• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. manusia seperti kebudayaan, ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni merupakan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. manusia seperti kebudayaan, ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni merupakan"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1 Latar Belakang

Bahasa merupakan salah satu alat untuk membentuk hidup masyarakat. Bahasa merupakan sarana pikir bagi manusia. Berbagai unsur kelengkapan hidup manusia seperti kebudayaan, ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni merupakan pelengkap kehidupan manusia yang dibudidayakan menggunakan bahasa. Bahasa menjadi dasar dan alat untuk kegiatan di luar bahasa. Bahasa dipakai sebagai alat untuk menyelidiki kegiatan-kegiatan di luar bahasa. Selain untuk menyelidiki, bahasa juga dapat diselidiki, yang artinya bahasa merupakan objek penyelidikan. Ilmu pengetahuan murni telah mempelajari soal-soal bahasa, sifat-sifat bahasa, dan bagaimana bahasa itu berfungsi. Hasil penyelidikan ilmu bahasa murni itu telah menggantikan dongeng-dongeng tentang hal yang vital dari semua kegiatan manusia ini, dan akhirnya telah dapat memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang bahasa yang telah ditanyakan berabad-abad lamanya tanpa mendapat jawaban yang sungguh-sungguh dapat dibuktikan (Samsuri, 1975: 6).

Dewasa ini, perkembangan bahasa Indonesia mendapat pengaruh dari berbagai bahasa, baik bahasa daerah maupun bahasa asing. Adanya pengaruh tersebut mengakibatkan masyarakat pengguna bahasa Indonesia harus berusaha menguasai struktur bahasa Indonesia secara baik. Jika pengguna bahasa Indonesia lebih berhati-hati dalam bertutur, pengguna bahasa akan dapat menghilangkan pengaruh daerah itu.

(2)

Salah satu hal yang sukar dihindari yaitu pengaruh lafal bahasa daerah di lidah penutur yang sudah ”terbentuk” sejak kecil. Selain pengaruh bahasa daerah, bahasa asing pun memberikan pengaruhnya terhadap bahasa Indonesia. Dalam bahasa Indonesia sendiri, terdapat kosakata yang berasal dari bahasa Arab, Inggris, Tamil, Portugis, maupun Cina. Pengaruh itu meliputi struktur kata, kalimat, struktur fonem, bahkan pengaruh lafal (Badudu, 1985:14).

Pengaruh bentukan kata asing terlihat pada kata-kata yang menggunakan akhiran –wan dan -wati (Sans), -i atau -wi (Arab), -sasi, -isasi,-nisasi (Bel), dan lain sebagainya. Misalnya, pada kata sejarawan, Indonesianisasi, pompanisasi, turinisasi. Bila pemakaiannya menjadi produktif benar, maka unsur asing seperti itu dapat kita katakan unsur bahasa Indonesia. Jadi, kita dapat mengatakan misalnya, akhiran dalam bahasa Indonesia adalah –i, -kan, -an, -i, -wi, -wan, -wati, -isasi (-nisasi).

Bahasa sebagai alat komunikasi antaranggota masyarakat terdiri atas dua bagian utama, yaitu bentuk (arus ujaran) dan makna (isi). Bentuk bahasa adalah bagian dari bahasa yang diserap pancaindra, baik dengan mendengar atau dengan membaca. Bentuk bahasa selanjutnya dapat dibagi atas dua bagian, yaitu unsur segmental dan unsur suprasegmental. Unsur segmental adalah bagian dari bentuk bahasa yang dapat dibagi atas bagian-bagian (segmen-segmen) yang lebih kecil. Sedangkan unsur suprasegmental adalah bagian dari bentuk bahasa yang kehadirannya bergantung pada unsur-unsur segmental. (Keraf, 1991: 2)

(3)

Subroto (dalam Muhammad: 2011) mengatakan bahwa bahasa merupakan sistem tanda bunyi ujaran yang bersifat arbitrer atau sewenang-wenang. Bahasa mempunyai sistem yang sifatnya mengatur. Bahasa merupakan suatu lembaga yang memiliki pola-pola atau aturan-aturan yang dipatuhi dan digunakan (kadang-kadang tanpa sadar) oleh pembicara dalam komunitas saling memahami. Kridalaksana (dalam Muhammad, 2011: 40) menyatakan bahwa bahasa adalah sistem lambang bunyi arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerjasama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri.

