• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

ARTIKEL

Judul

Taman Makam Pahlawan Kreta kirttya Mandala, Di

Kelurahan Bitera

, Gianyar,

Bali (Kajian Sistem Nilai dan Potensinya Sebagai Sumber Belajar Sejarah Di SMA

Berdasarkan Kurikulum 2013

Oleh

I Wayan Eka Juliartha

1014021010

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

(2)

2

Taman Makam Pahlawan Kreta kirttya Mandala, Di

Kelurahan Bitera

,

Gianyar, Bali (Kajian Sistem Nilai dan Potensinya Sebagai Sumber Belajar

Sejarah Di SMA Berdasarkan Kurikulum 2013

Oleh

I Wayan Eka Juliartha, Prof. Dr. Nengah Bawa Atmadja, M.A1, Dra. Desak Made Oka Purnawati, M.Hum2

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja

e-mail: juliartha17@yahoo.com, Nengah_Bawa_Atmadja@yahoo.co.id,

okapurna@yahoo.com

,

@undiksha.ac.id

A

ABBSSTTRRAAKK

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui latar belakang pendirian Taman Makam Pahlawan Kreta Kirttya Mandala (2) Nilai-nilai kepahlawanan apa yang dapat diungkapkan melalui Taman Makam Pahlawan Kreta kirttya Mandala (3) Bagaimana potensi Taman Makam Pahlawan Kreta kirttya Mandala sebagai sumber belajar Sejarah di SMA. Dalam penelitian ini, data dikumpulkan dengan menggunakan metode kualitatif dengan tahap-tahap ; (1) teknik penentuan lokasi penelitian, (2) teknik penentuan informan, (3) teknik pengumpulan data (observasi, wawancara, kajian dokumen), (4) teknik penjamin keaslian data (triangulasi data, triangulasi metode), dan (5) teknik analisis data. Hasil penelitian menunjukan bahwa, (1) peristiwa sejarah yang melatarbelakangi pembangunan Taman Makam Pahlawan Kreta Kirttya adalah peristiwa terjadi peperangan Pemuda Republik Indonesia (PRI) yang pro terhadap Indonesia dengan Pemuda Pembela Negara (PPN) yaitu Organisasi Tandingan PRI pada waktu revolusi fisik tahun 1946-1950 di daerah Gianyar. (2) nilai yang bisa diungkapkan pada bangunan Taman Makam Pahlawan Kreta Kirttya Mandala. (3) Nilai-nilai terkandung di dalam Taman Makam Pahlawan Kreta Kirttya Mandala seperti nilai ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, jiwa, semangat merdeka, nasionalisme, patriotisme, rela dan iklas berkorban untuk mempertahankan NKRI dapat dijabarkan ke dalam silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berbasis kurikulum 2013 pada kelas X semester ganjil.

Kata Kunci: Taman Makam Pahlawan, pewarisan nilai-nilai sejarah, pemanfaatan nilai.

Abstract

This study aims to determine the background of the establishment of the Heroes Cemetery in the Village of Kreta Kirttya Mandala (2) The values of heroism that can be expressed through the Heroes Cemetery in the Village of Kreta Kirttya Mandala (3) how does the potential for Heroes Cemetery Kreta Kirttya Mandala as a learning resource in school history. In this study, the data collected using qualitative methods with the stages; (1) a technique of determining the location of the research, (2) determination techniques informant, (3) data collection techniques (observation, interviews, review of documents), (4) techniques guarantor authenticity of the data (data triangulation, triangulation method), and (5) techniques data analysis. The results showed that, (1) the existence of historical events underlying the development of Kreta Kirttya Heroes cemetery is a war events have occurred Youth of the Republic of Indonesia (PRI), which pro-Indonesia Youth Advocate with the State (VAT) that the PRI Counter Organization at the time of physical revolution year 1946-1950 in the area of Gianyar. (2) the value of which can be expressed in the building of Kreta Kirttya Heroes Cemetery Mandala. (3) The values contained in the Heroes Cemetery in Kreta Kirttya Mandala

(3)

3

as the value of piety towards Almighty God, the soul, the spirit of independence, nationalism, patriotism, sincere and willing to sacrifice to defend the Homeland can be translated into the syllabus and lesson plan (RPP) curriculum based on class X 2013 semester.

