• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II PROFIL PERUSAHAAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Kerja Praktek 10

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Umum dan Perkembangan Perusahaan

Pada awalnya untuk merencanakan serta membuat pesawat terbang di Indonesia, baru terwujud ssetelah proklamasi kemerdekaan yang ditujukan untuk kelencaran pertahanan dan keamanan.

Dengan dipelopori oleh pemuda-pemuda seperti Wiweko Supomo (mantan Direktur Utama Garuda) dan Nurtaino Pringgo Adisuryo pada tahun 1946 di Magetan, dibuatlah sebuah bengkel kecil yang dikenal dengan nama Seksi Percobaan yang berada dibawah pengawasan Komando Depot Perawatan Mayor Udara Nurtaino. Berkat pimpinan mayor Nurtaino, mereka mampu merancang pesawat terbang yang pertama dengan nama “SIKUMBANG”.

Sejalan dengan pertumbuhan dan kemajuan Negara Kesatuan Republik Indonesia maka makin tumbuh pula kesadaran akan pentingnya penerbangan baik dalam masa damai maupun dalam masa perang. Untuk itu pada tanggal 16 Desember 1961 dibentuk LAPIP (Lembaga Persiapan Industri Pesawat Terbang)

(2)

LaporanKerjaPraktek 11 yang ditugaskan untuk mempersiapkan pembangunan Unit Industri Penerbangan yaitu membuat Pesawat Terbang dan menyediakan Suku Cadang.

Dengan gugurnya Komandan Udara Nurtaino Pringgo Adisuryo pada tanggal 21 Maret 1966 karena kecalakaan pesawat terbang yang terjadi ditengah kota Bandung, maka untuk menghormati dan mengabadikan jasa-jasanya LAPIP dirubah menjadi LIPINUR (Lembaga Industri Pesawat Terbang Nurtaino).

Pada masa kegiatan LIPINUR hanya memiliki kurang lebih dari 500 personil, kemudian berdasarkan akta notaries nomor 15 tanggal 28 April 1976 di Jakarta didirikan sebuah perseroan yaitu PT.IPTN.

Maka secara resmi PT. IPTN (Industri Pesawat Terbang Nusantara) berdiri tanggal 23 Agustus 1976 dengan Direktur Utama Prof. Dr. Ing. Bj. Habibie dengan surat keputusan Presiden nomor 15 tanggal 17 April 1986.

Kehadiran PT. IPTN dalam peraturan Industri Kawasan Prodiksi II, III,dan IV. Pengembangan personil dimulai hanya 500 karyawan pada tahun 1976 dan 900 karyawan pada tahun 1983 dan akhir tahun 1990 sampai sekarang sudah mencapai kurang lebih 15.000 karyawan dengan kualifikasi tertentu. Hal ini penting artinya dalam hubungan terbuka secara luas lapangan kerja teknologi tinggi sekaligus peningkatan kemampuan sumber daya manusia Indonesia.

Menginjak usia sepuluh tahun diselenggarakan Indonesia Air Show (IAS) 1986 yang menaruh perhatian masyarakat luas baik Nasional maupun Internasional. Tahun 1987 kerjasama produksi dengan General Dynamic untuk pembuatan komponen pesawat tempur F-16 di realisasikan. Sementara itu sub-kontrak pembuatan komponen Pesawat Terbang Boeing 767 dan 737 dengan lanjut yang lebih maju dan modern.

(3)

LaporanKerjaPraktek 12 Kini memasuki dasa warsa yang kedua PT. IPTN tidak hanya mempertahankan dan meningkatkan penguasaaan teknologi, tetapi juga mulai mengarah kepada upaya bisnis industri pesawat terbang yang sesungguhnya. Hal ini dibuktikan dengan dikembangkanya suatu produk baru pesawat N-250 yang sepenuhnya hasil rancanagn bangsa Indonesia.