Berdasarkan pandangan tersebut, bahasa secara substansi merupakan bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bunyi ini melambangkan perihal di luar bunyi itu. Oleh karena itu, bahasa dianggap sebagai sebuah simbol. Bunyi bahasa itu diatur oleh tata bunyi, dan karena itulah bahasa merupakan sistem. Kumpulan bunyi untuk menyebutkan sesuatu di luar biasanya tidak diatur secara ketat, tetapi semuanya penutur sesuai dengan konvensi masyarakat. Bahasa merupakan alat komunikasi bagi manusia sekaligus jati diri manusia dapat diekspresikan oleh bahasa.

Bahasa memiliki lima substansi, yaitu identitas bahasa, pilar bahasa, komponen bahasa, sifat bahasa, dan eksponen bahasa (Sudaryanto dalam Muhammad, 2011: 40). Kata bahasa dapat mempunyai dua konsep (Chomsky dalam Muhammad, 2011: 41). Bahasa dapat merujuk pada competence dan performance.

Bahasa dan kebudayaan memiliki hubungan yang sangat erat. Bahasa dalam kebudayaan ini mengemban fungsi kebudayaan. Fungsi kebudayaan itu mencakup fungsi bahasa sebagai (1) sarana perkembangan kebudayaan, (2) jalur penerus kajian

(4)

kebudayaan, dan (3) inventaris ciri-ciri kebudayaan. Dalam konteks itu, bahasa merupakan unsur kebudayaan yang memungkinkan pengembangan dan perkembangan kebudayaan. Melalui inilah mahasiswa asing tertarik untuk mempelajari bahasa Indonesia. Tujuannya tentu dengan belajar bahasa Indonesia mereka akan lebih mudah mempelajari budaya Indonesia.

Fungsi bahasa yang paling umum seperti keadaan sekarang ini, yaitu sebagai alat komunikasi antaranggota masyarakat. Komunikasi antaranggota masyarakat dapat mengambil bentuk lain berupa isyarat-isyarat, bunyi lonceng, peluit, dan asap. Segala macam komunikasi itu tidak dapat disebut bahasa. Bahasa adalah alat komunikasi yang khusus dilangsungkan dengan mempergunakan alat ucap manusia. Bila fungsi bahasa seperti alat komunikasi itu diperinci lebih lanjut, dapat dikatakan bahwa bahasa memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut.

1) Fungsi informasi, yaitu untuk menyampaikan informasi timbal balik antaranggota masyarakat.

2) Fungsi ekspresi diri, yaitu untuk menyalurkan perasaan, sikap, dan tekanan-tekanan dari diri pembicara seperti tampak dari kata kutukan atau kata seru. 3) Fungsi adaptasi dan integrasi, yaitu untuk menyesuaikan dan membaurkan diri

dengan masyarakat sekitar.

4) Fungsi kontrol sosial (direktif), yaitu untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain.

5) Fungsi fatik, yaitu untuk membuka jalur komunikasi dan menjaga relasi sosial antar anggota masyarakat.

(5)

Kelima fungsi utama di atas, masih dapat dikembangkan sejumlah fungsi lain yang bersifat fakultatif misalnya:

1) fungsi artistik, sebagai pengembangan lebih jauh dari fungsi ekspresi diri;

2) fungsi ilmu dan budaya, sebagai pengembangan lebih jauh dari fungsi informasi yaitu bahasa-bahasa resmi berfungsi untuk memperoleh ilmu, sedangkan semua bahasa berfungsi untuk mewariskan dan mempelajari budaya masyarakat pada masa itu; dan

3) fungsi filologis, untuk mempelajari naskah-naskah tua, untuk menyelidiki latar belakang sejarah manusia, sejarah kebudayaan dan adat istiadat, serta perkembangan bahasa Indonesia.

Selain fungsi umum yang terdapat pada semua bahasa, tiap bahasa dapat mengemban fungsi-fungsi khusus. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional Republik Indonesia mempunyai fungsi-fungsi khusus sesuai dengan kepentingan bangsa Indonesia yaitu sebagai berikut.

1) Sebagai alat untuk menjalankan administrasi negara. Fungsi ini jelas tampak dalam surat menyurat resmi, dalam peraturan-peraturan dan perundang-undangan, serta dalam pidato dan pertemuan-pertemuan resmi,

2) Sebagai alat pemersatu berbagai suku bangsa di Indonesia yang masing-masingnya memiliki bahasa dan dialeknya sendiri. Maka, dalam megintegrasikan semua suku tersebut, bahasa Indonesia memainkan peran yang sangat penting. 3) Sebagai wadah penampung kebudayaan. Dalam membina kebudayaan nasional

(6)

kebudayaan yang baru itu. Semua ilmu pengetahuan dan kebudayaan harus diajarkan dan diperdalam dengan mempergunakan bahasa Indonesia sebagai medianya.

