• Tidak ada hasil yang ditemukan

nasional, sejarah, dan ilmu pengetahuan. 7. Perpustakaan Nasional adalah Lembaga MEMUTUSKAN:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "nasional, sejarah, dan ilmu pengetahuan. 7. Perpustakaan Nasional adalah Lembaga MEMUTUSKAN:"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PELAKSANAAN

UNDANG.UNDANG

NOMOR

43 TAHUN

2OO7

TENTANG

PERPUSTAKMN

(Peraturan

Pemerintah

Republik

Indonesia

Nomor

Z{Tahun2014

tanggal

l4April 2014)

DENGAN RAHMAT

TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN

REPUBLIK

Menimbang :

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal6 ayat (2), PasalT ayat (2), Pasal 11 ayat (3), Pasal 12 ayat (5), Pasal 47, Pasal 51 ayat (7), dan Pasal 52 ayat (2) Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor43 Tahun 20AT tentang Perpustakaan;

1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan (Lembaran Negara Republik Indo' nesia Tahun 2A07 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4774);

MEMUTUSKAN: Menetapkan :

P E R A T U R A N P E M E R I N T A H T E N T A N G PELAKSANAAN UNDANG.UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2OO7 TENTANG PERPUSTAIGAN.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal I

Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:

1. Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku g u n a m e m e n u h i k e b u t u h a n p e n d i d i k a n , penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka.

2. $tandardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan, menerapkan, dan merevisi standar yang dilaksanakan secara tertib dan bekerja sama dengan semua pihak terkait.

3. Akreditasi adalah rangkaian kegiatan proses pengakuan formal oleh lembaga akreditasiyang m e n y a t a k a n b a h w a s u a t u le m b a g a t e l a h memenuhi persyaratan untuk melakukan keg iatan sertifikasi tertentu.

Warta Perundang-Undanganll 7 Juni 2A1 4

INDONESIA,

Standar Nasional Perpustakaan adalah kriteria minimal yang digunakan sebagai acuan penye-lenggaraan, pengelolaan, dan pengembangan p e r p u s t a k a a n d i w i l a y a h h u k u m N e g a r a Kesatuan Republik Indonesia.

Pemangku Kepentingan Perpustakaan adalah pihak-pihak yang terlibat dan terkait langsung atau memiliki kepentingan dalam penyeleng-garaan perpustakaan.

Naskah Kuno adalah semua dokumen tertulis yang tidak dicetak atau tidak diperbanyakdengan cara lain, baik yang berada di dalam negeri maupun di luar negeri yang berumur paling r e n d a h 5 0 ( l i m a p u l u h ) t a h u n , d a n y a n g mempunyai nilai penting bagi kebudayaan nasional, sejarah, dan ilmu pengetahuan. P e r p u s t a k a a n N a s i o n a l a d a l a h L e m b a g a Pemerintah Non-Kementerian yang melaksana-kan tugas pemerintahan dalam bidang per-pusta kaa n yang berfu n gsi sebagai perpustakaan pembina, perpustakaan rujukan, perpustakaan deposit, perpustakaan penel itian, perpustakaan pelestarian, dan pusat jejaring perpustakaan, serta berkedudukan di ibukota negara.

Perpustakaan Provinsi adalah perpustakaan daerah yang berfungsi sebagai perpustakaan pembina, perpustakaan rujukan, perpustakaan deposit, perpustakaan penelitian, dan per-pustakaan pelestarian yang berkedudukan di ibukota provinsi.

Perpustakaan Kabupaten/Kota adalah per-pustakaan daerah yang berfungsi sebagai perpustakaan pembina, perpustakaan rujukan, perpustakaan penelitian, dan perpustakaan pelestarian yang berkedudukan di ibukota kabupaten/kota.

Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah per-pustakaan yang merupakan bagian integraldari kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dan berfu ngsi sebagai pusat sumber betajar untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan yang berkedudukan di perguruan tinggi,

Perpustakaan Sekolah/Madrasah adalah per-pustakaan yang merupakan bagian integraldqri 4. 5. 6 , 7 . 8 . 9 . 1 0 . 1 1 ,

(2)

12.

1 3 .

kegiatan pembelajaran dan berfungsi sebagai pusat sumber belajar untuk mendukung ter-capainya tujuan pendidikan yang berkedudukan di sekolah/madrasah.

Masyarakat adalah setiap orang, kelompok or-ang, atau lembaga yang berdomisili di suatu wilayah yang mempunyaiperhatian dan peranan dalam bidang perpustakaan.

Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden Republik Indone-sia yang memegang kekuasaan pemerintahan n e g a r a R e p u b l i k I n d o n e s i a s e b a g a i m a n a dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik lndonesia Tahun 1945.

Pemerintah Daerah adalah gubernur, bupati, atau walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

Pustakawan adalah seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan/atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan.

Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan.

BAB II

PENDAFTARAN NASKAH KUNO Pasal 2

Masyarakat wajib mendaftarkan naskah kuno yang dimiliki ke Perpustakaan Nasional. Pendaftaran naskah kuno dilakukan dalam r a n g k a i n v e n t a r i s a s i u n t u k k e p e n t i n g a n penyimpanan, perawatan, pelestarian, dan pemanfaatan.

Pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan:

a. secara langsung kepada Perpustakaan Nasional; atau

b. secara berjenjang melalui perpustakaan kabupaten/kota dan/atau perpustakaan provinsi.

(4) Pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disampaikan secara tertulis dengan dilengkapi data pendaftaran yang memuat paling sedikit: a. identitas pemilik;

b. riwayat pemilikan naskah kuno;dan c. jenis, jumfah, bentuk, dan ukuran naskah

kuno.

(5) Data pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diverifikasi oleh Perpustakaan Nasional.

Pasal 3

Berdasarkan hasil verifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (5), Kepala Perpustakaan Nasional menerima atau menolak pendaftaran naskah kuno.

Dalam hal Kepala Perpustakaan Nasional menerima pendaftaran naskah kuno, pendaftar diberikan surat bukti pendaftaran.

Dalam hal Kepala Perpustakaan Nasional menolak pendaftaran naskah kuno, pendaftar memperoleh surat pemberitahuan penolakan.

Pasal 4

(1) Suratbukti pendaftaran sebagaimanadimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) tidak berlaku jika kepemilikan naskah kuno dialihkan kepada pihak lain.

( 2 ) D a l a m h a l n a s k a h k u n o a k a n d i a l i h k a n kepemilikannya, pemilik naskah kuno wajib melaporkan rencana pengalihan kepemilikan kepada Perpustakaan Nasional.

Pasal 5

Proses pendaftaran naskah kuno diselesaikan dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) harikerja terhitung sejak tanggal pengajuan pendaftaran diterima.

Pasal 6

Ketentuan lebih lanjut mengenai pendaftaran naskah kuno diatur dengan Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional.

BAB III

PENGHARGAAN NASKAH KUNO Pasal 7

Masyarakat yang berjasa menyimpan, merawat, dan melestarikan naskah kuno yangdimiliki serta mendaftarkannya berhak mendapat peng-hargaan.

Penghargaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa piagam dan/atau bantuan biaya pemeliharaan. ( 1 ) (2) (3) 1 4 . ( 1 ) 1 5 . 1 6 . ( 1 ) (2) (3)

Warta Perundang-ll ndangan/l 7 Ju ni 201 4

(2)

(3)

(3) Pemberian penghargaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan melalui proses evaluasi dan pertimbangan yang dilakukan oleh Per-pustakaan Nasional.

Pasal 8

Ketentuan lebih lanjut mengenaitata ffira pemberian dan bentuk penghargaan naskah kuno sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 diatur dengan Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional.

BAB IV

STAN DAR NASIONAL PERPUSTAKAAN Bagian Kesatu

Umum Pasal 9

(1) Kepala Perpustakaan Nasionalmengembangkan d a n m e n e t a p k a n S t a n d a r N a s i o n a l P e r -pustakaan.

(2) Setiap penyelenggara perpustakaan wajib ber-pedoman pada Standar Nasional Perpustakaan. (3) Standar Nasional Perpustakaan terdiri atas:

a. standar koleksi PerPustakaan; b. standarsarana dan Prasarana; c. standarpelayananperpustakaan; d. standartenagaPerpustakaan; e. standar penyelenggaraan; dan f. standarpengelolaan.

Pasal 10

Penetapan standar sebagaimana dimaksud dalam Pasal t harus memperhatikan kebutuhan pemustaka yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial.

Bagian Kedua

Standar Koleksi PerPustakaan Pasal 11

Standar koleksi perpustakaan memuat kriteria paling sedikit mengenai:

a. jenis koleksi; b. jumlah koleksi; pengembangan koleksi; pengolahan koleksi; perawatan koleksi;dan pelestarian koleksi. Pasal 12

Jenis koleksi perpustakaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf a berbentuk karya tulis, karya cetak, dan/atau'karya rekam dalam berbagai media yang terdiriatas fiksidan nonfiksi.