Adapun jenis pesawat terbang tersebut adalah: “NC-212, NC-235, NEO-105, NSA-330 (PUMA), NAS-332 (SUPER PUMA), NBK-117, NBELL-412”. Dalam rangka meningkatkan peluang-peluang alih teknologi dan bisnis PT. IPTN bersama dengan New Media Development Organization Japan mendirikan patung Nusantara System Internasional (NSI) yang bergerak dalam bidang perangkat lunak komputer, perusahaan yang didirikan pada tahun 1988 tersebut telah beroperasi.

Untuk lebih memperluas pemasaran bagi produk-produknya khususnya diwilayah Amerika sejak tahun1992 yang lalu, PT.IPTN memiliki Branch Office yang berkedudukan di Seatle America. PT. IPTN pada dasawarsa pertama dalam mewujudkan kemampuan teknologi pembuatan pesawat terbang sekaligus sebagai dasar langkah lanjut yang lebih maju.

Selama 24 tahun PT.IPTN telah berkembang dengan pesat, untuk itu guna memperluas bidang usahanya diberbagai jenis bidang maka PT.IPTN dirubah menjadi PT. Dirgantara Indonesia pada tahun 2000 oleh Presiden Abdulrrahman Wahid. Dengan nama yang baru PT. Dirgantara Indonesia tidak dikhususkan hanya dalam pembuatan pesawat terbang saja tetapi usaha-usaha lain, seperti:

 Sparepart.

(4)

LaporanKerjaPraktek 13

 Technical Publication.

 Shop (Repair).

 Training.

Dan pada tahun ini PT. Dirgantar Indonesia tidak hanya khusus memproduksi pesawat terbang tetapi berbagai produk contohnya, sistem persenjataan untuk mendukung pesawat yang ada di Devisi Sistem Persenjataan (Div. Sista) dan disamping itu juga telah membangun klinik dan hotel.

2.2 Aspek Kegiatan Perusahaan

Aspek kegiatan pada PT. Dirgantara Indonesia diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Sparepart.

Yaitu seperti penjualan suku cadang pesawat terbang yang telah dibuat oleh PT. Dirgantara Indonesia.

2. Jasa Perawatan.

Yaitu jasa perawatan yang dilakukan oleh PT. Dirgantara Indonesia, misalnya: melakukan perawatan pesawat terbang kepada Negara-Negara lain yang membeli pesawat kepada PT. Dirgantara Indonesia.

3. Shop (Repair).

Yaitu apabila ada pesawat terbang yang rusak baik dalam negeri ataupun dari luar negeri dan memerlukan perbaikan maka PT. Dirgantara Indonesia yang akan memperbaikinya.

(5)

LaporanKerjaPraktek 14

2.3 Bidang Pekerjaan Divisi Tempat Kerja Praktek.

Penulis melaksanakan kerja praktek ini di Divisi Engineering Manager adapun fingsinya adalah merancang, mengkoordinir dan mengendalikan design dan analisis engineering pada kegiatan maintenance, modifikasi, trouble shooting, apares provisioning, problem rectification for aircraft, components/part dan ground support equipment yang sesuai dengan regulasi kelayakan terbang untuk optimasi program maintenance, repair and overhaul pesawat Fixed Wing dan RotaryWing.

Wewenang dan tanggung jawab engineering manager adalah: 1. Merancang program kerja dan anggran engineering.

2. Mengkaji dan mengantisipasi permasalah engineering untuk merancang solusi yang terintegrasi berbasis regulasi, design engineering dan implementasi.