Bahasa Indonesia sebagai salah satu bahasa besar dunia menimbulkan daya tarik tersendiri bagi bangsa lain untuk mempelajari bahasa tersebut secara lebih mendalam. Berbagai upaya telah dilakukan, salah satu di antaranya dengan menyelenggarakan program darmasiswa yang merupakan program pemerintah bagi penutur asing untuk mempelajari Bahasa Indonesia. Dalam penyelenggaranaan program tersebut, pemerintah menunjuk beberapa perguruan tinggi di Indonesia sebagai mitra penyelenggara. Salah universitas yang menjadi mitra pemerintah adalah Universitas Muhammadiyah Malang. Dalam rangka menindaklanjuti kepercayaan yang diberikan pemerintah tersebut, Universitas Muhammadiyah Malang kemudian mendirikan lembaga resmi yang dikelola secara profesional.

Lembaga Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing atau dikenal dengan istilah BIPA Universitas Muhammadiyah Malang menyelenggarakan pengajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing baik yang berasal dari darmasiswa maupun dari peserta yang mendaftar secara langsung. Mahasiswa diharapkan dapat berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam berbagai situasi dan kondisi. Demi mewujudkan misi tersebut, pengajaran Bahasa Indonesia dilaksanakan berdasarkan kurikulum yang disesuakan dengan tujuan pembelajaran mahasiswa.

Berbahasa Indonesia yang baik dan benar adalalah berbahasa yang sesuai dengan faktor-faktor penentu berkomunikasi dan benar penerapan aturan

(7)

kebahasaannya. Atas dasar konsep tersebut, maka kita mendapatkan satu konsep kejelasan bahwa yang dimaksud berbahasa Indonesia yang baik belum tentu dikatakan berbahasa Indonesia dengan benar. Begitu juga sebaliknya, berbahasa Indonesia dengan benar juga belum tentu merupakan bahasa Indonesia dengan baik. Hal ini dikarenakan dalam konteks penggunaan Bahasa Indonesia bergantung pada situasi pemakaian dan kaidah yang berlaku. Penentuan atau kriteria berbahasa dengan baik dan benar itu tidak jauh berbeda dengan yang dikatakan sebagai berbahasa baku. Kebakuan suatu bahasa adalah menunjukkan masalah baik dan benar bahasa itu.

Kesalahan berbahasa adalah penggunaan bahasa baik secara lisan maupun tulis yang menyimpang dari faktor-faktor penentu berkomunikasi, atau menyimpang dari norma kemasyarakatan, serta menyimpang dari kaidah tata bahasa Indonesia. Mahasiswa BIPA merupakan orang yang baru mempelajari Bahasa Indonesia, sehingga memungkinkan terjadinya kesalahan baik lisan maupun tulis. Berdasarkan beberapa hal yang telah dideskripsikan di atas, peneliti mengambil judul ”Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia dalam Karya Tulis Mahasiswa BIPA UMM Tahun 2013.”

Penelitian terdahulu mengenai analisis kesalahan bahasa dilakukan oleh Maharani Maya Laksmi mahasiswa UMM tahun 2012 dengan judul ”Analisis Kesalahan Berbahasa pada Karangan Narasi Kelas X SMA 3 Muhammadiyah.”Penelitian lain yang ditemukan adalah penelitian oleh Rahmi Mawad Debi yang berjudul ”Analisis Kesalahan Afiksasi pada Tugas Akhir Mahasiswa Teknik Informatika UMM 2011.”

(8)

Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang terletak pada objek yang diteliti. Pada penelitian terdahulu, objek yang diteliti adalah karangan narasi siswa SMA yang sudah mempelajari Bahasa Indonesia bertahun-tahun dari tingkat dasar. Sementara pada penelitian ini, peneliti menganalisis sebuah karya tulis mahasiswa BIPA UMM, yakni mahasiswa yang berasal dari negara lain sehingga struktur bahasanya berbeda dengan Bahasa Indonesia. Perbedaan lain terletak pada tataran kesalahan yang diteliti, penelitian yang dilakukan oleh Rahmi pada tataran afiksasi, sedangkan penelian ini akan menganalisis kesalahan berbahasa tulis pada tataran penulisan ejaan dan pilihan kata.

1.2 Batasan Masalah

Pada dasarnya bahasa itu dibagi dua, yaitu bahasa tulis dan bahasa lisan. Berdasarkan judul penelitian, yaitu ”Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia Pada Karya Tulis Mahasiswa BIPA UMM Tahun 2013”, maka penelitian ini difokuskan pada bahasa tulis, karena dalam bahasa tulis banyak sekali yang harus diperhatikan. Beberapa di antaranya adalah kesalahan di bidang fonologi, morfologi, dan sintaksis.

