarqiyyatul Himmah, juga diselenggaran kegiatan ekstra
kulikuler yang meliputi tiga bidang yaitu bidang olahraga, bidang kesenian
dan bidang kcagamaan. Kegiatan tersebut mempunyai jadwal tersendiri
pada sore hari dan di bimbing oleh guru ataupun pembimbing dari luar.
Kegiatan eksfrakulikuler yang diadakan adalah pramuka, computer, seni
baca Al-Qur’an , membaca kitab kuning, bahasa arab intensif, dan seni
bela diri.
6. Susunan Personalia MTs Tarqiyyatul Himmah
a. Kepala Madrasah : Drs. Kusmin
b. Wakil : Abdul Kholik, M.Ag
c. Sekretaris : Muslimin, A.Md
d. Bendahara : Rina Asih Handayani, S.Pd.I
e. Bagian Kesiswaan : M. Tunggul Wahyono, SK
f. Bagian BP : Abdul Kholik, M.Ag
g. Bagian Perpustakaan : Neneng Antik Aksyuroh
h. Humas : Chabib Sholeh, S.Ag
i. Penjaga : Rofi’i
B. Penyajian Data
Pengumpulan data menggunakan instrument angket. Untuk
mengetahui seberapa jauh tingkat pemahaman ilmu akhlak siswa, penulis
dengan 3 option. Sedangkan untuk mengumpulkan data tentang siswa,
penulis juga menyebarkan angket kepada 50 siswa yang berisi 20 item
pertanyaan dengan 3 option.
Berikut adalah hasil pnyeberan angket dari kedua variable;
1. Variable X (Pemahaman Ilmu Akhlak Siswa)
17. 5 3 2
TABELIV
HASIL ANGKET
UPAYA PENGENDALIAN DIRI DARI PER1LAKU MENYIMPANG
No. Frekuensi
Responden A B C
1
.
4 6-2. 6 3 1
3. 7 3
-4. 8 2
-5. 6 4
-6. 6 4
7. 5 5
-8. 6 4
-9. 5 5
-10. 5 5
-11. 6 4
-12. 6 4
-13. 10
-
-14. 8 2
-15. 10
-
-18. 2 4 4
ANALISA DATA
Setelah data-data terkumpul, maka selanjutnya data-data tersebut dianalisa
sehingga data tersebut menjadi bermakna dan mampu menjawab pokok masalah
dan tujuan penelitian yang telah dirumuskan dalam bab pendahuluan.
Adapun ana!isis data yang penulis tempuh meliputi tiga tahap
penganalisaan yakni sebagai berikut:
A. Analisa Pendahuluan
Pada analisa pendahuluan ini penulis bermaksud mencari jawaban tujuan
penelitian yang pertama yaitu untuk mengetahui variasi pemahaman ilmu akhlak
pada siswa Mts Tarqiyyatul Himmah Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang.
Adapun langkah-la ngkah sebagai berikut:
1. Memberikan penilaian berjenjang pada tiap-tiap responden yaitu :
• Memberi score 3 untuk jawaban yang berkode A
• Memberi score 2 untuk jawaban yang berkode B
• Memberi score 1 untuk jawaban yang berkode C
Selanjutnya berdasarkan table III maka dapat diperoleh data-data sebagai
DATA TENTANG PEMAHAMANILMU AKHLAK PADA SISWA MTS TARQIYYATUL HIMMAH KECAMATAN PABELAN,
KABUPATEN SEMARANG.
No. Score Jumlah Jawaban
Score
Responden A B C
1. 27 2 - 29
2. 21 4 1 26
3. 18 4 2 24
4. 24 4 - 28
5. 24 4 - 28
6. 18 6 1 25
7. 30 - - 30
8. 21 6 - 27
9. 27 2 - 29
10. 18 6 1 25
11. 24 2 1 27
12. 21 6 - 27
13. 24 4 - 28
14. 27 2 - 29
15. 27 2 - 29
Score
Responden A B C
17. 15 6 2 23
18. 12 2 5 19
19. 9 8 3 19
20. 15 8 1 24
21. 18 4 2 24
22. 9 12 1 22
23. 15 10 - 25
24. 24 4 - 28
25. 12 6 3 21
26. 21 6 - 27
27. 24 4 - 28
28. 21 4 1 26
29. 21 4 - 28
30. 12 10 1 23
31. 18 8 - 26
32.