3. Merancang Business Pricess Engineering berdasarkan temuan permasalahan dan perkembangan.

4. Mengendalikan dukungan teknis engineering pada maintenance, repair dan overhaul pesawat Fixed Wing dan Rotary Wing.

5. Mengelola seluruh manual dokument repair dan overhaul pesawat Fixed Wing dan RotaryWing di SBU Aircraft Service.

6. Menjamin engineering drawing yang telah diterbitkan sesuai dengan regulasi penerbangan dan spesifikasi costomer.

7. Membina dan mengembangkan kompetensi sumber daya manusia di lingkungan engineering.

(6)

LaporanKerjaPraktek 15 Dalam menjalankan fungsinya Engineering Manager Structural bertanggung jawab secara langsung kepada SBU Aircraft Serbice dan membawahi empat supervisior, yakni:

1. Ground Support Engineering Supervisior. 2. Maintenance Engineering Supervisior. 3. Spare Engineering Supervisior.

4. Configurasi Control and Library Supervisior. Hubungan organisasi dengan intern perusahaan: 1. Shop Manager.

Melaksanakan koordinasi dan kerja sama untuk memberikan justifikasi engineering sesuai dengan permasalahan yang timbul.

2. Quality Control.

Menerima data hasil inspeksi terhadap kelainan hasil analisa dan design. 3. Sales and Marketing.

Menerima dan menangani permintaan pasar dan memberikan penjelasan tentang kemampuan yang dimiliki oleh engineering.

Hubungan organisasi dengan ekstern perusahaan:

1. Costomer, memberikan dukungan atas kebutuhan costomer sesuai dengan control yang ada.

2. Vendor, mendiskusikan spesifikasi kepada sparepart dan delivery.

2.4 Hasil Produksi PT.Dirgantara Indonesia

Berikut adalah daftar produk yang dihasilkan oleh PT. Dirgantara Indonesia, yaitu:

(7)

LaporanKerjaPraktek 16 1. Pesawat NC-212. 2. Pesawat CN-235. 3. Pesawat N-250. 4. Helicopter NBO 105. 5. Helicopter NBEL 412. 6. Helicopter PUMA.

2.5 Pemasaran Produk PT. Dirgantara Indonesia

Hasil produk PT.Dirgantara Indonesia diantaranya sebagai berikut : 1. Dalam Negeri: Merpati, Garuda, TNI AU.

2. Negara-Negara ASEAN. 3. Timut Tengah dan Asia Barat. 4. Asia Timur dan Asia Selatan. 5. Amerika Utara.

6. Afrika. 7. Korea.

2.6 Struktur Organisasi PT.Dirgantara Indonesia

Organisasi pada PT Dirgantara Indonesia Direktorat Aircraft Integration meggunakan struktur Devisi yaitu dimana setiap menager bertanggungjawab atas hampir semua fungsi yang dilakukan dalam membuat dan mendistribusikan kelompok atau lini produk masing-masing divisi.

Direktorat Aircraft Integration terdiri dari 3 Departemen dan 4 Divisi, yaitu: Departemen:

(8)

LaporanKerjaPraktek 17 1. Departemen QualityControl Jaminan Mutu, Kode Departemen AI0100. 2. Departemen Urusan umum dan Akuntansi, Kode Departemen AI0200. 3. Depertemen rekayasa, kode departemen AI0300.

Devisi :

1. Devisi Asisten Direktur Bidang Produk Militer, Kode Devisi MI0000. 2. Devisi SalesandMarketingAircraftIntegration, Kode Devisi BI0000. 3. Devisi Operation Aircraft Integration, Kode Devisi OI0000.

4. Devisi Logostic and Costomer Support, Kode Devisi CI0000.

(9)

LaporanKerjaPraktek 18 Struktur organisasi PT. Dirgantara Indonesia ini merupakan struktur organisasi fungsional dimana pembagian – pembagian devisi berdasarkan pada fungsi dari masing – masing devisi yang ada pada perusahaan.

Uraian Jabatan

Adapun tugas dan wewenangnya adalah sebagai berikut: 1. Departemen QualityControl / Jaminan Mutu.

a. Bertanggungjawab atas pelaksanaan dan pengawasan terhadap sistem prosedur pengendalian mutu mulai dari bahan baku sampai menjadi barang jadi.

b. Bertanggungjawab terhadap pengecekan dan pengawasan kualitas bahan baku yang akan dipakai, dan hasil produksi yang dihasilkan (barang jadi).

c. Bertanggungjawab atas kualitas bahan baku dan produk jadi yang dihasilkan.

