• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGURUTAN JADUAL PRODUKSI PADA LINI RAKIT UNTUK PRODUKSI OPTIMAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGURUTAN JADUAL PRODUKSI PADA LINI RAKIT UNTUK PRODUKSI OPTIMAL"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

36

PENGURUTAN JADUAL PRODUKSI PADA LINI RAKIT UNTUK PRODUKSI OPTIMAL

Muhammad Yusuf Emal : yusuf@akprind.ac.id

Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

ABSTRAK

Kelancaran produksi dapat dilakukan untuk meminimumkan variasi keluaran keseluruhan antara dua periode yang berurutan, tujuannya adalah untuk menghasilkan produk dalam jumlah yang sama dalam setiap periode yang berurutan. Sistem produksi tepat waktu unit lini perakitan biasanya dilakukan pada produk atau komponen dengan berbagai model dan dijalankan dengan jadual urutan untuk melancarkan produksi. Jumlah produksi perbulan dibuat berdasarkan ramalan permintaan kemudian secara sederhana angka dibagi dengan jumlah hari kerja sebulan sehingga diperoleh produksi harian.

Untuk melaksanakan kelancaran produksi keseluruhan tanpa terjadi pemborosan antar proses, lini rakit terakhir dalam dan semua proses harus menghasilkan produk yang sesuai dengan waktu siklus, artinya pengimbangan antara proses akan tercapai kalau setiap proses terdahulu selesai dalam tahap yang sama dalam waktu siklus rata-rata untuk semua spesifikasi.

Waktu siklus untuk operasi keseluruhan dihitung dengan membagi jumlah jam operasi nyata dengan volume produksi harian rata-rata dalam lini rakit. Sehingga kelancaran produksi dapat dilakukan dengan jadual urut peoduksi pada lini perakitan akhir produk dengan pendekatan optimasi kecepatan suku cadang yang tetap.

Kata kunci : jadual produksi, waktu siklus, lini rakit, produksi.

ABSTRACT

Smooth production can be done to minimize the overall output variation between two consecutive periods, the goal is to produce the same amount in each successive period. Timely production systems unit assembly lines are usually performed on products or components with different models and run with the order to accelerate production schedules. The amount of production per month is based on demand forecasts then simply figure divided by the number of working days a month in order to obtain daily production.

To carry out smooth production without redundancies across the entire process, the last line in the raft and all processes must produce the products according to the cycle time, which means balancing between processes is achieved when each process is completed earlier in the same stage of the cycle time on average for all specifications.

The cycle time for the entire operation is calculated by dividing the number of hours of real operations by volume of average daily production in the line of rafts. So it can be done with a smooth production schedule peoduksi sequence in final assembly lines with product optimization approach speeds of parts that remain.

(2)

37 PENDAHULUAN

Adanya permintaan pasar yang beragam dan fluktuatif, menyebabkan banyak perusahaan yang harus memodifikasi pola produksinya dengan lot per produksinya dengan menggunakan ukuran kecil atau medium. Kecenderungan yang terjadi saat ini adalah pada penggunaan produksi berskala kecil dengan variasi produk yang besar. Menekan persediaan merupakan salah satu elemen kunci dari sistem produksi. Sejalan dengan itu maka penekanan atau penurunan persediaan haruslah membuahkan hasil yang terukur.

Pada industri dibidang perakitan dengan menggunakan komponen atau suku cadang yang diperoleh dari unit sebelumnya, baik dari unit perakitan dalam maupun luar perusahaan yang merupakan sub-kontak dari perusahan perakitan akhir produk harus selalu menjaga kelancaran masing-masing unit, hal ini dapat diperhatikan dari proses yang dilakukan untuk mendukung proses perakitan ini, jangan sampai terjadi suku cadang tidak sesuai dengan jadual yang ada.

