1
ARTIKEL
Judul
Taman Makam Pahlawan Kreta kirttya Mandala, Di
Kelurahan Bitera
, Gianyar,
Bali (Kajian Sistem Nilai dan Potensinya Sebagai Sumber Belajar Sejarah Di SMA
Berdasarkan Kurikulum 2013
Oleh
I Wayan Eka Juliartha
1014021010
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2
Taman Makam Pahlawan Kreta kirttya Mandala, Di
Kelurahan Bitera
,
Gianyar, Bali (Kajian Sistem Nilai dan Potensinya Sebagai Sumber Belajar
Sejarah Di SMA Berdasarkan Kurikulum 2013
Oleh
I Wayan Eka Juliartha, Prof. Dr. Nengah Bawa Atmadja, M.A1, Dra. Desak Made Oka Purnawati, M.Hum2
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja
e-mail: juliartha17@yahoo.com, Nengah_Bawa_Atmadja@yahoo.co.id,
okapurna@yahoo.com
,
@undiksha.ac.idA
ABBSSTTRRAAKK
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui latar belakang pendirian Taman Makam Pahlawan Kreta Kirttya Mandala (2) Nilai-nilai kepahlawanan apa yang dapat diungkapkan melalui Taman Makam Pahlawan Kreta kirttya Mandala (3) Bagaimana potensi Taman Makam Pahlawan Kreta kirttya Mandala sebagai sumber belajar Sejarah di SMA. Dalam penelitian ini, data dikumpulkan dengan menggunakan metode kualitatif dengan tahap-tahap ; (1) teknik penentuan lokasi penelitian, (2) teknik penentuan informan, (3) teknik pengumpulan data (observasi, wawancara, kajian dokumen), (4) teknik penjamin keaslian data (triangulasi data, triangulasi metode), dan (5) teknik analisis data. Hasil penelitian menunjukan bahwa, (1) peristiwa sejarah yang melatarbelakangi pembangunan Taman Makam Pahlawan Kreta Kirttya adalah peristiwa terjadi peperangan Pemuda Republik Indonesia (PRI) yang pro terhadap Indonesia dengan Pemuda Pembela Negara (PPN) yaitu Organisasi Tandingan PRI pada waktu revolusi fisik tahun 1946-1950 di daerah Gianyar. (2) nilai yang bisa diungkapkan pada bangunan Taman Makam Pahlawan Kreta Kirttya Mandala. (3) Nilai-nilai terkandung di dalam Taman Makam Pahlawan Kreta Kirttya Mandala seperti nilai ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, jiwa, semangat merdeka, nasionalisme, patriotisme, rela dan iklas berkorban untuk mempertahankan NKRI dapat dijabarkan ke dalam silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berbasis kurikulum 2013 pada kelas X semester ganjil.
Kata Kunci: Taman Makam Pahlawan, pewarisan nilai-nilai sejarah, pemanfaatan nilai.
Abstract
This study aims to determine the background of the establishment of the Heroes Cemetery in the Village of Kreta Kirttya Mandala (2) The values of heroism that can be expressed through the Heroes Cemetery in the Village of Kreta Kirttya Mandala (3) how does the potential for Heroes Cemetery Kreta Kirttya Mandala as a learning resource in school history. In this study, the data collected using qualitative methods with the stages; (1) a technique of determining the location of the research, (2) determination techniques informant, (3) data collection techniques (observation, interviews, review of documents), (4) techniques guarantor authenticity of the data (data triangulation, triangulation method), and (5) techniques data analysis. The results showed that, (1) the existence of historical events underlying the development of Kreta Kirttya Heroes cemetery is a war events have occurred Youth of the Republic of Indonesia (PRI), which pro-Indonesia Youth Advocate with the State (VAT) that the PRI Counter Organization at the time of physical revolution year 1946-1950 in the area of Gianyar. (2) the value of which can be expressed in the building of Kreta Kirttya Heroes Cemetery Mandala. (3) The values contained in the Heroes Cemetery in Kreta Kirttya Mandala
3
as the value of piety towards Almighty God, the soul, the spirit of independence, nationalism, patriotism, sincere and willing to sacrifice to defend the Homeland can be translated into the syllabus and lesson plan (RPP) curriculum based on class X 2013 semester.