2. Departemen Urusan Umum dan Akuntansi.

a. Menetapkan kebijakan pelaksanaan pengolahasn dana, yang meliputi penerimaan, penggunaan, pertanggungjawaban administrasi, pengendalian dan pengawasan.

b. Menyusun program kerja jangka pendek dan jangka panjang yang meliputi penerimaan dan penanggungan dana serta pertanggungjawaban administrasi yang sesuai dengan neraca kerja perusahaan.

(10)

LaporanKerjaPraktek 19 c. Menyusun dan menyimpan laporan keuangan yang meliputi neraca,

laba-rugi, cashflow, dan laporan-laporan keuangan lainnya.

3. Departemen Rekayasa a. Lisensi Aircraft.

b. Membuat dan bertanggungjawab dalam pembuatan bagian-bagian pesawat yang terdiri atas badan pesawat, pintu pesawat, dan sayap pesawat.

4. Devisi Asisten Direktur Bidang Produk Milter.

a. Mengatur dan menetapkan produk miter yang akan dipakai. b. Mengatur dan menetapkan jenis produk militer yang dipakai. 5. Divisi Sales and Marketing Aircraft Integration.

a. Mengatur dan menetapkan strategi pemasaran yang baik untuk memasarkan produksinya baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek.

b. Mempelajari keadaan pasar dalam rangka melaksanakan produksinya. c. Menyusun dan mempertahankan kontrak dengan Costumer dan

membuat special produk sesuai permintaan.

d. Mengusahakan untuk meningkatkan penjualan yang ada serta menjalankan kebijaksanaan dalam penjualan.

6. Devisi OperationAircraftIntegration

a. Membuat dan merancang bangun pesawat terbang. b. Melaksanakan rancangan yang telah dibuat.

(11)

LaporanKerjaPraktek 20 7. Devisi LogisticandCostumerSupport

a. Menetapkan kebijakan pelaksanaan pengolahan perrsedian yang meliputi pembelian, penerimaan, pengeluaran, pertangungjawaban administraasi, pengendalian serta pengawasan persediaan.

b. Menetapkan metode untuk penanganan, keamanan penyimpanan, mencegah kerusakan persedian bahan baku dan menjamin kesesuaian kulaitas bahan baku yang diterima supplier.

c. Bertanggungjawab atas technical support, technical publication, and costomertraining.

Gambar

Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. Dirgantara Indonesia (Persero)

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ pengaruh pendidikan

Nilai signifikansi dalam uji F pada tabel 3 sebesar 0.000 yang berarti nilai signifikansi tersebut di bawah 0.05 maka model regresi ini dapat digunakan untuk

Pengukuran alkalinitas, sebanyak 25 ml sampel air limbah detergen di tambahkan dengan 15 tetes indikator pp dengan perubahan warna dari bening menjadi ungu yang

4 Seorang dokter gigi harus mengetahui kondisi pasien tersebut dengan cara mengevaluasi hasil laboratorium darah untuk mencegah komplikasi perdarahan selama dan setelah

[r]

Kesimpulan yang didapatkan dari penelitian mengenai Hubungan Substrat Dominan dengan Kelimpahan Gastropoda pada Hutan Mangrove Kulonprogo, Yogyakarta adalah tekstur

Acceptence, menurut implementor kebijakan ini penting untuk masa depan, yaitu untuk mengurangi tindak kekerasan terhadap perempuan yang terjadi di dalam masyarakat,

 Nilai Pasar Wajar (Fair Market Value) adalah estimasi jumlah uang tunai atau yang bersifat ekivalen yang dapat diperoleh dari suatu transaksi jual beli perusahaan