U
8 - 2633. 30 - - 30
34. 12 6 3 21
35. 21 6 - 27
Score
2. Mencari lebar interval untuk menentukan srtatifkasi (tingkatan)
pemahaman ilmu akhlak dalam katcgori tinggi, cukup dan kurang.
Dalam menentukan nilai interval penulis menggunakan nilai-nilai ideal
sebagai berikut:
3. Menentukan klasifikasi studi tentang pemahaman ilmu akhlak,
• 2 3 -2 6 untuk nilai pemahaman ilmu akhlak tinggi B
• 1 9 -2 2 untuk nilai pemahaman ilmu akhlak tinggi C
Langkah selanjutnya penulis sajikan table frekuensi pemahaman
ilmu akhlak untuk mengetahui jumlah siswa yang mempunyai pemahaman
ilmu akhlak pada tingkatan tinggi, cukup dan kurang.
TABEL VI
FEREKUENSI PEMAHAMAN ILMU AKHLAK SISWA
MTS TARQIYYATUL HIMMAH KECAMATAN PABE LAN,
KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2007/2008
NO Tingkat S. P. I. A Interval Frekuensi %
1. S. P. I. A. Tinggi 2 7 -3 0 21 52,5%
2. S. P. I. A. Cukup 2 3 -2 6 14 35%
3. S. P. I. A. Kurang 1 9 -2 2 5 12,5%
Jumlah 40 100%
Keterangan :
S. P. I. A. = Studi tentang pemahaman ilmu akhlak
Kesimpulan:
Berdasarkan table diatas naka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar studi
tentang pemahaman ilmu akhlak siswa MTs tarqiyyatul himmah kecamatan
pabelan, kabupaten semarang be ada pada tingkatan tinggi. Hal ini terbukti dari 40
siswa yang penulis ambil sebagai sampel penelitian 21 siswa (52,5%) mempunyai
pemahaman ilmu akhlak tinggi, 14 siswa (35%) mempunyai pemahaman ilmu
variable studi tentang pemahaman ilmu akhlak. Untuk lebih jelasnya penulis ! sajikan table analisis dibawah in i:
!
.
TABLE VII
! PROSENTASE JAWABAN ANAK TERHADAP PEMAHAMAN AKHLAK
No ITEM Jawaban Prosentase
A B C A B C
1. Persiapan ketika akan
mengikuti pelajaran 26 12 2 65 30 5
2. Sikap ketika proses belajar
mengajar berlangsung 33 6 1 '82,5 15 2,5
3. Sikap menerima ilmu
akhlak 23 15 2 57,5 37,5 5
4. Kemauan setelah menerima
ilmu akhlak 25 10 5 62,5 25 12,5
5. Kesungguhan dalarn
mempelejari ilmu akhlak 29 7 4 72, S 17,5 10
6. Sikap terhadap disipl n ilmu
1. Pada item perttma, tentang persiapan ketika akan mengikuti pelajaran,
temyata dari 40 siswa yang diambil sampel ada 26 siswa yang menjawab
menyiapkan diri dengan membaca dan mengulangi pelajaran yang lalu
dengan mencoba membuat soal sendii i, 12 responden (30%) yang menjawab
menyiapkan diri dengan membuat soal sendiri jika sedang minat, 2 responden
(5%) yang menjawab sama sekali tidak menyiapkan diri baik dengan
membaca atau mengulangi pelajaran yang lalu atau membuat soal sendiri.
2. Pada item ke dua, tentang sikap ketika proses belajar mengajar berlangsung,
dari 40 responden, temyata ada 33 responden (82,5%) yang menjawab
mendengarkan dengan serius, 6 responden (15%) yang menjawab
mendengarkan dengan santai, 1 responden (2,5%) yang menjawab merasa
bosan dan menjemukan.
3. Pada item ke tiga, tentang sikap kritis dalam menerima ilmu akhlak, dari 40
siswa, ternyata ada 23 responden (57,5%) yang menjawab merasa jelas dan
perlu bertanya akan hal-hal yang sudah dipelajari terlebih dahulu, 15
responden (37,5%) yang menjawab merasa jelas dan tidak perlu untuk
bertanya, 2 responden (5%) yang menjawab merasa tidak jelas dan tidak perlu
bertanya.