Koleksi nonfiksi Perpustakaan Nasional terdiri atas koleksi lndonesiana, bacaan umum, referensi, terbitan berkala, naskah kuno, koleksi khusus, hasil penelitian, dan literatur kelabu. Koleksi nonfi ksi perpustakaan u mum terd i ri atas bacaan umum, referensi, terbitan berkala, dan muatan lokal.

K o l e k s i n o n f i k s i p e r p u s t a k a a n s e k o l a h / madrasah terdiri atas buku teks pelajaran, bacaan umum, referensi, dan terbitan berkala. Koleksi nonfiksi perpustakaan perguruan tinggi terdiri atas buku wajib mata kuliah, bacaan umum, referensi, terbitan berkala, muatan lokal, laporan penelitian, dan literatur kelabu. Koleksi nonfi ksi perpustakaan khusus terdi ri atas bacaan umum, referensi, terbitan berkala, laporan penelitian, dan literatur kelabu.

Selain koleksisebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4), perpustakaan umum dan per-pustakaan sekolah/madrasah dapat menambah alat peraga, praktik, dan/atau permainan.

Pasal 13 ( 1 ) (2) (3) (4) (5) (6) (7) c . d . e . f.

(1) Jumlah koleksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf b pada setiap perpustakaan umum atau perpustakaan khusus paling sedikit 1.000 (seribu) judul.

(2) Jumlah koleksi pada setiap perpustakaan sekolah/madrasah paling sedikit sesuai dengan standar yang ditetapkan dalam standar nasional pendidikan.

(3) Jumlah koleksi pada setiap perpustakaan perguruan tinggi paling sedikit 2.500 (dua ribu lima ratus) judul.

(4) Jumlah koleksi sebagaimana dimaksud pada a y a t ( 1 ) , a y a t ( 2 ) , d a n a y a t ( 3 ) ' h a r u s memenuhi rasio kecukupan antara koleksidan pemustaka.

(4)

Pasal 14

(1) Pengembangan koleksi sebagaimanadimaksud dalam Pasal 11 huruf c harus dilakukan ber-dasarkan kebijakan pengembangan koleksi pada setiap perpustakaan,

(2) Kebijakan pengembangan koleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus ditinjau paling sedikit setiap 4 (empat) tahun.

(3) Kebijakanpengembangankoleksisebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup seleksi,

pengadaan, pengolahan, dan penyiangan bahan perpustakaan.

(4) Kebijakan pengembangan koleksi disusun secara tertulis sebagai pedoman pengembangan koleksi perpustakan yang ditetapkan oleh Kepafa Perpustakaan.

(5) Dalam pengembangan koleksi, setiap per-pustakaan harus menambah koleksi per-pustakaan pertahun sesuai dengan kebutuhan pemustaka.

Pasal 15

Pengolahan koleksi perpustakaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf d dilakukan dengan sistem yang baku.

Pengolahan koleksi perpustakaan dilakukan dengan memperhatikan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.

Pasal 16

Perawatan koleksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf e harus dilakukan oleh setiap perpustakaan secara berkala.

Perawatan koleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputipenyimpanan dan konservasi.

Pasal 17

Pelestarian kofeksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf f dilakukan oleh Per-p u s t a k a a n N a s i o n a l d a n p e r p u s t a k a a n provinsi,

Perpustakaan Nasional dan perpustakaan provinsi melakukan pelestarian koleksi deposit.

(3) Perpustakaan provinsi dan perpustakaan ka bu paten/kota mel aku ka n pelestarian koleksi yang memuat budaya daerah.

Pasal 18

Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis, jumlah, pe-ngembangan, pengolahan, pe rawatan, dan pelestarian koleksi diatur dengan Peraturan Kepala Pepustakaan Nasional.

Bagian Ketiga

Standar Sarana dan Prasarana Pasal 19

Standarsarana dan prasarana memuat kriteria paling sedikit mengenai :

a. lahan; b. gedung; c. ruang; d. perabot;dan e. peralatan.

Sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi aspekteknologi, konstruksi, ergonomis, lingkungan, kecukupan, efisiensi, dan efektivitas.

Pasal 20

Setiap perpustakaan wajib memiliki sarana penyimpanan koleksi, sarana akses informasi, dan sarana pelayanan perpustakaan.

Sarana penyimpanan koleksi paling sedikit berupa perabot yang sesuai dengan bahan perpustakaan yang dimiliki.