(4)

4 PENDAHULUAN

Indonesia memiliki perjalanan sejarah yang sangat panjang dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaannya. Setelah berakhirnya kekuasaan kolonial Belanda di Indonesia, maka masuklah satu kekuatan baru yaitu Jepang. Begitu pula halnya dengan Bali yang menjadi bagian dari Hindia-Belanda pada masa kolonial. Betapapun penderitaan dan tekanan-tekanan yang dialami, perjuangan terus berlanjut. Korban – korban yang berjatuhan tak kuasa menghentikan perjuangan kala itu. Korban yang cukup banyak terjadi dalam Perang Puputan Margarana, yang awalnya diperkirakan oleh musuh akan memadamkan api perjuangan di Bali, ternyata berakibat sebaliknya karena perjuangan berkorbar terus dalam bentuk perang gerilya hingga kemenangan berhasil direbut. ( Windia dkk : 1997).

Pada masa revolusi fisik siuasi dan kondisi di daerah Gianyar sangat bergejolak, karena ada dua kubu yaitu Gianyar Barat yang menjadi basis dari Pemuda Republik Indonesia (PRI) dan Gianyar timur menjadi basis Pemuda Pembela Negara (PPN) berpihak kepada Belanda dibawah pimpinan Raja Gianyar Anak Agung Gede Agung, tanpa rasa ampun memerangi pasukan gerilya dengan sadis dengan cara menembaki, menangkap dan menyiksa sebelum mereka dibunuh. Sehingga selama tiga tahun PPN telah berhasil menangkap dan mengeksekusi banyak tokohpenting pemuda di Gianyar (Tirtayasa, 1994 : 13).

Pada tahun 1946 NICA datang kembali ke Bali, gianyar yang pada waktu itu membentuk kelompok – kelompok pemuda pembela NICA yangdisebut PPN berpusat di Gianyar. Tetapi buktinya tidak semua pemuda/rakyat Gianyar ingin menjadi anggota kelompok

pembela PPN. Karena terdapat pemuda/rakyat yang masih memiliki rasa cinta tanah air dan pro terhadap bangsa dan negara yang berasa dari Pejeng, Sukawati, Singapadu yang menamai dirinya PRI berpusat di Ubud. Pertempuran yang terjadi dari tahun 1946-1950 terjadi di daerah Pejeng, Sukawati, Singapadu dan Ubud telah banyak memakan korban dari anggota PRI. Untuk mengingat peristiwa heroik dibuktikan dengan terjadinya pertempuran-pertempuran besar yang pada akhirnya menelan korban para pejuang gerilya dibuatlah Taman Makam Pahlawan yang ada di daerah Pejeng dan Sukawati, setelah tahun 1993 barulah dicetuskan oleh pimpinan dan anggota LVRI Kabupaten Ginyar untuk membuat Taman Makam Pahlawan yang berpusat di Kelurahan Bitera.

Dibalik kemasyuran sebagai gudang seni, Kota Gianyar, juga memiliki Taman Pahlawan berguna untuk menyemayamkan pahlawan-pahlawan yang gugur di medan perang untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Makam yang dimaksud adalah Taman Makam Pahlawan Kreta Kirttya Mandala. Kreta Kirttya artinya, setelah menjadi masyur, berjasa. Mandala, sama dengan tempat. Jadi, Kreta Kirttya Mandala artinya tempat menjadi termasyur, berjasa. Yang dimaksud adalah Pahlawan Pejuang Kemerdekaan RI. Pendirian Taman Makam Pahlawan Kreta Kirttya Mandala berhasil diwujudkan dan peresmiannya, dilaksanakan pada hari Minggu, 7 November 1993, oleh Bupati Gianyar, Tjok Gede Budi Suryawan, S.H. Kini Taman Makam Pahlawan Kreta Kirttya Mandala yang menyemayamkan 80 buah candi (nisan pahlawan, termasuk sebuah pahlawan yang tidak dikenal). ( Windia dkk : 1997 : 8-9 )