4. Pada item ke empat, tentang kemauan setelah menerima ilmu akhlak, dari 40
responden temyata ada 25 responden (62,5%) yang menjawab kemauan untuk
melaksanakan nilai-mlai ilmu akhlak, 10 responden (25%) yang menjawab
akhlak.
5. Pada item ke lima, tentang kesungguhan dalam mempelejari ilmu akhlakdari
40 responden, ada 29 responden (72,5%) yang menjawab berdiskusi dengan
teman bila pelajaran usai, 7 responden (17,5%) yang menjawab berdiskusi
dengan teman bila menarik untuk dibahas, 4 responden (10%) yang
menjawab malas untuk berdiskusi.
6. Pada item ke enam, rentang sikap terhadap disiplin ilmu yang lain dari 40
responden, ada 25 responden (68,5%) yang menjawab positif dan terbuka
menerimanya 13 responden (32,5%) yang menajawab positif dan perlu
memilih dan membatasinya, 2 responden (5%) yang menjawab negatif tak
mau tahu dan tak menerimanya.
7. Pada item ke tujuh, tentang perubahan setelah menerima ilmu akhlak dari 40
responden, temyataadn 28 responden (70%) yang menjawab merasa perlu
untuk memperbaiki diri, 9 responden (22,5%) yang menjawab merasa perlu
untuk memperbaiki diri namun sulit untuk melaksanakan, 3 responden (7,5%)
yang menjawab tidak merasakan apa-apa.
8. Pada item ke delapar, tentang sikap pemikiran ilmu akhlak setelah adanya
perubahan tidakan dari 40 responden, temyata ada 28 responden (65%) yang
menjawab betapa pentingnya ilmu akhlak untuk diajarkan dan dilaksanakan,
13 responden (32,5%) yang menjawab penting sekali namun sulit untuk
dilaksanakan, 1 responden (2,5%) yang menjawab kurang penting karena sulit
perubahan dari ilmu akhlak , dari 40 responden adinya 33 responden (82,5%)
yang menjawab sikap dan akhlak kami semakin baik, 5 responden (12,5%)
yang menjawab sikap dan akhlak kami seperti kemarin, 2 responden (5%)
yang menjawab sikap dan akhlak semakin jelek.
10. Pada item ke septluh, tentang perubahan mengarah pada yang positif, dari 40
responden temyata ada 31 responden (77,5%) yang menjawab merasakan
perubahan tingkah lal.u yang semakin membaik, 7 responden (17,5%) yang
menjawab merasakan adanya sebagian tingkah laku yang membaik, 2
responden (5%) yang menjawab tidak merasakan perubahan sama sekali.
Nominasi kriteria jawaban.
1. Jawaban A : Jawaban yang berkriteria tinggi terdapat pada item nomor
dua dan Sembilan yaitu sikap ketika proses belajar
mengajar berlangsung mendengarkan dengan serius,
mencapai 82,5% dan nomor Sembilan sikap setelah
menerima, merasakan adanya perubahan dari ilmu aklhlak,
mencapai 82,5%.
2. Jawaban B . Jawaban yang berkriteria cukup terdapat pada item nomor
tiga yaiiu sikap menerima ilmu akhlak yang mencapai
37,5%.
3. Jawaban C : Jawaban yang berkriteria kurang terdapat pada item nomor
empat yaitu kemauan setelah menerima ilmu akhlak yang
Pada analisa yang kedua ini penulis bermaksud mencari jawaban
mengenai tujuan penelitian yang kedua yuitu untuk mengetahui tingkat
upaya pengendalian diri dari perilaku menyiinpang.
Adapuu langkah-langkah yang penulis tempuh adalah sebagai
berikut:
1. Memberikan penilaian berjenjang pada tiap-tiap responden yaitu :
• Memberi score 3 untuk jawaban yang berkode A
• Memberi s core 2 untuk jawaban yang berkode B
• Memberi s core 1 untuk jawaban yang berkode C
Selanjutnya terdasarkan table IV maka dapat diperoleh data sebagai
berikut
TABLE VIII
DATA TENTANG UPAYA PENGENDALIAN DIRI DARI PERILAKU
MENYIMPANG SISWA MTS TARQIYYATUL HIMMAH KECAMATAN
2. Mencari lebar interval untuk menentukan stratifikasi upaya pengendalian
diri dari prilaku menyimpang tingkat tinggi, cukup dan kurang.