Sarana akses informasi paling sedikit berupa perabot, peralatan, dan sarana temu kembali bahan perpustakaan dan informasi.

Sarana pelayanan perpustakaan paling sedikit berupa perabot dan peralatan yang sesuai dengan jenis pelayanan perpustakaan.

Pasal 21

(1) Perpustakaan yang telah memiliki sarana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 dapat melengkapi sarana teknologi informasi dan komunikasi untuk: a. pengelolaankoleksi; b. penyelenggaraanpelayanan; ( 1 ) (2) ( 1 ) Q) ( 1 ) (2) (3) (4) ( 1 ) (2) ( 1 ) (2)

(5)

pengembangan perpustakaan ; dan kerja sama perpustakaan.

Sarana teknologi informasi dan komunikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disesuai-kan dengan perkembangan dan kemajuan teknologi.

Pasal 22

Setiap perpustakaan wajib memiliki lahan dan gedung atau ruang.

Lahan perpustakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus berada dilokasiyang mudah diakses, aman, dan nyaman.

Gedung atau ruang perpustakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhiaspek keamanan, kenyamanan, keselamatan, dan kesehatan.

Gedung perpustakaan paling sedikit memiliki ruang koleksi, ruang baca, dan ruang staf yang ditata secara efektif, efisien, dan estetik. Ruang perpustakaan paling sedikit memiliki area koleksi, baca, dan staf yang ditata secara efektif, efisien, dan estetik.

Setiap perpustakaan harus memiliki fasilitas umum dan fasilitas khusus.

Ketentuan lebih lanjut mengenai lahan, gedung, ruang, fasilitas umum, dan fasilitas khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (6) diaturdengan Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional.

Bagian KeemPat

Standar Pefayanan Perpustakaan Pasal 23

Standar pelayanan perpustakaan memuat kriteria paling sedikit mengenaisistem dan jenis pelayanan.

Standar pelayanan perpustakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku untuk semua jenis perpustakaan.

Pasal 24

(1) Sistem.pelayanan perpustakaan terdiri atas sistem terbuka dan sistem tertutup.

Warta Perundang-U ndangan/l 7 Juni 201 4

(4 Sistem pelayanan perpustakaan sebagaimana di-maksud pada ayat (1) ditentukan oleh setiap perpustakaan.

Pasal 25

(1) Jenis pelayanan perpustakaan terdiri atas: pelayanan teknis;dan

pelayanan pemustaka.

Pelayanan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a mencakup pengadaan dan pengolahan bahan perpustakaan.

Pelayanan pemustaka sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b mencakup pelayanan sirkulasi dan pelayanan referensi.

Pelaksanaan pelayanan sirkulasi sebagai-mana dimaksud pada ayat (3) dapat meng-g u n a k a n b a i k k o l e k s i s e t e m p a t m a u p u n koleksi perpustakaan lain.

Ketentuan lebih lanjut mengenai pelayanan sirkulasi dan pelayanan referensi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) diatur dengan Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional.

Pasal 26

Administrasi pelayanan dilaksanakan untuk semua jenis kegiatan pelayanan perpustakaan. Admin istrasi pelayanan perpustakaan d iseleng-garakan dengan tujuan memudahkan dan menjamin keefektifan pelaksanaan kerja dalam pengelolaan pelayanan perpustakaan. Adm inistrasi pelayana n perpustakaan men gikuti pola dan carayang baku atau yang berlaku dalam organisasi badan induknya.

Administrasi pelayanan perpustakaan merupa-k a n b u merupa-k t i p e r t a n g g u n g j a w a b a n d a l a m pelaksanaan tugas pef ayanan.

Pengembangan sistem administrasi pelayanan p e r p u s t a k a a n m e n g i k u t i p e r k e m b a n g a n teknologi informasi dan komunikasi.

Administrasi pelayanan perpustakaan sebagai-mana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (5) diatur dalam pedoman pelayanan per-p u s t a k a a n y a n g d i t e t a per-p k a n o l e h K e per-p a l a Perpustakaan Nasional. c . d . (2) a . b . (1) (2) (3) (2' (3) (4) (5) ( 1 ) (2) (3) (4) (4) (5) (6) (7) (5) ( 1 )

(2)

(6) A-5

(6)

Pasal 27

Waktu dan jumlah jam pelayanan perpustakaan disesuaikan dengan kebutuhan pemustaka dengan mempertimbangkan kemudahan pemustaka dalam menggunakan perpustakaan.