(5)

5 Selama ini kurikulum pembelajaran sejarah terkait tentang sistem kurikulum yang ada di Indonesia menyangkut tentang monumen pemakaman pahlawan dalam materi maupun buku-buku sejarah menjadi bahan yang asing untuk dikaji ataupun disampaikan di dalam kelas oleh guru sejarah. Sebagian besar buku-buku sejarah SMA dari kelas X sampai kelas XII yang memuat tentang peristiwa-peristiwa perang atau konflik-konflik yang menelan korban lebih banyak menceritakan tentang heroiknya peristiwa perang tersebut beserta tokoh-tokoh yang terlibat dalam perang tersebut. Sedangkan kelanjutan dari orang-orang yang gugur dalam medan perang ataupun konflik tidak dijelaskan, dianggap sesuatu yang tidak penting sehingga keberadaan materi tentang Taman Makam Pahlawan baik di dalam buku-buku sejarah maupun belajar pembelajaran di dalam kelas memiliki porsi yang sedikit dibandingkan materi-materi yang lainnya. Walaupun ada, hanya sebagai sebuah pelengkap dari materi peristiwa masa lampau.

Sama halnya dengan masih kurangnya pemahaman pembelajaran sejarah berkaitan dengan penanaman nilai-nilai kepahlawanan dalam pembelajaran sejarah yang memberikan kesan bahwa pelajaran sejarah adalah pelajaran hafalan atau verbalisme. Tidak mengherankan apabila pelajaran sejarah kurang diminati dan kurang mendapatkan tempat di hati siswa-siswi dan masyarakat Indonesia. Padahal pelajaran Sejarah memiliki posisi yang amat penting karena sejarah bisa dijadikan pedoman dan panutan untuk kita melangkah. Dengan mempelajari Sejarah kita berpeluang untuk menjadi arif karena menghindari kesalahan-kesalahan di masa lalu. (Suparno, 1995: 2; Pageh, 2010: 8; Widja, 1988: 49; Kuntowijoyo, 1995: 25).

Selain karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang sejarah berdirinya monumen Taman Makam Pahlawan Kreta Kirttya Mandala tersebut, keberadaan Taman Makam Pahlawan Kreta Kirttya Mandala di Kelurahan Bitera tersebut juga dapat diaplikasikan ke dalam materi pembelajaran dengan mengacu kepada kurikulum 2013 yaitu dengan cara menyelipkanya ke dalam Kompetensi Dasar mengenai Revolusi fisik dalam rangka mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Oleh karena itu sangat menarik untuk diteliti guna mendapatkan jawabannya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang serta proses pembangunan, nilai-nilai yang dapat diwariskan dari Pembangunan Taman Makam Pahlawan Kreta Kirttya Mandala, serta pemanfaatan nilai-nilai kesejarahan yang ada pada Taman Makam Pahlawan Kreta Kirttya Mandala sehingga dapat diaplikasikan dalam pembelajaran Sejarah berbasis kurikulum 2013. Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini menyangkut latar belakang pendirian sebuah Makam Pahlawan yang bertujuan untuk mengabdikan jiwa pejuang para pahlawan dari masa ke masa. Taman Palawan juga memiliki beberapa fungsi di antaranya (1) fungsi edukatif yakni peran Taman Pahlawan tidak hanya sebagai sebuah bangunan masa lalu tetapi juga dapat dijadikan sebagai media pembelajaran, fungsi instruktif yang menekankan bagaimana hasil karya yang dituangkan dalam bentuk bangunan untuk menghormati peristiwa maupun tokoh pahlawan yang diabadaikan pada Taman Makam Pahlawan tersebut dan Selain memiliki fungsi, Taman Makam Pahlawan tersebut juga mengandung nilai sejarah yang amat besar. Nilai sejarah yang terkandung antara lain jiwa dan semangat merdeka, nasionalisme, patriotisme, persatuan dan kesatuan,

(6)

