• Tidak ada hasil yang ditemukan

ILO MAMPU Project - Akses terhadap Pekerjaan & Pekerjaan Layak bagi Perempuan Tinjauan Fase 2 January 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ILO MAMPU Project - Akses terhadap Pekerjaan & Pekerjaan Layak bagi Perempuan Tinjauan Fase 2 January 2013"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1

ILO MAMPU Project -

Akses terhadap Pekerjaan &

Pekerjaan Layak bagi Perempuan

Tinjauan Fase 2

January 2013

Miranda Fajerman

Chief Technical Adviser ILO - MAMPU

(2)

Tujuan

Meningkatkan Akses dan penghidupan

bagi perempuan miskin di Indonesia

Komponen 1

Mengurangi hambatan akses perempuan terhadap

pekerjaan formal

Komponen 2

Mengatasi diskriminasi pada pekerjaan

AusAID – MAMPU Program

Provinsi Program - Sumatera Utara dan Jawa Timur

Kelompok Sasaran - perempuan miskin, rentan & terpinggirkan (bekerja di rumah)

(3)

Strategi Proyek

Memperkuat dan Mendukung -

Kemampuan dan keterwakilan organisasional dari para perempuan pekerja yang menjadi sasaran;

Pengembangan kelembagaan organisasai masyarakat sipil untuk memberikan pelayanan dan fasilitas bagi perempuan yang menjadi sasaran dalam

mengurangi hambatan mendapatkan pekerjaan yang layak;

Transisi perempuan dari pekerjaan informal ke formal;

Sektor swasta melalui pelaksanaan kondisi kerja yang lebih baik dan respon pekerjaan inovatif bagi perempuan;

Perbaikan Kebijakan, program, hukum nasional dan lokal untuk memperkuat kondisi ekonomi para perempuan dan pendayagunaan sosial dan kesetaraan dalam hal hasil pasal kerja

(4)

Perintisan Proyek

1. Pertumbuhan usaha untuk UKM yang dijalankan oleh

Perempuan berbasis rumah tangga

untuk mengakses kondisi

kerja dan perlindungan sosial yang lebih baik

2. Para perempuan yang bekerja dari rumah (homeworkers—

sistem maklon)

memperkuat organisasi, kepemimpinan,

keterwakilan dan akses terhadap pelayanan, kondisi kerja yang

lebih baik dan perlindungan sosial

3. Program sektor swasta

mendukung pekerjaan layak bagi

perempuan dan kesetaraan substantif dalam hal hasil pasar

kerja

4. Pelayanan perawatan anak di masyarakat

untuk

memungkinkan perempuan tetap bekerja atau kembali bekerja

setelah melahirkan anaknya

(5)

1. UKM yang Dijalankan Perempuan dari

Rumah

Hambatan pertumbuhan termasuk

Faktor dalam perusahaan (intra-firm)

Faktor eksternal

Faktor antar perusahaan (inter-firm)

Bekerja dari rumah juga membatasi kemungkinan untuk melakukan ekspansi, berinteraksi dengan perusahaan lain, dan karenanya meningkatkan biaya transaksi dan akses terbatas kepada pasar dan informasi pemasaran

(6)

1. Pendekatan Proyek

• Mempengaruhi proses pertumbuhan bisnis dan transisi yang terjadi secara perlahan menjadi derajat formalitas yang lebih tinggi –dengan berfokus pada, bila diinginkan, registrasi usaha (akses terhadap sumber daya, jaminan hukum yang lebih kuat melalui kontrak, akses pasar yang lebih luas, akses hibah dan program pemerintah indonesia, mediasi usaha kecil) dan menyediakan kondisi kerja minimum serta perlindungan sosial bagi para pekerjanya.

