• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dari kegiatan pendidikan. Manusia membutuhkan pendidikan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dari kegiatan pendidikan. Manusia membutuhkan pendidikan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan aspek penting yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Manusia dapat mengerti dan memahami berbagai ilmu pengetahuan dari kegiatan pendidikan. Manusia membutuhkan pendidikan sejak kecil karena seorang anak tidak akan mendapatkan ilmu tanpa adanya kesempatan untuk belajar. Dengan adanya kegiatan pendidikan yang memadai, maka seorang anak dapat terpenuhi kebutuhan pendidikannya secara utuh. Selain itu, perlu adanya sistem pendidikan yang baik dan memperhatikan kebutuhan setiap individu. Sistem pendidikan yang baik seharusnya diterapkan oleh semua instansi pendidikan agar anak didik benar-benar dapat menuntut ilmu secara maksimal. Selain itu, guru juga harus bersikap profesional agar benar-benar mampu membimbing siswa untuk menjadi manusia yang berkualitas. Pendidikan merupakan usaha untuk menyiapkan manusia melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan bagi perannya dimasa yang akan datang.

Menurut Dwi Siswoyo, dkk (2008: 25) mengatakan bahwa, “pendidikan adalah proses komunikasi yang didalamnya mengandung transformasi pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan-keterampilan, di dalam dan di luar sekolah yang berlangsung sepanjang hayat (life long procces), dari generasi ke generasi.” Dalam sistem pendidikan salah satu kegiatan yang harus dilaksanakan adalah program pendidikan jasmani. Di dalam interaksi proses pembelajaran ada beberapa komponen dalam menentukan keberhasilan proses

(2)

pembelajaran yaitu: tujuan, bahan, guru, siswa, sarana dan prasarana, metode, situasi lingkungan dan evaluasi.

Pendidikan jasmani merupakan pelajaran yang sangat mengutamakan aktivitas fisik dan pembinaan hidup sehat jasmani maupun rohani sehari-hari menuju manusia yang sehat seutuhnya. Pendidikan jasmani merupakan bagian pendidikan secara umum mengutamakan aktivitas gerak sebagai media dalam pembelajaran. Pendidikan jasmani mempunyai peran penting untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Secara umum tujuan penjas dapat diklasifikasikan ke dalam empat kategori: (1) perkembangan fisik, (2) perkembangan gerak, (3) perkembangan mental, (4) perkembangan sosial. Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang di dalamnya diajarkan beberapa cabang olahraga menurut jenjang pendidikannya. Salah satu cabang olahraga yang terdapat dalam kurikulum adalah cabang olahraga atletik. Atletik merupakan salah satu mata pelajaran pendidikan jasmani yang wajib dberikan kepada siswa baik dari tingakat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA). Hal ini berdasarkan dikeluarkannya SK Mendikbud No. 04135/U/1987.

Atletik merupakan salah satu aktivitas fisik baik dalam bentuk kegiatan jalan, lari, lempar dan lompat. Atletik penting dalam pembentukan kualitas fisik siswa agar berkembang lebih prima dan dinamis. Tujuan pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di SMP adalah (1) Menunjukan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman dan memanfaatkan waktu luang dengan memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab, (2) Mencari dan

(3)

menerapkan berbagai informasi tentang potensi sumber daya lokal untuk menunjang hidup bersih, sehat, aman dan memanfaatkan waktu luang.

Pengaruh atletik penting di dalam dunia pendidikan, guru perlu mengupayakan model baru pembelajaran agar dapat dikembangkan ke arah yang lebih menarik, lebih menyenangkan dan lebih kreatif salah satunya pada cabang atletik. Menurut Yoyo bahagia, dkk (2000: 31), strategi pembelajaran atletik diarahkan agar siswa dapat menampilkan olahraga atletik secara maksimal, maka paling tidak ada tiga komponen yang mempengaruhi. Pertama, kualitas kesegaran jasmani yang di dalamnya meliputi beberapa komponen penting seperti, daya tahan, kekuatan, dan fleksibilitas. Kedua, kualitas keterampilan gerak (skill). Ketiga, kualitas konsep geraknya.

Salah satu nomor yang ada didalam atletik adalah lempar cakram. Lempar cakram adalah salah satu nomor lomba atletik yang menggunakan sebuah benda kayu yang berbentuk piring bersabuk besi, atau bahan lain yang bundar pipih yang dilemparkan. Menurut Heinrich Buchgeister yang dikutip Eddy Purnomo (2007: 140) mengatakan, “Lockere, fliessende bewegung, kraftige, constitution, lange und schnell kraftige muskulatur, grosste explosivfahigkeit aller krafte und energie.” Yang artinya dengan melakukan gerakan-gerakan yang lancar dan rileks, tubuh yang kuat, otot-otot yang panjang penuh kekuatan, kemampuan melakukan gerakan yang eksplosif serta menggunakan seluruh kekuatan dan energi merupakan karakteristik umum dalam lempar cakram. Di dalam lempar cakram ada lima unsur dasar yang

(4)

harus diperhatikan yaitu cara memegang cakram, gerakan awalan, gerakan ayunan, gerakan putaran dan gerakan akhir.