Kelancaran produksi sebagai suatu tanggapan terhadap variasi produk mempunyai beberapa keuntungan yaitu memungkinkan produksi menyesuaikan diri dengan cepat terhadap fluktuasi permintaan harian dengan memproduksi berbagai jenis produk setiap hari dalam jumlah yang kecil, Kelancaran produksi memungkinkan tanggapan terhadap variansi dengan pesanan pelanggan tiap hari tanpa menyadarkan diri pada persediaan produk, Bila semua proses mencapai produksi sesuai dengan waktu siklus, pengimbangan antar berbagai proses itu akan membaik dan persediaan barang dalam proses akan diminimumkan sesuai dengan kebutuhan.

Untuk mengatisipasi keadaan tersebut maka perlu dilakukan penyusunan urutan proses produksi pada lini perakitan akhir dari produk dengan menggunakan pendekatan optimasi kecepatan komsumsi tiap suku cadang yang tetap.

1. METODE PENGURUTAN UNTUK LINI RAKIT

Prosedur untuk merancang lini rakit model-campuran melibatkan langkah-langkah berikut :

1. Penentuan waktu siklus.

2. Perhitungan jumlah minimum proses.

3. Penyiapan diagram hubungan urut terpadu diantara pekerjaan dasar. 4. Pengimbangan lini.

5. Penentuan jadual urutan untuk memasukkan berbagai produk ke dalam lini. 6. Penentuan panjangnya cakupan operasi tiap proses.

Tujuan Pengendalian Lini Rakit

Urutan masuknya model kedalam lini rakit model-campuran berbeda karena perbedaan tujuan atau maksud pengendalian lini ada dua tujuan :

1. Meratakan beban (waktu rakitan keseluruhan) pada tiap proses dalam lini.

2. Mempertahankan kecepatan yang tetap dalam mengkonsumsi tiap suku cadang pada lini.

Tujuan Satu

Mengenai Tujuan Satu, penting diperhatikan bahwa suatu produk mungkin mempunyai waktu operasi yang lebih lama daripada waktu siklus yang telah ditentukan. Ini akibatnya fakta bahwa pengimbangan lini pada lini model-campuran dibuat dengan syarat bahwa waktu operasi tiap proses yang ditimbang berdasarkan tiap jumlah model campuran, tidak boleh melebihi waktu siklus. Syarat (kendala) ini akan diuraikan dengan rumus berikut :

(3)

38 C, Q T Q max α l i i α l i il i l               

 

       α 1 i i i il i i Q hari per n keseluruha operasi Waktu siklus waktu C hari per l proses n keseluruha operasi waktu pada A produk unit per operasi waktu T an direncanak yang ) 1... (i A produk produksi jumlah Q

Akibatnya, kalau produk dengan waktu operasi yang relative lebih lama secara berturut-turut dimasukkan kedalam lini, produk itu akan menyebabkan keterlambatan dalam penyelesaian produk dan dapat menyebabkan kemacetan lini. Karena itu, suatu program heuristic dapat dikembangkan untuk masalah pengurutan lini rakit model-campuran untuk meminimalkan resiko berhentinya alat pembawa (Okamura dan Yamashina,1979) .

Meskipun tujuan pertama ini juga dipertimbangkan dalam program pengurutan di pabrik Toyota, tujuan ini dimasukkan ke dalam algoritme yang terutama mempertimbangkan tujuan kedua. Akibatnya menganggap bahwa yang paling penting adalah tujuan kedua dari jadual urutan : mempertahankan agar kecepatan konsumsi tiap suku cadang selalu tetap. Tujuan Dua Model Pengurutan

Dalam system Kanban yang digunakan di pabrik Toyota, proses terdahulu yang memasok berbagai suku cadang atau bahan kepada lini diberi perhatian utama. Dengan sistem ‘tarik’ ini, variasi dalam jumlah produksi atau jumlah pengangkutan proses yang terdahulu harus dibuat sekecil mungkin. Selain itu, masing-masing sediaan barang dalam pengolahan harus diperkecil. Untuk itu, jumlah yang digunakan per jam (yakni, kecepatan konsumsi) unuk tiap suku cadang dalam lini model-campuran harus dipertahankan agar sedapat mungkin selalu tetap. Metode pengurutan Toyota dirancang untuk mencapai tujuan kedua ini. Untuk mengerti metode pengurutan ini, lebih dahulu perlu didefinisikan beberapa notasi dan nilai :

Q = Jumlah produksi keseluruhan untuk semua produk Ai ( i = 1, …, ) = Q(Qi jumlahproduksitiapproduk Ai)

α l i i 

Nj = Jumlah keseluruhan suku cadang j yang diperlukan untuk memproduksi semua produk Ai ( i = 1, …, , j = 1…,)

Xjk = Jumlah keseluruhan suku cadang j yang diperlukan untuk memproduksi produk yang telah ditentukan, dari yang pertama sampai yang ke-K.