4 PENDAHULUAN
Indonesia memiliki perjalanan sejarah yang sangat panjang dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaannya. Setelah berakhirnya kekuasaan kolonial Belanda di Indonesia, maka masuklah satu kekuatan baru yaitu Jepang. Begitu pula halnya dengan Bali yang menjadi bagian dari Hindia-Belanda pada masa kolonial. Betapapun penderitaan dan tekanan-tekanan yang dialami, perjuangan terus berlanjut. Korban – korban yang berjatuhan tak kuasa menghentikan perjuangan kala itu. Korban yang cukup banyak terjadi dalam Perang Puputan Margarana, yang awalnya diperkirakan oleh musuh akan memadamkan api perjuangan di Bali, ternyata berakibat sebaliknya karena perjuangan berkorbar terus dalam bentuk perang gerilya hingga kemenangan berhasil direbut. ( Windia dkk : 1997).
Pada masa revolusi fisik siuasi dan kondisi di daerah Gianyar sangat bergejolak, karena ada dua kubu yaitu Gianyar Barat yang menjadi basis dari Pemuda Republik Indonesia (PRI) dan Gianyar timur menjadi basis Pemuda Pembela Negara (PPN) berpihak kepada Belanda dibawah pimpinan Raja Gianyar Anak Agung Gede Agung, tanpa rasa ampun memerangi pasukan gerilya dengan sadis dengan cara menembaki, menangkap dan menyiksa sebelum mereka dibunuh. Sehingga selama tiga tahun PPN telah berhasil menangkap dan mengeksekusi banyak tokohpenting pemuda di Gianyar (Tirtayasa, 1994 : 13).
Pada tahun 1946 NICA datang kembali ke Bali, gianyar yang pada waktu itu membentuk kelompok – kelompok pemuda pembela NICA yangdisebut PPN berpusat di Gianyar. Tetapi buktinya tidak semua pemuda/rakyat Gianyar ingin menjadi anggota kelompok
pembela PPN. Karena terdapat pemuda/rakyat yang masih memiliki rasa cinta tanah air dan pro terhadap bangsa dan negara yang berasa dari Pejeng, Sukawati, Singapadu yang menamai dirinya PRI berpusat di Ubud. Pertempuran yang terjadi dari tahun 1946-1950 terjadi di daerah Pejeng, Sukawati, Singapadu dan Ubud telah banyak memakan korban dari anggota PRI. Untuk mengingat peristiwa heroik dibuktikan dengan terjadinya pertempuran-pertempuran besar yang pada akhirnya menelan korban para pejuang gerilya dibuatlah Taman Makam Pahlawan yang ada di daerah Pejeng dan Sukawati, setelah tahun 1993 barulah dicetuskan oleh pimpinan dan anggota LVRI Kabupaten Ginyar untuk membuat Taman Makam Pahlawan yang berpusat di Kelurahan Bitera.