Pasal 28

P e r p u s t a k a a n d a p a t m e l a k u k a n k e r j a s a m a pelayanan dengan perpustakaan lain atau dengan sesama unit kerja dalam lingkup organisasi.

Pasal 29

Perpustakaan menerapkan sistem manajemen yang sesuai dengan kondisi perpustakaan dan mengikuti perkembangan sistem manajemen.

Pasal 30

(1) Promosi pelayanan perpustakaan dilakukan untuk meningkatkan citra perpustakaan dan mengoptimalkan penggunaan perpustakaan serta meningkatkan budaya kegemaran mem-baca masyarakat.

(2) Promosi pelayanan perpustakaan dilakukan secara berkesinambungan dan perlu didukung dana yang memadai.

Bagian Kelima

Standar Tenaga Perpustakaan Pasal 31

Standar Tenaga Perpustakaan memuat kriteria mini-mal mengenai kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikasi.

Pasal 32

(1) Tenaga perpustakaan terdiri atas pustakawan dan tenaga teknis perpustakaan.

(2) Selain tenaga perpustakaan sebagaimana di-maksud pada ayat (1), perpustakaan dapat memiliki tenaga ahli dalam bidang perpustakaan. (3) Tenaga teknis perpustakaan sebagaimana

di-maksud pada ayat (1) merupakan tenaga

nonpustakawan yang secara teknis mendukung pelaksanaan fungsi perpustakaan.

Pustakawan, tenaga teknis perpustakaan, tenaga ahli dalam bidang perpustakaan, dan kepala perpustakaan memiliki tugas pokok, kuaf ifikasi, dan/atau kompetensi.

Pasal 33

Pustakawan memiliki kualifikasi akademik paling rendah diploma dua (D-ll) dalam bidang perpustakaan dari perguruan tinggi yang ter-akreditasi.

Setiap orang yang memiliki kualifikasi akademik paling rendah diploma dua (D-ll)di luar bidang p e r p u s t a k a a n d a r i p e r g u r u a n ti n g g i y a n g terakred itasi dapat me njad i pusta kawa n setela h lulus pendidikan dan pelatihan bidang per-pustakaan.

Pendidikan dan pelatihan dalam bidang per-pustakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diselenggarakan oleh Perpustakaan Nasional atau lembaga lain yang diakreditasi oleh Per-pustakaan Nasional atau lembaga akreditasi. Ketentuan lebih lanjut mengenai pend idikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat(Z) dan ayat (3) diaturdengan Peraturan Kepala Per-pustakaan Nasional.

Pasal 34

Pustakawan harus memiliki kompetensi pro-fesional dan kompetensi personal.

Kompetensi profesional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup aspek pengetahuan, keahlian, dan sikap kerja.

Kompetensi personal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup aspek kepribadian dan interaksi sosial.

Ketentuan lebih lanjut mengenai kompetensi pustakawan diatur dengan Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional. (Pasal 35 .... Bersambang) (4) ( 1 ) (2) (3) (4) (3) (4) ( 1 ) (2)

Referensi

Dokumen terkait

(3) Layanan yang dapat diberikan oleh perpustakaan keliling adalah layanan sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 ayat (1) huruf a, huruf b dan huruf c, atau pengembangan

(2) Penyediaan dan perawatan sarana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dapat dilakukan oleh badan usaha lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2), dengan cara

Perhitungan Kerapatan Konidia Jamur Dengan Haemocytometer Jumlah konidia jamur dapat dihitung dengan menggunakan alat hitung Haemocytometer. Kotak I, II, III, IV, dan V

Persetujuan pembangunan fasilitas perawatan sarana perkeretaapian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1) huruf a, diajukan oleh penyelenggara sarana

Karya Ilmiah (skripsi) Lisdiana Putra Jurusan Hukum Publik Islam UIN Sunan Ampel Surabaya Pada Tahun 2017 yang berjudul “Tinjauan Hukum Pidana Islam Terhadap

2. Permasalahan ini menarik untuk diteliti, karena dengan adanya penelitian ini peneliti bisa melihat serta menggambarkan bentuk dari Pengaruh Program Musik di

(4) Pemilihan anggota Dewan Perpustakaan Nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan b, ayat (2), dan ayat (3) dilakukan oleh panitia seleksi yang

Keuntungan utama thin client adalah : kemudahan pemeliharaan dengan administrasi tunggal yang hanya dilakukan melalui server, seperti instalasi / update aplikasi, penentuan