Dengan memngingat otasi ini, diperoleh dua nilai berikut :

Nj/Q = Rerata jumlah suku cadang j yang diperlukan per unit produk.

produk unit K sejumlah i memproduks untuk diperlukan yang α cadang suku jumlah Rerata Q K.N j j  Untuk

menjaga agar kecepatan konsumsi suatu suku cadang aj tetap, jumlah jk X harus

(4)

39 sedekat mungkin denga nilai

Q N K

j .

Ini adalah konsep dasar yang mendasari algoritme pengurutan Toyota dan dilukiskan dalam gambar 1 dibawah ini :

Nj (Q,NJ ) Jarak harus dibuat sekecil mungkin

X jk Q N K. J N J Q Q

Gambar 1. Tata hubungan antara XJK dan

Q N K.

Agar jadual urutan dapat menjamin kecepatan konsumsi tiap suku cadang secara tetap, titik Pk harus sedekat mungkin dengan titikGk Karena itu, kalau diukur suatu tingkat untuk titk Pk yang mendekati titik Gk dengan menggunakan jarak Dk

2 1 . || ||           

jk j j k k k X Q N K P G D

maka, jarak Dk harus dibuat sekecil mungkin. Algoritma yang dikembangkan oleh Toyota dari gagasan ini disebut metodemengejar tujuan sebagai berikut :

ij

b Jumlah suku cadang aj(j 1,....,) diperlukan untuk mempoduksi satu unit produk Ai(i 1,...,)

maka,

Langkah 1 Tetapkan K 1,X j,k1 0,(j 1,...,),Sk1{1,2,...,} .

Langkah 2 Tetapkan produk Ai sebagai urutan ke K dalam jadual urutan yang akan meminimalkan jarak Dk . Jarak minimum akan diperoleh dengan rumus berikut : 2 1 , 1 ' 1 . .. . }, min{                

X b Q N K D mana di S i D D k j j j ki k ki ki

(5)

40

Langkah 3 Kalau semua unit produk Ai dipesan dan telah dimasukkan kedalam jadual urutan, maka Tetapkan SkSk1{i*}..

Kalau beberapa unit produk Ai masih tersisa karena tidak dipesan, maka tetapkan SkSK1

Langkah 4 KalauSk (set kosong), algoritme akan berakhir.

Kalau Sk 0, maka hitunglah X jkX j,k1bi.j(j 1,....,) dan kembali ke Langkah 2 dengan menetapkan K = K +1 .

3. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Berdasar pengumpulan data dilapangan selama kurun waktu pengamatan, dalam upaya mendapatkan produksi lancer untuk mencapai system produksi lancer urutan datanya sebagai berikut :

1. Jumlah produksi perusahaan pada saat penelitian a. Model DEj – 40 Y = 3000 unit b. Model DEi – 50 X = 4000 unit c. Model DEk– 80 S = 5000 unit 2. Waktu Penyelesaian untuk setiap model

a. Model DEj – 40 Y = 3000 unit memerlukan 30 hari b. Model DEi – 50 X = 4000 unit memerlukan 30 hari c. Model DEk – 80 S = 5000 unit memerlukan 30 hari 3. Jumlah dan jenis komponen :