– Mendukung pengembangan UKM yang dijalankan perempuan melalui akses terhadap pelayanan pengembangan usaha, pelayanan keuangan, pemasaran, pelatihan teknis, pembinaan dan pembimbingan, serta akses kepada

inkubator bisnis;

– Memperkuat pembentukan asosiasi bisnis UKM yang dijalankan oleh perempuan;

– Memperkuat formaliasai insentif melalui dukungan kepada pemerintah untuk memberikan insentif finansial dan non-finansial kepada UKM; dan

– Memperkuat kesadaran UKM akan formalisasi – biaya dan manfaat serta dukungan terhadap perubahan bertahap ke formalisasi

(7)

Melibatkan–

program praktis yang mereplikasi mekanisme

modalitas pembiayaan dan pemberdayaan masyarakat yang

dimiliki oleh Pemerintah Indonesia yang berhubungan dengan

peningkatan kapasitas penyedia jasa pengembangan bisnis

(BDSP)

Dua Program

1) Jawa Timur – (dimana kapasitas BDS kuat) intervensi langsung

oleh penyedia jasa pengembangan bisnis setempat

2) Sumatera Utara– (dimana kapasitas BDS lokal lemah)

peningkatan kapasitas penyedia jasa pengembangan bisnis

setempat yang diikuti oleh intervensi langsung

Perintisan berfokus pada wilayah perkotaan & pinggiran kota awalnya. Potensial juga untuk melakukan perintisan di daerah pedesaan

Sumatera Utara—Kota Medan, Deli Serdang dan Serdang Bedagai

Jawa Timur – Malang, Sidoarjo, Surabaya dan Kota Malang 7

(8)

2. Para Pekerja Rumahan (Homeworkers)

Kondisi kerja yang buruk (hubungan kerja yang sifatnya eksploitatif) melibatkan risiko K3, pekerja anak, Poor working conditions

(exploitative employment relations) involving OHS risks, child labour, kerja paksa, jam kerja yang panjang dan upah yang dibawah standard ) • Kurangnya kesadaran akan hak, perlindungan hukum dan program

pendukung

Tidak adanya perlindungan sosial

Isolasi, ketidaktampakan, dan

kemiskinan yang meluas

menjadikan semakin sulit untuk

mengorganisir, melakukan

kesepakatan atau mengadvokasi

untuk kondisi dan perlindungan

yang lebih baik

(9)

2. Pendekatan Proyek

Memperkuat kondisi kerja dan perlindungan sosial melalui:

Peningkatan Kapasitas untuk mendukung MWPRI dan organisasi

perempuan untuk mengorganisir dan mewakili diri mereka dengan lebih baik dan mempromosikan hak para pekerja rumahan (termasuk

perubahan dari dukungan berjenis LSM ke organisasi berbasis keanggotaan)

• Mendukung organisasi, kepemimpinan, dan pembentukan solusi praktis yang berkelanjutan (pembentukan kerjasama untuk memberikan

pelayanan sosial, finansial dan lainnya; dukungan yang mendatangkan pendapatan alternatif dan meningkatkan kesempatan kerja; pengetahuan tentang hukum, kepemimpinan)

• Memperkuat kemampuan serikat pekerja untuk mewakili para pekerja rumahan dan menghubungkannya dengan pekerja informal; memperkuat keterwakilan dan kepemimpinan perempuan dalam serikat

Dukungan di tingkat nasional

(10)

3. Sektor Swasta

Tantangan-tantangan untuk mencapai kesetaraan bagi perempuan tetap ada--

Contoh kasus bisnis untuk keseteraan bisnis tidak diketahui ataupun dipahami

• Praktik untuk melakukan pekerjaan alih daya terhadap para pekerja rumahan justru mendorong kompetisi antar pengusaha dalam

mengurangi biaya dengan mengurangi upah atau memindahkan usaha mereka ke daerah dimana upah lebih rendah (race to the bottom)

• Praktik atau membiarkan kondisi kerja yang buruk dan tak terpantau bagi para pekerja rumahan memberikan tantangan bagi merk-merk dan

perusahaan internasional untuk berinvestasi di Indonesia

Pelanggaran UU Tenaga Kerja terkait dengan perlindungan bagi ibu yang melahirkan dan terhadap pelecehan seksual, kesetaraan upah umum. • Biaya untuk mempekerjakan perempuan lebih tinggi jika dibandingkan

dengan laki-laki-- dapat menimbulkan kerugian ketika mempekerjakan

(11)

3. Pendekatan Proyek

• Bermitra dengan Apindo & para pembeli internasional dalam meningkatkan kondisi kerja para pekerja rumahan dalam sistem kerja yang dilakukan di rumah (putting-out system) [Panduan; mencari situasi yang sama-sama menguntungkan, diskusi kebijakan dengan Pemerintah Indonesia]

11 •Kemitraan dengan Apindo juga akan:

• mendukung penelitian mengenai dampak mempekerjakan perempuan terhadap keputusan pengusaha untuk mempekerjakan mereka

Meningkatkan kesadaran akan kesetaraan gender dalam pekerjaan

•Mendorong pengembangan pelayanan dan fasilitas inovatif bagi pekerja

perempuan (untuk produktifitas yang lebih tinggi, perputaran pekerja yang lebih rendah dan kepuasan pekerja)

(12)

4. Fasilitas Perawatan Anak

• Perempuan mengemban tanggungjawab keluarga yang besar

– Di wilayah dimana perempuan tidak dapat bergantung kepada keluarga atau teman untuk merawat anak-anak mereka, kesempatan kerja mereka terbatas hanya pada pekerjaan informal

• Kurangnya pelayanan perawatan anak diidentifikasi sebagai

hambatan bagi partisipasi perempuan pada pekerjaan formal-

terutama Sumatera Utara

12

Membuat standard

persyaratan pekerjaan bagi

para pekerja di tempat

perawatan anak akan

mempertanyakan rendahnya

penilaian akan pekerjaan yang

‘tipikal’ perempuan dan

membuat pekerjaan ini

menjadi profesional

(13)

4. Pendekatan proyek

• Mendukung kelompok perempuan (koperasi atau organisasi ekonomi sosial lainnya) dalam membentuk fasilitas perawatan dan pelayanan anak melalui model bisnis dimana pengguna jasa membayar untuk pelayanan yang berkelanjutan

• Mereplikasi modalitas pembiayaan dan proses pelibatan masyarakat yang dimiliki oleh Pemerintah Indonesia (PNPM) dalam

mengembangkan pelayanan tersebut

Fokus – mengembangkan model usaha yang akan memungkinkan bagi keluarga miskin di daerah tersebut mengakses fasilitas

Sumatera Utara – permintaan akan pelayanan perawatan anak

mengemuka dalam studi kelayakan (Kota Medan, Deli Serdang and

Serdang Bedagai)

Eksplorasi permintaan yang lebih dalam diperlukan di Jawa Timur dan provinsi lainnya

(14)

5. Tingkat Nasional

• Mendukung penguatan kebijakan dan program bagi--

Pekerja Rumahan

• Pengumpulan dan penelitian data • Status hukum dan penegakan hukum

UKM yang dijalankan oleh Perempuan dari rumah

• Insentif bagi formalisasi

• Program untuk mendukung pertumbuhan bisnis

Non-diskriminasi dalam pekerjaan formal

• Tinjauan hukum; peningkatan kesadaran; advokasi

• Berbagi informasi dari berbagai program perintis

• Tripartit dan dialog mengenai isu gender pada pekerjaan

• Pelatihan media

• Mendukung para penyedia jasa bantuan hukum dalam

mewakili kasus diskriminasi

Referensi

Dokumen terkait

perubahan/penggantian nama. Hal ini merupakan ketetapan Panitia Pelaksana demi kelancaran kegiatan. Apabila ada tim ataupun peserta yang terdaftar, kemudian terbukti

Biaya tenaga kerja di output untuk perusahaan yang bekerja dengan pekerja rumahan berkisar antara 15% hingga 32%, yang adalah tinggi dibandingkan dengan perkiraan untuk

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh indeks massa tubuh, kadar hemoglobin dan lingkungan fisik (iklim kerja dan kebisingan)

Narasumber Dalam Program Pengabdian Kepada Masyarakat Berbasis Pengembangan Desa Binaan Di Desa Karagtengah, Demak Dengan Judul Supply Chain Management (On Fish Product Raw

Jika infiltrasi udara dapat dihindarkan (atau diminimumkan sampai tingkat yang dapat diterima), maka seluruh panas laten yang disuplai ke pengering uap air ini dapat dipulihkan

Mochtar Kusumaatmadja juga mengemukakan persetujuannya terhadap pendapat dari Ehrlich di atas bahwa hukum positif karenanya akan sangat efektif terhadap suatu

Dengan menggunakan konsep Total Quality Maintenance akan ditentukan kebijakan perawatan dengan identifikasi terhadap kualitas produk, elemen proses (FBD), dan hubungan

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika UMS 2015 834 Sentiment analysis atau yang disebut juga dengan opini mining merupakan analisis yang bertujuan untuk