6 berani dan rela berkorban demi tanah air, serta nilai kepahlawanan

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Metode kualitatif diantaranya terdapat (1) teknik penentuan lokasi penelitian. Lokasi yang dituju yaitu Desa Bongancina sebagai lokasi bedirinya Monumen Perjuangan Panca Wirapati ; (2) teknik penentuan informan. Informan yang dituju untuk memperoleh data yaitu I Made Suyasa, Anak Agung Oka Jaya, Drs Anak Agung Ari Astina Putra, I Wayan Wendra, Dewa Putra, Made Pereg Wanantara, S.Pd, Pande Putu Biantarai Darmayanti dan Putu Ayu Widia Pramisti (3) teknik pengumpulan data (observasi, wawancara, kajian dokumen), (4) teknik penjamin keaslian data (triangulasi data, triangulasi metode), dan (5) teknik analisis data.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Faktor- Faktor yang Melatarbelakangi Pendirian Taman Makam Pahlawan Kreta Kirttya Mandala

Pendirian Taman Makam Pahlawan Kreta Kirttya Mandala tidak terlepas dari adanya sebuah revolusi fisik di Pulau Bali.

Pada tanggal 19 Februari

1942, setelah melalui pertempuran laut

dan pertempuran udara antara balatentara

Jepang dan Amerika Serikat di perairan

Samudra Hindia di sebelah Selatan Pulau

Bali berlangsung dengan seru dan

hebatnya, maka balatentara Jepang Raya

(Dai Nippon) melakukan pendaratan di

pantai Sanur di Bali Selatan (Pedit, 1979 :

19). Maka serentak serdadu-serdadu

Pemerintah HindiaBelanda meninggalkan

kota

dan

mundur

menuju

daerah

pedalaman Bali serta memerintahkan

membubarkan pasukan prayoda tanpa

syarat Maka tuan-tuan Belanda dengan

mudah menyerah kepada Jepang dan

mereka

menjadi

tawanan

Jepang.

Sehingga

Balatentara

Jepang

Raya

memasuki Pulau Bali tanpa pelawanan

dari pihak musuhnya

Situasi yang terjadi pada tahun

1943 telah berubah, Jepang yang

awalnya bersifat oftensif berubah menjadi

defensif karena tentara Sekutu memberi

banyak pukulan kepada tentara Jepang

disetiap pertempuran karena di bawah

pimpinan (Amerika Serikat) Tanggal 15

Agustus 1945 terdengar berita Jepang

menyerah kepada Sekutu.

Kemudian setelah Setelah proklamasi 17 Agustus 1945 dikumandangkan, selanjutnya di Sunda Kecil diangkatlah I Gusti Ketut Puja sebagai Gurbenur Sunda Kecil. Dalam upaya mempertahakan kelangsungan hidup Negara Indonesia yang diploklamirkan oleh Soekarno dan Hatta pada 17 Agustus 1945, para Rakyat Bali dan pemuda pejuang di Bali termasuk Gianyar, melaksanakan tiga program pokok; yaitu berita proklamasi kemerdekaan harus segera disebarluaskan di seluruh pelosok Indonesia, bendera Jepang di ganti dengan bendera merah putih, dan melaksanakan penyerahan kekuasaan Jepang kepada bangsa Indonesia. (Saputera, 2007 : 133). Dalam upaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia, maka para pemuda mengorganisir dirinya, sehingga pada akhir tahun 1945 terbentuklah seperti PESINDO (pemuda Sosialis Indonesia), PRI (Pemuda Republik Indonesia). Organisasi ini semakin berkembang dan berdiri di daerah perkotaan seperti di Denpasar dan di Singaraja. Kemudian seiring perkembangan organisasi ini terus meluas sampai ke daerah – daerah pedalaman, seperti di Tabanan, Gianyar, dan Jembrana (Tirtayasa, 1994 : 7).