Tabel 1. Jenis Komponen

No. Jenis Komponen Model DEj–40 Y Model DEi –50 X Model DEk–80 S

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Capasitor ceramic Capasitor rixedekc Capasitor tabula Capasitor polyster Dioda Dioda rectifier Dioda zener Elco Induktor axial Induktor radial Resistor fusible Resistor metal Resistor carbon Transistor Switch Resistor semifixed Crystal Coil PCB Bead coil 7 9 8 10 10 4 2 3 7 10 5 1 4 9 2 2 2 3 1 4 6 10 7 10 11 5 6 2 8 15 5 2 4 10 2 3 2 2 1 4 8 7 7 11 12 4 5 3 9 11 4 1 4 10 2 3 2 3 1 4

(6)

41 4. Jumlah Produksi Qi dan suku cadang Bij

Tabel 2. Jumlah Produksi Qj dan Suku Cadang Bij Produk A1 Model A1 Model A2 Model A3 Jumlah Produksi Q1 menurut rencana 3000 4000 5000 Suku cadang A1 Produk A1

a1 a2 a3 a4 a5 a6 a7 a8 a9 a10 a11 a12 a13 a14 a15 a16 a17 a18 a19 a20

A1 A2 A3 7 9 8 10 10 4 2 3 7 10 5 1 4 9 2 2 3 1 4 6 10 7 10 11 5 2 6 8 15 5 2 4 10 2 3 2 2 14 8 7 7 11 12 4 5 3 9 11 4 1 4 10 2 3 2 3 14

5. Jumlah keseluruhan (Nj) suku cadang yang dibutuhkan produk Ai atau dengan rumus (Nj) = (Qi) (Bij) maka didapatkan diperhitugkan sebagai berikut :

Tabel : Hasil Perhitungan suku cadang Jenis suku cadang Jumlah suku cadang

keseluruhan a1 a2 a3 a4 a5 a6 a7 a8 a9 a10 a11 a12 a13 a14 a15 a16 a17 a18 a19 a20 85 102 87 125 134 52 39 48 98 145 55 16 48 117 24 33 24 32 12 48

A. Menghitung waktu siklus

Diketahui waktu efektif 8 jam/hari atau 480 menit/hari. Maka rerata harian jumlah produk :

a. Model DEj – 40 Y = 3000 / 30 = 10 unit / hari b. Model DEi – 50 X = 4000 / 30 = 133,33 unit/hari c. Mocel DEk– 80 S = 5000 / 30 = 166,67 unit / hari Waktu siklus

(7)

42 a. Model DEj – 40 Y = 480 / 100 = 4,80 menit b. Model DEi – 50 X = 480 / 133,33 = 3,60 menit c. Model DEk – 80 S = 480 / 166,67 = 2,88 menit Maka dapat dihitung rerata waktu siklus

488 x 3 / (100 + 133,33 + 166,67) = 3,60 menit B. Jadual Urut

Agar penyusunan jadual urut dapat terlaksana dengan baik Dki harus sedekat mungkin dengan kedatangan persediaan sebelumnya. Perhitungan data urut sebagai berikut : Dki = 2 1 1 .

           j ij JK j b X Q N K

Contoh perhitungan Satu Untuk i = 1,D1.1

50

,

3

4

0

12

40

1

...

8

0

12

87

1

9

0

12

102

1

7

0

12

85

1

2 2 2

x

x

x

x

Untuk i = 2,D1.2 41 , 4 4 0 12 40 1 ... 7 0 12 87 1 10 0 12 102 1 6 0 12 85 1 2 2 2                                       x x x x Untuk = 3,D1.3 3 , 3 4 0 12 40 1 ... 7 0 12 87 1 7 0 12 102 1 8 0 12 85 1 2 2 2 2                                       x x x x

jadi D1.i = min (3,50, 4,41, 3,3) jadi I * = 3,3

Dari contoh perhitungan ini dapat ditarik kesimpulan untuk data urut pertama adalah A3 karena D1,I = 3,3 paling kecil. Untuk perhitungan selanjutnya