Dalam tahap cara memegang cakram (pegangan atau grip) bertujuan untuk memegang cakram dengan kokoh untuk percepatan dan untuk menanamkan gerak rotasi yang benar pada saat cakram dilepaskan, pada tahap ini cakram dipegang pada sendi akhir dari jari-jari, jari-jari dibuka selebar pada pinggiran cakram, pergelangan tangan rileks dan lurus, cakram bersandar pada dasar telapak tangan, ibu jari menempel pada cakram.

Dalam tahap awalan, si pelempar berdiri pada tepi belakang lingkaran lempar, ambil posisi dan berdiri menyamping arah lemparan. Kaki dibuka selebar bahu, sedikit ditekuk dan rileks, berat badan terbagi pada kedua kaki. Dalam tahap ayunan, si pelempar mengayunkan cakram sampai diatas bahu sambil memutar badan ke kiri, kemudian ke kanan secara berulang-ulang, saat cakram diayunkan ke kiri, bantu tangan kiri dengan cara menyanggahnya, cakram diayunkan dua-tiga kali yang dilanjutkan dengan awalan berputar.

Dalam tahap putaran, kaki kanan ditolakan untuk mengangkat panggul dari posisi rendah di atas kaki kanan didorong ke depan atas, lanjutkan dengan berputar ke depan pada kaki kiri, berat badan dipindahkan dari kaki kanan ke kaki kiri, teruskan dengan kaki kanan aktif ke dalam posisi power, setelah badan menghadap arah lemparan penuh (siap lempar), bersiaplah untuk melempar cakram ke arah depan atas.

Dalam tahap akhir, cakram terlepas dari pegangan dengan berputar menurut putaran jarum jam, putaran terjadi karena tekanan dari jari telunjuk,

(5)

lepasnya cakram diikuti dengan badan yang condong ke depan, muka dengan sedikit ditekuk untuk menahan agar badan yang setelah cakram terlepas, kaki kiri dipindahkan ke belakang, kaki kanan harus segera dipindahkan condong ke depan dan pandangan mata mengikuti jatuhnya cakram.

Ke lima unsur tersebut merupakan suatu kesatuan urutan gerak lempar cakram yang tidak terputus-putus. Hasil yang baik dalam lempar cakram akan dapat dicapai jika sejumlah faktor mendapat perhatian dan tekanan pada waktu latihan. Dengan demikian dapat dipahami bahwa hasil lempar cakram dipengaruhi oleh gerakan awalan, gerakan ayunan, gerakan putaran dan gerakan akhir. Selain faktor tersebut juga ada faktor lain yang mendukung yaitu faktor fisik.

Eddy Purnomo (2007: 140) menyatakan,

Karakteristik fisik pelempar cakram yang baik adalah:

“ia mempunyai tubuh yang tinggi, kuat dan memiliki kecepatan gerak, daya koordinasi yang baik serta mobilitas khusus. Selain kemampuan tadi masih harus juga dimiliki seorang pelempar adalah ia harus mempunyai tingkat kekuatan maksimum dan kekuatan kecepatan otot-otot pada waktu bergerak, kekuatan lempar reaktif bagi gerak percepatan akhir dari cakram. Koordinasi yang tinggi diperlukan saat si pelempar bergerak berputar 1½, serta kemampuan mempertahankan keseimbangan dan mengerem gerakan dan melakukan lemparan kearah sasaran.’

Berdasarkan hasil observasi selama KKN-PPL 2011 di SMP N 1 Sewon untuk pembelajaran olahraga atletik terutama lempar cakram kurang menarik minat siswa, siswa lebih tertarik dengan olahraga permainan bola seperti sepak bola dan bola basket, dikarenakan dalam permainan tersebut siswa bermain secara kelompok dan merasa jenuh apabila melakukan olahraga secara individual seperti atletik khususnya lempar cakram. Dengan kurangnya minat

(6)

yang dimiliki siswa menyebabkan siswa enggan untuk memepelajari teknik lempar cakram dengan baik dan benar. Pada pembelajaran lempar cakram teknik perlu dikuasai dengan baik oleh siswa, karena dengan teknik yang dilakukan dengan baik maka akan menghasilkan lemparan yang maksimum. Namun dalam kenyataanya kebanyakan siswa tidak menerapkan teknik dengan baik sehingga hasil lemparanpun menjadi tidak sempurna. Olahraga atletik khusunya lempar cakram merupakan olahraga yang rangkaian gerakannya cukup sulit, sehingga siswa harus diberi waktu untuk berpraktik sebanyak yang diperlukan untuk menguasai suatu keterampilan. Kondisi yang telah dikemukakan memungkinkan cabang atletik lempar cakram akan semakin sulit dipraktikan oleh siswa. Sebagai dampak ke depannya adalah memungkinkan anak-anak tersebut semakin banyak melakukan kesalahan-kesalahan dalam praktik lempar cakram.