(7)

7 Selama masa revolusi Nasional, masyarakat Bali terpilah menjadi dua kubu yakni yang Pro Belanda dan yang anti Belanda, akibatnya terjadi banyak bentrokan yang menimbulkan cukup banyak korban. Pada waktu adanya pro Belanda dan yang sebaliknya, daerah-daerah di Bali pada masa revolusi kemerdekaan begitu mencekam. Karena kurangnya pendidikan masyarakat Bali, sehingga Belanda dengan tentara NICA-nya sangat mudah mengadu domba masyarakat Bali. Pada saat itu terjadi perbedaan pandangan atau pendapat antara pejuang karena ada yang pro Republik Indonesia dan ada yang mendukung/mengikuti Negara Boneka Belanda, yaitu Negara Indonesia Timur yaitu daerah Bagian Karangasem, Klungkung, Gianyar, dan Bangli, para raja-rajanya berkolaborasi dengan Belanda demi keamanan posisinya dan pemerintahan langsung yang dikendalikan oleh Raja. Sehingga Ketika terjadi banyak bentrokan di daerah Gianyar antara gerombolan Pemuda Pembela Negara (PPN) yang di bentuk oleh Raja Gianyar Anak Agung Gede Agung yang berpihak kepada Belanda memang memiliki persenjataan yang lebih bagus, lebih canggih, dan lebih moderen daripada pasukan Pejuang Republik Indonesia yang persenjataannya kurang memadai sehingga dengan ganasnya mereka memerangi pasukan Pemuda Republik Indonesia (PRI), mereka begitu sadis menyerang, menyiksa, membunuh tanpa ada rasa kepada para Pemuda Republik Indonesia (PRI) yang pro terhadap Republik Indonesia. dalam peperangan yang berlangsung di Gianyar telah banyak para pejuang daerah yang gugur dimedan perang dalam mempertahankan Kemerdekaan Indonesia. jadi untuk menghargai, menghormati dan mengingat jasa para pahlawan, khusunya pahlawan yang ada di

Kabupaten Gianyar maka dibangunlah Taman Makam Pahlawan.

Dasar Pemikiran dan Proses Pembangunan Taman Makam Pahlawan Kreta Kirttya Mandala

Dasar pemikiran untuk membangun Taman Makam Pahlawan sejalan dengan maksud dan tujuan pembangunan Monumen Pahlawan di Kabupaten Gianyar sebagai penghormatan kepada para pahlawan yang telah mendahului kita disamping untuk memelihara jiwa kesatuan 17 Agustus 1945 dalam meneruskan cita-cita revolusi 1945.

Berdirinya Taman

Makam Pahlawan Kreta Kirttya Mandala

merupakan

Taman

Makam

yang

dibangun

untuk

mengenang

dan

menghargai jasa-jasa para pahlawan yang

telah gugur mengorbankan jiwa raganya

dalam mempertahankan kemerdekaan

lewat pertempuran-pertempuran melawan

PPN dan NICA pada tahun 1946.

Usaha mengenai pendirian Taman Pahlawan karena keinginan dari pengurus LVRI Kabupaten Gianyar yaitu I Made Sanggra salah satu Veteran berasal dari Sukawati. Kemudian seiring berjalannya waktu maka mulai terlihat ketika ada kunjungan dari Pangdam XVI/Udayana, kolonel Sukertie, ke beberapa tempat bersejarah di Bali. Kabupaten Gianyar juga dikunjungi pada bulan April 1967. Pangdam XVI/Udayana mendukung didirikannya Taman Makam Pahlawan di Kabupaten Gianyar Untuk menindaklanjuti rencana tersebut, Pimpinan Markas Cabang LVRI Daerah Gianyar, dengan surat tertanggal 24 Juni 1969 nomor: 144/Skr/S/MCLV/VI 1969, mohon kepada Gubernur Bali, Sukarmen saat itu agar diijinkan menggunakan sawah “dana bukit” untuk dijadikan penukar bagi sawah petani yang akan dimanfaatkan sebagai areal taman

(8)