Dibalik kemasyuran sebagai gudang seni, Kota Gianyar, juga memiliki Taman Pahlawan berguna untuk menyemayamkan pahlawan-pahlawan yang gugur di medan perang untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Makam yang dimaksud adalah Taman Makam Pahlawan Kreta Kirttya Mandala. Kreta Kirttya artinya, setelah menjadi masyur, berjasa. Mandala, sama dengan tempat. Jadi, Kreta Kirttya Mandala artinya tempat menjadi termasyur, berjasa. Yang dimaksud adalah Pahlawan Pejuang Kemerdekaan RI. Pendirian Taman Makam Pahlawan Kreta Kirttya Mandala berhasil diwujudkan dan peresmiannya, dilaksanakan pada hari Minggu, 7 November 1993, oleh Bupati Gianyar, Tjok Gede Budi Suryawan, S.H. Kini Taman Makam Pahlawan Kreta Kirttya Mandala yang menyemayamkan 80 buah candi (nisan pahlawan, termasuk sebuah pahlawan yang tidak dikenal). ( Windia dkk : 1997 : 8-9 )
5 Selama ini kurikulum pembelajaran sejarah terkait tentang sistem kurikulum yang ada di Indonesia menyangkut tentang monumen pemakaman pahlawan dalam materi maupun buku-buku sejarah menjadi bahan yang asing untuk dikaji ataupun disampaikan di dalam kelas oleh guru sejarah. Sebagian besar buku-buku sejarah SMA dari kelas X sampai kelas XII yang memuat tentang peristiwa-peristiwa perang atau konflik-konflik yang menelan korban lebih banyak menceritakan tentang heroiknya peristiwa perang tersebut beserta tokoh-tokoh yang terlibat dalam perang tersebut. Sedangkan kelanjutan dari orang-orang yang gugur dalam medan perang ataupun konflik tidak dijelaskan, dianggap sesuatu yang tidak penting sehingga keberadaan materi tentang Taman Makam Pahlawan baik di dalam buku-buku sejarah maupun belajar pembelajaran di dalam kelas memiliki porsi yang sedikit dibandingkan materi-materi yang lainnya. Walaupun ada, hanya sebagai sebuah pelengkap dari materi peristiwa masa lampau.
Sama halnya dengan masih kurangnya pemahaman pembelajaran sejarah berkaitan dengan penanaman nilai-nilai kepahlawanan dalam pembelajaran sejarah yang memberikan kesan bahwa pelajaran sejarah adalah pelajaran hafalan atau verbalisme. Tidak mengherankan apabila pelajaran sejarah kurang diminati dan kurang mendapatkan tempat di hati siswa-siswi dan masyarakat Indonesia. Padahal pelajaran Sejarah memiliki posisi yang amat penting karena sejarah bisa dijadikan pedoman dan panutan untuk kita melangkah. Dengan mempelajari Sejarah kita berpeluang untuk menjadi arif karena menghindari kesalahan-kesalahan di masa lalu. (Suparno, 1995: 2; Pageh, 2010: 8; Widja, 1988: 49; Kuntowijoyo, 1995: 25).
Selain karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang sejarah berdirinya monumen Taman Makam Pahlawan Kreta Kirttya Mandala tersebut, keberadaan Taman Makam Pahlawan Kreta Kirttya Mandala di Kelurahan Bitera tersebut juga dapat diaplikasikan ke dalam materi pembelajaran dengan mengacu kepada kurikulum 2013 yaitu dengan cara menyelipkanya ke dalam Kompetensi Dasar mengenai Revolusi fisik dalam rangka mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Oleh karena itu sangat menarik untuk diteliti guna mendapatkan jawabannya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang serta proses pembangunan, nilai-nilai yang dapat diwariskan dari Pembangunan Taman Makam Pahlawan Kreta Kirttya Mandala, serta pemanfaatan nilai-nilai kesejarahan yang ada pada Taman Makam Pahlawan Kreta Kirttya Mandala sehingga dapat diaplikasikan dalam pembelajaran Sejarah berbasis kurikulum 2013. Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini menyangkut latar belakang pendirian sebuah Makam Pahlawan yang bertujuan untuk mengabdikan jiwa pejuang para pahlawan dari masa ke masa. Taman Palawan juga memiliki beberapa fungsi di antaranya (1) fungsi edukatif yakni peran Taman Pahlawan tidak hanya sebagai sebuah bangunan masa lalu tetapi juga dapat dijadikan sebagai media pembelajaran, fungsi instruktif yang menekankan bagaimana hasil karya yang dituangkan dalam bentuk bangunan untuk menghormati peristiwa maupun tokoh pahlawan yang diabadaikan pada Taman Makam Pahlawan tersebut dan Selain memiliki fungsi, Taman Makam Pahlawan tersebut juga mengandung nilai sejarah yang amat besar. Nilai sejarah yang terkandung antara lain jiwa dan semangat merdeka, nasionalisme, patriotisme, persatuan dan kesatuan,
6 berani dan rela berkorban demi tanah air, serta nilai kepahlawanan
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Metode kualitatif diantaranya terdapat (1) teknik penentuan lokasi penelitian. Lokasi yang dituju yaitu Desa Bongancina sebagai lokasi bedirinya Monumen Perjuangan Panca Wirapati ; (2) teknik penentuan informan. Informan yang dituju untuk memperoleh data yaitu I Made Suyasa, Anak Agung Oka Jaya, Drs Anak Agung Ari Astina Putra, I Wayan Wendra, Dewa Putra, Made Pereg Wanantara, S.Pd, Pande Putu Biantarai Darmayanti dan Putu Ayu Widia Pramisti (3) teknik pengumpulan data (observasi, wawancara, kajian dokumen), (4) teknik penjamin keaslian data (triangulasi data, triangulasi metode), dan (5) teknik analisis data.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Faktor- Faktor yang Melatarbelakangi Pendirian Taman Makam Pahlawan Kreta Kirttya Mandala
Pendirian Taman Makam Pahlawan Kreta Kirttya Mandala tidak terlepas dari adanya sebuah revolusi fisik di Pulau Bali.
Pada tanggal 19 Februari
1942, setelah melalui pertempuran laut
dan pertempuran udara antara balatentara
Jepang dan Amerika Serikat di perairan
Samudra Hindia di sebelah Selatan Pulau
Bali berlangsung dengan seru dan
hebatnya, maka balatentara Jepang Raya
(Dai Nippon) melakukan pendaratan di
pantai Sanur di Bali Selatan (Pedit, 1979 :
19). Maka serentak serdadu-serdadu
Pemerintah HindiaBelanda meninggalkan
kota
dan
mundur
menuju
daerah
pedalaman Bali serta memerintahkan
membubarkan pasukan prayoda tanpa
syarat Maka tuan-tuan Belanda dengan
mudah menyerah kepada Jepang dan
mereka
menjadi
tawanan
Jepang.
Sehingga
Balatentara
Jepang
Raya
memasuki Pulau Bali tanpa pelawanan
dari pihak musuhnya
Situasi yang terjadi pada tahun
1943 telah berubah, Jepang yang
awalnya bersifat oftensif berubah menjadi
defensif karena tentara Sekutu memberi
banyak pukulan kepada tentara Jepang
disetiap pertempuran karena di bawah
pimpinan (Amerika Serikat) Tanggal 15
Agustus 1945 terdengar berita Jepang
menyerah kepada Sekutu.