Dalam menentukan lebar interval penulis menggunakan nilai ideal sebagai
berikut;
Li = tBa - Bb') + 1
Ji
= (30 - 16) + 1
3
= 15
3
= 5
Keterangan :
Li = Lebar interv al
Bb = Batas atas
Bb = Batas bawah
Ji = Jumlah interval
3. Menentukan klasifikasi upaya pengendalian diri dari prilaku menyimpang
berdasarkan interval diatas sebagai berikut:
2 6 - 3 0 upaya pengendalian diri dari prilaku menyimpang tinggi.
2 1 - 2 5 untuk upaya pengendalian diri dari prilaku menyimpang cukup.
pengendalian diri dari prilaku menyimpang untuk mengotahui siswa yang
mempunyai tingkatan tinggi, cukup dan kurang.
TABELIX
FREKUENSI UPAYA PENGENDALIAN DIRI DARI PRILAKU
MENYIMPANG SISWA MTs TARQIYYATUL HIMMAH KECAMATAN
PABELAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2007/2008
No Tingkat U. P. ? M Interval F %
1. U. P. P. M. Tinggi
16
- 30 20 50%2. U. P. P. M. Cukup 2 1 -2 5 15 37,5 %
3. U. P. P. M. Kurang 1 6 -2 0 5 12,5%
Jumlali 40 100%
Keterangan :
U. P. P. M. : Upaya pengendalian diri dari perilaku menyimpang.
Kesimpulan ;
Berdasarkan table diatas, maka dapat disimpulkan bahwa, upaya penggendalian
diri dari perilaku menyimpang siswa, MTs tarqiyyatul himmah kecamatan
pabelan, kabupaten semarang, berada pad*, tingkatan tinggi. Hal ini terbukti dari
40 siswa yang diambil se'oagai sampel penelitian temyata ada 20 siswa (50%)
mempunyai tingkat upany pengendalian diri dari perilaku menyimpang tinggi,
15 siswa (37,5%) mempunyai tingkat upaya pengendalian diri dari perilaku
menyimpang cukup, 5 siswa (12,5%) mempunyai tingkat upaya pengendalian
fariabel upaya pengendalian diri perilaku menyimpang. Untuk lebih jelasnya
penulis sajikan table sebagai berikut:
TABELX
AN ALISA FARIABEL UPAYA PENGENDALIAN DIRI DARI PERILAKU MENYIMPANG
14. Sikap mengerjakan tes 26 12 2 37,5 30 5
15. Tidak memakai
18. Sikap bila berternu
dengan orang lain
20 17 3 50 42,5 7,5
19. Meninggalkan puasa
romadhon tanpa udzur
berkata sesuatu yang 30 9 1 75 22,5 2,5
tidak kila sukai
L .J . ..
Interpretasi tiap-tiap item
1. Pada item ke sebek.s, tentang pengendalian diri dari terlambat sekolah,
dari 40 responden ada 19 responden (47,5%) yang menjawab 1 - 2 kali, 18
responden (45%) yang menjawab 3 - 5 kali, 3 responden (7,5%) yang
menjawab 6 - 0 kali terlambat sekolah dalam satu bulan
2. Pada item ke duabelas, tentang pengendalian diri dari tidak masuk sekolah
tanpa ijin dalam satu bualan, dari 40 responden ada 22 esponden (55%)
yang menjawab 0 - 2 kail, 17 respjmden, (42,5%) yang menjawab 3 - 4
kali, 1 respondon (2,5%) yang menjawab 4 - 6 kali.
3. Pada item ke tiga belas, tentang tindakan membolos sekolah jika pelajaran
kosong atau hal lain, dari 40 siswa adanya 20 responden (50%) yang
menjawab 0 -3 karena dipulangkan oleh guru, 15 responden (37,5%) yang
menjawab 4 - 6 karena merasa jemu dengan suasana kosong, 5 responden
(12,5%) yang menjawab 7 - 9 karena sudah menjadi kebiasaan kalau jam
kosong pulang.
4. Pada item ke empat belas, tentang sikap mengerjakan tes, dari 40 siswa
ada 26 responden (37,5 %) yang menjawab saya mengerjakan sendiri
semaksimal mungkin, 12 responden (30%) yang menjawab saya meminta
bantuan teman ketika sudah terpaksa, 2 responden (5%) yang menjawab