8 pahlawan. Rencana mendirikan Taman Pahlawan juga mendapat dukungan dari DPRD II Gianyar. Sejalan dengan realisasi rencana tersebut, Bupati Gianyar Anak Agung Gede Putra SH, tanggal 17 Oktober 1977, mengundang Pimpinan Markas Cabang LVRI Kabupaten Gianyar, untuk membicarakan penukaran tanah petani. Jadi seiring berjalannya waktu melalui berbagai proses yang panjang akhrinya Pendirian Taman Makam Pahlawan Kreta Kirttya Mandala berhasil diwujudkan dan peresmiannya, dilaksanakan pada hari Minggu, 7 November 1993, oleh Bupati Gianyar, Tjok Gede Budi Suryawan, S.H. Kini Taman Makam Pahlawan Kreta Kirttya Mandala yang menyemayamkan 80 buah candi (nisan pahlawan, termasuk sebuah pahlawan yang tidak dikenal) sampai saat sekarang. ( Windia dkk : 1997 : 8-9 ) Nilai-nilai yang dapat diungkapkan pada bangunan Taman Makam Pahlawan Kreta kirttya Mandala

Taman Makam Pahlawan Kreta Kirttya Mandala secara umum sangat penting bagi masyarakat di Kabupaten Gianyar. Sebab Taman Makam Pahlawan tersebut mempunyai nilai-nilai luhur yang harus diwariskan kepada generasi selanjutnya. Serta dapat dijadikan refleksi dalam melangkah ke arah tindakan yang menyejarah bagi generasi penerus bangsa ini. Makna serta nilai-nilai yang terkandung pada Taman Makam Pahlawan tersebut akan mampu melandasi setiap tindakan yang bersifat positif bagi masyarakat di Kabupaten Gianyar. Nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Taman Makam Pahlawan tersebut hendaknya diwariskan kepada generasi muda saat ini dengan cara memanfaatkan pranata sekolah sebagai salah satu lembaga pewarisan nilai di masyarakat. Sekolah-sekolah yang ada di Kabupaten Gianyar

dapat menjadikan Taman Makam Pahlawan tersebut sebagai media untuk mewariskan nilai luhur para pejuang yang diabadikan pada Taman Makam Pahlawan` tersebut. Nilai-nilai sejarah seperti nasionalisme, patriotisme, cinta tanah kelahiran, semangat jiwa berjuang, pantang menyerah hendaknya diteladani oleh generasi muda saat ini. Nilai-nilai tersebut hendaknya diteladani saat ini serta dijadikan pedoman untuk melangkah ke depan.

1.

Wujud Taman Makam Pahlawan

Kreta Kirttya Mandala adalah

berbentuk

Candi

dimana

pembagiannya di sesuaikan dengan

pembagian Tri Angga yang terdiri

dari :

a.

Bagian dasar = bagian kaki

pada Tri Angga

b.

Bagian

badan/pengawak

=bagian badan pada tri angga

c.

Bagian atap/kereb = bagian

kepala pada tri angga

Sehingga dari pembagian ini

Taman Makam Pahlawan Kreta

Kirttya

Mandala

memiliki

nilai-nilai yang berhubungan

dengan penghormatan jasa para

pahlawan

sehingga

terjadi

hubungan

yang

harmonis

antara masyarakat pemakainya

dalam

memberikan

penghormatan

kepada

para

pahlawannya.

2.

Dilhat pada ukuran monumen

dengan tinggi 10 meter yang

berbentuk monolit/tunggal dengan

landasa 17 m x 17 m adalah

sebagai kenangan hari kesakian

pancasila tanggal 1 Oktober dan

hari kemerdekaan pada tanggal 17

Agustus. Tujuannya agar para

penerus bangsa selalu mengingat

(9)

9

hari kesaktian Pancasila dan hari

kemerdekaan Rebuplik Indonesia.

3.

Dilihat

pada Ornamen /relief

monumen

merupakan

pegembangan

dari

nilai-nilai

arsitektur Tradisional Bali yang

didukung oleh pemakaian material

tradisi yang ditampilkan secara

alamiah atau natural.