Kemudian setelah Setelah proklamasi 17 Agustus 1945 dikumandangkan, selanjutnya di Sunda Kecil diangkatlah I Gusti Ketut Puja sebagai Gurbenur Sunda Kecil. Dalam upaya mempertahakan kelangsungan hidup Negara Indonesia yang diploklamirkan oleh Soekarno dan Hatta pada 17 Agustus 1945, para Rakyat Bali dan pemuda pejuang di Bali termasuk Gianyar, melaksanakan tiga program pokok; yaitu berita proklamasi kemerdekaan harus segera disebarluaskan di seluruh pelosok Indonesia, bendera Jepang di ganti dengan bendera merah putih, dan melaksanakan penyerahan kekuasaan Jepang kepada bangsa Indonesia. (Saputera, 2007 : 133). Dalam upaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia, maka para pemuda mengorganisir dirinya, sehingga pada akhir tahun 1945 terbentuklah seperti PESINDO (pemuda Sosialis Indonesia), PRI (Pemuda Republik Indonesia). Organisasi ini semakin berkembang dan berdiri di daerah perkotaan seperti di Denpasar dan di Singaraja. Kemudian seiring perkembangan organisasi ini terus meluas sampai ke daerah – daerah pedalaman, seperti di Tabanan, Gianyar, dan Jembrana (Tirtayasa, 1994 : 7).7 Selama masa revolusi Nasional, masyarakat Bali terpilah menjadi dua kubu yakni yang Pro Belanda dan yang anti Belanda, akibatnya terjadi banyak bentrokan yang menimbulkan cukup banyak korban. Pada waktu adanya pro Belanda dan yang sebaliknya, daerah-daerah di Bali pada masa revolusi kemerdekaan begitu mencekam. Karena kurangnya pendidikan masyarakat Bali, sehingga Belanda dengan tentara NICA-nya sangat mudah mengadu domba masyarakat Bali. Pada saat itu terjadi perbedaan pandangan atau pendapat antara pejuang karena ada yang pro Republik Indonesia dan ada yang mendukung/mengikuti Negara Boneka Belanda, yaitu Negara Indonesia Timur yaitu daerah Bagian Karangasem, Klungkung, Gianyar, dan Bangli, para raja-rajanya berkolaborasi dengan Belanda demi keamanan posisinya dan pemerintahan langsung yang dikendalikan oleh Raja. Sehingga Ketika terjadi banyak bentrokan di daerah Gianyar antara gerombolan Pemuda Pembela Negara (PPN) yang di bentuk oleh Raja Gianyar Anak Agung Gede Agung yang berpihak kepada Belanda memang memiliki persenjataan yang lebih bagus, lebih canggih, dan lebih moderen daripada pasukan Pejuang Republik Indonesia yang persenjataannya kurang memadai sehingga dengan ganasnya mereka memerangi pasukan Pemuda Republik Indonesia (PRI), mereka begitu sadis menyerang, menyiksa, membunuh tanpa ada rasa kepada para Pemuda Republik Indonesia (PRI) yang pro terhadap Republik Indonesia. dalam peperangan yang berlangsung di Gianyar telah banyak para pejuang daerah yang gugur dimedan perang dalam mempertahankan Kemerdekaan Indonesia. jadi untuk menghargai, menghormati dan mengingat jasa para pahlawan, khusunya pahlawan yang ada di
Kabupaten Gianyar maka dibangunlah Taman Makam Pahlawan.
Dasar Pemikiran dan Proses Pembangunan Taman Makam Pahlawan Kreta Kirttya Mandala
Dasar pemikiran untuk membangun Taman Makam Pahlawan sejalan dengan maksud dan tujuan pembangunan Monumen Pahlawan di Kabupaten Gianyar sebagai penghormatan kepada para pahlawan yang telah mendahului kita disamping untuk memelihara jiwa kesatuan 17 Agustus 1945 dalam meneruskan cita-cita revolusi 1945.
Berdirinya Taman
Makam Pahlawan Kreta Kirttya Mandala
merupakan
Taman
Makam
yang
dibangun
untuk
mengenang
dan
menghargai jasa-jasa para pahlawan yang
telah gugur mengorbankan jiwa raganya
dalam mempertahankan kemerdekaan
lewat pertempuran-pertempuran melawan
PPN dan NICA pada tahun 1946.