Kemudian diadakakan pengamatan teknik gerak dasar lempar cakram kelas VIII H diSMP N 1 Sewon hasil dari pengamatan tersebut ternyata pada proses pembelajaran berlangsung masih banyak siswa yang melakukan kesalahan dalam praktik lempar cakram. Adapun kesalahan-kesalahan yang muncul yaitu jatuh ke belakang pada awal putaran, berputar di tempat seperti gangsing, membungkukkan badan ke depan, melompat tinggi di udara, kaki terlalu tegang, penempatan kaki yang salah dengan sudut lemparan, membawa berat badan pada kaki depan dan membiarkan jatuh, membungkukkan badan ke depan atau terlalu ke kiri saat melepaskan cakram.

(7)

Berdasarkan dari uraian yang dikemukan timbul keinginan penulis untuk meneliti apa tingkat kesulitan yang dihadapi siswa dalam melakukan teknik gerak dasar lempar cakram, sehingga penulis mengadakan penelitian dengan judul “Identifikasi Kesulitan Teknik Gerak Dasar Lempar Cakram Siswa kelas VIII H SMP N 1 Sewon”.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Siswa lebih tertarik dengan olahraga permainan bola seperti sepak bola, bola basket, dan bola voli, dengan kurangnya minat yang dimiliki siswa menyebabkan siswa enggan untuk memepelajari teknik lempar cakram dengan baik dan benar.

2. Siswa masih banyak melakukan kesalahan-kesalahan dalam proses pembelajaran lempar cakram.

3. Adanya faktor-faktor kesulitan pada teknik gerak dasar lempar cakram yaitu cara memegang cakram, gerakan awalan, gerakan ayunan, gerakan putaran, dan gerakan akhir.

4. Belum diketahui faktor apa yang memberi sumbangan kesulitan sangat tinggi.

5. Belum diketahui secara rinci kemampuan siswa dalam melakukan lempar cakram.

(8)

C. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari penafsiran yang beraneka ragam, maka perlu adanya batasan masalah dalam penelitian ini agar menjadi jelas. Berdasarkan jumlah identifikasi masalah diatas, maka permasalahan penelitian ini dibatasi, yaitu: Identifikasi Kesulitan Teknik Gerak Dasar Lempar Cakram Siswa kelas VIII H SMP N 1 Sewon.

D. Perumusan Masalah

Atas dasar pembatasan masalah seperti diatas, masalah dalam skripsi ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apa tingkat kesulitan yang dihadapi siswa dalam melakukan teknik gerak dasar lempar cakram siswa kelas VIII H SMP N 1 Sewon?

2. Faktor apa yang memberikan sumbangan kesulitan yang sangat tinggi dalam teknik gerak dasar lempar cakram?

E. Tujuan penelitian

Penelitian ini bertujuan adalah untuk mengidentifikasi kesulitan yang dihadapi siswa dalam melakukan teknik gerak dasar lempar cakram siswa kelas VIII H SMP N 1 Sewon.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yaitu:

(9)

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada pihak-pihak yang terkait dengan bidang pengajaran, utamanya kepala sekolah dan guru penjas, informasi ini diperlukan dalam rangka menentukan kesuksesan proses belajar mengajar.

b. Hasil penelitian dapat memberikan sumbangan pada ilmu pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan ilmu pendidikan yang menunjuk pada bidang olahraga mengenai kesulitan yang dihadapi dalam pelaksanaan teknik gerak dasar lempar cakram.

c. Bagi perkembangan ilmu pengetahuan, hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dalam upaya meningkatkan hasil belajar yang baik.

2. Manfaat Praktis a. Guru

Agar guru dapat mengetahui kesulitan yang dialami siswa pada saat melakukan gerak dasar lempar cakram sehingga guru dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan yang muncul.

b. Siswa

Dengan adanya penelitian ini diharapkan siswa dapat melakukan gerak dasar yang baik dan benar.

c. Sekolah

Hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan sekolah untuk mengembangkan model pembelajaran.

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan Praktik Pembelajaran Mikro merupakan kegiatan bagi mahasiswa untuk diberi kesempatan mengembangkan kemampuan mengajarnya melalui praktik pembelajaran yang

eed du ullii S Seellaallu u ccaarree;; empati dengan empati dengan lingkungan lingkungan sekitar dan sekitar dan temannya temannya Sering care; Sering care; empati dengan

Seperti ayahnya khalifah al-Ma’mun dalam kepemimpinannya juga memiliki kebijakan-kebijakan pada masanya sehingga daulah Abbasiyah dapat mencapai masa yang gemilang khususnya

mikroorganisme yang setiap saat dapat saja masuk ke dalam tubuh, dan ini berarti efek positif terhadap kemampuan mensintesis antibodi. Peningkatan respons

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut; ada hubungan antara kepatuhan penggunaan masker dengan kapasitas fungsi paru pada sukarelawan

Atas dasar urain tersebut maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul : korelasi antara indeks massa tubuh, daya ledak otot lengan, daya ledak otot togok dan

70 Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya, maka dengan ini kami umumkan Perusahaan yang yang melaksanakan pekerjaan tersebut adalah sebaqai berikut :. Nama

dengan terlebih dahulu melakukan registrasi pada Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE). Pelaksanaan Pengadaan : Pengadaan barang/jasa dilaksanakan