Dilihat pada dasar monumen

mengambil

nilai-nilai

kepercayaan

Agama Hindu dimana terdiri dari tiga

pelataran sebagai wujud simbolis Tri

Loka yaitu Bwur Loka, Bwah Loka dan

Swah Loka. Untuk mencapai Ruang/Roh

pada monumen melalui terap/tangga

sejumlah

17

buah/langkah,

ini

mengingatkan bahwa pada tanggal 17

Agustus

1945

bangsa

Indonesia

melangkah

ke

zaman

kemerdekaan

setelah melalui berbagai perjuangan dan

pengorbanan yag pada akhirnya setelah

melewti jembatan emas yang dikawal

oleh Naga Anantabhgga (kemakmuran

tak berakhir) tibalah saatnya Bangsa

Indonesia di pintu gerbang kemerdekaan

negara Indonesia yang merdeka, bersatu,

berdaulat, adil dan makmur. Dibawah

jembatan terdapat kolam yang mengitari

dasar monumen dengan bentuk yang

menyerupai bentuk Bedawang/Penyu, ini

merupakan simbolis dari lautan susu dari

cerita pemutaran Mandara Giri yang

diambil dari kisah Adi Parwa didalam

memperebutkan Tirta Amerta.

Badan atau

awak

Candi berbentuk

segi empat yang masing-masing sisi

dilengkapi pintu/lawang untuk masuk

kedalam ruang/rong Candi. Dengan

orientasi

Nyatur Desa/Nyatur Muka

yaitu

;

Utara/Kaja-Selatan,

Kelod

dan

Timur/Kangin-Barat/Kauh.serta

nilai

yang bisa digali dalam Candi Utama

Taman

Makam

Pahlawan

yaitu

:

Persatuan dan kesatuan, Mengutamakan

Kepentingan Bersama,cinta tanah air,

keberanian, jiwa dan semangat merdeka,

nilai Nasionalisme dll

Gambar : Wujud Monumen yang

berbentuk Candi utama bisa dilihat

lebih rinci foto di bawah ini :

Potensi yang dimiliki Taman Makam Pahlawan Kreta Kirttya Mandala Sebagai Sumber Belajar Sejarah di SMA Berdasarkan Kurikulum 2013

` Taman Makam Pahlawan tentunya memiliki potensi sumber daya yang dapat dimanfaatkan oleh generasi Muda serta masyarakat umum, terutama dalam bidang pendidikan terkait dengan sumber belajar sejarah. Selain itu, Taman Makam Pahlawan juga berfungsi dalam dunia pendidikan dalam artian luas dan berfungsi sebagai sumber belajar dalam artian khusus. Karena Taman Makam Pahlawan Kreta Kirttya

(10)

10 Mandala dibangun tidak hanya sebagai sebuah tugu peringatan/tonggak perjuangan semata, maupun sebagai objek wisata, tetapi dilain sisi yang terpenting Taman Makam Pahlawan Kreta Kirttya Mandala memiliki Potensi yakni memberikan pedoman bagi para siswa-siswi, mahasiswa maupun masyarakat pada umumnya tentang peristiwa revolusi fisik yang terjadi di Kabupaten Gianyar dalam mempertahankan kemerdekaan khusunya dalam sejarah perjuangan rakyat Bali.

Nilai-nilai yang terkandung pada Taman Makam Pahlawaan Kreta Kirttya Mandala dapat disisipkan ke dalam kurikulum 2013 dengan strategi dan metode pembelajaran yang tepat. Karena kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara. Jadi nilai-nilai kepahlawanan dan potensi Taman Makam Pahlawan Kreta Kirttya Mandala sebagai sumber pembelajaran Sejarah dapat disisipkan secara afekif dan semaksimal mungkin pada kurikulum 2013 dengan topik usaha pejuangan mempertahankan kemerdekaan NKRI dan mengacu kepada KI dan KD pada kurikulum 2013. Pada Kompetensi Dasar (1) menganalisis perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya mempertahankan kemerdekaan dari ancaman sekutu dan Belanda (2) mengolah informasi tentang perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Sekutu, Belanda dan menyajikan dalam bentuk cerita Sejarah. Simpulan