Usaha mengenai pendirian Taman Pahlawan karena keinginan dari pengurus LVRI Kabupaten Gianyar yaitu I Made Sanggra salah satu Veteran berasal dari Sukawati. Kemudian seiring berjalannya waktu maka mulai terlihat ketika ada kunjungan dari Pangdam XVI/Udayana, kolonel Sukertie, ke beberapa tempat bersejarah di Bali. Kabupaten Gianyar juga dikunjungi pada bulan April 1967. Pangdam XVI/Udayana mendukung didirikannya Taman Makam Pahlawan di Kabupaten Gianyar Untuk menindaklanjuti rencana tersebut, Pimpinan Markas Cabang LVRI Daerah Gianyar, dengan surat tertanggal 24 Juni 1969 nomor: 144/Skr/S/MCLV/VI 1969, mohon kepada Gubernur Bali, Sukarmen saat itu agar diijinkan menggunakan sawah “dana bukit” untuk dijadikan penukar bagi sawah petani yang akan dimanfaatkan sebagai areal taman
8 pahlawan. Rencana mendirikan Taman Pahlawan juga mendapat dukungan dari DPRD II Gianyar. Sejalan dengan realisasi rencana tersebut, Bupati Gianyar Anak Agung Gede Putra SH, tanggal 17 Oktober 1977, mengundang Pimpinan Markas Cabang LVRI Kabupaten Gianyar, untuk membicarakan penukaran tanah petani. Jadi seiring berjalannya waktu melalui berbagai proses yang panjang akhrinya Pendirian Taman Makam Pahlawan Kreta Kirttya Mandala berhasil diwujudkan dan peresmiannya, dilaksanakan pada hari Minggu, 7 November 1993, oleh Bupati Gianyar, Tjok Gede Budi Suryawan, S.H. Kini Taman Makam Pahlawan Kreta Kirttya Mandala yang menyemayamkan 80 buah candi (nisan pahlawan, termasuk sebuah pahlawan yang tidak dikenal) sampai saat sekarang. ( Windia dkk : 1997 : 8-9 ) Nilai-nilai yang dapat diungkapkan pada bangunan Taman Makam Pahlawan Kreta kirttya Mandala
Taman Makam Pahlawan Kreta Kirttya Mandala secara umum sangat penting bagi masyarakat di Kabupaten Gianyar. Sebab Taman Makam Pahlawan tersebut mempunyai nilai-nilai luhur yang harus diwariskan kepada generasi selanjutnya. Serta dapat dijadikan refleksi dalam melangkah ke arah tindakan yang menyejarah bagi generasi penerus bangsa ini. Makna serta nilai-nilai yang terkandung pada Taman Makam Pahlawan tersebut akan mampu melandasi setiap tindakan yang bersifat positif bagi masyarakat di Kabupaten Gianyar. Nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Taman Makam Pahlawan tersebut hendaknya diwariskan kepada generasi muda saat ini dengan cara memanfaatkan pranata sekolah sebagai salah satu lembaga pewarisan nilai di masyarakat. Sekolah-sekolah yang ada di Kabupaten Gianyar
dapat menjadikan Taman Makam Pahlawan tersebut sebagai media untuk mewariskan nilai luhur para pejuang yang diabadikan pada Taman Makam Pahlawan` tersebut. Nilai-nilai sejarah seperti nasionalisme, patriotisme, cinta tanah kelahiran, semangat jiwa berjuang, pantang menyerah hendaknya diteladani oleh generasi muda saat ini. Nilai-nilai tersebut hendaknya diteladani saat ini serta dijadikan pedoman untuk melangkah ke depan.
1.
Wujud Taman Makam Pahlawan
Kreta Kirttya Mandala adalah
berbentuk
Candi
dimana
pembagiannya di sesuaikan dengan
pembagian Tri Angga yang terdiri
dari :
a.
Bagian dasar = bagian kaki
pada Tri Angga
b.
Bagian
badan/pengawak
=bagian badan pada tri angga
c.
Bagian atap/kereb = bagian
kepala pada tri angga
Sehingga dari pembagian ini
Taman Makam Pahlawan Kreta
Kirttya
Mandala
memiliki
nilai-nilai yang berhubungan
dengan penghormatan jasa para
pahlawan
sehingga
terjadi
hubungan
yang
harmonis
antara masyarakat pemakainya
dalam
memberikan
penghormatan
kepada
para
pahlawannya.
2.