Xjk = Xj.k-I + b3j X1.1 = 0 + 8 = 8 X1.11 = 0 + 4 = 4 X1.2 = 0 + 7 = 7 X1.12 = 0 + 1 = 1 X1.3 = 0 + 7 = 7 X1.13 = 0 + 4 = 4 X1.4 = 0 + 11 = 11 X1.14 = 0 + 10 = 10 X1.5 = 0 + 12 = 12 X1.15 = 0 + 2 = 2 X1.6 = 0 + 4 = 4 X1.16 = 0 + 3 = 3 X1.7 = 0 + 8 = 8 X1.17 = 0 + 2 = 2 X1.8 = 0 + 3 = 3 X1.18 = 0 + 3 = 3 X1.9 = 0 + 9 = 9 X1.19 = 0 + 1 = 1 X1.10 = 0 + 11 = 11 X1.20 = 0 + 4 = 4

Untuk perhitungan selanjutnya dilakukan dengan cara yang sama sampai diperoleh hasil yang optimal atau konsumsi suku cadang merata. Untuk k2 dan seterusnya.

(8)

43 4. KESIMPULAN

Kesimpulan yang didapat dari penerapan metode mengejar tujuan (good chasing) pada sistem produksi tepat waktu (just in time):

Berdasarkan perhitungan jadual urut untuk mencapai produksi lancar sistem produksi tepat waktu, mengalami perubahan yang semula jadual produksi perusahaan A3 A3 A3 A3 A3 A2 A2 A2 A2 A1 A1 A1, pada hasil perhitungan menjadi A3 A2 A1 A3 A2 A3 A1 A2 A3 A1 A2 A3.

Jadual urut hasil perhitungan akan membuat lini produksi menjadi seimbang dan lancar karena konsumsi suku cadang menjadi lancar.

DAFTAR PUSTAKA

Fandy Tjiptono, Anastasia Diana, 1995, Total Quality Management, Penerbit Andi Offset, Yogyakarta.

James B. Dilworth, 1993, Production and Operation Management, Manufacture and Service, 5th Edition, McGraw-Hill, Inc.

Ronald G. Asilin, Charles R. Standridge, 1993, Modeling and Analysis of Manufacturing System, John Wiley & Sons, Inc, New York.

Sim Narasimhan, Dennis W. McLeavey, Peter Billington, 1995, Productio Planning and Inventory Control, Second Edition, Prentice Hall. Engelewood Cliffs, New Jersey. Taichi Ohno, 1995, Just – In – Time dalam Sistem Produksi Toyota, PT. Pustaka Bina

Pressindo, LPPM, Jakarta.

T.C.E. Cheng and S. Podolsky, 1996, Just – In – Time Manufacturing and Introduction, Second Edition, Chapman & Hall, London.

Yasuhiro Monden, 1995, Sistem Produksi Toyota 1 dan 2, PT. Pustaka Bina Pressindo, LPPM, Jakarta.

Gambar

Gambar 1. Tata hubungan antara   X JK   dan
Tabel 1. Jenis Komponen
Tabel : Hasil Perhitungan suku cadang   Jenis suku cadang  Jumlah suku cadang

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah ini untuk mengetahui dan mempelajari pengaruh pemberian larutan arang aktif terhadap kualitas sensoris daging kambing yang meliputi warna,

Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi adalah aset keuangan yang ditujukan untuk diperdagangkan. Aset keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka didapatkan suatu perumusan masalah tentang bagaimanakah perbandingan premedikasi lidokain perlakuan

Paraparesis kronik dapat terjadi sebagai akibat dari gangguan pada LMN. Alih-alih muncul tanda-tanda gangguan UMN, malah muncul  flaccid   paraparesis yang disertai dengan

Dengan demikian secara praktis penelitian ini menempuh dua tahapan program, yaitu pengidentifikasi- an dan analisis kebutuhan kompetensi dari pihak industri dalam

Dilihat dari faktor sumber daya, Desa di Kecamatan Batang Alai Selatan mempunyai jumlah aparat yang cukup akan tetapi tidak memiliki mutu yang baik, sedangkan

Pada dosis pupuk kandang ayam yang sama, bobot kering tajuk kolesom asal stek lebih tinggi daripada asal benih.. Hal ini diduga karena adanya perbedaan fase

Cara ini digunakan untuk mengektrak salah satu komponen seperti minyak atsiri dari suatu bahan yang tidak dapat diekstrak dengan menggunakan jenis ekstraksi