Pembangunan Taman Makam Kreta Kirttya Mandala dilatarbelakangi keinginan untuk mengenang dan

menghormati jasa para pahlawan yang gugur dalam usaha mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang berasal dari Kabupaten Gianyar. Pembangunan Taman Makam Pahlawan Kreta Kirttya Mandala ini secara konkrit dilaksanakan pada 10 November 1984. Pembangunan monumen ini dilakukan secara bertahap sesuai dengan kemampuan dana yang ada. Taman Makam Pahlawan Kreta Kirttya Mandala diresmikan oleh Bupati Gianyar, Tjok Gede Budi Suryawan, S.H. pada hari minggu, 7 November 1993. Kini di areal seluas kurang lebih 1 ha telah berdiri megah, Taman Makam Pahlawan yang didalammnya menyemayamkan 80 buah candi (nisan pahlawan termasuk sebuah pahlawan yang tidak dikenal). Nilai-nilai yang diwariskan dari Taman Makam Pahlawan Kreta Kirttya Mandala yaitu nilai-nilai yang terdapat pada bangunan Taman MakamPahlawan, seperti nilai ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Nasionalisme, Patriotisme, Rela Berkorban, Cinta Tanah air dll. Selanjutnya nilai-nilai yang terkandung di dalam Taman Makam Pahlawan Kreta Kirttya Mandala seperti nilai ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, jiwa dan semangat merdeka, nasionalisme, patriotisme serta rela dan iklas berkorban untuk tanah air dapat dijabarkan ke dalam silabus dan rencana pelaksanaan pembeajaran (RPP) yang berbasis kurikulum 2013 pada kelas IX semester ganjil

DAFTAR RUJUKAN

Departemen Sosial Kantor Wilayah Propinsi Bali. 1981. Taman Makam Pahlawan Gianyar : Bagian Pekerjaan Tahap II,III & IV. Proyek Pembinaan Kepahlawanan dan Perintis Kemerdekaan. Denpasar

(11)

11 Kuntowijoyo. 1995. Pengantar Ilmu

Sejarah. Yogyakarta: Yayasan

Bentang Budaya.

Karwono. 2007. Pemanfaatan Sumber

Belajar dalam Upaya

Peningkatan Kualitas dan Hasil Pembelajaran. Pendidikan FKIP Universitas Muhamadiyah

Saputera,I Gusti Bagus. 2007. “Merdeka Melalui Doplomasi (Perjuangan Ide Anak Agung Gede Agung). Yayasan Usaha Pekerja

Tirtayasa, I Gusti Bagus Meraku. 1997. “Bergerolya Bersama Ngurah Rai” Denpasar. PT BP

Windia, Wayan P, dkk. Profil Pahlawan Pejuang Kemerdekaan RI Daerah Gianyar. Gianyar. Bagian Humas Kantor Bupati Kepala Daerah Tingkat II

Wawancara dengan AA Gede Oka Jaya tanggal 5 Juni 2014, I Made Suyasa.

Gambar

Gambar  :  Wujud  Monumen  yang  berbentuk  Candi  utama  bisa  dilihat  lebih rinci foto di bawah ini :

Referensi

Dokumen terkait

Koordinasi dengan unit lain untuk kelanaran pelayanan klinik gigi III Kegiatan pokok .. a %ertanggung jawab terhadap terlaksananya pelayanan gigi sesuai dengan prosedur

Ilmiah di sini berarti supervisi dilakukan secara teratur, dibuat program- program dengan sistematis, dilakukan dengan berkelanjutan, dirumuskan masalah-masalah yang akan

Untuk meningkatkan perkembangan populasi ternak kerbau diperlukan berbagai upaya terutama memperpendek masa kelahiran, status padang penggembalaan dan manajemen pemeliharaan

Hasil analisis data penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan perangkat pembelajaran IPA Terpadu tipe connected berpengaruh terhadap hasil belajar siswa

Hal ini sesuai dengan penelitian Hisworo (2010) yang menemukan bahwa pengetahuan dan sikap bidan dan perawat tentang bahaya kanker serviks di Rumah Sakit

Dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan diperlukan ketenangan, sukacita, dan pemberian motivasi yang kuat dan benar dalam pengajaran matematika, bukan hanya

Penyimpangan terdiri dari penyimpangan yang direncanakan (misalnya ketersediaan bahan awal yang tidak mencukupi untuk proses produksi, sehingga dilakukan penyesuaian

Segi kelistrikan: mengubah energi kimia dari bahan bakar menjadi energi mekanik kemudian mengubah arus DC menjadi arus AC atau sebaliknya yang.. digunakan untuk