Dilhat pada ukuran monumen
dengan tinggi 10 meter yang
berbentuk monolit/tunggal dengan
landasa 17 m x 17 m adalah
sebagai kenangan hari kesakian
pancasila tanggal 1 Oktober dan
hari kemerdekaan pada tanggal 17
Agustus. Tujuannya agar para
penerus bangsa selalu mengingat
9
hari kesaktian Pancasila dan hari
kemerdekaan Rebuplik Indonesia.
3.
Dilihat
pada Ornamen /relief
monumen
merupakan
pegembangan
dari
nilai-nilai
arsitektur Tradisional Bali yang
didukung oleh pemakaian material
tradisi yang ditampilkan secara
alamiah atau natural.
Dilihat pada dasar monumen
mengambil
nilai-nilai
kepercayaan
Agama Hindu dimana terdiri dari tiga
pelataran sebagai wujud simbolis Tri
Loka yaitu Bwur Loka, Bwah Loka dan
Swah Loka. Untuk mencapai Ruang/Roh
pada monumen melalui terap/tangga
sejumlah
17
buah/langkah,
ini
mengingatkan bahwa pada tanggal 17
Agustus
1945
bangsa
Indonesia
melangkah
ke
zaman
kemerdekaan
setelah melalui berbagai perjuangan dan
pengorbanan yag pada akhirnya setelah
melewti jembatan emas yang dikawal
oleh Naga Anantabhgga (kemakmuran
tak berakhir) tibalah saatnya Bangsa
Indonesia di pintu gerbang kemerdekaan
negara Indonesia yang merdeka, bersatu,
berdaulat, adil dan makmur. Dibawah
jembatan terdapat kolam yang mengitari
dasar monumen dengan bentuk yang
menyerupai bentuk Bedawang/Penyu, ini
merupakan simbolis dari lautan susu dari
cerita pemutaran Mandara Giri yang
diambil dari kisah Adi Parwa didalam
memperebutkan Tirta Amerta.
Badan atau
awak
Candi berbentuk
segi empat yang masing-masing sisi
dilengkapi pintu/lawang untuk masuk
kedalam ruang/rong Candi. Dengan
orientasi
Nyatur Desa/Nyatur Muka
yaitu
;
Utara/Kaja-Selatan,
Kelod
dan
Timur/Kangin-Barat/Kauh.serta
nilai
yang bisa digali dalam Candi Utama
Taman
Makam
Pahlawan
yaitu
:
Persatuan dan kesatuan, Mengutamakan
Kepentingan Bersama,cinta tanah air,
keberanian, jiwa dan semangat merdeka,
nilai Nasionalisme dll
Gambar : Wujud Monumen yang
berbentuk Candi utama bisa dilihat
lebih rinci foto di bawah ini :
Potensi yang dimiliki Taman Makam Pahlawan Kreta Kirttya Mandala Sebagai Sumber Belajar Sejarah di SMA Berdasarkan Kurikulum 2013
` Taman Makam Pahlawan tentunya memiliki potensi sumber daya yang dapat dimanfaatkan oleh generasi Muda serta masyarakat umum, terutama dalam bidang pendidikan terkait dengan sumber belajar sejarah. Selain itu, Taman Makam Pahlawan juga berfungsi dalam dunia pendidikan dalam artian luas dan berfungsi sebagai sumber belajar dalam artian khusus. Karena Taman Makam Pahlawan Kreta Kirttya
10 Mandala dibangun tidak hanya sebagai sebuah tugu peringatan/tonggak perjuangan semata, maupun sebagai objek wisata, tetapi dilain sisi yang terpenting Taman Makam Pahlawan Kreta Kirttya Mandala memiliki Potensi yakni memberikan pedoman bagi para siswa-siswi, mahasiswa maupun masyarakat pada umumnya tentang peristiwa revolusi fisik yang terjadi di Kabupaten Gianyar dalam mempertahankan kemerdekaan khusunya dalam sejarah perjuangan rakyat Bali.