Penelitian ini dikaji dalam bentuk tekstual. Peneliti akan mengambil data dari lembaga BIPA Universitas Muhammadiyah Malang. Data yang akan dikaji berupa hasil pekerjaan, tugas, atau karya mahasiswa dalam bentuk bahasa Indonesia yang dianalisis sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan fokus permasalahan yang telah dideskripsikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

(9)

1) Bagaimana bentuk kesalahan berbahasa Indonesia pada karya tulis mahasiswa BIPA UMM di bidang fonologi?

2) Bagaimana bentuk kesalahan berbahasa Indonesia pada karya tulis mahasiswa BIPA UMM di bidang morfologi?

3) Bagaimana bentuk kesalahan berbahasa Indonesia pada karya tulis mahasiswa BIPA UMM di bidang sintaksis?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian dan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Mendeskripsikan bentuk kesalahan berbahasa Indonesia pada karya tulis mahasiswa BIPA UMM di bidang fonologi.

2) Mendeskripsikan bentuk kesalahan berbahasa Indonesia pada karya tulis mahasiswa BIPA UMM di bidang morfologi.

3) Mendeskripsikan bentuk kesalahan berbahasa Indonesia pada karya tulis mahasiswa BIPA UMM di bidang sintaksis.

1.5 Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang, fokus penelitian, rumusan masalah, dan tujuan penelitian di atas, maka manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Memberikan wawasan pengembangan khasanah keilmuan khususnya bidang Bahasa Indonesia.

2) Memberikan sumbangan pemikiran terhadap pengembangan Bahasa Indonesia menjadi bahasa Internasional.

(10)

3) Memberikan referensi bagi pihak yang akan peneliti permasalahan yang terkait dengan penelitian ini, atau ingin melanjutkan penelitian ini ke ranah yang lebih luas dan melengkapi penelitian ini.

1.6 Definisi Operasional 1) Analisis

Analisis menurut Alwasilah (dalam Muhammad, 2011: 223) yaitu upaya membagi sebuah kesatuan menjadi bagian-bagian sebagai pembeda makna dari sebuah konsep. Berdasarkan konsep ini, analisis ditujukan untuk membuat perbedaan-perbedaan makna.

2) Kesalahan Berbahasa

Kesalahan berbahasa merupakan penggunaan bahasa lisan maupun tulis yang tidak sesuai dengan ketentuan berkomunikasi dan norma masyarakat (Setyawati, 2010: 15).

3) Bahasa Indonesia

Menurut Keraf (dalam Smarapradhipa, 2005:1), bahasa memiliki dua pengertian dasar. Pengertian pertama menyatakan bahwa bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer.

(11)

4) Penutur Asing

Penutur asing adalah orang yang mempelajari bahasa Indonesia setelah mempelajari bahasa negaranya sendiri.

5) Ejaan yang Disempurnakan

Secara defenitif, Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan adalah sistem ejaan Bahasa Indonesia yang didasarkan pada Keputusan Presiden No. 57, tahun 1972 yang diresmikan pada 16 Agustus 1972 oleh Presiden Republik Indonesia. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ejaan didefinisikan sebagai kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat,dan sebagainya) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca (Setyawati, 2010: 155).

Referensi

Dokumen terkait

Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuanm ilmu

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi perkembangan ilmu sastra, terutama yang berkaitan dengan kebudayaan, khususnya wujud budaya Jawa dalam kumpulan

Menambah pengetahuan dan keterampilan serta wawasan baru yang lebih aplikatif dalam menerapkan serta menyelaraskan antara ilmu yang didapat dibangku kuliah dengan

Hasil penelitian dapat memberikan sumbangan pada ilmu pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan ilmu pendidikan yang menunjuk pada bidang olahraga mengenai kesulitan yang

Oleh yang demikian penggunaan bahasa Melayu, iaitu bahasa tempatan dan kebangsaan Malaysia sebagai wadah dan wahana ilmu pengetahuan, sains, teknologi, pendidikan, persuratan

pelajaran Bahasa Indonesia, di dalam Kompetensi Dasar tentang memerankan tokoh drama dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat1.

yang meneliti tentang “penggunaan bahasa alay remaja di media sosial facebook (studi deskriptif kualitatif penggunaan bahasa alay di kalangan remaja kota Surabaya

Hubungan antara Ilmu Pengetahuan Alam IPA dengan teknologi dapat di bagi menjadi lima yaitu:  IPA dan Teknologi dalam Penyediaan Pangan  IPA dan Teknologi dalam penyediaan Sandang