Nilai-nilai yang terkandung pada Taman Makam Pahlawaan Kreta Kirttya Mandala dapat disisipkan ke dalam kurikulum 2013 dengan strategi dan metode pembelajaran yang tepat. Karena kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara. Jadi nilai-nilai kepahlawanan dan potensi Taman Makam Pahlawan Kreta Kirttya Mandala sebagai sumber pembelajaran Sejarah dapat disisipkan secara afekif dan semaksimal mungkin pada kurikulum 2013 dengan topik usaha pejuangan mempertahankan kemerdekaan NKRI dan mengacu kepada KI dan KD pada kurikulum 2013. Pada Kompetensi Dasar (1) menganalisis perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya mempertahankan kemerdekaan dari ancaman sekutu dan Belanda (2) mengolah informasi tentang perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Sekutu, Belanda dan menyajikan dalam bentuk cerita Sejarah. Simpulan
Pembangunan Taman Makam Kreta Kirttya Mandala dilatarbelakangi keinginan untuk mengenang dan
menghormati jasa para pahlawan yang gugur dalam usaha mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang berasal dari Kabupaten Gianyar. Pembangunan Taman Makam Pahlawan Kreta Kirttya Mandala ini secara konkrit dilaksanakan pada 10 November 1984. Pembangunan monumen ini dilakukan secara bertahap sesuai dengan kemampuan dana yang ada. Taman Makam Pahlawan Kreta Kirttya Mandala diresmikan oleh Bupati Gianyar, Tjok Gede Budi Suryawan, S.H. pada hari minggu, 7 November 1993. Kini di areal seluas kurang lebih 1 ha telah berdiri megah, Taman Makam Pahlawan yang didalammnya menyemayamkan 80 buah candi (nisan pahlawan termasuk sebuah pahlawan yang tidak dikenal). Nilai-nilai yang diwariskan dari Taman Makam Pahlawan Kreta Kirttya Mandala yaitu nilai-nilai yang terdapat pada bangunan Taman MakamPahlawan, seperti nilai ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Nasionalisme, Patriotisme, Rela Berkorban, Cinta Tanah air dll. Selanjutnya nilai-nilai yang terkandung di dalam Taman Makam Pahlawan Kreta Kirttya Mandala seperti nilai ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, jiwa dan semangat merdeka, nasionalisme, patriotisme serta rela dan iklas berkorban untuk tanah air dapat dijabarkan ke dalam silabus dan rencana pelaksanaan pembeajaran (RPP) yang berbasis kurikulum 2013 pada kelas IX semester ganjil
DAFTAR RUJUKAN
Departemen Sosial Kantor Wilayah Propinsi Bali. 1981. Taman Makam Pahlawan Gianyar : Bagian Pekerjaan Tahap II,III & IV. Proyek Pembinaan Kepahlawanan dan Perintis Kemerdekaan. Denpasar
11 Kuntowijoyo. 1995. Pengantar Ilmu
Sejarah. Yogyakarta: Yayasan
Bentang Budaya.
Karwono. 2007. Pemanfaatan Sumber
Belajar dalam Upaya
Peningkatan Kualitas dan Hasil Pembelajaran. Pendidikan FKIP Universitas Muhamadiyah
Saputera,I Gusti Bagus. 2007. “Merdeka Melalui Doplomasi (Perjuangan Ide Anak Agung Gede Agung). Yayasan Usaha Pekerja
Tirtayasa, I Gusti Bagus Meraku. 1997. “Bergerolya Bersama Ngurah Rai” Denpasar. PT BP
Windia, Wayan P, dkk. Profil Pahlawan Pejuang Kemerdekaan RI Daerah Gianyar. Gianyar. Bagian Humas Kantor Bupati Kepala Daerah Tingkat II
Wawancara dengan AA Gede Oka Jaya tanggal 5 Juni 2014, I Made Suyasa.